Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

mantap ceritanya
 
------------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------

Cerita 129 – “Tolong Hamili Istriku..”

Teh Rini

Aku punya teman baik
.. kawan karibku di kantor.
Sekarang dia sudah pindah ke kantor lain yang menawarkan offering lebih bagus.

Tapi kami masih berhubungan baik karena kami berdua punya side job sebagai fotografer pre-wedding.
Nah.. dari sinilah aku jadi akrab dengan keluarganya.. meski pun sebaliknya tidak.

Aku yang tinggal sendiri merantau di Jakarta tidak banyak yang bisa dishare ke temanku ini.
Malah justru mereka yang kuanggap sebagai keluargaku.
Dengan keakraban kami.. aku juga kenal baik dengan istrinya.

Mereka menikah 3 tahun yang lalu. Namun hingga kini belum dikaruniai dengan buah hati oleh Tuhan.
Mereka seringkali ribut.. dan kawanku ini suka Curcol soal hal ini.

Hingga suatu ketika.. sehabis sesi foto prewedding di daerah Pantai Indah Kapuk..
Tiba-tiba kawanku bertanya.. “Bro, gue udah kenal lo berapa lama sih..?”

“Ehm.. yaa.. dari gue masuk PT XYZ.. lo kan udah lama di sana yang punya kantor.
Mmmmm.. berapa lama ya? 5 tahun kali..?”

“Iya, selama ini gue udah nyaman banget bareng sama lo, kerja sama lo, gila-gilaan juga sama lo..”
Heummmm.. apaan nih, jangan-jangan ntar dia bilang dia gay.. trus suka sama gue..!? x____X.
“Wah.. kenapa nih bro, tumben-tumbenan lo aneh begini..?”*

“Gini bro.. gue ada satu permintaan sama lo.
Lo tau kan gue sama istri gue udah 3 tahun married tapi belom punya anak.
Gue berdua udah cek ke dokter dan kondisi gue sama istri gue sebenernya sehat kok..”

“Yaaa udahalaaah..” kupikir dia mau bilang apaan. “Mungkin emang belom dikasih sama Tuhan.
Kali lo disuruh senang-senang dulu bro. Lo berdua kan kerja.. jabatan oke, gaji juga oke.
Lo berdua bahkan sering jalan-jalan keluar negeri..”

Memang betul bahwa karibku dan istrinya ini dari segi karir sukses luar biasa.
Sejak pindah ke kantornya yang baru.. dia langsung melejit bisa menduduki posisi Senior Manager..
yang sangat diandalkan oleh Dewan Direksi.

Istrinya pun begitu.. selalu dengan gampangnya memuluskan deal-deal perusahaan.
Maklum.. istrinya bekerja di bidang distribusi komponen pembangkit listrik.
Kebayang dong margin mereka gimana..?

“Yaaah.. bukan gitu bro, gue ngerasa hidup gue hampa aja gak ada anak, istri gue juga ngerasa begitu..”
“Yah.. terus gimana bro.. mungkin lo coba usaha lagi aja selama 1 tahun maybe..”

“Gak bisa bro, istri gue udah nyerah..”
“Oookkkeeeey.. trus permintaan apaan yang lo maksud..?”

“Gini..” dia berhenti sejenak tidak melanjutkan kalimatnya. “Gini ..”
“Eaaaahhhh.. lama daaah..!”

“Iye iyeee.. gini.. gue minta bantuan lo untuk bikin istri gue hamil..” And I said WHATTT..!!?
“Serius bro. Lo jangan becanda deh, aneh-aneh aja..!” Aku terhenyak mendengar permintaan dia.

Gila aja.. ini kan sama aja aku mengkhianati karibku sendiri. Seseorang yang sudah kuanggap kakak.
“Seriusan ini. gue udah diskusi panjang lebar sama istri gue soal ini..”

“Gak bisalah bro. Gila aja lo.. gue bukannya gimana-gimana.. cuma men, lo sama gue kan udah temenan lama.
Gue udah anggap lo kayak abang gue sendiri. Mmmm.. gak ada alternatif lain, apa..? Misalkan bayi tabung..?”

“Gaklah. Bayi tabung kemahalan. Gue udah konsul sama beberapa dokter di Indonesia sama di Singapore..
Biayanya gede banget. Bisa dapet Honda Jazz gue.. belum lagi rasio keberhasilannya cuma 65%.
Gue gak bisa ambil chance cuma segitu..”

Kawanku ini seorang akuntan yang andal.. semuanya diperhitungkan dari sudut pandang matematis.
Satu ketika pernah kami backpackeran ke Indonesia Tengah. –Bali.. Lombok.. Flores, Timor..–

Yang ada kalo backpackeran kan ngegembel, seadanya duit.
Ini dia nggak. Semua tercatat rapi. Tips tukang parkir.. biaya kereta.. biaya ferry dll.

“Yaaa, apa kek.. mmm.. adopsi gimana..?”
“Nggaklah. Kita gak tau orangtua si anak ini kayak gimana..”

“Yang nentuin sikap anak itu bukan siapa Ortunya.. tapi lingkungan dia. Gue yakin kal ..”
Kawanku sudah memotong tidak mau mendengar.

“Gini bro.. gue bukannya sembarangan minta tolong sama lo.
Gue udah tau background lo.. gue diam-diam research tentang lo. Keluarga lo.. riwayat medis lo..
*Jangan tanya gimana caranya*. Ditambah lagi.. gue udah kenal sama lo udah lama banget.
Lo orangnya gak macem-macem.. yaaah bandel-bandel dikit okelah. Cuma kan gak parah-parah amat..”
Katanya panjang lebar.

“Lagian juga lo kenal baik sama istri gue.. lo kenal sama bokap nyokap gue.. adek-adek gue.
Ya.. kalo lo mau masuk Kartu Keluarganya bokap gue.. pasti dengan senang hati mereka nerima.
Intinya.. gue udah bicarain masalah ini panjang lebar.. pro-kontra, konsekuensi dan segalanya sama istri gue.
Dan kita berdua setuju..”* Tambahnya lagi.. juga panjang lebar.

“Okeeee.. Ngg.. kalo boleh tau, emang yang milih gue siapa..? Lo apa istri lo..?”
“Kita berdua spontan kalo nggak ada kandidat yang lebih tepat selain lo..”

Wah.. terharu aku mendengarnya. “Gue gak bisa mikir sekarang nih bro.
Lo boleh kasi gue waktu buat mutusin ini gak..? Ini rada aneh dah permintaannya..”

Diam-diam setan.. aku memang mengagumi istri kawanku ini. Bisa dibayangkanlah.. wanita muda ..
Mmmm gak terlalu muda sih.. karena umurnya sekarang sudah 32 tahun.
Umurnya beda 5 tahun dengan umurku. Berpenampilan layaknya eksekutif muda..

Setiapkali bertemu kalau dia menjemput kawanku ini.. dia selalu menggunakan blazer kantoran..
Yang justru menonjolkan sex appealnya. Kulitnya tidak terlalu putih.. namun bersih.
Rambutnya dipotong sebahu.. badannya juga gak terlalu langsing.

Tingginya semampai.. ideal jika diperhatikan mungkin tingginya sedaguku.
Tapi the main attractionnya adalah her boobs. Her big melon boobs..!
Aku perkirakan mungkin ukurannya sudah 34D.

Mungkin juga besarnya ini ditunjang oleh body mass dia yang memang tidaklah kurus.
Bahkan dalam balutan blazer kerja resmi pun yang sangat tertutup..
Siluet bongkahan gunung kembarnya seperti menyihir untuk memandangi.

Makanya setiapkali aku ngobrol dengan istri kawanku ini.. aku selalu fokus..
dengan ngobrol sambil melihat ke pangkal hidungnya.
Aku terlalu takut untuk eye contact.. tapi juga tidak mau mataku jelalatan ngeliatin toket gedenya.

By the way.. namaku Rendi. Karibku ini bernama Wein.. sedangkan istrinya bernama Rini.
-------ooOoo-------

Sudah hampir dua minggu aku memikirkan hal ini tidak kunjung tuntas.
Aku tau gimana nikmatnya..
menggenjot tubuh Rini dengan sepenuh nafsu.. apalagi udah dapet izin dari suaminya.

Namun aku masih merasa ada yang mengganjal. Aku tetap merasa tidak enak dengan Wein.
Wein ini baik sekali denganku.. benar-benar seperti abang sendiri.

Sudah tidak terhitung berapakali dia meminjamkanku uang untuk utang-utangku, meminjamkan mobilnya..
Meminjamkan peralatan kameranya.
Bahkan bisa dibilang, side job fotografer pre-wedding ini modalnya 90% dari dia sedangkan aku modal dengkul saja.

*TINUNINUNG* BBku berbunyi tanda pesan baru diterima. Dari Wein.
“Bro, gimana nih, udah ada keputusan belom..?”
Aku belum membalas.. tapi pasti di ujung sana, dia sudah tau kalau aku sudah membaca pesannya.

*TINUNINUNG* pesan baru masuk lagi. “Bro, please lah, help me, I have never ask you for any help.
Gue bukannya mau ngungkit-ngungkit apa yang udah gue pernah bantu ke lo. Tapi please..”

Mungkin kalau orang lain yang membaca pesan itu akan terbaca:
Bahwa Wein ini pamrih dalam memberi bantuannya.
Namun tidak bagiku. Aku tau persis aku sudah berutang banyak dari kebaikan yang diberikan Wein.

“Oke bro, gue setuju. I hope this is not one of your sick jokes..” akhirnya aku mengambil keputusan.
“GREAT..!!!! Gue kabarin istri gue..” cepat Wien menjawab.

Hari itu hari Rabu.. kami janjian untuk ketemuan di Plasa Senayan (PS).
Aku selalu suka PS, karena gak terlalu crowded.
Jadinya untuk nongkrong pun enak. Kami janjian di food court.

Aku sudah menunggu agak lama hampir 20 menitan.. cemilan french friesku pun udah hampir habis..
Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang.. “Hi Ren..!” Salam Rini kepadaku..
Dia tiba dengan Wein dari arah belakang.

Aku kali ini benar-benar canggung bertemu dengan mereka, tidak seperti biasanya. “Eeehh hai.. Mbak..”
“Mbak..? Mbaak..? Sejak kapan kamu manggil aku Mbak..!?” Protes Rini kepadaku.
“Grogi dia..” celetuk Wein.

Dan memang benar.. aku lagi super grogi. Tanganku seketika berkeringat basah dan aku salting.
“Ren, udalah.. nyantai aja..”
“Eeeh iya Rin..”

“Rin..? Duh.. kamu rileks deh, sekali-kalinya kamu manggil aku Rini..!?”
Betul.. aku selalu memanggil Rini dengan panggilan teteh.
Karena dia dan Wein lebih tua daripadaku, lebih tua 5 tahun.

“So..?” Ujarku.
“Iya, so..?” Rini mengulang kata-kataku dengan penuh semangat dan senyum.
Aku sampai takut jangan sampai Wein cemburu, tapi nampaknya Wein oke oke saja.

Wein menimpali.. “Makasih banget bro lo mau bantuin gue. Ya.. yang kayak gue cerita..
kita perlu bantuan lo untuk .. untuk.. ya you know..”

“Iya, gue ngerti.. trus gimana prosesnya nih..? Apa gue dateng tiap hari apa, rutin. Lalu ML.
Atau lo ada di situ ngeliatin gue sama teteh .. ntar jangan-jangan..″
“Wueeeh.. ogah meen.. yang bener aja deh. Lo jangan gila..!!” Kami bertiga terbahak-bahak.

"No no.. gini.. gue gak mau tau, arrangementnya antara lo sama Rini aja.
Kalian janjian di mana.. ngelakuinnya di mana, don’t tell me. I don’t wanna know. Ntar kebayang-bayang.
Hey men, lo sobat gue.. cuma kalo ngebayanginnya masih gimana..” canggung deh kita bertiga.

Ini dia yang sebenarnya aku takutkan. Aku takut melukai perasaan Wein.
Namun mengingat ini permintaan Wein dan Rini sendiri.. ya mungkin bisa dikesampingkan saja.

Rini kemudian menimpali. “I’ll contact you ya. Btw ini ada hubungannya sama masa subur gue.
Jadi harus dilakuin di waktu yang pas..” aku mengangguk tanda setuju.
Malam itu kami lanjut nonton dan pulang ke tempat masing-masing.
-------ooOoo-------

*TINUNINUNG* BBMku kemasukan message, dari Rini:
Ren.. kamu besok free gak..?
Aku sih free teh, Wein emang ke mana..?
Dia lagi keluar kota.
Oke teh.. jadi aku ke apartemen aja nih..?
Iya.. you can come..


Lusanya aku tiba di apartemen.. sengaja aku bilang Rini kalau aku akan datang lebih cepat..
mungkin sebelum gelap.. agar tidak terlalu larut pulangnya.

Wuihhh..!! Aku merasakan deg-degan luar biasa. Jujur saja.. meskipun aku belum menikah..
aku sudah merasakan hubungan seks dengan mantan-mantanku dulu.

Namun belum pernah kurasakan hal seperti ini.
Deg-degan luar biasa gak berhenti juga sejak turun mobil dari parkiran..
Naik ke lift.. sampai ke pintu apartemennya teteh.

Setelah ku pencet bel 3kali masih belum ada jawaban.. lalu aku mengeluarkan BBku untuk bbmin teteh.
Namun di saat bersamaan.. teteh membuka pintu.. “Haiiiyy Reeenn.. I’ve been waiting for you, come in..!”

Eeeeuuuuhhhh.. senyum teteh bikin hati melted.
Aku harus berusaha untuk tidak main hati untuk urusan beginian.

“Iya teh, sorry telat, tadi cari bensin dulu..”
“Yuk masuk..!” Ajaknya lagi.. Rini lantas menyuruh duduk diruangan tengah, di ruang tivi.

Di depan tivi terhampar spreadsheet, mirip timing untuk pipeline project.
Tapi ini beda, ada tanggal yang berulang.
Ah..! Aku baru sadar.. ini adalah siklus haid dan masa suburnya Rini.

“Udah research ya Teh, ini kok sampe berantakan gini..?”
“Itu dia Ren.. sebelumnya aku mau jelasin ke kamu dulu soal ini..” ujar Rini yang datang dari arah dapur..
membawa soft drink dan diletakkan di meja kecil sebelah sofa tempat aku duduk.

Belum sampai Rini sampai ke sofa.. aku turun ke bawah mengobrak-abrik spreadsheet yang dibuat Rini..
Sok sok ngertilah. Hehehehe.. Rini pun duduk di sofa setelah meletakkan kaleng soft drink di meja.

Sore itu Rini sangat seksi.. dengan rambut diikat ke belakang dengan hanya menggunakan karet..
memperlihatkan lehernya yang jenjang dan tengkuknya yang seperti mengundang untuk aku jilati.

Rini memakai you-can-see warna putih yang tidak terlalu tipis..
Namun aku bisa melihat tali behanya yang berwarna hitam.. menyembul melingkari pundak.

Rendaan bra pun tercetak di you-can-see Rini dari depan melingkar ke belakang.
Belum apa-apa aku sudah mikir macam-macam.

Sementara untuk bawahannya dia menggunakan Hotpants yang cukup pendek..
Celana dalamnya pun terceplak di bokongnya yang semok.

Brrrr.. Rini ini benar-benar didesain Tuhan untuk menaikkan birahi pria, sepertinya.
Aku tidak bisa bayangkan gimana Wein tiap hari, tiap malam disuguhi malaikat sempurna seperti ini.

KLOP..! Jari Rini disentakkan di depan wajahku. “Bengongin apaan hayoooo..!?
Belom apa-apaan udah ngayal-ngayal..!″ Anjir.. ketauan aku memandangin dia.

“Ngggg.. nggak kok teh, kagum aja dan iri sama Wein.. bisa punya istri se-perfect Teteh..” ujarku menggombal.
“Bisa aja deh kamu. Jadi gini, planning aku, kita cuma ML pada waktu aku sedang subur.." katanya.

"Itu berarti 14 hari sebelum aku mens. Aku ini mensnya kan selalu tanggal 25an.
Jadi ya sebelum-sebelum itu kita ML..” Rini menjelaskan detil rencananya.

Kulihat jamku, melihat bagian tanggalan, masih tanggal 29.
“Oooo.. kirain mulai sekarang, kan masih tanggal 29 nih teh..”
“Ya well.. aku mau test drive dulu..!” WHATTT..!!? Apa-apaan nih maksudnya Rini..?

“Maksudnya gimana Teh..?”
“Hhh.. kamu ini lucu ya.. super lugu. Kamu tau aku sengaja berdandan gini buat kamu..?”

Aku semakin bingung. Rini kemudian turun ke bawah duduk di atas karpet di sebelahku.
Dia lantas memeluk lengan kiriku dan menyandarkan kepalanya di bahuku.*

“Kamu tau gak.. sebenernya kenapa kita gak bisa punya anak..?”
“Iya.. Wein juga cerita kok. Katanya kalian berdua sehat.. tapi bingung juga kenapa gak bisa..”

“Itu sepotong aja ceritanya. Kamu tentu ingat kecelakaan yang Wein alami 2 tahun lalu..”
Aku kemudian flashback.. semuanya menjadi jelas sekarang.

2 tahun yang lalu.. Wein terlibat kecelakaan parah di Cipularang.
Bukan.. bukan tempat kecelakaannya Saipul Jamil.. ntar dikira jadi cerita hantu. Hehehe..

Saat melaju kencang di sebuah turunan.. mobil Wein diserempet oleh mobil yang menyalipnya dari sebelah kiri.
Mobil Wein oleng dan menabrak pembatas jalan sampai mobilnya terbalik berkali-kali..
sebelum akhirnya berhenti terbalik setelah menabrak kaki sebuah jembatan penyeberangan di atas tol.

Kondisi Wein luka parah.. beberapa tulangnya remuk.. khususnya pinggul kiri ke bawah.
Tubuh bagian atas Wein sama sekali tidak rusak.. namun pinggul hingga kaki kirinya harus dioperasi beberapakali..
hingga perlu diterbangkan ke rumah sakit di Singapura.

“Iya aku tau teh.. apa gara-gara itu We ..” Rini mengangguk.
Aku terlalu takut untuk melanjutkan pertanyaanku, takut membuat sedih Rini.

“Sejak itu Wein kehilangan fungsi seksualnya. Dia tidak bisa 'bangun' lagi.
Dan ejakulasi yang dia dapat hanyalah saat dia mimpi basah.
Karena kecelakaan yang dia alami.. dia tidak bisa menghasilkan sperma yang bagus.
Dia tentu saja gak akan jujur ke kamu.. kalo aku tidak bisa hamil karena dia.." Jelas Rini panjang lebar.

"Selama ini aku berhubungan dengan Wein hanya sebatas petting saja.
Atau dia memasturbasikanku dengan dildo-dildo yang dia beli.
Aku cinta Wein.. namun aku ada kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dan selain itu wanita mana sih yang gak ingin punya anak..?”

Aku terhenyak mendengarnya. “Iya Teh.. aku ngerti kok..” ujarku.
Setelah beberapa lama.. wajah *Rini menjadi ceria kembali, saking cerianya menjadi lusty lagi.

“So, Ren. Kamu mau kan muasin aku..? Cuma kamu yang aku dan Wein percaya.
Aku tau Wein pasti sakit hati dengan hal ini.. tapi ini justru usulan dari dia..”
“Iya Teh..” jawabku singkat.

Kami berpandangan beberapa lama.. kemudian aku beranikan diri mendekatkan bibirku ke bibir Rini.
Rini menyambutku dengan penuh nafsu.. tangannya langsung memelukku..
dan badanku langsung ditindih saat posisiku masih terduduk di atas karpet.

Dengan canggung aku hanya menempatkan kedua tanganku di pinggang Rini.
Ciuman kami penuh nafsu.. seperti dua pasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu.

Kami saling berpacu berciuman.. saling berebutan bibir atas, bibir bawah, main lidah dst dst.
Perlahan tanganku dibimbing untuk meremas buah dadanya. Buah dadanya yang sangat besar.

Tangan kananku melakukannya dengan sangat baik. Good Job..!
Tangan kiriku melingkar meremas pantatnya yang sangat seksi. Sesekali kami bergulingan di atas karpet.
Setelah kami berdua ciuman dengan hotnya sampai bibir kami berdua nyut-nyutan, Rini melepaskan ciumannya.

“Kamu tau.. aku selalu kagum sama kamu Ren, sejak pertamakali ketemu.
Tapi ya apa mau dikata.. aku ini istri orang. Tapi look here we are now..” Aku hanya bisa tersenyum..
Kalo lagi sange gini biasanya otakku berhenti bekerja.. jadi mendingan diam saja daripada ngomong hal bodoh.

Lalu Rini beranjak berdiri dan berkata.. “You ready to fuck me..?”
“Mmmmmm.. aku gak janji Teh.. aku takut gak mampu. Lagian kan aku udah anggep Teteh kayak kakak sendiri..”

Rini turun kembali dan meremas celana jinsku di bagian kontolku. “Katanya si Junior nggak tuh..!”
Sentilnya sambil tersenyum nakal. Rini berdiri kembali dan berjalan ke arah kamar tamu.
“Jangan lama-lama ya nyusulnya..” sambil membuka pintu kamar tamu dan menghilang ke dalam.

Aku setengah sadar langsung berdiri menuju tas ranselku yang tadi kuletakkan dekat rak TV.
Segera bongkar celanaku.. celana jins dan celana dalamku dan berganti dengan celana boxer longgar andalanku.

Aku berjalan menuju kamar tamu dan mengetuk sebelum masuk. Entah apa yang kupikirkan..
aku masih berpikir harus bertingkah sopan kepada Rini.

Begitu aku masuk.. aku menemukan Rini sudah merebah di atas kasur.
Kasur yang biasanya kutiduri kalau aku menginap di sini. Rini sudah menanggalkan you-can-see dan hotpantsnya.

Yang tertinggal di tubuhnya hanyalah beha yang sepertinya kekecilan..
karena terlihat seperti tidak bisa menampung toket Rini yang besar, dan G-string.

Rini bertumpu dengan sikunya di punggung. “Buka dong kaosnya..” suruhnya padaku.
Setelah kubuka kaosku.. aku menghampiri Rini dengan merebah di sampingnya kirinya.

Rini lantas mengubah posisinya menjadi menghadapku.
Jarinya yang lentik mulai bermain-main mulai dari dadaku. turun ke bawah, masuk ke celana.

Pas hampir sampai di kontolku yang sudah super tegak seperti mau meledak, Rini tarik lagi jarinya ke atas.
Rini kemudian menciumi badanku..
Menjilati putingku, aku mulai merasakan nafasku menjadi tidak beraturan. Sudah horny super bos..!!

Sambil menciumi puting kiriku.. Rini kemudian menaiki badanku.. menunggangiku layaknya joki di atas kuda.
Belahan memeknya yang masih tertutup G-string *di gesek-gesekkan ke kontol tegangku..
yang juga masih tertutup celana.

Aku meremas kedua bongkah pantat Rini dan sesekali membimbing gerakan pinggulnya.
Rini tampaknya menikmati yang kulakukan.

Cukup lama Rini menciumi putingku.. bergantian kiri dan kanan, ciumannya mulai naik ke leher..
Dan kami pun berciuman kembali. Ciuman kami sama panasnya seperti ciuman di sofa tadi.

Sesekali Rini melepaskan nafasnya.. seakan itu yang dia tahan selama ini.
Tangannya menjambaki rambutku, pinggulnya masih bergoyang. Pettingan ini kami lakukan cukup lama.

Kalau Rini memang Test Drive.. aku mungkin memang harus memuaskan dirinya sampai pol.
Rini semakin blingsatan menciumiku.. gerakan pinggulnya semakin menjadi, mengalahkan bimbingan tanganku.

Aku pun mengubah posisi. Kami berguling dan kini Rini berada di bawahku.
Kugesek-gesekkan kontolku ke memek Rini.
Kakinya yang jenjang melingkar menjepit pinggulku.. sebagai reaksi gesekanku.

Semakin kuat aku menggeseknya, semakin kuat pula jepitan.
Sampai akhirnya seperti Rini membantingku ke sisi.. dan kami bersebelahan..
Jepitannya makin kencang dan bergetar.. jambakannya juga semakin mejadi.

“AaaaaaaaaaAAAAAAAAAAAaaahhhhhhh.. hhhhhhhhhhh..!!” Rini sedang orgasme.
Orgasme Rini ditutup dengan exhale nafas panjang Rini.. dan dilanjutkan dengan ciuman mesra ke bibirku.
Mukaku merah padam.. bahagia rasanya bisa memuaskan Rini.

“Gimana Teh, barusan 'O' ya..?”
“Ouuuwhhh iyaaaah .. udah lama aku gak ngerasain 'O' kayak begitu. Bahkan kontol kamu pun belom masuk..”

Rini kembali menciumi bibirku.. tangannya yang lembut sambil mengelus-elus pipiku.
Aku merasakan rasa sayang dari belaiannya, atau memang beginilah perilaku seksual Rini.

“Kamu gak mau nelanjangi aku..? Aku masih lengkap gini..?” Tanya Rini seperti keheranan.
“Jangan dulu Teh. Teteh lebih seksi kalo ada yang nutupin.. mau pelan-pelan aja.
Btw aku boleh sampe jam berapa ini..?” Tanyaku.
“Terserah kamu aja..mmm.. sekuatnya kamu aja..” Rini kembali menciumiku.

Sungguh luar biasa.. Rini terus-terusan menggodaku dengan bodi seksinya.
Sambil menciumiku, Rini menggeliat-geliat.. menggesek-gesekan tubuhnya ke tubuhku.
Kami berdua bertukar panas tubuh.. wajahnya yang nafsuin semakin menambah nafsuku kepadanya.

Geliatan Rini semakin menjadi.. pelan dan halus.. namun tau bagaimana menaikkan birahiku.
Hingga menggeliat turun.. sampailah kepala Rini di depan celanaku.

“Buka ya..!?”
“Terserah Teteh, punya teteh kok..”
Rini membuka celanaku sama sekali tidak menggunakan tangan.
Dengan bibirnya dia menarik celanaku turun ke bawah.

Sampai di dengkul celanaku dilanjutkan dipeloroti dengan tangannya.
Rini kemudian menunggangiku lagi. Otomatis posisi tubuhnya berputar.
Jadi saja kami dalam posisi 69 yang super seksi.*

Aku sudah telanjang bulat.. sedangkan onderdil Rini masih lengkap. Rini menangkap kontol tegakku.
Sesekali dia menciuminya dengan lembut. “Ren, gede amat nih, aku gak yakin muat..”
“Yah teh, dicoba aja dulu.. diukur pake mulut..” godaku.

Rini membalas dengan cubitan pelan di pahaku. Rini perlahan menciumi sekeliling kontolku..
hingga basah dengan air liurnya, kemudian cropph.. masuklah kontolku ke dalam mulut Rini..
yang dipagari dengan bibir tipis nan seksi.

“Mmmmmmhhhhh.. mmmmmmhhhh.. mmmmmm..”
Sama sepertiku Rini sangat menikmati sepongan yang dia lakukan ke kontolku.

Pinggul Rini yang saat ini ada di atas dadaku mulai menggeliat.. aku cengkeram pantat Rini dan kuremas-remas.
“Teh, kubuka ya..!?” Aku merujuk kepada G-string Rini..
“Hhheee *emmmm..” tanda persetujuan Rini keluar dari mulut yang masih penuh dengan kontolku.

G-String Rini modelnya entah apa namanya..
yang pasti hanya dengan membuka satu simpul tali di belakang G Stringnya sudah terlepas.*

Wow.. lembah surgawi Rini benar-benar indah.. putih dan tidak ada jembut yang tumbuh di sekitarnya.
Ditambah wangi sekali. Aku tidak langsung menjilati..
Jempolku mengelus-elus area sekitaran bibir memek Rini yang masih basah dari orgasmenya yang pertama tadi.

Kemudian kuciumi saja memeknya.. lama kelamaan ciumanku berubah menjadi jilatan.
Tidak ada sudut memek yang luput dari jilatanku. Goyangan pinggul Rini semakin menjadi.
Jilatanku juga tidak bisa kalah, aku pun semakin menjadi menjilatnya.

Rini pun mengimbanginya dengan mengisap.. menjilati.. menciumi kontolku dengan liar.
Bijiku pun tak luput diciumi olehnya.
Saat Rini semakin turun ke bawah.. aku tau dia mau menjilati lobang sunholeku. Aku menolak.

Segera kutarik tubuh Rini.. supaya mulut Rini kembali sejajar dengan kontolku..
Kemudian kuarahkan kontolku ke mulutnya kembali. “Jangan Teh, jangan ke situ, aku gak suka..”

“Okemmm.. mmmm.. Ren, as you wish.. mmmmmhhhhmmmm..” Rini kembali 'mengolah' kontolku.
Ya men.. plis deh. Dia cium slilitku.. aku dan dia nantinya ciuman, ya apa bedanya aku cium slilit sendiri..!?

Aku lanjutkan menjilati memek Rini yang semakin basah. Rini juga sudah mulai panas.
Tanganku dengan lihai bergerak ke punggungnya.. membuka kaitan behanya kemudian melepasnya.

Aku tidak bisa melihatnya.. namun aku bisa merasakan toket kencang nan kenyal menekan pinggang depanku.
Kutengok ke kananku.. ternyata lemari pakaian kamar tamu ada cerminnya.

Aku jadi bisa melihat dengan jelas posisi kami benar-benar hot.
Sambil meneruskan jilatanku.. aku merogoh toket Rini untuk kuremas-remas dengan kedua tanganku.

Posisinya memang sulit.. namun sepertinya Rini menyukainya..
“Ehmmm.. teruuuuussss.. mmmmmmhhhmmm.. teruuuss..” Rini menggumam.

Setelah beberapa lama.. dan setelah beberapa sedotan.. tiba-tiba paha Rini melingkar erat *memiting kepalaku.
Erat di antara selangkanganku.. dan CRrroooooottt..!! Keluar cairan hangat dari memek Rini.
Ternyata dia O yang keduakalinya.

Rini gemeteran menahan Orgasmenya kali ini.. sambil meremas pahaku dalam posisi membungkuk.*
“AAAaaaaahhhhhhhhh.. ya ampuuuuuuunnnhhhh.. hhhhh.. kamu hebat banget aku udah duakali..!”
Rini langsung berbalik badan dan berkata.. “Now for the main course-nya ya..”

Rini lantas jongkok di atas pinggangku.. berupaya untuk memasukkan kontolku ke dalam memeknya.
Namun sudah beberapa detik sepertinya dia kesulitan.

Aku langsung memeluknya dan berusaha menukar posisi..
Membantingnya dengan lembut ke kasur dan membuka kedua kakinya.

“Iya.. main coursenya nih. Siap-siap yah..!?” Slebb.. clebbb..!!
Dengan perlahan aku mulai memasukkan kontolku ke dalam belahan liang memeknya.

Ughhhhh..!! Memek Rini benar-benar sempit, aku tak mengerti.
Hmmmm..! Mungkin karena sudah lama tidak pernah dimasuki kontol.. batinku mengira-ngira.

Tapi harusnya dengan duakali ‘O’ sudah bisa dengan mudah dicoblos.
Apa mungkin memeknya yang terlalu kecil dan kontolku yang kegedean. Atau memang keduanya..?

“Sempit nih Teh..” ujarku pingin tau apa yang akan dia jawab.
“Lanjutin.. lanjutin.. aku gak kenapa-kenapa..″ balasnya mengkonfirmasi tindakanku selanjutnya.

Maka.. slebbb.. jlebbb..!! Dengan satu sodokan kuat namun perlahan.. blessekk..!!
Akhirnya batang kontolku bisa menembus belahan daging hangat liang vagina Rini.

"Errghhhh..!!" Tak pelak aku menggeram.. mengiringi melesaknya batang kontol di liang memeknya.
“AAAAAAaaaakkkkkhhhh..!!” Jeritan keras Rini dan cakaran di punggungku menyertai tusukanku.*

Clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb..!! Aku perlahan mulai genjot.. rasanya luar biasa..!!
Rini yang tadinya meringis kesakitan lama-lama terlihat menikmati.

Matanya sudah merem melek gak karuan. Nafasnya bersuara tak beraturan dan seirama dengan sodokanku.
Dalam posisi ini kami bergumul lama sekali, beberapakali Rini memiting pinggangku.. namun aku tetap sodok saja.

Lalu Rini mencoba mengganti posisi ingin di atas. Rini mendorong tindihanku dan berbalik memindihku.
Semua dilakukan tanpa kontolku terlepas dari bekapan liang memeknya.

Gantian sekarang Rini yang memompa kontolku. Ahhhhh..!! Sedaaappppnyaaa..!!
Sungguh nikmat melihat wanita sesempurna Rini sedang menikmati bercinta denganku.

Toketnya yang besar dan kenyal menggandul gandul seiring dengan genjotannya dia.
Sesekali Rini pun melenguh dan menghela nafasnya panjang.

Jika Rini sudah agak capai, Rini memelukku..
namun seringnya dia duduk di atasku memamerkan toketnya yang besar.

Tangannya membimbing tanganku agar tetap meremas buah dadanya dan memainkan putingnya.
Sesekali aku pun menjilati putingnya.*

Masih dalam keadaan pinggulnya memompa kontolku..
aku beberapakali berusaha mengubah posisi menjadi man on top lagi.. namun Rini menahan.
Ia masih ingin menguasai kontolku demi kepuasannya untuk beberapa lama.

Jlebb-jlebb-jleb-jlebb-jlebb-jlebb..!! Tiba-tiba genjotan Rini semakin kencang.
Kedua kaki Rini memiting pinggulku.. kemudian tubuh Rini ambruk ke tubuhku..
Dan Rini menyerangku dengan ciuman ganas. Rini ‘O’ ketigakalinya.

Aku semakin nafsu melihat Rini yang sudah O.. membalikkan posisi menjadi man on top.
Mumpung Rini sedang tidak ada tenaga untuk melawanku.

“Bentar.. hhhh.. time outtt..hhhh..!!” Ujar Rini menyerah.. lemas.
“Jangan Teh, tanggung, ayo lagi..” ajakku dengan napas memburu.

Aku kembali menggenjot.. tidak tanggung-tanggung aku menggenjot dengan rpm cepat dan konstan.
"Ohh ohhh ohhh.. aahh.. auwhhh Renndhhhh.. ohh ohh..!!" Rini semakin menggila dan berteriak-teriak.

Sesekali aku mencumbu bibirnya.. menjilati putingnya.. menciumi lehernya, menjilati kupingnya.
Diperlakukan seperti itu genjotan Rini dari bawah semakin menjadi.*

Saat di puncak-puncaknya aku keluarkan kontolku.
Kutarik tubuh Rini dan kubalik badannya sampai Rini nungging di hadapanku.

Disuguhi dengan pemandangan berupa bemper yang sangat seksi..
Slebb.. jlebbb..! Aku langsung masukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang.

Kuraih dua bantal untuk menopang tubuhnya dan kumulai genjot kembali.
Rasanya dengan posisi ini aku akan cepat keluar. Clebb-clebb-crebb-crebb-clebb-clebb-crebb..!!
Kugenjot dengan cepaat cepaaat.. Aaaaaahhhhhhhhh..!! Makin cepat..!!

“Teeeeeehhhh.. aku mau keluarrrr..!!” Erangku sembari terus menggenjotkan kontolku.
“Iyyyaaa Reeeennnnn.. keluarin ajaaaa..!!” Pekik Rini menyambut sodokan di memeknya.

Genjotanku kulanjutkan.. rasa semriwing di sekitar kemaluanku sudah mengumpul.
Namun entah kenapa tidak keluar-keluar juga.
Rini sepertinya sudah menyerah, dia tidak bisa lagi melawanku.

Akhirnya dia dalam posisi tengkurap.. melempar bantal dari bawah tubuhnya dan ambruk ke kasur.
Dengan posisiku menindih Rini.. tanganku melingkar ke depan meraih kedua toketnya.

Tak luput kembali kuciumi tengkuk dan leher belakangnya.
Rini yang sudah tak berdaya masih terangsang dengan ciuman-ciumanku..*

Hingga akhirnya, ledakan itu muncul.. “TTttttteeeeeehhhhhhh.. AAAAaaaaaaahhhhhhh..!!”
Kulepaskan semua cairan spermaku.. muncrat.. menyemprot deras dengan kencangnya di dalam memeknya.

Uhhhhh..!! Belum pernah aku selega ini melepaskan spermaku ke dalam liang vagina seorang wanita.
Biasanya aku menggunakan kondom ataupun buang di luar.

Namun sensasi buang di dalam tanpa kondom memang lebih nikmat. CRrrootttt.. crrrrrttttt crrrrrtttttt..!!
Aku bisa merasakan denyutan memek Rini menyambut datangnya cairan hangat spermaku.

“Enaak Ren..”
“Enak banget Teh..”

“Bukan.. bukan, tadi aku bukan nanya ke kamu. Aku bilang ke kamu.. dientotin kamu itu nikmat banget.
Aku beruntung banget setelah sekian lama puasa langsung dapet yang kayak kamu..”

Posisi kami masih dalam posisi bercinta kami sebelumnya..
Aku masih menindih Rini dari belakang dengan kontol masih terhujam di dalam..

Namun akhirnya aku ambruk ke samping. Kuciumi pundak Rini.. kubelai dengan lembut punggungnya..
Dan kubelai rambutnya yang tadinya sudah berantakan. Kami berdua pun ketiduran.
-------ooOoo-------

Aku terbangun melihat jam sudah di pukul 10.30 malam. Aku melihat ke sampingku, Rini tidak ada.
Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka, Rini masuk kembali dan langsung menyerangku.
Malam itu kami lagi-lagi bercinta hingga pagi.

Setelah test drive yang pertama ini kami pun rutin melakukan seks selama lebih dari 1 bulan.
Seringnya saat Wein tidak ada di rumah, atau gantian di apartemenku atau kami ke luar kota.

Sampai akhirnya berita gembira itu hadir, Rini positif hamil.
Wein dan Rini dan juga Keluarga besarnya gembira bukan main.

Aku pun senang akhirnya aku menjadi ayah dan juga bisa membahagiakan Wein.
Namun biarlah Wein yang mengurus anak ini dengan lebih baik.

Aku dan Wein pun masih bersahabat hingga kini.
Tapi yang Wein tidak tau .. meskipun sudah lewat 3 tahun Rini berhasil hamil dan melahirkan anak dariku..
Namun aku dan Rini masih sering bercinta.

Mungkin saja Wein tau dan membiarkan. Entahlah.. aku tak tau bagaimana mengakhirinya.
Ohhhh..!! Bercinta dengan Teh Rini.. benar-benar bikin ketagihan. Ya. Mantap deh pokoknya..!! Hehehe.. (. )( .)
------------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
 
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------

Cerita 130 – Rangsangan Berselingkuh

Part 1


Meski pun awalnya merasa cemas.. akhirnya Mila dapat rileks dan menikmatinya.
Dia dan kekasihnya, Aldi sedang ber-double date dengan teman lamanya Bimo dan tunangannya, Sarah.

“So gimana ceritanya kamu dan Bimo ketemu..?” Tanya Sarah pada Mila.
“Waktu di kampus dulu. Kita punya beberapa teman yang sama..
Dan sampai akhirnya kita bekerja di tempat yang sama setelah lulus. Kita terus berteman sejak itu..”

“Lalu apa kalian berdua pernah kencan atau mungkin pernah punya hubungan khusus yang lain..?”
Sarah tersenyum.. tapi Mila perhatikan Sarah memegangi lengan Bimo dengan posesif.

“Oh nggak pernah..” Mila tertawa. “Kami hanya berteman saja, nggak lebih. Dan kalian sekarang sudah tunangan.
Aku turut bahagia..” Mila berkata jujur. Dia sungguh suka dengan Sarah.

“Rasanya aku sudah sangat mengenalmu..” lanjut Mila.
“Bimo selalu cerita tentangmu.. bahkan sejak dia pertamakali ketemu kamu..” dia menyikut Bimo menggodanya.

“Aku tak percaya kalau kalian sudah jalan 2 tahun lebih dan baru sekarang kamu kenalkan dengan kami..”
“Aku tau, aku tau..” Bimo mengaku dengan canggung.
“Tapi Sarah menetap di kota lain, sulit mendapat waktu yang tepat..”

“Apa kamu akan pindah ke sini, Sarah..?” Tanya Aldi, masuk ke percakapan.
“Atau Bimo yang akan pindah ke sana..?”

“Tergantung di mana nanti tempat Sarah magang..” jawab Bimo.
“Dia lulus semester ini, kita baru putuskan setelah itu..”

“Terus, apa kalian sudah memikirkan untuk hubungan yang lebih serius lagi..?” Goda Sarah.
Dengan tersenyum, Aldi merengkuh Mila dalam pelukannya.

“Well, kita baru jalan beberapa bulan. Tapi semua bisa terjadi nanti..”
-------ooOoo-------

Beberapa hari berikutnya..


Bimo tengah menggoyang Mila. “Ini yang kamu mau, jalang, ini yang kamu mau..!?”
“Oh god, yes, fuck me..!” Jawab Mila sambil mendesah.

Dia kaitkan kaki jenjangnya melingkari pinggang Bimo..
Dengan ujung tumit sepatunya menancap kuat pada pantat Bimo. “Fuck me harder..!!”

Dengan kasar Bimo meremas buah dada Mila yang kecil saat dia menyetubuhinya.
Bara kenikmatan menyengat Mila sewaktu Bimo menjepit putingnya yang sensitif.
“Ya.. begitu Bim, terus begitu..!” Desak Mila parau.

Bimo memperlambat goyangannya dan dengan ujung penisnya dia berusaha mencari titik g-spot Mila.
Begitu Mila memekik parau.. Bimo tau kalau dia sudah berhasil mendapatkannya.

Lalu dia percepat lagi ayunannya.. mengarahkan batang penisnya sedikit miring pada setiap tusukannya..
agar dapat menggesek kelentit dan titik g-spot Mila.

Suara rintihan Mila semakin terus terdengar.. saat Bimo memberinya gelombang kenikmatan ke sekujur tubuhnya.
Dengan cepat orgasme Mila menerjang. Membuat kakinya mengejang..
dan ujung jemari kakinya yang terbungkus stocking menekuk di dalam high heels yang dia pakai.

Bimo juga menyusul tak jauh lagi. “Aku hampir keluar..” dia menggeram.
Mila tak menggunakan birth control.. tapi tak pernah dia menyuruh Bimo memakai kondom.

Mila lebih suka begitu.
Dia suka sensasi rasa dari otot batang penis yang bergesekan dengan dinding vaginanya.

“Jangan keluarkan di dalam..!” Teriaknya.
“Oh ya..?” Bimo mendesis penuh ancaman. “Terus aku keluarkan di mana..?”

Plopp..! Dia cabut batang penisnya dan menjambak rambut Mila.
Dia tersentak kesakitan saat Bimo menarik kepalanya mendekat ke selangkangannya.

“Gimana kalau di wajahmu..?” Geramnya sembari mengarahkan ujung penisnya pada wajah manis Mila.
“Jangan.. jangan..” tolak Mila, tapi terlambat. Crrttt.. crttt.. crttt.. crrrttt..!!

Diiringi dengan suara geraman, Bimo ejakulasi, menyemprot wajah manis Mila dengan air maninya.
Keduanya rebah ke atas ranjang, coba mengatur nafas yang memburu.

Akhirnya.. Mila bangkit dan mengambil sebuah handuk, dia seka sperma dari wajahnya.
Dengan memandang dalam cermin, dia menatap bayangan Bimo dengan pandangan jengkel.

“Kenapa sih sampai kena rambutku..?” Gerutunya sambil mengusap rambutnya dengan handuk.
Bimo tertawa. “Biarkan saja..” godanya.

“Aku yakin Aldi akan suka melihatmu setelah dapat facial..” Mila menyeringai.
Dan dengan jahil dia lemparkan handuk tersebut pada Bimo. “Hey, jangan lempar padaku..!” Bimo protes.

Mila memakai celana dalamnya lalu meraih bra-nya. “Jangan pergi..” ucap Bimo.
“Tinggallah dulu sebentar lagi..” Mila merapikan stockingnya kemudian berusaha mengenakan gaunnya.
“Aku tak bisa, aku harus pergi. Aku sudah ada janji dinner dengan Aldi..”

Bimo mengamati Mila yang tengah mengenakan gaunnya. Tubuhnya begitu indah.
“Bisa bantu dengan ritsletingku..?” Tanya Mila.. dia tahan rambutnya ke atas dan berbalik.

Bukannya membetulkan ritsleting gaun Mila..
Bimo malah menjulurkan tangannya ke depan untuk menggenggam buah dada Mila.
Dia raba buah dada itu dari luar bra dan mencium leher Mila.

“Tinggallah sebentar lagi..” desaknya. “Kita bisa mengulanginya lagi..”
Mila merasakan putingnya kembali mengeras.

Bimo juga merasakan itu dan di gesek dengan jepitan dua jarinya.
Rasa nikmat menyergap tubuh Mila, dari puting ke kelentitnya.
God, dia sangat tau betul cara merangsangku.. pikirnya.

Tapi akhirnya dia berhasil mengumpulkan kesadarannya untuk mendorong Bimo menjauh.
“Bim, aku nggak bisa. Sudah kubilang.. aku ada janji dengan Aldi..”

Bimo mengangkat bahunya menyerah.. dan kemudian dia tarik risleting gaun Mila ke atas.
“Terus apa hubungan kalian akan berlanjut lebih serius lagi..?”

Mila menjawab sambil merapikan rambut dan makeup-nya.
Dia berusa mengabaikan denyutan di antara pahanya.

“Aku belum tau. Aku sungguh menyukainya.. tapi aku belum yakin apa ini akan terus permanen atau tidak.
Maksudku, kami bahkan belum pernah bicara tentang pernikahan sama sekali..”

Bimo meraih paha Mila dan mulai merayap naik hingga berhenti pada pantatnya yang kencang.
“Lalu kalau kamu jadi menikah, apa kamu masih mengijinkanku menikmati ini..?” Goda Bimo dengan menyeringai.

“Aku nggak tau..” tukas Mila. “Kenapa nggak kamu tanyakan pada tunanganmu, Sarah..?”
Nada suara Mila membuat Bimo terkejut. “Apa kamu marah padaku karena bertunangan..?”
“Tidak, tentu saja tidak..” jawab Mila cepat.

“Aku turut bahagia untuk kalian dan aku suka Sarah, aku sungguh suka dia.
Tapi sejak kita mulai persahabatan dengan nilai lebih ini.. seharusnya hanya boleh kalau kita tak punya pasangan tetap.
Apa kamu nggak merasa kalau kita harus sudahi ini semua..? Kita sudah milik orang lain sekarang..”

“Ayolah, Mil..” jawab Bimo said dengan sinis. “Kita sudah pernah punya pasangan dulu dan kamu nggak pernah komplain..”
“Kamu sudah tunangan, brengsek..!” Teriak Mila sengit.

Bimo masih tetap sinis. “Oh, ayolah. Hubunganku dengan Sarah belum berjalan terlalu lama.
Kamu kan tau kalau tunangan kami baru berjalan sebentar. Kenapa kamu jadi marah sekarang..?”

“Lalu apa yang akan kamu lakukan..?” Mila terus mencecar.
“Apa kamu akan terus selingkuh di belakang Sarah selamanya..?”

Bimo rebah di atas ranjang, kedua tangan di bawah kepalanya. “Mungkin..”
Dengan mata terbelalak lebar, Mila menyusul duduk di ranjang.

“Kamu bercanda..? Bahkan setelah kalian menikah..? Bagaimana kamu bisa menghianati dia seperti itu..?
Kukira kamu mencintainya..”
“Tentu saja aku mencintai Sarah, itu alasan aku akan menikahi dia..” Bimo bangkit dan duduk di sebelah Mila.

Dengan menyeringai dia berucap.. “Dengar Mila, kita sudah berteman sangat lama, kan..?
Jadi jangan marah kalau aku bilang ini.. tapi memang inilah kenyataannya, selingkuh itu menyenangkan..”
“Apa..!?” Tanya Mila dengan gusar.

“Kamu dengar apa yang sudah kukatakan. Ini semua tentang jadi nakal. Tentang melanggar batasan.
Tentang risikonya. Kalau kamu terus berjalan lurus-lurus saja, seks akan jadi membosankan.
Itu sebabnya kamu sering dengar kalau orang yang sudah menikah jadi jarang berhubungan seks.
Seks itu hanya jadi menyenangkan kalau dilakukan dengan nakal, terlarang.
Jadi, mungkin aku akan terus selingkuh di belakang Sarah. Itu akan membuatku tetap tertarik dengan seks.
Dan itu bagus untuk pernikahan kami..”

Mila tak sanggup mempercayai apa yang dia dengar. “Ya, benar, tetaplah dengan prinsipmu itu..”
Jawabnya dengan tertawa. “Tapi kamu harus cari pasangan selingkumu yang lain.
Kalau Aldi melamarku, itu akan jadi akhir hubungan kita ini..”

Tangan Bimo terjulur dan mulai membelai paha Mila. Dia dekatkan wajahnya pada Mila.
“Ayolah. Kamu tak mungkin serius..” bisiknya di telinga Mila.
“Ini akan jadi jauh lebih menyenangkan, setelah kamu tunangan..”

Tangan Bimo berhenti di balik gaun Mila..
dan detik berikutnya dia sudah membelai kulit telanjangnya di atas stocking.
Bimo juga mencumbu lehernya, yang selalu dapat merangsang Mila.

Tangan Mila mencoba menghentikan laju tangan Bimo di dalam gaunnya.. tapi Bimo terus melaju..
Dan berikutnya dia sudah sampai bahan tipis dari celana dalam berenda yang dikenakan Mila.

Bimo memberinya sebuah french kiss.. dan Mila mendapati dirinya membuka kedua pahanya untuk Bimo.
Bimo segera menggesek kelentit Mila dari luar celana dalamnya.

“God..” Mila melenguh. Rasanya sungguh enak. “Apa – apa maksudmu, lebih menyenangkan..?”
Dengan susah payah Mila coba bertanya saat dengan perlahan tubuhnya mulai menggeliat pada tangan Bimo.

Bimo menarik Mila untuk berdiri.. ujung tumit sepatunya mengentak di atas lantai kayu.
Bimo singkapkan gaun Mila hingga pinggang. Dia tarik celana dalamnya ke samping..

Kemudian menurunkan tubuh Mila menuju ujung penisnya yang telah mengeras kembali.
Sembari dia tusukkan batang penisnya membelah tubuh Mila.. slebbb.. dia mendesis,

“Berselingkuh di belakang kekasihmu sudah terasa menyenangkan..” Blessepp..!
Batang penis Bimo sudah terbenam seluruhnya sekarang.. dan dia mulai menyodok Mila.

“Akan terasa jauh lebih seru saat selingkuh di belakang tunanganmu..!”
Mila sudah berada di ambang orgasmenya lagi dan dia tau kalau Bimo juga.

Dengan nafas tersengal, Mila berusaha untuk memperingatkan Bimo.. “Jangan keluarkan di dalam..!”
Tapi Bimo tak mengacuhkannya. Jlebb.. jrebb.. jlebb.. jlebb..!!

Dia kencangkan cengkeramannya pada pinggang Mila saat dia menyodoknya semakin keras..
Mencegah Mila agar tidak menjauh. Dia ingin keluar di dalam wanita manis tersebut.

Dia ingin agar Mila terisi dengan air maninya saat dia bertemu dengan kekasihnya, Aldi malam ini nanti.
-------ooOoo-------

Selingkuh itu menyenangkan..
Ucapan Bimo terus terngiang di dalam benak Mila saat dia duduk di depan Aldi di restoran tersebut.

Apa itu benar..? Di sepanjang malam itu.. dia terus memikirkan ucapan Bimo tersebut.
Saat Aldi mengecup pipinya.. dia berpikir.. Beberapa jam tadi, wajahku penuh sperma Bimo..

Saat Aldi menggenggam tangannya, dia membatin,
Tadi tangan ini kugunakan untuk menggenggam batang penis Bimo..
Terasa menyenangkan saat memikirkan itu semua. Dia tau itu salah. Itu terlarang.

Tapi itu hal tabu yang menyenangkan. Dia raih duakali orgasme bersama Bimo hanya beberapa jam sebelumnya.
Tapi hanya memikirkan itu semua bisa membuat birahinya menggelegak.

Seusai dinner keduanya pergi ke pertunjukan teater.
Mila menyilangkan kedua kakinya dan tangan Aldi berada di paha Mila, seperti yang selalu dia lakukan.

Tangan Aldi mulai bergerak meraba paha Mila dan ujung jarinya berhenti tepat di bawah gaun Mila..
Tapi karena sekarang di sekeliling mereka ada orang banyak, Aldi tak meneruskannya.

Tiada hentinya Mila terus berpikir..
Kalau Aldi menyentuh vaginaku sekarang, dia akan merasakan sperma Bimo..
Pikiran nakal tersebut membuat Mila bergidik.

“Kamu nggak apa-apa..?” Tanya Aldi khawatir.
“Ya..” Mila coba menjawab dengan nada sewajarnya. “Hanya agak dingin rasanya di sini..”

Harusnya Bimo tidak keluar di dalam. Terkadang dia bisa jadi begitu menyebalkan.
Tapi kekurangajarannya itu juga membuatnya terangsang.

Hubungan seks mereka sebenarnya tak bisa dikatakan mesra. Bimo tak pernah berlaku lembut atau penuh perhatian.
Kala mereka berhubungan badan.. dia memperlakukan Mila sebagai perempuan jalang.
Tapi itulah sebabnya Mila sangat suka berhubungan seks dengannya.

Dia suka diperlakukan kasar.. dan birahinya selalu jadi lebih berkobar saat pria memegang kendali seutuhnya.
Dengan rambut hitam legam.. wajah muda yang manis dan segar.. Mila terlihat begitu lugu dan seakan tanpa dosa.

Tapi sesungguhnya dia suka bertingkah nakal, liar. Dia suka dimanipulasi..
Diperlakukan sebagai wanita jalang dan Bimo memberikan itu semua.

Tapi wajah manis.. lugu dan tanpa dosa dengan tubuh indah menggiurkan menyamarkan itu semua.
------------ooOoo-------------

Beberapa minggu kemudian. Mila dan Aldi tengah sarapan saat telpon berdering.
Hallo..?” Jawab Mila.
“Hai, ini aku. Sarah nggak bisa datang akhir pekan ini. Kamu bisa ke mari..?”

Mila melirik ke arah Aldi, yang sedang baca koran.
Hari ini mereka sudah berencana untuk menghabiskan waktu berdua.

“Aku nggak tau..” jawabnya ragu.
“Bilang ke Aldi aku butuh bantuanmu untuk belanja cari hadiah untuk ulang tahun Sarah..”

Mila merasa bingung. Dia sudah menantikan untuk bersama Aldi hari ini, dia sungguh menyukainya.
Mungkin dia benar-benar sudah jatuh cinta. Tapi sekarang sudah lebih dari sebulan sejak terakhir dia bertemu Bimo.

Biasanya mereka melampiaskan birahi setidaknya sekali seminggu.
Itu sudah jadi rutinitas mereka sejak masih kuliah. Mila menyebut itu ‘resep Bimo’.

Bimo adalah the best lover yang pernah dia dapat..
Dan bahkan saat dia sedang menjalin hubungan dengan pria lain.
Seperti sekarang ini, saat dia bersama Aldi.. dia masih mendambakan apa yang bisa Bimo berikan untuknya.

Tapi belum pernah dia menjalin hubungan seserius sekarang.. seperti yang tengah dijalinnya bersama Aldi.
Namun.. tetap saja tubuhnya punya keinginan untuk dipenuhi..

Dia menoleh ke arah Aldi, ada sedikit rasa bersalah. “Honey..?” Ada rasa ragu untuk memulai.
“Bimo tanya.. apa aku bisa membantunya hari ini.
Sarah ulang tahun minggu depan dan dia butuh bantuan untuk cari hadiah..”

Aldi terlihat kecewa. “Bukannya kita punya rencana sendiri hari ini. Baca koran, makan siang di luar, nonton film.
Aku sudah menantikannya..”
“Aku tau.. aku juga honey. Kuusahakan pulang saat dinner..”

Dia julurkan kakinya di bawah meja dan perlahan menekankan ujung jari kakinya ke selangkangan Aldi.
“Kita habiskan malam nanti berdua..” Aldi merasakan selangkangannya menyesak.

Dia merasa kecewa..
Tapi dia tak mau jadi seperti salahsatu pria yang membatasi kekasihnya dalam berteman dengan pria lain.
“Baiklah, pergilah..”

Tersenyum lega, Mila membungkuk ke depan dan mencium Aldi. Lalu dia raih pesawat telpon.
“Oke, kita ketemu di mall satu jam lagi..”
“Bagus..” jawab Bimo. Dia jadi ereksi sekarang.

Bimo berbisik di telpon.. “
Mila.. ingat saat kamu cerita tentang bustier yang dibelikan Aldi di hari Valentine..? Nanti pakai, oke..?”
Alis Mila berkerut. “Kita lihat saja nanti..” jawabnya asal.

Sesudah menutup telpon, Mila mencium Aldi sekali lagi. “Terimakasih sudah begitu pengertian.
Bimo sangat butuh bantuan, dia ingin membuat Sarah terkesan. Aku janji akan menebusnya nanti malam..”

Tangan Aldi menggapai tubuh Mila dan menariknya dalam pelukannya.
Tangannya menuju pantat Mila yang sekal dan kencang. “Gimana kalau quickie..? Masih satu jam lagi..”

Mila tertawa geli. “Aku mau, tapi aku harus berdandan..”
Dia berontak lepas dari rengkuhan Aldi dan lari menuju kamar.
“Aku harus bergegas, kamu sudah tau kan, berapa lama aku dandan..?” Ucapnya dari balik bahu.

Mila merasa bingung. Apa yang akan dia pakai..?
Dia tak mau Aldi melihat gaunnya terlalu seksi untuk acara belanja dengan Bimo nanti.
Biasanya dia hanya memakai jins dan atasan, dengan lingerie seksi di dalamnya.

Tapi Bimo ingin dia memakai bustier. Dia tau kenapa.
Bimo kadang juga bertingkah mesum. Tapi itu artinya dia harus memakai sebuah rok.

Akhirnya.. dia putuskan untuk memakai sebuah blus sutera berwarna putih tulang..
dan dipasangkan dengan sebuah rok berlipat warna hitam yang hanya sampai di atas lututnya.

Di dalamnya dia memakai bra model penuh dan sebuah celana dalam serta panty hose berwarna hitam.
Dia ikat rambutnya ke atas dan memberi sapuan makeup tipis di wajahnya.
Dia komplitkan penampilannya dengan sepasang sepatu model ballerina berwarna hitam.

Dia tak bisa memakai bustier tersebut sekarang.
Aldi pasti akan memberinya sebuah pelukan sebelum dia pergi dan dia akan bisa merasakan bustier tersebut.
Lalu dia harus memberi alasan kenapa memakai lingerie seksi hadiah Valentine Aldi tersebut.

Dia mencari di dalam lemari pakaiannya.. dia temukan sebuah tas untuk belanja.
Pertama.. dia masukkan bustier tersebut dan beberapa barang..

Kemudian dia menutupinya dengan sebuah gaun yang baru saja dia beli.
Dia bercermin. Terlihat cantik, tapi nggak seksi. Paling tidak, terlalu seksi.

Dengan membawa tas dia keluar dari kamar. “Kamu terlihat cantik..”
Aldi langsung berkomentar dan merengkuhnya dalam pelukannya lalu menciumnya.
“Tapi memang kamu selalu terlihat cantik..”

Semakin merapat, dia berkata.. “Meskipun, dandananmu sedikit berlebihan..”
Mila tersenyum lugu dan menunjuk tas belanja yang dia bawa.

“Aku tau.. tapi aku punya rencana untuk menukar baju yang baru kubeli kemarin.
Itu.. yang kamu bilang nggak begitu suka..? Makanya aku pakai ini..
Biar bisa gampang mencoba beberapa baju lainnya..” Kumohon jangan periksa isi tasku.. doa Mila dalam hati.

Aldi menariknya ke dalam pelukannya lagi dan tangannya menggapai tepian rok Mila.
“Aku tak masalah.. kamu tau aku suka melihat paha indahmu..”

Tangan Aldi menyusup ke balik rok dan mengelus paha Mila.. dari lutut ke pahanya berulangkali.
“Lho, nggak pakai stocking..?” Suaranya terdengar kecewa.
“Kamu tau kalau aku nggak suka kamu pakai pantyhose..”

Mila tertawa dan dengan bercanda dia dorong Aldi menjauh.
“Aku cuma pergi dengan Bimo, konyol ah, dan thigh high mahal harganya.
Aku nggak mau menyia-nyiakan itu hanya untuknya. Aku harus pergi sekarang.
Sampai ketemu lagi nanti, oke..? Dan nanti aku akan pakai stocking hanya untuk kamu..!”

Dengan menyeringai lebar, Aldi berkata.. “Oke, aku bisa tunggu..”
Dan dia memberikan ciuman perpisahan untuk kekasihnya.
-------ooOoo-------

Sebelum sampai di apartemen Bimo.. Mila singgah dulu di sebuah pom bensin.
Dia angkut tasnya dan bergegas menuju ke kamar kecil. Dia terburu-buru..
Karena dia sadar kalau dia hanya punya waktu beberapa jam saja bersama Bimo.

Mila melepas semua pakaiannya..
hingga tubuhnya hanya berbalut sebuah handuk saja di dalam kamar kecil tersebut.

Dia semprotkan parfum di belakang telinganya.
Di antara belahan dadanya dan terakhir di antara selangkangannya.

Dia cari di dalam tasnya, dikeluarkannya bustier tersebut dan langsung dia kenakan.
Terlihat begitu ketat membungkus tubuh rampingnya..

Dan membuat buah dadanya setingkat lebih besar dari ukuran sebenarnya.
Tak heran Aldi selalu suka saat dia memakainya.

Kembali dia mencari di dalam tasnya dan mengeluarkan sepasang stocking baru berwarna hitam.
Dengan cepat dia buka bungkusnya dan mengeluarkan stocking berbahan sutera tersebut..
Kemudian dengan hati-hati dia pakaikan pada sepasang paha jenjangnya.

Dia pasangkan bagian atas stocking tersebut pada pengait garter straps yang terhubung pada bustier.
Dia tak mau repot-repot dengan celana dalam. Mila pakai kembali roknya.

Kali ini dia menariknya tinggi hingga naik melewati pinggangnya..
hingga ujungnya hanya sampai di atas lututnya.
Mengubah sebuah rok yang konservatif menjadi sebuah rok mini.

Kemudian dia pakai kembali blusnya.. tapi tak dia kancingkan dua buah kancing bagian atas.
Membiarkan belahan dadanya yang terdesak bustier terpampang indah menggoda.

Sekali lagi mencari dalam tasnya.. dia kelarkan sepasang stiletto heel berwarna hitam, lalu memakainya.
Dia bergerak ke depan cermin.. dia lepaskan tali rambutnya.
Membiarkan rambutnya tergerai bebas menyentuh bahunya yang ramping.

Dia rapikan rambutnya dan memberi sentuhan pada riasannya sekali lagi..
Kali ini riasan yang lebih ‘berat’.. yang dia tau betul dapat menonjolkan sisi ‘nakal’ dari kecantikannya.

Akhirnya.. dia telah siap. Dia masukkan kembali semuanya ke dalam tasnya.
Lalu memeriksa sekali lagi ke hadapan cermin.. dia melangkan menuju tempat Bimo.
-------ooOoo-------

Bimo benar-benar menikmati waktunya bersama Mila.
Mereguk setiap tetes kenikmatan yang diberikan tubuh Mila.
Keduanya rebah berdampingan di atas ranjang Bimo, sama-sama masih berpakaian lengkap.

Bimo membelainya, jemarinya menelusuri belahan bukit dada Mila yang terbuka..
Lalu membuat gerakan melingkar pada buah dadanya.
Paha Bimo berada di antara paha Mila dan rok Mila tersingkap tinggi hingga atas pahanya.

Bimo telusuri bagian atas stocking tersebut.. dan berikutnya garter starpnya.
Ujung jarinya bergerak dari licinnya bahan sutera tersebut hingga kulit telanjangnya yang lembut.
Begitu berulang-ulang.

Mila teramat birahi. Sentuhan Bimo membuatnya gila..
Tapi gairahnya menginginkan lebih dari hanya sekedar semua sentuhan Bimo tersebut.

Bimo lepaskan kancing blus Mila lalu menyusup ke dalamnya.
Jemarinya menjelajahi gundukan di depan bustier tersebut.

“Apa Aldi menyetubuhimu, malam itu, setelah kita bersama..?
Bagaimana rasanya.. dengan maniku di dalammu..? Apa rasanya nikmat..?”

Kedua mata Mila terpejam saat dia nikmati belaian Bimo.
“Rasanya selalu nikmat saat Aldi bercinta denganku..”

Bimo menggoda Mila dengan memencet putingnya..
Yang sekarang telah terpampang sebagian dari balik ujung atas bustiernya.

“Kamu tau maksudku. Apa rasanya lebih hebat..? Bukankah terasa lebih seru, dengan maniku di dalammu..?
Apa kamu tak merasa lebih nakal bercinta dengannya sehabis kamu bersamaku..?
Bukankah rasanya.. sensasinya lebih menggairahkan..?” Mila tak menjawabnya.

“Aku nggak paham..” katanya. Dia taruh tangannya di selangkangan Bimo.
“Itu membuatmu terangsang, kan, bahwa kamu lebih dulu di dalam tubuhku sebelum Aldi..?”

Mila merasakan batang penis Bimo berkedut. “Aku rasa memang iya..” dia tertawa geli.
Lalu ekspresinya berubah serius. “Kenapa ini membuatmu begitu terangsang..?”

“Aku sudah bilang padamu selingkuh itu menyenangkan, mendebarkan, sangat merangsang..”
Bimo menyeringai. “Well.. jauh lebih hebat kalau kamu melakukannya dengan kekasih lelaki lain..”

Mila mencibirkan bibir pada Bimo. “Kamu sangat jahat..!” Dia mendorongnya.
“Apa bedanya Aldi dengan pacar-pacarku yang dulu..? Kamu kan dulu juga melakukannya.
Kenapa sekarang jadi lebih merangsang..?”

Bimo menyeringai.
“Jangan berlagak bodoh, kamu tau jawabnya. Kamu belum pernah serius dengan pria lainnya.
Lain ceritanya kamu dengan Aldi. Tapi daripada bersama Aldi, kamu lebih memilih di ranjangku sekarang.
Kamu menyukai Aldi, bahkan cinta.. tapi kamu biarkan aku menyetubuhimu.
Apa kamu tidak lihat betapa hebatnya sensasi rangsangan dari ini semua..?”

“Kamu gila..” kata Mila. Dia hendak menjauh, tapi Bimo menariknya kembali.
“Ayolah.. nggak usah bohong. Aku kenal kamu. Aku tau isi kepala cantikmu. Mungkin kamu terlihat lugu di luar.
Tapi sebenarnya kamu wanita yang liar. Berselingkuh di belakang pacarmu membuatmu terangsang juga..”

“Itu nggak benar..” protes Mila.
Bimo membelai bustier berbahan sutera tersebut, jemarinya meluncur di gundukan dada Mila.

“Mila, Aldi memberimu hadiah ini di hari Valentine, kan..? Aku yakin ini jadi busana yang spesial baginya, kan..?
Mungkin kamu hanya memakainya di acara yang spesial saja, seperti hari jadi kalian.
Apa kamu nggak merasa bersalah, sudah sembunyi-sembunyi memakainya untukku..?
Apa kamu nggak merasa bersalah saat aku setubuhi kamu dengan memakainya..?
Dan apa rasa bersalah itu nggak membuatmu terangsang..?
Bukankah mengasikkan, mendebarkan saat menjadi nakal dan liar..?”

Mila terdiam untuk waktu yang lama. Bimo benar.. dia merasa bersalah telah memakai bustier ini.
Tapi dia ingat betul..
betapa mendebarkannya saat menyelinap dari Aldi dan berganti pakaian di pom bensin tadi.

Risiko dan perasaan nakal tersebut teramat sangat membakar birahinya.
Tapi Mila belum siap untuk mengakuinya di depan Bimo.
Dia tanggalkan roknya dan kemudian blus yang dia pakai, stocking dan stiletto heel-nya.

Dia buka ritsleting celana Bimo.. kemudian dengan hati-hati mengeluarkan batang penisnya yang keras.
Perlahan dia merangkak menaikinya. “Nggak usah ngomong lagi. Aku ingin kamu sekarang..”

Dia bimbing batang penisnya memasuki tubuhnya sendiri dan kemudian dia turunkan tubuhnya. Slebb..!
Saat dia bergerak turun naik di batang penis Bimo, Mila menatap matanya.
“Jangan main-main hari ini. Kamu harus keluarkan di luar, oke..?”

Bimo menggeramkan persetujuannya. Vagina rapat milik Mila terlalu nikmat rasanya.
Dia meraih buah dada Mila yang kecil dan langsung meremasnya.

Lalu dia gulingkan tubuh Mila ke bawah dan melanjutkan menyetubuhinya dengan gaya missionary.
Keduanya sudah berada di ambang orgasme. “Kamu tau di mana akan kukeluarkan, pelacur..?” Desis Bimo.

CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
 
mantap bang
 
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------

Cerita 146 – Rangsangan Berselingkuh

Part 2

“Akan kusemprotkan semua di bustiermu..
agar setiapkali kamu memakainya untuk Aldi, jadi bekas air maniku..!”
“Oh gawwwwd..!!” Mila mengerang dan punggungnya meregang saat dia raih orgasmenya e.

“Kocok aku..!” Perintah Bimo begitu dia cabut batang penisnya dari dalam vagina Mila.
“Semprotkan maniku ke seluruh bustiermu..!” Masih dalam pergolakan orgasmenya sendiri..
tangan Mila meraih di sela tubuh mereka dan dia genggamkan tangannya pada batang penis Bimo.

Dia memompanya, mengarahkan kepala penisnya yang bulat ke bustier hadiah Aldi untuknya di hari Valentine.
Detik berikutnya sekujur tubuh Bimo bergetar hebat.. crrttt.. crrttt.. crrttt.. crrtt..!
Dan dia berejakulasi di seluruh bustier yang dipakai Mila.
-------ooOoo-------

Dengan perlahan Aldi mengocok keluar masuk dalam vagina Mila.
Orgasmenya sudah begitu dekat dan dia ingin menahannya selama yang dia mampu.

Mila bisa merasakan kalau Aldi sudah di amabang batas. Dia kaitkan kakinya melingkari pinggang Aldi seerat mungkin..
dan dia hentakkan pinggulnya ke atas menyambut tiap sodokan Aldi..
menginginkan batang penis Aldi agar terbenam sejauh mungkin dalam tubuhnya.

“Aku mau keluar..” erang Aldi. Mila mengeratkan dekapannya ke tubuh kekasihnya.
“Aku juga, aku hampir keluar..” Mila tersengal.. dia benamkan kepalanya di dada Aldi dan merengek..
“Oh god oh god..!!” Aldi menggeram dan dia semburkan air maninya ke dalam kondom.

Sepasang kekasih tersebut saling berdekapan untuk beberapa lamanya..
hingga kemudian Aldi berusaha menarik tubuhnya..
Berusaha untuk berhati-hati agar kondom yang membungkus batang penisnya tidak terlepas.

Seperti biasanya.. Mila menggerakkan kepalanya turun menuju selangkangan kekasihnya..
dan dengan penuh kelembutan dia lepaskan kondom tersebut dari batang penis Aldi yang melemas.

Dia peras air mani dari dalam kondom tersebut ke dadanya, lalu meratakannya ke sekujur buah dadanya sendiri.
Kemudian dia jilati air mani yang tersisa di batang penis Aldi..
berusaha untuk tak menyentuh kepala penisnya yang sensitif.

Aldi menyaksikan apa yang tengah dimainkan kekasihnya dengan seksama.
Itu tak pernah gagal menyalakan birahinya. Mila memiliki wajah paling manis dan paling cantik..
tapi di balik itu dia adalah seorang wanita yang liar di atas ranjang.

Belum lagi kombinasi tubuhnya yang menggiurkan, buah dadanya yang meski pun kecil..
tapi mempunyai bentuk yang demikian sempurna, pantat yang kencang dan sepasang paha nan jenjang.

Kesemuanya itu merupakan mimpi basah dari setiap pria.
Aldi suka cara pandang para pria terhadap kekasihnya tersebut setiapkali mereka kencan. Dia begitu seksi.

Kendati dia baru saja orgasme beberapa saat berselang, Aldi merasa ereksi kembali.
Dengan enggan dia menariknya menjauh. “Aku harus pergi sekarang kalau nggak mau ketinggalan pesawat..”

Mila cemberut. Dia begitu merindukan kekasihnya. “Aku harap kamu nggak jadi pergi..”
Aldi menciumnya. “Aku tau. Aku akan kembali beberapa hari lagi, lebih cepat kalau meetingku cepat selesai..”

“Aku harap begitu. I love you..”
Aldi mencium Mila lagi. “I love you too..”
-------ooOoo-------

Mila hanya rebahan saja di atas ranjangnya selepas Aldi pergi. Dia merasakan frustrassi secara seksual.
Dia mencintai Aldi.. tapi hanya saja Aldi bukanlah seorang pecinta yang andal.
Jarang sekali dia raih puncak kenikmatan saat mereka bercinta.

Memang dia dapat rasakan kenikmatan kala mereka melakukannya..
tapi tanpa getar letupan orgasme yang sanggup membuat setiap ujung jari kakinya menekuk.
Selalu saja dia merasa terhempas dengan perasaan tak terpuaskan serta frustrasi.

Tentu saja tak pernah dia ungkapkan semuanya itu pada Aldi.
Dia tak mau melukai perasaannya. Dan untung saja dia bisa menutupinya dengan sangat baik.

Dia sudah tak berhubungan dengan Bimo sejak Bimo menikah beberapa bulan yang lalu.
Tapi bukannya Bimo tak mencobanya. Bimo terus menelponnya setiap waktu.
Bahkan Bimo ingin melakukannya di malam sehari sebelum dia menikah..!

Dan waktu pesta resepsi pernikahannya.. Bimo berhasil membuat Mila berada di sebuah kamar kosong..
hanya berdua saja dengannya dan memncumbu Mila dengan jari-jarinya.

Sebenarnya tiada hentinya Bimo memohon pada Mila untuk memberinya quick blow job..
Tapi Mila berhasil kabur keluar dari kamar tersebut.

Itu sudah tak benar lagi.. sudah melenceng jauh. Ya.. selingkuh memang mengasikkan.
Tapi Bimo sudah menikah sekarang dan hubungannya dengan Aldi sudah semakin bertambah serius.

Sebelumnya perselingkuhan mereka tak lebih hanya sebuah permainan seks yang nakal saja..
Dan Mila mau melakukannya karena mereka belum punya ikatan yang serius.

Semuanya sudah lain sekarang. Namun tubuhnya mendambakan tubuh Bimo.
Birahinya melebihi semua rasa mendebarkan dari berselingkuh.

Bimo memang seorang pecinta yang lihai.
Dia tau betul semua titik sensitif tubuh Mila dan sangat tau cara menyentuhnya.
Dan batang penisnya sungguh menakjubkan.

Dia teringat sewaktu di bangku kuliah.. semua temannya berkata kalau ukuran tidaklah penting.
Dia selalu setuju.. karena itu sudah jadi pakem yang ada di lingkungannya..
Dan dia tak begitu tau apa memang ada yang ebih baik dari itu semua.

Setelah lulus dia mulai aktif secara seksual.. dan dengan cepat menyadari kalau ukuran memang berpengaruh.
Setidaknya bagi dirinya sendiri. Lelaki yang memiliki tubuh bagus lebih menggairahkan.

Penis berukuran besar lebih nikmat dibandingkan yang berukuran kecil.
Penis berukuran besar lebih menggairahkan untuk dilihat..
Lebih merangsang untuk disentuh dan terasa lebih nikmat saat berada di dalam tubuhnya.

Ya.. Aldi seorang pecinta yang penuh perhatian.. tapi dia tak handal di atas ranjang.
Mila merasa bersalah memikirkannya.. tapi dia tak mampu mengingkari kenyataannya.

Dia sudah berusaha mengajarinya apa yang dia senangi dalam seks.. tapi itu tak sanggup membantu.
Bahkan saat Aldi melakukan tepat seperti yang diminta Mila.. itu tak terasa semenyenangkannya..
saat melakukanya dengan Bimo.. atau pun saat dengan pria lain yang pernah bersamanya.

Bimo mempunyai tubuh yang kekar dan tinggi besar. Aldi tidak. Dan Bimo tau apa yang diharapkan Mila.
Bimo tau kalau Mila suka sedikit dilecehkan.. Mila suka diperlakukan layaknya seorang pelacur binal.

Aldi takkan mungkin memperlakukannya seperti itu. Dia terlalu baik dan perhatian.
Mila mencintai Aldi dan merasakan kebahagiaan lebih dari yang pernah dia rasa sepanjang hidupnya.

Tapi jika Aldi melamarnya, apa dia akan mengatakan iya..?
Seks bukanlah segalanya.. tapi Mila takkan sanggup menjalani hidupnya selalu merasakan tak terpuaskan.

Mila butuh sebuah pelepasan. Dia gerakkan tangannya turun menuju kelentitnya dan mulai menggesek.
Dia pejamkan matanya dan dengan diiringi perasaan bersalah dia berkhayal tentang Bimo.

Dengan tangan yang satunya, dia remas buah dadanya.
Dia membayangkan Bimo menyutubuhinya dengan penis besarnya.

Namun rasa bersalahnya semakin bertambah besar melebihi birahinya.
Dia ubah fantasinya pada seorang pria yang mencoba mendekatinya di malam sebelumnya.

Dia dan Aldi tengah singgah di sebuah bar untuk minum dan saat Aldi pergi ke kamar kecil, pria itu mendekatinya.
Dia perkenalkan namanya, Gery. Mila coba acuhkan usaha pria tersebut.
Tapi itu sebelum dia amati Gery memiliki bahu yang bidang dan wajah yang jantan.

Saat Gery melangkah pergi.. dia berhasil meremas pantat Mila sekilas dan juga memepetkan tubuhnya..
membuat Mila merasakan miliknya yang keras dan besar.

Mila bayangkan Gery memaksanya ke sebuah pojok ruangan di bar tersebut yang gelap dan mulai mencumbunya.
Mila semakin merasa birahinya menggelegak nakal, dia tambahkan Aldi ke dalam fantasinya.
Aldi sedang mengerjai anusnya.. sedangkan Gery menggasak vaginanya. Tidak.. itu tak mungkin terjadi.. batin Mila.

Lalu dia mengubah fantasinya menjadi, Gery menggoyang vaginyanya dan Aldi menjilati kelentitnya.
Ya, itu lebih nyata, pikirnya dan jemarinya pun bergerak semakin cepat pada kelentitnya sendiri.

Sejenak berikutnya Mila meraih orgasmenya. Tapi biar pun itu memberikannya sebuah kenikmatan..
dia masih merasakan tak terpuaskan. Mila menutup wajah dengan kedua tangannya.
Dia merasa begitu frustrasi, dia merasa ingin menangis.

Terdengar bunyi telpon berdering. Mila menjawabnya, mengira itu dari Aldi. Tapi ternyata itu Bimo.
“Hanya ingin tau gimana kabarmu..” Bimo memulai.

“Sarah sedang pergi ke rumah orangtuanya akhir pekan ini. Aldi mana..?” Mila tau alasan Bimo menelponnya.
Untuk beberapa bulan belakangna dia masih mampu menolaknya.. tapi dia teramat sangat membutuhkannya.

Dia tak ingin berselingkuh lagi. Dia tak mau menghianati Aldi. Tapi hasratnya tak kunjung reda.
Dengan perasaan benci yang begitu besar pada dirinya sendiri, dia berkata.. “Di mana kita bisa ketemu..?”
-------ooOoo-------

Aldi naik ke pesawatnya. Dia merasakan begitu banyak emosi yang berkecamuk dalam dadanya.
Dia merasa curiga bahwa Mila punya affair dengan Bimo cukup lama.

Saat mereka kira dia tak melihat.. kadang dia saksikan Bimo menyentuh Mila dengan begitu intim.
Belaian singkat di paha atau pantatnya.. kadang sebuah senyuman penuh makna..

Yang kemudian berlanjut dengan remasan pelan di buah dada Mila. Mila selalu mendorong Bimo menjauh..
Tapi dia tak pernah marah dan tak pernah mengatakan semua itu padanya.

Aldi mulai memperhatikan semua itu.
Kadang.. saat Mila pulang kerja, dia bisa mencium bau parfum Bimo di rambut Mila.

Kadang sepulang dia pergi belanja atau nonton film dengan Bimo..
dia temukan stockingnya di tempat sampah, ada bekas bercak-bercak.

Sangat mudah baginya untuk menyewa seorang detektif pribadi untuk menyelidiki Mila.
Memang mahal biayanya, Tapi dia punya uang lebih di tabungan pribadinya.
Dia merasa tak enak sudah menyuruh orang untuk membuntuti Mila, tapi dia harus tau kebenarannya.
-------ooOoo-------

Aldi mengamati foto-foto di tangannya.
Semuanya dengan kualitas tinggi dan semuanya membuktikan kecurigaan Aldi.

Masih memandangi foto-foto tersebut, Aldi bertanya.. “Dan kamu juga punya videonya..?”
Sang detektif sewaan menunjuk pada sebuah amplop yang diletakkan di atas meja Aldi.

“Ya, aku punya. Mereka pergi ke sebuah hotel.. tapi gordennya sedikit terbuka.
DVDnya ada di dalam amplop bersama beberapa foto lagi..”

Aldi memberikan setumpuk uang pada sang detektif.
“Ini seperti yang kujanjikan. Akan kuurus sendiri dari sini..”

Setelah sang detektif pergi, Aldi mengunci pintu kantornya.
“Lisa, tahan semua telpon untukku..” ucapnya ke sebuah intercom.

Dia buka amplop tersebut, dia singkirkan foto-fotonya dan menghubungkan DVD ke televisi.
Video itu dibuka dengan adegan Mila berdiri di depan Bimo.. yang sedang duduk di pinggiran ranjang.
Blus yang dipakainya terbuka dan Bimo tengah asik mencumbui buah dadanya.

Aldi bisa menyaksikan kalau Mila memakai salahsatu bra berenda miliknya.
Bimo meremasi buah dadanya dan mengisap kelentitnya yang terbuka.

Aldi menyaksikan saat tangan Bimo bergerak dari buah dada Mila menuju ke pantatnya..
kemudian merayap masuk ke dalam roknya.
Tangan Bimo bergerak di dalam rok Mila menuju pantatnya, menyingkapkan naik roknya melewati paha.

Aldi menyaksikan Mila mengenakan garter belt berenda dan sebuah thigh high stocking berwarna hitam.
Bimo meremasi bongkahan pantat Mila yang kencang. Dia sama sekali tak memakai celana dalam.

Kemudian Bimo mengarahkan tangannya menuju vagina Mila.
Aldi saksikan saat Bimo mulai memasukkan satu jari dan disusul dua jari ke dalam vagina Mila.

Jari-jari Bimo terlihat mengkilat oleh cairan.. tampak nyata bahwa Mila sudah basah kuyup.
Saat jari-jari Bimo menyetubuhinya.. ibu jari Bimo tiada henti menggesek kelentit Mila.

Kedua mata Mila terpejam dan kepalanya terayun dari sisi ke sisi.
Dia tenggelam dalam birahinya dan kedua kakinya yang memaki high heel terlihat mulai goyah.
Jika saja tangan Bimo tak menahan pantatnya, mungkin Mila akan jatuh tersungkur.

Mila terlihat mengucapkan sesuatu.. begitu pelannya hingga sulit bagi Aldi untuk dapat mendengarnya.
“Fuck me, fuck me..!” Ucap Mila berulang-ulang.

Bimo menarik tangannya menjauhi vagina Mila dan dia turunkan resleiting celananya..
lalu menurunkannya hingga mata kaki. Dia pegangi batang penisnya dalam genggaman tangan.

Aldi tak bisa mempercayai ukuran penis milik Bimo. Bukan saja panjangnya, tapi juga besarnya.
Aldi kira penis berukuran seperti itu hanya ada dalam film-film biru saja.

“Ini yang kamu inginkan..?” Tanya Bimo, mendesaknya. Mila menunduk.
“God, yes..” desahnya. “Aku sangat menginginkannya..” Tangannya meraih dan mulai mengocoknya.

Tangan Mila menggapai ke belakang dan dia buka pengait roknya.. membiarkannya jatuh ke atas lantai.
Dia dorong tubuh Bimo ke atas ranjang dan mulai menaikinya.
Tangannya menggapai ke bawah dan membimbing Bimo ke belahan vaginanya.

Bimo terus menggoda Mila. “Kamu sangat ingin ini, kan..?” Slebb..
Mila mendorong ujung kepala penis besar tersebut membelah tubuhnya.

“Oh god yes..” dia mengerang. Dia pejamkan matanya rapat saat dia turunkan tubuhnya ke Bimo.
“Aku sangat butuh ini..”
“Aldi nggak mampu memuaskanmu, benar kan..?”

Dengan berusaha susah payah untuk memasukkan batang penis Bimo lebih jauh lagi ke dalam tubuhnya..
dengan tersengal Mila berusaha menjawab diantara nafasnya yang berat..
“Dia – nggak punya – sesuatu – yang cukup – untuk diberikan padaku..”

Terlihat memakan waktu yang cukup lama bagi Mila untuk memasukkan..
seluruh batang penis Bimo ke dalam tubuhnya.
Lalu mulailah dia menggerakkan tubuhnya naik turun dengan pelan.

Gerak persetubuhan mereka semakin meningkat cepat dan tak lama kemudian semakin bertambah cepat saja.
Setiapkali Mila menekan ke bawah.. Bimo dengan penuh tenaga mendorong ke atas..
menyambutnya tanpa ampun.. membuat Mila terpekik setiapkalinya.

Mila menarik tubuhnya hingga hanya tinggal kepala penis Bimo saja yang terjepit vaginanya..
lalu slebb.. blesspp.. dia hempaskan turun dengan keras lagi.

Desah lenguhan Mila terdengar tanpa henti dan wajahnya menggambarkan ekspresi kenikmatan yang seutuhnya.
Belum pernah Aldi melihat kekasihnya seperti ini.
Kelihatannya belum pernah sekali pun dia memberikan kenikmatan seperti ini padanya.

Mila menarik tangan Bimo ke dadanya.. tapi blus dan bra yang masih dia kenakan menghalangi.
Dengan cekatan dia lucuti semua kancing blusnya dan menjatuhkannya ke atas lantai.
Branya menyusul berikutnya dan sekali lagi dia bawa tangan Bimo ke dadanya.

“Pilin putingku..!” Pintanya. Bimo lakukan yang dia minta. Kala Bimo terus memainkan puting buah dada Mila..
Aldi saksikan kekasihnya membelai dada bidang dan lengan kekar milik Bimo.

Kemudian Mila tepiskan lengan Bimo ke samping dan dia menunduk untuk mencium Bimo.
Dapat Bimo lihat dari tonjolan di pipi mereka, kalau keduanya tengah saling menjelajahi mulut masing-masing.

Mila lepaskan ciumannya dan merintih, “Aku hampir keluar..!”
Aldi saksikan wajah Mila diselimuti kenikmatan seluruhnya saat gelombang orgasme menguasai sekujur tubuhnya.

Saat di puncaknya.. punggung Mila meregang ke belakang.. dan kuku-kuku jarinya menancap erat di dada Bimo.
Bimo biarkan Mila rehat beberapa saat..
Lalu dia balikkan tubuh Mila hingga sekarang berada di bawah tindihan tubuhnya.

Aldi saksikan Bimo tiada henti menyetubuhi Mila dalam 15 menit berikutnya.
Terlihat Mila mendekati orgasme berikutnya. Gerakan Bimo semakin cepat dan tak beraturan.. dia menggeram keras..

“Aku akan keluarkan di dalam..!” Tepat saat Bimo mengucapkan itu, orgasme Mila meledak..!
Ia kaitkan kakinya melingkari pinggang Bimo.. menariknya lebih jauh ke dalam tubuhnya.

Bimo menggeram sekali lagi.. dan Aldi tau kalau dia sedang berejakulasi di dalam rahim kekasihnya.
Setiapkali dia memompa diiringi oleh geram jeritannya.

Mila mulai terdengar meraungkan rintihannya saat wajahnya diselimuti aura kenikmatan sekali lagi..
menggambarkan ledakan orgasme yang dia raih sekali lagi.

Tubuh keduanya saling bertindihan untuk beberapa menit kemudian..
hingga Mila mendorong tubuh Bimo menyingkir dari atas tubuhnya.

Dengan enggan Bimo mencabut batang penisnya dan berguling ke samping.
Mila memeluk bantal dan mulai terisak. Bimo coba merengkuh bahunya, namun Mila menepisnya.

Masih tetap menangis, dia berlari menuju kamar mandi.
10 menit berikutnya Aldi dengarkan desir bunyi air shower.

Saat Mila muncul, dia terlihat begitu segar setelah mandi dengan sebuah handuk membalut tubuhnya.
Matanya masih terlihat merah sehabis menangis.

Dia duduk di pinggir ranjang, wajahnya dia tutupi dengan kedua tangannay dan mulai menangis.
“Aku harus hentikan ini semua..” isaknya. “Aku mencintai Aldi. Aku nggak mau menghianatinya lagi..”

Bimo terlihat tak bergeming oleh kesedihan Mila.
Dia tetap rebah di ranjang dan mulai menyalakan sebatang rokok.
Batang penisnya kini melemas, tapi masih saja terlihat begitu besar di selangkangannya.

“Mila, biar bagaimana pun kamu harus menerimanya.
Aldi nggak akan pernah bisa memberikan apa yang kamu mau..”

Mila menoleh ke arah Bimo dengan menantang. “Aku mencintainya..!” Tekannya.
Bimo memegang batang penisnya sendiri dan mulai mengocoknya.
Dengan cepat batang penisnya muali mengeras kembali.

“Ini yang kamu inginkan, Mila. Hal ini tak akan pernah berubah denganmu.
Aku nggak bilang kalau harus denganku. Tapi aku sangat mengenalmu. Kamu butuh penis besar dengan teratur.
Kamu sangat menginginkannya. Kamu nggak akan bisa bahagia dengan Aldi si penis kecil..”

Mata Mila berkilat marah. “Diam, bajingan..! Jangan memanggilnya begitu..!”
Mila biarkan handuk yang melilit tubuhnya jatuh ke lantai dan mulai memakai rok dan blusnya..
Lalu memasukkan lingerienya ke dalam tas kecilnya.

Sambil memakai high heelnya, dia berucap, “Dan nggak perlu repot menelponku.
Nilai lebih dari persahabatan kita ini sudah berakhir. Dan persahabatan kita yang sesungguhnya..
akan benar-benar berakhir kalau kamu coba ucapkan sesuatu yang seperti itu lagi..”

Bimo tertawa dan mendekati Mila. “Ayolah, kamu tau kalau aku hanya bercanda. Aku suka Aldi.
Aku hanya ingin kamu bahagia..”

Dia bergerak ke belakang Mila dan menekankan batang penisnya yang keras ke pantat Mila.
“Aku tau kalau kamu nggak akan bisa bahagi dengan Aldi. Aku nggak ada persoalan pribadi dengan Aldi.
Seperti yang aku bilang, aku suka Aldi. Hanya saja dia nggak punya barang seperti..”
Bimo menciumi leher Mila dan merangkulkan tangannya melingkari tubuh Mila, lalu dia tangkap buah dadanya.

Dia susupkan tangannya memasuki blus Mila dan memilin putingnya yang langsung saja mengeras.
“Kamu nggak akan bahagia bersama Aldi. Dia nggak tau bagaimana cara menyentuhmu, seperti yang kulakukan..”

Mila coba melepaskan diri. “Nggak, Bimo, hubungan kita sudah selesai..!”
“Kamu nggak serius..” Bimo menggapai ke bawah dan menaikkan ujung rok Mila.

Dia jepitkan penisnya di antara paha Mila yang panjang dan indah. “Kamu menginginkan ini..”
Mila membuka pahanya secara naluriah dan dia tercekat saat ujung kepala penis Bimo menyentuh bibir vaginanya.

“Kamu butuh ini..” Mila ingin pergi, tapi tubuhnya sendiri menghianatinya.
Terlalu banyak malam yang penuh dengan rasa frustrasi dan seks yang tak memuaskan bersama Aldi.

Birahinya yang membuncah membuatnya mendidih..
Dan seks sebelumnya tadi dengan Aldi belum mampu meredakan itu semua.
Berkebalikan dengan rasa jengkelnya terhadap Bimo, dia rasakan tubuhnya merespon Bimo.

Aldi saksikan Mila melemparkan kepalanya ke belakang..
dan Bimo mendorong lidahnya memasuki mulut Mila yang menunggu.
Bimo berhasil melucuti semua kancing blus Mila dan langsung memainkan buah dada beserta putingnya.

Mila menggapai ke bawah dan coba membimbng batang penis Bimo untuk memasukinya.
Tapi keduanya kehilangan keseimbangan dan terjerembab ke atas kasur.

Kemudian Bimo mulai memasukinya dari belakang..
langsung menguburkan seluruh batang penisnya dalam sekali dorongan.

Untuk 20 menit berikutnya.. Bimo menyetubuhi Mila dengan bermacam variasi posisi.
Memberi Mila duakali ledakan orgasme lagi.
Mila tak melawan saat Bimo keluarkan air maninya di dalam vaginanya lagi.

Aldi menghentikan DVD tersebut. Begitu banyak konflik emosional yang berkecamuk dalam kepalanya.
Tapi ada sesuatu yang harus dia lakukan, segera.

Dia putar ulang video tersebut dan menyalakannya lagi di saat bagian di mana Bimo berkata..
”Aldi nggak mampu memuaskanmu, benar kan..?”

Kemudian Aldi keluarkan batang penisnya yang sudah demikian keras dan mulai mengocok penisnya sendiri.
-------ooOoo-------

Beberapa minggu kemudian..


Mila mengocok batang penis Bimo dengan pelan.
Dia sudah tak mau lagi mencoba menolak apa yang dibutuhkan tubuhnya.
Dia memang telah jatuh cinta pada Aldi.. tapi tetap saja dia butuh tubuh kekar dan penis besar milik Bimo.

Selalu saja dia merasa bersalah setelahnya, tapi dia tak mampu mencegah dirinya..
apalagi dengan Bimo yang selalu saja ‘menyerangnya’ setiap saat.

Dia amati penis dalam genggaman tangannya.. terpukau dengan panjang dan besar ukuran batangnya.
Terlihat indah dan menakutkan di saat yang bersamaan.

Saking besarnya.. genggaman tangannya tak bisa menggenggam sepenuhnya.
Dan saking panjangnya..
membuat dia selalu saja tak percaya bahwa dia bisa memasukkan itu semua dalam tubuhnya.

Buah zakarnya begitu kencang dan besar..
yang membuatnya masuk akal karena Bimo selalu berejakulasi begitu banyak.

Bimo menyeringai melihat Mila. “Kamu memang sangat sayang sama penisku, ya..?”
Mila tak menjawab.
Sebagai responnya batang penis dalam tangannya tersebut dia masukkan ke dalam mulut.

Tapi Bimo mendorongnya menjauh. “Jawab pertanyaanku, Mil..” perintahnya.
“Kamu memang sangat cinta sama penis besarku, kan..?”
“Kamu tau aku cinta..” Mila merajuk dan dia masukkan lagi ke dalam mulut.

“Gimana rasanya saat Aldi menyetubuhimu, setelah kamu bersamaku..?
Apa mungkin kamu bisa merasakan penisnya di dalammu..?”

Mila melirik Bimo dengan pandangan jengkel.. tapi kemudian dia menunggangi Bimo..
kemudian mengarahkan ujung penis Bimo ke vaginanya. “Jangan bertingkah brengsek. Setubuhi saja aku..!”

Slebb..! Bimo mendorongkan seluruh batang penisnya memasuki Mila. Jlebb..! “Begini..?”
“Uhhh.. God.. ya, begitu..!” Mila menggeram.

CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
 
Bimabet
lanjut bang
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd