Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah kehidupan kami

POV SINTA


"Aaaahhhhh.. teruuss.. biii.. aahhh.."
"Ahh.. memeekk umii gatell.. bangett ahhh.."
"Iyaa biii.. teruuss ahhh..."
"Abi udah ngga kuat mi... ahhh"

Croottt.. crooottt.. crooot...

"Hahh hahh hah makasih ya mi, umi emang yang paling hebat"
"Iya bi sama - sama"
"Ya udah ayo tidur" "iya bi"


Lagi - lagi suamiku gagal memberikan kepuasan kepadaku, setiap kali bercinta suamiku selalu keluar duluan dan langsung tertidur.

Hal ini sebenarnya sudah biasa bagiku, karena ku pikir memang wajar jika suami selalu keluar duluan, aku juga hampir tidak pernah mengeluhkan kemampuan suamiku.

Seperti sekarang ini, suamiku langsung tertidur setelah menumpahkan spermanya di dalam vagina ku, hal yang selalu ku alami ketika bercinta dengan suamiku.

Dari dulu aku tidak pernah mengeluhkan yang aku alami ini, aku menganggapnya hal yang wajar, tapi semua berubah ketika kakak ku memberi tahuku arti sebuah kepuasan dan memberiku sebuah kenikmatan yang belum pernah aku rasakan.

Seandainya kejadian waktu itu tidak pernah terjadi, mungkin aku masih akan menganggap hal yang wajar saat suamiku mengalami klimaks duluan, aku juga mungkin akan masih memaklumi kemampuannya.

Tapi sekarang semuanya sudah berbeda, aku tidak dapat lagi memaklumi kemampuan suamiku, aku merasa ingin mendapatkan kepuasan yang sama.

Aku mulai merasa ingin menuntut untuk merasakan kenikmatan dari suamiku, tapi suamiku selalu gagal memberikannya, suamiku hanya memikirkan kepuasannya sendiri.

Jika sebelumnya aku selalu ikut tertidur setelah bercinta, tapi kali ini rasanya sulit sekali untuk memejamkan mata, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku yang membuatku merasa tidak karuan.

Aku ingin merasakan kenikmatan, aku ingin merasakan kepuasan, aku ingin merasakan orgasme berkali - kali.

Aku benar - benar di buat merasa tanggung oleh suamiku, seandainya aku tidak pernah melakukan hubungan terlarang dengan kakak ku, mungkin aku tidak akan merasa seperti sekarang ini.

Aku menyalahkan suamiku karena tidak bisa memberiku kenikmatan, tapi di satu sisi aku juga menyalahkan kakak ku karena dia telah membuatku seperti ini, membuat ku merasa ingin menuntut suamiku, tapi apalah daya, aku tidak mungkin menuntut suamiku lebih.

Aku ingin sekali merasakan vaginaku di oral seperti waktu itu, tapi suamiku selalu menolaknya, karena dia pikir itu sesuatu yang jorok, sebelumnya aku juga berpikir begitu sebelum kakak ku membuatku tau nikmatnya di oral, kakak ku benar - benar jahat karena telah membuatku menjadi seperti ini.

Tak terasa air mata mengalir di pipiku, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang untuk menghilangkan rasa tanggung ku ini, sementara ku lihat suamiku sudah tertidur pulas.

Kemudian aku bangkit dari ranjangku dan keluar dari kamar, dengan hanya mengenakan dress tanpa daleman aku menuju kulkas untuk mengambil minuman.

Ku minum air dingin langsung dari botolnya yang baru ku ambil dari kulkas, aku mencoba untuk menghilangkan rasa tanggung ku akibat gagal mendapatkan kenikmatan.

Aku lalu duduk di sofa dan membuka hp ku, ku lihat jam sudah menunjukan pukul 11 malam, untuk mengusir rasa gundah gulana di hatiku, aku kemudian membuka youtube untuk menonton video - video lucu.

Cara itu cukup jitu untuk mengobati kegundahan hatiku, setelah menonton youtube entah kenapa aku kepikiran untuk menelvon kakak ku.

Aku tidak tau apakah jam segini kakak ku sudah tidur atau belum, tapi akhirnya aku tetap menelvon kakak ku di tangah malam.

Suara dering hp mulai tersambung, ku tunggu beberapa saat, tapi kakak ku tak kunjung mengangkatnya, sampai panggilan pun akhirnya tidak terjawab.

Ku pikir kakak ku sudah tidur, jadi ku urungkan niatku untuk menghubunginya lagi, ku buka lagi youtube untuk menonton video yang lain.

Baru beberapa menit menonton tiba - tiba hp ku bergetar, dan tertera nama kakak ku yang menghubungiku, ku kira dia sudah tidur tapi ternyata belum.

Aku lalu mengankat telfon kakaku.
"Halo sin" ucap kakak ku saat aku baru mengangkat telvonnya.
"Iya kak" jawabku singkat
"Ada apa sin malem - malem nelpon?"
"Ngga ada apa - apa kok kak, cuma iseng aja hehee" jwabku sambil tertawa.
"Kirain ada apa gitu"
"Ngga ada apa-apa kok kak"
"Ya udah kalo gitu matiin aja sin"
"Iya kak" "ayo pak lanjut lagi mainnya"
Ku dengar kakak ku mengajak seseorang untuk melanjutkan permainan sebelum dia mematikan panggilan.

Pikiran ku langsung bertanya - tanya siapa orang yang kakak ku ajak main, dan kakak ku sedang bermain apa tengah malam begini, apakah yang di maksud kakak ku adalah main bercinta?, jika memang benar dugaanku sungguh berani sekali kakak ku bercinta dengan orang lain tengah malam begini.

Tapi membayangkan hal itu membuat nafsuku kembali naik, tanganku reflek meremas dadaku kemudian mulai menggesek vaginaku.

Ku remas - remas dadaku sambil membayangkan kakak ku yang sedang bermain dengan orang lain.

Kemudian aku mulai memasukan jari tengahku kedalam vaginaku, "aaahhhhh.." rasanya nikmar sekali saat mulai ku kovok vaginakudengan jariku.

Aku baru pertama kali melakukan hal seperti ini, tapi rasanya aku sudah sangat lihai merangsang diriku sendiri, mungkin ini yang dinamakan naluri wanita, bisa melakukan hal seperti ini tanpa belajar.

Aku duduk di atas sofa sambil mengangkangkan kaki ku dan mengocok vaginaku dengan jari tengahku, dadaku pun tak luput dari remasan tanganku.

Desahan - desahan mulai keluar dari mulutku tatkala aku merangsang tubuhku sendiri.

Rasanya begitu nikmat, aku mulai membayangkan diriku yang berada di posisi kakak ku, ku bayangkan diriku sedang di cumbu oleh orang lain selain suamiku.

Vaginaku semakin basah saat aku membayangkan sedang di oral oleh orang itu, dan vaginaku semakin banjir saat aku membayangkan sedang di genjot oleh orang itu.

Vaginaku terus mengeluarkan cairan saat jari tengahku semakin cepat mengocoknya, hingga akhirnya aku tidak dapat lagi membendung orgasme ku.

"Aaaagghhhhhh....." aku mendesah panjang menikmati orgasme ku yang luar biass, rasanya begitu nikmat membuat beban yang ada di hatiku seketika hilang, berganti dengan rasa puas yang mengisi hatiku, aku tidak menyangka bisa memuaskan diriku sendiri dengan cara seperti itu.

Aku tersenyum puas stelah meraih orgasmeku, aku lalu membersihkan vaginaku di kamar mandi dan kembali masuk ke kamarku, lalu tertidur di samping suamiku.

Sejak saat itu, aku selalu memuaskan diriku sendiri dengan cara masturbasi setiap kali aku gagal mendapatkan kepuasan dari suami, aku tidak tau apakah suamiku tau yang ku lakukan setelah kita selesai bercinta, tapi aku tidak mau ambil pusing dan teteap melakukan masturbasi ku.




Hari ini aku berniat untuk main kerumah ibuku, karena sudah 2 bulan lebih aku tidak menemui ibuku, terakhir aku menemui ibu ku adalah saat aku melakukan hubungan terlarang dengan kakak ku.

Suamiku lalu mengantarkan aku kerumah orang tua ku, tapi kemudian suamiku langsung pamit karena sedang ada urusan, aku pun langsung masuk menemui ibu ku.

"Assalamualaikum bu" ucapku mengucapkan salam ketika masuk kedalam rumah.

"Waalaikum salam, ehh kamu sin, dateng sama siapa? Tanya ibuku saat aku masuk kedalam rumah.

"Tadi sama mas apri bu, tapi mas apri langsung pergi lagi ada urusan soalnya" jawabku pada ibuku.

"Ohh ya udah ngga apa - apa, kamu udah makan belum sin?" .
"Udah bu, tadi makan dulu sebelum kesini"
"Sini sayang gendong sama nenek" ucap ibu ku meminta anak ku untuk di gendongnya.

Aku lalu menyerahkan anak ku pada ibu ku, tapi baru di gendong sebentar anak ku langsung minta turun dan berjalan - jalan di dalam rumah.

Anak ku memang belum lama ini baru lancar berjalan, sehingga dia merasa senang berjalan kesana kemari di dalam rumah, tingkahnya yang menggemaskan membuat ku dan ibu ku tertawa melihatnya.

"Kak syifa kemana bu?" Tanyaku pada ibuku. "Biasalah kakak kamu kalo udah nganterin anaknya pulang sekolah ya langsung pulang kerumahnya" jawab ibuku.

"Ehh ponakan tante yang paling cantik, sini sayang salim sama tante" ucapku saat melihat anak kak syifa datang dengan temannya, kemudian dia menghampiriku dan mencium tanganku.

Keponakan ku sudah terlihat sangat cantik meskipun masih kecil, mungkin suatu saat nanti akan menjadi kembang desa, tak heran jika keponakan ku memiliki paras yang cantik, karena mendapatkan gen dari kakak ku yang cantik dan tetu saja mas abdul yang juga ganteng.

Keponakan ku lalu masuk kedalam dan mengambil boneka kemudian pergi lagi bersama teman - temannya.

"Tapi riska kok ngga mau ikut kak syifa pulang kerumah ya bu" tanyaku pada ibuku.
"Biarin ajalah riska sama ibu aja, dari pada sama kakakmu entar jadi ngga bener" jawab ibuku.

"Ngga bener gimana bu" aku pun mulai penasaran dengan ucapan ibuku.
"Kaya ngga tau kakak kamu aja sekarang gimana, dandanannya kaya gitu, malu - maluin aja" jawab ibu ku sedikit ketus.

Aku pun tau yang di maksud oleh ibuku, karena aku sudah tau rahasia kakak ku, tapi aku tidak mungkin menceritakannya pada ibu ku, karena aku takut membuat ibuku kecewa terhadap kakaku dan semakin membuat orang tuaku merasa malu.

"Ya biarin ajalah bu, selama kak syifa ngga berbuat macem-macem" jawabku untuk sedikit menenangkan ibu ku.

"Iya kakakmu itu emang ngga macem - macem, tapi apa ngga malu gitu di panggil sama orang - orang jablay, ibu yang malu dengernya sin" ibu ku mulai sedikit kesal dengan kakak ku.

Jujur disini aku bingung harus berbicara seperti apa, karena sebagai adik aku juga pasti terkena dampak dari perubahan kakak ku.

"Biarin aja lah bu" ucapku sekenanya.
"Udah berkali - kali ibu tegur, yang ada malah kakak mu marah, sampe ayah kamu juga ngga pernah di dengerin omongannya"

"Ibu biarin aja lah dari pada berantem sama kak syifa"
"Biar gimanapun kakak mu itu tetap anak ibu, ibu ngga mau kakakmu jadi kayak gitu, bikin malu keluarga, suaminya juga kemaren pulang, ibu kasih tau kelakuan istrinya, tapi suaminya juga ngga bisa ngapa-ngapain, pusing ibu kalo mikirin kakak kamu" ucap ibu yang merasa kecewa dengan kakak ku.

"Mas abdul pulang bu kapan?" tanya ku.
"Iya kemarin udah 2 mingguan yang lalu dia pulang, tapi tetep aja dia ngga bisa ngomongin kakak kamu, malah dia bilang kalo kakak kamu berubah karena dia, sebelum dia berangkat dia juga minta maaf kalo udah bikin kakak kamu jadi kaya gitu, bikin ibu tambah pusing aja denger omongannya, maksudnya apa coba si abdul bilang kaya gitu" ucap ibuku menjelaskan.

Aku sebenarnya tau apa yang di maksud oleh mas abdul, kak syifa berubah memang tidak terlepas dari kegagalannya memberikan kepuasan pada kakak ku, tapi aku juga tidak menyangka jika kak syifa akan berubah sedrastis itu.

Aku berpikir untuk tidak melakukan hal yang sama dengan kakak ku, meskipun suamiku tidak mampu memberikan kepuasan, tapi aku masih bisa masturbasi untuk mendapatkan kepuasan ku tersendiri.

Aku juga tidak mau membuat orang tuaku semakin merasa malu, karena kelakuan kak syifa pun sudah cukup membuat orang tuaku merasa malu.

"Mas abdul ngomong gitu bu" ucapku seolah - olah aku tidak tau maksud mas abdul.

"Iya sin, ibu juga heran dia ngomong kaya gitu, jadi orang kalo terlalu baik sama istri jadi kaya gitu tuh, biarpun istrinya yang salah tapi malah dia yang minta maaf" ucap ibu ku.

"Gitu ya bu, tapi biarin ajalah bu selama ini juga kak syifa dandanya masih bisa di toleransi kan bu, paling pake baju ketat doang mh biarin aja" ucapku mencoba menengahi ibuku.

"Kamu ngga tau aja sih dandanan kakak kamu sekarang jadi tambah parah" ucap ibuku.

"Tambah parah gimana bu" tanyaku penasaran.

"Kalo dateng kesini nganterin anaknya sekolah emang bajunya masih sopan, tapi kalo udah pulang kerumahnya, ya ampun bajunya tuh udah kaya yang ngga bener gitu"

"Ngga bener gimana bu?"

"Kakak kamu kalo udah pulang tuh, sering banget pake tanktop, pake celana pendek, banyak tetangga yang liat jadi jijik sama kakak kamu, pernah tuh dia pake baju yang pusernya keliatan, sampe bulunya jadi keliatan juga, ampunn deh sama tuh anak, kaya ngga ngurus badannya sendiri, apa ngga malu bulunya keliatan kemana- mana" ucap ibuku kesal.

Mendengar ucapan ibuku tentang bulu kak syifa aku jadi sedikit merasa malu juga pada ibu ku, karena sekarang aku memiliki bulu kemaluan yang sama lebatnya dengan kak syifa.

Entah kenapa aku menyukai vaginaku di tumbuhi oleh bulu yang sangat lebat,membuatku menjadi merasa lebih seksi, walaupun hanya suamiku yang melihatnya.

Tapi aku tidak menyangka kak syifa bisa seberani itu memakai tanktop di depan umum, pantaslah jika orang - orang menganggap kakak ku seorang jablay.

" sabar ajalah bu, sapa tau entar tobat" ucapku pada ibuku.
"Padahal dulu tuh kakak kamu anak baik-baik, selalu menutup aurat, tapi sekarang auratnya malah dia tunjukin kema-mana"

Ibu ku lalu menundukan kepala dan mulai terdengar menangis atas perubahan kakak ku, aku tidak tega mendengar ibuku menangis seperti itu, aku berniat untuk menyadarkan kakak ku dari kesalahannya.

"Bu aku mau kerumah kak syifa ya, ada yang mau aku omongin" ucapku pada ibu ku.

Aku lalu menitipkan anak ku pada ibu ku, dan pergi kerumah kakak ku menggunakan motor ayah ku, karena kebetulan ayahku tidak membawanya ke peternakan, karena ayahku menggunakan mobilnya.

Ku lalui jalan desa dan memasuki kebun albasia yang sebagai penanda aku mulai memasuki halam depan rumah kakak ku.

Terlihat suasana sekitar rumah kakak ku begitu sepi, karena tidak ada rumah lain selain rumah kakak ku.

Ada yang beda dari rumah kakak ku sejak terakhir kali aku main kesini, sekarang rumah kakak ku memiliki pagar di depan rumah setinggi 3 meter, sehingga jika ada orang yang berada di depan rumah kakak ku tidak akan terlihat dari luar, di tambah pintu gerbang yang terbuat dari besi menutupi seluruh pintu masuknya. Membuat keadaan rumah kakak ku semakin tidak terlihat.

Aku tidak tau kenapa kakak ku membuat pagar setinggi itu, karena menurutku penduduk sini orangnya ramah-ramah dan hampir tidak pernah terjadi kasus pencurian atau perampokan.

Mungkin kakak ku hanya ingin merasa lebih aman sehingga dia membuat pagar di rumahnya.

Kudekati gerbang rumah kakak ku, aku turun dari motor lalu mencoba membuka pintu gerbang ini, kumasukan tanganku kedalam lubang kecil yang berada di dekat pegangan gerbang.

Beruntung lubang ini tidak di kunci dari dalam, sehingga aku bisa membuka slotnya, kemudian ku buka pintu kecil untuk masuk.

Sebenarnya pintu yang besarpun bisa di geser, tapi karena pintu kecil ini cukup muat untuk di lewati motor maka aku hanya membuka pintu gerbang yang kecil.

Kemudian aku memasukan motor ayah ku kedalam rumah kakak ku, tapi saat aku masuk kedalam ternyata ada sebuah motor sport 250 cc dengan lambang sayap berwana hitam terparkir di depan rumah kakak ku.

Aku tidak tau itu motor siapa, di lihat dari plat nomornya sepertinya motor itu masih baru, ku parkirkan motorku di sebelah motor itu, kemudian aku masuk kedalam rumah.

Beruntung pintu rumah kakak ku pun tidak terkunci sehingga aku bisa masuk dengan mudah.

Ku langkahkan kaki ku memasuki rumah kakak ku, terlihat sepi sekali rumahnya, saat baru beberapa langkah aku mendengar ada sebuah suara desahan dari seorang wanita.

Kemudian aku ikuti sumber suara itu, sampai akhirnya aku melihat kamar kakak ku yang tidak tertutup rapat.

Aku bisa mendengar suara itu dengan jelas berasal dari kamar kakak ku, kudekati pintu kamar itu, dan ku lihat dari celah pintu yang tidak tertutup rapat.

Betapa terkejutnya aku saat melihat tubuh kakak ku yang telanjang bulat sedang menungging, dan di belakangnya ada seorang pria berbadan besar sedang berada di belakang kakak ku sedang menghujamkan senjatanya kedalam tubuh kakaku dengan posisi setengah berdiri.

Aku sangat terkejut sampai menutup mulut ku, baru kali ini aku melihat orang yang sedang berhubungan badan secara langsung.

Aku tidak tau siapa orang yang sedang menggenjot lakak ku, karena posisi mereka membelakangiku, sehingga aku tidak dapat melihat wajahnya.

Tapi yang pasti orang itu bukanlah mas abdul, karena aku tau perawakan mas abdul tidak seperti itu.

Dan yang membuatku lebih terkejut lagi adalah saat aku menyadari bahwa penis orang itu masuk kedalam lubang yang salah, penis itu tidak masuk kedalam vagina kakak ku, melainkan kedalam lubang anus kakak ku.

Terlihat penis orang itu menghujam dengan mantap lubang anus kakak ku, terlihat anusnya ikut tertarik saat dia menarik penisnya dan masuk kedalam saat dia menghujamkan penisnya.

Melihat pemandangan yang baru pertama kali dalam seumur hidupku, membuat nafasku terasa sesak, meskipun bukan anusku yang sedang di tusuk oleh penisnya, tapi aku seperti dapat merasakan nikmatnya saat anus kakak ku mengikuti hujaman penis itu.

Di tambah lagi desahan kakak ku yang semakin membuatku sesak nafas.

"Aaggghhhh.. enaaakk....bangggeett...
maasss....terruuussss.. aaakkhhhhh..... enaaakkk..."

Desah kakak ku menerima hujaman penis orang itu di anusnya, posisi orang itu yang setenah berdiri membuatku dengan jelas melihat penisnya yang keluar masuk di dalam anus kakak ku.

Tubuhku mulai panas melihat persetubuhan kakak ku, tanpa sadar kini tanganku meremas - remas dadaku sendiri.

"Aaggghhh...gilaa dhe pantaatt kamuu sempitt banget" ucap orang itu merasakan sempitnya anus kakak ku.

"Aaaahhhhh... kontoolll kamuu jugaa enaakk maasss.. akkhhh.. teruss.. maass yangg kencengg ahhh.."

Mendengar desahan kakak ku membuatku semakin horni, tak terasa tangan kiriku sudah masuk kedalam celanaku, dan bajuku sudah terangkat sampai ke leher beserta bh ku, sehingga susuku yang berukuran besar bergelantungan dengan bebas di dadaku.

Ku remas - remas susuku sampai asi ku menyembur membasahi pintu, dan ku colok vaginaku dengan jari tengahku, aku tidak mengira bisa masturbasi dalam keadaan seperti ini, berdiri di depan pintu sambil menonton kakak ku yang sedang di pakai orang lain.

"Aakkkkkhhhhhh.. maasss.. konttoooooll kamuu enaaakkk aahhhh..."

Desahan kakak ku terdengar begitu memabukan ku dan membuatku semakin cepat mencolok vaginaku, aku pun tak dapat menahan desahan ku.

"Aaakkhhhh... kontooll.. konntoolll.. konntoolll. Kontooll... kontoolll..aagghhh.."

Entah kenapa aku membayangkan penis itu sedang menghujam vaginaku, aku bahkan mengucapkan sebuah kata yang menurutku sangat tabu, tapi kini aku justru menyebutkannya sambil bermasturbasi.

Terlihat orang itu kini menjambak rambut kakak ku, sehingga kepalanya terdongak ke atas akibat jambakan di rambutnya, kakak ku terlihat semakin menikmati perbuatan orang itu yang semakin kasar terhadap tubuhnya, desahan kakak ku benar - benar membuatku merasa iri, entah kenapa aku ingin sekali berada di posisi kakak ku, dan mendesah senikmat mungkin.

Kini celanaku sudah turun sampai di kaki, membuatku semakin bebas mencolok vaginaku dengan kencang, bulu kemaluanku yang lebatpun terpampang dengan jelas.

Saat aku hampir meraih orgasmeku, tiba - tiba mereka memutar balik badan mereka, yang membuatku langsung panik, sehingga aku langsung menghindar agar tidak terlihat oleh mereka.

Beruntung gerakan ku lumayan cepat sehingga aku terhindar dari mereka, tapi hal itu membuatku gagal meraih orgasmeku.

Aku berdiri membelakangi dinding kamar kakak ku, dengan baju yang masih terangkat sampai di leher, dan celana yang masih nyangkut di kakiku.

Aku melanjutkan lagi masturbasiku sambil mendengar desahan kakak ku, kini terdengar seperti ada suara tamparan di dalam, meski aku tidak tau bagian mana yang sedang di tampar, tapi terdengar kakakku selalu mendesah ketika orang itu menamparnya.

Akupun tidak dapat lagi menahan orgasmeku sehingga aku mengalami orgasme yang sangat nikmat, tubuhku bergetar, kaki ku tidak dapat menahan tubuhku sehingga aku terduduk di lantai dengan vagina ku yang basah oleh cairan orgasme ku.

Setelah beberapa menit beristirahat, akhirnya aku menuju sofa yg berada di depan kamar kakaku, dari tempat aku duduk, aku tidak bisa melihat mereka di dalam begitu juga sebaliknya, mereka tidak bisa melihatku yang duduk di sofa ini.

Aku duduk di atas sofa setelah merapikan bajuku terlebih dahulu, aku masih bisa mendengar suara mereka dengan jelas dari tempatku duduk.

Terlihat di meja ada 3 botol minuman beralkohol dan 2 bungkus rokok, aku tidak tahu apakah kakak ku ikut meminumnya atau tidak.

Karena merasa haus aku pun pergi kedapur untuk mengambil air minum, kemudian kembali duduk di sofa.

Seharusnya aku menghentikan perbuatan kakak ku yang terlarang, tapi entah kenapa alu tidak memiliki keberanian untuk menghentikannya, sehingga aku memilih untuk diam saja dan menunggu mereka selesai bermain, tapi sudah setengah jam lebih mereka belum juga menunjukan tanda - tanda akan segera berakhir.

Tak terasa kini aku mulai meremas susuku lagi, desahan kakak ku seakan menghipnotisku untuk melakukan masturbasi lagi, aku pun kembali bermasturbasi sambil mengangkang di atas sofa.

Tapi ketika aku hendak meraih orgasmeku, tiba - tiba terdengar suara pintu kamar yang terbuka, aku langsung menaikan celanaku, dan menurunkan baju ku, Ku lihat kakak ku keluar dari kamar mengenakan sebuah lingerie yang sangat seksi tanpa dalaman, kakak ku terkejut melihatku yang sedang duduk di atas sofa, kemudian dia mendekatiku.

"Udah lama sin kamu disini" ucap kakak ku yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ngga kak, baru aja sampe" ucap ku berbohong.

Kemudian kakaku menyadari ada sebuah cairan berwarna putih yang membasahi pintunya, kemudian dia raba cairan itu lalu ia masukan jarinya kedalam mulutnya, kakak ku pasti tau jika cairan itu adalah asi ku, dia pun tersenyum saat mengeluarkan jarinya dari dalam mulutnya.

"Kalo udah lama juga ngga apa - apa kok" ucapnya sambil tersenyum.

Aku benar - benar merasa malu tertangkap basah oleh kakak ku, kemudian dia pergi kedapur, kulihat ada yang aneh dengan tubuh kakak ku.

Ku lihat kakak ku seperti memiliki sebuah ekor berwarna coklat di pantatnya, ekor itu bergoyang mengikuti langkah kaki kakak ku, aku tidak tau nama benda itu, tapi yang jelas itu adalah sebuah ekor.

Kakak ku lalu kembali dari dapur sambil membawa air, kemudian dia mendekatiku.

"Tumben kesini ngga bilang- bilang" ucap kakak ku yang kini berdiri di depanku.
"Pengen main aja kak" ucap ku singkat.

Kemudian kakak membungkuk menaruh minuman yang dia bawa dari dapur, membuat ekornya semakin jelas di depan mataku.

"Kak itu apaan yang di pantat kakak" tanyaku penasaran.
"Ohh ini namanya butt plug sin, lucu kan" ucapnya sambil menggoyangkan pantatnya sehingga ekor itu pun ikut bergoyang.

Ku akui jika ekor itu memang terlihat lucu saat kakak ku menggoyangkan pinggulnya.

"Itu nempel atau gimana kak?" Tanyaku masih penasaran.
"Kamu liat aja sendiri sin" ucap kakak ku menungging di depanku, sehingga pantatnya berada persis di depan muka ku.

Ku amati ekor itu, kemudian ku pegang ekor yang lumayan panjang, setelah ku amati sampai pangkalnya, aku baru sadar jika ekor itu masuk kedalam anus kakak ku, aku pun sampai menutup mulutku karena tidak percaya kakak ku memiliki ekor, apakah kakaku langsung terkena azab setelah tadi bercinta di lubang yang salah pikirku.

"Kamu kenapa sin, kaget ya" ucap kakak ku menyadarkanku dari kekagetan ku.
"I.. iya kak" jawabku gemeteran, karena takut terkena azab.
"Kenapa kaget, ini bisa di lepas kok, tarik aja" ucap kakak ku.

Aku lalu menarik ekor itu, dan akhirnya ekor itu pun terlepas dari lubang anus kakak ku yang terlihat menganga, ujung ekor ini berbentuk bulat tapi lancip di ujungnya.

Akupun lalu mengamati benda itu, aku merasa malu karena sempat berpikir kakak ku terkena azab, ternyata benda ini hanya sebuah mainan, setelah ku amati entah kenapa aku reflek memasukan ekor itu lagi kedalam anus kakak ku yang masih menungging, kemudian dia duduk di sampingku.

"Kamu udah lama kan disin" ucap kakak ku.
"Iya kak" aku pun tidak dapat mengelak lagi karena kakak ku sudah tau aku berada di rumahnya cukup lama.

"Tadi nonton dong kakak main" ucapnya lagi. "Iya kak" jawabku sambil menundukan kepala karena malu.
"Kenapa ngga ikut gabung aja dari pada masturbasi sendiri"

DEGG.. aku cukup terkejut dari mana kakak ku bisa tau lalau aku bermasturbasi sambil menontonnya, apakah dari asi yang muncrat di pintu kamarnya.

"Kakak tau dari mana kalo aku tadi masturbasi" tanyaku penasaran.
"Tuhh cairan kamu membasahi lantai hahahaa" ucapnya sambil tertawa.

Sungguh aku merasa sangat malu lagi - lagi tertangkap basah olehnya, aku tidak tau harus menjawab apa, dan aku hanya menundukan kepala ku saja.

Kemudian terdengar ada suara orang yang menghampiri kami, dan ternyata itu adalah orang yang tadi menggarap kakak ku, aku sedikit terkejut saat melihatnya menghampiri kami, karena dia keluar hanya mengenakan celana dalam.

Aku membuang pandangan ku karena merasa sedikit malu, meskipun tadi aku sudah sempat melihat penisnya yang besar, tapi tetap saja aku merasa malu saat bertatapn dengannya.

"Ini siapa dhe?" Tanya orang itu pada kakak ku. "Kenalin ini adik aku mas" ucap kakak ku memperkenalkan diriku pada orang itu.

"Herman" ucapnya sambil mengulurkan tangannya padaku, aku pun dengan ragu menjabat tangannya. "Sinta" ucapku pelan.

"Mas herman ini pacar kakak dhe, kan udah pernah kakak ceritain dulu" ucap kakak ku.

Seketika aku ingat dengan cerita kakak ku 2 bulan yang lalu, bahwa dia memiliki pacar yang bernama herman, kemudian aku beranikan diri untuk menatapnya, karena penasaran dengan orang yang telah menjadi selingkuhan kakak ku.

Ku lihat orang itu berbadan cukup besar dengan kulit coklat kehitaman, tanpa sadar mataku menuju ke arah selangkangannya yang tertutup celana dalam, terlihat ada sesuatu yang menggelembung di balik celana dalamnya.

"Adik kamu lucu dhe, malu - malu tapi ngliatin gitu" ucap pacar kakak ku.
"Maklum mas punya suaminya kecil jadi kaget kali liat yang segede punya kamu, ucap kakakku.

Aku baru tersadar jika sedari tadi mataku terus menatap kearah selangkangan pacar kakak ku, aku benar - bebar merasa malu, sampai menundukan kepalaku.

"Ngga usah malu gitu sin, biasa aja, kita juga memaklumi kok, ini kan pertama kalinya kamu liat punya orang lain selain suami kamu" ucap kakak ku.

Aku hanya masih menundukan kepalaku, karena merasa malu, kakak ku ya tadinya duduk di sampingku, kini berpindah duduk di pangkuan pacarnya yang berada di sofa sebelah kananku, sementara aku duduk di sofa panjang.

Ku beranikan diri untuk menatap mereka, aku sedikit terkejut saat melihat kakak ku sedang berciuman begitu panas di depan ku, seakan - akan tidak menganggap keberadaanku.

Keterkejutanku tidak berhenti sampai disitu, kakak ku lagi - lagi membuatku terkejut saat aku melihatnya menuangkan minuman beralkohol kedalam gelas lalu meminumnya, kemidian dia menyalakan rokok dan menghisapnya.

Aku benar - benar tidak habis pikir bahwa kakak ku sudah berubah sangat drastis, tidak seperti kakak ku yang dulu, bukan hanya berselingkuh, kakak ku juga sekarang mengkonsumsi alkohol dan rokok, sesuatu yang hanya di lakukan oleh wanita - wanita nakal, tapi entah kenapa aku tidak memiliki keberanian untuk menghentikan perbuatannya.

"Kamu mau minum juga sin? Enak loh" tanya kakak ku menawariku minuman beralkokol itu.

"Ngga kak" ucapku menolak tawaran kakak ku.

"Belum terbiasa aja sin, kalo udah biasa mh rasanya enak kok, kakak kamu aja ketagihan, hampir tiap hari minum ginian" ucap pacar kakak ku menjelaskan.

Aku hanya mendengarkan omongan pacar kakak ku, walaupun sebenarnya aku cukup terkejut mengetahui bahwa kakak ku sudah kecanduan alkohol.

"Iya sin, kalo udah ketagihan mh enak kok rasanya, di badan juga jadi anget, paling mabok doang kalo kebanyakan" ucap kakak ku.

"Dhe adik kamu kira-kira bakal ngadu ngga nih sama orang tua kamu kalau kamu suka mabok" tanya pacarnya pada kakak ku.

Sebelum kakak ku menjawabnya, aku menjawab terlebih dahulu.
"Ngga mas tenang aja, aman kok, aku ngga bakal ngadu sama orang tua aku" aku tidak tau kenapa tiba - tiba aku berbicara seperti itu pada mereka.

"Hahaha tuh mas dengerin, adik aku aman kok, jadi aku bebas mau ngapain aja, ya ngga sin" ucap kakak ku padaku.
"Iya kak" aku hanya menjawabnya singkat.

"Cobain deh sin enak kok, sedikit aja" kembali kakak ku menawariku minuman itu.
Dan entah kenapa aku seperti terhipnotis dan menuruti omongan kakak ku.

"Iya kak" ucapku sambil menerima minuman yang di berikan oleh kakak ku, kemudian aku meminumnya sedikit, rasanya aneh, aku seperti mau muntah biarpun hanya sedikit yang kuminum.

Sementara kakak ku dan pacarnya hanya tertawa melihatku yang seperti ingin muntah, tapi bukannya berhenti, aku justru meminum lagi minuman itu, dan akhirnya aku pun muntah di lantai keramik rumah kakak ku.

"Wuuueekk... wwuuueeekkk..." aku muntah mengeluarkan isi dalam perutku karena tidak kuat dengan minuman itu, ku sandarkan tubuhku di sofa, perutku mual, dan dadaku terasa panas.

"Bersihin tuh sin muntahan kamu, jorok ih hahahaa" ucap kakak ku sambil tertawa.

Aku lalu kebelakang untuk mengambil pel, kemudian aku kembali lagi membersihkan muntahanku, kakak ku kemudian menawarkan lagi minuman itu, tapi aku menolaknya karena sudah tidak sanggup, dan kakak ku meminum sendiri minuman yang sudah di tuangkannya kedalam gelas.

Kemudian aku kebelakang untuk membuang muntahan ku dan kekamar mandi untuk mencuci mulutku yang terasa pengar setelah meminum alkohol.

Saat aku kembali, kakak ku masih duduk di atas pangkuan pacarnya, tapi ku lihat kakak ku dan pacarnya sedang menghisap rokok yang tidak biasa, asapnya pun tercium cukup kuat di hidungku, dari ekspresinya sepertinya kakak ku dan pacarnya terlihat begitu menikmati rokok yang sedang mereka hisap.

"Kak itu rokok apaan sih, kok aneh gitu" tanyaku pada kakak ku yang terlihat seperti orang yang sedang ngefly.

"Ini bukan rokok sin, ini tuh ***** hahaa" ucap kakak ku sambil tertawa.

"HAAHHH" teriaku. Aku sungguh merasa tidak menyangka, bahwa kakak ku benar - benar sudah rusak, tidak hanya rokok dan minuman tapi ganjapun sudah dia hisap, aku tidak habis pikir jika orang tua kami tau yang sedang di lakukan kakak ku, mereka pasti akan murka sekali.

"Bukan aku loh sin yang ngajarin kakak kamu ngisep *****, justru aku yang di ajarin sama kakak kamu" ucap pacar kakak ku.




Aku semakin di buat tidak nenyangka bahwa kakak ku lah yang justru mengajak pacarnya untuk menghisap *****, karena tadinya kupikir dialah yang mengajari kakak ku.

"Iya dhe, emang kakak kok yang minta mas herman buat ngisep *****" ucap kakak ku.
"Iya nih kakak kamu yang ngajarin" ucap pacarnnya.
"Tapi kamu suka kan mas ngisep ***** bareng aku hahaa" "suka dong hahahaa"

"Terus kakak dapet ***** itu dari mana?" Tanyaku penasaran.
"Dari bang jarwo dhe" ucap kakak ku yang membuatku kembali terkejut.

Bang jarwo adalah preman di kampungku, dan sudah berkali - kali keluar masuk penjara karena berbagai kasus, mulai dari penganiayaan sampe kasus narkoba, dan baru beberapa bulan ini dia bebas, tapi ternyata dia sudah kembali mengedarkan narkoba, dan aku tidak menyangka bahwa kakak ku akan menjadi pelanggannya.

"Kok bisa sih kakak beli narkoba sama dia, ceritanya gimana" aku penasaran dengan kakak ku yang akhirnya bisa membeli narkoba dari bang jarwo.

"Sebulan yang lalu kakak jatuh dari motor sin, terus bang jarwo nolongin kakak, untung kakak ngga kenapa - kenapa waktu itu, terus bang jarwo nawarin rokok sama kakak, sebagai balasan terima kasih akhirnya kakak terima rokok itu, karena kakak pikir cuma rokok biasa, tapi setelah sampai rumah kakak hisap rokok itu ternyata enak sin, terus pas ketemu bang jarwo kakak minta lagi rokoknya, tapi bang jarwo minta kakak beli, ya udah akhirnya kakak beli lagi sama bang jarwo, dan bang jarwo baru ngasih tau kalo rokok yang kakak beli tuh ternyata narkoba"

Aku mendengarkan penjelasan kakak ku panjang lebar, dan kini ku ketahui ternyata kakak ku sudah ketagihan mengkonsumsi narkoba.

"Kakak mu itu udah ketagihan narkoba sin, kalo aku sih belum, cuma sebatas nyoba aja, ini aja sebatang ngga habis" ucap pacarnya padaku.

"Sini mas biar aku yang habisin, sayang kalo ngga di habisin" ucap kakak ku yang kemudian menghisap ***** milik pacarnya.

Setelah kakak ku menghabiskan ganjanya kemudian mereka terlibat ciuman yang sangat panas tepat di depanku, ciuman mereka begitu ganas hingga mengeluarkan suara kecipak dari mulut mereka yang beradu, tangan pacar kakak ku pun meremas dadanya dengan brutal.

Melihat pemandangan seperti itu tepat di depan mata kepalaku, tak ayal membuatku mulai terangsang, kemudian kakak ku melepaskan ciumannya lalu menatapku dengan tatapan sayu.

Sementara pacarnya terus meremas dada kakak ku dengan brutal, kakaku menatapku dengan ekspresi wajah yang sangat terangsang, beberapa kali dia melenguh, memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya menikmati remasan tangan pacarnya, di tambah lagi kakak ku baru saja menghisap ***** sehingga mimik mukanya terlihat seperti orang yang sedang melayang.

Entah kenapa ekspresi wajah kakak ku seperti ingin memberi tahu ku, bahwa inilah kenikmatan yang sesungguhnya dari sebuah permainan seks bebas.

Aku pun mulai terangsang melihat aksi mereka berdua, kemudian pacarnya mengeluarkan dada kakak ku dari lingerinya, kemudian melumatnya penuh nafsu.

Matanya menatapku sambil menghisap dada kakak ku, entah kenapa aku merasa iri dengan kakak ku yang sedang ngefly merasakan kenikmatan, rasanya aku ingin membuka bajuku dan memberitahu kepada pacar kakak ku bahwa dadaku jauh lebih besar dari kakak ku, dan dadaku masih mengeluarkan asi, tapi aku masih tidak berani untuk melakukannya.

Kemudian dia berhenti menghisap dada kakaku, dan memasukannya kembali kedalam lingerie, mereka kemudian bercanda gurau sambil tertawa, seolah - olah aku hanyalah obat nyamuk bagi mereka, mereka terus memamerkan keuwuan yang membuatku sedikit iri.

Entah kenapa aku terus membiarkan kegilaan kakak ku dengan orang lain, terlebih orang itu terlihat lebih pantas menjadi orang tua kami, aku seperti tidak memiliki keberanian untuk menghentikan perbuatan mereka, justru ada sesuatu yang lain di hati dan pikiran ku yang ingin melihat kakak ku berbuat lebih dengan selingkuhannya itu.

"Sin tolong tuangin minuman dong" ucap pacar kakak ku.
Seperti kerbau yang di cucuk hidungnya, aku menurut saja saat orang itu menyuruhku untuk menuangkan minuman untuknya, aku kemudian menuangkan minuman itu kedalam gelas lalu memberikan kepadanya.

"Ini mas minumannya" ucapku sambil memberikan minuman itu kepadanya.
"Makasih ya" ucapnya sambil menerima minuman yang ku berikan.
"Ciee adik aku udah akrab aja nih sama kaka ipar hahaa" ucap kakak ku yang meledek ku karena memberikan minuman kepada pacarnya.

Kakak ku yang duduk sambil menyamping di pangkuan pacarnya kemudian memintaku untuk menuangkan minuman untuknya, aku pun menuruti permintaan kakak ku, dan menuangkan minuman untuknya.

Kulihat mimik wajah kakak ku sudah sangat ngefly, matanya sayu, omongannya sudah ngelantur ngga jelas akibat pengaruh ***** dan alkohol yang di konsumsinya, ku lihat bagian bawahnya terlihat ekor kakak ku yang menjuntai hampir menyentuh lantai.

Melihat keadaan mereka seharusnya aku pulang saja kerumah orang tuaku, karena aku hanya menjadi obat nyamuk saja, tapi kaki ini terasa begitu berat untuk meninggalkan rumah kakak ku, seperti ada sesuatu dalam diriku yang menahan ku agar tetap berada disini.

"Sin jembut kamu gimana udah lebat belum?" Tanya kakak ku yang membuatku kaget karena sempat bengong melihat kemesraan mereka di depanku.

"U..udah kak" jawab ku sambil tergagap.
"Jembut kamu lebat juga sin kaya punya kakak kamu?" Tanya pacarnya sambil menyingkap lingerie kakak ku dan mengusap bulu kemaluan kakak ku.

"Iii..iya mas" jawabku singkat sambil tergagap karena merasa malu di tanya seperti itu.

"Wahh pasti mantep ya" ucapnya sambil melirik ke selangkangan ku.
Aku merasa sedikit malu saat dia menatap selangkanganku, aku pun merapatkan kakiku agar dia tidak lagi menatap ke arahku, meskipun kurasakan ada sebuah cairan yang membasahi vaginaku.

Tiba - tiba kakak ku bangkit dari pangkuan pacarnya yang membuatku dapat melihat penisnya yang sudah mengeras, terlihat separuh penisnya yang menjulang sampai ke pusarnya, karena celana dalamnya tidak mampu menampung penisnya yang sudah mengeras.

Aku terpaku, terpukau melihat penisnya yang begitu terlihat sangat keras, penis kedua yang ku lihat selain penis suamiku, tapi ukurannya jauh lebih besar dari penis suamiku.

"Cieee jangan liatin mulu sin, entar pengin loh" ucap kakak ku yang menyadarkanku dari lamunanku karena menatap penis besar pacarnya.

"Apaan sih kak, siapa juga yang pengin" ucapku mencoba berbohong.

"Kamu mau kemana dhe" ucap pacar kakak ku.

"Aku mau kedalam bentar mas, mau ngambil barang lagi biar mantap hahaa" ucap kakak ku sambil berlalu menuju kamarnya.

Ku lihat kakak ku berjalan menuju kamarnya, ku lihat dari belakang ekornya ikut bergoyang saat kakaku melangkahkan kakinya, terlihat sangat imut dan lucu melihat kakak ku memiliki ekor seperti itu.

Aku dan pacar kakak ku hanya saling diam, aku tidak berani menatapnya karena merasa malu, sementara dia sedang memainkan hp nya.

"Umur kamu berapa sin?" Tiba - tiba dia bertanya pada ku.

"24 mas" jawabku singkat sambil menunduk.

"Anak kamu dimana?" Tanya nya lagi.
"Di rumah neneknya mas, oh iya mas tadi namanya siapa" tanyaku sedikit berbasa - basi. "Herman" ucapnya singkat.

Setelah berbasa basi sedikit, kemudian kakak ku keluar dari kamarnya, tapi kali ini kakak ku sudah mengenakan baju, meskipun hanya sebuah tanktop bertali kecil di pundaknya dan sebuah celana pendek yang sangat pendek, lalu dia kembali duduk di pangkuan pacarnya, terlihat juga kakak ku sedikit merias wajahnya, meskipun hanya make up tipis tapi itu cukup membuat kakak ku terlihat sangat cantik, karena pada dasarnya kakak ku memang sudah cantik.

"Kok pake baju dhe" ucap mas herman pada kakak ku.
"Barangnya udah habis mas ternyata" ucap kakak ku sambil membuka hp nya.
"Beli lagi lah dhe" ucap pacarnya.
"Iya mas ini juga mau beli, tapi telvon dulu bang jarwo masih punya barangnya ngga" ucap kakak ku.

Aku tidak mengira bahwa barang yang di maksud oleh kakak ku adalah narkoba, padahal baru beberapa waktu yang lalu kakaku baru saja menghisap satu setengah batang *****, dan dia sudah ingin mengkonsumsinya lagi, padahal terlihat dari mukanya kalau kakak ku sudah merasa ngefly, tapi dia masih merasa kurang, sudah separah itu kah kakak ku kecanduan narkoba.

"Halo bang jarwo lagi dimana" ucap kakak ku yang sedang menghubungi bang jarwo.
"Bang masih punya barang yang biasa ngga?" Tanya kakak ku.
"Apaa ada barang baru, boleh tuh bang aku cobain" ucap kakak ku bersemangat saat dia mendengar ada barang baru.
"Ya udah aku kerumah abang sekarang ya" ucap kakak ku kemudian mematikan hp nya.

"Mas aku kerumah bang jarwo dulu ya" ucap kakak ku meminta ijin pada pacarnya.
"Iya dhe kesana aja" jawab pacarnya.

Kemudian kakak ku masuk kedalam kamarnya untuk mengambil dompet dan juga kunci motor.

"Mas, sin aku pergi dulu ya" ucap kakak ku
"Iya kak" ucap ku kepada kakak ku.
"Mas adik aku jangan di kasarin loh" ucap kakak ku.

Sebelum kakak ku meninggalkan rumah dia justru melepaskan bh nya.
"Biar dapet diskon dari bang jarwo" ucap kakak ku sambil melempar BH nya kemuka ku.

Ku lihat dengan jelas puting payudara kakak ku tercetak dengan jelas di balik tanktopnya yang tipis, di tambah belahan dadanya yang sangat rendah sehingga bongkahan daging payudara atas kakaku terpampang begitu jelas, kakak ku benar - benar sudah gila.

Kini hanya tinggal kami berdua di rumah kakak ku, seharusnya aku ikut pulang dengan kakak ku saat dia pergi, tapi entah kenapa aku justru tetap disini bersama pria paruh baya yang hanya mengenakan celana dalam yang sudah tidak sanggup menampung penisnya.

Lalu tiba - tiba dia bangkit dari tempat duduknya dan duduk di sebelah ku, aku tidak tau harus berbuat apa, aku menundukan kepalaku kebawah.

Karena posisiku yang menundukan kepala justru membuat mataku tanpa sadar melirik ke arah penisnya, terlihat penisnya begitu menggoda iman ku, ukurannya yang besar dan uratnya yang melingkari penisnya terlihat sangat menggairahkan.

Sebisa mungkin aku menahan birahi ku agar tidak terjatuh kedalam gelombang nafsu ku.

"Kalo pengin liat, liat aja sin ngga usah malu - malu gitu" ucapnya yang mengagetkan ku.

"Ehh engga kok mas, ngga ngliatin" jawabku berkilah.

"Cuihh najis jadi cewek munafik amat, bilang ngga tapi dari tadi ngliatin" ucapnya sambil meludahi kepalaku.

Baru kali ini dalam hidupku ada orang yang meludahi kepalaku, seharusnya aku marah atas perlakuannya yang tidak sopan kepadaku, tapi entah kenapa aku justru membiarkannya saja, karena kupikir omongannya memang benar, aku merasa munafik karena terus menatap penisnya tapi tidak mau mengakuinya.

"Iya mas maaf" jawab ku yang justru meminta maaf padanya.

"PLAKKK... di bilangin ngga usah malu - malu masih aja kaya gitu, kakak mu udah cerita semuanya sama saya, jadi ngga usah munafik gitu lah" ucapnya sambil menampol kepala belakang ku.

Aku tidak mengira bahwa dia akan menampol kepalaku begitu keras, kurasakan kepalaku sedikit pusing akibat tampolannya, padahal ku lihat dia dengan kakak ku begitu mesra dan lembut, tapi dengan ku kenapa dia begitu kasar, mungkin karena efek alkohol sehingga dia berubah menjadi kasar seperti itu.

"Iya mas maaf" lagi - lagi aku yang meminta maaf atas perlakuannya padaku.

Kemudian kuberanikan diri untuk menatap matanya, dia tersenyum saat aku menatap matanya, kubalas senyumnya lalu kutatap penisnya yang sudah menjulang sampai ke pusarnya.

"Baru pertama liat ya kontol gede kayak gini" ucapnya padaku.
"Iya mas" jawabku singkat.

Entah setan dari mana tiba - tiba merasuki pikiran ku, sehingga membuatku berani memegang penisnya.

Ku pegang penisnya terasa sangat keras dan panas di tangan ku, kemudian ku tatap mukanya, dia tersenyum padaku, dan kubalas senyumnya semanis mungkin sambil memegang penisnya.

"Nah gitu dong jangan malu - malu" ucapnya sambil mengusap kepalaku.

Mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja membuat hatiku merasa senang, dan tanpa sadar memajukan bibir mencium bibirnya.

Akhirnya aku berciuman sangat panas dengannya, bibir kami menyatu, lidah kami saling bertaut, saling membelit dan saling bertukar ludah, sementara tanganku masih terus mengocok kontolnya.

Setelah beberapa nenit kami berciuman dengan panas, kemudian dia menghentikan ciumannya.

"Katanya jembut kamu lebat ya, aku pengen liat dong" ucapnya padaku.

Seperti terhipnotis aku langsung membuka bajuku hingga telanjang sehingga dia dapat melihat jembutku yang lebat.

"Lebat kan ngga kalah sama punya kakak ku" ucap ku bangga dengan bulu kemaluanku.

"Mantep banget jembutnya" ucapnya memuji bulu kemaluanku.

Mendengar pujiannya membuatku merasa senang, kemudian dia menyuruh untuk jongkok di depannya, aku pun menurutinya dan jongkok persis di depan penisnya,
Kutarik celana dalamnya hingga terlepas.

"Kerudung kamu lepas aja, males aku ngliat cewe kerudungan, jadi cewe tuh kaya kakak kamu, ngga pake kerudung jadi keliatan makin seksi" ucapnya padaku, ku lepaskan kerudungku lalu melemparnya.

Ku pegang penisnya yang terasa begitu keras dan panas, kemudian mulai ku kocok penisnya naik turun, naluriku menuntun bibirku untuk mencium kepala penisnya.

Sesuatu yang belum pernah aku lakukan dengan suamiku, tapi dengan orang yang baru beberapa waktu ku kenal, aku melakukannya seperti sudah berpengalaman.

Naluriku menuntunku untuk menjulurkan lidah ku dan menggelitik lubang kencingnya, ku tatap matanya sambil menggelitik lubang kencingnya dengan lidahku.

Dia tersenyum dan mengusap rambutku, membuat ku merasakan ada sebuah dorongan untuk memanjakan penisnya dengan mulutku.

Ku buka mulutku selebar mungkin dan memasukannya sedalam mungkin kedalam mulutku, tapi baru beberapa saat penisnya masuk, dia langsung mencabut penisnya dari mulut ku.

"Aww pelan - pelan, kena gigi" ucapnya padaku, saat dia merasakan penisnya terkena gigi ku.

"Maaf mas aku belum pernah soalnya ngemut penis" ucapku meminta maaf.

"Ini bukan penis tapi kontol" ucapnya.
"Iya mas maaf" "coba sebut ini namanya apa" "kontol kontol kontol kontoollll"
Aku mengucapkanya berkali - kali sambil memegang kontolnya.

"Ya udah masukin lagi jangan sampe kena gigi" ucapnya menyuruhku untuk memasukan kontolnya lagi kedalam mulutku.

Ku buka lagi mulutku dan mulai memasukan kontolnya kedalam mulut ku dengan perlahan, mulut ku hanya mampu menampung sepertiga kontolnya.

Kemudian kumaju mundurkan kepalaku menikmati kontolnya yang besar di dalam mulutku, kurasakan begitu nikmat sekali kontolnya.

"Masa kalah sih sama kakak mu, dia aja bisa masukin semua kok" ucapnya yang melihatku hanya bisa memasukan sepertiga kontolnya.

Mendengar ucapannya membuatku merasa sedikit panas, dan ingin membuktikan bahwa aku tidak kalah dengan ku, ku coba memasukan kontolnya lebih dalam kemulutku, tapi hanya aku hanya mampu menelan separuhnya saja, itupun sudah membuat tenggorokan ku tersedak sampai hampir muntah.

Ku keluarkan kontolnya dari dalam mulutku.
"Maaf mas aku baru pertama kali ngemut kontol, jadi belum bisa masukin semua" ucapku sambil mengocok kontolnya.

Kemudian ku masukan lagi kontolnya kedalam mulut ku, lalu dia memegang kepalaku dengan tangan nya.

"Siap ya sin, mulut kamu mau aku genjot" ucapnya padaku, aku menganggukan kepalaku sambil menatapnya.

Kemudian dia mulai menggerakan kepalaku dengan sangat cepat, kepalaku dia gerakan maju mundur di kontolnya dan aku menatap matanya yang sedang menggerakan kepalaku.

Dia menggerakan kepalaku dengan sangat cepat sampai membuat air liurku berjatuhan dari mulutku, setelah 15 menit akhirnya dia berhenti menggerakan kepalaku.

Ku lepaskan kontolnya dari dalam mulutku, dan ku jilati seluruh batang kontolnya, kemudian kepalaku bergerak kebawah, menghisap biji pelirnya sambil mengocok kontolnya.

Setelah puas menjilati kontolnya, aku lalu naik ke atas tubuhnya kemudian memegang kontolnya dan ku arahkan ke vaginaku yang sudah sangat basah.

Kemudian mulai kuturunkan pinggulku memasukan penisnya kedalam vaginaku, saat kepala penisnya sudah masuk terasa vaginaku sedikit merasa nyeri karena ukurannya yang besar.

Aku terus menurunkan pinggulku hingga masuk separuhnya, tapi kemudian dia mendorong pinggulku kebawah sehingga penisnya masuk semua kedalam vagina ku.

"Aaaawwwww... aku berteriak merasakan perih di dalam vaginaku, karena baru pertama kali di masuki penis sebesar itu.

"Pelan - pelan mas sakit" ucapku sambil meringis kesakitan.

"Entar juga enak" ucapnya singkat.

Aku mendiamkan sejenak penisnya di dalam vaginaku agar vagina ku bisa beradaptasi dengan penis yang baru.

Setelah beberapa menit mendiamkannya, aku mulai mengankat pinggul ku pelan - pelan dan menurunkanya kembali.

"Aaakkhhhhhhh....." kurasakan sebuah kenikmatan saat aku melakukannya.

Dia hanya diam saja melihatku menduduki penisnya, kemudian ku gerakan lagi pinggul ku perlahan, kurasakan penisnya semakin terasa nikmat di vaginaku, sehingga gerakanku mulai cepat menaik turunkan pinggul ku di atas penisnya.

"Aakkkhhh... enaaakk.. maasss.. aahhh"
Aku tak dapat lagi menahan desahan ku.
"Apanya yang enak?" Tanya nya padaku sambil meremas dadaku.
"Kontoolll.. kamuu.. enaakkk aakkhhh...."

Niatku yang datang kerumah kakak ku untuk menyadarkannya dari perbutannya dan berniat untuk memintanya agar bertobat dari perselingkuhannya ternyata tidak berjalan sesuai rencanaku, Yang terjadi justru sebaliknya, kini aku ikut terjerumus dalam lubang perzinahan dengan orang lain yang bukan suamiku.

"Wow ada asinya, mantep vanget toket lu hahaa" ucapnya saat menyadari susuku mengeluarkan asi.

"Iyaaa.. maasss.. susuu ....akuu... adaa.. asinyaa akhhhh..."
Kemudian dia langsung menghisap susuku bergantian menyedot seluruh asi yang ada di dalam susuku, Kurasakan hisapannya begitu nikmat, membuatku semakin blingsatan di buatnya.

"Aaakkhhh... akkkhhhhh... enaakk... maass aaakhhhh.. matepan mana body ku sama kakak ku aaahhhh.."

Mendengar pertanyaanku kemudian dia melepaskan hisapannya pada susuku.
"Kalau dari muka sih sama - sama cantik, tapi kalau dari body, masih mantepan kamu lah, lebih tinggi, toket juga lebih gede, ada asinya lagi" ucapnya memuji tubuhku.

Mendengar jawabannya membuatku merasa senang karena tubuhku jauh lebih menggairahkan dari pada kakaku.
Kemudian dia kembali menghisap susu ku, dan aku semakin kencang meliuk - liukan kan pinggulku diatas penisnya.

"Aakkkhhh... mulaaiiii... sekarangg.. akuu mauu.. jadii.. selingkuhaannn muu maasss..
Aaakkkkhhh... akuuu.. bakaallll... nurutiiinn .. semuuaaa... permintaan kamuuu akhhhhh... ahhhhh..." ucapku yang sudah tidak dapat mengontrol nafsuku.

Belum pernah sebelumnya aku melakukan posisi seperti ini dengan suamiku, karena dengan suamiku, aku hanya bermain dengan gaya biasa, tapi dengan pria yang baru ku kenal beberapa waktu yang lalu ini, aku sudah bermain seperti kuda binal yang mencari kepuasan dari si pejantan.


Setelah 15 menit aku berada di atasnya, ku rasakan ada sebuah dorongan yang ingin keluar dari vaginaku, aku tidak dapat membendung lagi orgasme ku.

"Aaaagggghhhhh.. mmaassss.. aaakkkhhh.. akuuuu...maauuu... keluarrr..
"Aaakhhhhhhh.... creettt..creetttt..crettt.."

Kurasakan orgasme ku yang sangat dahsyat, orgasme yang baru pertama kali kurasakan senikmat ini, orgasme yang tidak pernah aku dapatkan dari suamiku.


Aku berhenti bergoyang dan mengatur nafasku yang tersengal - sengal, sementara dia masih menghisap asi ku, kemudian dia melepaskan puting ku dari mulutnya.

"Gimana sin nikmat engga?" Tanya nya sambil memeluk tubuhku yang masih berada di atas pangkuannya.

"Nikmat banget mas, aku baru pertama kali merasakan orgasme senikmat ini" jawabku jujur sambil memeluk lehernya.

Kami saling bertatapan dan melempar senyum, sebelum akhirnya mulut kami terlibat ciuman yang sangat panas, lidahnya masuk kedalam mulut ku, mengais dan meraba seluruh rongga mulutku dengan lidahnya, ciumannya begitu terasa nikmat sekali di mulut ku.

Tanpa melepaskan penisnya dari vagina ku, kemudian dia membaringkan ku di sofa dan perlahan mulai menggenjot vaginaku dengan penisnya yang sangat besar bagi ku.

Genjotannya kian cepat seiring berjalannya waktu, posisiku yang menyender di sofa bisa melihat dengan jelas ketika penisnya keluar masuk menggenjot vaginaku.

Aku tak menyangka vaginaku bisa menelan penis sebesar itu, sementara tangannya meremas susu ku hingga asi ku muncrat kemana - mana, ku tatap susu ku yang sedang di remasnya dan ku lihat vaginaku yang sedang di hujam oleh penisnya, entah kenapa melihat vaginaku yang sedang di genjot oleh penisnya membuatku merasa semakin bergairah, merasa semakin seksi, dan merasa bahwa vagina ku memang tercipta untuk penisnya, bukan untuk penis suami ku yang lemah.

"Aaaakkhhhh... enaakk.. maasss... nikmaattt... ahhhhh.. entotin.. teruuss.. memeekk akuu mass.. aakhhh..."

Aku terus mendesah menyemangatinya untuk terus menghajar vagina ku dengan penisnya.

"Enaakk..yaahhh.. di entott kayaa ginii" ucapnya sambil menggenjot vagina ku dan meremas susu ku.

"Enaaakkk... bangeettzzz.. maasss.. aakkhh... teruusss.." jawabku dengan jujur, karena baru kurasakan kenikmatan seperti ini.

"Berarti bolehh dongg kalau nanti aku entot lagi hahahaaa.."

"Boleehhh.. bangettzz... maass... akhhh.. kamuu.. bolehh.. ngentotiinn.. akuu sepuasnyaaa... ahhhh..."

Kenikmatan yang dia berikan pada ku akhirnya membuatku terjerumus seperti kakak ku, ternyata iman ku tidak cukup kuat untuk menahan godaan setan yang bernama bafsu birahi.

"Aaaahhhhh... teruuusss.. maasss.. aaakhhh.. akuuu.. mauu.. keluarr.. akhhhh.."

Saat aku hendak meraih orgasme ku, tiba - tiba dia mencabut penisnya dari vagina ku, membuatku akhirnya gagal meraih orgasme, vagina ku merasa kosong setelah dia mencabut penisnya.

"Masss kenapaa di cabutt, masukin lagi kontolnya ke memek ku" ucap ku merengek memintanya untuk memasukan kembali kontolnya kedalam vaginaku, sambil ku buka lebar bibir vagina ku dengan tangan ku.

"Nungging sin, aku pengen ngentotin kamu dari belakang" ucapnya pada ku.

Tanpa berpikir 2 kali aku langsung menunggingkan pantat ku di depannya, dan dia kembali memasukan penisnya kedalam vaginaku.

"Aaaaagggghhhhh...." lenguh ku panjang saat kurasakan penisnya telah kembali tertanam di vaginaku.

Dia mulai menggenjot vaginaku denfan sangat cepat, sehingga menimbulkan bunyi saat bongkahan pantatku veradi dengan selangkangannya.

Lagi - lagi aku bermain dengan posisi yang baru pertama kali aku lakukan, dan rasanya sungguh luar biasa nikmat, penisnya terasa lebih masuk kedalam vaginaku sampai menyentuh rahim ku.

"Agghh.. gilaa body kamu luar biasa kalau di liat dari belakang, pantat kamu lebih semok dari pantat kakak kamu"

Mendengar pujiannya aku menjadi merasa sangat senang, dan berusaha untuk melayaninya sebaik mungkin.

Tiba - tiba tangannya menyelusup ke bawah dan meremas susu ku, kemudian menarik tubuhku setengah berdiri, sehingga punggungku menempel di dadanya, Kemudian aku memalingkan wajah ku dan dia langsung mencium bibirku, sambil tangannya neremas susu ku dengan brutal, membuat asiku muncrat seperti air mancur.

Mendapatkan serangan seperti itu membuatku semakin merasa nikmat, belum pernah aku di perlakukan seperti ini oleh suami ku.

Desahanku tertahan oleh mulutnya yang sedang menyumpal mulut ku, tanganku ku angkat ke belakang dang memegang kepalanya sambil berciuman, aku sudah tidak dapat lagi menahan orgasme yang akan segera keluar.

Dengan bibir yang masih berciuman, dan susu ku yang masih di remas dengan brutal, aku kembali mendapatkan orgasme ku yang sangat nikmat, dia tetap memompa vagina ku yang sedang mengalami orgasme, dan itu semakin membuat vagina ku terasa nikmat.

Dia benar - benar begitu perkasa menggarap tubuh ku, aku di buatnya sampai lemas tak berdaya, kemudian dia melepaskan ciumannya dan remasan tangannya du susuku, membuat tubuh ku seketika ambruk di atas sofa.

Dia mencabut penisnya dari vagina ku, dan mengarahkannya ke mulut ku, aku tau apa yang di inginkannya sehingga aku langsung memasukan penisnya kedalam mulut ku.

Kurasakan cairan vaginaku sendiri yang menempel di penisnya, ku lumat habis penisnya dengan bernafsu, cairan vaginaku semakin membuatku beringas menjilat, mengulum, dan melumat penisnya dengan mulut ku.

"Kamu cepet belajar ya, padahal tadi masih kena gigi, tapi sekarang udah keliatan sangat ahli" ucapnya memujiku yang sedang memanjakan penisnya dengan mulut ku aku hanya tersenyum mendengar pujiannya.

Setelah 10 menit penisnya ku manjakan dengan mulut ku, kini dia kembali ke velakang dan bersiap memasuki tubuh ku lagi, tapi saat dia menempelkan penisnya di bibir vaginaku, aku langsung menolehkan kepala ku ke belakang dan menghentikannya.

"Stop mas" ucap ku saat dia akan mendorong penisnya kedalam vagina ku.
"Kenapa" tanya nya padaku.
"Ngga pengen masuk lewat pintu belakang, masih perawan loh" ucap ku genit menawarkan anus ku yang masih perawan kepadanya.

Aku ingin merasakan kenikmatan yang di alami oleh kakak ku saat aku melihat anusnya di masuki oleh penisnya.

"Pengen banget lah, siap ya" ucapnya sambil memindahkan penisnya ke anusku.

Aku bersiap menerima penisnya di dalam anus ku yang masih sangat kering, kemudian dia mulai menempelkan kepala penisnya di anus ku dan mulai memasukannya.



***********************
Sementara di tempat lain, di sebuah rumah sederhana yang letaknya cukup jauh dari pemukiman warga, terdengar suara desahan seorang wanita yang sedang di setubuhi dengan gaya doggy style.

"Aaaggghhh.. enaakk.. bang.. akhhh.."
"Aghh.. enakk kan barang barunya"
"Iyaaa.. bangg.. enakk bangetzz.. ahhh.."

Terlihat seorang wanita yang sedang menungging sambil di genjot oleh seorang pria dengan tampang yang sangat menyeramkan, dengan badan yang penuh tato, wajah yang di penuhi bopeng, dan kulit yang hitam, berbanding terbalik dengan wanita yang sedang di setubuhinya, wanita dengan paras yang sangat cantik, mulus, dan berkulit putih, membuat pemandangan di sebuah kamar di rumah sederhana itu terlihat sangat kontras.

Syifa kini sedang di setubuhi oleh jarwo sambil menghisap narkoba jenis baru yang di berikan oleh jarwo.

Syifa yang datang kerumah jarwo dengan mengenakan tanktop tanpa bh dan celana pendek tentu membuat jarwo menjadi bernafsu dan ingin menjamah syifa.

Tapi karena syifa datang dalam keadaan setengah teler, justru membuatnya menawarkan tubuhnya untuk di nikmati oleh jarwo, tentu saja jarwo tidak menolaknya dan langsung menelanjangi syifa.

Kini syifa sudah benar - benar teler, sambil di doggy dia menghisap ***** bersama jarwo yang notabene adalah preman kampung, orang yang paling di benci dan di takuti di kampungnya.

Jarwo kini telah berusia 40 tahun dan hidup sebatangkara, orang tuanya sudah meninggal, sementara istrinya sudah bercerai dan anaknya ikut dengan mantan istrinya.

Hampir tidak ada orang kampung yang mau dekat atau berteman dengan jarwo, karena tabiat jarwo yang jahat membuatnya sering keluar masuk penjara, tapi hal itu tidak membuatnya tobat, jusyru membuatnya semakin parah, jarwo tidak segan - segan melukai orang yang mengganggunya.

Jarwo merasa sangat beruntung karena bisa mendapatkan pelanggan seperti syifa, karena sulit sekali menjual narkoba di kampungnya, kini dia merasa senang karena syifa tidak hanya membeli barangnya, tapi syifa juga menawarkan tubuhnya.

Jarwo merasa sangat puas bisa menikmati salah satu wanita tercantik di kampungnya itu, kini dia sedang mendoggy syifa sambil menghisap ***** yang baru di dapatnya.

Setelah satu jam mereka bersetubuh akhirnya mereka mengalami klimaks secara bersamaan, dimana itu adalah klimaks syifa yang kedua bersama jarwo.

Syifa pun berbaring di atas ranjang yang sudah usang, dengan sperma jarwo yang meleh di vaginanya, sementara mulutnya sedang membersihkan penis jarwo dengan telaten.

Setelah beberapa menit akhirnya syifa tertidur karena kelelahan, sementara jarwo kedatangan tamu yang sudah di tunggunya.

Orang itu datang untuk meminta setoran kepada jarwo sebagai uang keamanan, orang yang meminta setoran pun bukan orang yang sembarangan, karena orang itu adalah oknum polisi yang menyalah gunakan kewenangannya.

Jarwo pun dengan senang hati menyetorkan uang kepada oknum polisi itu, agar dirinya merasa aman berbisnis narkoba, meskipun dia sudah sering di tangkap, tapi berkat bantuan oknum polisi tersebut, jarwo tidak pernah di hukum lebih dari 3 bulan.

"Siapa tuh wo cewe di kamar lu, bini lu?" ucap polisi itu saat melihat ada seorang wanita yang tengah tertidur di kamar jarwo.

"Bukan, itu anaknya pak edi orang paling kaya di kampung ini hahaa" jawab jarwo sambil tertawa.

"Gila lu mantap bisa dapet yang bening kaya gitu" ucap si polisi kagum melihat kecantikan syifa.

"Mantep lah, jarwo gitu loh hahaa, kalo lu mau entar gua kasih ke elu" ucap jarwo pada si polisi itu.

"Beres wo, lu atur ajalah, gua cabut dulu masih ada urusan" ucap si polisi merasa senang karena berkesempatan menikmati tubuh syifa, kemudian pergi meninggalkan rumah jarwo.

Setelah tertidur 3 jam akhirnya syifa terbangun, kemudian dia memakai kembali bajunya, tak lupa syifa membeli barang dari jarwo senilai 1 juta.

Sebelum syifa pulang jarwo meminta jatah sekali lagi, kemudian syifa pun menurunkan celananya dan jarwo kembali memasukan penisnya kedalam vagina syifa sambil menungging, setelah 15 menit jarwo menembakan spermanya kedalam vagina syifa, kemudian syifa memakai lagi celananya tanpa membersihkan vaginanya yang belepotan sperma jarwo.

"Blay gua punya temen, katanya dia pengen make tubuh lu, entar gua hubungi ya kalo dia kesini, tenangventar gua kasih diskon lagi" ucap jarwo pada syifa.

"Kabarin aja bang, aku pulang dulu ya" ucap syifa menyanggupi permintaan jarwo dan langsung pamit pulang.

Sesampainya di rumahnya, syifa melihat apri suami sinta sedang berdiri di depan pagar rumahnya.

"Apri ngapain disini?" Tanya syifa.

Apri yang kaget dengan suara syifa lalu menoleh ke arah syifa, dia terkejut melihat syifa yang hanya memakai tanktop tanpa bh sehingga dia bisa melihat puting syifa yang tercetak di tanktopnya dengan jelas.



"Nyariin sinta mba, kata ibu sinta main kesini, tapi pintunya ternyata di kunci, aku panggil juga ngga ada yang nyautin, di telvon juga ngga di angkat" ucap apri pada syifa.

"Dia lagi tidur paling, tadi aku ada urusan, makanya pintunya aku kunci" ucap syifa pada apri.

Syifa sebenarnya tidak tau apa yang sedang terjadi di dalam karena dia pergi sudah cukup lama, entah sinta tertidur atau tidak syifa tidak tau akan hal itu.

Yang syifa tau adalah sesuatu yang sangat berbahaya jika sampai apri masuk kedalam rumahnya, pasti dia akan sangat curiga jika tau istrinya sedang bersama pria lain di dalam rumahnya, syifa berpikir bagaimana caranya agar apri tidak masuk kedalam rumahnya.

"Kamu tunggu disini ya, biar aku panggilin istri kamu" ucap syifa pada apri.
"Aku ikut masuk lah mba, udah lama juga ngga mampir kerumah kamu" jawab apri yang membuat syifa bingung.

Tapi kemudian syifa memiliki sebuah ide, syifa tau jika sedari tadi apri memandangi payudaranya yang berda di balik tanktopnya.

"Kamu tunggu disini aja, kalau kamu mau nunggu nanti aku kasih susu" ucap syifa sambil menurunkan tanktopnya sehingga kedua payudaranya langsung menyembul keluar.

Apri pun langsung menyerang susu syiga yang berada di depannya, setelah 3 menit syifa menghentikan hisapan apri pada payudaranya.

"Udah pri entar lanjut lagi, aku mau masuk dulu manggil istri kamu, kamu tunggu disini aja" ucap syifa.

Kemudian syifa membuka gerbangnya, lalu menguncinya kembali dari dalam, apri merasa bingung melihat syifa yang kembali mengumci gerbangnya, tapi apri tidak mau ambil pusing, karena dia senang bisa merasakan lagi susu kakak iparnya itu.

Syifa kemudian masuk kedalam rumahnya, dan mendapati adiknya sedang di cekik dan di tampar bolak balik oleh herman, padahal syifa sudah memperingatkan pacarnya itu untu tidak mengkasari adiknya.

Tapi syifa melihat adiknya justru merasa senang di kasarin oleh herman, sehingga syifa memviarkannya saja, bahkan syifa tidak memberi tahu pada sinta bahwa suaminya sedang menunggu di depan, karena tidak ingin mengganggu pacarnya yang sedang menganiaya adik kandungnya.

Syifa kemudian pergi le kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari sisa pertempuran nya dengan jarwo.

Sementara langit mulai gelap karena sudah sore, apri masih menunggu istrinya tapi tak kunjung keluar, sudah setengah jam apri menunggu tapi istrinya masih juga belum terlihat.

Di dalam rumah, sinta yang tidak mengetahui jika suaminya sedang menunggunya di liuar, kini dia sedang mandi bersama dengan pria lain, sinta kembali di setubuhi oleh herman dengan beringas di kamar mandi, sehingga proses mandi mereka menjadi sangat lama.

Sementara syifa sedang memasak untuk makan malam mereka, setelah syifa kelar masak, sintapun keluar dari kamar mandi bersama herman sambil telanjang bulat, sinta lalu memakai kembali bajunya yang berserakan di lantai.

Setelah itu mereka makan bersama, syifa masih belum memberi tahu sinta jika suaminya berada di luar, sampai akhirnya mereka selesai makan dan mencuci piring bersama di dapur, sementara herman sedang menonton tv sambil menghisap rokok.

"Gimana sin, selingkuh enak ngga?" Tanya syifa sambil mencuci piring.
"Enak banget kak, pantes kakak jadi ketagihan" jawab sinta penuh semangat.
"Kamu jalannya kayak ngangkang gitu" tanya syifa yang sempat melihat sinta berjalan dengan sedikit mengangkang.

"Pantat aku habis di perawanin kak, makanya jalan aku sedikit ngangkang, soalnya sakit banget" jawab sinta jujur.
"Tapi enak kan hahaa" ucap syifa sambil tertawa. "Iya kak enak hahaa" sinta menjawab sambil ikut tertawa.

"Tapi kakak enak ya, suaminya ngijinin kakak selingkuh" ucap sinta.
"Sin kamu jangan bilang sama siapa - siapa ya" ucap syifa pada sinta.
"Iya kak, emang ada apa" tanya sinta penasaran.

"Sebenarnya kakak udah jadi janda"
"Apaaaa... kakak udah jadi janda" ucap sinta sambil berteriak mendengar ucapan kakaknya.

"Iya sin kakak udah jadi janda, kakak udah cerai sama mas abdul" jawab syifa memberi tahu sinta.

"Tapi kenapa kak, bukannya mas abdul ngijinin kakak buat selingkuh, tapi kenapa kalian malah cerai" tanya sinta penasaran.
"Mas abdul udah hamilin anak orang sin, makanya kakak minta cerai biar dia tanggung jawab sama perbuatannya"

Sinta terkejut mendengar penjelasan kakaknya, dia tidak menyangka bahwa kakak iparnya akan menghamili wanita lain.

"Udah kamu ngga usah terkejut gitu, kakak yang jadi janda aja biasa aja kok" ucap syifa pada sinta.

"Iya sih kak tapi ngga nyangka aja kalian bakal cerai gitu" jawab sinta lesu.
"Ngomong - ngomong suami mu udah nunggu di depan loh dari tadi" ucap syifa yang akhirnya memberi tahu sinta bahwa suaminya telah menunggunya di luar.

"Yang bener kak, jangan bercanda deh" ucap sinta panik.
"Beneran sin, ngapain kakak bohong"
"Kenapa ngga ngomong dari tadi kak"
"Gimana mau ngomong kamunya lagi asik gitu sama mas herman"
"Aduuhhh gimana nih kak" ucap sinta merasa panik.
"Udah tenang aja suami kamu ngga bakal curiga kok" ucap syifa mencoba menenangkan sinta.

"Entar kakak anterin kamu kedepan, biar kakak yang ngasih alesan"

Mereka pun akhirnya keluar menemui suami sinta yang masih menunggunya di luar, kemudian syifa memberi penjelasan kepada adik iparnya itu, beruntung apri mempercayai alasan syifa, mereka lalu pergi meninggalkan rumah syifa.

Tak lama hermanpun pamit untuk pulang kerumahnya, walaupun sebenarnya syifa meminta agar herman menginap di rumahnya, tapi herman tidak memenuhi keinginan syifa, karena herman sudah 2 hari menginap di rumahnya.

Status syifa kini memang telah menjadi janda, setelah dia memilih untuk minta cerai dari suaminya yang telah menghamili marni asisten rumah tangganya.

Syifa yang sudah tidak memiliki perasaan apa - apa terhadap suaminya di tambah dia juga menghamili asisten rumah tangganya, membuat syifa akhirnya memilih untuk menjadi janda, meskipun syifa sempat hamil oleh herman, namun pada akhirnya herman menyuruh syifa untuk menggugurkan kandungannya yang belum genap 1 bulan, syifa pun menuruti keinginan herman dan menggugurkan kandungannya, dan sampai saat ini orang tua syifa belum mengetahui bahwa anaknya telah menjadi janda.

Dari hasil perceraiannya dengan suaminya, syifa meminta agar anaknya ikut bersamanya, dan mantan suaminya masih boleh menemui anaknya kapan saja.
Syifa pun meminta harta gono - gini pada mantan suaminnya, keuangan yang selama ini di pegang syifa pun kini menjadi milik syifa semua, jumlahnya pun cukup banyak.
Sementara suaminya mendapatkan rumah yang di tempatinya.

Sementara di perjalanan pulang herman mengendarai motor sportnya sambil bersiul senang, rencana herman untuk membalaskan dendamnya berjalan dengan mulus.

Rencana untuk menghancurkan rumah tangga anak siti masitoh dan edi purnomo berjalan sesuai rencananya, herman memang sengaja meminta syifa agar mempekerjakan marni sebagai asisten rumah tangga di rumah suaminya.

Syifa hanya menurut saja saat herman memintanya mengangkat marni sebagai pembantu di rumah suaminya dulu, tanpa syifa tau jika marni sebenarnya adalah seorang pelacur kenalan herman.

Marni yang saat itu berprofesi sebagai psk, di tawari pekerjaan oleh herman sebagai pembantu, awalnya marni menolak, tapi setelah herman menjelaskan panjang lebar soal rencananya, marni pun akhirnya menerima tawaran herman.

Marni memang di tugaskan oleh herman supaya dia menggoda suami syifa, bahkan hermanpun menyuruh marni untuk bercinta dengan abdul sampai hamil.

Setelah mengetahui bahwa marni telah hamil, hermanpun mempengaruhi syifa untuk menceraikan suaminya, dan akhirnya syifa pun bercerai dengan suaminya dan kini menjadi seorang janda.

Herman semakin senang karena hari ini dia bisa menundukan anak siti masitoh dan edi purnomo yang kedua, herman berniat untuk menhancurkan rumah tangga sinta seperti dia menghancurkan rumah tangga syifa.

Berkat syifa kini herman bisa membuat malu keluarga siti masitoh dan edi purnomo, orang yang sangat dia benci seumur hidupnya.

Herman terus mempengaruhi syifa untuk menjadi dirinya sendiri, dan tidak perlu mendengarkan omongan orang termasuk orang tuanya.

Syifapun kini telah berubah total, syifa sudah tidak pernah lagi mendengarkan omongan orang tuanya, penampilannya pun semakin berani, hampir semua orang di kampungnya memanggil dengan nama jablay, yang di sambut dengan baik oleh syifa.

Ibu - ibu yang dulu respek kepada syifa kini tidak lagi menghargai syifa, bahkan menganggap syifa wanita nakal yang bisa membawa dampak buruk pada suami mereka.

Berbagai cemoohan dan hinaan pun di lontarkan mereka kepada syifa, tapi syifa tidak memperdulikannya, dan tanpa mereka sadari bahwa suami - suami mereka sudah pernah tidur dengan syifa.

Syifa pun merasa senang saat membuat suami orang yang telah mengejeknya bertekuk lutut di hadapannya.

Syifa kini benar - benar telah rusak, entah sudah berapa banyak laki - laki di kampungnya yang sudah pernah tidur dengannya, bahkan syifa sendiri yang mendatangi mereka untuk menikmati tubuhnya.

Seperti saat ini, setelah herman pulang kerumahnya, syifa kembali menghubungi jarwo dan memberi tahu bahwa dia akan kerumahnya.

Jarwo kemudian memberi tahu syifa bahwa teman - temanya sedang main kerumahnya, dan meminta syifa datang dengan pakaian yang seksi untuk menghibur teman - temannya.

Syifapun kemudian dandan merias wajahnya agar terlihat lebih cantik, dan mengenakan pakaian super seksi.

Syifa terlihat seperti pelacur yang ingin menjajakan tubuhnya kepada pria hidung belang, bedanya adalah syifa menjajakan tubuhnya secara gratis kepada orang - orang yang ingin nemakai nya.

Syifa kemudian menuju rumah jarwo, dimana disitu sudah ada 6 orang teman jarwo, kemudian syifa pun ikut berpesta narkoba dengan mereka, dan sudah pasti syifa juga akan melakukan pesta seks dengan mereka.



Bersambung.
 
POV SINTA


"Aaaahhhhh.. teruuss.. biii.. aahhh.."
"Ahh.. memeekk umii gatell.. bangett ahhh.."
"Iyaa biii.. teruuss ahhh..."
"Abi udah ngga kuat mi... ahhh"

Croottt.. crooottt.. crooot...

"Hahh hahh hah makasih ya mi, umi emang yang paling hebat"
"Iya bi sama - sama"
"Ya udah ayo tidur" "iya bi"


Lagi - lagi suamiku gagal memberikan kepuasan kepadaku, setiap kali bercinta suamiku selalu keluar duluan dan langsung tertidur.

Hal ini sebenarnya sudah biasa bagiku, karena ku pikir memang wajar jika suami selalu keluar duluan, aku juga hampir tidak pernah mengeluhkan kemampuan suamiku.

Seperti sekarang ini, suamiku langsung tertidur setelah menumpahkan spermanya di dalam vagina ku, hal yang selalu ku alami ketika bercinta dengan suamiku.

Dari dulu aku tidak pernah mengeluhkan yang aku alami ini, aku menganggapnya hal yang wajar, tapi semua berubah ketika kakak ku memberi tahuku arti sebuah kepuasan dan memberiku sebuah kenikmatan yang belum pernah aku rasakan.

Seandainya kejadian waktu itu tidak pernah terjadi, mungkin aku masih akan menganggap hal yang wajar saat suamiku mengalami klimaks duluan, aku juga mungkin akan masih memaklumi kemampuannya.

Tapi sekarang semuanya sudah berbeda, aku tidak dapat lagi memaklumi kemampuan suamiku, aku merasa ingin mendapatkan kepuasan yang sama.

Aku mulai merasa ingin menuntut untuk merasakan kenikmatan dari suamiku, tapi suamiku selalu gagal memberikannya, suamiku hanya memikirkan kepuasannya sendiri.

Jika sebelumnya aku selalu ikut tertidur setelah bercinta, tapi kali ini rasanya sulit sekali untuk memejamkan mata, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku yang membuatku merasa tidak karuan.

Aku ingin merasakan kenikmatan, aku ingin merasakan kepuasan, aku ingin merasakan orgasme berkali - kali.

Aku benar - benar di buat merasa tanggung oleh suamiku, seandainya aku tidak pernah melakukan hubungan terlarang dengan kakak ku, mungkin aku tidak akan merasa seperti sekarang ini.

Aku menyalahkan suamiku karena tidak bisa memberiku kenikmatan, tapi di satu sisi aku juga menyalahkan kakak ku karena dia telah membuatku seperti ini, membuat ku merasa ingin menuntut suamiku, tapi apalah daya, aku tidak mungkin menuntut suamiku lebih.

Aku ingin sekali merasakan vaginaku di oral seperti waktu itu, tapi suamiku selalu menolaknya, karena dia pikir itu sesuatu yang jorok, sebelumnya aku juga berpikir begitu sebelum kakak ku membuatku tau nikmatnya di oral, kakak ku benar - benar jahat karena telah membuatku menjadi seperti ini.

Tak terasa air mata mengalir di pipiku, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang untuk menghilangkan rasa tanggung ku ini, sementara ku lihat suamiku sudah tertidur pulas.

Kemudian aku bangkit dari ranjangku dan keluar dari kamar, dengan hanya mengenakan dress tanpa daleman aku menuju kulkas untuk mengambil minuman.

Ku minum air dingin langsung dari botolnya yang baru ku ambil dari kulkas, aku mencoba untuk menghilangkan rasa tanggung ku akibat gagal mendapatkan kenikmatan.

Aku lalu duduk di sofa dan membuka hp ku, ku lihat jam sudah menunjukan pukul 11 malam, untuk mengusir rasa gundah gulana di hatiku, aku kemudian membuka youtube untuk menonton video - video lucu.

Cara itu cukup jitu untuk mengobati kegundahan hatiku, setelah menonton youtube entah kenapa aku kepikiran untuk menelvon kakak ku.

Aku tidak tau apakah jam segini kakak ku sudah tidur atau belum, tapi akhirnya aku tetap menelvon kakak ku di tangah malam.

Suara dering hp mulai tersambung, ku tunggu beberapa saat, tapi kakak ku tak kunjung mengangkatnya, sampai panggilan pun akhirnya tidak terjawab.

Ku pikir kakak ku sudah tidur, jadi ku urungkan niatku untuk menghubunginya lagi, ku buka lagi youtube untuk menonton video yang lain.

Baru beberapa menit menonton tiba - tiba hp ku bergetar, dan tertera nama kakak ku yang menghubungiku, ku kira dia sudah tidur tapi ternyata belum.

Aku lalu mengankat telfon kakaku.
"Halo sin" ucap kakak ku saat aku baru mengangkat telvonnya.
"Iya kak" jawabku singkat
"Ada apa sin malem - malem nelpon?"
"Ngga ada apa - apa kok kak, cuma iseng aja hehee" jwabku sambil tertawa.
"Kirain ada apa gitu"
"Ngga ada apa-apa kok kak"
"Ya udah kalo gitu matiin aja sin"
"Iya kak" "ayo pak lanjut lagi mainnya"
Ku dengar kakak ku mengajak seseorang untuk melanjutkan permainan sebelum dia mematikan panggilan.

Pikiran ku langsung bertanya - tanya siapa orang yang kakak ku ajak main, dan kakak ku sedang bermain apa tengah malam begini, apakah yang di maksud kakak ku adalah main bercinta?, jika memang benar dugaanku sungguh berani sekali kakak ku bercinta dengan orang lain tengah malam begini.

Tapi membayangkan hal itu membuat nafsuku kembali naik, tanganku reflek meremas dadaku kemudian mulai menggesek vaginaku.

Ku remas - remas dadaku sambil membayangkan kakak ku yang sedang bermain dengan orang lain.

Kemudian aku mulai memasukan jari tengahku kedalam vaginaku, "aaahhhhh.." rasanya nikmar sekali saat mulai ku kovok vaginakudengan jariku.

Aku baru pertama kali melakukan hal seperti ini, tapi rasanya aku sudah sangat lihai merangsang diriku sendiri, mungkin ini yang dinamakan naluri wanita, bisa melakukan hal seperti ini tanpa belajar.

Aku duduk di atas sofa sambil mengangkangkan kaki ku dan mengocok vaginaku dengan jari tengahku, dadaku pun tak luput dari remasan tanganku.

Desahan - desahan mulai keluar dari mulutku tatkala aku merangsang tubuhku sendiri.

Rasanya begitu nikmat, aku mulai membayangkan diriku yang berada di posisi kakak ku, ku bayangkan diriku sedang di cumbu oleh orang lain selain suamiku.

Vaginaku semakin basah saat aku membayangkan sedang di oral oleh orang itu, dan vaginaku semakin banjir saat aku membayangkan sedang di genjot oleh orang itu.

Vaginaku terus mengeluarkan cairan saat jari tengahku semakin cepat mengocoknya, hingga akhirnya aku tidak dapat lagi membendung orgasme ku.

"Aaaagghhhhhh....." aku mendesah panjang menikmati orgasme ku yang luar biass, rasanya begitu nikmat membuat beban yang ada di hatiku seketika hilang, berganti dengan rasa puas yang mengisi hatiku, aku tidak menyangka bisa memuaskan diriku sendiri dengan cara seperti itu.

Aku tersenyum puas stelah meraih orgasmeku, aku lalu membersihkan vaginaku di kamar mandi dan kembali masuk ke kamarku, lalu tertidur di samping suamiku.

Sejak saat itu, aku selalu memuaskan diriku sendiri dengan cara masturbasi setiap kali aku gagal mendapatkan kepuasan dari suami, aku tidak tau apakah suamiku tau yang ku lakukan setelah kita selesai bercinta, tapi aku tidak mau ambil pusing dan teteap melakukan masturbasi ku.




Hari ini aku berniat untuk main kerumah ibuku, karena sudah 2 bulan lebih aku tidak menemui ibuku, terakhir aku menemui ibu ku adalah saat aku melakukan hubungan terlarang dengan kakak ku.

Suamiku lalu mengantarkan aku kerumah orang tua ku, tapi kemudian suamiku langsung pamit karena sedang ada urusan, aku pun langsung masuk menemui ibu ku.

"Assalamualaikum bu" ucapku mengucapkan salam ketika masuk kedalam rumah.

"Waalaikum salam, ehh kamu sin, dateng sama siapa? Tanya ibuku saat aku masuk kedalam rumah.

"Tadi sama mas apri bu, tapi mas apri langsung pergi lagi ada urusan soalnya" jawabku pada ibuku.

"Ohh ya udah ngga apa - apa, kamu udah makan belum sin?" .
"Udah bu, tadi makan dulu sebelum kesini"
"Sini sayang gendong sama nenek" ucap ibu ku meminta anak ku untuk di gendongnya.

Aku lalu menyerahkan anak ku pada ibu ku, tapi baru di gendong sebentar anak ku langsung minta turun dan berjalan - jalan di dalam rumah.

Anak ku memang belum lama ini baru lancar berjalan, sehingga dia merasa senang berjalan kesana kemari di dalam rumah, tingkahnya yang menggemaskan membuat ku dan ibu ku tertawa melihatnya.

"Kak syifa kemana bu?" Tanyaku pada ibuku. "Biasalah kakak kamu kalo udah nganterin anaknya pulang sekolah ya langsung pulang kerumahnya" jawab ibuku.

"Ehh ponakan tante yang paling cantik, sini sayang salim sama tante" ucapku saat melihat anak kak syifa datang dengan temannya, kemudian dia menghampiriku dan mencium tanganku.

Keponakan ku sudah terlihat sangat cantik meskipun masih kecil, mungkin suatu saat nanti akan menjadi kembang desa, tak heran jika keponakan ku memiliki paras yang cantik, karena mendapatkan gen dari kakak ku yang cantik dan tetu saja mas abdul yang juga ganteng.

Keponakan ku lalu masuk kedalam dan mengambil boneka kemudian pergi lagi bersama teman - temannya.

"Tapi riska kok ngga mau ikut kak syifa pulang kerumah ya bu" tanyaku pada ibuku.
"Biarin ajalah riska sama ibu aja, dari pada sama kakakmu entar jadi ngga bener" jawab ibuku.

"Ngga bener gimana bu" aku pun mulai penasaran dengan ucapan ibuku.
"Kaya ngga tau kakak kamu aja sekarang gimana, dandanannya kaya gitu, malu - maluin aja" jawab ibu ku sedikit ketus.

Aku pun tau yang di maksud oleh ibuku, karena aku sudah tau rahasia kakak ku, tapi aku tidak mungkin menceritakannya pada ibu ku, karena aku takut membuat ibuku kecewa terhadap kakaku dan semakin membuat orang tuaku merasa malu.

"Ya biarin ajalah bu, selama kak syifa ngga berbuat macem-macem" jawabku untuk sedikit menenangkan ibu ku.

"Iya kakakmu itu emang ngga macem - macem, tapi apa ngga malu gitu di panggil sama orang - orang jablay, ibu yang malu dengernya sin" ibu ku mulai sedikit kesal dengan kakak ku.

Jujur disini aku bingung harus berbicara seperti apa, karena sebagai adik aku juga pasti terkena dampak dari perubahan kakak ku.

"Biarin aja lah bu" ucapku sekenanya.
"Udah berkali - kali ibu tegur, yang ada malah kakak mu marah, sampe ayah kamu juga ngga pernah di dengerin omongannya"

"Ibu biarin aja lah dari pada berantem sama kak syifa"
"Biar gimanapun kakak mu itu tetap anak ibu, ibu ngga mau kakakmu jadi kayak gitu, bikin malu keluarga, suaminya juga kemaren pulang, ibu kasih tau kelakuan istrinya, tapi suaminya juga ngga bisa ngapa-ngapain, pusing ibu kalo mikirin kakak kamu" ucap ibu yang merasa kecewa dengan kakak ku.

"Mas abdul pulang bu kapan?" tanya ku.
"Iya kemarin udah 2 mingguan yang lalu dia pulang, tapi tetep aja dia ngga bisa ngomongin kakak kamu, malah dia bilang kalo kakak kamu berubah karena dia, sebelum dia berangkat dia juga minta maaf kalo udah bikin kakak kamu jadi kaya gitu, bikin ibu tambah pusing aja denger omongannya, maksudnya apa coba si abdul bilang kaya gitu" ucap ibuku menjelaskan.

Aku sebenarnya tau apa yang di maksud oleh mas abdul, kak syifa berubah memang tidak terlepas dari kegagalannya memberikan kepuasan pada kakak ku, tapi aku juga tidak menyangka jika kak syifa akan berubah sedrastis itu.

Aku berpikir untuk tidak melakukan hal yang sama dengan kakak ku, meskipun suamiku tidak mampu memberikan kepuasan, tapi aku masih bisa masturbasi untuk mendapatkan kepuasan ku tersendiri.

Aku juga tidak mau membuat orang tuaku semakin merasa malu, karena kelakuan kak syifa pun sudah cukup membuat orang tuaku merasa malu.

"Mas abdul ngomong gitu bu" ucapku seolah - olah aku tidak tau maksud mas abdul.

"Iya sin, ibu juga heran dia ngomong kaya gitu, jadi orang kalo terlalu baik sama istri jadi kaya gitu tuh, biarpun istrinya yang salah tapi malah dia yang minta maaf" ucap ibu ku.

"Gitu ya bu, tapi biarin ajalah bu selama ini juga kak syifa dandanya masih bisa di toleransi kan bu, paling pake baju ketat doang mh biarin aja" ucapku mencoba menengahi ibuku.

"Kamu ngga tau aja sih dandanan kakak kamu sekarang jadi tambah parah" ucap ibuku.

"Tambah parah gimana bu" tanyaku penasaran.

"Kalo dateng kesini nganterin anaknya sekolah emang bajunya masih sopan, tapi kalo udah pulang kerumahnya, ya ampun bajunya tuh udah kaya yang ngga bener gitu"

"Ngga bener gimana bu?"

"Kakak kamu kalo udah pulang tuh, sering banget pake tanktop, pake celana pendek, banyak tetangga yang liat jadi jijik sama kakak kamu, pernah tuh dia pake baju yang pusernya keliatan, sampe bulunya jadi keliatan juga, ampunn deh sama tuh anak, kaya ngga ngurus badannya sendiri, apa ngga malu bulunya keliatan kemana- mana" ucap ibuku kesal.

Mendengar ucapan ibuku tentang bulu kak syifa aku jadi sedikit merasa malu juga pada ibu ku, karena sekarang aku memiliki bulu kemaluan yang sama lebatnya dengan kak syifa.

Entah kenapa aku menyukai vaginaku di tumbuhi oleh bulu yang sangat lebat,membuatku menjadi merasa lebih seksi, walaupun hanya suamiku yang melihatnya.

Tapi aku tidak menyangka kak syifa bisa seberani itu memakai tanktop di depan umum, pantaslah jika orang - orang menganggap kakak ku seorang jablay.

" sabar ajalah bu, sapa tau entar tobat" ucapku pada ibuku.
"Padahal dulu tuh kakak kamu anak baik-baik, selalu menutup aurat, tapi sekarang auratnya malah dia tunjukin kema-mana"

Ibu ku lalu menundukan kepala dan mulai terdengar menangis atas perubahan kakak ku, aku tidak tega mendengar ibuku menangis seperti itu, aku berniat untuk menyadarkan kakak ku dari kesalahannya.

"Bu aku mau kerumah kak syifa ya, ada yang mau aku omongin" ucapku pada ibu ku.

Aku lalu menitipkan anak ku pada ibu ku, dan pergi kerumah kakak ku menggunakan motor ayah ku, karena kebetulan ayahku tidak membawanya ke peternakan, karena ayahku menggunakan mobilnya.

Ku lalui jalan desa dan memasuki kebun albasia yang sebagai penanda aku mulai memasuki halam depan rumah kakak ku.

Terlihat suasana sekitar rumah kakak ku begitu sepi, karena tidak ada rumah lain selain rumah kakak ku.

Ada yang beda dari rumah kakak ku sejak terakhir kali aku main kesini, sekarang rumah kakak ku memiliki pagar di depan rumah setinggi 3 meter, sehingga jika ada orang yang berada di depan rumah kakak ku tidak akan terlihat dari luar, di tambah pintu gerbang yang terbuat dari besi menutupi seluruh pintu masuknya. Membuat keadaan rumah kakak ku semakin tidak terlihat.

Aku tidak tau kenapa kakak ku membuat pagar setinggi itu, karena menurutku penduduk sini orangnya ramah-ramah dan hampir tidak pernah terjadi kasus pencurian atau perampokan.

Mungkin kakak ku hanya ingin merasa lebih aman sehingga dia membuat pagar di rumahnya.

Kudekati gerbang rumah kakak ku, aku turun dari motor lalu mencoba membuka pintu gerbang ini, kumasukan tanganku kedalam lubang kecil yang berada di dekat pegangan gerbang.

Beruntung lubang ini tidak di kunci dari dalam, sehingga aku bisa membuka slotnya, kemudian ku buka pintu kecil untuk masuk.

Sebenarnya pintu yang besarpun bisa di geser, tapi karena pintu kecil ini cukup muat untuk di lewati motor maka aku hanya membuka pintu gerbang yang kecil.

Kemudian aku memasukan motor ayah ku kedalam rumah kakak ku, tapi saat aku masuk kedalam ternyata ada sebuah motor sport 250 cc dengan lambang sayap berwana hitam terparkir di depan rumah kakak ku.

Aku tidak tau itu motor siapa, di lihat dari plat nomornya sepertinya motor itu masih baru, ku parkirkan motorku di sebelah motor itu, kemudian aku masuk kedalam rumah.

Beruntung pintu rumah kakak ku pun tidak terkunci sehingga aku bisa masuk dengan mudah.

Ku langkahkan kaki ku memasuki rumah kakak ku, terlihat sepi sekali rumahnya, saat baru beberapa langkah aku mendengar ada sebuah suara desahan dari seorang wanita.

Kemudian aku ikuti sumber suara itu, sampai akhirnya aku melihat kamar kakak ku yang tidak tertutup rapat.

Aku bisa mendengar suara itu dengan jelas berasal dari kamar kakak ku, kudekati pintu kamar itu, dan ku lihat dari celah pintu yang tidak tertutup rapat.

Betapa terkejutnya aku saat melihat tubuh kakak ku yang telanjang bulat sedang menungging, dan di belakangnya ada seorang pria berbadan besar sedang berada di belakang kakak ku sedang menghujamkan senjatanya kedalam tubuh kakaku dengan posisi setengah berdiri.

Aku sangat terkejut sampai menutup mulut ku, baru kali ini aku melihat orang yang sedang berhubungan badan secara langsung.

Aku tidak tau siapa orang yang sedang menggenjot lakak ku, karena posisi mereka membelakangiku, sehingga aku tidak dapat melihat wajahnya.

Tapi yang pasti orang itu bukanlah mas abdul, karena aku tau perawakan mas abdul tidak seperti itu.

Dan yang membuatku lebih terkejut lagi adalah saat aku menyadari bahwa penis orang itu masuk kedalam lubang yang salah, penis itu tidak masuk kedalam vagina kakak ku, melainkan kedalam lubang anus kakak ku.

Terlihat penis orang itu menghujam dengan mantap lubang anus kakak ku, terlihat anusnya ikut tertarik saat dia menarik penisnya dan masuk kedalam saat dia menghujamkan penisnya.

Melihat pemandangan yang baru pertama kali dalam seumur hidupku, membuat nafasku terasa sesak, meskipun bukan anusku yang sedang di tusuk oleh penisnya, tapi aku seperti dapat merasakan nikmatnya saat anus kakak ku mengikuti hujaman penis itu.

Di tambah lagi desahan kakak ku yang semakin membuatku sesak nafas.

"Aaggghhhh.. enaaakk....bangggeett...
maasss....terruuussss.. aaakkhhhhh..... enaaakkk..."

Desah kakak ku menerima hujaman penis orang itu di anusnya, posisi orang itu yang setenah berdiri membuatku dengan jelas melihat penisnya yang keluar masuk di dalam anus kakak ku.

Tubuhku mulai panas melihat persetubuhan kakak ku, tanpa sadar kini tanganku meremas - remas dadaku sendiri.

"Aaggghhh...gilaa dhe pantaatt kamuu sempitt banget" ucap orang itu merasakan sempitnya anus kakak ku.

"Aaaahhhhh... kontoolll kamuu jugaa enaakk maasss.. akkhhh.. teruss.. maass yangg kencengg ahhh.."

Mendengar desahan kakak ku membuatku semakin horni, tak terasa tangan kiriku sudah masuk kedalam celanaku, dan bajuku sudah terangkat sampai ke leher beserta bh ku, sehingga susuku yang berukuran besar bergelantungan dengan bebas di dadaku.

Ku remas - remas susuku sampai asi ku menyembur membasahi pintu, dan ku colok vaginaku dengan jari tengahku, aku tidak mengira bisa masturbasi dalam keadaan seperti ini, berdiri di depan pintu sambil menonton kakak ku yang sedang di pakai orang lain.

"Aakkkkkhhhhhh.. maasss.. konttoooooll kamuu enaaakkk aahhhh..."

Desahan kakak ku terdengar begitu memabukan ku dan membuatku semakin cepat mencolok vaginaku, aku pun tak dapat menahan desahan ku.

"Aaakkhhhh... kontooll.. konntoolll.. konntoolll. Kontooll... kontoolll..aagghhh.."

Entah kenapa aku membayangkan penis itu sedang menghujam vaginaku, aku bahkan mengucapkan sebuah kata yang menurutku sangat tabu, tapi kini aku justru menyebutkannya sambil bermasturbasi.

Terlihat orang itu kini menjambak rambut kakak ku, sehingga kepalanya terdongak ke atas akibat jambakan di rambutnya, kakak ku terlihat semakin menikmati perbuatan orang itu yang semakin kasar terhadap tubuhnya, desahan kakak ku benar - benar membuatku merasa iri, entah kenapa aku ingin sekali berada di posisi kakak ku, dan mendesah senikmat mungkin.

Kini celanaku sudah turun sampai di kaki, membuatku semakin bebas mencolok vaginaku dengan kencang, bulu kemaluanku yang lebatpun terpampang dengan jelas.

Saat aku hampir meraih orgasmeku, tiba - tiba mereka memutar balik badan mereka, yang membuatku langsung panik, sehingga aku langsung menghindar agar tidak terlihat oleh mereka.

Beruntung gerakan ku lumayan cepat sehingga aku terhindar dari mereka, tapi hal itu membuatku gagal meraih orgasmeku.

Aku berdiri membelakangi dinding kamar kakak ku, dengan baju yang masih terangkat sampai di leher, dan celana yang masih nyangkut di kakiku.

Aku melanjutkan lagi masturbasiku sambil mendengar desahan kakak ku, kini terdengar seperti ada suara tamparan di dalam, meski aku tidak tau bagian mana yang sedang di tampar, tapi terdengar kakakku selalu mendesah ketika orang itu menamparnya.

Akupun tidak dapat lagi menahan orgasmeku sehingga aku mengalami orgasme yang sangat nikmat, tubuhku bergetar, kaki ku tidak dapat menahan tubuhku sehingga aku terduduk di lantai dengan vagina ku yang basah oleh cairan orgasme ku.

Setelah beberapa menit beristirahat, akhirnya aku menuju sofa yg berada di depan kamar kakaku, dari tempat aku duduk, aku tidak bisa melihat mereka di dalam begitu juga sebaliknya, mereka tidak bisa melihatku yang duduk di sofa ini.

Aku duduk di atas sofa setelah merapikan bajuku terlebih dahulu, aku masih bisa mendengar suara mereka dengan jelas dari tempatku duduk.

Terlihat di meja ada 3 botol minuman beralkohol dan 2 bungkus rokok, aku tidak tahu apakah kakak ku ikut meminumnya atau tidak.

Karena merasa haus aku pun pergi kedapur untuk mengambil air minum, kemudian kembali duduk di sofa.

Seharusnya aku menghentikan perbuatan kakak ku yang terlarang, tapi entah kenapa alu tidak memiliki keberanian untuk menghentikannya, sehingga aku memilih untuk diam saja dan menunggu mereka selesai bermain, tapi sudah setengah jam lebih mereka belum juga menunjukan tanda - tanda akan segera berakhir.

Tak terasa kini aku mulai meremas susuku lagi, desahan kakak ku seakan menghipnotisku untuk melakukan masturbasi lagi, aku pun kembali bermasturbasi sambil mengangkang di atas sofa.

Tapi ketika aku hendak meraih orgasmeku, tiba - tiba terdengar suara pintu kamar yang terbuka, aku langsung menaikan celanaku, dan menurunkan baju ku, Ku lihat kakak ku keluar dari kamar mengenakan sebuah lingerie yang sangat seksi tanpa dalaman, kakak ku terkejut melihatku yang sedang duduk di atas sofa, kemudian dia mendekatiku.

"Udah lama sin kamu disini" ucap kakak ku yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ngga kak, baru aja sampe" ucap ku berbohong.

Kemudian kakaku menyadari ada sebuah cairan berwarna putih yang membasahi pintunya, kemudian dia raba cairan itu lalu ia masukan jarinya kedalam mulutnya, kakak ku pasti tau jika cairan itu adalah asi ku, dia pun tersenyum saat mengeluarkan jarinya dari dalam mulutnya.

"Kalo udah lama juga ngga apa - apa kok" ucapnya sambil tersenyum.

Aku benar - benar merasa malu tertangkap basah oleh kakak ku, kemudian dia pergi kedapur, kulihat ada yang aneh dengan tubuh kakak ku.

Ku lihat kakak ku seperti memiliki sebuah ekor berwarna coklat di pantatnya, ekor itu bergoyang mengikuti langkah kaki kakak ku, aku tidak tau nama benda itu, tapi yang jelas itu adalah sebuah ekor.

Kakak ku lalu kembali dari dapur sambil membawa air, kemudian dia mendekatiku.

"Tumben kesini ngga bilang- bilang" ucap kakak ku yang kini berdiri di depanku.
"Pengen main aja kak" ucap ku singkat.

Kemudian kakak membungkuk menaruh minuman yang dia bawa dari dapur, membuat ekornya semakin jelas di depan mataku.

"Kak itu apaan yang di pantat kakak" tanyaku penasaran.
"Ohh ini namanya butt plug sin, lucu kan" ucapnya sambil menggoyangkan pantatnya sehingga ekor itu pun ikut bergoyang.

Ku akui jika ekor itu memang terlihat lucu saat kakak ku menggoyangkan pinggulnya.

"Itu nempel atau gimana kak?" Tanyaku masih penasaran.
"Kamu liat aja sendiri sin" ucap kakak ku menungging di depanku, sehingga pantatnya berada persis di depan muka ku.

Ku amati ekor itu, kemudian ku pegang ekor yang lumayan panjang, setelah ku amati sampai pangkalnya, aku baru sadar jika ekor itu masuk kedalam anus kakak ku, aku pun sampai menutup mulutku karena tidak percaya kakak ku memiliki ekor, apakah kakaku langsung terkena azab setelah tadi bercinta di lubang yang salah pikirku.

"Kamu kenapa sin, kaget ya" ucap kakak ku menyadarkanku dari kekagetan ku.
"I.. iya kak" jawabku gemeteran, karena takut terkena azab.
"Kenapa kaget, ini bisa di lepas kok, tarik aja" ucap kakak ku.

Aku lalu menarik ekor itu, dan akhirnya ekor itu pun terlepas dari lubang anus kakak ku yang terlihat menganga, ujung ekor ini berbentuk bulat tapi lancip di ujungnya.

Akupun lalu mengamati benda itu, aku merasa malu karena sempat berpikir kakak ku terkena azab, ternyata benda ini hanya sebuah mainan, setelah ku amati entah kenapa aku reflek memasukan ekor itu lagi kedalam anus kakak ku yang masih menungging, kemudian dia duduk di sampingku.

"Kamu udah lama kan disin" ucap kakak ku.
"Iya kak" aku pun tidak dapat mengelak lagi karena kakak ku sudah tau aku berada di rumahnya cukup lama.

"Tadi nonton dong kakak main" ucapnya lagi. "Iya kak" jawabku sambil menundukan kepala karena malu.
"Kenapa ngga ikut gabung aja dari pada masturbasi sendiri"

DEGG.. aku cukup terkejut dari mana kakak ku bisa tau lalau aku bermasturbasi sambil menontonnya, apakah dari asi yang muncrat di pintu kamarnya.

"Kakak tau dari mana kalo aku tadi masturbasi" tanyaku penasaran.
"Tuhh cairan kamu membasahi lantai hahahaa" ucapnya sambil tertawa.

Sungguh aku merasa sangat malu lagi - lagi tertangkap basah olehnya, aku tidak tau harus menjawab apa, dan aku hanya menundukan kepala ku saja.

Kemudian terdengar ada suara orang yang menghampiri kami, dan ternyata itu adalah orang yang tadi menggarap kakak ku, aku sedikit terkejut saat melihatnya menghampiri kami, karena dia keluar hanya mengenakan celana dalam.

Aku membuang pandangan ku karena merasa sedikit malu, meskipun tadi aku sudah sempat melihat penisnya yang besar, tapi tetap saja aku merasa malu saat bertatapn dengannya.

"Ini siapa dhe?" Tanya orang itu pada kakak ku. "Kenalin ini adik aku mas" ucap kakak ku memperkenalkan diriku pada orang itu.

"Herman" ucapnya sambil mengulurkan tangannya padaku, aku pun dengan ragu menjabat tangannya. "Sinta" ucapku pelan.

"Mas herman ini pacar kakak dhe, kan udah pernah kakak ceritain dulu" ucap kakak ku.

Seketika aku ingat dengan cerita kakak ku 2 bulan yang lalu, bahwa dia memiliki pacar yang bernama herman, kemudian aku beranikan diri untuk menatapnya, karena penasaran dengan orang yang telah menjadi selingkuhan kakak ku.

Ku lihat orang itu berbadan cukup besar dengan kulit coklat kehitaman, tanpa sadar mataku menuju ke arah selangkangannya yang tertutup celana dalam, terlihat ada sesuatu yang menggelembung di balik celana dalamnya.

"Adik kamu lucu dhe, malu - malu tapi ngliatin gitu" ucap pacar kakak ku.
"Maklum mas punya suaminya kecil jadi kaget kali liat yang segede punya kamu, ucap kakakku.

Aku baru tersadar jika sedari tadi mataku terus menatap kearah selangkangan pacar kakak ku, aku benar - bebar merasa malu, sampai menundukan kepalaku.

"Ngga usah malu gitu sin, biasa aja, kita juga memaklumi kok, ini kan pertama kalinya kamu liat punya orang lain selain suami kamu" ucap kakak ku.

Aku hanya masih menundukan kepalaku, karena merasa malu, kakak ku ya tadinya duduk di sampingku, kini berpindah duduk di pangkuan pacarnya yang berada di sofa sebelah kananku, sementara aku duduk di sofa panjang.

Ku beranikan diri untuk menatap mereka, aku sedikit terkejut saat melihat kakak ku sedang berciuman begitu panas di depan ku, seakan - akan tidak menganggap keberadaanku.

Keterkejutanku tidak berhenti sampai disitu, kakak ku lagi - lagi membuatku terkejut saat aku melihatnya menuangkan minuman beralkohol kedalam gelas lalu meminumnya, kemidian dia menyalakan rokok dan menghisapnya.

Aku benar - benar tidak habis pikir bahwa kakak ku sudah berubah sangat drastis, tidak seperti kakak ku yang dulu, bukan hanya berselingkuh, kakak ku juga sekarang mengkonsumsi alkohol dan rokok, sesuatu yang hanya di lakukan oleh wanita - wanita nakal, tapi entah kenapa aku tidak memiliki keberanian untuk menghentikan perbuatannya.

"Kamu mau minum juga sin? Enak loh" tanya kakak ku menawariku minuman beralkokol itu.

"Ngga kak" ucapku menolak tawaran kakak ku.

"Belum terbiasa aja sin, kalo udah biasa mh rasanya enak kok, kakak kamu aja ketagihan, hampir tiap hari minum ginian" ucap pacar kakak ku menjelaskan.

Aku hanya mendengarkan omongan pacar kakak ku, walaupun sebenarnya aku cukup terkejut mengetahui bahwa kakak ku sudah kecanduan alkohol.

"Iya sin, kalo udah ketagihan mh enak kok rasanya, di badan juga jadi anget, paling mabok doang kalo kebanyakan" ucap kakak ku.

"Dhe adik kamu kira-kira bakal ngadu ngga nih sama orang tua kamu kalau kamu suka mabok" tanya pacarnya pada kakak ku.

Sebelum kakak ku menjawabnya, aku menjawab terlebih dahulu.
"Ngga mas tenang aja, aman kok, aku ngga bakal ngadu sama orang tua aku" aku tidak tau kenapa tiba - tiba aku berbicara seperti itu pada mereka.

"Hahaha tuh mas dengerin, adik aku aman kok, jadi aku bebas mau ngapain aja, ya ngga sin" ucap kakak ku padaku.
"Iya kak" aku hanya menjawabnya singkat.

"Cobain deh sin enak kok, sedikit aja" kembali kakak ku menawariku minuman itu.
Dan entah kenapa aku seperti terhipnotis dan menuruti omongan kakak ku.

"Iya kak" ucapku sambil menerima minuman yang di berikan oleh kakak ku, kemudian aku meminumnya sedikit, rasanya aneh, aku seperti mau muntah biarpun hanya sedikit yang kuminum.

Sementara kakak ku dan pacarnya hanya tertawa melihatku yang seperti ingin muntah, tapi bukannya berhenti, aku justru meminum lagi minuman itu, dan akhirnya aku pun muntah di lantai keramik rumah kakak ku.

"Wuuueekk... wwuuueeekkk..." aku muntah mengeluarkan isi dalam perutku karena tidak kuat dengan minuman itu, ku sandarkan tubuhku di sofa, perutku mual, dan dadaku terasa panas.

"Bersihin tuh sin muntahan kamu, jorok ih hahahaa" ucap kakak ku sambil tertawa.

Aku lalu kebelakang untuk mengambil pel, kemudian aku kembali lagi membersihkan muntahanku, kakak ku kemudian menawarkan lagi minuman itu, tapi aku menolaknya karena sudah tidak sanggup, dan kakak ku meminum sendiri minuman yang sudah di tuangkannya kedalam gelas.

Kemudian aku kebelakang untuk membuang muntahan ku dan kekamar mandi untuk mencuci mulutku yang terasa pengar setelah meminum alkohol.

Saat aku kembali, kakak ku masih duduk di atas pangkuan pacarnya, tapi ku lihat kakak ku dan pacarnya sedang menghisap rokok yang tidak biasa, asapnya pun tercium cukup kuat di hidungku, dari ekspresinya sepertinya kakak ku dan pacarnya terlihat begitu menikmati rokok yang sedang mereka hisap.

"Kak itu rokok apaan sih, kok aneh gitu" tanyaku pada kakak ku yang terlihat seperti orang yang sedang ngefly.

"Ini bukan rokok sin, ini tuh ***** hahaa" ucap kakak ku sambil tertawa.

"HAAHHH" teriaku. Aku sungguh merasa tidak menyangka, bahwa kakak ku benar - benar sudah rusak, tidak hanya rokok dan minuman tapi ganjapun sudah dia hisap, aku tidak habis pikir jika orang tua kami tau yang sedang di lakukan kakak ku, mereka pasti akan murka sekali.

"Bukan aku loh sin yang ngajarin kakak kamu ngisep *****, justru aku yang di ajarin sama kakak kamu" ucap pacar kakak ku.




Aku semakin di buat tidak nenyangka bahwa kakak ku lah yang justru mengajak pacarnya untuk menghisap *****, karena tadinya kupikir dialah yang mengajari kakak ku.

"Iya dhe, emang kakak kok yang minta mas herman buat ngisep *****" ucap kakak ku.
"Iya nih kakak kamu yang ngajarin" ucap pacarnnya.
"Tapi kamu suka kan mas ngisep ***** bareng aku hahaa" "suka dong hahahaa"

"Terus kakak dapet ***** itu dari mana?" Tanyaku penasaran.
"Dari bang jarwo dhe" ucap kakak ku yang membuatku kembali terkejut.

Bang jarwo adalah preman di kampungku, dan sudah berkali - kali keluar masuk penjara karena berbagai kasus, mulai dari penganiayaan sampe kasus narkoba, dan baru beberapa bulan ini dia bebas, tapi ternyata dia sudah kembali mengedarkan narkoba, dan aku tidak menyangka bahwa kakak ku akan menjadi pelanggannya.

"Kok bisa sih kakak beli narkoba sama dia, ceritanya gimana" aku penasaran dengan kakak ku yang akhirnya bisa membeli narkoba dari bang jarwo.

"Sebulan yang lalu kakak jatuh dari motor sin, terus bang jarwo nolongin kakak, untung kakak ngga kenapa - kenapa waktu itu, terus bang jarwo nawarin rokok sama kakak, sebagai balasan terima kasih akhirnya kakak terima rokok itu, karena kakak pikir cuma rokok biasa, tapi setelah sampai rumah kakak hisap rokok itu ternyata enak sin, terus pas ketemu bang jarwo kakak minta lagi rokoknya, tapi bang jarwo minta kakak beli, ya udah akhirnya kakak beli lagi sama bang jarwo, dan bang jarwo baru ngasih tau kalo rokok yang kakak beli tuh ternyata narkoba"

Aku mendengarkan penjelasan kakak ku panjang lebar, dan kini ku ketahui ternyata kakak ku sudah ketagihan mengkonsumsi narkoba.

"Kakak mu itu udah ketagihan narkoba sin, kalo aku sih belum, cuma sebatas nyoba aja, ini aja sebatang ngga habis" ucap pacarnya padaku.

"Sini mas biar aku yang habisin, sayang kalo ngga di habisin" ucap kakak ku yang kemudian menghisap ***** milik pacarnya.

Setelah kakak ku menghabiskan ganjanya kemudian mereka terlibat ciuman yang sangat panas tepat di depanku, ciuman mereka begitu ganas hingga mengeluarkan suara kecipak dari mulut mereka yang beradu, tangan pacar kakak ku pun meremas dadanya dengan brutal.

Melihat pemandangan seperti itu tepat di depan mata kepalaku, tak ayal membuatku mulai terangsang, kemudian kakak ku melepaskan ciumannya lalu menatapku dengan tatapan sayu.

Sementara pacarnya terus meremas dada kakak ku dengan brutal, kakaku menatapku dengan ekspresi wajah yang sangat terangsang, beberapa kali dia melenguh, memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya menikmati remasan tangan pacarnya, di tambah lagi kakak ku baru saja menghisap ***** sehingga mimik mukanya terlihat seperti orang yang sedang melayang.

Entah kenapa ekspresi wajah kakak ku seperti ingin memberi tahu ku, bahwa inilah kenikmatan yang sesungguhnya dari sebuah permainan seks bebas.

Aku pun mulai terangsang melihat aksi mereka berdua, kemudian pacarnya mengeluarkan dada kakak ku dari lingerinya, kemudian melumatnya penuh nafsu.

Matanya menatapku sambil menghisap dada kakak ku, entah kenapa aku merasa iri dengan kakak ku yang sedang ngefly merasakan kenikmatan, rasanya aku ingin membuka bajuku dan memberitahu kepada pacar kakak ku bahwa dadaku jauh lebih besar dari kakak ku, dan dadaku masih mengeluarkan asi, tapi aku masih tidak berani untuk melakukannya.

Kemudian dia berhenti menghisap dada kakaku, dan memasukannya kembali kedalam lingerie, mereka kemudian bercanda gurau sambil tertawa, seolah - olah aku hanyalah obat nyamuk bagi mereka, mereka terus memamerkan keuwuan yang membuatku sedikit iri.

Entah kenapa aku terus membiarkan kegilaan kakak ku dengan orang lain, terlebih orang itu terlihat lebih pantas menjadi orang tua kami, aku seperti tidak memiliki keberanian untuk menghentikan perbuatan mereka, justru ada sesuatu yang lain di hati dan pikiran ku yang ingin melihat kakak ku berbuat lebih dengan selingkuhannya itu.

"Sin tolong tuangin minuman dong" ucap pacar kakak ku.
Seperti kerbau yang di cucuk hidungnya, aku menurut saja saat orang itu menyuruhku untuk menuangkan minuman untuknya, aku kemudian menuangkan minuman itu kedalam gelas lalu memberikan kepadanya.

"Ini mas minumannya" ucapku sambil memberikan minuman itu kepadanya.
"Makasih ya" ucapnya sambil menerima minuman yang ku berikan.
"Ciee adik aku udah akrab aja nih sama kaka ipar hahaa" ucap kakak ku yang meledek ku karena memberikan minuman kepada pacarnya.

Kakak ku yang duduk sambil menyamping di pangkuan pacarnya kemudian memintaku untuk menuangkan minuman untuknya, aku pun menuruti permintaan kakak ku, dan menuangkan minuman untuknya.

Kulihat mimik wajah kakak ku sudah sangat ngefly, matanya sayu, omongannya sudah ngelantur ngga jelas akibat pengaruh ***** dan alkohol yang di konsumsinya, ku lihat bagian bawahnya terlihat ekor kakak ku yang menjuntai hampir menyentuh lantai.

Melihat keadaan mereka seharusnya aku pulang saja kerumah orang tuaku, karena aku hanya menjadi obat nyamuk saja, tapi kaki ini terasa begitu berat untuk meninggalkan rumah kakak ku, seperti ada sesuatu dalam diriku yang menahan ku agar tetap berada disini.

"Sin jembut kamu gimana udah lebat belum?" Tanya kakak ku yang membuatku kaget karena sempat bengong melihat kemesraan mereka di depanku.

"U..udah kak" jawab ku sambil tergagap.
"Jembut kamu lebat juga sin kaya punya kakak kamu?" Tanya pacarnya sambil menyingkap lingerie kakak ku dan mengusap bulu kemaluan kakak ku.

"Iii..iya mas" jawabku singkat sambil tergagap karena merasa malu di tanya seperti itu.

"Wahh pasti mantep ya" ucapnya sambil melirik ke selangkangan ku.
Aku merasa sedikit malu saat dia menatap selangkanganku, aku pun merapatkan kakiku agar dia tidak lagi menatap ke arahku, meskipun kurasakan ada sebuah cairan yang membasahi vaginaku.

Tiba - tiba kakak ku bangkit dari pangkuan pacarnya yang membuatku dapat melihat penisnya yang sudah mengeras, terlihat separuh penisnya yang menjulang sampai ke pusarnya, karena celana dalamnya tidak mampu menampung penisnya yang sudah mengeras.

Aku terpaku, terpukau melihat penisnya yang begitu terlihat sangat keras, penis kedua yang ku lihat selain penis suamiku, tapi ukurannya jauh lebih besar dari penis suamiku.

"Cieee jangan liatin mulu sin, entar pengin loh" ucap kakak ku yang menyadarkanku dari lamunanku karena menatap penis besar pacarnya.

"Apaan sih kak, siapa juga yang pengin" ucapku mencoba berbohong.

"Kamu mau kemana dhe" ucap pacar kakak ku.

"Aku mau kedalam bentar mas, mau ngambil barang lagi biar mantap hahaa" ucap kakak ku sambil berlalu menuju kamarnya.

Ku lihat kakak ku berjalan menuju kamarnya, ku lihat dari belakang ekornya ikut bergoyang saat kakaku melangkahkan kakinya, terlihat sangat imut dan lucu melihat kakak ku memiliki ekor seperti itu.

Aku dan pacar kakak ku hanya saling diam, aku tidak berani menatapnya karena merasa malu, sementara dia sedang memainkan hp nya.

"Umur kamu berapa sin?" Tiba - tiba dia bertanya pada ku.

"24 mas" jawabku singkat sambil menunduk.

"Anak kamu dimana?" Tanya nya lagi.
"Di rumah neneknya mas, oh iya mas tadi namanya siapa" tanyaku sedikit berbasa - basi. "Herman" ucapnya singkat.

Setelah berbasa basi sedikit, kemudian kakak ku keluar dari kamarnya, tapi kali ini kakak ku sudah mengenakan baju, meskipun hanya sebuah tanktop bertali kecil di pundaknya dan sebuah celana pendek yang sangat pendek, lalu dia kembali duduk di pangkuan pacarnya, terlihat juga kakak ku sedikit merias wajahnya, meskipun hanya make up tipis tapi itu cukup membuat kakak ku terlihat sangat cantik, karena pada dasarnya kakak ku memang sudah cantik.

"Kok pake baju dhe" ucap mas herman pada kakak ku.
"Barangnya udah habis mas ternyata" ucap kakak ku sambil membuka hp nya.
"Beli lagi lah dhe" ucap pacarnya.
"Iya mas ini juga mau beli, tapi telvon dulu bang jarwo masih punya barangnya ngga" ucap kakak ku.

Aku tidak mengira bahwa barang yang di maksud oleh kakak ku adalah narkoba, padahal baru beberapa waktu yang lalu kakaku baru saja menghisap satu setengah batang *****, dan dia sudah ingin mengkonsumsinya lagi, padahal terlihat dari mukanya kalau kakak ku sudah merasa ngefly, tapi dia masih merasa kurang, sudah separah itu kah kakak ku kecanduan narkoba.

"Halo bang jarwo lagi dimana" ucap kakak ku yang sedang menghubungi bang jarwo.
"Bang masih punya barang yang biasa ngga?" Tanya kakak ku.
"Apaa ada barang baru, boleh tuh bang aku cobain" ucap kakak ku bersemangat saat dia mendengar ada barang baru.
"Ya udah aku kerumah abang sekarang ya" ucap kakak ku kemudian mematikan hp nya.

"Mas aku kerumah bang jarwo dulu ya" ucap kakak ku meminta ijin pada pacarnya.
"Iya dhe kesana aja" jawab pacarnya.

Kemudian kakak ku masuk kedalam kamarnya untuk mengambil dompet dan juga kunci motor.

"Mas, sin aku pergi dulu ya" ucap kakak ku
"Iya kak" ucap ku kepada kakak ku.
"Mas adik aku jangan di kasarin loh" ucap kakak ku.

Sebelum kakak ku meninggalkan rumah dia justru melepaskan bh nya.
"Biar dapet diskon dari bang jarwo" ucap kakak ku sambil melempar BH nya kemuka ku.

Ku lihat dengan jelas puting payudara kakak ku tercetak dengan jelas di balik tanktopnya yang tipis, di tambah belahan dadanya yang sangat rendah sehingga bongkahan daging payudara atas kakaku terpampang begitu jelas, kakak ku benar - benar sudah gila.

Kini hanya tinggal kami berdua di rumah kakak ku, seharusnya aku ikut pulang dengan kakak ku saat dia pergi, tapi entah kenapa aku justru tetap disini bersama pria paruh baya yang hanya mengenakan celana dalam yang sudah tidak sanggup menampung penisnya.

Lalu tiba - tiba dia bangkit dari tempat duduknya dan duduk di sebelah ku, aku tidak tau harus berbuat apa, aku menundukan kepalaku kebawah.

Karena posisiku yang menundukan kepala justru membuat mataku tanpa sadar melirik ke arah penisnya, terlihat penisnya begitu menggoda iman ku, ukurannya yang besar dan uratnya yang melingkari penisnya terlihat sangat menggairahkan.

Sebisa mungkin aku menahan birahi ku agar tidak terjatuh kedalam gelombang nafsu ku.

"Kalo pengin liat, liat aja sin ngga usah malu - malu gitu" ucapnya yang mengagetkan ku.

"Ehh engga kok mas, ngga ngliatin" jawabku berkilah.

"Cuihh najis jadi cewek munafik amat, bilang ngga tapi dari tadi ngliatin" ucapnya sambil meludahi kepalaku.

Baru kali ini dalam hidupku ada orang yang meludahi kepalaku, seharusnya aku marah atas perlakuannya yang tidak sopan kepadaku, tapi entah kenapa aku justru membiarkannya saja, karena kupikir omongannya memang benar, aku merasa munafik karena terus menatap penisnya tapi tidak mau mengakuinya.

"Iya mas maaf" jawab ku yang justru meminta maaf padanya.

"PLAKKK... di bilangin ngga usah malu - malu masih aja kaya gitu, kakak mu udah cerita semuanya sama saya, jadi ngga usah munafik gitu lah" ucapnya sambil menampol kepala belakang ku.

Aku tidak mengira bahwa dia akan menampol kepalaku begitu keras, kurasakan kepalaku sedikit pusing akibat tampolannya, padahal ku lihat dia dengan kakak ku begitu mesra dan lembut, tapi dengan ku kenapa dia begitu kasar, mungkin karena efek alkohol sehingga dia berubah menjadi kasar seperti itu.

"Iya mas maaf" lagi - lagi aku yang meminta maaf atas perlakuannya padaku.

Kemudian kuberanikan diri untuk menatap matanya, dia tersenyum saat aku menatap matanya, kubalas senyumnya lalu kutatap penisnya yang sudah menjulang sampai ke pusarnya.

"Baru pertama liat ya kontol gede kayak gini" ucapnya padaku.
"Iya mas" jawabku singkat.

Entah setan dari mana tiba - tiba merasuki pikiran ku, sehingga membuatku berani memegang penisnya.

Ku pegang penisnya terasa sangat keras dan panas di tangan ku, kemudian ku tatap mukanya, dia tersenyum padaku, dan kubalas senyumnya semanis mungkin sambil memegang penisnya.

"Nah gitu dong jangan malu - malu" ucapnya sambil mengusap kepalaku.

Mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja membuat hatiku merasa senang, dan tanpa sadar memajukan bibir mencium bibirnya.

Akhirnya aku berciuman sangat panas dengannya, bibir kami menyatu, lidah kami saling bertaut, saling membelit dan saling bertukar ludah, sementara tanganku masih terus mengocok kontolnya.

Setelah beberapa nenit kami berciuman dengan panas, kemudian dia menghentikan ciumannya.

"Katanya jembut kamu lebat ya, aku pengen liat dong" ucapnya padaku.

Seperti terhipnotis aku langsung membuka bajuku hingga telanjang sehingga dia dapat melihat jembutku yang lebat.

"Lebat kan ngga kalah sama punya kakak ku" ucap ku bangga dengan bulu kemaluanku.

"Mantep banget jembutnya" ucapnya memuji bulu kemaluanku.

Mendengar pujiannya membuatku merasa senang, kemudian dia menyuruh untuk jongkok di depannya, aku pun menurutinya dan jongkok persis di depan penisnya,
Kutarik celana dalamnya hingga terlepas.

"Kerudung kamu lepas aja, males aku ngliat cewe kerudungan, jadi cewe tuh kaya kakak kamu, ngga pake kerudung jadi keliatan makin seksi" ucapnya padaku, ku lepaskan kerudungku lalu melemparnya.

Ku pegang penisnya yang terasa begitu keras dan panas, kemudian mulai ku kocok penisnya naik turun, naluriku menuntun bibirku untuk mencium kepala penisnya.

Sesuatu yang belum pernah aku lakukan dengan suamiku, tapi dengan orang yang baru beberapa waktu ku kenal, aku melakukannya seperti sudah berpengalaman.

Naluriku menuntunku untuk menjulurkan lidah ku dan menggelitik lubang kencingnya, ku tatap matanya sambil menggelitik lubang kencingnya dengan lidahku.

Dia tersenyum dan mengusap rambutku, membuat ku merasakan ada sebuah dorongan untuk memanjakan penisnya dengan mulutku.

Ku buka mulutku selebar mungkin dan memasukannya sedalam mungkin kedalam mulutku, tapi baru beberapa saat penisnya masuk, dia langsung mencabut penisnya dari mulut ku.

"Aww pelan - pelan, kena gigi" ucapnya padaku, saat dia merasakan penisnya terkena gigi ku.

"Maaf mas aku belum pernah soalnya ngemut penis" ucapku meminta maaf.

"Ini bukan penis tapi kontol" ucapnya.
"Iya mas maaf" "coba sebut ini namanya apa" "kontol kontol kontol kontoollll"
Aku mengucapkanya berkali - kali sambil memegang kontolnya.

"Ya udah masukin lagi jangan sampe kena gigi" ucapnya menyuruhku untuk memasukan kontolnya lagi kedalam mulutku.

Ku buka lagi mulutku dan mulai memasukan kontolnya kedalam mulut ku dengan perlahan, mulut ku hanya mampu menampung sepertiga kontolnya.

Kemudian kumaju mundurkan kepalaku menikmati kontolnya yang besar di dalam mulutku, kurasakan begitu nikmat sekali kontolnya.

"Masa kalah sih sama kakak mu, dia aja bisa masukin semua kok" ucapnya yang melihatku hanya bisa memasukan sepertiga kontolnya.

Mendengar ucapannya membuatku merasa sedikit panas, dan ingin membuktikan bahwa aku tidak kalah dengan ku, ku coba memasukan kontolnya lebih dalam kemulutku, tapi hanya aku hanya mampu menelan separuhnya saja, itupun sudah membuat tenggorokan ku tersedak sampai hampir muntah.

Ku keluarkan kontolnya dari dalam mulutku.
"Maaf mas aku baru pertama kali ngemut kontol, jadi belum bisa masukin semua" ucapku sambil mengocok kontolnya.

Kemudian ku masukan lagi kontolnya kedalam mulut ku, lalu dia memegang kepalaku dengan tangan nya.

"Siap ya sin, mulut kamu mau aku genjot" ucapnya padaku, aku menganggukan kepalaku sambil menatapnya.

Kemudian dia mulai menggerakan kepalaku dengan sangat cepat, kepalaku dia gerakan maju mundur di kontolnya dan aku menatap matanya yang sedang menggerakan kepalaku.

Dia menggerakan kepalaku dengan sangat cepat sampai membuat air liurku berjatuhan dari mulutku, setelah 15 menit akhirnya dia berhenti menggerakan kepalaku.

Ku lepaskan kontolnya dari dalam mulutku, dan ku jilati seluruh batang kontolnya, kemudian kepalaku bergerak kebawah, menghisap biji pelirnya sambil mengocok kontolnya.

Setelah puas menjilati kontolnya, aku lalu naik ke atas tubuhnya kemudian memegang kontolnya dan ku arahkan ke vaginaku yang sudah sangat basah.

Kemudian mulai kuturunkan pinggulku memasukan penisnya kedalam vaginaku, saat kepala penisnya sudah masuk terasa vaginaku sedikit merasa nyeri karena ukurannya yang besar.

Aku terus menurunkan pinggulku hingga masuk separuhnya, tapi kemudian dia mendorong pinggulku kebawah sehingga penisnya masuk semua kedalam vagina ku.

"Aaaawwwww... aku berteriak merasakan perih di dalam vaginaku, karena baru pertama kali di masuki penis sebesar itu.

"Pelan - pelan mas sakit" ucapku sambil meringis kesakitan.

"Entar juga enak" ucapnya singkat.

Aku mendiamkan sejenak penisnya di dalam vaginaku agar vagina ku bisa beradaptasi dengan penis yang baru.

Setelah beberapa menit mendiamkannya, aku mulai mengankat pinggul ku pelan - pelan dan menurunkanya kembali.

"Aaakkhhhhhhh....." kurasakan sebuah kenikmatan saat aku melakukannya.

Dia hanya diam saja melihatku menduduki penisnya, kemudian ku gerakan lagi pinggul ku perlahan, kurasakan penisnya semakin terasa nikmat di vaginaku, sehingga gerakanku mulai cepat menaik turunkan pinggul ku di atas penisnya.

"Aakkkhhh... enaaakk.. maasss.. aahhh"
Aku tak dapat lagi menahan desahan ku.
"Apanya yang enak?" Tanya nya padaku sambil meremas dadaku.
"Kontoolll.. kamuu.. enaakkk aakkhhh...."

Niatku yang datang kerumah kakak ku untuk menyadarkannya dari perbutannya dan berniat untuk memintanya agar bertobat dari perselingkuhannya ternyata tidak berjalan sesuai rencanaku, Yang terjadi justru sebaliknya, kini aku ikut terjerumus dalam lubang perzinahan dengan orang lain yang bukan suamiku.

"Wow ada asinya, mantep vanget toket lu hahaa" ucapnya saat menyadari susuku mengeluarkan asi.

"Iyaaa.. maasss.. susuu ....akuu... adaa.. asinyaa akhhhh..."
Kemudian dia langsung menghisap susuku bergantian menyedot seluruh asi yang ada di dalam susuku, Kurasakan hisapannya begitu nikmat, membuatku semakin blingsatan di buatnya.

"Aaakkhhh... akkkhhhhh... enaakk... maass aaakhhhh.. matepan mana body ku sama kakak ku aaahhhh.."

Mendengar pertanyaanku kemudian dia melepaskan hisapannya pada susuku.
"Kalau dari muka sih sama - sama cantik, tapi kalau dari body, masih mantepan kamu lah, lebih tinggi, toket juga lebih gede, ada asinya lagi" ucapnya memuji tubuhku.

Mendengar jawabannya membuatku merasa senang karena tubuhku jauh lebih menggairahkan dari pada kakaku.
Kemudian dia kembali menghisap susu ku, dan aku semakin kencang meliuk - liukan kan pinggulku diatas penisnya.

"Aakkkhhh... mulaaiiii... sekarangg.. akuu mauu.. jadii.. selingkuhaannn muu maasss..
Aaakkkkhhh... akuuu.. bakaallll... nurutiiinn .. semuuaaa... permintaan kamuuu akhhhhh... ahhhhh..." ucapku yang sudah tidak dapat mengontrol nafsuku.

Belum pernah sebelumnya aku melakukan posisi seperti ini dengan suamiku, karena dengan suamiku, aku hanya bermain dengan gaya biasa, tapi dengan pria yang baru ku kenal beberapa waktu yang lalu ini, aku sudah bermain seperti kuda binal yang mencari kepuasan dari si pejantan.


Setelah 15 menit aku berada di atasnya, ku rasakan ada sebuah dorongan yang ingin keluar dari vaginaku, aku tidak dapat membendung lagi orgasme ku.

"Aaaagggghhhhh.. mmaassss.. aaakkkhhh.. akuuuu...maauuu... keluarrr..
"Aaakhhhhhhh.... creettt..creetttt..crettt.."

Kurasakan orgasme ku yang sangat dahsyat, orgasme yang baru pertama kali kurasakan senikmat ini, orgasme yang tidak pernah aku dapatkan dari suamiku.


Aku berhenti bergoyang dan mengatur nafasku yang tersengal - sengal, sementara dia masih menghisap asi ku, kemudian dia melepaskan puting ku dari mulutnya.

"Gimana sin nikmat engga?" Tanya nya sambil memeluk tubuhku yang masih berada di atas pangkuannya.

"Nikmat banget mas, aku baru pertama kali merasakan orgasme senikmat ini" jawabku jujur sambil memeluk lehernya.

Kami saling bertatapan dan melempar senyum, sebelum akhirnya mulut kami terlibat ciuman yang sangat panas, lidahnya masuk kedalam mulut ku, mengais dan meraba seluruh rongga mulutku dengan lidahnya, ciumannya begitu terasa nikmat sekali di mulut ku.

Tanpa melepaskan penisnya dari vagina ku, kemudian dia membaringkan ku di sofa dan perlahan mulai menggenjot vaginaku dengan penisnya yang sangat besar bagi ku.

Genjotannya kian cepat seiring berjalannya waktu, posisiku yang menyender di sofa bisa melihat dengan jelas ketika penisnya keluar masuk menggenjot vaginaku.

Aku tak menyangka vaginaku bisa menelan penis sebesar itu, sementara tangannya meremas susu ku hingga asi ku muncrat kemana - mana, ku tatap susu ku yang sedang di remasnya dan ku lihat vaginaku yang sedang di hujam oleh penisnya, entah kenapa melihat vaginaku yang sedang di genjot oleh penisnya membuatku merasa semakin bergairah, merasa semakin seksi, dan merasa bahwa vagina ku memang tercipta untuk penisnya, bukan untuk penis suami ku yang lemah.

"Aaaakkhhhh... enaakk.. maasss... nikmaattt... ahhhhh.. entotin.. teruuss.. memeekk akuu mass.. aakhhh..."

Aku terus mendesah menyemangatinya untuk terus menghajar vagina ku dengan penisnya.

"Enaakk..yaahhh.. di entott kayaa ginii" ucapnya sambil menggenjot vagina ku dan meremas susu ku.

"Enaaakkk... bangeettzzz.. maasss.. aakkhh... teruusss.." jawabku dengan jujur, karena baru kurasakan kenikmatan seperti ini.

"Berarti bolehh dongg kalau nanti aku entot lagi hahahaaa.."

"Boleehhh.. bangettzz... maass... akhhh.. kamuu.. bolehh.. ngentotiinn.. akuu sepuasnyaaa... ahhhh..."

Kenikmatan yang dia berikan pada ku akhirnya membuatku terjerumus seperti kakak ku, ternyata iman ku tidak cukup kuat untuk menahan godaan setan yang bernama bafsu birahi.

"Aaaahhhhh... teruuusss.. maasss.. aaakhhh.. akuuu.. mauu.. keluarr.. akhhhh.."

Saat aku hendak meraih orgasme ku, tiba - tiba dia mencabut penisnya dari vagina ku, membuatku akhirnya gagal meraih orgasme, vagina ku merasa kosong setelah dia mencabut penisnya.

"Masss kenapaa di cabutt, masukin lagi kontolnya ke memek ku" ucap ku merengek memintanya untuk memasukan kembali kontolnya kedalam vaginaku, sambil ku buka lebar bibir vagina ku dengan tangan ku.

"Nungging sin, aku pengen ngentotin kamu dari belakang" ucapnya pada ku.

Tanpa berpikir 2 kali aku langsung menunggingkan pantat ku di depannya, dan dia kembali memasukan penisnya kedalam vaginaku.

"Aaaaagggghhhhh...." lenguh ku panjang saat kurasakan penisnya telah kembali tertanam di vaginaku.

Dia mulai menggenjot vaginaku denfan sangat cepat, sehingga menimbulkan bunyi saat bongkahan pantatku veradi dengan selangkangannya.

Lagi - lagi aku bermain dengan posisi yang baru pertama kali aku lakukan, dan rasanya sungguh luar biasa nikmat, penisnya terasa lebih masuk kedalam vaginaku sampai menyentuh rahim ku.

"Agghh.. gilaa body kamu luar biasa kalau di liat dari belakang, pantat kamu lebih semok dari pantat kakak kamu"

Mendengar pujiannya aku menjadi merasa sangat senang, dan berusaha untuk melayaninya sebaik mungkin.

Tiba - tiba tangannya menyelusup ke bawah dan meremas susu ku, kemudian menarik tubuhku setengah berdiri, sehingga punggungku menempel di dadanya, Kemudian aku memalingkan wajah ku dan dia langsung mencium bibirku, sambil tangannya neremas susu ku dengan brutal, membuat asiku muncrat seperti air mancur.

Mendapatkan serangan seperti itu membuatku semakin merasa nikmat, belum pernah aku di perlakukan seperti ini oleh suami ku.

Desahanku tertahan oleh mulutnya yang sedang menyumpal mulut ku, tanganku ku angkat ke belakang dang memegang kepalanya sambil berciuman, aku sudah tidak dapat lagi menahan orgasme yang akan segera keluar.

Dengan bibir yang masih berciuman, dan susu ku yang masih di remas dengan brutal, aku kembali mendapatkan orgasme ku yang sangat nikmat, dia tetap memompa vagina ku yang sedang mengalami orgasme, dan itu semakin membuat vagina ku terasa nikmat.

Dia benar - benar begitu perkasa menggarap tubuh ku, aku di buatnya sampai lemas tak berdaya, kemudian dia melepaskan ciumannya dan remasan tangannya du susuku, membuat tubuh ku seketika ambruk di atas sofa.

Dia mencabut penisnya dari vagina ku, dan mengarahkannya ke mulut ku, aku tau apa yang di inginkannya sehingga aku langsung memasukan penisnya kedalam mulut ku.

Kurasakan cairan vaginaku sendiri yang menempel di penisnya, ku lumat habis penisnya dengan bernafsu, cairan vaginaku semakin membuatku beringas menjilat, mengulum, dan melumat penisnya dengan mulut ku.

"Kamu cepet belajar ya, padahal tadi masih kena gigi, tapi sekarang udah keliatan sangat ahli" ucapnya memujiku yang sedang memanjakan penisnya dengan mulut ku aku hanya tersenyum mendengar pujiannya.

Setelah 10 menit penisnya ku manjakan dengan mulut ku, kini dia kembali ke velakang dan bersiap memasuki tubuh ku lagi, tapi saat dia menempelkan penisnya di bibir vaginaku, aku langsung menolehkan kepala ku ke belakang dan menghentikannya.

"Stop mas" ucap ku saat dia akan mendorong penisnya kedalam vagina ku.
"Kenapa" tanya nya padaku.
"Ngga pengen masuk lewat pintu belakang, masih perawan loh" ucap ku genit menawarkan anus ku yang masih perawan kepadanya.

Aku ingin merasakan kenikmatan yang di alami oleh kakak ku saat aku melihat anusnya di masuki oleh penisnya.

"Pengen banget lah, siap ya" ucapnya sambil memindahkan penisnya ke anusku.

Aku bersiap menerima penisnya di dalam anus ku yang masih sangat kering, kemudian dia mulai menempelkan kepala penisnya di anus ku dan mulai memasukannya.



***********************
Sementara di tempat lain, di sebuah rumah sederhana yang letaknya cukup jauh dari pemukiman warga, terdengar suara desahan seorang wanita yang sedang di setubuhi dengan gaya doggy style.

"Aaaggghhh.. enaakk.. bang.. akhhh.."
"Aghh.. enakk kan barang barunya"
"Iyaaa.. bangg.. enakk bangetzz.. ahhh.."

Terlihat seorang wanita yang sedang menungging sambil di genjot oleh seorang pria dengan tampang yang sangat menyeramkan, dengan badan yang penuh tato, wajah yang di penuhi bopeng, dan kulit yang hitam, berbanding terbalik dengan wanita yang sedang di setubuhinya, wanita dengan paras yang sangat cantik, mulus, dan berkulit putih, membuat pemandangan di sebuah kamar di rumah sederhana itu terlihat sangat kontras.

Syifa kini sedang di setubuhi oleh jarwo sambil menghisap narkoba jenis baru yang di berikan oleh jarwo.

Syifa yang datang kerumah jarwo dengan mengenakan tanktop tanpa bh dan celana pendek tentu membuat jarwo menjadi bernafsu dan ingin menjamah syifa.

Tapi karena syifa datang dalam keadaan setengah teler, justru membuatnya menawarkan tubuhnya untuk di nikmati oleh jarwo, tentu saja jarwo tidak menolaknya dan langsung menelanjangi syifa.

Kini syifa sudah benar - benar teler, sambil di doggy dia menghisap ***** bersama jarwo yang notabene adalah preman kampung, orang yang paling di benci dan di takuti di kampungnya.

Jarwo kini telah berusia 40 tahun dan hidup sebatangkara, orang tuanya sudah meninggal, sementara istrinya sudah bercerai dan anaknya ikut dengan mantan istrinya.

Hampir tidak ada orang kampung yang mau dekat atau berteman dengan jarwo, karena tabiat jarwo yang jahat membuatnya sering keluar masuk penjara, tapi hal itu tidak membuatnya tobat, jusyru membuatnya semakin parah, jarwo tidak segan - segan melukai orang yang mengganggunya.

Jarwo merasa sangat beruntung karena bisa mendapatkan pelanggan seperti syifa, karena sulit sekali menjual narkoba di kampungnya, kini dia merasa senang karena syifa tidak hanya membeli barangnya, tapi syifa juga menawarkan tubuhnya.

Jarwo merasa sangat puas bisa menikmati salah satu wanita tercantik di kampungnya itu, kini dia sedang mendoggy syifa sambil menghisap ***** yang baru di dapatnya.

Setelah satu jam mereka bersetubuh akhirnya mereka mengalami klimaks secara bersamaan, dimana itu adalah klimaks syifa yang kedua bersama jarwo.

Syifa pun berbaring di atas ranjang yang sudah usang, dengan sperma jarwo yang meleh di vaginanya, sementara mulutnya sedang membersihkan penis jarwo dengan telaten.

Setelah beberapa menit akhirnya syifa tertidur karena kelelahan, sementara jarwo kedatangan tamu yang sudah di tunggunya.

Orang itu datang untuk meminta setoran kepada jarwo sebagai uang keamanan, orang yang meminta setoran pun bukan orang yang sembarangan, karena orang itu adalah oknum polisi yang menyalah gunakan kewenangannya.

Jarwo pun dengan senang hati menyetorkan uang kepada oknum polisi itu, agar dirinya merasa aman berbisnis narkoba, meskipun dia sudah sering di tangkap, tapi berkat bantuan oknum polisi tersebut, jarwo tidak pernah di hukum lebih dari 3 bulan.

"Siapa tuh wo cewe di kamar lu, bini lu?" ucap polisi itu saat melihat ada seorang wanita yang tengah tertidur di kamar jarwo.

"Bukan, itu anaknya pak edi orang paling kaya di kampung ini hahaa" jawab jarwo sambil tertawa.

"Gila lu mantap bisa dapet yang bening kaya gitu" ucap si polisi kagum melihat kecantikan syifa.

"Mantep lah, jarwo gitu loh hahaa, kalo lu mau entar gua kasih ke elu" ucap jarwo pada si polisi itu.

"Beres wo, lu atur ajalah, gua cabut dulu masih ada urusan" ucap si polisi merasa senang karena berkesempatan menikmati tubuh syifa, kemudian pergi meninggalkan rumah jarwo.

Setelah tertidur 3 jam akhirnya syifa terbangun, kemudian dia memakai kembali bajunya, tak lupa syifa membeli barang dari jarwo senilai 1 juta.

Sebelum syifa pulang jarwo meminta jatah sekali lagi, kemudian syifa pun menurunkan celananya dan jarwo kembali memasukan penisnya kedalam vagina syifa sambil menungging, setelah 15 menit jarwo menembakan spermanya kedalam vagina syifa, kemudian syifa memakai lagi celananya tanpa membersihkan vaginanya yang belepotan sperma jarwo.

"Blay gua punya temen, katanya dia pengen make tubuh lu, entar gua hubungi ya kalo dia kesini, tenangventar gua kasih diskon lagi" ucap jarwo pada syifa.

"Kabarin aja bang, aku pulang dulu ya" ucap syifa menyanggupi permintaan jarwo dan langsung pamit pulang.

Sesampainya di rumahnya, syifa melihat apri suami sinta sedang berdiri di depan pagar rumahnya.

"Apri ngapain disini?" Tanya syifa.

Apri yang kaget dengan suara syifa lalu menoleh ke arah syifa, dia terkejut melihat syifa yang hanya memakai tanktop tanpa bh sehingga dia bisa melihat puting syifa yang tercetak di tanktopnya dengan jelas.



"Nyariin sinta mba, kata ibu sinta main kesini, tapi pintunya ternyata di kunci, aku panggil juga ngga ada yang nyautin, di telvon juga ngga di angkat" ucap apri pada syifa.

"Dia lagi tidur paling, tadi aku ada urusan, makanya pintunya aku kunci" ucap syifa pada apri.

Syifa sebenarnya tidak tau apa yang sedang terjadi di dalam karena dia pergi sudah cukup lama, entah sinta tertidur atau tidak syifa tidak tau akan hal itu.

Yang syifa tau adalah sesuatu yang sangat berbahaya jika sampai apri masuk kedalam rumahnya, pasti dia akan sangat curiga jika tau istrinya sedang bersama pria lain di dalam rumahnya, syifa berpikir bagaimana caranya agar apri tidak masuk kedalam rumahnya.

"Kamu tunggu disini ya, biar aku panggilin istri kamu" ucap syifa pada apri.
"Aku ikut masuk lah mba, udah lama juga ngga mampir kerumah kamu" jawab apri yang membuat syifa bingung.

Tapi kemudian syifa memiliki sebuah ide, syifa tau jika sedari tadi apri memandangi payudaranya yang berda di balik tanktopnya.

"Kamu tunggu disini aja, kalau kamu mau nunggu nanti aku kasih susu" ucap syifa sambil menurunkan tanktopnya sehingga kedua payudaranya langsung menyembul keluar.

Apri pun langsung menyerang susu syiga yang berada di depannya, setelah 3 menit syifa menghentikan hisapan apri pada payudaranya.

"Udah pri entar lanjut lagi, aku mau masuk dulu manggil istri kamu, kamu tunggu disini aja" ucap syifa.

Kemudian syifa membuka gerbangnya, lalu menguncinya kembali dari dalam, apri merasa bingung melihat syifa yang kembali mengumci gerbangnya, tapi apri tidak mau ambil pusing, karena dia senang bisa merasakan lagi susu kakak iparnya itu.

Syifa kemudian masuk kedalam rumahnya, dan mendapati adiknya sedang di cekik dan di tampar bolak balik oleh herman, padahal syifa sudah memperingatkan pacarnya itu untu tidak mengkasari adiknya.

Tapi syifa melihat adiknya justru merasa senang di kasarin oleh herman, sehingga syifa memviarkannya saja, bahkan syifa tidak memberi tahu pada sinta bahwa suaminya sedang menunggu di depan, karena tidak ingin mengganggu pacarnya yang sedang menganiaya adik kandungnya.

Syifa kemudian pergi le kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari sisa pertempuran nya dengan jarwo.

Sementara langit mulai gelap karena sudah sore, apri masih menunggu istrinya tapi tak kunjung keluar, sudah setengah jam apri menunggu tapi istrinya masih juga belum terlihat.

Di dalam rumah, sinta yang tidak mengetahui jika suaminya sedang menunggunya di liuar, kini dia sedang mandi bersama dengan pria lain, sinta kembali di setubuhi oleh herman dengan beringas di kamar mandi, sehingga proses mandi mereka menjadi sangat lama.

Sementara syifa sedang memasak untuk makan malam mereka, setelah syifa kelar masak, sintapun keluar dari kamar mandi bersama herman sambil telanjang bulat, sinta lalu memakai kembali bajunya yang berserakan di lantai.

Setelah itu mereka makan bersama, syifa masih belum memberi tahu sinta jika suaminya berada di luar, sampai akhirnya mereka selesai makan dan mencuci piring bersama di dapur, sementara herman sedang menonton tv sambil menghisap rokok.

"Gimana sin, selingkuh enak ngga?" Tanya syifa sambil mencuci piring.
"Enak banget kak, pantes kakak jadi ketagihan" jawab sinta penuh semangat.
"Kamu jalannya kayak ngangkang gitu" tanya syifa yang sempat melihat sinta berjalan dengan sedikit mengangkang.

"Pantat aku habis di perawanin kak, makanya jalan aku sedikit ngangkang, soalnya sakit banget" jawab sinta jujur.
"Tapi enak kan hahaa" ucap syifa sambil tertawa. "Iya kak enak hahaa" sinta menjawab sambil ikut tertawa.

"Tapi kakak enak ya, suaminya ngijinin kakak selingkuh" ucap sinta.
"Sin kamu jangan bilang sama siapa - siapa ya" ucap syifa pada sinta.
"Iya kak, emang ada apa" tanya sinta penasaran.

"Sebenarnya kakak udah jadi janda"
"Apaaaa... kakak udah jadi janda" ucap sinta sambil berteriak mendengar ucapan kakaknya.

"Iya sin kakak udah jadi janda, kakak udah cerai sama mas abdul" jawab syifa memberi tahu sinta.

"Tapi kenapa kak, bukannya mas abdul ngijinin kakak buat selingkuh, tapi kenapa kalian malah cerai" tanya sinta penasaran.
"Mas abdul udah hamilin anak orang sin, makanya kakak minta cerai biar dia tanggung jawab sama perbuatannya"

Sinta terkejut mendengar penjelasan kakaknya, dia tidak menyangka bahwa kakak iparnya akan menghamili wanita lain.

"Udah kamu ngga usah terkejut gitu, kakak yang jadi janda aja biasa aja kok" ucap syifa pada sinta.

"Iya sih kak tapi ngga nyangka aja kalian bakal cerai gitu" jawab sinta lesu.
"Ngomong - ngomong suami mu udah nunggu di depan loh dari tadi" ucap syifa yang akhirnya memberi tahu sinta bahwa suaminya telah menunggunya di luar.

"Yang bener kak, jangan bercanda deh" ucap sinta panik.
"Beneran sin, ngapain kakak bohong"
"Kenapa ngga ngomong dari tadi kak"
"Gimana mau ngomong kamunya lagi asik gitu sama mas herman"
"Aduuhhh gimana nih kak" ucap sinta merasa panik.
"Udah tenang aja suami kamu ngga bakal curiga kok" ucap syifa mencoba menenangkan sinta.

"Entar kakak anterin kamu kedepan, biar kakak yang ngasih alesan"

Mereka pun akhirnya keluar menemui suami sinta yang masih menunggunya di luar, kemudian syifa memberi penjelasan kepada adik iparnya itu, beruntung apri mempercayai alasan syifa, mereka lalu pergi meninggalkan rumah syifa.

Tak lama hermanpun pamit untuk pulang kerumahnya, walaupun sebenarnya syifa meminta agar herman menginap di rumahnya, tapi herman tidak memenuhi keinginan syifa, karena herman sudah 2 hari menginap di rumahnya.

Status syifa kini memang telah menjadi janda, setelah dia memilih untuk minta cerai dari suaminya yang telah menghamili marni asisten rumah tangganya.

Syifa yang sudah tidak memiliki perasaan apa - apa terhadap suaminya di tambah dia juga menghamili asisten rumah tangganya, membuat syifa akhirnya memilih untuk menjadi janda, meskipun syifa sempat hamil oleh herman, namun pada akhirnya herman menyuruh syifa untuk menggugurkan kandungannya yang belum genap 1 bulan, syifa pun menuruti keinginan herman dan menggugurkan kandungannya, dan sampai saat ini orang tua syifa belum mengetahui bahwa anaknya telah menjadi janda.

Dari hasil perceraiannya dengan suaminya, syifa meminta agar anaknya ikut bersamanya, dan mantan suaminya masih boleh menemui anaknya kapan saja.
Syifa pun meminta harta gono - gini pada mantan suaminnya, keuangan yang selama ini di pegang syifa pun kini menjadi milik syifa semua, jumlahnya pun cukup banyak.
Sementara suaminya mendapatkan rumah yang di tempatinya.

Sementara di perjalanan pulang herman mengendarai motor sportnya sambil bersiul senang, rencana herman untuk membalaskan dendamnya berjalan dengan mulus.

Rencana untuk menghancurkan rumah tangga anak siti masitoh dan edi purnomo berjalan sesuai rencananya, herman memang sengaja meminta syifa agar mempekerjakan marni sebagai asisten rumah tangga di rumah suaminya.

Syifa hanya menurut saja saat herman memintanya mengangkat marni sebagai pembantu di rumah suaminya dulu, tanpa syifa tau jika marni sebenarnya adalah seorang pelacur kenalan herman.

Marni yang saat itu berprofesi sebagai psk, di tawari pekerjaan oleh herman sebagai pembantu, awalnya marni menolak, tapi setelah herman menjelaskan panjang lebar soal rencananya, marni pun akhirnya menerima tawaran herman.

Marni memang di tugaskan oleh herman supaya dia menggoda suami syifa, bahkan hermanpun menyuruh marni untuk bercinta dengan abdul sampai hamil.

Setelah mengetahui bahwa marni telah hamil, hermanpun mempengaruhi syifa untuk menceraikan suaminya, dan akhirnya syifa pun bercerai dengan suaminya dan kini menjadi seorang janda.

Herman semakin senang karena hari ini dia bisa menundukan anak siti masitoh dan edi purnomo yang kedua, herman berniat untuk menhancurkan rumah tangga sinta seperti dia menghancurkan rumah tangga syifa.

Berkat syifa kini herman bisa membuat malu keluarga siti masitoh dan edi purnomo, orang yang sangat dia benci seumur hidupnya.

Herman terus mempengaruhi syifa untuk menjadi dirinya sendiri, dan tidak perlu mendengarkan omongan orang termasuk orang tuanya.

Syifapun kini telah berubah total, syifa sudah tidak pernah lagi mendengarkan omongan orang tuanya, penampilannya pun semakin berani, hampir semua orang di kampungnya memanggil dengan nama jablay, yang di sambut dengan baik oleh syifa.

Ibu - ibu yang dulu respek kepada syifa kini tidak lagi menghargai syifa, bahkan menganggap syifa wanita nakal yang bisa membawa dampak buruk pada suami mereka.

Berbagai cemoohan dan hinaan pun di lontarkan mereka kepada syifa, tapi syifa tidak memperdulikannya, dan tanpa mereka sadari bahwa suami - suami mereka sudah pernah tidur dengan syifa.

Syifa pun merasa senang saat membuat suami orang yang telah mengejeknya bertekuk lutut di hadapannya.

Syifa kini benar - benar telah rusak, entah sudah berapa banyak laki - laki di kampungnya yang sudah pernah tidur dengannya, bahkan syifa sendiri yang mendatangi mereka untuk menikmati tubuhnya.

Seperti saat ini, setelah herman pulang kerumahnya, syifa kembali menghubungi jarwo dan memberi tahu bahwa dia akan kerumahnya.

Jarwo kemudian memberi tahu syifa bahwa teman - temanya sedang main kerumahnya, dan meminta syifa datang dengan pakaian yang seksi untuk menghibur teman - temannya.

Syifapun kemudian dandan merias wajahnya agar terlihat lebih cantik, dan mengenakan pakaian super seksi.

Syifa terlihat seperti pelacur yang ingin menjajakan tubuhnya kepada pria hidung belang, bedanya adalah syifa menjajakan tubuhnya secara gratis kepada orang - orang yang ingin nemakai nya.

Syifa kemudian menuju rumah jarwo, dimana disitu sudah ada 6 orang teman jarwo, kemudian syifa pun ikut berpesta narkoba dengan mereka, dan sudah pasti syifa juga akan melakukan pesta seks dengan mereka.



Bersambung.
Maaf sebelumnya suhu, ceritanya kok malah jd kemana-mana yaa, padahal di awal sampel pertengahan mulai timbul ada konflik Syifa n Abdul masih bagus tuh..kalo menurut saya jd kurang bagus karna terlalu murahan bgt Syifa nya n si Abdul suaminya menyerah gt aja gak berbuat apa2..
Maaf yaa suhu ini cuma pendapat saya pembaca yg gak tau diri ini hehehe
Tp makasih banyak suhu masih melanjutkan ceritanya
 
Gw lupa euy ama cerita ini... Tapi, Karena udah update, yaa mesti bilang makasih dulu, ntar ulang baca lagi deh dari awal... Wkwkwk

Makasih banyak suhu... Semangat terus ampe tamat
:semangat::semangat:
 
Dari total kata ny yg banyak
Kyak ny proses ny lebih dari seminggu baru update
Atau mungkin malah lebih
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd