-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
Cerita 130 – Rangsangan Berselingkuh
Part 6
Ketika mereka menyelam di terumbu karang.. Dende hanya memberikan seluruh perhatiannya pada Mila..
saat menunjukkan indahnya kehidupan bawah laut.
Ternyata Dende dan Mila adalah perenang dan penyelam yang berfisik lebih kuat dibandingkan Aldi.
Awalnya.. mereka bertiga masih beriringan. Seringnya Mila menunggu agar Aldi dapat menyusul.
Namun seiring berjalannya tur tersebut dan pemandangannya bertambah menarik.. mereka mulai terpisah.
Mila dan Dende terus pergi dan bergerak untuk mendapatkan pemandangan bawah laut yang lebih bagus.
Sedangkan Aldi berjuang untuk dapat menyusul mereka. Di perairan yang jernih, Aldi bisa melihat keduanya.
Terkadang Dende akan memegang pinggang Mila untuk memberinya tanda.. terkadang hingga dekat pantat Mila.
Terkadang saat mereka berhenti untuk melihat sesuatu, paha mereka akan saling bersentuhan.
Terkadang tiba-tiba saja Dende berputar.. dan membuat tubuhnya menempel rapat pada tubuh Mila.
Dada kekarnya menekan buah dada Mila.. batang keras di selangkangannya menggesek paha Mila.
Sekitar satu jam kemudian mereka kembali ke permukaan.
Setelah menaruh semua peralatan ke dalam loker.. mereka duduk santai di kursi pantai.
Wajah Mila terlihat merona merah. Mata Aldi melirik buah dada isterinya.
Putingnya terlihat keras dan membekas jelas pada bikini atasnya. Apa Dende telah membuatnya terangsang..?
“So.. apa rencana kalian berikutnya..?” Tanya Dende.
“Oh, belum tau..” jawab Aldi. “Kami belum punya rencana. Mungkin hanya santai-santai saja di pinggir kolam..
lalu cari makan malam..”
“Restoran terbaik di sini adalah Baja Salsa..” ucap Dende meyakinkan.
“Nggak terlalu dipublikasikan, jadi nggak banyak turis yang tau dan makanannya lezat.
Di sana selalu ada live band dan dansa..”
“Kedengarannya menarik. Gimana menurutmu, honey..?”
Mila mengangkat bahu.. tak melihat ke arah Aldi mau pun Dende. Dia terlihat bingung.
“Nggak tau. Aku sedang memikirkan sesuatu yang lebih tenang, mungkin cuma room service saja..”
Lalu dia berdiri. “Ayo, honey, kita balik ke hotel..”
“Baiklah..” jawab Aldi, agak terkejut dengan kekasaran isterinya.
Baru saja dia akan berdiri saat dia melirik ke bikini bawah Mila yang ada di depan matanya.
Hampir saja Aldi menjerit.. karena pada kain tipis tersebut tercetak sebuah camel toe.
Tak diragukan lagi.. isterinya telah terangsang oleh Dende.
Begitu Mila melangkah menuju ke hotel..
Aldi melirik ke arah Dende, yang tersenyum padanya dengan pongah.
Jelas sudah kalau Dende juga melihat camel toe Mila.
Dende berpaling untuk menatap Mila yang berjalan menjuh.
Matanya menatap tajam dari pantat ke paha jenjang Mila.
Sama sekali tak peduli untuk menyembunyikan dari Aldi, akan rasa tertariknya terhadap pengantin barunya.
Jantung Aldi berdebar kencang.
Saat dia berjalan menyusul Mila.. dia betulkan celana renangnya agar ereksinya tak terlihat.
-------ooOoo-------
Beberapa jam kemudian.. Aldi pergi ke resepsionis saat Mila berdandan.
“Aku dan isteriku berencana untuk pergi ke Baja Salsa malam ini. Gimana menurutmu tempat itu..?”
Sang resepsionis, seorang pria paruh baya, menatap Aldi dengan khawatir.
“Tuan, anda dan isteri anda sedang bulan madu, kan..?”
“Benar. Dende, instruktur diving kami, merekomendasikan tempat itu pada kami..”
Sang resepsionis tampak semakin khawatir.
Dia lihat sekeliling untuk memastikan tak ada seorang pun yang mendengar.
“Tolong jangan katakan pada siapa pun kalau saya katakan ini..” bisiknya.
“Dende teman dekat pemiliknya dan dia bisa membuatku dipecat.
Tapi Baja Salsa itu tempat untuk orang yang masih single.. bukan orang yang sudah menikah seperti anda.
Tempatnya sangat liar.. gimana bilangnya ya..? Sebuah tempat ‘pasar daging’.." ujarnya seperti berbisik.
"Dan Dende.. dengarkan saranku, tuan, jaga isteri anda jangan dekat-dekat dengan Dende.
Dia suka .. dia suka dengan isteri orang, wanita yang sudah bersuami, anda paham maksud saya, kan..?”
Aldi mengangguk pelan dan memberi uang tips pada sang resepsionis.
Dengan pelan dia berjalan balik ke kamarnya, jantungnya berdebar kencang.
Begitu dia buka pintu kamar.. dia dapati Mila sedang memberi sentuhan akhir pada rambut dan makeupnya.
“Aku baru saja ngobrol dengan resepsionis..” ucapnya, puluhan kupu-kupu terbang di dalam perutnya.
“Dia juga suka Baja Salsa, dia sangat merekomendasikannya..”
-------ooOoo-------
Antrean masuk ke Baja Salsa sangatlah panjang, tapi itu karena malam ini adalah Ladies’ Night.
–Aldi baru tau kemudian.. ternyata di sana memang selalu ladies’ night–
Jadi mereka diantarkan hingga ke bagian depan antrean.
Puluhan kepala menoleh saat mereka masuk. Mila terlihat begitu menawan.. mengenakan sebuah sundress sederhana.
Dengan bagian atas ditopang dengan spaghetti straps yang tipis dan bagian bawah hanya sampai di pertengahan paha.
Penampilannya disempurnakan dengan sepasang ankle strap high heels membungkus kakinya.
Di balik gaunnya dia pakai strapless bra dan celana dalam sutera berenda.
Mereka dapat sebuah meja dan tiba-tiba saja seorang pria mendatangi mereka dan meminta Mila untuk berdansa.
Beberapa saat setelah dia menolak, ada seorang pria lagi yang mengajak.
“Aku nggak percaya gimana beraninya para pria di sini..” ucapnya pada Aldi seusai dia tolak ajakan pria kedua tadi.
“Maksudku, aku pakai cincin kawin dan kamu ada di sampingku..” Aldi juga merasa terganggu, tapi juga penasaran.
Dia angkat bahu dan setelah mempelajari daftar menu selama beberapa saat, mereka pun memesan makanan.
Lalu, secara berturut-turut, ada dua lagi pria yang mengajak Mila berdansa.
Aldi dan Mila tertawa dengan kekonyolan tersebut.
Kemudian sebelum seorang pria lagi yang datang dan berkata untuk mengajak isterinya berdansa, Aldi tertawa lagi.
“Lebih baik kamu meng-iya-kan saja, honey. Kurasa mereka nggak akan berhenti mengajakmu..
sampai kamu berdansa dengan salahsatu dari mereka..”
Mila juga tertawa dan mengikuti pria tersebut ke lantai dansa.
Aldi menyaksikan mereka berdansa dalam irama lagu yang cepat.
Lalu sebuah lagu bertempo lambat mulai diputar dan pria itu membisikkan sesuatu ke telinga Mila.
Mila gelengkan kepala dan kembali ke mejanya. “Apa yang dia bisikkan..?” Tanya Aldi.
“Dia mengajakku berdansa dengan lagu slow ini, tapi kubilang aku harus kembali ke sampingmu..”
Saat mereka menunggu pesanannya datang.. Aldi dan Mila turun ke lantai dansa saat lagunya berganti..
dengan tempo cepat lagi, disambung dengan sebuah lagu slow berikutnya.
Baru saja mereka duduk kembali di meja mereka, pesanan mereka datang.
Kondisi kehamilan Mila saat ini membuatnya tak begitu berselera makan.
Sebenarnya dia merasa lebih banyak bergerak lebih baik bagi dirinya dari pada hanya duduk saja.
Lalu, saat ada seorang pria lagi yang mengajaknya berdansa, Aldi berkata..
“Turun saja honey, aku akan nikmati makanannya dulu..”
Aldi saksikan mereka berdansa dalam irama lagu yang tinggi dan disambung dengan lagu berikutnya.
Sedikit demi sedikit mereka hilang dalam keramaian lantai dansa.
Beberapa lagu berikutnya berlalu dan Mila masih belum kembali ke meja mereka.
Merasa curiga..
Aldi bangkit dan melangkah menuju kerumunan di lantai dansa. Akhirnya dia temukan Mila.
Dia sedang berdansa dengan seorang pria, tapi bukan dengan pria yang mengajaknya tadi.
Kerongkongan Aldi berubah kering saat dia tau..
bahwa ternyata pria yang tengah berdansa dengan Mila tersebut adalah Dende.
Lagunya bertempo cepat.. tapi Mila dan Dende berdansa dengan tempo lambat.
Tubuh mereka begitu dekat, nyaris bersentuhan.
Keduanya terlihat begitu asik mengobrol, bicara di telinga satu sama lain..
agar dapat terdengar di tengah kerasnya suara musik dan keramaian.
Mungkin mereka hanya ngobrol tentang diving tadi siang.. pikir Aldi.
Lalu Aldi perhatikan jari Dende bergerak menyusuri salahsatu spaghetti straps Mila.
Mila menghentikannya begitu jari Dende mulai mendekati tonjolan buah dadanya.
Mila gelengkan kepalanya menolak dan Dende hanya tertawa.
Dende lingkarkan lengannya di pinggang Mila dan mulai menuntunnya ke bagian belakang club tersebut.
Mila menghentikannya dan menanyakan sesuatu. Jawaban Dende tampak menenangkan Mila..
karena dia membiarkan saja saat Dende menuntunnya menuju ke belakang club tersebut.
Aldi membuntuti, dengan berhati-hati..
berusaha agar selalu berada di belakang kerumunan orang agar tak terpergok.
Mereka berhenti di salahsatu dinding ruangan dan kelihatannya Mila mengira mereka hanya akan berdiri..
di depan dinding tersebut untuk melihat keramaian orang-orang sejenak.
Ternyata.. Dende berusaha memposisikan agar Mila bersandar di dinding dan dia berdiri di depannya..
tubuh mereka nyaris bersentuhan.
Dende rendahkan kepalanya mendekati Mila. Tampak Dende berbisik di telinga Mila.
Selang beberapa saat.. Mila mulai gelisah. Dia terlihat bicara dengan keras pada Dende..
Kemudian Mila mengangkat tangan kirinya.. menunjukkan cincin kawin mereka.
Dende tertawa dan dia kembali menunduk dan berbisik di telinga Mila.
Mila mulai telihat risau lagi.. dan raut wajahnya terlihat panik, seperti seekor rusa yang kena sorot lampu mobil.
Aldi menerka-nerka apa yang sedang terjadi.. dan kemudian dia menyadari..
kalau dia tak bisa melihat tangan Dende karena terhalang oleh tubuh Mila.
Tepat di saat itu, ada pasangan yang sedang berdansa dengan tak sengaja menabrak Dende..
hingga mendorong tubuhnya ke samping.
Mila terlihat seolah tersadarkan diri dan dengan cepat dia melangkah pergi.
Aldi bergegas membelah keramaian orang agar sampai lebih dulu ke meja mereka.
“Hai honey, dari mana saja kamu..?” Tanya Aldi. “Aku sudah mulai cemas..”
“Maafkan aku..” jawab Mila, pipinya tampak merona merah.
“Aku suka dengan musiknya, kelihatannya aku jadi lupa waktu...”
Aldi perhatikan kalau isterinya tak menyinggung telah bertemu Dende.
Hatinya terasa cemburu dan juga gairah gelapnya terasa bangkit.
Dia yakin melihat puting isterinya mengeras.. meski pun di balik bra dan sun dressnya.
Dia membayangkan apakah celana dalam isterinya sudah basah sekarang.
Dia yakin kalau itu sangatlah mungkin.
Bayangan tersebut membuat benaknya penuh berselubung gairah gelap.
-------ooOoo-------
Permainan cinta mereka malam itu berlangsung begitu penuh gelora, tapi hanya berlangsung singkat.
Begitu bergairahnya Aldi hingga hanya dalam beberapakali sodokan saja, dia langsung keluar.
Paginya.. kegelisahan dan perasaan sakit serta cemburu kembali hadir.
Tapi begitu Aldi memikirkan bagaimana Dende merayu isterinya di lantai dansa kemarin malam..
dan di manakah sebenarnya tangan Dende berada dan apa yang sebenarnya sudah dilakukan mereka..
membuat birahi Aldi langsung bangkit kembali.
Dia cek emailnya. Bossnya butuh laporan..
Tapi sebenarnya mudah saja kalau dia suruh sekretarisnya mengerjakan itu.
Tapi kemudian dia memikirkan tentang Dende lagi dan apa yang dikatakan sang resepsionis:
Dengarkan saranku, tuan, jaga isteri anda jangan dekat-dekat dengan Dende.
Dia suka.. dia suka dengan isteri orang, wanita yang sudah bersuami, anda paham maksud saya kan..?
Dengan hati serasa ada di tenggorokannya, Aldi teriak pada pengantin barunya.
“Honey, bossku menyuruhku menyiapkan laporan hari ini...”
“Oh tidak..” jawab Mila, dia kalungkan lengannya di leher Aldi.
“Ini kan bulan madu kita. Butuh berapa lama menyelesaikan laporanmu..?”
“Hanya aku yang bisa membuat laporannya, karena ini di tanggung jawabku..” dusta Aldi.
"Paling tidak aku bisa menyelesaikannya sampai sore..” Mila tampak kecewa dan Aldi melihat kesempatannya.
“Hey, aku punya ide..” ucapnya dengan nada gembira.
“Kelihatannya kamu sangat suka diving kemarin. Kenapa nggak kamu hubungi instruktur selam..
Siapa namanya, Dende..? Dia bisa memberimu tur lagi hari ini...”
“Aku nggak tau..” jawab Mila ragu, dia palingkan pandangannya untuk menghindari mata Aldi.
“Aku nggak yakin apa aku suka dengannya...”
“Oh ayolah, dia hebat dan kemarin dia bilang ada bangkai kapal tenggelam di suatu tempat.
Mungkin saja ada pemandangan yang cantik di sana, dia bisa memperlihatkannya padamu...”
“Tapi, aku nggak tau..” jawab Mila bimbang..
Tapi Aldi rasa dia menangkap sedikit kegembiraan dalam suara isterinya.
“Honey, aku bisa selesaikan laporannya lebih cepat kalau nggak ada kamu di sini.
Bersiaplah sana dan hubungi toko alat selamnya dan atur turnya..”
-------ooOoo-------
Mila keluar dari dalam kamar tidur beberapa menit kemudian.
Aldi perhatikan kalau isterinya menyisir rambutnya dan bahkan memakai makeup.
Dia juga mencium bau parfum. Isterinya memilih bikini stringnya yang paling minim untuk dipakai sekarang.
Semua bikini yang dibeli Mila untuk bulan madunya banyak memamerkan kemulusan tubuhnya.
Tapi yang ini, bagian atas berbentuk segitiga yang menutup buah dadanya berukuran lebih kecil.
Bikini tersebut lebih cocok untuk dipakai berjemur di pinggir kolam, bukannya untuk pergi menyelam.
Aldi pura-pura tak perhatikan bagaimana Mila mendandani dirinya.
Dia arahkan matanya terus fokus pada layar komputernya.. pura-pura terus kerja.
Mila sendiri bergegas melewati ruangan itu..
terlihat berharap suaminya tak perhatikan bagaimana dia berdandan.
-------ooOoo-------
Aldi keluarkan teropongnya dan mengamati Dende membantu Mila naik ke atas kapalnya.
Tampaknya, mereka harus berlayar ke kapal yang tenggelam terlebih dulu.
Dende bertelanjang dada, tapi dia tak memakai speedo, melainkan sebuah celana pendek yang longgar.
Empat jam ke depan bagaikan sebuah siksaan bagi Aldi.
Dia tak bisa hentikan membayangkan apa yang mungkin dilakukan Dende terhadap pengantin barunya.
Apa Dende menciumnya, sekarang ini..? Apa dia sedang meremas buah dada isterinya..?
Apa dia sedang menyetubuhinya..? Atau mungkin batang penisnya sudah terbenam dalam vagina Mila..
Dan sekarang berada dalam kuluman mulut Mila.. untuk dibuat ereksi lagi..
agar bisa disodokkan dalam vagina pengantin barunya sekali lagi.
Aldi mengocok dengan cepat.
Dia sudah ejakulasi dan kemudian rasa menyesal serta bersalah hinggap di hatinya.
Lalu saat dia memikirkan apa yang mungkin tengah dilakukan Dende dengan Mila..
–Atau menonton video Mila dengan Bimo atau Mila dengan Jacques..
Atau tentang bekas cacat di stoking Mila pada hari pernikahan mereka..
Atau bau sperma pada bustier pengantinnya..–
Dan gairahnya pun langsung meninggi dan dia kembali bermasturbasi lagi.
Sekitar pukul 1, Aldi melihat kapal mereka kembali.
Dende membantu Mila turun dari kapal dan mengatakan sesuatu pada Mila.
Mila menggelengkan kepala menolak, lalu mulai melangkah kembali ke kamar hotel mereka.
Aldi Berpikir sejenak, lalu dia membuat keputusan.
Dengan cepat dia menulis dalam selembar notes dan meninggalkannya di atas meja.
Dia sambar camcordernya.. kemudian bersembunyi di dalam lemari pakaian.
Dengan memastikan menyisakan sedikit celah di pintu..
agar dia bisa mendapatkan pandangan dari ranjang sepenuhnya.
-------ooOoo-------
“Aldi..?” Panggil Mila begitu dia masuk ke dalam kamar hotel mereka.
Dia lihat sebuah kertas notes di atas meja dan membacanya:
Hai honey – Aku harus pergi ke kota untuk cari Warnet.. harus browsing buat bahan laporannya.
Aku akan kembali saat makan malam. Love, Aldi.
Mila membiarkan notes tersebut jatuh ke atas lantai.. lalu dia duduk di pinggir ranjang.
Pandangannya menerawang jauh, dia tak tau harus berbuat apa.
Dia merasa cemas dan tegang, dia merasa hampir gila.
Tubuhnya berteriak padanya.. merengek padanya, terus menerus mengingatkannya:
Tentang kebutuhannya dan memohon padanya untuk sebuah penyaluran dan kepuasan.
Dia berusaha semampunya untuk mengendalikan tubuhnya..
Tapi dia merasa pikiran dan hatinya telah kalah dalam pertempuran dengan tubuhnya sendiri.
Semua itu berawal dengan Bimo, di malam sebelum hari pernikahannya.
Dia sudah tau siapa Bimo sesungguhnya dan dia berjanji untuk tak bicara lagi dengan Bimo.
Tapi semua rabaan dan sentuhannya pada tubuhnya.. serta blowjob yang dia berikan padanya..
telah memantikkan sepercik api pada gairah tubuhnya.
Semua jadi bertambah parah kemarin, saat dia bertemu Dende. Langsung saja Mila tertarik padanya.
Pesona ketampanan yang kasar.. tinggi kekar.. kulitnya gelap oleh sengatan matahari dan air laut.
Tangannya kuat dan kapalan karena kerja beratnya.. penuh dengan kepercayaan diri hingga terasa arogan.
Tipe pria yang selalu menarik hati Mila.
Meski pun Mila tau pria seperti itu buruk baginya.. tapi dia tak bisa mencegah untuk tertarik pada mereka.
Kemarin saat diving.. Dende memanfaatkan setiap kesempatan yang dia dapat..
untuk menyentuhnya dan menggesekkan tubuh kekarnya pada tubuhnya.
Ya.. Dende telah membuatnya terangsang. Tapi hanya sebatas itu saja.
Namun kemudian, Dende berhasil menemuinya di club dan berikutnya, berhasil menyudutkannya di dinding.
Berada begitu dekat dengannya membuat lutut Mila terasa lemas, tunduk pada rangsangannya..
karena terperangkap di antara jepitan dinding dan tubuh kekarnya.
Lalu Dende mulai berbisik di telinganya dan mengingat panas nafas Dende..
yang mengembus leher dan di telinganya mampu mengirimkan getaran birahi di selangkangannya.
Kemudian Dende mulai mengelus pahanya, sebentar saja awalnya.. menyentuh kulit pahanya sekilas saja.
Percumbuan yang wajar, Mila meyakinkan dirinya:
Jarinya masih di bawah ujung rokku.
Tapi kemudian Dende mulai bergerak naik.. merayapi paha bagian dalamnya yang sensitif.
Bergerak pelan semakin bertambah naik mendekati ujung roknya.
Mila menghentikannya.. mengingatkan Dende bahwa dia sudah menikah.
Bahkan dia mengangkat tangan kirinya untuk menunjukkan cincin pernikahannya.
Tapi Dende cuma tertawa dan jarinya terus mendaki menaiki pahanya.
Tangannya berhenti di balik roknya.. dan Mila merasa lumpuh tanpa daya.. kepalanya menyuruhnya untuk lari.
Tapi tubuhnya telah terbakar dan mendambakan lebih banyak lagi sentuhan Dende.
Dende menekan ereksi di selangkangannya ke tubuh Mila. Tubuhnya terus bergerak naik di dalam roknya.
Dan di telinganya Dende merayunya untuk ikut bersamanya ke ruang belakang.
Tubuhnya bertarung melawan akal sehatnya.. merengek dan memohon untuk menuruti ajakan Dende.
Dia tak tau apa yang akan dia lakukan..
Jika saja tak ada pasangan yang tengah berdansa itu menabrak tubuh Dende.
Gangguan tersebut kelihatannya mengembalikan kesadaran Mila dan dia kembali ke Aldi secepat yang dia bisa.
Tapi kemudian Aldi harus kerja hari ini dan dia memaksanya untuk pergi diving dengan Dende.
Begitu mereka bertemu pagi tadi.. Dende meminta maaf dengan kejadian semalam.
Dia menjelaskan kalau dia pasti mabuk karena terlalu banyak minum tequila.
Mila merasa cemas dengan maksud tersembunyi Dende.. tapi dia terlihat begitu wajar dan perhatian.
Serta dia juga tak memakai speedo yang kemarin, hanya sebuah celana renang pendek yang longgar saja.
Perjalanan kapal berlangsung wajar saja. Dende tak berusaha merayu atau pun coba menyentuhnya.
Tapi saat Mila duduk tepat di depan Dende..
celana renangnya yang longgar membuat Mila bisa melihat dengan jelas paha Dende.
Mila berusaha palingkan pandangannya.. tapi itu terlalu menggoda untuk diacuhkan.
Mila curi lirikan saat dia rasa Dende tak perhatikan.
Apa yang dilihatnya, membuat selangkangan Mila langsung terasa basah.
Dende memiliki penis berukuran besar. Batangnya begitu panjang dan lembut.
Laksana seekor ular yang melata di pahanya. Tampak begitu lebar bagian pangkalnya..
Dan kemudian semakin mengecil.. tapi bagian kepalanya laksana kepala jamur yang besar.
Mila tak mampu mencegah dengan pesona ukurannya dan bahkan itu sama sekali belum ereksi.
Mila merasa bagaikan seorang wanita jalang.. yang mencermati ukuran kejantanan Dende.
Dan dia marahi dirinya sendiri karena bertingkah bagaikan wanita binal yang diamuk birahi.
Saat mereka tiba di area kapal karam..
Mila berharap dinginnya air dan indahnya pemandangan bawah laut..
akan membuatnya lupa apa yang ada dalam celana Dende.
Tapi celana Dende sebenarnya bukanlah celana renang.
Hanya celana pendek biasa dan bahan kainnya cukup tipis.
Maka begitu basah.. celana tersebut menempel di kulitnya..
hingga batangnya yang panjang dan gemuk tercetak jelas di celananya.
Celana renang pendek itu sebenarnya jadi lebih mempertontonkan kejantanan Dende..
dibandingkan speedo kemarin..
karena bahan speedo yang ketat membuat batangnya terlihat lebih kecil dari ukuran yang sebenarnya.
Perjalanan balik ke resort jadi siksaan bagi Mila. Vaginanya berdenyut liar.
Setelah Dende muncul dari dalam air.. celananya yang basah melekat di tubuhnya layaknya kulit kedua.
Dia duduk di depan Mila seperti sebelumnya, tubuhnya disuguhkan dengan bebas.
Benak Mila jadi gila oleh nafsu.. setiapkali dia berusaha menghindar agar tak memandang tubuh Dende.
God.. aku sungguh binal.. dia rutuk dirinya sendiri..
berusaha sembunyikan dari Dende efek yang dia beri padanya.
Hormon kehamilannya yang bergejolak semakin membuatnya bertambah parah.
Menyadari kalau dia baru saja menikah, juga hamil.. begitu mendambakan Dende..
membuatnya merasa seperti wanita murahan.
Dia lilitkan handuk ke pinggangnya agar paling tidak Dende tak bisa melihat betapa basah selangkangannya.
“Kamu mau makan siang denganku..?” Tanya Dende saat dia bantu Mila turun dari kapal.
Mila menggelengkan kepala menolak.. tak mengucapkan sepatah kata pun..
karena dia takut suaranya akan terdengar gemetar dan membuka kelemahannya di hadapan Dende.
Mungkin saja tubuhnya menginginkan Dende.. tapi dia masih bisa mengontrol kepala dan hatinya..
dan dia sudah menetapkan hati untuk tak akan lagi mengkhianati Aldi.
Dia bergegas menuju kamarnya.. berharap mendapat seks di siang hari untuk melepaskan birahinya.
Tubuhnya butuh kepuasan. Tapi Aldi tak ada dan baru akan kembali hingga makan malam nanti.
Masih duduk di pinggir ranjang, Mila menaruh kepalanya dalam tangannya.
Air mata frustrasi seksual mulai mengaburkan matanya. Dia telah lakukan apa yang dia bisa.
Dia lantas naik ke atas ranjang dan dengan satu tangan masih menutupi matanya..
dia turunkan tangannya yang satu lagi masuk ke dalam bikini bawahnya.
Jarinya menyentuh kelentitnya dan hampir saja sengatan rasa nikmat membuatnya memekik.
Dia buka pahanya lebar saat jarinya mulai menggesek kelentitnya dengan gerakan melingkar..
Sringg..!! Ombak orgasmenya datang dengan cepat.
Aldi menyaksikan pengantin barunya bermasturbasi dari kegelapan lemari pakaian.
Dia merasa lega sekaligus kecewa.. mendapati Mila masuk ke kamar hotel hanya seorang diri.
Bagian gelap dirinya berharap Mila bersama Dende di atas ranjang.
Tak diragukan.. Dende sudah membuat Mila birahi..
Dan Dendelah alasan Mila melakukan masturbasi di tengah hari.
Sama sekali tiada ragu.. Mila tengah membayangkan Dende saat dia memuaskan dirinya sendiri.
Pikiran itu membuat batang penis Aldi berdenyut.
Tubuh Mila mengejang.. punggungnya melengkung naik, jari kakinya menekuk ke dalam matras..
Dan dia mendesah panjang saat ombak orgasme menghantam tubuh mungilnya yang lentur.
Namun selang beberapa saat berusaha mengatur nafasnya..
Mila memukul ranjang dengan tangannya dan menangis frustrasi.
Orgasme yang dia dapat bisa sedikit menolong.. tapi apa yang diinginkan tubuhnya:
Adalah sebuah persetubuhan yang selayaknya.
Sebuah kepuasan sejati yang hanya bisa diraih dari sebatang penis besar dan keras.
“Tadi itu sangat indah..” sebuah suara terdengar dari arah pintu.
“Oh my god..!” Teriak Mila begitu dia lihat ternyata itu adalah Dende.
Dengan panik dia tutupi tubuhnya dengan selimut.
“Apa yang kamu lakukan di sini..? Bagaimana kamu bisa masuk..?”
“Kamu nggak kunci pintunya..” jawab Dende ringan.. senyuman bejat tersungging di wajahnya.
Dia melangkah mendekati ranjang. “Sangat indah, yang tadi..” katanya dengan mata yang nyalang.
“Nggak ada yang lebih seksi dibandingkan seorang wanita yang bermain dengan tubuhnya..”
“Kamu harus keluar..” kata Mila panik, perasaannya bercampur antara takut dan mengharap.
“Aku sudah menikah, kamu nggak boleh di sini..”
“Kurasa kamu butuh yang lebih..” ucap Dende, tak mengacuhkan ucapan Mila.
Dia buka celananya dan membiarkannya jatuh ke kakinya.
“Oh god..!” Mila tercekat.. matanya terbelalak lebar menatap batang penis Dende yang besar.
Kini telah ereksi dengan sempurna.. terlihat sangat gagah dan menaikkan birahinya.
Dende tertawa kecil.. dia tak kaget dengan reaksi wanita dengan tubuhnya.
Batang penisnya lebih keras dari biasanya sekarang ini.
Dia suka menikmati keindahan tubuh wanita yang sudah bersuami.
Dia suka menyetubuhi isteri orang. Ada sensasi tersendiri saat merayu dan menaklukkan isteri orang.
Tapi Mila adalah seorang pengantin baru, yang sedang berbulan madu.
Dan dia adalah wanita tercantik dan paling seksi dibandingkan dengan semua wanita yang pernah dia nikmati.
Penaklukannya kali ini akan dia ingat dalam waktu yang sangat lama.
Mila tak melawan saat Dende menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya.
Dia juga tak melawan saat Dende melucuti bikininya, atau pun saat dia pentangkan pahanya lebar.
Dia tak menolak saat batang penis Dende menembus tubuhnya.
Dia tak menolak saat Dende menyetubuhinya dan menyemburkan spermanya di dalam rahimnya.
Mila sudah tak memiliki perlawanan dalam dirinya lagi..
Tubuhnya telah memenangkan pertarungan dengan kepala dan hatinya.
Dan dari kegelapan di dalam lemari pakaian..
Aldi merekam adegan syurr yang dimainkan Dende dengan Mila, sang pengantin barunya.
Satu tangan yang gemetar memegangi camcorder..
Dan satu tangannya yang lain mengocok penisnya dengan cepat dan keras.
F(. )i( .)N
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
Catatan Author
Attention: Semua cerita postinganku adalah hasil dari translate/terjemahan.
Sekedar berbagi tanpa ada maksud lain.
Judul asli: ‘Aroused by Cheating’.. by xleglover©
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
End of Cerita 130..
Sampai Jumpa di Lain Cerita .. Adios..