Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT KISAH PETUALANGAN SURADI

Bimabet
Lanjutkan masbro-sur..
 
"Hm. Kurang ajar bener tuh si Lani."

belum kelhatan kiprah Linda .. sekilas ego banget, sampai sebegitu na menilai Lani padahal belum tentu klo Suradi mau sama diri na ... kecuali klo kepepet !!!! :nenen::nenen:

ato dia kecewa saat menemui Suradi di rumah na di tolak bahkan di tinggal masuk kamar ....

tankiyu sesaji na
tetap syumangat

to be conticroot
Anastasia Melinda Liem memiliki episode sendiri.
 
Baru baca sampai part ugi ...

Duh kejamnya ... Apa salah mereka sampai berakhir seperti itu ...

Jadi hilang mood nerusin nya ...

:suhu: :suhu: :suhu:
 
11

Mereka sudah sangat rileks siang itu. Mereka hanya menunggu moment yang tepat untuk melakukan ciuman pertama di bibir. Setelah itu, kuda liar yang ada di dalam jiwa mereka akan terlepas dan berlari serta meringkik seliar-liarnya.

Mereka sejenak terbawa curahan hati dan keluhan terhadap bisnis yang makin sulit. Selintas Suradi menanyakan hubungan Lani dengan Melinda, masih ada hubungan saudara, sebut Lani. Tapi mereka tidak membahasnya lebih jauh.

Lani itu usianya sama dengan Iis. Suradi tahu. Tetapi beberapa titik spotnya berbeda. Iis lebih senang dipijat pada pundaknya lebih dahulu, kemudian dicium punggungnya, lalu putingnya. Setelah itu barulah dijilati klitorisnya. Digenjot 5 sampai 15 menit, Iis bisa orgasme berkali-kali.

Tetapi Melani lain. Dia mungkin pernah orgasme bersama almarhum suaminya, Derry. Atau dengan sejumlah brondong. Hanya saja, entah bagaimana, Suradi mengetahui bahwa Melani belum pernah merasakan puncak orgasme yang benar-benar puncak. Denyutan memeknya yang Suradi rasakan ketika Lani mengentotnya di Kafe Unyu itu, belum sepenuhnya meledak di puncak tertinggi. Mungkin baru level 2 atau 3, dari top level 5.

Mungkin karena tubuhnya yang tinggi, yang membuat Lani membutuhkan sentuhan dan penetrasi ekstra agar dia bisa mencapai puncak orgasme tertingginya.

Suradi jadi teringat tehnik yang diajarkan Stefani McLeland, turis berpasport Australia yang berasal dari Irlandia itu, yang pernah tidur dengannya selama 3 malam. Stef demikian terbuka mengkritisi Suradi dalam hal merayu dan merangsang yang dianggap terlalu terburu-buru.
"I want you to touch me here... here... there... and there... don't ever rush... take your time no hurry... treat me like a princess... maybe I'll get my pleasure..." Suradi ingat betul kata-katanya.
"Take your time no hurry... tenang, jangan terburu-buru." Bisik Suradi dalam hatinya.

Untuk ukuran rata-rata wanita Indonesia, tubuh Lani memang bisa dibilang tinggi. Saat Suradi memeluknya dari belakang dan menemukan pundaknya yang putih halus, dia tidak perlu terlalu menunduk. Dari luar gaun stretch setengah rajutnya, Suradi mengelus-elus perut Lani yang agak menyendul. Sementara mulutnya menyusuri pinggiran leher Lani seperti mesin jahit menyusuri pinggiran kain, lalu mengecup rahang di bawah telinga dan melahap daun telinga Lani di bagian bawahnya. Mulut itu mengemuti pinggiran telinganya dan berbisik, "Kamu menginginkannya, Lan?"

Tapi Lani tidak menjawab. Matanya terpejam dan jantungnya sibuk bergedup.

Lani menengadahkan wajah, menyandarkan kepalanya di atas bahu Suradi. Ke dua pinggiran payudaranya merasa nyaman tergesek-gesek oleh lengan Suradi yang bergerak di bagian perut lalu turun ke pangkal paha. Kedua tangan Lani bergerak ke belakang untuk menemukan buah pinggul Suradi dan mencoba meremas-remasnya.

Lani tidak menyesal dia lupa memakai celana dalam.

Suradi memeluknya dari belakang sambil berdiri, membimbing Lani melangkah memasuki ruangan dan meninggalkan balkon. Lani merasa seperti melayang.

Tangan Suradi masuk ke balik rok Lani dan membelai-belai pinggangnya, perutnya dan bagian bawah payudaranya. Meremasnya dengan lembut sambil menggunting putingnya dengan jari telunjuk dan jari tengah Suradi. Bibir Suradi kemudian menyosor pinggiran bibir Lani, mengecupnya pelahan.

Lani membalikkan badan. Menyambut kecupan itu dengan bibirnya. Tangan Lani menarik dan melepaskan ikat pinggang Suradi. Membuka kancing dan risluitingnya agar celana denim itu mudah didorong turun oleh tangan Lani. Sementara tangan Suradi meraih gagang risluiting gaun Lani yang berada di punggung. Menariknya ke bawah dan membiarkan gaun itu terbuka di bagian belakang.

Punggung putih mulus itu diraba dan dibelai. Tangan Suradi menemukan kaitan BH Lani dan membukanya dengan mudah hingga lepas. Namun ciuman bibir-bibir itu tak pernah lepas. Bahkan ketika Suradi agak kesulitan melepaskan celana denim dan kemejanya, pagutan bibir itu tak juga lepas.

Mereka sabar mengikuti lonjakan-lonjakan nafsu berahi itu dan mengendalikannya supaya bisa saling memberi kenikmatan dengan sempurna.

Sementara itu dari lubang intipnya, Opik meneteskan keringat dingin dengan nafas memburu.
 
Terakhir diubah:
"Sementara itu dari lubang intipnya, Opik meneteskan keringat dingin dengan nafas memburu."
kacian kaciaan kaciaaan ....
mending kamu ketempat u aja Pik di jamin klojotan lah ....

ayo Pik ...


to be conticeoot
 
Melani tersenyum.
"Aku pesen di buah batu, sate Pak Anwar." Katanya.
"Aku belum pernah denger."
"Jadi lu belum pernah nyobain? Ini sate kuda. Banyak manfaatnya buat kesehatan."
"Sate kuda?"
"Khusus buat elu, gua pilih yang spesial. Namanya torpedo."
"Torpedo?"

Eeehhhh... sate kuda ya? aku langganan hu ke situ seminggu sekali, deket gym.
 
Mantab suhu... waduh lani vs linda nih... ada masalah apa sama linda sampai suradi malas ketemu ????? Belum masuk ke scene linda nih suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd