Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah si Badan Babi (NO SARA)

Wanita mana yang seharusnya dipilih Faza?

  • Zahra

    Votes: 282 55,7%
  • Hani

    Votes: 113 22,3%
  • Winda

    Votes: 232 45,8%

  • Total voters
    506
  • Poll closed .
Bimabet
Sabar bung haha. Gak semua cerita bersambung, ada sex scenenya tiap part. Sex scene bakalan ada kok. Gak mungkin gaada
Setuju dengan ente bung akhir akhir ini ane baca cerita bagian sex scenenya saya skip malah.. wkwkw
 
Part 9

Di sebuah ruangan di salah satu rumah sakit. Seseorang pria terbangun dari tidurnya dan mengernyit kesakitan karena bagian tulang keringnya retak akibat ditendang oleh musuhnya. Ia lalu melihat sekeliling kamarnya dan melihat beberapa saudaranya tengah tertidur di sofa. Karena ia tidak bisa tertidur kembali, ia lalu mencari dimana letak HP-nya. Ia mendapati HP-nya berada di meja yang letaknya sedikit jauh dari tempatnya sekarang tapi ia pikir masih bisa dijangkau. Ia menggeser-geser posisinya dan kembali meringis karena rasa nyeri di bagian kakinya itu. Ia kini sudah berada di pinggir kasurnya dan tangannya sedang berusaha meraih HP-nya itu. Beberapa kali ia mencoba namun tangannya masih kurang panjang untuk menggapai HP-nya itu.

“eeghhh sedikit lagiii” kata pria itu saat tangannya sudah menyentuh HP-nya.

*GUBRAK*

“AAAGHHHH” teriak pria itu sambil memegangi kakinya.

“yaampuun Wahyu kamu gapapa?” ujar salah satu saudara dari pria itu yang terbangun gara-gara teriakan si pria.

Pria itu lalu menggendong Wahyu kembali ke tempat tidurnya.

“kamu ngapain yu? Kok bisa jatuh?”

“iyaa om, mau ngambil HP tapi ganyampe jdnya jatuh”

“yaampun kalo ada apa-apa bangunin om juga gapapa. Daripada kamu jatuh kayak tadi” kata pria itu sambil mengambil HP yang dimaksud dan memberikannya ke Wahyu.

“makasih om hehe, maaf ngebangunin”

“iyaa gapapa, lain kalo gausah sungkan-sungkan. Saya dikasih amanah buat jagain kamu sementara sama papah kamu”

“iyaa om makasih”

“yaudah om mau tidur lagi ya. Kalo ada apa-apa bangunin om aja”

“iya om” kata Wahyu sambil menyalakan HP-nya.

Wahyu lalu memainkan salah satu game di HP-nya. Bosan dengan game-nya, ia membuka galeri di HP-nya dan mendapati bahwa semua gambar Zahra yang beberapa hari lalu ia perkosa, sudah tidak ada lagi. Hal tersebut membuat Wahyu geram.

“awas kau ya za, suatu saat nanti aku akan membalasmu, jd tenang saja. Kamu udah ngerebut Tia dariku, suatu saat nanti aku akan merebut salah satu dari wanitamu” gumam Wahyu.

Wahyu akhirnya memutuskan untuk melanjutkan tidurnya lagi dan ia pasrah akan keadaannya sekarang.

=======########=======
[HIDE] Nayla:

[/HIDE]
Aku sedang memikirkan skenario untuk masuk ke dalam kamar Tama saat ini. Aku tau suara wanita yang sedang mendesah di dalam. Aku kembali mengingat bagaimana saat Tama masuk ke dalam kamarku saat aku sedang menyetubuhi Winda. Awalnya aku ingin menggunakan skenario tersebut, namun tidak kulakukan karena pasti Tama akan segera mengusirku sesaat setelah dia membukakan pintunya. Namun, aku tidak bisa memikirkan jalan lain karena sekarang yang ada di otakku adalah bayangan suatu tubuh telanjang dari wanita yang telah membuatku penasaran semenjak pertama kali bertemu.

*TOK TOK TOK*

Aku memutuskan untuk mengetuk pintu. Sesuai dugaan desahan-desahan yang tertahan sudah tidak terdengar lagi, dan yang terdengar adalah suara orang yang sedang merapikan kamarnya dengan tergesa-gesa.

“Ada apaan lo za malem-malem gini gangguin orang?” ujar Tama saat membuka pintu kamarnya.

Aku terkejut karena Tama memakai kaos saat membuka kamar. Aku tau kebiasan Tama saat dikosan adalah hanya memakai celana pendek saja, dan jarang sekali aku melihat Tama memakai kaos saat di kosan.

“wuih mau kemana lu rapi banget” ujarku.

“gausah kepo-kepo laah” katanya seraya menutup pintu dan menguncinya lalu pergi dari hadapanku dan meninggalkan kamarnya.

Aku tidak bisa memikirkan skenario apapun lagi untuk bisa masuk ke dalam kamar Tama. Aku hanya berdiri mematung di depan kamar Tama.

“ngapain lo za di sana?” kata Tama sedikit ketus saat mendapatiku masih di depan kamarnya.

“Mba Nayla ada di dalem ya tam?” kataku tanpa sadar.

Raut wajah Tama langsung berubah seketika. Wajah yang tadinya marah, berubah menjadi wajah sedikit khawatir.

“ngomong apaan dah lu?” kata Tama sedikit terbata- bata.

Aku hanya diam dan langsung memegang gagang pintu dan menariknya. Alangkah terkejutnya aku pintu yang kukira terkunci kini terbuka dan sesaat setelah itu aku melihat ke arah Tama dan mendapati ekspersi wajah yang tidak percaya bahwa aku akan masuk ke dalam kamarnya.

Aku lalu masuk ke dalam kamarnya dan langsung mendapati Mba Nayla sedang memakai bajunya. Sekarang aku dengan jelas dapat tubuh yang selama ini hanya bisa aku bayangkan di depan mataku. Tubuh itu hanya dilindungi oleh BH dan celana dalam saja. Tak lama setelahnya, Tama menarik tubuhku keluar dari kamarnya.

"Za please jangan" kata Tama sambil menutup pintu kamarnya.

"Kenapa lo kemarin maen nyelonong aja pas gue sama Winda?" Ujarku sedikit emosi.

"Sssttt jangan keras-keras nanti dia denger"

"Lah emangnya kenapa kalo Mba Nayla denger?" Ujarku sambil sedikit meninggikan suara.

"Oke oke oke. Kasih gue waktu. Gue mau ngomong sama dia sebentar" ujarnya sambil membuka pintu kamar.

Aku lalu mengiyakan dan langsung menuju kamarku untuk membuka kunci serta pintu kamarku untuk berjaga-jaga barangkali eksekusi dilakukan di kamarku.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar ada sedikit perdebatan di dalam kamarnya dan akhirnya pintu pun terbuka. Aku melihat Mba Nayla membuka pintu dan aku langsung menahannya dengan berdiri di di depannya.

"Mau kemana mba malem malem?" Ujarku.

Ia tidak menjawab pertanyaanku melainkan berusaha mencari jalan agar ia bisa segera pergi. Saat ia menggeser tubuhnya ke kiri akupun langsung ke kiri, saat ke kanan akupun demikian. Akhirnya ia risih dengan keberadaanku di depannya.

"Minggir za" ujarnya sedikit ketus tanpa melihatku.

"Mba tadi aku udah liat mba cuman pake BH doang. Boleh ga kalo sekalian liat isinya?"

Ia tidak menjawab apa-apa namun raut mukanya menunjukan bahwa ia merasa jijik terhadapku.

Tanganku lalu menuju kepalanya dan mencekram kepalanya sambil mengarahkan kepalanya menghadapku.

"Mba kalo ada orang ngajak ngomong tuh di jawab mba" kataku persis di depan mukanya yang aku pegang.

Ia lalu menepis tanganku dan kembali berusaha pergi dari hadapanku. Aku sedikit membuka celah dengan harapan bahwa ia akan kabur karena merasa mendapat celah. Dan ia memakan umpanku dan ia berhasil melangkah pergi dari hadapanku. Namun sesaat sebelum ia melewati kamarku, aku langsung menyergap tubuhnya dari belakang dan meremas salah satu payudaranya dengan cukup keras.

"Aaaaaahhhhhhh lepaasssiiinnnn" rontanya.

Aku cukup kuat untuk meredam rontaannya. Aku lalu memeluknya dan kini kedua tanganku asik meremas payudaranya.

"Lepaaaassssiiiiinnnnnnn! Aaaaaaahhhhh" Rontanya

"Waaahh masih pake BH aja udah enak banget mba apalagi kalo dilepas BH-nya" kataku sambil menyeretnya kedalam kamarku.

Ia makin meronta sehingga mengakibatkan kaos yang ia gunakan sedikit tersingkap ke atas. Aku yang melihat kaosnya tersingkap, langsung mengarahkan salah satu tanganku untuk masuk ke dalam kaosnya dan meremas payudaranya.

Kami akhirnya sampai ke dalam kamarku dan aku langsung mendorong tubuh Mba Nayla ke kasurku. Aku langsung berusaha melepas celananya.

"Za, please jangan zaa. Gue bakal ngapain aja asal jangan ini zaa" ujarnya sambil menahan tanganku yang sedang menarik celananya.

Celana yang ia gunakan adalah jenis celana yang pemakainnya tidak terlalu ketat sehingga sebenernya mudah untuk melepasnya.

"Beneran nih? Ga nyesel ngomong kayak gitu?" Ujarku.

Seketika raut wajahnya berubah menjadi penyesalan mengapa berkata seperti itu.

"Iya asalkan jangan ini" ujarnya.

"Oke deh mba"

Aku lalu menaiki kasurku dan segera berada atas tubuhnya. Tanganku kembali bermain-main dengan payudaranya dari luar kaosnya.

"Zaaa, pleasee jangaaaaan aaaaahhhhhh"

"Lhoo bukan yg itu kan?" Kataku sambil menunjuk bagian selangkangannya.

Aku lalu menyingkap kaosnya dan kini aku melihat gundukan daging yang masih terbungkus oleh BH. Aku lalu meremas payudaranya dengan lembut dan kepalaku aku dekatkan dengan kepalanya namun ia berhasil menghindar sehingga aku hanya berhasil mencium pipinya. Tanganku lalu berpindah untuk memegangi kepalanya yang masih tertutup jilbab agar ia tidak bisa menghindar lagi.

"Eemmmmm" desahnya yang tertahan karena bibir kami saling beradu.

*JGLEG*

Aku terkejut karena aku mendengar suara pintu yang tertutup. Aku melepaskan ciumanku dan menoleh kebelakang, dan benar saja pintu kamarku kini sudah tertutup. Aku beranggapan kalau Tama lah yang menutup pintunya.

Aku kembali menciumnya. Beberapa kali tangannya berusaha untuk melepaskan ciuman, namun tangannya selalu berhasil ku tepis dan akhirnya kami berpengangan tangan sambil berciuman. Puas berciuman dengannya, aku melepaskan ciumanku dan beralih ke bawah yaitu dadanya. Aku menyingkap BH-nya yang berwarna hitam itu dan mendapati puting berwarna coklat muda dengan zona aerola yang besar. Aku amati puting tersebut sudah cukup tegang. Aku yang gemas dengan putingnya menyergap puting tersebut menggunakan mulutku. Aku jilati dan aku gigit kecil puting tersebut.

"Aaaahhhhhh mmmm aahhhhhh" desahnya karena mendapat rangsangan di payudaranya.

Tanganku langsung ku arahkan ke bagian selangkangannya dan menyingkap celana dan celana dalamnya. Aku gesek-gesekkan jari telunjukku di bagian lubang vaginanya sambil mencari dimana letak klitorisnya. Hal itu membuat tubuhnya makin kelonjotan dan desahannya makin tak terbendung. Aku lalu memasukkan jariku ke dalam lubang vaginanya dan mengocoknya dengan ritme pelan.

"Aaaahhrrgg mmmhhh aaarrrrhhh jangaaaannn aaaaaahhh diissittuuu eeemmmhhh" desahnya.
Mulutku mengulum putingnya dan tanganku mengocok vaginanya. Kedua rangsangan yang kuberikan nampaknya membuat Mba Nayla orgasme dalam waktu cukup cepat. Lebih cepat dibanding ketiga wanita yang pernah juga aku beri perlakuan yang sama.

"Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhh mmmmhh" desahnya.

Tubuhnya kini mengejang dan aku merasakan ada cairan yang keluar dari vaginanya. Aku lalu memberhentikan semua rangsangan yang kuberikan padanya. Aku melihat Mba Nayla lemas sekali akibat orgasmenya. Aku lalu menuju pintu kamarku dan menguncinya. Aku lalu kembali ke tubuh yang sudah lemas itu. Aku berusaha untuk melepas celananya lagi. Tidak seperti saat pertama, kini tak ada reaksi penolakan apapun. Mba Nayla masih terengah-engah akibat orgasmenya tadi.

Celananya kini sudah lepas dari tubuhnya dan aku mendapati celana dalam berwarna hitam dan berenda. Aku gesek-gesek lagi jariku di bagian vaginanya yang masih tertutup celana dalam.
"Aaaahhh" desah Mba Nayla kecil.

Setelah puas bermain dengan vaginanya yang masih tertutup itu, aku lalu menarik celana dalamnya dan mendapati rambut tipis yang berbentuk segitiga persis diatas vaginanya.

"Wuihhh rajin dicukur ya mba?" Kataku sambil menarik-narik rambut tipis itu.

Aku lalu melepas celanaku dan membebaskan penisku yang sudah sangat tegang ini. Aku langsung menaiki kasurku dan sedikit memposisikan tubuh Mba Nayla agar pas dengan posisi ku menindihnya.

"Mba siap ya mba" kataku sambil mengarahkan penisku ke bibir vaginanya.

"Zaaa please jangannn aaahhhhhhh" katanya saat penisku sudah menyentuh bibir vaginanya.

"Gak sakit kok mba. Apalagi tadi udah kan sama Tama" Kataku sambil memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

"Aaaaahhhhhhhh" desahnya sambil menggengam erat sprei kasurku.

Penisku kini sudah masuk semua ke dalam vaginanya.

"Aaahhhh" desahku karena merasakan penisku seperti dipijit oleh dinding vaginanya.

"Mba siap-siap ya" ujarku.

Aku lalu menarik dan mendorong penisku di dalam vaginanya dengan kecepatan pelan. Aku sempat melihat wajah Mba Nayla merem melek dan tangannya masih mencengkram erat sprei kasurku. Aku lalu menggenggam tangannya sehingga kini ia meremas-remas tanganku saat aku menggenjotnya.

"Aaaahhhhhhh sssssshhhh aaaaaaaahhhhh" desahnya saat aku menaikan ritme genjotanku.

Baju dan BH yang sudah tersingkap membuatku melihat payudaranya yang cukup besar itu terlonjak-lonjak seiring dengan genjotanku. Aku semakin bernafsu melihatnya. Aku baru sadar BH yang ia pakai adalah model yang tidak menggunakan tali di bagian pundaknya, sehingga saat aku membuka kait BH-nya, aku dapat dengan mudah membuka BH itu dan melihat payudaranya yang kini hanya tertutupi oleh kaosnya. Aku masih terus menggenjotnya dengan kecepatan sedang sambil memainkan payudaranya. Aku pelintir, sentil, dan aku jilat-jilat putingnya karena gemas.

"Aaaaaahhhhhhhhhh ssshhhh aaaaaahhhh sssshhhhh" desahnya. Mba Nayla sepertinya sudah menikmati permainanku.

Puas dengan payudaranya, bibirku kini menuju bibirnya dan kami berciuman kembali. Kami berciuman sambil aku menggenjot tubuhnya. Ciuman itu berlangsung cukup lama hingga Mba Nayla mencapai orgasmenya.

"Eeeeemmmmffffff aaaaahhh" desahnya tertahan karena bibirnya tertutup oleh bibirku.

Tubuh Mba Nayla kembali mengejang dan aku merasakan ada yang menyemprot penisku sehingga aku berhenti menggenjotnya sambil memberi kesempatan Mba Nayla untuk beristirahat sejenak. Aku kembali menyingkap kaosnya dan sedikit meremas-remas payudaranya.

Setelah sekiranya cukup beristirahat, aku mengangkat tubuh Mba Nayla. Karena aku terbiasa mengangkat tubuh wanita yang ringan-ringan, mengakibatkan aku sedikit kesulitan saat mengangkat tubuh Mba Nayla. Namun aku berhasil mengangkatnya dan aku langsung rebahan dan membuat tubuh Mba Nayla kini berada di atasku. Aku lalu memegangi kepala yang masih tertutup jilbab itu dan mengarahkannya agar pas bibirnya menyentuh bibirku. Kami kembali berciuman, lalu tanganku aku arahkan ke bagian pinggulnya dan aku menaik-turunkan pinggulnya.

Kami cukup lama dengan posisi itu, namun aku tidak merasakan jepitan yang cukup keras di penisku sehingga aku memutuskan untuk mengangkat kembali tubuh Mba Nayla dan kami kembali ke posisi awal yaitu aku di atas Mba Nayla lalu menggenjotnya dengan kecepatan sedang.

Bosan dengan posisi itu, aku lalu mencabut penis ku dari vaginanya dan membalikkan tubuhnya hingga tengkurap. Ini kulakukan dengan cukup mudah karena Mba Nayla menurut saja saat aku berusaha membalikkan tubuhnya.

Aku lalu menaikkan sedikit pantatnya dan mengarahkan penisku ke anusnya. Aku penasaran seberapa nikmatnya apabila penis dapat menembus lubang yang sangat sempit itu.

"Zaaaa pleasseeee jangan disituuu sakittt aaaakkkkhhhhh" rintihnya saat penisku sudah berusaha masuk ke dalam anusnya.

"Aaaakhhhh" rintihku karena rasa sakit yang mendera penisku.

Akhirnya dengan penuh perjuangan, kepala penisku berhasil masuk dalam anusnya.

"AAARRGGGHH SAKITTTTT ZAAA HUHUHU. JANGAN DISITU ZAAAA" rintih Mba Nayla sambil meneteskan air mata karena tidak kuat menahan rasa sakit.

Aku menghiraukan pernyataannya dan berusaha mendorong penisku ke dalam anusnya lagi. Sulit sekali memasukkan penisku ke dalam anusnya dan aku merasakan sakit yang cukup besar di penisku. Mba Nayla masih merintih kesakitan dan meremas sprei kasurku untuk menahan rasa sakitnya.

"Zaaa pleaseee aaaakhhhhh jangaaannn. Saakittttt aaaakhhhhhh" rintih Mba Nayla.

Aku yang memang juga merasakan sakit di penisku dan sepertinya tidak akan kuat menahan rasa sakitnya. Aku memutuskan untuk mencabut penisku dari anusnya.
"Sempit banget mbaa haha, gak kuat aku. Maaf ya mba aku ga sekuat Tama" ujarku sambil mengarahkan penisku ke arah vaginanya.
"Aaahhh" desahku saat aku berhasil menembus vaginanya.

Aku lalu menggenjotnya dengan kecepatan sedang dan aku menarik tangannya sehingga tubuhnya terangkat.

Aku merasakan vaginanya lebih sempit dari posisi awal tadi. Aku hampir mencapai orgasme ku namun aku tunda dan menghentikan genjotanku. Aku lalu meremas-remas payudaranya yang menggantung itu. Beberapa saat kemudian, aku kembali menggenjot tubuh Mba Nayla dengan kecepatan tinggi dan membuat payudaranya yang menggantung itu bergoyang-goyang seirama sodokanku.

"Aaahhhh sssshhhh aaaaaaaahhhhh" desah Mba Nayla makin tidak karuan.

Kira-kira 15 menit aku menggenjot Mba Nayla dan tubuh Mba Nayla kembali mengejang, aku yang juga ingin mendapatkan orgasmeku, terus menggenjot tubuh Mba Nayla.

"Errrggghhhh aaaaahhhh sssshhh aaaaahhh" desah Mba Nayla saat aku masih menggenjot dirinya di saat dirinya sudah mencapai orgasme.

Mba Nayla lalu ambruk dengan pantat masih terangkat dan masih ku genjot.
Tak lama setelah itu aku mencapai orgasmeku. Aku sedikit telat dalam mencabut penisku sehingga ada sedikit sperma yang keluar di rahimnya. Aku lalu mengarahkan penisku ke kepalanya dan menyemprotkan spermaku di jilbabnya dan aku langsung ambruk di sebelah Mba Nayla.

"Mba, makasih ya mba. Enak banget hehehe"

Mba Nayla hanya diam saja dan masih terengah-engah akibat orgasme terakhirnya.

Aku lalu mengambil tissue untuk membasuh vaginanya yang sedikit berceceran spermaku. Kemudian, aku mengambil celana dalam dan BH-nya.

"Mba, ini buatku yaa hehe" kataku sambil mencium celana dalam dan BH-nya.

Mba Nayla lalu bangkit

*PLAK*

Ia menamparku dengan cukup keras. Aku sekilas melihat bahwa ia sedang menangis dan dengan raut wajah yang marah. Ia berusaha meraih BH dan celana dalamnya saat aku sedang terhuyung karena telah ia tampar. Namun, tanganku masih sedikit lebih cepat sehingga ia tidak berhasil merebutnya. Aku lalu melemparkan kedua pakaian dalamnya itu ke atas lemari dan melihat ekspresi wajahnya seolah mengatakan tidak percaya aku melakukan hal tersebut.

"Za, salah gue apa sih? Sampe gue lo giniin" katanya sambil menangis.

"Engga. Lu gasalah apa apa kok mba. Aku mau nagih utang aja ke Tama" kataku sambil mengambil celananya.

"Nih pake dulu. Takutnya gue nafsu lagi liat memeklu hahaha. Kemarin pas gue sama Winda lagi gituan, dia tbtb masuk dan langsung garap si Winda. Noh kelakuan pacarlu noh" lanjutku.

Mba Nayla nampak biasa saja dengan hal yang baru saja ku ceritakan. Ia masih memasang raut wajah marah kepadaku sambil memakai celananya.

"Jorok tau ga. Ngapain sih nyemprotnya di jilbab" katanya sambil mengusap-usap jilbabnya yang berceceran spermaku"

"Nih ahh bawel" kataku sambil melemparkan tissue ke arahnya.

Mba Nayla lalu mengambil beberapa kertas tissue dan mengusapkannya ke jilbabnya. Setelah sekiranya sudah bersih, ia langsung membuka pintu kamarku dan langsung pergi dari kosanku.

"Ati ati ya mba. Mba kan gapake daleman hahahaha" ujarku dengan sedikit berteriak karena Mba Nayla sudah cukup jauh.

Aku lalu masuk kembali ke dalam kosanku dan mengambil pakaian dalam Mba Nayla yang tadi ku lempar ke atas lemari. Aku lalu mengecek ukuran BH-nya dan mendapati tulisan 36C. "Wow" gumamku dalam hati.

Penisku kembali tegang dan aku memutuskan untuk melakukan coli menggunakan BH-nya dan hingga aku ketiduran.

=======########=======​

Jam menunjukkan pukul 01.00. Seorang wanita bangun dari tidurnya dan mendapati temannya yang sedang sakit itu masih terjaga.

"Loh win, gak tidur?"

"Eh han. Maaf ya kamu jadi kebangun. Aku gabisa tidur han. Sakit banget ini" ujarnya sambil menunjuk bagian lututnya.

"Udah minum obat?"

"Udaahh hehe. Tapi masih sakit"

Hani lalu menghampiri temannya itu dan duduk di sebelahnya dan mengusap-usap kepalanya.

"Sabar ya wiiiin" katanya seraya memeluknya.

"Awww sakit haaan hehe"

"Ehhh maaff wiin haha"

Hani melepas pelukannya dari Winda.

"Han, tadi si Faza nelfon masa haha"

"Nelfon doang win? Haha"

"Iyaa. Loh emang kenapa?"

"Hahaha. Enggak. Gak papa. Soalnya waktu itu si Faza datengin aku ke kosan" ujar Hani sambil memeletkan lidahnya

"Iiiihhhh ini kan udah malem jugaaa"

"Hahaha cemburu banget nih?"

"Iiiihhhh dasaaarrrrr hahaha" ujar Winda sambil membuat mimik yang sangat lucu. "Han, waktu itu kok dia bisa ke kosanmu sih?" Lanjutnya.

"Gak tau juga aku, tbtb pas kamu pulang, gak lama setelahnya dia dateng"

"Trus kalian ngapain waktu itu? Selain si Faza yang nenangin kamu segala macem"

"Ahahahaha Winda kepooo yaaa"

"Iiiihhh serius haaaaan"

"Kami waktu itu mandi bareng Han" katanya singkat. "Abis mandi, baru deh kita ke venus. Abis dari venus kami tidur bareng. Tapi gak ngapa-ngapain kok. Cuman tidur doang"

"Hah? Mandi bareng?"

"Iyaaa hahaha, soalnya ya yaudah gitu dia juga udah liat semua badanku ya ngapain juga nutup-nutupin lagi"

"Terus ngapain?"

"Ihhh kenapa sih wiin haha. Malu ihhh kalo nyeritain"

"Ya pengen tau aja kamu sama Faza udah ngapain aja hahaha"

"Emang kamu udah ngapain aja? Hahaha"

"Ya kan aku udah ngasih tau semua pas di kosanmu sama Zahra kemarin. Kamu belum cerita semua pasti deh"

"Iya deh iyaa hahaha. Dengerin nihhh" kata Hani sambil memposisikan dirinya untuk bercerita.

Hani bercerita tentang pertama kali ia di perkosa oleh Faza hingga kebersamaan mereka hingga saat ini.

"So sweet ya Faza hahaha" ujar Winda.

"So sweet dari mana. Di merkosa kok hahaha"

"Ya kan abis merkosa dia gak langsung pergi gitu aja. Malah kayaknya Faza tuh malah merhatiin kita haha" ujar Winda sambil tersenyum.

"Iyasihh, mungkin dia merasa bersalah kali jdnya ya gitu. Dia kan dulu suka godain aku win kamu gatau aja"

"Risih hahaha" ungkap Hani. "Cuman pas udah kenal dan udah kayak gitu sama Faza jdnya emang agak perhatian sih orangnya" lanjutnya.

"Mungkin itu kali ya kenapa Zahra bisa lengket banget sama Faza walaupun mereka belum pacaran" ujar Winda.

"Kayaknya sih mereka bakal jadian deket-deket ini haha dan kayaknya kita harus agak ngejauhin Faza kalo udah kayak gitu"

"Iya yaa hahaha" kata Winda yang menunjukan muka sedikit sedih.

"Yaudah tidur yuk win. Besok aku kuliah haha"

"Sok atuh tidur han. Aku belum bisa tidur hehe"

"Kamu juga harus tidur win" kata Hani sambil memeluk tubuh Winda dan membaringkannya.

Mereka tidur dengan Hani memeluk Winda.

=======########=======
[HIDE] Zahra:

Hani:

[/HIDE]​

Pagi hari itu disaat matahari masih belum mau keluar dari sarangnya. Aku terbangun karena menggigil kedinginan. Aku tak tahu kenapa aku menggigil kedinginan karena semalam memang tidak turun hujan. Aku lalu mengambil kotak obatku yang ada di dalam lemari dan mengambil termometer. Dan suhu tubuhku ternyata naik sebesar satu derajat dari suhu normal. Melihat hal itu, aku lalu mengambil obat-obat an yang memang biasanya ku konsumsi apabila aku demam. Aku lalu meminum obat itu dan langsung mencari selimutku dan kembali rebahan di kasurku.

"Zahh, aku lagi gaenak badan. Maaf ya gabisa jemput dulu" kataku lewat pesan.

Tak lama setelahnya Zahra membalas pesanku.

"Loh kok bisa sih? Kamu emang kurang olahraga deh ini jadinya sakit" jawabnya.

"Gatau deh ini. Menggigil aku tadi pas bangun"

"Yaudah. aku ke kosmu yaa sekarang"

"Ehh gausahh. Ngapain...."

"Naik apa kamu?" Kataku lagi.

Pesanku tidak dibalas olehnya.

Aku lalu melanjutkan memainkan HP-ku untuk sekedar browsing-browsing dan melihat timeline yang ada di salah satu aplikasi chat-ku.

*TOK*TOK*

Aku berusaha bangkit dari tidurku namun, sulit sekali karena sekujur badanku merasakan sakit. Aku berusaha berteriak agar orang yang ada di depan pintu untuk segera masuk karena memang pintunya tidak dikunci namun suaraku parau sehingga tidak terdengar hingga seberang pintu.

Orang itu mengetuk pintu lagi, namun apa daya aku tidak bisa apa-apa. Mungkin orang itu sudah tidak sabar karena aku tak kunjung membuka pintu dan ia akhirnya memutar gagang pintu dan melihat keadaanku yang tergolai lemas saat ini.

"Weh bos lu ngapa dah?" Ujar Tama seraya mendekatiku.

"Gaenak badan haha"

Lalu muncul keheningan yang aku tak mengerti penyebabnya.

"Tam, sorry yakk. Lu putus ya kemarin?"

"Iya hahaha, iya gapapalah. Lagipula kemarin gue ngajakin ngentot juga karna gue denger desas-desus kalo dia tuh sebenernya ayam kampus" jelasnya. "Gue gamaulah pacaran sama ayam kampus haha"

"Hehh? Serius lo? Gila. Padahal semalem dia marah loh sama gue pas abis gue entotin"

"Pura-pura kali biar besok-besok bisa manggil lagi"

"Lu tau dari mana kalo Mba Nayla ayam kampus?"

"Gue ketemu sama mantannya pas latihan futsal, dia anak sosial. Nah, gue juga gatau sih dia tau darimana kalo gue sekarang jadi pacarnya Nayla, tp pas kelar latihan gue tbtb diajak ngobrol. Nah, gue diceritain kalo alesan mereka putus tuh, pas dia liat-liat HP-nya Nayla. Banyak banget foto telanjangnya dan beberapa video dia lagi ngentot. Yaudah pas tau itu, dan dia minta penjelasan ke Nayla, dia malah ngaku. Buat nyari duit katanya" jelas Tama cukup panjang. "Gue awalnya mikir mungkin dia dari orang susah jdnya buat bayar kuliah ya harus nyari duit sendiri. Cuman pas gue pacaran sama Nayla, gue sering liat atm nya bejibun, dan gue sering baca-baca smsnya yang bilang kalo ortunya udah ngetransfer. Kan geblek ya. Dia nya aja itumah yg pengen jadi pecun" lanjutnya lagi.

"Mungkin kenapa tetek nya gede, gara-gara sering di mainin ya hahaha" ujarku

"Iya kali haha. Tapi gue juga minta maaf ya za, kasus Winda. Sorry banget. Abisnya gue langsung kayak dirasukin setan, makanya kemarin langsung ngentotin Winda"

"Iyee gapapa selow. Windanya juga kemarin-kemarin gak masalahin itu kok"

Sedang asik mengobrol dengan Tama, sesosok wanita membuka gerbang kosku dan langsung menuju kamarku.

"Assala...... ehh zaa kamu kenapaa?" Ujar Hani.

"Wahh dateng nih salah satu bidadarinya Faza hahaha, yaudah bos gue duluan yak. Cepet sembuh. Nanti mau di-TA in ga?" Kata Tama seraya menuju pintu kamarku.

"Sialan lu haha. Gausah tam, masih aman kok absen gue"

"Okedeh" ujar Tama sambil beranjak pergi dari kamarku.

"Halo han, hahaha. Aku gaenak badan"

Hani lalu mendekatiku dan tangannya menuju ke keningku.

"Yaampun anget banget za. Aku kompres ya"
Hani lalu membuka lemari ku dan mencari handuk berukuran kecil. Setelahnya, ia menuju kamar mandi dan mengambil baskom dan mengisinya dengan air. Ia lalu menuju tubuhku lagi dan segera menempelkan handuk yang sudah direndam air itu di atas keningku.

"Han, Winda gimana?"

"Gimana apanya nih? Hahaha"

"Ya keadaannya. Dia shock ga pas abis ditabrak?"

"Kalo dari gelagatnya sih kayaknya gak kenapa-napa cuman semalem dia gabisa tidur soalnya lututnya sakit banget katanya"

Tak berapa lama seorang wanita datang ke kosku.

"Lohh udah ada Hani toh" ujar Zahra.

"Enggak kok zaah. Tadi aku kebetulan lewat aja abis nginep di Winda" kata Hani sambil berdiri dan siap-siap beranjak pergi.

"Ehh. Kemana han? Udah disini aja nemenin Faza"

"Loh kamu kan udah dateng. Ya nanti aku jadi obat nyamuk doang ahh. Gamau" kata Hani sambil memeletkan lidah ke Zahra.

"Dih hahaha. Udah gapapa. Faza mah seneng kalo dirawat sama dua orang cantik-cantik" katanya Zahra sambil menatapku.

"Dihh apaan lo zah hahaha" kataku. "Naik apaan ke sini?"

"Minjem motornya sari temen kosku" katanya sambil mendekatiku. "Ohh udah dikompres juga. Udah minum obat?" Katanya sambil duduk di sebelahku lalu mengelus kepalaku.

"Udahh tadi"

Aku melihat Hani sekilas menujukan raut wajah seperti iri atau seperti cemburu melihat Zahra yang seperti itu.

"Tuhkan aku jadi obat nyamuk. Aku pulang deh yaa hehe"

"Naik apa han?" Tanyaku.

"Jalan kaki hehe"

"Yaudah aku anterin deh" ujar Zahra.

"Ehhh gausah. Kamu jagain Faza aja disini"

"Udaah gausah bawel haha" kata Zahra sambil meraih tangan Hani dan segera menuju motornya.

Tak berapa lama setelah mereka berdua pergi, aku melihat Tama sedang siap-siap untuk mandi. Ia lalu melihatku dan kembali masuk ke dalam kamarku.

"Za HP lo mana? Sini gue kirimin video-video nya Nayla hahaha. Terserah lo mau diapain. Mau lo masukin semprot kek terserah ajaa hahaha"

"Lahh. Lu kenapa dah? Sakit hati ceritanya? Hahaha." Kataku sambil menunjuk HP ku.

"Iya men hahaha, asli sakit banget pas tau Nayla lonte" katanya seraya mengambil HP ku dan mulai proses transfer data.

"Kalo gitu kenapa gak lo aja yg masukin ke semprot?"

"Kaga ahh banyak PK disana hahaha"

"Emang tai ye lu hahaha"

"Udeh nih za. Barangkali lo mau coli. Nayla dijadiin bacol aja hahaha" katanya seraya memberikan HP kepada ku lalu pergi dari kamarku.

Aku lalu membuka galeri ku dan mendapati banyak sekali foto-foto telanjang Mba Nayla dan video-video vulgar Mba Nayla. Aku perhatikan pemeran laki-laki berbeda-beda tiap videonya. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa Mba Nayla adalah lonte yang sudah berpengalaman.

Tak lama setelah itu, Zahra kembali dari mengantarkan Hani.

"Zah, ini udah jam berapa? Kamu ga kuliah?" Kataku.

"Engga dehh, aku mau ngerawat kamu aja" katanya sambil mengganti kompresan yang ada di keningku.

"Gausah zaaah. Kamu kuliah ajaa....." kataku tertahan karena bibirku dicium oleh Zahra.
Zahra langsung melepas ciumannya lalu tersenyum ke arahku.

"Gausah bawel" katanya sambil memeletkan lidahnya.

"Zah, pintunya tutup ajaa. Dinginn"

Zahra lalu beranjak dan menutup pintu kamarku.

Ia lalu menuju tubuhku yang terkulai lemas mengganti kompresku lagi.

"Zahh" kataku sambil menggenggam tangannya. "Makasih yaa"

"Apasih yang engga kalo buat kamu zaa" ujarnya.

"Maaf ya zah"

"Buat?"

"Buat semuanya. Dari awal yg dikosanmu itu. Terus yg kamu tbtb marah ke aku. Trus kamu yang....." bibirku kembali disergap oleh bibirnya.

"Udaah zaaa. Aku udah gak mikirin yg itu lagi kokk. Udah cukup haha. Sekarang tinggal jalanin aja yg sekarang harus dijalanin" kata Zahra setelah melepas ciumannya.

"Ya kan....." jari telunjuknya kini ada di bibirku.

"Sssstttt udaaahh haha"

Aku berusaha bangkit dari tidurku. Namun apadaya aku tidak bisa bangkit.

"Ehh ehh kamu ngapain..."

"Mau bangun susah banget haha"

"Udah siih tidur ajaa. Biar cepet sembuh"

"Iyadeeh. Aku tidur yaa. Maaf ninggalin tidur hahaha"

"Apaandehh hahaha. Yaudah sana tidur. Aku bakal disini terus kok sampe kamu bangun.

Aku lalu menutup mataku dan langsung tertidur.

Bersambung…………………………..
 
Terakhir diubah:
Ane harap dari ketiga harim itu g'ada yg pergi dari faza sayang bgt klo hrs ada yg pergi
Paling tidak bs buat manas2in wahyu skalian bs buat nhejagain mereka
 
Mantap updatenya hu, tinggal nunggu bakal giman nayla nanti, trus wahyu juga bakal ngapain

Itu faza di jadiin harem king aja, hahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd