Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------

Cerita 132 – Rahasia Pertama


Episode 1

Aku terpaksa ceritakan ini
karena aku ingin mengetahui:
Apakah ada orang lain yang mengalami hal yang sama.. entah pria atau wanita.

Aku berharap kita bisa saling tukar pengalaman.
Karena aku tidak bisa bercerita secara enak, ya.. pokoknya seperti itulah kisahnya.

Namaku Dino M Tandi. Statusku adalah seorang suami dan memiliki 2 orang anak.
Aku sangat sayang kepada mereka. Kisahku ini terjadi sekira pertengahan tahun 1999.

Sisi lain.. aku sebagai pimpinan di suatu perusahaan ternama di Indonesia.. tentu memiliki banyak bawahan.
Termasuk operator telepon kantor. Disamping itu.. kebetulan juga aku ikut memilih dan menentukan si Wina..
Nama operator telepon itu agar dipekerjakan di kantorku.

Sekedar bayangan sebagai deskripsi seorang Wina: Dia berkulit cerah, berambut sepundak.
Dan aku tau giginya kurang sempurna. Ini kuketahui ketika dia pertamakali tersenyum padaku.. saat wawancara.
Tetapi.. hal itu tidak mengurangi kecantikannya.

Sudah 6 bulan sejak dia bekerja di tempatku.. tanpa terasa.. aku sering mendengar suaranya lewat telepon..
setiapkali aku minta tolong dia untuk menyambungkan telepon ke luar..
atau meminta tolong untuk mengirimkan atau menerima fax.
Lama-lama kedengaran suara itu sangat indah didengar. Terutama di telingaku.

"Win, tolong sambungkan ke 4343949, dengan pak Joko, ya..” kataku suatu hari..
saat meminta dia menyambungkan telepon ke partner kerja di BCA.

Dia selalu menjawab dengan suara yang aku suka..
”Oya, baik pak..” dan ditutupnya telepon. Demikian terus setiap hari.

Suatu ketika .. Dia datang pagi sekali.. kebetulan aku sudah ada di kantor..
sedang bersiap untuk menandatangani berkas-berkas di meja.

Ruangku.. yang selalu membuat aku bisa mengamati dia dari jauh..
membantu aku untuk bisa mengetahui apa yang dia lakukan.

Saat itu.. terlihat dia berbenah diri kemudian mengeluarkan alat kosmetik berkaca..
dan mulai membetulkan rias wajahnya yang terkena debu saat berangkat kantor.. mungkin.

Hari itu dia mengenakan baju krem terang.. sehingga kelihatan behanya yang berwarna putih bertali kecil.
Untuk bawahannya.. dia mengenakan rok dengan belahan tidak terlalu Winggi.
Ahhhh.. ! Sungguh cantik kelihatannya.

Rambutnya yang membuat perasaanku menjadi berdegub.. dia mulai menyisir rambutnya.
Dia betulkan tali behanya.. dan tangannya menarik-narik bentuk behanya..
mungkin dirasa tak enak dipakainya.. membuat aku semakin deg-degan.

Dan.. ketika dia sadar aku perhatikan.. dia segera tersenyum malu dan menggigit bibir bawahnya.
Aku terpaksa membalas senyumannya.. dan berlagak serius.. seolah tidak memperhatikannya.
Wah.. aku berharap, dia tau bahwa aku memang sedang memperhatikannya..

Suatu hari.. aku panggil dia untuk mengirimkan fax dan sekaligus mengetik artikel untuk bahan promosi.
"Ya pak..?” Dia datang ke ruang kerjaku.
"Oya, duduk saja..” kataku.

Saat itu.. dia memakai baju dengan motif kembang kecil.. kain bajunya sangat transparan..
sehingga aku bisa lihat dia memakai BH berwarna putih. Ukurannya..?
Saat itu aku tidak tau.. tapi nantinya aku tau.

Kulit lehernya yang putih bersih, membuat aku ingin terus melihat ke bawah lehernya.
Sekali-kali, aku melihat bagian itu dan berusaha tidak membuat ia tau.. semoga berhasil.

Dia tersenyum cerah kepadaku. "Aku ada artikel, coba kamu lihat dulu..”
Aku suruh dia untuk lebih maju untuk melihat artikel itu.

Tanpa sengaja.. aku melihat belahan bajunya yang atas..
hingga memperlihatkan belahan kecil buah dadanya yang putih itu.

Dia sama sekali tidak tau bahwa aku sedang melihat buah dadanya. Terus saja dia membaca artikel itu.
Sedangkan aku melihat buah dadanya.. pikiranku sudah ke mana-mana. Kontolku sudah mulai mengeras.

"Tolong itu ketikkan.. saya tunggu hari ini, dan ini tolong difax ke Kantor Pusat. Ada yang kamu tanyakan..?”
Kataku.. membuat kondisi tetap formal, agar dia tidak menyadari tindakanku.
"Nggak pak. Nanti segera saya ketik dan fax ini. Ada yang lain, pak..?” Dia tegak kembali, dan tersenyum lagi.

Sejak itu.. aku menjadi terus menerus ingin memperhatikannya.
Perasaanku menjadi gelisah saat aku lama tidak melihatnya. Wah.. gawat nih..!

Aku selalu membayangkan buah dadanya yang putih itu suatu saat bisa kuelus..
-------ooOoo-------

Beberapa waktu berlalu. Pada bulan Desember.. hujan lebat..
Saat-saat seperti itu kantorku sangat sibuk dan membuat aku kerja lembur.. aku harus pulang malam.

Saat itu, aku tidak tau bahwa Wina, belum juga pulang. Ternyata ia belum dijemput oleh pacarnya.
Aku pergi ke Toilet untuk cuci muka kemudian mampir ke dapur. Eh..! Wina ada di sana.. sedang membuat teh.

"Lho.. Wina kok belum pulang..? Sudah jam 8 malam kan..?” Sapaku dengan jantung berdegub.
Aku coba untuk menenangkan diriku sendiri.. karena aku sangat tidak menyadari..
bahwa aku berjumpa dia saat itu di tempat yang jarang sekali dikunjungi orang.. dapur..!

"Ehh.. iya, pak Dino.. mmm saya belum dijemput, mungkin gara-gara hujan ini.. jadinya telat..”
Sambutnya malu-malu.
"Ooo.. pacarmu ya..?” Pancingku.
"Hhehehemm..” dia malu menjawabnya.

"Wah aku juga mau tuh, kalo dibuatin Kopi, bisa..?”
Aku coba lagi membuat bahan percakapan.. mumpung ada kesempatan.

"Oya, pak saya buatkan..” ujarnya menyambut permohonanku dengan sigap.
Dia langsung membuka lemari.. tetapi dia tampak kesulitan mendapatkan kopinya.

Belahan di paha kanannya terbuka lebar saat dia jongkok dan meraih sesuatu di dalam lemari.
Wuihhh.. !! Putih sekali. Lengannya yang putih mulus langsung terbuka..
dan memperlihatkan bulu ketiaknya yang halus.. merangsangku untuk mendekatinya.

"Ada..?” Tanyaku. Aku lantas duduk di kursi sebelahnya.. aku perlihatkan muka yang lelah.
"Sebentar pak, pasti ada. Ehm.. cape pak..?” Tanyanya.
"Ah.. biasaaa.. tiap hari juga begini.. tapi kalo sudah minum kopi, hilang dah..”

Ternyata, kopinya sudah habis. Dan untuk membuat dia tetap berjasa untukku, aku bilang..
"Ah sudahlah, teh saja nggak apa-apa..” ujarku lagi.

"Tapi pak, tehnya juga habis. Ini tadi yang terakhir. Wah.. gimana nih ya.. !?"
Dia terlihat sangat kuatir aku kecewa. Nampak dia bingung sekali.

"Ooo hohoh.. wah, nggak apa-apalah.. mmm.. gimana kalo tehmu kita minum sama-sama..?
Nggak usah malu, aku yang minta kok.. ya..”

"O, buat bapak ajalah itu.. saya gampang minum air putih saja..” aku nggak kalah.
"Eeii.. ini kan punyamu.. ayo..” Akhirnya,, dia mengalah juga.

Bajunya sudah tidak rapi lagi.. banyak belahan kancing yang terbuka karena tekukan badan..
saat mencari kopi untukku tadi.. membuat aku bisa melihat kulitnya yang putih mulus.

Kami duduk di meja dapur. Aku minum sedikit, dia minum juga sedikit.
Dia tampak sudah merasa bahwa aku tertarik kepadanya.
Beberapakali dia menahan senyumnya, malu. Se,mentara itu hujan di luar malah bertambah lebat.

"Ayo temani aku ke ruang kerjaku, kamu bisa belajar komputer di sana..”
"Oya, wah apa nggak ngganggu nih, pak..?” Katanya sedikit ragu.

Aku dan dia langsung menuju ke ruang kerja. Kantor sudah sepi, hanya satpam ada di luar.
Karena sudah gelap, banyak lampu dimatikan, aku coba bimbing dia dengan memegang pinggangnya maju.

Aku sudah tidak tahan lagi. Aku sediakan dia kursi dan laptopku untuk dia gunakan.
Lantas kubuka internet dengan site perusahaanku.

Tak lama dia manggut-manggut ketika aku jelaskan tentang internet.
Dan aku tidak sengaja membuka hot site.. karena sudah ada di history.
Dia langsung ketawa.. "Hei.. bapak ini, hayo.. ini juga ada di internet toh..?” Tanyanya lucu.

Lama-lama, pandangannya lain ke monitor laptop yang menampilkan gambar laki-laki muda..
sedang mengulum buah dada seorang gadis dan tangannya mengelus memek gadis itu.

"Tapi, aku punya yang lebih bagus dari ini, Win..!” Dia kaget mendengar kata-kataku tadi.
Aku langsung setelkan VCD porno..
Yang kebetulan menggambarkan situasi yang sama antara aku dengan Wina. Ya. Situasi di ruangan kantor.

Adegan demi adegan membuatku terangsang.. meski pun sebenarnya aku sudah pernah melihatnya.
Mulai kuperhatikan.. buah dada Wina naik turun karena nafasnya yang sudah tidak beraturan lagi.

Namun aku pura-pura biasa saja. Aku tidak ingin merusak konsentrasi Wina melihat VCD itu.
Dia beberapakali menelan ludah. Aku dekati dia dari samping kiri agak ke belakang.

Tanganku memegang pundaknya, perlahan.. tanpa membuatnya terkejut.
"Kamu pernah melihat film seperti ini, Win..?” Tanyaku.

"Ah.. belum pak..” jawabnya agak berbisik. Suara ahhhh.. ahhh.. mmemmmm.. yyeaaahh.. fuck me please..
dari speaker laptopku menjadikan suasana tambah panas.

Kontolku sedari tadi sudah bangun, dan sakit karena terhambat celanaku.
Tanganku yang sudah berada di pundaknya..
kini perlahan menuruni lengannya yang berlengan baju pendek dan tipis.

Aku naik-turunkan jempolku dengan halus dan pelan sekali.
Dia bereaksi dengan membetulkan duduknya.

Adegan hot saat itu adalah gadis yang tadi sudah berada di atas meja..
sementara memeknya sedang dicium dan dijilati clitorisnya.

Uhhhhh.. yesss.. againnnn.. Ahhhh.. !! Suara di laptopku semakin menjadi-jadi.
Hujan di luar menjadi-jadi juga. Tiba-tiba terdengar suara pager milik Wina.

Dia buru-buru melihat isinya:
Ternyata pacarnya tidak dapat menjemput karena kendaraanya mogok terkena banjir.
Wina terlihat menjadi bingung sekali.

"Lho, kan ada saya. Nanti saya antar kamu ke rumah..” dan aku langsung bilang meresponnya.
“Tapi pak .. saya tidak ingin merepotkan pak Dino..” katanya tidak ingin merepotkan aku.
"Nggaaakk, ngapain mesti repot..?” Balasku lagi meyakinkannnya. Akhirnya, dia menuruti saranku.

Wah..! Konsentrasiku langsung buyar nih..! Kontolku tidur kembali. Aku lihat wajah Wina sangat lain.
Saat itu seperti ada sesuatu hal yang ingin disampaikan tetapi dia tidak berani.

Aku beranikan untuk mengetahuinya.
Tanganku aku letakkan di telinganya dan menyibakkan rambutnya ke belakang.
Terus begitu.. hingga akhirnya ke alisnya.
Dia tampak diam saja dan sesekali menoleh ke wajahku dengan agak malu.

Aku yakin sekali dia menyukai perlakuanku padanya.
Karena itu.. aku lanjutkan dengan mendekatkan mukaku ke wajahnya.

Aku elus pipinya, dan aku tempelkan hidungku ke pipinya, membuat embusan nafasku mengenai wajahnya.
"Paakk..” katanya berbisik sambil agak memejamkan matanya.. tetapi dia menjauhkan wajahnya lagi.

Suara desahan dan erangan erotis di laptopku.. Come on babe.. i'm cumming.. deeper more deeper..!!
Tampaknya membuat suasana menjadi lain. "Win.. boleh aku cium kamu..?” Tanyaku nekat.

Tanpa menunggu jawabannya lagi.. aku dekati wajahnya dan cuph..!
Kucium bibirnya yang kering karena suasana tegang saat melihat film itu.

"Mhmemmm.. pak, saya.. mau pullmshmm..” kata-katanya tidak dapat dilanjutkan..
Karena aku sudah mengulum bibir dan lidahnya.

Dengan lembut kulingkarkan lenganku ke pundaknya kemudian aku putar kursinya menghadap ke kiri.
Tangan kiriku sekarang menyentuh kancing baju depan.. kemudian dengan perlahan membuka satu kancingnya.

Kuselipkan jariku.. lantas dengan jari telunjuk.. aku elus buah dadanya yang halus itu perlahan-lahan.
Aku tidak ingin dia ketakutan. Perlahan-lahan sekali aku elus buah dadanya.. tanpa membuka behanya.

Terlihat kini matanya merem melek. Sebenarnya aku ingin tertawa.. tetapi aku tahan.
Aku paham.. bahwa saat itu dia tidak menolak.. dan setuju dengan perlakuanku padanya itu.

Sekarang aku putar jempolku ke arah puting kirinya.. ”Hhhhehhhh.. mmehhhmmm..” desahnya pelan.
Dadanya agak membusung. Aku putar jempolku ke arah puting kanannya. "Aahhhhh, pak Dino.. ssshshsmm..”

Aku terus saja mengulum lidahnya.. dan dia sudah menyambut ciumanku, bersemangat.
Kedua putingnya terasa keras.. menonjol di cup behanya yang tipis itu. "Pakk..” bisiknya lagi.

"Win.. aku sudah lama ingin menciummu..” kataku untuk memancing dia berterus terang.
Bersamaan dengan itu tangan kiriku membuka kancing teratas.. sehingga kini behanya terlihat seluruhnya.

"Jangan.. pakk. Malu..” bisiknya. Aku teruskan dengan menarik tali BH di lengannya menurun, kiri dan kanan.
"Ohhhh pakk..” Dia melihat dirinya sendiri.. dan dia sempatkan melihat adegan di VCD..
sekarang sedang memperlihatkan kedua orang tadi sedang dalam posisi 69.

Ahhhhh.. ohhhhh.. mshmsmsmshmmm.. yesss..!!
Suara desahan dan erangan di laptop membuat aku semakin terangsang.

Kontolku sudah tegang lagi sekarang.
Dan ternyata aku baru tau.. bahwa roknya memiliki resleting di depan panjang ke bawah.

Aku coba untuk membukanya.. namun tanganku langsung dipegang oleh Wina keras.
Dia mencabut ciumanku. "Pak.. jangan pak..!”
"Oke.. Win, aku antar kau ke toilet.. ayo..!” Kataku tersenyum tanpa membuat dia bersalah.

Langsung dia mengancing baju dan mengikutiku dari belakang. Dia tak tau maksudku tapi dia ikut saja.
Dia mengira bahwa ini sudah berakhir dan dia akan pulang. Sesampai di toilet.. aku ikuti dia masuk.

Di depan cermin.. aku rangkul dia dan mengulangi adegan mesra di ruangan kerjaku.
Dan sekarang dia tau apa yang aku lakukan.. karena kami berada di depan cermin.

"Paakk.. saya malu..” saat aku lepas seluruh kancing bajunya.. dan aku lepaskan behanya.
Aku lepas dari belakang. Aku ciumi buah dadanya.. sampai putingnya, keduanya.

"Ohhhhhmm.. pakkk.. saya.. hhmmmmmm..” tangannya memegang kepalaku..
Namun justru menekannya ke arah buah dadanya. Matanya merem.. dan melihat adegan kami lewat cermin.

Akhirnya.. aku nerhasil melepas roknya tanpa kesulitan.
Sekarang dia hanya mengenak celana dalam.. serta sepatu berhak 3 cm.

Dia memalingkan badannya membelakangi cermin.. untuk mengatasi malunya.
Dari belakang bokong Wina tampak merangsang ditutup celana dalam warna hitam berenda.

"Pak, kenapa pak Dino melakukan ini..? Nanti ibu bagaimana..?”
Dia mencoba mengingatkanku pada istriku.

"Kenapa ibu..? Aku sangat kangen pada kamu..” aku mulai menciumi putingnya..
membuat dia malah kini membusungkan dadanya.
"Hohhh.. hhhhmm hhmhhm..” dia tidak dapat menahan suaranya.

Tangan kananku mendorongnya menuju wash table yang terbuat dari beton dan panjang itu.
Tanganku mulai menelusuri jembutnya yang terasa mulai membasah. "Paaaaak..” bisiknya.
Mukanya sudah lain.. dia sangat merangsang sekali saat itu.

Aku turunkan celana dalamnya menuju lutut dan aku turunkan dengan kakiku.
Sekarang dia telanjang bulat..!
Di hadapanku..! Aku tidak sangka akan dapat menelanjangi dia seperti ini..!

Tangannya kemudian kubimbing menuju ke kontolku yang sudah keras.
Aku masih memakai bajuku lengkap. Dengan lembut kuangkat dia duduk di atas wash table..
kemudian aku merendahkan kepalaku untuk bisa mencium memeknya.

Aku lihat bulunya tipis agak kemerahan. Rambutnya kini terlihat membasah karena rangsanganku.
Tangannya menyangga tubuhnya ke belakang dan wajahnya mendongak ke atas.

Aku duduk pada lutut dan aku mulai mengisap memeknya yang sangat basah itu.
Clrepp.. slrupp..!
Lidahku mencari clitorisnya, dan ketika ketemu, aku isap dan elus-elus ke atas-bawah.

Tangan Wina langsung menangkap kepalaku dan menjambak rambutku.
"Auhhhmmmm.. ohhh paakkk..!!”
"Rasanya gimana Win..?”

”Ahhhhh paakk.. saya maluuu..” tapi pinggulnya sekarang mengayun-ayun ke depan dan belakang.
Seirama dengan elusan lidahku. Berarti, dia sudah bisa menikmati..!

Hampir sekira 5 menitan aku jilat.. elus.. isap clitorisnya.. akhirnya kedua kakinya mengejang lurus..
Tangannya menekan kepalaku keras masuk ke dalam selangkangannya ke arah belahan memeknya.

Auhhhh..!! Sampai-sampai hidungku basah semua..! Kini kutau dia sedang orgasme.. panjang sekali..!
1 menit setelah dia mengatur nafasnya.. aku memutuskan untuk tidak melanjutkannya.

Karena kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aku kuatir dia ditunggu oleh orang di rumahnya.
Aku langsung membantu dia mengenakan bajunya dan dia sangat malu kepadaku.

Untuk membuat dia tidak malu kukiblang padanya dengan mesra..
"Win.. aku suka kepadamu, dan kamu jangan malu kepadaku.
Biar kamu gak malu lagi.. sekarang kamu bisa lihat kontolku dan cium juga.."

Aku lantas mengeluarkan kontolku yang masih tegang berukuran 18 cm.
"Pak.. malah malu saya pak..!" Katanya dengan suara bergetar..
Tetapi akhirnya dia mau juga menciumnya hanya sebentar.. kemudian tersenyum malu lagi.

Akhirnya aku antar di pulang. Di jalan.. kami tidak dapat berbicara apa-apa.
Aku juga tidak ingin perasaannya jadi kacau.
-------ooOoo-------

Hari-hari selanjutnya.. perasaanku terhadap si Wina sungguh tidak dapat kutolak.. !
Nggak tau.. ini pasti 100% nafsu saja.. atau ada cintanya.

Karena.. sekarang mataku selalu kusempatkan..
untuk melihat dia dari jauh saat aku lewat atau hilir mudik di kantor.

Besoknya.. setelah peristiwa malam itu, aku bekerja seperti biasa dan melihat Wina juga masuk.
Padahal aku kira dia malu dan membolos kerja. Sesekali dia melirik ke arahku, tanpa senyumnya.
Aku kuatir, dia marah.

Malamnya.. aku rencana pulang malam lagi. Saat itu baru petang. Dan.. aku sangat terkejut..
Dia datang ke ruang kerjaku.. untuk menyerahkan disket berisi artikel yang aku suruh dia ketik.

"Pak, ini artikelnya..” katanya.
"Eh, Wina.. gimana kabarnya kemarin..? Ditunggu orang rumah..?” Ujarku beruaha memulai percakapan.
"Mm.. iya.. tapi nggak apa-apa, pak..” jawabnya singkat.

Duhhh.. aku bingung sekali saat itu.
Aku benar-benar salah tingkah.. karena mengingat kelakuanku kepadanya.
Tetapi dia diam saja di samping kursiku.. menunggu perintah selanjutnya.

Akhirnya, aku nekat..! Aku memegang tangannya dan menariknya untuk aku cium.
Dia menyerahkan bibirnya dan menutup matanya. Aku tau.. dia menginginkan aku seperti kemarin.

Aku langsung berbisik kepadanya.. ”Win.. aku tunggu kamu di Lantai 5 di ruang komputer, ya.. !?"
Aku langsung bangkit dan beranjak bergerak ke lantai 5, tanpa menunggu dia.

Saat itu masih jam 6 sore, jadi masih ada beberapa karyawan yang berada di kantor.
Tetapi, di ruangan komputer tidak ada orang yang ke sana. Dan aku membawa master kuncinya.

Di sana, aku tunggu dia.. hingga akhirnya dia datang juga.
"Ada apa pak..?” Tanyanya.. seperti tidak tau saja.

Aku tidak menunggu lagi.. langsung saja aku cium dia.. "Ehhhhehhehhhhhmmmmm pak..”
Kulepas baju dan roknya.. "Aahhhhmm..!” Behanya.. celana dalamnya.

Sampai akhirnya dia telanjang bulat di hadapanku.
Dia langsung menutup buah dadanya dengan tangan kanannya dan memeknya dengan tangan kirinya.

Aku cepat-cepat mengikutinya dengan melepas dasi, baju, celana dan celana dalamku.
Kontolku langsung teracung ke atas..!

Kemudian perlahan tangannya kubimbing untuk memegang adikku dan menggosoknya halus.
Aku menyentuh putingnya dan aku tau bahwa putingnya adalah bagian yang paling sensitif baginya.
Putingnya sudah keras dan berwarna merah muda.

Dia menggigit bibir bawahnya sambil mengeluh terus "Hhhhmmm.. hhmm..”
Dan tangan kananku membelah celah di pangkal pahanya.. kakinya perlahan mengangkang tanpa aku paksa.

Beberapa sat kemudian dia mulai tak kuat lagi menahan tubuhnya dan bersandar ke tembok.
Aku turunkan kepalaku menuju memeknya.. lalu mulai di bagian itu.

Kakinya semakin mengangkang membentuk huruf O..
Dan tanpa disadarinya bokongnya bergoyang.. menikmati rangsanganku lewat lidahku.

"Hhhhmhh. hhhssshhss.. shhhshhs.." dia hanya bisa menahan luapan emosinya dengan berdesis-desis.
Dia sekali-kali melihat ke arah pintu.. mungkin dia kuatir sewaktu-waktu ada orang yang masuk.

"Wina, kamu masih perawan..?” Aku sudah gak kuat lagi.. sambil aku jilati terus clitorisnya ke atas-bawah.
"Iyyyyyaa.. pak.. shhshs..” Duarr..! Aku sempat kaget.. tapi aku teruskan saja.

"Win.. aku akan gesekkan adikku ke punyamu.. tapi gak usah dimasukkan, mau yaa..?"
Aku bertanya sambil mengisap clitorisnya. "Paak.. saya takuuutt.. shhehsm..” jawabnya sembari mendesah.

"Tenang.. kamu tak akan hamil.. hanya digesek di luarnya saja..” rayuku lagi makin sange.
Langsung saja aku naik dan mengangkat tubuhnya ke atas meja..
Kemudian mengarahkan adikku ke atas belahan memeknya.

CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
 
-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------

Cerita 132 – Rahasia Pertama

Episode 2

Dengan lembut dan perlahan aku dorong tubuhnya untuk telentang saja di atas meja.
Slepp.. slepp.. slepp.. selpp.. slepp.. slepp.. slepp.. slepp.. slepp..!

Aku gesek-gesekkan batang kontolku pada bidang belah memek Wina.. tanpa memasukkannya.
Pelan.. dia masih tegang.. lagi.. lagi.. "Ohhhhhhhhmmmmm sshshshmmm.. pak.. sudah pak..?”

Suaranya mendesah dan bergetar seperti orang menggigil.. hmmm.. dia takut sekali rupanya.
"Iya.. ini yang aku maksud.. gimana..? Gak apa-apa..?”
"Iyyyaaa.. hhehehhhshhshmm.."

Dia sudah merem melek lagi.. dan aku megayunkan lagi lebih cepat, maju mundur.. terus..
Nyutt.. nyutt.. nyutt.. nyutt..!! Adikku berdenyut-denyut, ingin masuk ke lubang memeknya.

Tapi aku terus bertahan untuk tetap berada di luar.
Tangannya memegang tanganku yang sedang mengarahkan adikku maju mundur.

Tangannya memegang erat dan seakan ikut menggerakkan dan menyetir posisi dan arah gerakan kontolku.
Wah.. dia sudah sangat menikmatinya.. ohhhhh.. aku jadi tenang.. karena tidak kuatir dia akan tegang lagi.

Tangan kiriku kemudian menggosok putingnya yang telah sangat keras dan saat ini naik-turun karena goyanganku.
Aku masih sangat tidak percaya.. karena aku tidak pernah membayangkan..

Bahwa operator telepon kantorku sekarang berada di depanku dan sekarang bertelanjang bulat..!
Memegangi kontolku lagi..!!!

Klitorisnya tampak sekali merah dan basah.. dan terus kontolku aku arahkan ke kanan kiri.
"Hhhh aaaahhhh.. hhhhhss.. sssshh..”
Kaki Wina berkali-kali terkejang.. menunjukkan dia sudah orgasme berkali-kali.

Tiba-tiba.. aku tidak sadar.. ternyata tangan Wina menarik adikku untuk masuk ke lubang memeknya.. slebb..!
Langsung saja aku tarik..!
"Ohhmm pak.. annuu.. shhhs.. mmmasukin aja.. sshhsm cepeet.. masukin .. ajjjja.. hhhhs.."

Wuaduhhhh..!! Aku bingung sekali. Terus terang aku ingin sekali menerobos lubangnya.. tetapi dia masih perawan.
Dan aku tadi janji untuk tidak memasukinya.. tetapi sekarang..? Terlihat dia ingin sekali..!

“Ohhhhsmhhshsm.. pak.. masukin aja, Wina pingin.. hhhhh..!!" Nah.. nahh.. aku bertambah bingung.
Sambil terus menggoyang.. aku memastikan.. "Tapi.. kamu masih perawan kan, Win..?”

Dia mengangguk.. dan terus mulutnya menganga.. nikmaat. TIDAK..!
Aku memutuskan untuk menjilati dan mengisap-isap clitorisnya dengan keras.. agar dia merasa puas.

"HHHhhhshsmmmnggggggng..!!" Tubuh Wina mengejang keras dan panjang. Tapi dia menangis.
”Nngggghhgnn.. pak.. saya malu..” gerungnya di tengah desah tangisnya.

Aku bingung.. dan segera membantu dia membereskan pakaiannya. Aku peluk dia hingga dia terdiam.
Kami berdiam di ruang komputer itu hingga 30 menit, untuk memastikan Wina sudah tenang.
Akhirnya Wina aku suruh untuk keluar dulu, baru aku.

Aku betul-betul keringatan dibuatnya.. bukan hanya goyangannya.
Tetapi permintaannya yang tidak kusangka-sangka..
Untuk memasukkan batang kontolku ke lubang memeknya itu di luar skenarioku sendiri..!!!
Aku betul-betul bingung jadinya.

Sekarang.. Wina sudah berani memintanya dariku..! Aku betul-betul tidak menyangka, Teman..!!!
-------ooOoo-------

Seminggu, aku tidak dapat bertemu lagi dengan Wina, karena aku ada tamu dari kantor pusat.
Aku tidak sempat berkata, bertemu wajah, atau mendengar suaranya.. kangen juga.

Sering saat-saat tertentu aku ingat buah dadanya yang pas ukurannya.
Begitu merangsang dengan puting yang merah muda..

Akhirnya.. pada tanggal 20 Desember.. dia mengenakan baju kesukaanku.. tipis dan berbunga.
Behanya kelihatan dan menampakkan perbedaan antara kulitnya dengan behanya.

Dandanannya sangat sederhana, tetapi membuatnya tampil cantik.
Dia kemudian mengingatkan aku untuk rapat dengan partner kerja dari BCA di ruangan rapat.

"Coba, kamu cek apakah ruangan rapatnya sudah siap..” kataku alasan saja.
Di dalam ruang rapat, aku bertemu dengan dia. Dia tampak menungguku juga.

"Wina.. maafkan yang dulu..” dia menggeleng.. tersenyum tidak nyaman. Aku kecup keningnya.
”Pak..” aku ingin menyenangkan dan membayar utangku dulu rasanya. Tapi suasananya tidak memungkinkan.

Rapat diadakan jam 13.00.. tinggal 30 menit lagi.
Wah..! Gawat.. kontolku sudah tegak lagi mendengar kata "Paak..” dari Wina.

Karena ruang rapat tidak berjendela dan kuncinya ada di dalam.. aku langsung kunci dari dalam..
Kemudian memutuskan untuk melakukannya di dalam.

"Wina.." aku langsung cium dia.. aku tidak dapat menahan nafsuku untuk memasukinya.. sekarang..!
Aku lepas kancing baju dan roknya tapi tidak sampai terlepas.

Semuanya sudah tampak.. tapi tanpa melepaskan semuanya.
Aku lepas sabukku dan kukeluarkan kontolku dan kupelorotkan celanaku sampai lutut.

Aku cium putingnya dan langsung membuat dia mengangkat dadanya.
"Ohhhhhmm.. pak.. jangan sekarang..”

”Kamu nggak ingin..?” Tanyaku.
Dia lantas mundur selangkah sambil membetulkan bajunya cepat-cepat.. dan melihat sekeliling.

Kemudian duduk di kursi ruang meeting.. tertunduk.. air matanya keluar di mata kirinya.
–Kalau nggak salah..–
WADUHH..!! Aku jadi bingung.. dan akhirnya menaikkan celanaku kembali.

"Winn.. Winn.. aku tadi sudah bilang maaf kan.. dimaafkan nggak..?”
Ujarku berusaha merayunya dengan sungguh-sungguh.

Aku pegang pundaknya dan aku elus.. elus.. terus sampai di leher dan aku cium telinganya kemudian lehernya..
Terus ke mulutnya.. lembuuuuutt sekali.. karena aku kuatir dia akan mengingat kemarahannya lagi.

Aku yakin dia sangat malu kepadaku. "S-saya.. diapain sama bapak..?”
Memang gila, aku akan melakukannya di kantor pada jam kantor..! Di ruang rapat..!

Aku teruskan mencium.. terus sampai akhirnya dia membalas ciumanku dengan bernafsu.
Aku lega kembali.. tetapi, sungguh sulit mengembalikannya ke suasana yang santai setelah dia menangis.

Langsung aku naikkan bokongnya untuk duduk dan terlentang di meja rapat yang besar itu..
Dan aku mulai menjilati memeknya yang masih tertutup celana dalamnya, mencari clitorisnya.

”Gimana rasanya ini Wiiin..?" Aku membuat suasana nyaman..
”Aahhhh.. paakk.. enhhakkk..!" Ehmmm.. basah sudah memeknya.

Cairannya sampai membasahi daerah paha atasnya hingga turun.
Aku gigit seluruh pahanya hingga memerah. Memeknya berwarna merah muda dan sangat basah.

Aku coba menggosok clitorisnya dengan telunjukku.. dia bergetar hebat.. ”Hhhhhshshshhhshhshs..!!”
Aku langsung berdiri dan kukeluarkan kontolku.. kemudian menggesek-gesekkan batang kontolku..
ke atas permukaan belahan memeknya.. sampai beberapakali mengenai clitorisnya.

"MMhhshhs.. ohhsmmshhs.. pakkk.. diapakan saya pakkk..!?"
”Enak, Wiinn..?"
"Iyyyyyyaasshhh.. hgnggnghhm.. ayo..!”
AYO..? Ayo apa..? Pikirku. Masihkah dia ingin aku masuki..?

Slepp-slepp-slepp-slepp-slepp-slepp-slepp-slepp-slepp-slepp-slepp-slepp..!!
Kupercepat gesekan kontolku, maju-mundur, kanan-kiri, dan kadang kupukulkan ke arah clitorisnya.

Kepalanya goyang ke kanan kiri. "Phhhakk..!” Dia tarik kontolku lebih dalam..
Dan sekarang aku yakin bahwa dia memang ingin agar aku memasukkan kontolku ke lubang memeknya..!

"Masukin.. sekarang.. pakkk..! Ayooo.. chhhhepeethh.. sgghgnnn..!!" Dia ngomong sambil menutup matanya.
"Tahan ya Whhinn.." aku juga terpengaruh kelakuannya yang merangsang itu.

Slebb.. clebb..! Perlahan, kepala kontolku menyusup memasuki lubang belahan memeknya yang hangat itu.
Aughhh..!! Sempit sekali..!! Mulutnya terbuka dan nafasnya berhenti sejenak. Aku takut dia akan berteriak.

”Huffffnngggg.. hshhshsh..!!" Jlebb.. blesseeph..! Akhirnya aku berhasil memasukkan.
Sontak kakinya mengejan kuat sekali.
"Hhhhhhhhoohhhhhhmmmss.. phhhhhakkkkk.. eenhhhhakkkk.. phhakkk..!!”

Tangannya mencengkeram lenganku dan memaksaku untuk memasukkan lebih dalam lagi.
Ooohhhh..!! Aku tidak menyangka, bahwa Wina akan memintanya.

Aku diamkan sekitar 30 detik dulu kontolku di dalam bekapan lubang hangat memeknya.
Dari matanya keluar air mata.. namunuu dia tersenyum kepadaku sambil terisak.. campur tersenyum.

"Hhhhhk.. hhk.. phhak.. saya malu..” rintihnya sembari terisak.
"Nggak.. gak apa-apa.. ayo tahan ya..!?” Aku coba seperti membimbing dia.

Slebb.. clebb.. slebb.. clebb..!! Aku goyangkan perlahan maju-mundur.. matanya terbelalak lagi.
Ternyata.. dia memang perawan sekali. Dia belum pernah merasakannya dari orang lain..!

Kupercepat goyanganku.. maju-mundur.. ”Hhhhhohhhh.. pak.. enhhakknya..!!”
Dia berbisik seperti itu terus menerus.. sudah 4 kali dia mengejankan kakinya.. tanda dia orgasme.

Aku merasakan kontolku berdenyut-denyut ingin mengeluarkan cairan kenikmatan segera mungkin..
"Whiiinn.. Whinnna.. huhhmmmsm.." goyanganku kupercepat.

"Hshh hshh hshshhhe.. sshhhh..!" Mataku terpejam menikmati saat-saat terakhir akan terjadi.
Namun.. tiba-tiba ponselku berbunyi.. membuat kami kaget sekali. Clebb-clebb-clebb-clebb-clebb..!!

Kupercepat goyangan pinggulku maju-mundur.. dia tampak menjadi sangat liar dan sangat tersiksa..
Karena harus menahan suara agar tidak terdengar orang luar.

Aku terpaksa harus menghentikan goyanganku.
Karena ternyata rekanku yang akan datang untuk rapat menghubungiku lewat ponsel itu.
Itu kutau dari nomor ponsel yang muncul.

"Halo.. Joko.. oya, sampai di mana..? Oya..? Udah di lobi..? Oke aku turun..” Aku tutup ponselku.
Aku pingin melanjutkan goyanganku..
Tapi ternyata kontolku sudah mulai turun semangatnya. Konsentrasiku BUYARR..!!

"Win.. Wina.." aku mencarinya.
"Oyya.. pak..” ternyata dia sudah berbenah.. rapi.. cantik. Kukecup keningnya.
”Kamu benar-benar ingin tadi..?"
"Hehhmm..” dia mengangguk.
"Bapak yang pertama.." katanya dengan sinar mata sendu.

Dia kemudian membantu mengelap kontolku dengan sapu tangannya sampai bersih.
Dia membuka kunci ruang meeting dan keluar menuju ke Toilet.

Aku lantas turun ke toilet pribadiku dan membetulkan bajuku.. WISSS..!! Buyar..!
Perasaanku kacau balau, senang, bingung, bangga, takut.. jadi satu..

Aku rapat dengan rekanku tanpa konsentrasi..! Kontolku belum selesai bekerja..!
Terasa ada beban di bagian kontolku yang dalam untuk mengeluarkan sesuatu yang nikmat..!

Adddhuhhhh.. TEMANN.. Bijimana ini..!?
-------ooOoo-------

Setelah lama tidak melakukan hubungan dengan si Wina..
–Operator Telepon kantorku..– rasanya kangen juga. Padahal, aku sudah berniat untuk menjauh darinya.
Aku sangat kuatir hubunganku diketahui oleh rekan atau bawahanku lainnya.

Tetapi, setelah 3 bulan ini, aku merasa kangen dan ingin berbicara enak dengannya lagi.
Terus terang.. giginya yang 'gingsul' itu, menambah kecantikannya. Dan aku sangat senang bila ia tertawa lebar.

Entah kenapa.. suatu hari.. aku sedang inspeksi sendirian memeriksa ruangan mesin..
–Tempat peralatan gedung ditempatkan, misal pengontrol AC, listrik, dll..–
Karena beberapa hari ini, PLN sering padam dan aku ingin memeriksa kesiapan mesin di gedung ini.

Sebagai pengelola gedung, aku bertanggungjawab atas kesempurnaan setiap bagian gedung untuk para tenan.
Saat itu sudah menunjukkan pukul 18.00. Beberapa karyawanku sudah pulang dan hilir mudik di lorong gedung.

Lantas aku lihat Wina menenteng tasnya menuju toilet. Sesaat kuperhatikan.. lorong itu tampak sunyi.
Dan Satpam sudah mematikan lampu kantor. Serentak aku mendapat ide gila..!

Aku lantas berjalan tanpa menimbulkan bebunyian menuju toilet wanita d imana Wina masuk.
Dan aku pastikan tidak ada orang lain selain dia. Aku lihat pintu WC terbuka.. kecuali satu..! Pasti Dia..!

Lantas aku kembali melihat keluar, memastikan tidak ada orang lain. Oke. Aman.
Kemudian, aku berdiri di depan pintu WC.. di mana dia tengah berada di dalam.

Terdengar kucuran air.. tanda ia selesai pipis.. deg-degan rasanya.. sangat deg-degan.
Kuatir dia tidak bersedia aku temui dalam situasi seperti itu.

Kemudian.. handel pintu bergerak dan dia keluar. "Ahhhh..!?”
Dia menjerit kecil dan akan menutup pintunya lagi. "Ssstt.. hei.. Wina.. ini aku..!"

Aku berbisik menenangkannya. Dia segera membuka pintu dan melongo heran.. "Pak..!?"
"Aku kangeenn Win..” kataku melas. Aku berkata sambil mendorongnya menuju ke dalam WC.

”Win..” aku berkata sambil mengelus rambutnya dan wajahnya.. lembut sekali.
Dia terdiam seakan bingung mau berkata apa. Aku ada ide lain..!

Segera kuambil kunci Toilet Khusus tenan –VIP..– lantas aku berikan ke Wina.
”Aku tunggu di Ruangan sebelah pantry lantai 3 ya.. cepetan.."

Aku tidak memberikan kesempatan dia untuk bicara.. segera aku keluar dari Toilet itu.
Dengan berjalan perlahan semabari aku memastikan semua.. tidak ada orang di lantai tersebut.

Oke BERES..! Oya.. ponsel juga aku matikan agar tidak terganggu saat-saat kritisku nanti..!
Aku ingin menikmatinya dengan tenang..!

Aku lantas masuk ke toilet VIP yang tersedia bath tub..
Juga perlengkapan lain yang lebih bagus daripada toilet umum di setiap lantai.

Tidak terlalu lama berselang.. Wina akhirnya datang dan kemudian segera masuk menyusul.
"Wina.. kamu nggak sibuk kan malam ini..? Pacarmu gak jemput..? Nggak kesusu, kan..?”

Pertanyaanku memberondongnya.. seakan mengharapkan jawaban ‘TIDAK’.
Dia menjawabnya hanya tersenyum saja dengan canggung.

Sudah lama aku tidak berkomunikasi dengannya. Aku juga canggung.
Aku lantas menenangkannya dengan merangkulnya dan menarik tasnya lalu menaruhnya di gantungan baju.

Kupeluk tubuh Wina dengan erat dan membuat gerakan seperti berdansa tetapi tanpa musik.
Dia lantas meletakkan kepalanya di dadaku.. dan tangannya mulai memelukku juga. ERAT sekali..!

Aku mencium wajahnya, keningnya, hidung dan pipinya.. matanya terpejam menikmatinya.
Ahhh..! Mesra sekali rasanya. Aku nggak tau.. rasanya kok seperti pacaran saja.

Aku sedang jatuh cinta kepadanya..!!! Gawat..! Aku elus rambutnya, dan dia tersenyum senang.
Adegan itu sangat lama menurutku.. dan tanpa ada kata-kata.. sepiiiii sekali.

"Cape ya..?” Bisikku. Dia menggeleng. Aku cium bibirnya lembut dan rasanya berdebar jantungku.
Ini rasanya seperti pacarku saja..! Lain dari beberapa bulan yang lalu.

Tanganku membelai pundaknya yang putih mulus itu kemudian menuju lehernya..
selanjutnya ke belakang kepalanya.. rambutnya.

Nafasnya terdengar mulai tidak teratur.. dan dia membalas ciumanku dengan bersemangat.
"Mmmffhhmmss..” berkali-kali dia bersuara begitu.

Aku tetap bergoyang seperti dansa sambil menciumnya.. mesra..!
HIngga lama kelamaan dia menjadi merangsang.

Tangannya merangkul kepalaku erat dan melingkar ke punggungku.. menggosok-gosok dan mengelus-elus.
"Aku khhangeenn..” dia berbisik halus di telingaku.
"Masaa’..?” Aku ngetes sampai di mana dia kangen kepadaku.

"Pak.. tiap hari aku mimpi. Dan aku sekarang putus dari pacarku.
Karena aku sering berbicara tentang pak Dino di depannya. Dia cemburu berat..” cerita Winda dengan pelan.

"Oya.. mimpi apa..?” Tanyaku.
”Macam-macam.. hhsmm.." katanya sambil melanjutkan ciuman mesranya.

"Pernah Mimpi begini..?”
Tanyaku sambil meletakkan jempol kananku di atas buah dadanya dan menggeser putingnya.. keras..!
"Mmmhhhhh.." dia mengangguk dan menutup matanya.

"Terus gimana lagi..?” Pancingku.
Meski masih berbaju lengkap, dan memakai beha.. putingnya terlihat keras dari luar.

Dengan lembut kulepaskan kancing baju atasnya satu-satu dan pelan-pelan..
sampai akhirnya baju atasnya terbuka lantas aku dorong ke belakang. LEPAS..! Tinggal beha dan roknya.
Dari cermin tampak cantik dan merangsangku untuk menelanjanginya lagi.

"Kalau begini..?” Sambil melepaskan behanya dan kemudian melemparnya ke belakang.
BERGANTUNGlah buah dadanya yang berisi dan padat itu..

Lalu aku menunduk dan menciumi kedua putingnya bergantian. "Hhhhh... ohh oohh.. hhmmmmsmm..
Phhhakkkkk.. aku kangheeenn..!” Kepalanya mendongak ke atas dan membusungkan dadanya..
sehingga aku dengan sempurna menciumi dadanya.

Aku dorong dia untuk menuju ke washtafel dan aku angkat.. sehingga dia duduk di sebelah washtafel.
Tangannya menjaga agar tidak terdorong.. dan merespon setiap ciumanku..
dengan menggosokkan tangannya ke punggung dan kepalaku. Hingga rambutku jadi acak-acakan..!

Sambil menciumi buah dadanya.. tanganku membuka pahanya dan mengelus bagian dalam pahanya..
Menuju memeknya dari luar celana dalamnya. Ternyata basah bukan main..!

Aku menjadi bersemangat untuk mengelus bibir bawahnya dan masuk menuju ke clitorisnya.
”Ahhhww..!! Hhhshh.. hhmmm..” dia merasa nikmat dan menjadi liar.

Dibukanya pahanya makin lebar.. dan diangkatnya kaki kirinya ke atas meja washtafel..
sehingga aku dapat melihat memeknya terbuka dengan jelas..!

Aduhh.. aku gak kuat melihatnya..! Segera kudekatkan mulutku dan aku tarik celana dalam di bagian
Memeknya.. slreppp.. langsung kujilat rekahan memeknya dan klitorisnya yang basah kuyup itu.

Tanganku menahan pahanya agar terus dan tambah lebar. Bokongnya bergoyang-goyang..
Maju mundur meski sulit sekali tampaknya.. tapi dia tambah liar sekarang..!

Tangan kirinya menggosok putingnya sendiri ..
dan yang kanan mendorong kepalaku untuk masuk lebih dalam ke dalam memeknya.

Kujulurkan lidahku hingga aku dapat menjilati seluruh bagian memeknya.
Aku hanya merasakan gurih dan asin.. sama dengan memek istriku.. tetapi perasaan ini lebih bersemangat.

Dan aku kembali merasa gembira melihat dia merasa nikmat.
Sayang sekali untuk menghentikan kegiatanku ini.. melihat dia begitu bersemangat dan nyamann.

"Hhshsshhsh.. ngggghh.. adddhhh.. adhuuuhhh.. phhhakk..!" Dia terus melenguh seperti itu.
Apalagi ketika klitorisnya aku jilat agak keras ke atas..

”Aghhhh.. diapain.. itu.. pahhhkk..!?” Dia terbelalak dan badannya tegang sejenak.
Mulutku basah kuyup.. pipiku dan janggutku terasa basah oleh cairan lendir memeknya.

Kemudian, aku usap mulutku dengan roknya lalu aku berdiri membuka baju dan celanaku cepat-cepat.
Dia turun dari washtafel dan menurunkan roknya.. kemudian celana dalamnya.

TELANJANG BULATlah kami di toilet itu..! Kontolku ternyata sudah keras dan mengeluarkan cairan bening.
Aku rangkul dia dan kubimbing dia untuk menuju bath tub. Dia ragu-ragu.. tetapi menurut..

”Ayo..!” Ajakku. Aku lantas berbaring di bath tub dan aku tarik tubuhnya untuk duduk di atasku.
Bath tub itu tanpa air.. kemudian kuarahkan memeknya untuk menuju ke kontolku.

Dia tegang untuk sesaat.. lalu.. Slebbb.. CLLEPPP..! ”Hhhhhhhhmmm.. addduuuhhhh..!"
Dia membelalakkan matanya. Seluruh bagian kontolku membenam masuk liang memeknya.
Dalam posisi begitu.. ternyata memeknya menjadi penuh ‘memakan’ batang kontolku..! Tak kusangka..!

Dia mulai mengangkat bokongnya maju mundur dan atas ke bawah.
Setiap pergerakan selalu diiringi dengan desahan..
”Hhhhhhshh.." Dan erangan.. "Ngggrrhh.." dari mulutnya.

"Enak Winn..?" tanyaku konyol.. –Ya jelas ennakkkk toohh..– Dia tidak menjawab.
Wina hanya tersenyum dan menundukkan badannya..

Sehingga buah dadanya sekarang tergantung pas di depanku.
Sementara tangannya menjaga badannya berpegangan di pinggiran bath tub.

Slrupp..! Langsung aku sambar putingnya dan aku jilati.. gigit.. kemoti.
Pokoknya semua jenis gerakan untuk merangsangnya aku lakukan. LIAR..!!! CEPAT..!

Gerakannya menjadi cepat..!
Buah dadanya bergelantungan dan berayun-ayun naik turun.. merangsang sekali!.. temann.
Kakiku menjadi kaku menahan kegelian ini..

Tanganku mendorong goyangan bokongnya.. dan aku remas-remas bokongnya dengan gemas sekali.
Kontolku rasanya diremas dan dipelintir di dalam kehangatan bekapan liang memeknya.

Rambutnya sekarang sudah tidak karu-karuan lagi.. menambah merangsangnya dia di hadapanku.
Bokongku terasa penat menahan tubuhnya.. karena bath tub ini keras sekali.. tapi aku tak pedulikan.
Karena rasa nikmat mengalahkan rasa pegalku itu.

Hingga AKHIRNYA.. tangannya mencengkeram pundak dan menjambak rambutku.
”Pakk.. aku mau .. uuhhhh.. cepet.. ayoooo.. sama-sama..!!” Dia menggoyang bokongnya cepat sekali..!

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.. tambah cepat.. makin cepat..!
”Aahhhh.. ahhh.. asshhhh.. ngghhhs.. pahhkkk.. akuu.. mauu .. uugghhhhh..!!”

Wajahnya tampak tambah merangsang.. OOOOoo.. aku juga nggak kuat melihat tingkahnya..!
Wajahnya..! Gemelantungnya buah dadanya yang naik turun.

Aku remas dan goyang keras bokongnya. Oke.. aku putuskan untuk menyudahinya.. bareng..!
Rasa kedutan itu kembali lagi..
Seperti biasa menyerangku mengikuti rasa nikmat yang meningkat di urat-urat kontolku..

Uhhhh.. rasanya kontolku kaku sekali dan peka merasakan dinding memek Wina.
Ohh.. "Whhin.. aku.. mau juga.. ayoo.. susumuu.. merangsang Whhiin.. Pentilmu kerass..!! Hhhh.."

Dia tambah liar mendengar kata-kataku barusan. "Susumu Winnn.. Montokkk.. merangsaaangg.."
Bisikku dengan tersengal-sengal. CRRRTT.. CRTTTT.. CRRRRTT.. CRRTTT..!! Nuttt nutt nuutt..!!

Rasanya geli sekali habis air maniku terpancar. Menyemprot deras di dalam liang memeknya.
"Makasih ya..” kataku.. Dia tersenyum..

”Pakk..” Dia menggoyangkan bokongnya pelaaaann sekali.. TAPI.. "Aku ingin lagii..!”
Dia menggoyangkan bokongnya tambah keras.. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, tambah keras..!

Untung saja batang kontolku masih ada sisa-sisa kakunya..
Tapi rasa gelinya membuat aku menggeliat menahan tak terkira..!!!
Aduuhh.. ada yang pernah merasakan ini nggak teman..?

Tidak lama kemudian.. ”Aggghh.. pahhhhkk.. adduduuhhhh.. aku .. ughhhh..!” Bisik Wina.
"Yya.. terus.. emhhhh..” kataku menyemangatinya. Dia orgasme lagi..! Aku merasa senang waktu itu..!

SURE..! Berhasil menyenangkan Wina dengan nikmat yang benar-benar dia rasakan..
Bebas tanpa ada tekanan dan gangguan seperti yang sebelumnya.

"Maaf yya.. pakk.. Wina kangeeenn.. soalnya..” katanya memelas.
"Hehe.. enak..?" Tanyaku. Dia mengangguk sembari tersenyum lemas. Cantik sekali.

Kemudian kami membersihkan diri dan mengenakan baju masing-masing. Aku bantu dia agar cepat..
Hingga akhirnya kami keluar bergantian. Aku duluan untuk melihat suasana di luar.

Sepulangnya.. aku merasa sangaaaatttt nyaman..! Ahhhh.. plong rasanya..! F(. )I( .)N
-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
 
:asyik:.. igaP dooG
eperibadi..

Noh.. di atas Nubi posting Cerita 132..
Sialkan dikenyot.. nyott.. :nenen:

NB: Trims n Credit Thanks buat brada @matata ..
Yang telah berkenan berbagi Cerita pada Nubi untuk kemudian bisa dishare di mari.
Sekali Lagi Thanks brada..!
 
Terakhir diubah:
menarik lanjut lagi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd