Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah kehidupan kami

Part 11


Pov syifa.



"Dadah papah hati hati di jalan" aku melambaikan tanganku pada suamiku yang hendak berangkat ke kota sambil menggendong anak ku, anak ku juga ikut melambaikan tangannya pada ayahnya sambil tertawa setelah sebelumnya menangis sampai terisak isak.

Suamiku kemudian berangkat menuju terminal di antar oleh ayahku menggunakan motor, karena suamiku akan berangkat ke kota menggunakan bus.

Suamiku berangkat sendirian karena aku tidak jadi ikut, setelah anak ku terus menerus menangis tidak mengijinkan ku pergi, karena tidak tega akhirnya aku meminta ijin tinggal di kampung untuk beberapa waktu.

Sambil menghela nafas panjang akhirnya suamiku mengijinkan aku untuk tinggal di kampung, meskipun sepertinya suamiku sedikit kecewa dengan keputusanku tapi akhirnya dia mengijinkannya juga, karena tidak tega melihat anaknya menangis seperti itu.

Suamiku memang tidak tegaan orangnya, dia akan selalu luluh jika melihat aku atau anaku menangis, pernah suatu ketika dia memarahiku sampai membuatku menangis, tapi pada akhirnya dia memeluk ku dan meminta maaf karena sudah memarahiku.

Setelah suamiku berangkat, ibu ku lalu mengajak kami masuk kerumah.
"Horee mamah ngga jadi berangkat" teriak anaku sambil tepuk tangan dan tertawa riang karena berhasil melarangku untuk berangkat.

"Dede seneng ya mamah di rumah?" Tanyaku pada anak ku. "Iya dong mah hehehee" jawabnya sambil tertawa.
Karena gemas dengan tingkah anak ku, aku lalu mencium pipinya berkali kali dan anak ku diam saja tak mengelak, karena biasanya dia selalu mengelak jika hendak di cium.

_______

Rencana yang sudah ku susun semuanya gagal total, dari mulai berangkat ke kota sampai rencanaku yang ingin memasak daging untuk suamiku, aku gagal berangkat karena anakku dan aku gagal masak karena mas herman.

Suamiku yang memintaku agar tidak pulang terlalu sore nyatanya aku pulang sampai di rumah jam 12 malam, itu terjadi karena saat aku mengantar mas herman pulang aku mengajaknya untuk mampir ke pasar malam yang kami lewati saat menuju rumah mas herman.

Kami lalu bermain main di pasar malam terlebih dahulu, memainkan beberapa permainan yang ada disana, mulai dari melempar rotan yang berbentuk lingkaran kedalam bungkus rokok atau minuman kaleng, melempar balon dan lainnya.

Tak lupa kami makan besama untuk mengisi perut kami yang mulai merasa lapar, dan sebelum sampai di rumahnya, mas herman kembali menggarap tubuhku sekali lagi.

Dan yang lebih ekstrim adalah mas herman menggarap tubuhku persis di pinggir jalan, meskipun awalnya aku ragu tapi pada akhirnya mas herman berhasil membujuk ku, jalanan yang sepi dan gelap karena tidak ada lampu jalan membuatku merasa sedikit lebih aman.

Aku tidak sampai telanjang hanya menurunkan celanaku sampai kelutut kemudian aku menungging lalu bertumpu pada motorku dan mas herman kembali menghujamkan penisnya kedalam vaginaku.

Jantungku berdetak sangat cepat, antara nafsu dan takut bercampur menjadi satu, karena aku belum pernah bercinta di tempat terbuka seperti ini, beruntung saat itu tidak ada satupun kendaran yang lewat sehingga aku dan mas herman bisa meraih puncak kenikmatan bersama.

Aku mengantarkan mas herman hanya sampai di pinggiran desa, karena mas herman tidak mau ada orang yang mengenalnya melihatnya pulang di antar oleh seorang wanita.

Sebelum pergi mas herman memakaikan jaketnya padaku, karena di perjalanan akan terasa dingin, aku pun menerimanya, itung itung kenangan darinya karena besok pagi aku akan berangkat ke kota.

Aku lalu pulang menuju rumahku, menyusiri jalanan yang sangat gelap, tak banyak kendaraan yang lewat karena sudah malam, udara malam terasa begitu dingin, beruntung mas herman memberikan jaketnya yang lumayan tebal padaku.

Setelah jam 12 malam akhirnya aku sampai di rumahku, kulihat semua lampu sudah mati, hanya lampu yang berada di depan dan samping rumah yang masih menyala.

Ku telvon suamiku untuk membukakan pintu yang terkunci, karena sudah aku ketuk ketuk tapi suamiku tak kunjung membukanya.

"Halo pah bukain pintu dong mamah udah di depan nih" suamiku tak menjawabnya. tak lama pintu pun terbuka, terlihat suamiku yang sangat mengantuk dengan pandangan yang tak terlalu fokus karena sedikit memejamkan matanya.

"Malem amat sih mah pulangnya?" Tanya suamiku padaku saat sudah masuk kedalam rumah.
"Maaf pah tadi mamah ketiduran" alasanku pada suami. Aku memang ketiduran setelah bercinta dengan mas herman, tapi aku tak menceritakan alasan yang sebenarnya kenapa aku pulang larut malam.

"Ya udah mamah mandi aja dulu, badan mamah bau keringet, bau pejuh lagi" ucap suamiku yang sepertinya mulai sadar dari kantuknya, sehingga bisa mencium aroma tubuhku yang sudah tidak karuan.

"Males ah pah dingin, lagian ngga baik mandi malem - malem" aku mencoba beralasan pada suamiku, karena memang dingin dan aku malas untuk mandi.

"Ya udah terserah mamah, ini jaket siapa kali, jaket kegedean gini di pake aja" tanya suamiku yang melihatku menggunakan jaket yang memang terlihat kegedean di tubuhku.

"Jaketnya mas herman pah" ucapku memberi tahunya.
"Ya udah di lepas jaketnya terus tidur,besok mau berangkat" ucapnya sambil masuk kedalam kamar.

Aku lalu menyusulnya ke kamar dan tidur di sampingnya tanpa mengganti baju yang sudah seharian ku pakai, hanya melepas jilbab yang aku gunakan sebelum sampai di rumah.

Beruntung suamiku tidak marah karena aku pulang malam, dan lebih beruntung lagi karena suamiku tidak minta jatah, jika dia minta jatah pasti dia akan terkejut melihat susuku yang penuh cap tangan karena di tampar oleh mas herman, aku lalu tertidur sambil memeluknya.

__________________ ________________


Aku bermain dengan anaku yang terlihat sangat gembira, sementara ibuku menonton tv sambil duduk di kursi.

Aku sebenarnya memiliki 2 adik perempuan hanya saja saat ini mereka tidak tinggal di rumah, adiku yang bernama sinta aprilia sudah berusia 24 tahun dan sudah menikah sepetiku dan memiliki seorang bayi laki laki yang baru berumur 1 tahun, sementara adik bungsu ku yang bernama selly wulandari baru berusia 22 tahun, dan kini sedang menempuh pendidikan di kota lain mungkin sebentar lagi dia akan lulus.

Itulah alasan kenapa ibuku meminta agar anakku tinggal bersama mereka, agar ada yang menemani dan tidak merasa kesepian di rumah, apa lagi bagi seorang nenek tentu saja bermain dengan cucu adalah hal yang paling membahagiakan.

"Pulang jam berapa fa kemaren?" Ucap ibuku yang tiba tiba bertanya padaku.
"Jam 5 buk" jawabku berbohong, karena tidak mungkin aku memberi tahu yang sebenarnya pada ibuku.

"Di tungguin sama abdul ngga pulang pulang kamu, emang ngapain aja di pasar?" Ibuku seperti sedang mengintrogasiku, membuatku sedikit merasa takut.
"Ketemu sama temen bu, terus mampir kerumahya" jawabku mencoba mencari alasan agar ibuku tidak curiga.
"Harusnya kamu ngabarin biar orang di rumah ngga pada kawatir" ucapnya mengingatkan ku.
"Hehee iya buk maaf, lupa?" Jawabku sambil terkekeh agar ibuku tidak semakin curiga.

Ayahku sudah kembali kerumah setelah tadi mengantarkan suamiku ke terminal.
"Mas abdul udah jalan yah?" Tanyaku pada ayahku yang baru sampai.
"Udah fa" jawabnya singkat lalu duduk di atas kursi yang terbuat dari kayu jati.
Ibuku lalu membuatkannya teh manis panas untuk ayahku,kemudian ayahku menyeruputnya.

"Ku buka hp ku dan ku kirimkan pesan pada suamiku. "Hati hati di jalan ya pah, kabarin kalo udah nyampe" tak lama kemudian suamiku membalas pesanku.
"Iya mah, mamah di kampung juga jangan nakal" aku tersenyum membaca pesan suamiku, lalu ku kirimkan emot tertawa padanya, setelah itu suamiku tak membalasnya lagi.


Anaku lalu ijin untuk bermain dengan teman - temannya dan aku pun mengijinkannya, aku lalu masuk kedalam kamar dan mengganti bajuku dengan baju yang lain.

Ku buka gamis yang yang ku kenakan, hingga menyisakan bh dan celana dalam saja, kulihat tubuhku di cermin, susuku masih terlihat sedikit merah dan masih terlihat beberapa bekas cupangan di perutku yang mulai memudar, aku menjadi horny membayangkan kejadian kemarin dengan mas herman.

Aku lalu mengenakan baju yang lebih santai, hanya baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari bahan.

Ayahku sudah berangkat ke peternakan setelah ibuku membawakannya bekal, ayahku memang memiliki sebuah peternakan sapi yang berada di pinggiran desa.

Setiap hari ayahku selalu pergi ke peternakan untuk mengurusi ternaknya itu, mulai dari memberi pakan dan membersihkan kandang dengan di bantu oleh 3 orang yang sudah menjadi karyawan.

Selain peternakan ayahku juga memiliki lahan yang cukup luas warisan dari kakek ku, karena ayahku adalah anak semata wayang, maka seluruh warisan kakek ku menjadi milik ayahku.

Tidak hanya lahan albasia yang berada di depan rumahku, tapi masih ada beberapa lahan lain yang di sewakan ayahku kepada para petani di kampungku, dimana ayahku menerapkan sistem bagi hasil dengan petani yang menyewa lahan ayahku.

Saat aku ingin membangun rumah, ayahku sebenarnya menyarankan untuk membangun di atas lahan yang tidak jauh dari rumah ayahku, dan melarang untuk membangun rumah di tempat rumahku sekarang.

Karena letaknya yang terpencil dan jauh dari pemukiman rumah warga, bahkan dari pemukimanpun rumahku tidak terlihat sama sekali karena terhalang oleh kebun albasia, dan di belakang rumahku terdapat kebun tebu yang cukup luas.

Tapi karena mas abdul menginginkan suana yang tenang di pedesaan, akhirnya ayahku mengijinkan kami membangun rumah di tempat rumah kami berdiri sekarang.

Masyarakat di kampung ini mayoritas adalah petani, sehingga jam jam segini, perkampungan terasa sedikit sepi karena kebanyakan sedang berada di kebun atau sawah mereka masing-masing, hanya ada anak anak yang bermain karena ini hari libur, aku lalu duduk menonton tv bersama ibuku, dan mengobrol ringan dengannya.



Tak terasa hari sudah sore, anaku sudah ku mandikan dan ku dandani sehingga terlihat semakin cantik dan menggemaskan seperti ibunya, kemudian giliran aku yang membersihkan diri.

Malampun tiba dan kami telah menyelesaikan makan malam bersama dan duduk sambil menonton sinetron kesukaan ibuku dan tentunya kesukaanku, sinetron yang tayang setiap hari menampilkan artis artis muda ibu kota.

Ayahku yang tidak terlalu suka sinetron kemudian pergi ke rumah pak rt yang tidak jauh dari rumah ayahku, sekedar mengobrol ala bapak - bapak atau menyalurkan hobinya bermain catur.

Karena suamiku sudah berangkat ke kota, aku memutuskan untuk tidur di rumah ibuku, bukan karena aku takut tidur sendirian di rumah, tapi karena aku ingin tidur dengan anakku.

bisa di bilang aku ini wanita yang pemberani, karena aku tidak merasa takut dengan hantu atau sejenisnya, karena bagiku keberadaan mereka sebenarnya tidak menganggu, hanya saja banyak orang orang penakut yang akhirnya melebih lebihkan sesosok hantu yang seolah olah menjadi sosok yang menakutkan dan mengganggu.

Saat aku sedang asik menonton sinetron tiba tiba hp ku berbunyi, aku lalu mengangkatnya yang ternyata suamiku yang menelfon.

"Halo pah, udah sampe belum" tanyaku saat panggilan sudah terhubung.
"Udah nih mah, cape banget seharian duduk terus" ucap suamiku di seberang sana. "Ya udah papah mandi, makan, terus istirahat besok kan udah mulai masuk kantor lagi" jawabku mengingatkan suamiku.
"Iya mah, si kecil lagi ngapain mah?" Tanya suamiku menanyakan anaknya.
"Lagi nonton tv bareng mamah pah" jawabku memberi tahunya.
"Oh ya udah mah, papah mau mandi dulu"
"Iya pah" jawabku singkat, lalu ku matikan hp ku.

Anak ku sudah terlihat mulai mengantuk, aku lalu membawanya ke kamar untuk menidurkannya, aku menepuk nepuk nya agar cepat tertidur, dan tak lama anak ku sudah tertidur pulas.

Ku ambil hp ku dan membuka media sosial, ku lihat postingan orang - orang yang mengunggah berbagai jenis foto mulai dari yang sopan sampai yang terlihat nakal.

Aku tersenyum geli saat melihat foto - foto orang yang menggunakan baju cukup terbuka sehingga terlihat seksi di mata para pria hidung belang, aku sebenarnya memiliki banyak koleksi foto yang lebih seksi dari mereka, tapi aku tidak mungkin mengunggahnya ke media soasial, karena tentu saja aku akan mendapat masalah jika melakukannya.

Sebenarnya aku ingin juga mengunggah salah satu fotoku yang mengenakan baju terbuka, aku ingin tau respon dari teman teman media sosialku, tapi itu tidak mungkin ku lakukan, karena sangat beresiko.

Kemudian ada pesan masuk ke hp ku dari mas herman, "udah sampai dhe?" Pesan mas herman padaku, aku tersenyum membacanya karena aku tidak memberi tahunya jika aku tidak ikut berangkat ke kota.

"Aku ngga jadi ikut ke kota mas" jawabku memberi tahunya. "Serius dhe yang bener" balas mas herman yang sepertinya tidak percaya jika aku tidak jadi ikut suamiku ke kota.

"Serius mas, nih buktinya" ku kirimkan foto ku yang sedang tidur di samping anak ku.
"Loh kok ngga jadi ikut dhe? Emang kenapa?" Tanya mas herman padaku "anak aku nangis terus mas, ngga mau di tinggal, ya udah akhirnya aku ngga jadi ikut suamiku" jelasku pada mas herman alasan yang membuatku tidak jadi ikut dengan suamiku.

"Bagus lah dhe kalo ngga ikut, jadi mas masih bisa ketemu sama adhe lagi hehee"
Aku tersenyum membaca pesannya.
"Huuu itu mh maunya mas aja kali hahaha"
Jawab ku meledeknya.

"Emang adhe ngga mau ketemu sama mas lagi" tanya nya padaku. "Mau ngga ya hehee" balasku menggodanya.
"Kalo ngga mau ketemu juga ngga apa apa dhe" balasnya yang menanggapi godaanku dengan serius.

"Jangan ngambek gitu dong mas, iya adhe mau kok ketemu sama mas lagi" jawabku memberitahunya. "Asiiikkkk bisa ketemu sama bidadari lagi" balasnya kegirangan karena bisa bertemu denganku lagi.

Aku tertawa membaca balasannya.
"Dhe kemaren suami kamu curiga ngga kamu pulang malem" tanya nya padaku. "Ngga dong mas, aku pura pura ketemu sama temen terus ketiduran di rumahnya" jelasku berbohong pada mas herman.
"Pinter banget pacar aku hehee" jawabnya senang.

Entah kenapa sekarang aku menjadi suka berbohong, bukan hanya suamiku yang telah ku bohongi, tapi mas herman juga aku bohongi dengan tidak mengatakan yang sejujurnya, jika sebenarnya suamiku mengetahui perselingkuhan ini.

Walaupun suamiku juga tidak mengetahui bahwa perselingkuhanku dengan mas herman mulai menumbuhkan benih benih cinta di hatiku, sesuatu yang sebenarnya sangat di larang oleh suamiku.

Suamiku mememang mengijinkan ku untuk membagi tubuhku dengan orang lain, tapi tidak dengan membagi hatiku, tapi perasaan cinta siapa yang dapat mencegahnya, karena cinta bisa datang kapan saja dan dimana saja, bahkan bisa menyerang siapa saja termasuk yang sudah memiliki pasangan sepertiku.

Aku tak bisa mengendalikan perasaanku, benih benih cinta kini mulai tumbuh di hatiku, entah apakah mas herman merasakan perasaan yang sama denganku atau tidak.

"Mas sendiri di tanyain ngga tuh sama istrinya pulang malem" gantian aku yang bertanya pada mas herman.
"Ngga dong, mas mh udah biasa pulang malem dhe, jadi ya ngga di tanyain lah" jelasnya pada ku.

"Hayo pulang malem ngapain aja tuh" ledeku pada mas herman karena sering pulang malam. "Biasalah dhe bapak bapak suka ngumpul di pos ronda hehe" jawabnya sambil mengirim emot tertawa.

"Kirain gitu pulang malem maen ke tempat gituan" balasku pada mas herman.
"Tempat gituan gimana maksudnya?" Tanya mas herman padaku yang seolah olah tidak tau apa yang ku maksud.
"Tempat gituan mas yang banyak cewek cewek pada jual diri" balasku tanpa menyebut nama tempat yang sebenarnya aku tau nama tempatnya.

"Pernah sih dhe main ke tempat prostitusi kayak gitu, tapi mas cuma minum minum doang, ngga pernah sampe maen cewek" ucapnya menjelaskan padaku. Tentu saja aku tidak percaya begitu saja, bagaimana mungkin seorang laki laki pergi ke tempat seperti itu kalau bukan untuk bermain.

"Bohong ah, palingan juga mas udah sering main kan sama psk" balasku tak percaya.
"Serius dhe sumpah, mas belum pernah main sama psk, mas ga berani takut kena penyakit, mas cuma minum minum doang sama temen, tapi mas ngga main" jelasnya meyakinkan ku.

"Masa, ngga percaya ah" balasku meragukan penjelasannya.
"Ya udah terserah adhe aja kalo ngga percaya, tapi yang jelas adhe itu cewek kedua yang mas pernah tiduri selain istri"
Jelasnya padaku dengan pasrah.

Tapi hatiku langsung berbunga bunga mengetahui jika aku adalah wanita kedua yang dia gauli selain istrinya, ada perasaan senang dan bangga menjadi wanita kedua yang memberikan kehangatan pada mas herman, aku pun tersenyum membaca pengakuannya.

"Beneran nih mas kalo adhe cewek kedua yang mas tiduri selain istri?" Tanya ku meyakinkan omongannya.
"Serius dhe ngapain juga bohong sama kamu" balasnya dengan yakin.

Akupun semakin senang sampai berguling guling di atas kasur.
"Iya dehh adhe percaya kok sama mas" ucapku padanya. "Makasih dhe udah percaya sama mas" balasnya padaku.
"Sama - sama mas" balasku singkat.



"Terus adhe kapan berangkat nyusul suami?" Tanya mas herman padaku.
"Ngga tau mas, belum ada rencana kapan mau nyusul suami" jawab ku yang memang belum merencanakan kapan berangkat menyusul suami.

"Kalo bisa sih yang lama dhe di kampungnya biar bisa ketemu mas lagi"
"Huuu itu mh mau nya mas aja hahaha" balasku sambil tertawa.

"Dhe minta fotonya dong" mas herman kembali meminta foto padaku. Aku lalu mengangkat baju ku ke atas dan langsung menampakan kedua balon ku yang bulat, karena aku selalu melepas bh ku jika ingin tidur, lalu ko foto dan ku kirimkan pada mas herman.

"Susunya masih keliatan agak merah dhe, di apain tuh sampe bisa merah gitu" balasnya yang pura - pura tidak tahu penyebab yang membuat susuku menjadi merah.

"Pake nanya lagi, ini kan gara - gara mas namparin susu aku sampe merah kaya gini" balasku memberi tau penyebabya.
"Tapi adhe suka kan mas kasarin?" Balasnya padaku yang membuat aku langsung tersipu, karena ku akui aku memang menyukainya.

"Iya mas suka" balasku pada mas herman.
"Suka apa dhe" tanya mas herman padaku.
"Suka di kasarin sama mas hehee" ku jawab sambil mengirim emot tertawa.

"Adhe tidur bareng anaknya ya?" Tanya mas herman padaku "iya mas, kenapa emang?" Balasku pada mas herman.
"Ngga apa apa dhe, cuma pngn video call tapi takut ntar anak kamu bangun" balas mas herman padaku.

Setelah kupikir pikir sepertinya anaku tidak akan bangun jika aku video call dengan mas herman, aku lalu turun dari ranjang dan mengambil headset ku, agar suara mas herman tidak terdengar oleh anakku.

Aku lalu memakainya dan langsung menghubungi mas herman, terlihat mas herman sedang duduk di depan tv, karena aku dapat mendengar suara tv dari headset ku, ku lepas baju yang ku pakai dan video call dengan mas herman sambil bertelanjang dada.



____________ _____________

Seminggu kemudian.

Pov abdul.

Menjalani hari - hari tanpa adanya orang yang kita cintai terasa sangat membosankan, tidak ada yang membangunkan ku setiap pagi, tidak ada yang menyambut ku saat pulang dari kantor, tidak ada yang memasakan makanan untuk ku, tidak ada yang membersihkan rumah, karena aku sibuk bekerja.

Sudah ku jalani hari - hari seperti ini selama seminggu, istriku yang sudah siap untuk berangkat ke kota denganku akhirnya memutuskan untuk tinggal di kampung menemani anak ku, yang terus menangis saat kami akan betangkat.

Aku tak punya pilihan lain selain mengijinkannya tinggal di kampung karena aku juga tidak tega melihat anak ku menangis seperti itu.

Bahkan istriku sendiri tidak tau kapan akan menyusul ku, dan malah mengusulkanku untuk mencari asisten rumah tangga agar rumah kami lebih terurus, karena dia belum pasti kapan menyusulku.

Aku belum mengiyakan usulannya, karena aku belum sempat mencari ke agen penyalur asisten rumah tangga.

Rencanaku untuk kembali melakukan swinger dengan partnerku juga batal karena aku berangkat sendiri tanpa istriku.

Tapi biarpun istriku berada jauh di sana, aku tidak merasa kekurang nafkah batin, karena partner - partner ku yang pernah kopdar denganku mengijinkan aku memakai istri - istri mereka.

Mereka tidak merasa keberatan dan malah menawarkannya padaku, karena mereka tau istriku tidak ikut berangkat ke kota denganku.

Seperti hari ini salah satu partnerku memintaku untuk tinggal di rumahnya, karena beberapa hari kedepan dia akan keluar kota karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan di sana.

"Bro lu bisa tolongin gua ngga?" Chat dari partnerku. "Tolongin apa bro? Kalo bisa gua tolongin pasti gua tolongin bro" balasku pada temanku.

"Besok gua mau keluar kota 4 hari, lu bisa ngga sementara tinggal di rumah gua" balasnya memberi tahu permintaannya.

Aku sedikit terkejut dengan permintaan partnerku ini, meskipun kami telah beberapa kali melakukan swinger tapi kalau sampai menginap di rumahnya selama 4 hari tentu sedikit membuatku terkejut.

"Waduhh gimana ya bro" balasku bingung.
"Ngga usah bingung lah bro, gua tau istri lu ngga ikut lu ke kota kan, makanya gua minta tolong sama lu buat tinggal di rumah gua nemenin istri gua" balasnya padaku.

Aku sebenarnya mau - mau saja menginap di rumah partnerku, apalagi bisa di bilang istri partnerku ini sangat cantik, tidak kalah cantik dari istriku, tapi jika aku sampai menginap selama 4 hari apakah istriku akan memberi ijin.

Aku berpikir keras bagaimana caranya agar aku mendapatkan ijin dari istriku untuk menginap selama 4 hari di rumah partnerku, tapi akhirnya aku memilih untuk tidak memberi tahunya agar aku tidak perlu meminta ijin pada istriku, apa lagi ini adalah sebuah kesempatan langka untuk ku bisa berduaan dengan istri partnerku yang sangat cantik.

"Ok bro, entar gua nginep di rumah lu tapi istri lu tau ngga klo gua entar nginep di rumah lu?" Tanyaku pada partnerku.
"Tenang aja bro, istri gua udah tau, dia juga udah setuju lu nginep di rumah gua" balas partnerku yang membuatku merasa senang dan aman.

"Ok bro besok gua kerumah lu" balasku.
"Thanks bro udah nolongin gua"
"Gua ngga nolongin lu bro, yang ada lu yang nolongin gua hahaha, udah seminggu nih ngga ganti oli hahaa" balasku pada temanku.
"Sama - sama lah bro hahaa, ya udah bro besok lu dateng aja kerumah gua"
"Ok bro"

Setelah itu partnerku tidak membalasnya lagi, ku lanjutkan lagi pekerjaanku hingga malam, ku lihat jam sudah menunjukan pukul 7 malam, aku lalu membereskan mejaku, mematikan komputer lalu bergegas pulang kerumah.

Di jalan aku mampir ke rumah makan cepat saji, karena di rumah tentu tidak ada yang memasak karena istriku sedang berada di kampung halamannya, Kemudian aku melanjutkan perjalananku ke rumah.





Bersambung.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd