Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah kehidupan kami

Bimabet
Waduh, udah liat TS nongol kirain ada update. Semangat suhu 🥂

Hak...hak....hak...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
kalo menurut saya ya huu...syifa itu jngn tatto/miras/makan b2/anal...kalo sampai iya syifa nglakuin itu...berarti suhu meng coppy cerita sebelah...jadi saya saranin buat suhu...TULIS LAH KARYA ANDA SENDIRI TANPA MENIRU/COPAS DARI PENULIS LAIN 🙏🙏🙏🙏
Maaf hu, ane ngga pernah meniru apalagi mencopas cerita orang. Cerita ini murni buatan ane sendiri. Meskipun ane masih nubie dalam dunia menulis, sebisa mungkin ane membuat karya ane sendiri!!

Terlepas ada kemiripan cerita yang ane buat, bukan berarti ane meniru atau mencopas cerita orang.

Terimakasih sarannya:ampun:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
bukanya saya nuduh huu...tapi saya kira kalo si syifa kaya...mungkin para penbaca yg lain juga berprasangka kaya saya huu....


nb:tetap lanjutkan karya anda huuu tapi buatlah cerita yg berbeda dari cerita" yg lain...soalnya setiap saya baca cerita di forum ini semua itu sama...
 
Ijin camping di mari duhu bru tahu klo ada yg bgus hehe
Mkasih suhuu
Tolong bnyakin adegan yg berkrudung huu alim dan binal
 
Part 13



Pov syifa




Sudah 2 bulan aku berada di kampung halaman, meninggalkan suamiku sendirian di kota, suamiku sering memintaku untuk berangkat menyusulnya, tapi anak ku selalu melarangnya, pada akhirnya suamiku selalu mengalah dengan anaknya.

Hubungan ku dengan mas herman juga semakin memanas, benih benih cinta di hatiku kini telah berubah menjadi cinta yang sesungguhnya, hatiku kini telah terbagi dua.

Entah apa yang membuatku jatuh cinta dengannya. tetapi aku merasa aman, nyaman, dan tenang saat berada di dekatnya, mas herman pun merasakan hal yang sama denganku, sehingga kini aku dan mas herman sudah benar - benar menjadi pasangan selingkuh yang sebenarnya.

Aku tetap merahasiakan perasaanku terhadap mas herman dari suamiku, suamiku masih menganggap hubunganku dengan mas herman hanyalah sebatas nafsu, dan memintaku untuk tidak memberi tahu yang sesungguhnya, bahwa sebenarnya suamiku mengetahui hubungan ku dengan mas herman.

Tapi lagi - lagi aku tidak bisa menjaga kepercayaan suamiku terhadapku, kini mas herman sudah tau semua rahasiaku, bahkan rahasia yang tidak di ketahui oleh suamiku, termasuk fakta bahwa suamiku mengijinkanku berhubungan dengannya, asal hubungan yang ku lakukan dengannya hanya sebatas hubungan badan.

Sebagai wanita aku membutuhkan tempat untuk mencurahkan segala isi hatiku, jika seorang istri yang normal pasti dia akan memilih suaminya sebagai tampat curahan hatinya.

Tapi aku justru mencurahkan segala isi hatiku dan semua rahasiaku kepada orang lain yang bukan suamiku, aku merasa jika mas herman adalah orang yang tepat sebagai tempat curhat.

Mas herman tentu sangat terkejut mendengar pengakuanku, dia tidak mengira bahwa wanita cantik yang ia anggap baik ternyata memiliki sebuah rahasia yang tidak terduga.

Mas herman juga merasa kecewa denganku, karena wanita kedua yang ia gauli selain istrinya ternyata sudah sering di pakai oleh orang lain, mas herman sempat menganggapku tak ubahnya seorang wanita panggilan yang akan melayani semua laki - laki yang menginginkannya.

Pada akhirnya mas herman mau menerimaku apa adanya, dan dia memintaku untuk tidak memberi tahu suamiku, bahwa dia sudah tau tentang suamiku yang mengijinkanku berhubungan dengannya.

Akupun mengiyakan permintaan mas herman dengan tidak memberi tahu suamiku, jika aku sudah mengatakan yang sebenarnya pada mas herman tentang hubungan ini.

Mas hermanpun kini semakin bebas melakukan apa saja kepadaku, karena dia sudah tau suamiku mengijinkannya.

Tapi mas herman sedikit tidak percaya jika aku mencintainya, dia menganggapku berbohong dengan perasaanku, sampai akhirnya mas herman meminta bukti bahwa aku benar - benar mencintainya.

Aku tak tau harus memberi bukti apa, karena mas herman sudah tau suamiku mengijinkanku berhubungan denganya akan sangat percuma jika aku membuktikan cintaku dengan menyerahkan tubuhku padanya, karena tanpa cinta pun mas herman masih bisa menikmati tubuhku.

Aku tak bisa membuktikan cintaku pada mas herman, aku tidak tau harus bagaimana, kemudian mas herman memintaku untuk mewarnai rambutku untuk membuktikan cintaku padanya.

Tentu saja aku bingung untuk memenuhi permintaanya, karena aku tidak pernah mewarnai rambutku sebelumnya, dan apa kata orang tua dan suamiku nanti bila melihatku mewarnai rambutku.

Aku dilema, aku terus memikirkan ide untuk memenuhi permintaan mas herman, akhirnya ku putuskan untuk mewarnai rambutku.

Aku memilih untuk mewarnai rambutku sendiri, dari pada harus ke salon, karena jika aku melakukannya sendiri, aku masih bisa beralasan jika aku salah membeli cat rambut.

Di malam hari aku mulai mewarnai rambut panjangku di kamar mandi, dan saat aku terbangun di pagi hari nya, ku lihat rambutku sudah berubah warna, dari hitam menjadi pirang.

Aku sempat menyesal telah mewarnai rambutku, bahkan aku sampai menangis melihat rambutku telah berubah warna.

Aku takut untuk keluar kamar, aku terlalu takut untuk bertemu dengan orang tuaku, bahkan anak ku sempat tidak mengenaliku karena rambutku telah berubah.

Dan saat orang tuaku melihat rambutku, tentu saja mereka marah besar, mereka menganggap orang yang mewarnai rambutnya terkesan seperti orang yang tidak benar, mereka lalu memintaku untuk kembali menghitamkan rambutku.

Tapi untungnya alasan yang sudah kupersiapkan berhasil membuat orang tuaku tidak memarahiku lagi, begitu juga dengan suamiku yang kaget melihat rambutku yang berwarna pirang, tapi alasanku lagi-lagi berhasil membuat suamiku percaya.

Dan akhirnya baik orang tuaku atau suamiku membiarkan aku memiliki rambut pirang, mas herman tantu saja sangat senang melihatku memenuhi permintaanya, dan dia akhirnya percaya bahwa aku memang mencintainya, dan meminta maaf telah meragukan cintaku.

Mas herman lalu meminta satu permintaan lagi pada ku, karena aku sudah terlanjur cinta, akhirnya aku pun memenuhi permintaannya lagi.

Mas herman memintaku untuk menumbuhkan bulu jembutku, karena dia lebih suka memek yang berjembut dari pada yang gundul, seleranya benar - benar bertolak belakang dengan suamiku dimana suamiku lebih suka memek yang bersih dari pada yang berbulu.

Pada akhirnya aku memenuhi keinginan mas herman, karena aku pikir aku tinggal mencukur jembut ku jika aku berangkat ke kota atau jika suamiku pulang.

Aku bahkan sampai membeli obat penumbuh rambut untuk menumbuhkan jembutku, sehingga memek gundul ku hanya tinggal kenangan berganti memek berjembut lebat.

Obat penumbuh rambut itu ternyata sangat manjur, karena dalam kurun waktu 3 minggu saja berhasil menumbuhkan jembutku sangat lebat, saking lebatnya sampai bibir vaginaku yang berwarna ping tidak kelihatan karena tertutup lebatnya jembutku.

Dan ternyata aku mengoleskannya terlalu tinggi, sehingga jembutku tidak hanya tumbuh di bagian memek saja tapi hampir sampai mendekati pusarku, sehingga jika aku menggunakan celana dalam, bulu jembutku masih kelihatan di bagian atas celana dalamku.

Tapi melihat penampilanku sekarang, dengan rambut pirang dan jembut yang lebat,entah kenapa membuatku merasa sangat seksi, Mas herman tentu saja semakin senang dengan penampilanku ini.

Tapi ada satu permintaan mas herman yang masih belum bisa ku sanggupi, karena terlalu berat, aku hanya melakukanya jika ingin bertemu dengannya, karena terlalu berat jika harus melepas kerudungku secara permanen, ya mas herman memintaku untuk tidak menggunakan kerudung lagi, karena menurutnya aku lebih cantik tanpa kerudung.

Selama 2 bulan ini aku sudah beberapa kali bertemu dengan mas herman untuk memadu kasih, di tempat penginapan dekat pasar yang sudah menjadi tempat langganan kita memacu birahi.

________ ________


Saat ini aku sedang membantu ibuku memasak untuk makan malam, kebetulan adik ku sinta datang dengan suaminya untuk menginap, sehingga ibuku sedikit kerepotan memasak untuk keluargaku, dan aku berinisiatif membantunya.

Sementara sinta dan suaminya berada di depan sedang mengobrol dengan ayahku, sinta sempat memprotes penampilanku saat ini, apalagi melihat rambutku yang berwarna pirang ini dia sedikit kesal melihat kakaknya berubah penampilan.

"Kak kamu kok rambutnya jadi pirang gini sih" ucap sinta kaget saat pertama kali melihat rambut pirangku.
"Iya nih sin, kakak salah beli cat rambut, kirain item, eh ngga taunya pirang" balasku pada sinta.

"Ini juga ngapain pake baju kaya gini sih" ucapnya memprotes baju yang ku pakai.
"Kayak gini gimana sih sin, orang bajunya bener kok" ucapku pada sinta, aku merasa tidak ada yang salah dengan bajuku.

Saat ini aku memang sedang menggunakan kaos lengan pendek berwarna hijau tua yang sedikit kekecilan sehingga mencetak tubuhku dengan jelas dan celana pendek selutut,

Berbeda dengan sinta yang jauh lebih alim dari ku, dia saat ini mengenakan baju syar'i berwarna hitam dengan kerudung yang senada, di tambah dengan sarung tangan yang dia pakai semakin terlihat soleha adik ku ini, kecuali cadarnya yang saat ini sudah dia lepas, karena sedang berada di dalam rumah.

"Huu kakak aku ini emang paling bisa kalo ngejawab" ucapnya kesal, yang membuatku tertawa.
"Kayak kamu ngga pernah pake baju kaya gini aja kalo di rumah" ledekku pada sinta.
"Yee apaan sih malah ngebalikin lagi" ucapnya sambil tersipu. Aku hanya tertawa melihatnya tersipu.

Sebagai kakaknya tentu aku tau kalau dia juga pasti pernah memakai baju seperti ku ini bila di rumah, sementara suaminya sedikit memandangi ku dengan tatapan yang aneh, tapi aku tidak memperdulikannya.


"Fa ambilin ibu garam tuh di atas" suruh ibuku setelah tadi mencicipi masakannya, mungkin kurang asin sehingga harus di beri garam lagi.

Aku lalu membuka pintu kitchen set yang berada di atas, karena letak garam yang lumayan cukup tinggi aku sampai harus menjinjitkan kakiku, dan karena baju yang ku pakai sedikit kekecilan, membuat baju ku ikut tertarik sampai ke pusar saat aku hendak mengambil garam, yang tentu saja membuat bulu jembutku terlihat dengan jelas, setelah ku ambil garam itu lalu ku berikan pada ibu ku.

"Nih buk garamnya" ucapku sambil kuserahkan garam yang berada di tanganku.

"Kamu tuh fa udah punya anak suami tapi ngga bisa ngurus badan sendiri" ucap ibuku, aku tidak tau apa yang di maksud oleh ibuku.
"Ngurus badan gimana maksudnya bu?" Tanyaku pada ibuku.

"Itu loh rambut kamu sampe kemana - mana" ucap ibuku. Mendengar ucapan ibuku, aku langsung memegangi rambut pirangku yang sedang ku kuncir dan memeriksanya.

"Rambut aku ngga kemana - mana kok bu" ucapku sambil memperhatikan rambut ku.
"Bukan rambut yang itu, tapi yang itu" ucap ibuku sambil menunjuk selangkanganku dengan mulutnya. Berarti ibuku sempat melihatnya saat aku sedang mengambil garam. Aku tertawa setelah mengetahui rambut yang di maksud oleh ibuku.

"Di kasih tau malah ketawa, di cukur kek biar ngga keliatan kemana- mana, ibu aja geli ngliatnya" ucap ibuku menceramahiku.

Aku lalu memeluk ibu ku dari belakang, yang sedang mengaduk aduk masakan.
"Males bu hehee" ucapku sekenanya.
"Boleh miara rambut kemaluan tapi ngga sampe gondrong juga kali" ucap ibuku.

Aku tertawa mendengar ibuku mengatakan jembutku gondrong, entah kenapa setelah mendengar ibu ku berkata seperti itu membuatku ingin menggondrongkan jembutku semakin lebat.

"Rambut siapa buk yang gondrong" tanya sinta yang tiba-tiba sudah berada di dapur.
"Rambut kakak kamu tuh gondrong" jawab ibuku pada sinta. Mendengar ucapan ibuku, sinta lalu memegangi rambutku dan mengamatinya, aku tersenyum melihatnya melakukan hal itu, karena pertamanya aku juga bepikiran seperti iti.

"Rambut kak syifa bagus kok bu, cuma warnanya aja yang jelek kayak cewek nakal" ucap sinta pada ibuku.
"Bukan rambut yang itu, tapi yang bawahnya noh yang gondrong" ucap ibuku memberi tahu sinta.

"Loh kok ibu tau rambut kak syifa gondrong, emang ibu udah liat" jawab sinta yang justru lebih penasaran karena ibuku bisa tau bulu jembutku gondrong.
"Iya nih kok ibu tau sih punya syifa gondrong, ibu ngintip ya, ihh jadi ibu kok ngintipin punya anaknya hahaha" ucapku meledek ibuku, sinta ikut tertawa mendengar ledekanku.

"Dasar kalian ini ya malah ngledekin orang tua" ucap ibuku kesal karena ku ledek.
"Hehee maaf bu" aku dan sinta lalu mencium pipi kanan dan kiri ibuku bersamaan.

Kami lalu makan malam bersama dan bercengkrama setelah selesai makan.
Anaku sangat senang bermain dengan adiknya, anaknya sinta.

Seorang balita laki laki yang berusia setahun lebih itu baru bisa berjalan, dan anaku senang bisa bermain dengan adiknya.

"Kak, kakak ngga mau nyusul mas abdul di kota" tanya sinta padaku.
"Pengen sih tapi ngga boleh mulu sama riska" jawabku memberi tahu alasan aku tak kunjung menyusul mas abdul.
"Emang kakak ngga takut gitu entar mas abdul nyari cewe lain kalo lagi pengen" balas sinta mengingatkanku.
"Ngga, ngapain takut, kakak mh percaya aja sama mas abdul" jawabku. Tentu saja sinta tidak mengetahui rahasia antara aku dan mas abdul.
"Kan siapa tau kak, namanya juga laki - laki" "kok malah jadi kamu yang kawatir" ucapku pada adiku.
"Ehh ngga gitu maksudnya kak, aku kan cuma ngingetin doang" jawabnya panik setelah aku berkata seperti itu, aku tersenyum melihat adik ku panik seperti itu.

"Ya udah ngga usah di pikirin sin, kakak percaya kok sama mas abdul" jawabku meyakinkan adik ku. "Iya deh terserah kakak aja" ucap sinta.

Kami lalu mengobrol ringan di ruang keluarga, dan tak terasa ternyata anak ku sudah mengantuk dan mengajak tidur, sementara sinta sudah masuk kedalam kamar duluan untuk menidurkan anaknya.
Aku lalu mengajak anakku masuk ke kamar.

Di rumah orang tuaku terdapat 5 kamar, dimana 4 kamar adalah kamar orang tuaku, beserta anak anaknya, dantu 1 kamar lagi di gunakan jika ada saudara yang menginap.

Setelah anakku tertidur aku lalu melepas bh ku, karena aku memang tidak pernah memakai bh saat tidur, sehingga puting susuku kini terlihat menonjol di balik bajuku yang ketat.

Aku kemudian pergi ke dapur karena haus untuk mengambil air di kulkas, saat aku membuka pintu kulkas hawa dingin langsung menyerang tubuhku, sehingga membuat putingku sedikit mengeras, dan saat aku sedang menenggak minuman dari gelas, ternyata adik iparku baru saja keluar dari kamar mandi dan kini sedang memperhatikanku.

Aku yakin dia bisa melihat putingku yang tercetak di bajuku, aku tak menghiraukannya dan membiarkannya melihat ke arah putingku, bahkan aku menjadi horny di lihat seperti itu oleh adik iparku.

Entah setan dari mana tiba - tiba merasuki kepalaku dan memunculkan ide nakal untuk menggoda adik iparku ini, usianya memang setahun lebih tua dariku, tapi tetap saja statusnya adalah adik iparku.

Setelah aku menghabiskan minumanku, aku lalu menaruh gelas itu kembali ke tempatnya, kini ku ambil air dingin yang berada di botol dan meminumnya sampai tumpah ke bajuku, sehingga baju ku yang basah semakin membuat susu ku tercetak dengan jelas.

Aku lalu mengarahkan tubuhku menghadap adik iparku, sehingga kini kami saling berhadapan, jarak ku yang hanya 3 meter darinya tentu membuatnya bisa melihat putingku yang sudah mengeras ini dengan jelas.

Aku lalu tersenyum ke adik iparku sambil mengelap bibirku dengan punggung tangan kanan ku, aku membiarkan matanya terus menatap dadaku, dan menunggu reaksinya, aku penasaran dengan adik iparku, apakah dia berani berbuat lebih atau tidak.

Keadaan rumah yang sudah sepi karena penghuninya sudah pada tidur, membuatku semakin horny menggoda adik iparku.

Dia kemudian mendekatiku, sambil tersenyum, dan ku balas senyumanya, di luar dugaanku, ternyata adik iparku langsung menyentuh putingku yang sudah mengeras.

Ternyata dia lebih berani dari dugaanku, kubiarkan saja tangannya bermain di putingku, kemudian dia memutar tubuhku hingga aku membelakanginya dan langsung meremas remas susuku dari luar bajuku.

""Aahhh..ssttthhh...ahh..." aku mencoba menahan desahanku agar tidak membangunkan yang lain.

Sepertinya dia sudah tidak sabar dan langsung menurunkan celanaku sampai ke kaki, dia menggesekan kontolnya di memeku sebelum akhirnya memasukannya kedalam memek ku.

"Ahhh.. gila.. ternyata kamu nakal juga mba, dari dulu aku udah sange sama kamu" ucapnya padaku. Ternyata dia sudah menginginkan tubuhku dari dulu.
"Ahhhh... aggghhhh....." aku tak membalas omongannya dan hanya mendesah merasakan kontolnya keluar masuk di dalam memek ku.

Kontolnya tidak besar tapi juga tidak kecil, tapi aku mencoba menikmatinya, tapi saat aku baru mulai menikmati genjotannya tiba - tiba dia sudah merasa tidak kuat menahan spermanya, dan langsung menarik kontolnya dari dalam memek ku.

Croott.. crooott.. spermanya dia tumpahkan di atas bokongku, aku benar - benar merasa kentang, baru saja aku mulai menikmati tapi dia udah keluar duluan.

Aku lalu menaikan celanaku, dan meninggalkannya begitu saja tanpa berkata sedikitpun.

Ku bersihkan memek dan juga pantatku di kamar mandi, setelah aku keluar tidak kudapati adik iparku, mungkin dia sudah ke kamarnya.

Aku lalu masuk ke kamar dan naik ke atas kasur, ku cium anak ku yang sudah tertidur lelap, ku buka hp ku dan ternyata sudah ada pesan dari mas herman.

"Malem dhe lagi ngapain nih" chat mas herman padaku. Aku tersenyum membaca pesannya. "Lagi rebahan aja nih mas" balasku pada mas herman.

Baju ku yang basah membuatku tidak nyaman, aku lalu melepas bajuku dan menaruhnya di keranjang pakaian, sehingga aku bertelanjang dada, dan terlihat bulu jembutku yang berada di atas celanaku.

"Dhe kangen nih udah seminggu ngga ketemu" balas mas herman. "Adhe juga kangen sama mas, pengen ketemu, pengen peluk" balasku pada mas herman.
Aku dan mas herman sudah seminggu tidak bertemu, karena mas herman sibuk merenovasi salah satu rumah tetangganya.

"Besok bisa ketemu ngga dhe?" Tanya mas herman. Aku tersenyum senang karena di ajak ketemu oleh mas herman.
"Bisa dong mas" balasku bersemangat.
"Ketemu di tempat biasa ya dhe" pinta mas herman. "Oke mas" balasku singkat.

Karena aku masih merasa horny setelah di pakai sebentar oleh adik iparku, aku lalu mengajak mas herman untuk vcs, ku ambil headsetku agar anaku tidak terbangun mendengar obrolan kami, lalu ku lepaskan celanaku hingga aku telanjang bulat, kemudian menelfon mas herman, dan aku melakukan vcs dengan mas herman sampai aku keluar.

Hampir tiap malam aku vcs dengan mas herman sampai aku keluar, sementara jika vcs dengan suamiku, aku sedikit malas karena dia selalu mengeluhkan jembut ku yang lebat dan menyuruhku untuk memcukurnya, jika sudah membahas jembutku, aku lebih memilih mematikan vc ku, dan tertidur.

Seiring berjalannya waktu, kini aku lebih menyukai memek ku berjembut, karena sebelum menikah dengan suamiku, aku memang tidak pernah mencukur jembutku, sehingga dulu jembutku lumayan lebat. tapi setelah menikah, atas permintaanya aku mencukur habis bulu jembutku, dan setelah 7 tahun memek ku selalu bersih dari jembut, kini memek ku kembali di penuhi oleh bulu jembut, dan aku menyukainya.

Aku merasa lebih seksi saat telanjang dengan bulu jembut yang memenuhi memek ku, dan sebelum aku tidur aku melakukan kegiatan rutinku, yaitu mengolesi memek ku dengan obat penumbuh rambut, meskipun jembutku sudah terbilang lebat, tapi aku masih merasa kurang lebat, sehingga aku rutin mengoleskan obat ini ke memek ku, agar jembutku semakin lebat dan lebat, bahkan jembutku tinggal 3 cm lagi untuk mencapai pusarku. Setelah mengoleskan obat tersebut aku lalu memakai daster dan tidur sambil memeluk anak ku.

____________ ____________


Aku terbangun lebih dulu dari anak ku, dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, orang tua ku dan adik ku juga sudah pada bangun, setelah ibuku selesai membuat sarapan, kemudian kami sarapan bersama, aku bersikap biasa saja dengan adik iparku yang telah membuat ku kecewa semalam, dia pun terlihat biasa saja seperti tidak pernah terjadi apa - apa, mereka kemudian pulang setelah selesai sarapan.

Aku lalu meminta ibuku untuk mengantar anak ku sekolah, karena aku mau ke pasar untuk membeli kebutuhan yang sudah habis, ibuku pun mengiyakan permintaanku, beruntung selama ini orang tuaku tidak curiga jika aku pulang sore dari pasar dan beralasan mampir kerumah taman.

Aku lalu mandi membersihkan tubuhku, tak lupa ku keramasi bulu jembutku agar wangi. Setelah mandi aku lalu memilih baju yang akan ku pakai, ku pilih legging berwarna hitam sebagai bawahan, dan ku pakai baju lengan pendek, baju yang ku kenakan ini pun berukuran kecil sehingga dadaku yang berukuran 36b ini tercetak dengan jelas, dan panjangnya pas sekali dengan bagian atas celanaku.

Sehingga jika aku mengangkat sedikit saja bajuku maka akan langsung terlihat bulu jembut yang tidak tertutup oleh celana, hampir tiap hari aku selalu mengenakan baju yang ketat atas permintaan mas herman, menurutnya lama kelamaan aku akan terbiasa mengenakan baju yang menonjolkan tubuhku.

Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk ku jika posisiku di kota, karena di kota aku memang selalu mengenakan pakaian yang terbuka jika sedang berada di rumah, yang membuatku sulit adalah posisiku yang saat ini berada di kampung dan tinggal dengan orang tuaku, sehingga aku enggan untuk memakai baju yang terbuka.

Tapi mas herman berhasil meyakinkanku bahwa orangtuaku akan membiarkanku memakai baju yang terbuka jika mereka terbiasa melihatnya.


Aku baru berani mengenakan baju baju ketat seperti ini, biarpun awalnya orang tuaku memprotesnya, tapi ternyata ucapan mas herman terbukti benar. Karena lama - lama akhirnya mereka membiarkannya juga, sehingga kini aku selalu memakai pakaian yang ketat saat di rumah.

Ku pakai jaketku agar lebih aman saat berkendara, dan kupakai jilbab pasminaku, ku pilih pasmina karena mudah memakainya, karena nantinya juga akan ku lepas di tengah jalan, karena mas herman tidak menyukaiku memakai jilbab, tak lupa ku pakai helm agar semakin aman saat berkendara, aku lalu pamit pada ayahku, karena ibuku sudah berangkat mengantar anak ku.

Aku lalu melajukan motorku menyusuri jalan menuju pasar, dan di tengah jalan aku berhenti untuk melepas jilbabku, hingga rambut panjang pirang ku tergerai, aku melanjutkan perjalananku, hingga akhirnya aku sampai di pasar.

Banyak mata yang memperhatikanku, biarpun dandananku biasa saja, karena aku masih memakai jaketku tapi banyak dari mereka yang melihatku seolah - olah seperti seorang artis yang sedang kepasar, sebagai wanita aku merasa senang di perhatikan seperti itu, mungkin karena rambutku yang pirang sehingga terlihat lebih mencolok dari yang lain di tambah kulitku yang putih, sehingga banyak yang melihatku kagum.

Tak butuh waktu lama untuk mendapatkan keperluan yang ku butuhkan setelah aku sudah membeli semuanya, aku langsung bergegas menuju penginapan, dan memesan kamar nomer 10 yang menjadi tempat favorit kami.

"Kamar nomer 10 ya" ucap si penjaga penginapan yang sudah apal dengan kamar yang selalu kami pesan.
"Iya mas, tau aja nih" ucapku padanya.
"Tau dong mba, kan udah langganan hahaa" ucapnya sambil tertawa.
"Tapi mas toni nya belum dateng ya mba" tanya si penjaga padaku.
"Belum mas, makanya aku pesen kamar dulu" balasku. Kami memang menggunakan nama samaran saat memesan kamar ini, mas herman menjadi toni dan aku menjadi dini.

"Beruntung banget ya mas toni bisa punya selingkuhan secantik mba dini" ucap si penjaga.
"Biasa aja kok mas hihii" balasku singkat.

Si penjaga memang sudah mengetahui status kami yang sebagai sepasang selingkuhan. Pengalamannya menjaga penginapan ini membuatnya bisa menebak mana pasangan selingkuh dan yang bukan.

Menurutnya sudah banyak pasangan selingkuh yang sudah pernah memakai penginapan ini sehingga dia bisa membedakan yang selingkuh dan yang bukan. Dan yang paling mudah di tebak dari pasangan selingkuh adalah rata-rata si perempuan masih muda, sementara si pria sudah tua.

Sehingga saat pertama kali aku main disini dengan mas herman, si penjaga langsung tau jika kami adalah pasangan selingkuh. Kamipun mengakui ketika si penjaga menanyakan hubungan kami.

Beruntung si penjaga merupakan orang yang bisa menjaga rahasia, sehingga aku tidak merasa kawatir.

"Mas toni pasti puas banget ya main sama mba dini, udah cantik bodynya juga mantep" ucap si penjaga sambil memandangi tubuhku.

"Puas dong mas, aku juga puas kok main sama mas toni" jawabku sambil tersenyum.
"Body mba dini ngga kalah sama ABG jaman sekarang, udah toket gede pantatnya juga semok lagi" ucapnya sambil melihatku dari atas sampai bawah.

"Masa sih mas ngga kalah sama ABG?" Tanyaku pada si penjaga sambil memutar tubuhku di depannya.

"Beneran mba, apalagi toketnya mba dini kelihatan kenceng banget" ucap si penjaga memandangi dadaku.

"Toket aku kelihatan gede ya mas" tanyaku sambil membuka jaketku. Sengaja kubusungkan dadaku didepannya saat membuka jaketku.

Terlihat si penjaga seperti menelan ludah saat aku membusungkan dadaku di depannya .

"Iya mba kelihatan gede, mas toni pasti puas ya mba kalau lagi nenen sama mba dini" ucapnya sambil terus memandangi dadaku.

"Puas dong mas, kalau nenen bisa sampe bobo hihihi" ucapku sambil tertawa.
"Enakan mana mba bobo sama suami apa bobo sama mas toni?" Tanya si penjaga.

"Sama-sama enak kok, tapi sama mas toni jauh lebih greget hehee" jawabku sambil tersenyum.
"Emang paling enak ya mba kalau zinah sama yang bukan muhrim hehee" ucapnya sambil tertawa.

"Tau aja nih si masnya kalau zinah sama orang lain jauh lebih enak hihii" jawabku.
"Tau dong mba, sering-sering aja mba dini zinah sama mas toni, biar mba dini bisa dapet enak, saya juga dapat pemasukan hehee" ucapnya sambil tertawa.
"Tenang aja mas aku kalau mau berzinah pasti di tempat ini kok, udah dulu ya mas mau masuk dulu nih" ucapku pada si penjaga
"Monggo mba" jawabnya singkat.


Setelah mengobrol dengan si penjaga kemudian aku menuju kamar nomer 10 lalu membukanya dan masuk ke dalam, ku taruh belanjaanku di dekat tv, kunyalakan kipas angin dan menyalakan tv.

Ku lepaskan jaketku dan mencantelkanya di belakang pintu, kemudian duduk di atas kasur menunggu mas herman datang.

Jika di kota aku selalu mamakai hotel berbintang jika akan melakukan tukar pasangan dengan suami, tapi disini aku hanya memakai kamar seadanya seperti ini Tapi aku tak mempermasalahkannya, selama tempatnya bersih aku mau untuk memakainya.

Akhirnya mas herman datang juga setelah hampir setengah jam aku menunggunya, ku buka pintu dan salim mencium tanganya.

"Lama amat mas" ucap ku cemberut.
"Maaf dhe tadi angkotnya ngetem dulu, jadi lama deh, jangan cemberut gitu dong" ucapnya sambil mencubit pipiku. Aku masih pura - pura ngambek seperti anak kecil agar mas herman lebih gemas denganku.
"Jangan ngambek dong sayank, kan mas telat juga ngga lama kan, sini peluk" ucapnya yang melihatku masih cemberut, aku lalu memeluknya.

Aku lalu melepaskan pelukanku, kemudian kami duduk di atas kasur kamar ini, ternyata mas herman membawa sesuatu di dalam plastik.

"Apa itu mas" aku menanyakan sesuatu yang di bawa oleh mas herman. "Ohh ini jamu dhe" lalu mas herman mengeluarkan 2 botol anggur merah dari kantong plastik.
"Oh amer toh" balasku singkat. "Iya dhe entar minum bareng ya" ajaknya padaku.
Aku lalu menganggukan kepalaku tanda setuju.

Aku sudah tidak asing dengan minuman seperti itu, karena aku sudah pernah meminumnya dulu waktu dengan pak rt dan mas paijo.

Mas herman duduk bersandar di tembok, aku lalu duduk di depannya dan menyandarkan tubuhku di dadanya yang bidang, mas herman lalu memeluk ku dari belakang, lalu kita ngobrol dan bercanda seperti layaknya orang yang sedang di mabuk cinta.

Saat kami sedang asik bermesraan tiba tiba hp ku berbunyi, ku lihat siapa yang menelfonku, dan tertera nama orang asing di layar hp ku, aku lalu meminta ijin pada mas herman untuk mengangkat telfon orang asing tersebut.

"Mas boleh aku angkat" tanyaku pada mas herman. "Ngga usah lah dhe, ngangkat telvon dari orang asing" larangnya padaku.
Mas herman lalu mengambil hp ku dan mematikan telvon orang asing tersebut.
"Nih orang ngapain lagi nelfon - nelfon gangguin orang lagi mesra - mesraan aja" ketus mas herman pada orang asing tersebut. "Iya tuh mas gangguin aja orang lagi pacaran hahahaa" sahutku sambil tertawa.

Setelah di matikan si orang asing tersebut tidak menelfon lagi. sebenarnya orang asing yang tertera di layar hp ku tadi adalah suamiku, mas herman lah yang mengganti nama kontak suamiku menjadi orang asing, dan aku membiarkannya saja, aku juga malas untuk menggantinya, maka ku biarkan nama kontak suamiku menjadi orang asing.

"Kamu cantik amat sih dhe hari ini, bikin mas tambah cinta aja" ucap mas herman merayuku. "Halah gombal, bisa aja ngerayunya" balasku.

"Beneran loh dhe, kamu tuh keliatan tambah cantik kalo ngga pake kerudung, apa lagi rambut kamu pirang kaya gini, jadi tambah seksi tau" ucapnya memujiku.
"Berarti kemaren - kemaren adhe ngga cantik gitu" ucapku pada mas herman.
"Cantik kok dhe, tapi cantikan sekarang lah ngga pake jilbab" ucapnya menjelaskan.

"Dari dulu juga udah cantik tau mas, kamunya aja yang ngga tau hahahaa" balasku sambil tertawa.
"Iya dehh pacar mas emang yang paling cantik, tapi dhe jangan pake kerudung lagi kek" ucapnya padaku.
"Ini juga ngga pake kerudungkan" jawabku.

"Bukan gitu dhe, maksudnya tuh adhe ngga usah pake kerudung lagi, kalo di rumah atau keluar rumah juga ngga usah pake kerudung, kamu tuh cantik tau kalo ngga pake kerudung, emang kamu ngga pengen gitu mamerin rambut kamu yang pirang ini ke orang orang" ucap mas herman padaku.

"Adhe malu mas, takut di marahin orang tua" balasku pada mas herman yang menginginkan aku untuk tidak menggunakan kerudung lagi.

Walaupun di satu sisi aku memang ingin memamerkan rambutku ke orang - orang, tapi di sisi lain anggapan mereka pasti sangat tidak baik, melihat seorang wanita kampung berambut pirang.

"Ngga usah malu dhe, orang kamu cantik kok, yang sirik sama kamu tuh pasti mereka ngga lebih cantik dari kamu dhe, terus kalo di omelin orang tua juga paling sekali dua kali, seterusnya mh pasti di biarin dhe" ucap mas herman menjelaskan padaku. Ku pikir-pikir omongan mas herman ada benarnya juga, karena sudah terbukti saat aku memakai baju ketat orang tuaku sempat memarahiku tapi setelahnya mereka membiarkannya saja.
"Ya udah liat nanti aja lah mas" jawabku mengakhiri obrolan soal kerudung.

Mas herman lalu mengambil hp ku dan meletakan jari telunjuknya di tombol sidik jari, kemudian hp ku terbuka, kini mas herman bebas membuka hp ku sesukanya, karena aku sendiri mengijinkannya.

Mas herman lalu membuka kamera dan mengajaku berfoto, kami memang sering berfoto bersama, sehingga di hp ku cukup banyak fotoku dan mas herman, mulai dari foto biasa sampai foto saat aku sedang bercinta dengan mas herman, foto saat kontolnya sedang berada di dalam memek ku, foto saat aku sedang menghisap kontolnya, foto saat mas herman sedang menghisap susuku, dan masih banyak foto lainnya.

Tak hanya foto, video saat kami sedang bercinta pun ada di hp ku, selain buat koleksi tentu saja untuk ku kirimkan pada suamiku saat dia memintanya, tapi mas herman menyuruhku mengirimkan video yang tidak menunjukan muka mas herman.

Bukan hanya itu, aku juga membuat akun burung biru, dan memprivatnya sehingga hanya orang - orang tertentu yang bisa melihatnya, tentu saja di dalam akun burung biru tersebut berisikan fotoku dengan mas herman, yang sengaja aku blur bagian wajahnya agar lebih aman, karena foto yang ku unggah adalah foto syur kami, dan beberapa cuplikan video kami saat bercinta.

Dengan suamiku pun aku tidak pernah sampai berbuat sejauh ini, membuat akun media sosial dan mengunggah foto kami berdua, tapi dengan mas herman aku melakukanya denga suka rela.

Mas herman lalu membuka bajuku dan juga bh ku sehingga kini aku bertelanjang dada, kemudian menyuruhku meremas susuku sendiri.

Aku yang sedang dalam pelukannya pun menurutinya, kemudian mas herman meletakan dagunya di atas pundaku, dan memfotonya, kini gantian tangan mas herman yang meremas susuku dari belakang dan aku yang memfotonya, aku tersenyum manis ke arah kameran dan mas herman meletakan dagunya lagi di pundaku sambil meremas kedua susu ku,lalu aku memfotonya.

Saat sedang melihat hasil jepretan kami, mas herman kemudian melihat foto keluargaku yang aku ambil kemarin, tapi melihat ekspresinya sepertinya dia sedikit terkejut.

"Dhe ini siapa?" Tanya mas herman sambil menunjuk foto ayah dan ibuku.
"Itu orang tua aku mas, calon mertua kamu hehee" jawabku sambil bercanda.
"Beneran dhe ini orang tua kamu" ucapnya yang seperti belum percaya dengan omonganku. "Beneran mas, ngapain juga bohong, mas mau ketemu orang tua aku ya, mas mau ngelamar aku ya, mas mau nikahin aku ya hahahaa" jawabku sambil tetap bercanda.

"Nama orang tua kamu siapa dhe?" Tanya mas herman. "Ibu aku namanya siti masitoh kalo ayahku namanya edi purnomo" jawabku memberi tahu nama orang tuaku pada mas herman.

Tapi ada yang aneh dengan ekspresi mas herman setelah mendengar nama orang tuaku, dia terlihat syok dan bengong, mulutnya terkunci, giginya bergeretak, dan tatapannya sangat tajam melihat foto orang tuaku, seperti seseorang yang sedang menahan amarah, aku melihat ekspresinya yang seperti itu membuat aku menjadi heran.

"Mas kamu kenapa" tanyaku pada mas herman yang masih terdiam, tak ada jawaban darinya, aku lalu menggoyangkan badanya, kemudian dia tersadar.
"Ngga apa apa dhe" jawabnya datar.
"Kirain kenapa, sampe bengong gitu" jawabku sambil menyenderkan tubuh setengah telanjangku kembali ke dada bidang mas herman.
"Dhe umur ibu kamu berapa?" Tanya mas herman. "47 mas" jawabku singkat. "Berarti seumuran ya sama mas, kok bisa sih adhe cinta sama orang yang seumuran sama ibu kamu" tanya mas herman padaku.

"Adhe ngga tau mas" jawabku bingung, karena aku sendiri tidak tau kenapa bisa jatuh hati dengannya. "Kira - kira ibu kamu mau ngga ya kalau punya menantu seumuran sama dia" tanya mas herman.
Aku tidak tau apakah mas herman menanggapi candaanku tadi dengan serius.


"Ngga tau mas, adhe tadi bercanda doang kok hehehe" jawabku sambil tertawa.
"Kirain gitu adhe beneran pengen mas nikahin" jawab mas herman. Ternyata mas herman menanggapi candaanku tadi dengan serius. Aku hanya tersenyum ke arahnya tanpa memberinya jawaban.

"Berarti mas ngga boleh nih nikahin adhe?" Tanya mas herman dengan wajah serius.
"Ngga boleh lah mas, kan adhe udah punya suami, mas juga udah punya istri, terus gimana nasib mereka nanti" jawabku mencoba menjelaskan situasi masing masing pada mas herman.

"Tapi kan mas juga pengen nikahin kamu dhe mas juga kan cinta sama kamu"
Mendengar ucapannya hatiku menjadi tersentuh, sebesar itukah cinta mas herman padaku sampai ingin menikahiku.

"Biarpun kita ngga nikah tapi kan kita masih bisa berhubungan mas" ucapku pada mas herman. "Tapi kan mas pengen tinggal bareng kamu dhe, pengen punya anak dari kamu juga" ucapannya semakin membuat hatiku tak karuan. Mas herman ingin memiliki anak dariku.

"Tapi kan kita udah punya keluarga masing - masing mas" ucapku pada mas herman.
"Ya udah kalo mas ngga bisa nikahin adhe, tapi ijinkan aku untuk memiliki hati mu seutuhnya" ucapnya sambil memeluk erat tubuhku.

Aku bingung untuk menjawabnya, apakah aku harus menyerahkan hatiku seutuhnya pada mas herman atau tidak, karena separuh hatiku masih menjadi milik suamiku.

Ku akui jika perasaanku pada mas herman setiap hari semakin bertumbuh, bahkan aku tidak yakin jika separuh hatiku masih milik suamiku. Tapi apakah aku harus menyerahkan sisa hati milik suamiku pada mas herman.

"Ngga usah bingung dhe, adhe cinta kan sama mas?" Tanya mas herman. Aku lalu menganggukan kepalaku.

"Kalo adhe cinta sama mas, adhe tinggal serahin semua hati adhe untuk mas, soal suami adhe mh gampang, anggep aja suami adhe itu orang asing yang sebatas menjalin hubungan pernikahan sama kamu, lagian juga dia udah ngijinin kamu tidur sama orang lain, selingkuh sama aku, jadi ngga usah bingung dhe, kamu tinggal penuhi aja keinginan dia soal seks, tanpa harus memberinya hati, mas yakin dia ngga bakal komplain"

Penjelasan mas herman sedikit merasuk ke pikiranku, dan aku mulai membenarkan pendapat mas herman, bahwa suamiku adalah orang asing yang menjalin pernikahan denganku, di tambah selama ini dia sudah mengedarkan tubuhku ke teman - temannya maka bukan salah aku kalau sekarang hati ku jadi milik orang lain.

"Gimana dhe? Adhe mau nyerahin hati adhe untuk mas" tanya mas herman sambil memeluk tubuhku semakin erat, membuatku semakin nyaman berada dalam pelukannya.

"Iya mas adhe serahin semua hati adhe untuk mas" jawabku dengan yakin, sudah ku putuskan untuk menyerahkan seluruh hatiku untuk mas herman.

"Beneran nih dhe, berati sekarang cuma ada mas dong di hati adhe" tanya mas herman lagi.

"Iya sayankk, cuma mas yang ada di hati ku, ngga ada lagi selain kamu, jawab ku dengan mantap.

"Tapi kan adhe udah punya suami, terus di kemanain tuh suaminya" tanya mas herman soal suami ku.

"Udah adhe buang ke tempat sampah, dia cuma orang asing yang kebetulan nikah sama aku" jawabku meyakinkan mas herman.

"Pinter banget sih pacar aku, orang kalo udah ngga penting emang harus di buang dhe" balas mas herman, aku tertawa mendengar omongannya.

"Dhe lebih penting mana, aku apa suamimu?" Tanya mas herman.
"Pentingan kamu lah mas, kamu tuh yang nomer 1 di hati aku" jawabku pada mas herman.

"Kalo gitu kamu jangan nyebut nama suamiku lagi dhe, mas ngga suka dengernya" ucap mas herman yang tidak menyukai jika aku menyebut suamiku.
"Terus apa dong mas" tanyaku pada mas herman. "Terserah adhe yang penting jangan suamiku" jawab mas herman menyerahkan sebutannya padaku.
"Kalo si abdul aja gimana mas" ucapku pada mas herman, yang entah dari mana mulutku bisa mengeluarkan kata seperti itu.
"Cocok tuh dhe si abdul, pacar aku emang pinter" aku tersenyum senang mendengar pujian dari mas herman.

"Oh iya dhe, kalo mas minta anak boleh ngga? Si abdul juga kayaknya ngga bakal nglarang kok kamu punya anak dari aku, kan dia juga yang nyuruh kamu selingkuh"

Perkataan mas herman ada benarnya juga, suamiku pasti tidak bisa mengelak jika aku sudah hamil oleh orang lain.

"Boleh, mas mau anak berapa?" Tanyaku pada mas herman, karena aku mengijinkannya membuat ku melahirkan anak - anaknya.

"Sebanyak - banyaknya hahaa" ucap mas herman sambil tertawa. Kami lalu berciuman dengan penuh kemesraan.
"Dhe celananya buka dong" pinta mas herman padaku. Aku pun langsung menurutinya, dan melepaskan celana ku beserta celana dalamku, Sehingga saat ini aku sudah telanjang bulat dalam pelukan mas herman, sementara mas herman masih mengenakan pakaian yang lengkap.

"Ini baru memek cantik" ucap mas herman sambil memegang memek ku. "Suka ngga mas sama jembutnya?" Tanyaku pada mas herman. "Suka banget dhe, lebat banget jembutnya hehee" ucapnya sambil tertawa.


Mas herman lalu mengajaku untuk minum, aku pun menurutinya, mas herman menuangkan minuman itu kedalam gelas plastik, dan memberikannya padaku, ku tenggak sampai habis minuman itu, rasanya sudah tidak asing lagi, karena aku sudah pernah meminumnya.

Mas herman lalu menuangkan kedalam gelas dan meminumnya sendiri, setelah beberapa tegukan, kepalaku mulai terasa pusing, aku lalu mengambil sebatang rokok dan menyalakannya, mas herman tersenyum senang melihatku menghisap rokok, karena ini adalah pertama kalinya aku menghisap rokok di depannya.

"Doyan rokok dhe" tanya mas herman padaku. "Doyan mas, tapi ngga terlalu, kalo lagi pengen aja kaya sekarang baru ngerokok" ucapku pada mas herman.
"Sini mas ajarin ngrokok yang bener"

Aku lalu di ajari cara menghisap rokok, karena menurutnya aku menghisapnya dengan cara yang salah, aku ikuti saja arahanya.

Beberapa kali asap rokok tertelan olehku hingga membuatku terbatuk, tapi mas herman terus mengajariku, hingga rokok ketiga akhirnya aku mulai bisa menghisap rokok dengan benar, aku juga mulai bisa mengeluarkan asap dari hidungku, tapi setelah aku beberapa kali menghisapnya kepalaku benar benar terasa pusing, menurut mas herman itu hal yang wajar bagi seorang pemula, tapi jika sudah terbiasa tidak akan merasakan pusing lagi, mas herman lalu menyuruhku untuk sering - sering menghisap rokok agar terbiasa, akupun mengiyakan perintah mas herman.

Satu botol amer telah habis dan kini aku sedang di doggy oleh mas herman, aku sudah kehilangan kesadaran karena minuman alkohol, lalu ambruk terkapar setelah mendapatkan orgasme yang luar biasa.


############
Herman menatap ke arah tubuh telanjang seorang wanita yang sedang terkapar lemas tak berdaya setelah dia pakai sampai puas.

Jika ada pepatah *dunia tak seluas daun kelor* mungkin itu yang sedang di alami oleh herman, siapa sangka wanita yang telah dia buat terkapar lemas, wanita yang baru saja menyerahkan seluruh hatinya untuknya, wanita yang sangat mencintainya. ternyata wanita itu adalah seorang anak dari orang yang dulu pernah menghancurkan hidupnya.

Herman sangat terkejut saat melihat foto orang yang dulu pernah menghancurkan hidupnya berada di hp syifa, dan herman lebih terkejut lagi saat mengetahui bahwa orang itu adalah orang tua syifa.

Orang tua dari seorang wanita yang hanya dia anggap sebagai alat pemuas nafsu, herman tidak pernah mencintai syifa sedikitpun, meskipun syifa adalah wanita yang baik dan sangat cantik, tapi bagi herman syifa tidak lebih dari seorang pemuas nafsu.

Herman berbohong dengan mengatakan bahwa dia sangat mencintai syifa, hal itu dia lakukan hanya untuk membuatnya takluk, dan mau menuruti semua keinginannya.

Mulai dari menyalurkan hasrat seksnya yang liar, bahkan memenuhi fantasinya untuk mengubah wanita soleha menjadi binal, dan herman akan mengarahkan syifa ke arah sana.

Keinginannya untuk merubah syifa perlahan mulai berhasil, syifa kini telah menuruti perintahnya untuk mewarnai rambutnya dan menumbuhkan jembutnya, tinggal menyuruh syifa untuk tidak lagi menggunakan kerudung secara permanen.

Dan yang membuat herman sangat senang adalah, dia bisa dengan bebas membuat syifa melahirkan anak - anaknya nanti.

Herman duduk sambil menghisap rokoknya dalam - dalam sambil melihat syifa yang masih terkapar, matanya kini menatap ke arah plafon kamar itu, dan teringat akan masa lalunya yang menyakitkan.

**********

Herman saat itu masih berusia 18 tahun, dan memiliki seorang kekasih yang sangat dia cintai, wanita itu bernama siti masitoh.
Herman berniat untuk melamar kekasihnya tersebut di hari ulang tahunnya yang ke 18 nanti, herman dan kekasihnya memang seumuran, dan pada jaman itu menikah di usia belasan adalah hal yang wajar, bahkan mungkin sampai sekarang di beberapa daerah hal itu masih wajar.

Tapi sayang hubungannya dengan sang kekasih tidak mendapat restu dari orang tua sang kekasih, orang tua sang kekasih berniat menjodohkan anaknya dengan anak seorang juragan tanah di kampungnya.

Mengetahui hal itu herman sangat terpukul dan mendatangi rumah orang tua siti masitoh untuk meminta agar sang orang tua membatalkan perjodohannya.

Orang tua siti masitoh menyetujui permintaan herman dengan syarat herman mampu memberikan mahar sebesar 10 juta. Angka 10 juta tentu sangat besar pada saat itu, yang membuat herman hampir menyerah. Tapi herman akhirnya menyanggupi permintaan orang tua siti masitoh. Tak lupa siti masitoh pun menyemangati herman agar dapat melamarnya.

Herman kemudian pulang dan memberitahu kepada orang tuanya bahwa dia membutuhkan uang sebesar 10 juta untuk melamar kekasihnya, mendengar angka sebesar itu tentu saja orang tua herman yang hanya seorang buruh tani tidak menyanggupi.

Tapi tak ingin melihat anaknya bersedih sang ibu lalu menyarankan untuk menggadaikan rumahnya, ayahnya menolak permintaan istrinya, karena terlalu beresiko jika harus menggadaikan surat rumah, karena mereka tidak memiliki harta benda lain selain rumah.

Tapi ibunya lalu berhasil untuk membujuk ayahnya, kemudian mereka pun menggadaikan surat rumah mereka kepada seorang rentenir, karena pada saat itu baik bank atau pun pegadaian belum ada di tempat mereka.

Tapi naas setelah mereka menggadaikan rumahnya dan pergi kerumah orang tua siti masitoh, ternyata orang tua siti masitoh tidak memenuhi janjinya. Orang tuanya tetap menjodohkan anaknya dengan edi purnomo anak dari juragan tanah.

Karena menurutnya mahar yang di berikan sang juragan tanah jauh lebih besar, dan kehidupan anaknya akan lebih terjamin jika menikah dengan edi purnomo.

Yang membuat herman lebih sakit hati adalah sikap siti masitoh yang berubah 180 derajat setelah dia bertemu dengan edi purnomo, herman mengakui jika edi lebih tampan darinya, tapi dia tidak menyangka jika wanita yang sangat di cintainya bisa berubah begitu cepat.

Siti masitoh yang sedari awal terus menyemangati herman kini justru berpaling kepada orang yang baru di temuinya, hatinya sangat sakit saat siti masitoh mengusirnya dari rumahnya, dan mengatakan bahwa herman tidak pantas untuk dirinya.

Herman merasa hancur dan malu karena telah di permalukan di depan banyak orang, jika saja hanya herman yang di permalukan mungkin dia masih bisa menerimanya, tapi bukan hanya herman yang di buat malu, orang tua yang begitu dia sayangipun meraka buat malu. Hati herman begitu hancur.

Cobaan tidak sampai disitu, saat perjalanan pulang dari rumah siti masitoh herman di cegat oleh perampok, yang mengakibatkan orang tuanya terbunuh, hermanpun sempat kritis. Dan di rawat di rumah sakit.

Kehidupan herman benar benar sangat hancur, karena harus kehilangan kedua orang tuanya, kehilangan tempat tinggalnya karena tidak sanggup membayar hutangnya, dan kehilangan segalanya.

Herman meratapi hidupnya yang sudah hancur berantakan, kini hidupnya hanya sebatang kara , tanpa saudara dan orang tua. Herman lalu memutuskan untuk pergi meninggalkan kampung halamannya, dan merantau ke ibu kota.

Di perantaun lah akhinya herman bertemu dengan tambatan hatinya yang baru, dan menikahinya hingga pernikahannya bertahan sampai sekarang, sosok herman yang pekerja keras membuat istrinya menerima lamaran herman saat itu.

*******

Dendam yang sudah lama herman buang, dendam yang sudah lama dia pendam akhirnya kini muncul kembali di hatinya, rasa ingin membalaskan dendam kepada orang yang dulu menghancurkan hidupnya kini menyala bagai bara di hatinya.

Herman akan membalaskan dendamnya pada siti masitoh dan edi purnomo dengan cara merusak anaknya, herman bertekat akan merusak syifa, dia akan membuat anaknya menjadi wanita nakal sehingga membuat malu nama baik keluarganya, dan pikiran - pikiran jahat lainnya.

Herman kemudian kembali menatap syifa yang kini sedang duduk dan menuangkan minuman kedalam gelas, herman melihatnya kemudian tersenyum jahat kepada syifa.

Syifa yang tidak mengetahui arti senyum jahat herman hanya membalasnya dengan senyuman manis kemudian mendekati herman dan mencium bibirnya.









Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd