Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT KISAH PETUALANGAN SURADI

Bimabet
2

Melinda berlari terengah-engah, dia harus melewati gang itu agar bisa sampai ke rumahnya. Tapi Winardi berdiri di mulut gang sambil membawa pistol. Dia mengancam Melinda.
"Mana datanya, cepat berikan. Kalau tidak kau kutembak."
"Aku tidak takut. Tembak saja kalau berani!"

Dor! Dor!
Melinda terkulai dengan kepala berdarah.

Setengah terkejut Melinda terjaga dari tidurnya dan memegangi kepalanya.

"Aku baik-baik saja." Katanya. "Tiap udah ngentot pasti aja tidur. Jangan-jangan kontol mengandung obat tidur... ha ha ha." Melinda tertawa dalam hatinya. Dia lalu melihat jam di HPnya, jam 1 siang. Dia tertidur selama 2 jam.

Turun dari ranjang, dia mengenakan celana dalam dan BHnya. Melangkah menuju jendela dan melihat Suradi tengah berbicara dengan Pak Tono. Sambil mengenakan celana panjang kulotnya, dia menelpon Siaw Ling bahwa uang yang dimaksud sudah tersedia.
"Sebaiknya kamu aja yang ke sini, Ibu belum punya mobil." Kata Melinda, dia kemudian mengenakan hem putihnya dan ke luar dari kamar tidur menuju kamar kerjanya.

Bertekun lagi dengan lap top dan ditail rencana, Melinda tenggelam dengan target-target kerja dan perkiraan berapa keuntungan yang bisa dicapai oleh perusahaan, berapa jumlah tenaga kerja yang diserap serta dampaknya terhadap masyarakat sekitar.

Dari jendela kamar kerjanya, dia melihat sebuah mobil van masuk ke dalam pekarangan depan.
"Mungkin Siauw Ling." Katanya dalam hati. Dari mobil van itu ke luar empat orang laki-laki tinggi dan gagah mengenakan setelan safari biru gelap. Mereka berbicara dengan Suradi. Tampak jelas di mata Melinda, meskipun Suradi terlihat lebih pendek dari dua orang lelaki berseragam itu dan sepantar dengan dua lainnya, tapi Suradi jauh memiliki pesona sebagai laki-laki dibandingkan dengan keempatnya.

Melinda menarik nafas. Mereka pasti polisi.
"Ada tamu, mengaku penyidik dari KPK." Kata Suradi di ambang pintu kamar kerjanya yang terbuka. "Kamu mau menemuinya atau tidak?"
"Kaka, enggak apa-apa. Mereka paling akan mengajukan sejumlah pertanyaan. Jangan khawatir."
"Kamu yakin?"

Melinda mengangguk.

Bersamaan dengan itu sebuah motor matic 200 cc memasuki pekarangan dan pengendaranya yang berrambut panjang itu melepaskan helm, lalu dia menyimpan helmnya dan meninggalkan motor itu dengan kunci masih menggantung.
"Bu Linda, saya enggak bisa lama." Kata Siauw Ling, dia masuk ke dalam rumah melalui pintu yang setengah terbuka diikuti oleh tatapan mata empat orang lelaki tinggi gagah yang sedang berdiri di teras.

"Masuklah, say." Kata Melinda.

Siauw Ling melirik Suradi sejenak sebelum dia memasuki kamar kerja Melinda. Mendekati meja mantan bosnya di Global Cipta Mandiri itu dan berbisik.
"Dia ganteng." Kata Siauw Ling. "Mana duitnya?"
"Memang." Jawab Melinda dengan berbisik pula. "Kamu jangan coba-coba ganggu dia, oke?"
"Saya cuma bilang dia ganteng." Bisik Siauw Ling.
"Sudah, sana pergi. Nih duitnya."
"Oke, bos."

Suradi memperhatikan dengan teliti ke empat orang itu.

Melinda berdiri di ambang pintu memperhatikan Siauw Ling menaiki motor.
"Silakan, Pak." Kata Melinda mempersilakan ke 4 orang itu duduk di ruang tamu. "Bi Ijah, bikinin kopi!"

Entah mengapa firasat Suradi merasa jelek. Dia memperhatikan salah satu sepatu yang dipakai oleh salah seorang lelaki itu. Coklat, bertali, kulit asli. Mungkin merknya kickers. Tiba-tiba Suradi ingat, itu sepatu punya Indra. Tunggu... tunggu... Suradi berpikir keras. Dia memanggil Pak Tono, mandor senior yang sangat berpengalaman.
"Pak Tono, siapkan tangga di benteng belakang. Bawa mobil espass di belakang benteng, siap-siap menyelamatkan Bu Linda." Bisik Suradi.

Pak Tono memandang Suradi.
"Mereka bukan penyidik KPK." Kata Suradi pelahan.
"Siap, Pak."
 
wah mulai adegan action nih.... apakah suradi jago silat atau malah lin lin yg jago kunfu ...kayaknya suruhan winardi nih
 
Nyimak sambil ketar-ketir ....tapi lakon pasti menang ya Om.
 
Hmmm gara2 AKBP sumandono pasti nih, suradi punya naluri detektif sekarang 🤣
 
Benar benar dan Betul betul jeli Suradi, hanya melihat tampilan mereka ... sepatu kickres, langsung tanggap situasi .... god job Sur, utamakan keselamatan calon istri, smoga emang jadi istri Suradi, Ny. Suradi sang Dirut Suradi Contruction & Co

siiip tankiyu apdet na
sehat selalu ... smakin lancar

to be conticroot
 
Keren sur mang gak salah petualangan mengamati isi celdam selama ini mpe sekali liat langsung bs ambil spekulasi.. :tegang: :mantap:
 
Baru Page 1 saja sudah bagus alurnya.
Trm kasih buat treadnya.
Semoga sehat selalu
 
Lama banget nunggu apdet, ya udah ini ada INTERMEZZO dulu.

Sore itu Suradi dan beberapa pria lainnya (@Sumandono @kebo_nderum @bapergan @Basu @Gothe @tukangbantaimember @Udin_gembok @batel @kepitinq @w13r @gzoel @AnJessTi , yang enggak ke absen jangan marah) sedang menunggu giliran mandi air panas di ruang loker Health Man Gym, di Jalan Sudirman, Bandung. Gym yang terkenal mewah dan mahal itu, dikenal hanya dikunjungi oleh pria-pria kaya dan kalangan eksekutif kelas atas. Sangat jarang dikunjungi oleh pria biasa, apalagi yang berpenghasilan pas-pasan.

Ketika para pria itu berriuh rendah saling berkelakar, tiba-tiba ada suara HP berbunyi sangat nyaring. Para pria itu saling berpandangan. Seorang pria berambut gondrong yang tampak berwajah miskin, dengan sejumlah uban bertebaran di kepalanya, memakai kaos singlet dan celana kolor, melangkah melewati para pria itu. Pria gondrong itu meraih HP tersebut.

Seketika suara riuh rendah canda menjadi hening.

"Haloo Papiii..." Suara speaker HP yang dikeraskan terdengar jelas. "Papi lagi di gym, Kan?"
"I ya..." Pria gondrong itu kelihatan gemetar.
"Papi nanti malam enggak ada meeting, kan?"
"Enggak..."
"Mami kangeeeen banget, udah lama enggak threesome sama Melan. Papi mau kan memuaskan dua meki yang lagi gatel?"
"Mau..."
"Ini kebetulan Mami lagi sama Melan di Cireundeu Mall." Katanya. "Piii, biar lebih hot, Mami sama Melan, mau pake daster mini warna pink. Harganya murah Pi, cuma 500 ribu perak. Jadi kami beli dua buah, pake kartu Kredit Papi. Enggak pa pa, kan, Pi?"
"Ga pa pa."
"Terus, begini Pi, pas udah beli daster, tidak jauh dari situ, ada gerai Handphone yang sedang melakukan diskon gila-gilaan. Coba Papi bayangin, HP seharga 25 juta, didiskon jadi 17 juta. Akhirnya Mami beli satu. Tapi karena Melan juga pengen, akhirnya Mami beli dua. Mami pilih warna putih dan Melan yang warna pink. Papi enggak keberatan, kan?"
"Enggak, enggak keberatan...."
"Sebetulnya Pi, Mami sama Melan mau langsung pulang, tapi mata Mami yang tajam melihat sebuah tas kullit warna coklat yang baguuuuuusssssss.... sekali, Pi. Itu loh tas yang suka dipake para artis dan ibu-ibu pejabat. Ternyata tas itu edisinya terbatas Pi, cuma dua lagi. Wah, akhirnya Mami langsung saja membelinya satu. Untung, Kartu Kredit Papi Unlimited, jadi waktu Melan diam saja dan merasa sedih, Mami bisa membuatnya senang dengan membelikannya tas coklat yang satu lagi. Semuanya jadi 115 juta, memang agak mahal sih. Tapi, Papi enggak marah kan?"
"Mmm... enggak. Beli aja. Ga pa pa."
"Makasih ya, Pi. Papi baik deh. Pokoknya awas nanti malam, kita bikin Papi lemes deh." Katanya. "Eh, tapi Pi, pas di luar Mall, ada promo mobil sedan... Honda Accord yang Papi impi-impikan itu ternyata ada promonya. Padahal waktu kemarin Papi ke dealer katanya belum tersedia. Mami akhirnya memberanikan diri, tanpa izin Papi, membeli mobil sedan itu pake kartu kredit. Tadinya, mau beli satu, tapi karena Mami juga pengen, jadi Mami pesen dua. Untuk Mami warna putih, untuk Papi warna merah. Harga on the road 700 juta, Pi. Jadi kartu kredit Papi langsung didebet 1,4 M. Besok katanya akan langsung dikirim ke rumah kita. Pi... Papi enggak marah, kan?"
"Enggak, enggak marah. Cuma warnanya enggak suka, ganti aja merah jadi Hitam."
"I ya, Pi. Siap. Udah dulu ya Pi, mmuach... mmuach... mmuach." Klik. Telpon ditutup.

Pria gondrong berwajah miskin itu, memandang satu per satu para pria di sekelilingnya, yang dengan sangat tajam namun penuh kekaguman, juga tengah memperhatikan dan memandangi pria gondrong itu.
"Maaf bapak-bapak, permisi." Katanya menerebos kerumunan pria-pria itu sambil bersiul-siul. Di depan sebuah nomor loker, dia tampaknya kebingungan.
"Nomor 11 atau 12 ya?" Gumamnya. "Atau nomor 15?"

Pria gondrong itu kemudian berbalik kepada para-pria yang masih memandangnya dengan penuh kekaguman itu.
"Maaf bapak-bapak, saya lupa HP ini berasal dari loker nomor 11 atau 12 atau bahkan nomor 15. Barangkali bapak-bapak ada yang tahu pemiliknya?" Katanya sambil mengacungkan HP tersebut. Pria gondrong itu lalu menyimpan HP tersebut di dekat meja loker nomor 11, dengan enteng dia mengambil tongkat pembersih lantai dan meneruskan pekerjaannya dengan tekun.***

Silakan komeng sesukanya, gaes.

Ini masuk Cerita Utama kah suhu @Sumandono ....??????
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd