Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------------------------------

Cerita 18 – Dilanda Sepi

Mbak Fanny

Aku
adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta di bandung. Bagian tempat aku bekerja hanya terdiri dari 8 orang..
Tapi walaupun orangnya sedikit.. bagianku punya seorang sekretaris bagian yang khusus melayani administrasi bagianku.
Sekretaris itu namanya Fanny. Tapi aku biasanya manggil Mbak Fanny.. soalnya memang dia lebih tua 1 tahun dari aku.

Mbak Fanny adalah seorang wanita yang sangat menarik.
Tubuhnya tinggi semampai, hampir setinggi aku.. kulitnya putih bersih dengan bentuk body aduhai.

Buah dadanya tidak terlalu besar.. tapi kalau dilihat dari luar. Aku yakin buah dada itu pasti bulat sempurna dan kenyal..
Karena aku sering melirik ke arah payudaranya yang membusung menantang itu.

Satu lagi yang aku suka dari Mbak Fanny, rambut ikalnya. Entah mengapa aku lebih tertarik dengan wanita yang berambut ikal.
Apalagi ditambah bibir tipis Mbak Fanny yang sensual.. membuat aku gak bosen-bosen memandang wanita seksi itu.

Mbak Fanny sebenarnya sudah menikah dan memiliki anak 1.
Tapi sayang suami Mbak Fanny.. mas Budi adalah seorang pelaut di kapal pesiar eropa. Jadi Mbak Fanny sering ditinggal 6 sampai 8 bulan.

Oh iya.. aku kenal baik dengan mas budi, suaminya..
Karena beberapakali saat mas Budi kembali ke indonesia Mbak Fanny dan mas Budi mengajak aku jalan-jalan.

Cerita ini dimulai saat aku mau mengeprint laporan pekerjaan.
Karena printer diletakkan di meja Mbak Fanny.. maka aku berjalan menuju meja kerjanya.

Tapi sebelum sampai ke mejanya, aku melihat Mbak Fanny serius sekali membaca sebuah website di layar komputernya.
Aku tertawa kecil dan kembali ke mejaku.. aku gak mau mengganggu Mbak Fanny.
Karena aku hafal betul website yang sedang dibaca Mbak Fanny adalah website kumpulan cerita-cerita erotis. Hehe..

Kemudian aku terpancing untuk menggoda Mbak Fanny dengan mengirim pesan YM ke dia:
“Hayo lagi baca apa..? Nakal Ya..!” Isi pesanku ke Mbak Fanny.

Mbak Fanny langsung membalikkan badannya dan memandang tajam ke arahku..
Aku cuma tersenyum melihat wajah marah bercampur paniknya.

“Gak baca apa-apa. Mau tau aja nih..!?” Jawab dia masih melalui YM.
“Gak usah malu mbak.. aku juga sering baca kok..” jawabku lagi.

Dia kembali memandangku dari jauh dengan wajah cemberutnya.
“Mas Budi masih lama pulangnya ya..?” Tanyaku lewat YM.
“He-eh. Aduh.. jadi malu gara-gara ketahuan..” jawab Mbak Fanny.

“Mau dibantuin gak..?” Tanyaku menggoda.
“Maksudnya..?” Jawabnya bingung.

“Ya kan mbak kangen sama mas Budi.. siapa tau saya bisa gantiin sementara..” jawabku nakal
“Maksudnya..?” Tanya dia lagi.. aku gak tau dia pura-pura ato bener-bener gak ngerti.

”Kan saya laki-laki juga.. mungkin bisa bantu mbak.. kayak yang di website..” jawabku tambah nakal
Mbak Fanny menatapku dengan pandangan marah kemudian menjawab..

“Awas ya, nanti aku aduin ke mas Budi, nanti tau rasa kamu..”
Aku cuma tertawa sambil menjawab.. “Hehehe.. cuma becanda mbak..”

Aku memang sebenernya cuma mau menggoda dia.
Setelah chat itu.. aku gak begitu memperhatikan Mbak Fanny lagi.. karena pekerjaanku sangat bertumpuk waktu itu.

Hingga seminggu kemudian Mbak Fanny mengirim pesan YM ke komputerku.
“Yan.. lagi sibuk banget ya..?” Tanyanya melalui YM

“Iya nih mbak, kan deadline bulan depan..” jawabku sekenanya..
Karena aku memang sedang sibuk mengerjakan tugasku yang bertumpuk.

“Mmmm..” jawabnya gak jelas. Karena aneh atas jawabannya.. aku mengirim pesan.
“Ada apa mbak..? Apa ada masalah..?”

Agak lama dia mengirim jawaban. “Rian.. masih inget tawaran kamu waktu itu nggak..!?”
Jujur.. aku lupa sekali apa yang aku tawarkan.. karena pikiranku penuh dengan pekerjaanku.

“Tawaran yang mana ya mbak..? Maaf.. aku lupa..” jawabku sejujuran.
“Yang minggu lalu itu loh.. katanya mau bantuin aku..” jawabnya lagi.

Tapi karena aku bener-bener lupa.. dengan polosnya aku jawab. “Bantuin apa ya..?”
“Ya udah kalo udah lupa..” jawabnya singkat.

Aku berpikir keras.. Duhh.. aku udah janji apa ya sama dia minggu lalu..?
Setelah beberapa saat mengingat-ingat.. aku terperangah sebentar..

Karena aku gak duga becandaan aku minggu lalu jadi ditanggepin serius sama dia.
“Wah maaf mbak.. yang website waktu itu ya..? Beneran nih..!?” Tanyaku penuh selidik.

Agak lama aku menunggu jawaban sampai dia menjawab. “Iya.. yang itu. Mau nggak bantuin aku..!?” Tanyanya lagi.
Aku tersenyum kecil.. mana ada sih cowok yang nolak tawaran kayak gini.. apalagi dari Mbak Fanny yang cantik itu.

Aku menjawab. “Wah.. gak usah ditanya mbak, trus gimana..?”
“Sabtu besok dateng ke rumahku ya.. agak sore aja. Tapi awas.. rahasia ya..” jawabnya.
“Oke..” jawabku yang mengakhiri chat.

Hari sabtu sekitar jam 4 aku sampai ke rumah Mbak Fanny.
Rumahnya sepi.. aku tidak melihat Ria anak Mbak Fanny yang baru berumur 4 tahun.

“Ria ke mana mbak..?” Tanyaku saat aku sudah duduk di sofa ruang tengah rumahnya.
“Aku titipin ke rumah neneknya..” jawab dia sambil membawa minuman dari dapur.
Kemudian dia tersenyum nakal. Aku cuma tertawa kecil melihat tingkahnya.

Hari itu Mbak Fanny seksi sekali, dia memakai kaos ketat warna putih dan celana pendek warna krem.
Aku gak pernah lihat dia berpakian seperti ini sebelumnya..

Tapi aku pikir mungkin dia berpakaian begitu karena tau tujuan aku datang kerumahnya sediki berbeda kali ini.
Setelah menaruh minuman di meja.. Mbak Fanny duduk di sofa kecil yang berseberangan dengan sofa panjang yang aku duduki.

Sebenernya aku sedikit kecewa dia pilih duduk di situ.. tapi pikiran itu segera sirna..
karena aku sibuk memperhatikan paha putihnya yang terpampang lebar karena celananya tertarik ke atas saat dia duduk.

Ditambah dari kaus tipisnya.. aku dapat melihat bayangan bra kembang-kembang yang dikenakannya.
Penisku terasa mulai menegang karena memandang wanita minim pakaian ini.

Tapi sayang Mbak Fanny sepertinya canggung.
Setiap aku mulai berbicara yang agak menyerempet, dia langsung membelokkan arah pembicaraan ke hal yang lain.

Wah.. gawat nih.. pikirku. Bisa gagal rencana karena Mbak Fanny takut duluan.
Hingga satu saat Mbak Fanny terdiam.. sepertinya dia kehabisan kata-kata untuk membicarakan yang lain.

Kesempatan itu aku gunakan untuk duduk mendekatinya.
Dari sofa yang masih terpisah.. aku pegang kedua tangannya sambil aku elus perlahan.

“Mbak..” kataku perlahan.
Mbak Fanny cuma memandangku sambil tertunduk, ada sedikit rasa takut terpancar dari wajahnya.

“Mbak..!” Kataku lagi sambil menariknya untuk duduk di sofa panjang bersamaku.
Mbak Fanny mengikuti tarikan tanganku, masih sambil tertunduk antara takut dan malu.

Mbak Fanny duduk di pojok sofa.. sedang aku duduk di sebelahnya.
Perlahan aku cium kedua tangan.. Mbak Fanny masih memandangku sambil menunduk.

Aku tau sebenarnya Mbak Fanny mau.. cuma takut karena ini pertamakali ada laki-laki selain suaminya yang menyentuhnya.
Aku pegang kedua pipinya dan aku angkat agar aku melihat wajahnya.

Saat wajah kami saling berhadapan aku melihat wajahnya seperti anak kecil yang sedang ketakutan.
Aku cium keningnya untuk menenangkannya. Sepertinya cukup berhasil, wajahnya sedikit menurun ketegangannya.

Aku cium keningnya sekali lagi kemudian aku kecup kedua pipinya. Mbak Fanny cuma diam sambil menutup mata.
Aku kecup bibirnya sekali, tidak ada reaksi. Aku kecup sekali lagi. Kali ini ada sedikit balasan.

Yang ketigakalinya aku cium bibirnya agak lama.
Mbak Fanny sudah mulai berani, dia membalas ciumanku yang berangsur liar.

Saat aku beranikan memasukkan lidahku kemulutnya, dia menyambut dengan liar..
Bahkan membalas memasukkan lidahnya bergantian.

Saat ciumanku semakin liar.. tak lupa tanganku mulai berkerja.
Pertama-tama tanganku memegang pinggangnya yang masih kecang, kemudian dari situ aku elus punggungnya.

Setelah itu aku mengelus perutnya, terasa perutnya rata tanpa lemak walaupun dia pernah melahirkan 1 kali.
Elusanku aku turunkan ke pinggulnya.

Kemudian mengikuti garis celana dalamnya.. aku sampai mengelus pantatnya, kemudian aku meremas-remas pantatnya.
Mbak Fanny cuma melenguh kecil saat aku meremas pantatnya.

Tak lama Kemudian.. aku beranikan diri untuk meremas payudaranya, walaupun masih dari luar kaos.
Kaos yang dikenakannya berbahan tipis.. dan Branya adalah model bra yang tipis tanpa kawat..

Jadi aku dapat dengan mudah meremas-remas kedua payudara yang sering aku nikmati dari jauh tersebut.
Kali ini Mbak Fanny melenguh agak keras walaupun tidak melepas ciumannku.

Aku loloskan tanganku ke dalam kaosnya mencoba melepas kait branya dari belakang.
Tapi Mbak Fanny bertindak lebih.. dia membuka kaos sekaligus branya.

Melihat dia membuka kaos, aku ikut membuka kaosku. Aku menjaga kondisiku selalu sama dengan dia agar dia percaya.
Sambil aku membuka kaos, Mbak Fanny menata bantal sofa yang ukurannya besar di ujung sofa kemudian dia bersandar di situ dengan pasrah.

Selesai membuka kaos.. aku posisikan tubuhku di antara selangkangannya..
Sementara dia membuka selangkangannya agak lebar untuk memudahkanku menindihnya.

Clrup.. Aku kembali menciumnya. Kali ini sambil meremas-remas payudaranya yang memang masih sangat kenyal itu.
Sekali-sekali aku cium pipi dan lehernya. Kadang-kadang kujilati lehernya.. hingga membuat dia bergetar beberapa saat.

Ciuman aku turunkan ke arah payudara kanannya. Perlahan-lahan aku kecup sekitar payudaranya tapi aku hindarkan pentilnya.
Kemudian aku jilat memutar mengecil hingga akhirnya sampai ke pentil.

Aku isap sesaat kemudian aku pindah ke payudara kiri untuk memperlakukan hal yang sama.
Sepertinya Mbak Fanny tidak sabar.. kemudian dia menarik tanganku dan menekan telapakku ke arah payudaranya yang bebas.

Aku mengerti.. segera kuremas-remas perlahan payudaranya sambil kadang-kadang memutar-mutar pentilnya.
Serangan aku tingkatkan. Perlahan aku elus-elus paha dalamnya.

Mbak Fanny kelojotan menerima seranganku. Aku menyusupkan tanganku ke dalam celana dalamnya.
Langsung terasa olehku lipatan vagina yang diselimuti bulu-bulu halus, sudah sangat basah di sana.

Tiba-tiba Mbak Fanny menarik celananya untuk membuka. Wah.. buru-buru sekali mbak ini..! Kataku dalam hati.
Aku membantu meloloskan celana pendek tersebut. Kemudian aku sendiri membuka celana panjangku.

Sekarang kami sudah sama-sama telanjang. Aku tindih Mbak Fanny sekali lagi.
Rencanaku sih aku ingin mencium bibirnya, kemudian turun ke payudaranya baru kemudian mencium vaginanya.

Tapi Mbak Fanny sudah tidak sabaran. Dia menarik-narik penisku untuk diarahkan ke vaginanya.
Hmm.. sepertinya Mbak Fanny sudah begitu lama menahan birahinya.. sehingga ingin langsung tusuk saja.

Aku turuti kemauannya. Aku arahkan penisku ke vaginanya..
Tetapi Mbak Fanny masih menggenggam penisku seakan tidak sabar agar penisku dimasukkan kevaginanya.

Crepp.. Rrrbb..!! Aku dorong perlahan penisku hingga amblas semua.
“Nghh..!!” Mbak Fanny melenguh agak keras.

Badannya terasa begitu rileks seakan merasa lega akhirnya yang diidam-idamkannya tercapai juga.
Mbak Fanny terdiam sesaat hanya menerima kocokanku yang baru perlahan.

Tapi tiba-tiba Mbak Fanny menjadi sangat liar. Tangannya menekan erat pantatku..
sambil menggoyangkan pinggulnya ke kanan-ke kiri dengan liar, seakan kocokanku tidak cukup.

Wah.. begini deh, kalo cewek dianggurin sama suaminya, jadi super liar..! Kataku dalam hati.
Mbak Fanny berteriak-teriak keenakan.. sambil terus memutar-mutar pinggulnya mengikuti irama kocokan penisku.

Tapi tiba-tiba tubuh Mbak Fanny menegang sambil berteriak kencang.
Srrrr.. srrrr.. srrrr.. Terasa cairan menyemprot dari dalam vaginanya, dia orgasme hebat.

Kemudian badannya terasa sangat lemas.. dia memandangku dengan senyum kecil.
Di vaginanya terasa sangat basah.. aku merasa cairan vaginanya sampai menetes keluar.

Kukocok perlahan.. karena aku belum apa-apa. Tapi sepertinya orgasme Mbak Fanny begitu hebat..
sehingga dia tetap tergolek lemas sambil tersenyum kecil seperti diawang-awang.

Akhirnya aku hentikan kocokanku. Plepp.. kucabut penisku dari vaginanya.
Itu karena Mbak Fanny terlihat semakin lemas dan terlihat menjadi mengantuk.

Akhirnya aku angkat Mbak Fanny dan aku tidurkan di kamarnya.
Aku tidak memakaikan pakaiannya.. hanya menyelimutinya, kemudian dia tertidur.

Aku memakai pakaianku kembali lalu duduk di tempat tidur..
menemani mbak Fanny yang tertidur sambil menonton televisi yang memang ada di dalam kamarnya tersebut.

Sekitar jam 7 malam tiba-tiba Mbak Fanny memelukku dari belakang, kemudian menggelayut di punggungku.
“Eh.. udah bangun, mbak..?” Tanyaku Dia cuma mengangguk sambil tetap memelukku erat.

“Maaf ya Yan..” katanya manja.
“Maaf kenapa..?” Tanyaku sambil mengelus tangannya yang melingkar ke dadaku.

“Maaf tadi aku langsung tidur.. padahal kamu belum apa-apa..” kata Mbak Fanny.
“Trus kamu gimana..?” Tanyanya sambil meraba penisku dari luar celana.

“Enggak apa-apa kok mbak..” jawabku sambil memutar badanku. Kemudian aku memeluk tubuhnya erat.
Entah kenapa aku jadi sayang sekali dengan wanita itu.

Aku kecup keningnya sekali kemudian aku peluk erat lagi.
“Mau diterusin sekarang..?” Bisik Mbak Fanny yang masih dalam pelukanku.

“Nanti aja mbak..” jawabku.
“Kita makan malam aja dulu yuk..” ajakku.

Kemudian Mbak Fanny berdiri dan memakai bathrobe.
“Ayo.. aku dah masak tadi siang khusus buat kamu..” ajak Mbak Fanny ke arah meja makan.

Selama makan malam kami bercerita panjang.
Dari pembicaraan itu aku tau kalau Mbak Fanny memang memiliki nafsu seks yang sangat tinggi.. tapi sayang mas budi jarang pulang.

Dia sebenarnya sering tidak tahan.. tapi tidak mau mengkhianati mas Budi.
Tapi saat bertemu aku.. Mbak Fanny menaruh perhatian ke aku.
Makanya saat aku menawarkan bantuan waktu itu.. Mbak Fanny langsung menanggapinya dengan serius.

Sehabis makan kami menonton televisi. Kami duduk di lantai yang dialasi permadani.
Mbak Fanny duduk di antara selangkanganku yang kubuka lebar..
Dia menyandarkan tubuhnya ke dadaku, sambil aku memeluknya dari belakang.

Selama nonton tv, kami seperti pasangan yang sedang dimabuk kasmaran.
Mbak Fanny bersikap sangat manja kepadaku sedang akupun memanjakannya dengan senang hati.

Sambil memeluknya dari belakang.. sesekali aku membelai rambutnya dan mencium tengkuknya yang putih bersih.
Mbak Fanny cuma melenguh pelan sambil sekali-sekali mencium tanganku yang memeluknya.

Perlahan aku mulai mengelus-elus payudaranya, Mbak Fanny mulai duduk dengan gelisah.
Apalagi saat aku meremas payudaranya, tubuhnya menegang dan melemas seirama dengan remasanku.

Tangan kananku aku selipkan masuk ke dalam celana dalamnya.
Perlahan aku elus garis vaginanya, terasa perlahan cairan vaginanya mulai membanjir.

Tangan kiriku masuk ke dalam bathrobenya langsung meremas payudaranya yang tidak dibaluti bra lagi.
Sementara jari tengah tangan kananku mulai menusuk vaginanya, terasa vaginanya berdenyut-denyut hebat.

Mbak Fanny tidak sabar kemudian membalikkan badannya..
Kemudian dia menciumku dengan ganas, sedangkan tangannya menyerbu celanaku berusaha untuk mengeluarkan penisku.

Aku buka ikat pinggang dan resletingku.. sehingga Mbak Fanny bisa menarik penisku keluar dan mulai mengelus-elusnya.
“Mbak di kamar aja yuk..” ajakku. Mbak Fanny cuma mengangguk. Kemudian aku menuntun dia menuju kamar tidurnya.

Sampai di kamar tidur aku menelentangkannya di tengah tempat tidur..
kemudian aku melepaskan bathrobe dan celana dalamnya, sehingga dia telanjang bulat.

Tanpa terburu-buru aku melepaskan baju dan celanaku.. sehingga akupun telanjang bulat.
Perlahan aku merangkak di atas tubuhnya untuk memposisikan tubuhku di antara selangkangannya.

Kemudian aku mencium bibirnya perlahan. Ciuman aku turunkan ke lehernya.. sesekali aku jilat lehernya.
Ciuman kemudian aku turunkan kembali ke payudaranya. Di situ aku menyedot pentil dan meremas-remas payudaranya.

Sesekali pentilnya aku gigit kecil untuk memberinya sensasi. Ciuman aku turunkan lagi ke perutnya yang rata tersebut.
Di situ aku baru sadar ternyata pinggul Mbak Fanny sangat bagus. Aku cium pinggulnya kemudian paha dalamnya.

Aku sengaja melewatkan vaginanya untuk sasaran akhir. Dari pahanya aku cium betisnya sampai aku cium ujung kakinya.
Selanjutnya gerakan aku balik, aku cium betisnya, kemudian aku cium pahanya. Selanjutny , perlahan aku kecup vaginanya.

Aku tatap wajah Mbak Fanny dari antara selangkangannya.. Wajahnya terlihat tegang menunggu hal selanjutnya yang aku kerjakan.
Kemudian aku kecup vagina itu sekali lagi. Dengan menggunakan jariku, aku sibak bulu jembutnya, sehingga vaginannya terlihat jelas.

Perlahan aku jilat bibir vagina kiri dan kanannya perlahan. Selanjutnya dengan gerakan pasti jilatan aku arahkan ke klitorisnya.
Klitorisnya tidak terlalu besar tapi cukup mudah untuk dijilat kemudian aku isap perlahan.

Pinggul Mbak Fanny semakin tidak tenang.. dia seakan menghindari jilatannku..
Tapi tangannya justru menekan kepalaku untuk terus menjilati klitorisnya. Cairan vaginanya keluar sangat banyak.

Kemudian aku sejajarkan tubuhku dengan tubuhnya.. dia mengerti kalau kau ingin penetrasi ke vaginanya.
Tapi aku tunda sebentar.. aku cuma menggosok-gosokkan kepala penisku ke bibir vaginanya.

Dia meringis seperti protes karena aku berlama-lama.. aku cuma membalasnya dengan senyum kecil.
Dia mencoba menekan pantatku, tapi aku tahan. Dia menatapku dengan wajah protes.. dia terlihat frustasi.
Dia mencoba menekannya sekali lagi.. tapi tetap aku tahan.. dia semakin frustasi.

Kemudian aku kecup bibirnya sekali dan.. slebb.. blessebb.. aku masukkan penisku sampai mentok.
“Kamu jahat sayang.. kamu jahat..!” Bisik Mbak Fanny saat aku memeluknya erat setelah memasukkan penisku ke vaginanya.

Aku pompa penisku ke vaginanya perlahan dan Mbak Fanny meresponnya dengan mengikuti gerakanku.
Walaupun sebenarnya ini posisi yang konvensional, tapi entah kenapa terasa begitu nikmat.

Mungkin karena aku sudah merasakan benih-benih cinta dan Mbak Fanny pun begitu..
sehingga terasa setiap gesekan penisku dan vaginanya seperti menyalurkan energi cinta di antara tubuh kami.

Aku bangkit dan berlutut di antara selangkangannya dengan penisku masih di dalam vaginanya.
Aku taruh jari tengahku ke mulutnya, dan aku hentikan gerakan penisku.

Pertama-tama dia bingung.. tapi kemudian dia mengisap perlahan jariku.
Saat dia mengisap jariku.. gerakan penisku aku selaraskan dengan gerakan isapannya.

Dia tersenyum lebar.. Mbak Fanny mengerti permainan ini..
Dia lalu mulai mengisap mengikuti bagian mana dari vaginanya yang ingin ditusuk oleh penisku.

Lama-lama gerakan isapnya makin cepat..
Sehingga aku makin susah menyelaraskan gerakannya dengan penisku.. sepertinya dia sedikit lagi orgasme.

Aku tarik jariku dan aku menindihnya dengan gaya konvensional. Perlahan aku pompa vaginanya kadang pelan.. kadang cepat.
Mbak Fanny terlihat makin dekat dengan orgasmenya.. badannya makin tegang.

Tak lama tubuh Mbak Fanny melengkung sambil dia terpekik kecil.. vaginanya terasa licin sekali.
Aku percepat pompaanku.. clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb..

Jlebb.. kutekan penisku dalam-dalam.. crett.. crett..crett.. menyemprotlah spermaku ke rahimnya.
Kemudian aku memeluknya sambil membisikkan.. “Aku cinta kamu mbak..”

Mbak Fanny tersenyum kemudian memelukku erat seperti tidak mau dilepaskan. Ahhhh.. mesranya.. (. ) ( .)
------------------------------------------------------------------------
 

---------------------------------------------------------------------------------

Cerita 19 – Antara Cinta dan Dosa

Sore itu selepas pulang kantor, Dony nampaknya seperti linglung.
Ia sedang kesal atas sikap rekan sekerjanya tadi ketika meeting dengan dewan direksi membahas program yang ia ajukan.

Pada saat tanya jawab, salah seorang manager dari bagian keuangan yang bernama Ratna..
mengajukan berbagai pertanyaan yang menyudutkan dan cenderung menjegal semua ide-idenya.

Dony menganggap semua itu sama sekali tidak relevan dengan apa yang ia presentasikan.
Ia heran.. kenapa wanita itu selalu saja beroposisi dengannya..
dan selalu mempersulit setiap urusan yang ada kaitannya dengan unit kerja wanita itu.

Dony sendiri tak tau kenapa sebabnya ia bersikap seperti itu padanya.
Ia mengira-ngira.. apakah ini karena ia tak pernah begitu memperhatikannya..

Padahal lelaki-lelaki lain di kantorku berlomba-lomba untuk menarik perhatian wanita..
yang selalu berpenampilan trendy dan menjurus seksi ini.

Dony pun tak memungkiri bahwa Ratna merupakan wanita yang menarik.. cantik dan pintar.
Awalnya Dony tertarik juga kepadanya namun setelah melihat orangnya agak sombong..
dan meremehkan lelaki-lelaki yang mencoba mendekatinya.. ia jadi kurang respek..
hingga akhirnya lebih banyak menghindar darinya.

Pikiran Dony masih tak karuan, matanya menatap kosong ke arah jalanan dari balik kaca mobilnya.
Ia bingung sendiri. Mobilnya meluncur dengan kecepatan sedang tanpa arah.

Jalanan yang biasa ia lalui menuju rumah telah kelewatan sejak tadi. Pulang ke rumah juga mau ngapain, pikir Dony.
Anak dan istri lagi pulang kampung selama liburan sekolah ini. Katanya ingin berlibur di rumah kakek dan neneknya.

Tiba-tiba Dony jadi membelokkan mobinya ke arah suatu tempat yang nampaknya seperti sebuah hotel.
Nampak di pelataran parkir berjejer mobil-mobil mewah.
Dony segera memarkirkan mobilnya di sana lalu turun dan berjalan ke sebuah bar yang terletak di samping lobby hotel itu.

Ia langsung masuk. Terdengar hingar bingar musik yang memekakan telinga begitu pintu terbuka.
Dony berjalan tanpa melirik ke kiri kanan dan langsung duduk di sebuah kursi bar.

“Gin tonic in the rock..” pintanya tanpa pikir panjang kepada bartender.
Ia sendiri sebenarnya kaget juga mendengar ucapan dari mulutnya..

Padahal sudah bertahun-tahun sejak sebelum menikah ia tak pernah lagi menyentuh minuman beralkohol.
Tetapi kenapa tiba-tiba ia memesan minuman seperti itu..?

“Malam Boss..” sapa bartender itu dengan ramah sambil menyodorkan minuman pesanannya.
“Malam..” balas Dony seraya meraih gelas dan langsung menenggaknya sampai habis..
lalu menyodorkan lagi kepada bartender untuk minta tambah.

Bartender itu tersenyum melihat tingkah Dony.
Rupanya ia sudah terbiasa melihat tingkah orang-orang seperti Dony ini di barnya.

“Suntuk kayaknya malem ini ya Boss..” katanya mencoba untuk mengajak ngobrol, sesuai dengan tugasnya sebagai bartender..
yang umumnya merupakan tempat untuk curhat bagi tamu-tamu bar.

“Yaaaahhhh.. gua lagi empet nich. Daripada pusing lebih baik happy-happy aja dech..” jawab Dony kembali meneguk gelas kedua.
Kali ini minuman itu masih bersisa sedikit.
Mukanya nampak mulai memerah, minuman beralkohol itu begitu cepat mempengaruhi kesadarannya.

Dony kembali ngobrol dengan bartender itu. Meskipun ucapan-ucapannya sudah ngaco..
tetapi bartender itu masih tetap meladeninya dengan baik dan menambah kembali minuman di gelas Dony.

Tanpa terasa telah 4 gelas diteguknya. Obrolan mereka nampaknya semakin menghangat..
terdengar gelak tawa mereka berkali-kali.. sehingga menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya.

Begitu melihat keadaan Dony, orang-orang itu tersenyum-senyum maklum.
Tetapi ada seorang wanita cantik yang duduk di pojok kafe itu sejak tadi memperhatikan tingkah laku Dony.

Ia lalu bangkit dari duduknya dan datang menghampiri.. “Hai, kayaknya asyik banget ngobrolnya. Boleh dong bergabung..”
Sapanya kepada Dony sambil menepuk-nepuk pundaknya dan duduk persis di sampingnya.

Dony menengok kaget karena tepukan halus di pundaknya itu. Begitu matanya memandang wajah wanita itu, ia bertambah kaget.
Sama sekali tak menyangka akan bertemu di tempat seperti ini..

“Oh..! Hai..” Balas Dony tidak bersemangat... begitu mengetahui wanita yang datang itu adalah Ratna.
Wanita yang menjadi penghalang programnya di kantor tadi siang.

Melihat sikap Dony yang tidak bersahabat seperti itu, si bartender malah keheranan.
Padahal mereka tadi sedang membicarakan apa yang akan dilakukan seandainya ada cewek cantik yang mau bergabung dengan mereka.

Kini justru setelah ada cewek cantik dan seksi seperti itu malah dicuekin.
Ia geleng-geleng kepala oleh sikap Dony yang menurutnya aneh.

“Rupanya suka juga nongkrong di sini, ya..?” Tanya Ratna memulai pembicaraan.
“Ya begitulah..” jawab Dony datar sambil meminta tambah minumannya lagi.

“Jangan banyak-banyak, kamu sudah mabok lho..” katanya kemudian memperingatkan.
“Emang nape..?” Tanya Dony sembari mendelik.

Ratna hanya tersenyum saja mendengar gaya omongan Dony yang lain dari pada biasanya.
Maklum lagi mabok.. demikian kata Ratna dalam hati.

“Jangan frustrasi gitu dong..” ucap Ratna dengan lembut seraya mengelus pundak Dony.
Meski terdengar lembut ucapan itu, tapi di kuping Dony bagaikan dentum geledek.

Ia mulai mengungkit masalah yang sebenarnya ingin ia lupakan saat itu. Dipandangnya wajah Ratna dengan mata sedikit melotot.
“Hei, denger..! Gua nich lagi happy-happy. Siapa bilang frustrasi..? Nggak ada dech dalam kamus gua..” jawab Dony sengit.

Giliran Ratna yang kini sengit begitu mendengar jawaban angkuh seperti itu.
Ia jadi terpancing untuk memperpanjang persoalan mereka di kantor.

Mereka akhirnya berdebat sengit.. kalau saja si bartender tidak menengahinya.. tentunya mereka akan bertengkar hebat.
“Udahlah Boss..” kata si bartender. “Nggak usah bertengkar.. kita di sini khan buat senang-senang.
Ngapain mesti ribut-ribut gitu.. benar khan Non..?” Katanya kemudian kepada Ratna.

Dony diam tak menjawab. Dia hanya menunduk untuk kemudian meneguk kembali minumannya hingga habis.
Ratna menghela nafas panjang untuk menenangkan dirinya yang sudah terpancing emosinya.

Ia lalu memberi isyarat kepada si bartender untuk mengisi gelasnya dengan minuman yang sama.
Ia pun menenggak minuman itu sekaligus seolah ingin mendinginkan hatinya yang panas.

Sebenarnya ia tidak pernah minum minuman beralkohol seperti itu.
Begitu minuman itu melewati tenggorokannya, ia rasakan tubuhnya menjadi panas. Ia kegerahan. Lalu ia melepaskan blazernya.

Si bartender melirik kagum menyaksikan tubuh indah yang hanya berbalut tank-top tipis yang menempel ketat itu.
Bola matanya sedikit mendelik melihat kain tipis yang sudah basah oleh keringat..
mencetak jelas bentuk payudaranya yang membusung indah itu.

Meski penerangan di bar itu amat temaram.. pandangannya masih sempat melihat tonjolan kecil mencuat nakal dari balik tank-top itu.
No bra, man..! Jerit si bartender dalam hati dengan senang.

“Apa loe liat-liat..!?” Gertak Ratna saat memergoki mata nakal si bartender itu menggerayang ke arah dadanya.
“Sorry Non..” katanya seraya mengalihkan pandangan dan bergeser ke dekat Dony.. lalu berbisik-bisik.
Mereka kemudian tertawa ngakak sambil sekali-sekali melirik ke arah Ratna.

Melihat dirinya menjadi bahan tertawaan.. dan meski ia tidak mendengar apa yang mereka bisikkan..
Tetapi Ratna tau persis apa yang sedang mereka tertawakan. Dengan kesal ia layangkan tinju ke arah pundak Dony.

“Eiiittt..!” Dony buru-buru menangkap kepalan tangannya yang hendak mendarat di pundaknya.
“Kok gua yang jadi sasaran..?”
“Loe memang kurang ajar..!” Jerit Ratna dengan suara ditahan.. karena takut akan menjadi tontonan orang lain.

“Mestinya dia tuh..” kata Dony menengok ke arah si bartender. “Eh ke mana dia..? Akh sialan..!”
Lanjutnya ketika melihat si bartender itu sudah berada jauh di ujung bar sedang melayani tamu lain.

Ia melirik sebentar sambil tersenyum-senyum. “Kamu nich kenapa..? Morang-maring nggak karuan..?” Lanjutnya. “Kita happy aja..”
“Bodo..!” Jawab Ratna ketus.. seraya menarik tangannya dari pegangan Dony.

Dony malah mempererat pegangannya. Ratna menarik-narik. Mereka akhirnya jadi tarik-tarikan.
Tanpa sepengetahuan Ratna.. mata Dony menangkap sesuatu yang begitu mengasyikan saat wanita itu berkutat melepaskan tangannya.

Tubuhnya jadi berguncang-guncang.. sehingga membuat payudaranya yang nampak tidak memakai bra itu jadi ikut-ikutan berguncang.
Berayun-ayun ke sana ke mari dengan indahnya.

Dony menghela nafas untuk menenangkan goncangan di dadanya akibat pemandangan ini.
Sementara matanya tak bisa dialihkan pandangannya dari sana.

Pikirannya jadi menerawang dan berandai-andai seperti apa gerangan apabila bagian tersebut tak terhalang oleh kain tipis lagi.
Bayangannya semakin jauh melayang.

“Idih matanya sama kurang ajarnya..!” Kata Ratna sambil menjewer telinga Dony.
“Aduh, aduh.. iya, ya.. ya..” kata Dony kesakitan dan melepaskan pegangan tangannya.

Ratna segera menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya.
Dony mengalihkan pandangan matanya ke wajah Ratna. Nampak wajah itu memerah. Malu kali.
Salah sendiri kenapa pake pakaian seperti itu.. kata Dony dalam hati kesenangan.

Namun ketika memandang wajah itu.. Dony agak kesengsem juga.
Dalam keadaan seperti itu kecantikannya semakin mempesona saja di mata Dony.

“Cantik sekali..” ucap Dony perlahan sekali. Ucapan itu keluar begitu saja.. tanpa disadari.
Meski suara itu amat perlahan dan tertimpali oleh bunyi musik di ruangan.. namun Ratna sempat mendengarnya juga.

Hatinya senang juga mendengar pujian yang terucap tanpa sengaja itu. Berarti tidak dibuat-buat.
Entah kenapa jantungnya sempat berguncang juga. Kok jadi gini sich..? Cetus Ratna dalam hati.. malu dengan perasaannya sendiri.

“Berani amat ngomong gitu ama gua..?” Kata Ratna.
Meski ucapannya masih kasar namun nadanya terdengar jauh lebih lembut dari sebelumnya.

“Memang kamu cantik kok..” kata Dony menimpali semakin berani. Dipandangnya mata Dony dengan penuh selidik.
Kenapa ia jadi berbalik seperti itu..? Apa dia masih juga ingin mempermainkan aku lagi..? Demikian kata Ratna dalam hati bertanya-tanya.
Ia khawatir pria yang ia akui memang menarik namun sombong ini.. masih mau membalas perbuatannya ketika meeting tadi siang.

Dulu.. ketika pertamakali mereka berkenalan.. Ratna sempat tertarik olehnya. Saat itu ia melihat Dony begitu simpatik.. ramah dan ganteng.
Ekh.. kenapa gua jadi berpikir yang enggak-enggak sich..? Tiba-tiba egonya muncul lagi. Gengsi dong..!

“Ngomong apa sich..? Ngaco kamu..!” Jawabnya ketus kembali.. meski dengan hati deg-degan.
Diam-diam matanya melirik ke arah wajah Dony. Baru sekarang ini ia bisa memperhatikannya dari jarak dekat.
Tampan juga.. demikian kata hatinya. Ia jadi salah tingkah sendiri.

“Ratna.. kenapa kita harus selalu bertengkar. Kita ini khan kolega yang harus bisa saling kerjasama.. ya khan..?”
Ucap Dony memulai untuk berbaikan dengannya.

“Lagipula kita bisa bersahabat.. daripada harus bermusuhan seperti ini. Bosen rasanya..”
Baru kali ini ia mendengar Dony mengucapkan namanya dengan langsung.
Selama ini ia selalu menyebutnya dengan panggilan Ibu.. atau sama sekali tidak.

Ratna memiringkan tubuhnya dari tempat duduknya.. sehingga menghadap ke arah Dony.
Kali ini ia sudah tidak malu-malu lagi untuk menatapnya.

Mendengar perkataan itu.. nampak wajah Ratna sudah tidak seketus seperti apa yang selalu ia perlihatkan kalau berhadapan dengannya.
Malah tersungging sebuah senyuman di bibirnya.

Ia tak menyadari perubahan itu.. namun ia melihat Dony seakan terpesona saat memandang dirinya.
Duh kenapa lagi nich..? Ucap Ratna dalam hati.. begitu mendadak merasakan darahnya berdesir oleh situasi ini.

“Aku juga bosen, Don..” jawabnya hampir tak terdengar. Tatapan mata Ratna semakin lembut.
Namun ia segera memalingkan mukanya. Hatinya tiba-tiba khawatir.. Ya ampun.. jangan sampai..!

“Oke dech. Kita baikan mulai dari sekarang..” kata Dony seraya menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
Ratna tak segera menyambutnya. Ia memandang sejenak ke arah uluran tangan Dony.

Kemudian ia melirik ke wajahnya. Baru kali ini Ratna melihat wajah itu tersenyum.
Manis sekali.. akunya jauh dalam hatinya. Tatapan matanya begitu menyejukkan.. Ooh.. andaikan saja ..!

“Masih ngambek..?” Tanya Dony khawatir.. begitu melihatnya tak bereaksi atas uluran tangannya.
Ratna segera tersadar dari lamunannya.

Wajahnya semakin memerah karena malu.. jangan-jangan Dony bisa menebak apa yang tengah ia pikirkan.
Ia segera menyambut uluran tangan itu dan menjabatnya dengan erat sambil tersenyum lepas.

Melihat itu Dony pun tersenyum senang. Tanpa ia sadari ia cium pipi Ratna dengan lembut.
Gerakan ini sama sekali di luar dugaan Ratna.

Ia terperangah tanpa bisa berbuat apa-apa saat dicium seperti itu dan baru sadar setelah semuanya berlalu.
“Berani-beraninya, Don..?” Ucapnya tapi dengan nada yang lembut. Tak terlihat kemarahannya atas perbuatan Dony yang begitu spontan.

“Sorry, Na. Gua nggak bisa nahan diri..” jawab Dony agak menyesal.
Khawatir ‘perdamaian’ yang sudah dicapai kembali hancur gara-gara perbuatan konyolnya.
“Ya udah..” balas Ratna tanpa komentar.

Dony benar-benar menyesal dengan ulahnya barusan. Ia mengira Ratna kembali marah dan akan membencinya.
Melihat sikap Dony yang langsung terdiam membuat Ratna tak enak hati juga.

“Eh yo kita minum lagi..” tiba-tiba Ratna memecah kesunyian di antara mereka..
Seraya memanggil bartender untuk mengisi kembali gelas mereka.
“Ya.. ayo kita rayakan hari ini dengan minum..!” Teriak Dony gembira melihat perubahan ini.

Suasana sekarang jauh berbeda dengan sebelumnya. Mereka ngobrol sambil tertawa-tawa gembira..
seakan ingin melepaskan semua ganjelan yang ada di hati masing-masing.
Tak jarang mereka saling rangkul dan saling cubit di sela-sela obrolannya.

Tinggalah si bartender yang terheran-heran melihat tingkah mereka yang jauh berbeda dengan sebelumnya.
Ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat keakraban mereka. Sinting kali.. demikian rutuknya dalam hati.

Tanpa terasa malam semakin larut.. namun suasana justru semakin meriah.
Apalagi kini sudah muncul home band tampil membawakan lagu-lagu yang mengundang para tamu untuk bergoyang.

Tak ketinggalan Dony dan Ratna.. mereka mulai terbawa suasana hingar bingar. Dony segera menarik tangan Ratna untuk bergoyang.
Mulanya Ratna ragu.. tapi ia lalu mengikuti ajakannya. Mereka turut bergabung dengan pasangan-pasangan lain di depan panggung.

Hiruk pikuk suara musik dan tawa pengunjung justru membuat suasana semakin panas saja.
Tubuh mereka sudah basah bermandikan keringat.

Bahkan Dony tanpa malu-malu membuka seluruh kancing bajunya hingga terlihat dadanya yang bidang itu ditumbuhi bulu-bulu.
Ratna agak tersipu juga menyaksikan kegilaan Dony ini.

Sambil bergoyang, sekali-sekali Ratna melirik ke arah Dony yang sudah bertelanjang dada itu.
Terlihat begitu macho.. demikian puji Ratna dalam hati sambil membayangkan bagaimana kalau ia menyandarkan kepalanya di sana.
Akh.. akh.. lagi-lagi aku berpikir yang enggak-enggak..!

Meski Dony dalam keadaan setengah teler dan dalam suasana yang hiruk pikuk itu..
ia masih bisa melihat apa yang sedang diperhatikan koleganya yang cantik dan seksi ini.

Apalagi ketika ia melirik bagian dadanya. Ia melihat benda kembar yang membusung penuh itu turut berguncang seiring hentakan musik.
Bahkan tank-top berbahan kain tipis dan sudah basah oleh keringat itu.. mencetak jelas bentuk payudaranya yang indah.

Meski cahaya di sana sangat terbatas.. mata Dony sempat menikmati putingnya yang mencuat begitu menggairahkan.
Mereka mungkin saja menyadari bahwa mereka sedang berusaha untuk saling menarik perhatian melalui gerakan dan isyarat-isyarat seksual.

Hanya saja ada kendala yang membuat mereka berpikir panjang untuk mewujudkannya.
Apa mereka dapat menghindarkan semua itu..? Enggak tau dech..! Begitu kira-kira pikiran mereka.

Sudah beberapa lagu mereka ikuti.. dan nampaknya Ratna sudah agak kepayahan.. lalu mengajak Dony untuk istirahat..
Sambil berpelukan mereka berdua kembali ke tempat duduk.

Entah karena pengaruh alkohol atau lainnya..
Mereka sudah tidak merasa risih bertingkah bak sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.

Tak lama setelah mereka mengendurkan sensasi-sensasi selama bergoyang tadi..
Dony lalu menarik wajah Ratna dan membisikkan sesuatu ke telinganya.
Ratna tertawa dan dengan genit mencubit pinggang Dony hingga mengaduh kesakitan.

Entah apa yang dibisikkan Dony padanya.. hanya kemudian Ratna terlihat mengangguk malu-malu..
untuk kemudian berdiri diikuti oleh Dony yang mengajaknya pergi dari tempat itu.

Di tempat parkir mereka segera masuk ke mobilnya masing-masing.
Dony segera menjalankan mobilnya diikuti oleh mobil Ratna dari belakang.

Mobil mereka beriringan menyusuri jalan-jalan mulus yang nampak lengang.. berbeda apabila di siang hari.
Tak sampai setengah jam mobil mereka sudah berada di pelataran parkir yang menghadap ke laut.

Mobil mereka parkir berdampingan. Ada beberapa mobil di sekitar mereka, namun jaraknya agak berjauhan.
Nampaknya tempat ini memang merupakan tempat orang berpacaran.

Tak lama kemudian, Dony turun dari mobilnya. Cuaca malam itu terasa dingin karena hujan mulai rintik-rintik berjatuhan.
Ia segera membuka pintu mobil Ratna dan langsung masuk.

“Ufh dingin juga..” kata Dony sambil mengibas-ngibas bajunya yang sedikit basah oleh air hujan.
“Hei Don..! Ngapain loe ngajak gua kemari..?”
Belum sempat Dony menutup pintu kembali.. Ratna sudah memberondongnya dengan pertanyaan seperti itu.

“Gua sich maksudnya supaya bisa ngobrol dengan tenang.. jauh dari kebisingan.
Sambil menikmati pemandangan indah ke sana..” jawab Dony sembari menunjuk ke arah laut lepas yang nampak terang meski gerimis.

Pandangan Ratna mengikuti arah telunjuk Dony. Ia menghela nafas panjang menyaksikan keindahan pemandangan itu.
Tanpa terasa ia membayangkan bila keindahan seperti ini benar-benar bisa ia nikmati dengan orang yang dicintainya.
Tentunya sungguh membahagiakan.

Mendadak roman wajahnya berubah.. nampak sekali kesedihan di raut wajah manisnya.
“Lho kok jadi sedih..? Apa gua salah ngomong..?” Tanya Dony ketar-ketir.

“Enggak Don. Gua cuman ..” Ratna tak meneruskan kata-katanya.
“Akh sudahlah. Don..” panggilnya sambil menoleh ke arah Dony dengan pandangan sayu..

“Kamu sadar khan kalau kita ini masing-masing sudah berkeluarga..” lanjutnya.
Pertanyaan Ratna terdengar oleh Dony bagaikan petir yang menyadarkannya dari suasana ini.

Dony langsung terdiam dan pikirannya langsung teringat akan anak dan istrinya yang tengah berlibur di rumah neneknya.
“Loe bener, Na..” jawab Dony perlahan sekali.
“Loe inget mereka ya..? Ceritain dong tentang mereka..” pinta Ratna.

“Ya gua inget mereka..” jawab Dony kemudian menceritakan tentang keluarganya.
“Loe beruntung Don..” komentar Ratna.
“Ya.. gua beruntung. Nah bagian loe sekarang ceritain..?” Tanya Dony kemudian.

Sebelum menjawab, Ratna kembali menghela nafas berat. Dengan pandangan kosong ke arah laut..
Ia mulai bercerita bahwa dulu ia dinikahkan oleh orangtuanya tanpa didasari rasa cinta sama sekali.

Dony terperangah saat ia menyebutkan bahwa lelaki yang dinikahinya adalah pemilik saham mayoritas perusahaan tempatnya bekerja.
Ratna memang sengaja meminta kepada suaminya agar orang di kantor tidak tau siapa dia sebenarnya..
supaya tidak membuat semua orang rikuh dan agar ia bisa lebih professional dalam bekerja.

“Don.. aku minta supaya kamu tetap bersikap seperti kamu belum tau siapa aku sebenarnya..” pinta Ratna wanti-wanti.
Ia tak ingin sikap Dony yang sudah amat ia sukai berubah karenanya.

Dony mengangguk tak pasti.. karena jauh dalam hatinya ia sedikit ngeri oleh si pemilik saham yang konon sangat berkuasa.
dalam menentukan apa pun di perusahaan tempatnya bekerja.
Bagaimana kalau ia tau bahwa dirinya kini tengah berduaan dengan istrinya dalam mobil malam-malam begini..?

“Kau tak perlu takut ketauan oleh suamiku. Ia sedang di Amerika sampai bulan depan..”
Kata Ratna kemudian.. seolah tau persis apa yang menjadi pikiran Dony saat itu.

“Aku sudah lama ingin meceritakan semua ini kepada orang yang bisa kupercaya..”
Dony agak tersanjung juga oleh ucapan itu.

Akhirnya ia mendengarkan semua keluh kesah Ratna sampai ke hal-hal yang paling pribadi sekalipun.
Rupanya Ratna memang sudah merasa percaya pada Dony.. hingga ia tak sungkan lagi menceritakan bagaimana tertekannya hidup dirinya.

Ia ternyata merupakan istri kedua. Awalnya memang kehidupan mereka normal saja..
namun seiring dengan berjalannya waktu.. sehingga umur sang suami pun semakin bertambah tua.
Perbedaan umur mereka cukup mencolok.. bahkan bisa dibilang ia lebih pantas menjadi anak atau bahkan cucunya.

Meski tidak secara gamblang diceritakan..
Dony sudah bisa menebak bahwa sang suami sudah tak mampu memberikan nafkah bathin padanya.

Terlebih lagi.. katanya, sang suami kini lebih sering berada di keluarga istri pertama.
Ratna seringkali ditinggal sendiri di rumah mewahnya.. tanpa anak dan hanya ditemani oleh pembantunya.

Ia.. katanya kemudian, ingin agar suaminya melepaskan saja dirinya.
Ratna tak mampu meneruskan ceritanya lagi. Ia menangis tersedu-sedu.

Mendengar tangisnya yang begitu menyayat.. Dony dapat merasakan kepedihannya..
Bathinnya yang amat tertekan selama ini nampaknya baru bisa ditumpahkan sekarang ini.

Dony tak tau mesti berbuat apa melihatnya seperti itu.. yang semakin lama semakin memilukan saja tangisannya.
Secara naluri ia lalu menarik pundak Ratna dan merengkuhnya dalam pelukan.

Tangis Ratna semakin menjadi-jadi ketika Dony menyuruhnya untuk menumpahkan segala kepedihan..
melalui tangisan untuk melegakan perasaannya.

Tanpa terasa tangan Dony ikut mengelus-elus rambutnya dengan lembut dan penuh perasaan.
Sikap Dony yang begitu penuh perhatian.. membuat Ratna terhanyut perasaannya.

Ia lalu mendongakkan wajahnya dan memandang wajah Dony dengan tatapan sayu.
Dony balas menatapnya. Lalu ia mengusap air mata yang bercucuran di pipinya.

Ratna melenguh tak jelas sambil menyentuh bibir Dony dengan jemarinya yang halus.
“Don..” lenguhnya perlahan hampir tak terdengar.

Tatapan mata mereka saling bertemu sejenak. Tak ada ucapan yang keluar dari bibir mereka.
Semuanya mereka tumpahkan melalui tatapan itu.

Lalu entah siapa yang memulai.. tau-tau kedua wajah mereka saling mendekat.. dan selanjutnya bibir mereka saling bersentuhan.
Ratna melenguh panjang. Perasaannya seakan melayang jauh entah ke mana.. meninggalkan dunia nyata yang dihadapinya.

Awalnya mereka hanya saling menyentuhkan bibir saja.
Namun ketika Ratna mulai menciumnya dengan penuh perasaan.. Dony tak mampu mengendalikan diri lagi.
Ia balas dengan kehangatan yang sama bahkan menjurus panas.

Ratna tak mau kalah.. dan balik membalasnya. Akhirnya mereka lupa diri akan siapa diri mereka sebenarnya..
Dan nampaknya kalaupun terbersit sejenak kesadarannya.. apakah mereka mampu menghentikannya begitu saja..?

Suasana di luar pun sudah berubah. Hujan yang tadi hanya rintik-rintik saja kini sudah mulai membesar..
Sehingga membuat kabut di seluruh kaca mobil di mana kedua insan ini berada.

Suasana yang sangat mendukung ini membuat mereka bertambah panas. Mereka tidak hanya berciuman saja.
Mereka sudah saling meraba.. mengelus dan berbuat apa saja yang mengakibatkan gairah mereka semakin membara.

Ratna yang kesehariannya selalu berwibawa.. anggun dan lembut tutur sapanya..
kini berubah seperti singa betina liar yang kehausan di tengah padang pasir kering.

“Ooohhh.. ookkkhhhh, Don..” desahnya semakin menggairahkan.
Dipeluknya tubuh Dony dengan erat seolah khawatir lepas darinya.

Dony tak menyahut. Ia balas memeluk.. dan tangannya mulai mencari-cari ke sekujur tubuh wanita cantik ini.
Tangannya lalu menelusup lewat bagian bawah tank-topnya.. merayap ke atas perut..
Lalu merambah ke payudaranya yang tak memakai bra.

Jemarinya menjelajah ke seluruh permukaan halus kulit buah dadanya yang terasa semakin membusung saja..
sesaat setelah terkena sentuhannya.
Ratna mendesah.. kepalanya melengak ke belakang.. sehingga dadanya membusung ke arah wajah Dony.

Disodorkan seperti itu.. Dony tak tinggal diam. Disingkapnya tank-top itu.. sehingga dadanya terbuka lebar.
Dony mendecak kagum menyaksikan kedua bukit kembar itu membusung penuh..

Kedua putingnya nampak sudah mengeras dan mencuat ke atas.
Pemandangan ini sungguh sangat menggairahkan sekali dan amat mengundang.

Setelah puas memandangi keindahannya.. Dony segera membungkuk agar bibirnya dapat menciumi buah dada itu.
Desahan Ratna semakin menjadi-jadi.. kepalanya semakin melengak ke belakang..
seakan memberikan keleluasan pada Dony untuk menikmati semua miliknya itu.

“Auuuhhhh.. teruuuussss, yaaa iseeeeppphhfff..” ucapan Ratna semakin tak karuan merasakan kenikmatan ini..
Apalagi saat Dony mengisap putingnya.. sementara tangan kanannya meremas-remas dengan lembut buah dada yang satunya lagi.

Dalam keadaan seperti ini.. mana mungkin Dony menghentikan perbuatannya.. meski dalam keadaan sadar sekalipun.
Apalagi alkohol dari minuman di bar tadi masih mempengaruhi dirinya.

Ia pun lepas kendali.. tanpa memikirkan siapa dirinya.. siapa wanita yang tengah dicumbunya.. dan siapa pula suami wanita itu..
Dony terus menggerayang ke bagian-bagian paling sensitif milik wanita ini.

Akibatnya sungguh luar biasa.. Ratna semakin liar saja.
Tubuhnya meliuk-liuk seolah ingin agar tak pernah luput dari setiap sentuhan Dony.

Suasana di dalam mobil yang serba terbatas itu semakin panas.. kala tangan kiri Dony mulai menelusup di balik roknya..
kemudian merayap perlahan di atas pahanya.

Nafas Ratna semakin memburu.. seiring dengan semakin mendekatnya elusan jemari Dony ke pangkal pahanya.
Ia justru sudah merasakan bagian itu basah.

Ratna membuka kedua kakinya.. agar tangan Dony dapat dengan leluasa menyelinap ke dalam CD-nya.
“Ouugghhhfff..!!” Jerit Ratna melengking.. saking nikmatnya saat jari Dony menyentuh bagian yang sudah lembab itu.

Ia dorong tangan Dony masuk lebih dalam. Jemari Dony mulai menyentuh-nyentuh bibir vaginanya.
Terasa sudah basah. Jarinya menyeruak bulu-bulu yang terasa begitu lebat di seputar liang itu.

Kemudian menyusuri belahannya.. dielusnya perlahan.. bergerak naik-turun sambil menusuk sedikit demi sedikit.
“Oohhh Don..! Enakkkhhh sekaliiiiii..!” Jerit kenikmatan meluncur deras dari bibir Ratna.. kala ujung jempol Dony mengusap kelentitnya.

Pinggul Ratna bergoyang mengikuti irama gerakan jempol Dony yang begitu lihai.
Tubuhnya meliuk-liuk menahan rasa nikmat yang sudah lama tak ia alami.

Membayangkan hal itu.. ia jadi teringat apa yang terlewatkan. Tangannya lalu menjulur ke bawah.
Mula-mula diletakkan di atas paha Dony.. lalu merayap naik perlahan.

Tangan Ratna berhenti di pangkal pahanya.. meremas-remas sejenak untuk kemudian naik kembali.
Matanya agak mendelik.. begitu menyentuh bagian yang sudah mengeras di balik celana Dony.

Matanya semakin berbinar.. membayangkan bagaimana bentuknya jika sudah telanjang nanti.
“Don..!?” Pekiknya setengah terperangah.

“Kenapa, Yang..?” Tanya Dony heran.
“Nggak.. akh .. bukain ya..?” Tanyanya kemudian.

Sebenarnya ia tak perlu minta izin dahulu.. dalam keadaan begitu sudah pasti Dony sama sekali tak keberatan.
Dan memang.. tanpa menunggu jawaban.. jemarinya yang lentik itu menarik ritsluiting celana Dony.. kemudian merogoh ke dalam.

“Ehhmmm..” lenguhnya. Nampaknya ia begitu senang mendapatkan apa yang selama ini ia cari-cari. Begitu keras..!
Jemarinya kemudian membelai-belai sepanjang batang yang masih terhalang celana dalamnya.

Belaiannya berubah menjadi remasan. Dari bibir Ratna keluar desis-desis penuh kenikmatan..
Seiring dengan gerakan jari Dony yang mulai menusuk ke dalam liang memeknya.

Kenikmatan yang ia rasakan semakin lengkap..
Karena sejak daritadi mulut Dony tak pernah berhenti mengemot puting susunya.

Ratna tak mau dibilang egois karena hanya mementingkan kenikmatan sendiri.
Ia lalu mengais celana dalam Dony dan meraih batang kemaluannya yang besar itu ke dalam genggamannya.

Meski ia tidak bisa melihat ke bawah.. tapi ia bisa merasakan betapa besar dan panjang batang milik Dony itu.
Dengan lembut ia mulai mengocok batang itu.

Giliran Dony yang kini menggelinjang merasakan remasan dan kocokan tangan lembut milik wanita cantik itu.
Ia sangat lihai melakukannya.. apalagi saat telunjuknya mengusap-usap moncongnya. Terasa ngilu saking enaknya.

Dony tak mau kalah.. gerakan jemari di dalam liang memek Ratna semakin menggila..
Menerobos ke seluruh relung-relung kewanitaannya. Merambah ke bagian-bagian yang menggerinjal.

Terdengar nafas Ratna mulai megap-megap menghadapi semua itu. Rasanya tak akan bertahan lama lagi..
Karena bagian yang tak pernah tersentuh pun.. kali ini tak terlewatkan oleh serangan jemari Dony.

Pinggul Ratna bergoyang liar.. meliuk-liuk mengimbangi gerakan jemari Dony. Sementara itu, tangan Ratna pun tak tinggal diam.
Tangannya terus mengocok dengan gerakan yang semakin lama semakin cepat.

Mereka rupanya tengah berlomba untuk memberikan yang terbaik.
Tubuh mereka bergoyang-goyang liar.. sehingga membuat mobilnya pun ikut-ikutan goyang.

Untunglah hujan cukup deras mengguyur bumi.. sehingga menghalangi pemandangan apa yang tengah terjadi di dalam mobil.
Bahkan pekikan kenikmatan yang meluncur dari mulut Ratna yang cukup kencang itu pun.. sama sekali tidak sampai terdengar keluar.

Tak berapa lama kemudian Ratna mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi.. sehingga jari Dony melesak jauh ke dalam..
Kedua kakinya dikempitkan.. sehingga menjepit tangan Dony diam tak bergerak jauh di dalamnya.

Diiringi jeritan kecil panjang, tubuhnya bergetar keras ketika ia mencapai titik puncak kenikmatannya.
“Oouugghhff..! Dooonnnn, enaaaaakkkkk..!”

Crrrrr.. crrrrr.. crrrrr..!!! Ratna merasakan cairan vaginanya menyembur berkali-kali..
untuk yang pertamakalinya sejak suaminya tak memiliki gairah lagi.

Luar biasa sekali ekspresi wanita cantik ini. Begitu menggairahkan, begitu dahsyat.
Rupanya luapan kenikmatan Ratna berpengaruh banyak pada diri Dony. Ia merasakan batangnya seakan kelu.

Tubuhnya bergejolak hebat. Pantatnya bergerak naik-turun mengimbangi kocokan tangan Ratna pada batangnya..
Dan.. akh.. akh, akh.. Crettt..! Cretttt..!! Crettt..!

Dony mengeluarkan suara geraman berat begitu dari kemaluannya menyemburkan cairan kental berkali-kali.
Ratna terus mengocoknya tak henti-henti.. seakan ingin menguras seluruh isinya.

Ia coba melirik ke bawah.. karena ingin melihat pemandangan saat lelaki mencapai orgasmenya..
tapi sayang hanya kegelapan yang ia lihat.. selain merasakan cairan kental dan hangat membasahi seluruh telapak tangannya.

Mereka terkulai lemas dengan nafas tersengal-sengal.
Meski hanya permainan tangan.. tetapi rupanya cukup menguras tenaga dan pikiran mereka berdua.

Samar-samar dalam kegelapan itu, nampak tersungging senyum kepuasan dari bibir Ratna.
Ia lalu mengelus kepala Dony yang terkulai lemas di atas dadanya. Ia berbisik bahagia.. “Enak sekali, Don..”

Kira-kira lima menit mereka beristirahat tanpa bergerak dan mengeluarkan sepatah kata pun.
Dony mengangkat kepala dan melirik ke arah Ratna sambil tersenyum hangat.
Ratna balas tersenyum. Mesra sekali senyuman itu diikuti oleh sebuah kecupan lembut pada bibir Dony.

Mereka kembali ke posisi duduk semula. Ratna merapikan kembali pakaiannya yang tak karuan..
Diikuti oleh pandangan mata Dony yang tekagum-kagum pada sesuatu yang indah itu, .
Hingga pada saat ia akan menaikkan celana dalamnya.. tiba-tiba Dony menahan lengannya.

Ratna melirik dengan pandangan penuh tanda tanya.
Belum sempat ia bertanya.. kepala Dony langsung menunduk ke arah selangkangannya dan mencium kemaluannya.
Serrr.. Darahnya kembali berdesir merasakan embusan nafas hangat di sekitar kemaluannya.

Ratna tertawa geli saat lidah Dony menyentuh bibir kemaluannya. Geli tapi enak..!
“Akh.. Don..! Kamu nakal sekali..! Bikin gemes aja..” kata Ratna terputus-putus.

Dony kembali mengangkat kepalanya sambil ikut-ikutan tertawa.
“Idih.. kok malah ketawa..?” Seru Ratna semakin gemes. “Awas ya..!”

Ratna mendorong tubuh Dony hingga kembali duduk dan menggelitik pinggangnya.
Dony tertawa kegelian dan meminta supaya menghentikannya.

Ratna berhenti menggelitik.. matanya melirik ke arah celana Dony yang masih terbuka dan menemukan batangnya yang terkulai lemas..
Sementara di sekitarnya nampak cairan-cairannya yang sudah agak mengering mengotori celananya.

“Aduuhhh.. jadi belepotan begini sich..”
Kata Ratna seraya buru-buru mengambil tisu basah di atas dashboard mobil dan mengelapnya dengan hati-hati.

Terkena sentuhan tangan lembut itu.. tanpa bisa dicegah batang Dony mulai memperlihatkan kehidupannya kembali.
Sedikit demi sedikit seiring dengan usapan lembut Ratna.. batang itu semakin membesar dan mengeras bagaikan besi.

Mata Ratna tak pernah mengedip mengikuti perkembangan itu.
Ia terkagum-kagum menyaksikan kemaluan Dony sudah ngaceng kembali dan siap action..!

“Cepet banget..” ucapnya perlahan penuh kekaguman akan kejantanan teman sekantornya ini.
“Kepengen lagi ya..?”
“He-eh..” jawabnya pendek.

“Gimana kalau kita cari tempat yang lebih nyaman..”
Saran Dony.. coba-coba karena mengingat jam sudah menunjukan hampir tengah malam.

“Kamu sendiri gimana..? Nggak dicariin..?” Ratna balik tanya.
“Aku nggak apa-apa. Lagi bujangan.. hehehe..” jawabnya sambil tertawa.

“Curang..” sergahnya pura-pura cemberut.. padahal ia juga kepengen banget meneruskan acara yang tentunya akan jauh lebih hot.
Tapi sebagai wanita ia jaga gengsi juga jangan sampai kelihatan kegatelan banget.

Ratna pura-pura berpikir sejenak.. “Gimana ya, ini kan udah malem..” katanya sambil menunggu agar Dony terus mendesaknya.
“Nggak apa-apa. Lagian kamu juga lagi bebas kan..?” Seolah mengerti apa yang ada dalam benak wanita ini, Dony berlagak memintanya terus.

“Oke dech..” jawabnya dengan suara yang amat perlahan.
“Nah gitu dong. Itu baru namanya cewek gua yang cantik..” kata Dony dengan gembira.

Mendengar itu Ratna kembali berpura-pura marah sambil memelototkan matanya.
Melihat ekspresi wajah Ratna, gairah Dony seakan mendesak kembali.

Lalu dengan cepat diciumnya bibir yang sensual itu dengan penuh gairah.
“Ehmm.. mmmpphhhff.. cepetan dong..!”

“Oke sayang. Oke..!” Dony buru-buru melepaskan ciumannya..
Ia bergegas keluar dari mobil untuk segera naik ke mobilnya yang diparkir di sampingnya.

Singkat cerita mereka sudah memesan sebuah cottage tak jauh dari tempat itu.
Keduanya buru-buru masuk ke dalam untuk segera memulai kembali acara yang tertunda.

Baru saja Ratna menyalakan saklar lampu.. Dony sudah memeluknya dari belakang dan menciumi tengkuknya dengan penuh gairah.
Ratna melenguh merasakan ciuman hangat yang langsung membangkitkan gairahnya.

Kepalanya melengak ke belakang.. sehingga memperlihatkan kulit lehernya yang halus dan harum.
Dony tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mencumbui daerah yang cukup sensitif bagi wanita.

Tangannya pun ikut-ikutan beraksi menyusup ke balik pakaian Ratna..
Mengelus-elus permukaan perutnya yang rata untuk kemudian merayap..
Menggerayangi buah dadanya yang begitu kenyal padat berisi.

Cumbuan Dony yang begitu lihai membuat lututnya bergetar.. sehingga tak tahan untuk berdiri lama.
Ia lalu berbalik dan menarik kursi yang berada di sampingnya untuk duduk.

Cumbuan Dony tak pernah terlepas dan terus mengikuti kemana gerakan Ratna.
Begitu sudah duduk, Dony langsung melucuti pakaian atas Ratna hingga telanjang.

Matanya langsung berbinar penuh kagum menyaksikan kedua bukit kembar milik wanita itu..
nampak menggantung indah dan membusung penuh di dadanya.

Dengan rakus.. Dony melahap satu per satu daging kenyal itu.
Lidahnya menjilat-jilat di seputar putingnya.. sesekali mengisap dan mengemot benda kecil kemerahan yang semakin mencuat itu.

Serangan Dony memang begitu gencar.. tangannya beraksi kembali menarik rok dan sekaligus celana dalamnya..
sehingga kali ini Ratna benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh mulusnya.

Mulut Dony merayap ke bawah menyusuri permukaan perutnya..
untuk kemudian langsung terbenam di antara kedua pangkal paha Ratna.

Lagi-lagi Ratna menjerit kecil kala ujung lidah Dony menyentuh labia vaginanya.
Tubuh Ratna bergetar bagaikan terkena stroom tekanan tinggi.

Sambil berpegang pada pinggiran kursi.. ia menaikan kedua kakinya ke atas..
sehingga bagian selangkangannya terbuka lebar-lebar.

Dony segera menyerbu belahan daging berwarna kemerahan yang sembunyi di antara bulu-bulu lebat di seputarnya.
Jemarinya kembali mengorek-ngorek bagian itu, sementara lidahnya terus menjilat-jilat.

“Ouh.. ooooouuuhhhhh.. Dooooonn..” Ratna mengerang-erang keenakan.
Kedua tangannya segera mencekal kepala Dony dan membenamkannya dalam-dalam.

Lidah Dony bergerak lincah mempermainkan kelentit yang menyembul di antara belahannya.
Benda kecil yang sangat sensitif itu sudah keras sekali.
Akibatnya Ratna megap-megap seperti kehabisan nafas menahan nikmat yang tak terhingga.

Suasana yang jauh lebih nyaman dan aman serta gairah yang telah lama terpendam.. membuat ia tak bisa bertahan lama menikmatinya..
Karena beberapa detik kemudian tubuhnya berguncang keras, menggelepar-gelepar bagaikan ikan kehabisan air.

Diiringi lengkingan panjang, Ratna melepaskan tekanan yang mendesak dari dalam dirinya.
“Aaaaaakkkkkhhhhh..!!” Jeritnya penuh kenikmatan.

Ratna kemudian meraih kepala Dony dan menciumi wajahnya dengan penuh kemesraan..
seolah ingin menyatakan ucapan terimakasih atas kenikmatan yang baru ia berikan.

Ciumannya semakin memanas dan liar.
Didorongnya tubuh Dony ke arah ranjang hingga jatuh terlentang di sana.

Ia langsung menindihnya dari atas sambil menciumi sekujur tubuhnya..
sementara jemarinya dengan cekatan mempreteli seluruh kancing bajunya dan melepaskannya.

Lalu membuka ikat pinggangnya. Tanpa mempedulikan Dony yang mungkin agak terkejut dengan perangainya..
Ratna langsung memelorotkan seluruh celana Dony.

“Oooww..!!” Pekiknya tertahan.. menyaksikan batang milik Dony yang sudah mengacung keras seperti tiang pancang itu.
Ia tak pernah mengira bahwa batang milik teman sekantornya ini jauh lebih besar.. panjang dan amat keras..
seperti perkiraannya sewaktu memegangnya dalam kegelapan di mobil tadi.

Ingin rasanya ia berteriak kegirangan mendapatkan sesuatu yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.
“Gede banget..” bisik Ratna seraya meraba-rabanya seperti anak kecil yang baru diberi mainan.

Ia kemudian merayap di atas tubuh Dony.. turun ke arah selangkangannya.
Kini wajahnya persis berada di depan batang yang mengacung itu.

Dipandanginya sekujur batang itu dan setelah puas baru ia menjulurkan lidahnya ke atas moncong batang itu.
“Errrggghhhh..” Dony mengerang keenakan saat merasakan lidahnya yang hangat. Ia melirik sejenak untuk melihat ke bawah.

Ratna pun melirik ke atas. Pandangannya bertemu. Dony menganggukkan kepalanya. Entah apa maksudnya.
Seolah mengerti.. Ratna membuka mulutnya.. clrupp.. perlahan-lahan memasukan batang itu.

Kedua bibirnya dirapatkan dan mulai mengulumnya.
Lidahnya bermain-main di sekujur batang itu sambil mengemot-emot.

“Auuuukkkhhhh..” kembali Dony mengerang. Kepala Ratna bergerak naik-turun.
Dari mulutnya terdengar bunyi keciprakan selomotannya. Sungguh mendebarkan sekali mendengar benunyian itu.

Ratna tak henti-hentinya mengulum.. mengemot dan mengisap-isap seolah ingin membalas kenikmatan yang dirasakannya tadi.
Akibatnya.. Dony berkelejotan menahan kenikmatan luar biasa ini. Ia merasa tak akan bertahan lama.

Dony nampaknya tak ingin keluar sebelum keinginannya tercapai.
Ia lalu menahan gerakan Ratna dan mengisyaratkan padanya untuk naik.

Ratna mengerti apa maksudnya.. ia lalu berjongkok mengangkangi tubuh Dony..
sehingga selangkangannya persis berada di atas batang yang berdiri tegak itu.

Tubuhnya kemudian turun perlahan-lahan. Sleppp..
Batang Dony yang sudah ia selipkan di antara belahan memeknya mulai melesak masuk.

Dengan mata terpejam Ratna meneruskan pinggulnya.. slebbb.. semakin turun.. sampai akhirnya batang Dony amblas seluruhnya.
Blesshhh..!!! “Aaaakkkhhhhhh..!!” Ratna mengembus nafas lega saat berhasil memasukkan seluruhnya.
Padahal tadi sempat ngeri kalau terjadi apa-apa dengan miliknya.. karena begitu seret sekali masuknya.

Ia berhenti sejenak sambil menarik nafas.. lalu mulai bergoyang sambil mengangkang di atas tubuh Dony.
Kedua tangannya bertumpu di atas dada Dony.. pantatnya menggeol-geol sambil bergerak naik-turun dengan irama yang teratur.
Tubuhnya nampak bergerak seolah sedang menunggang kuda.. dan lalu memacunya dengan penuh gairah.

Di bawah sana.. Dony tak tinggal diam. Pinggulnya turut bergerak naik-turun..
Bergoyang kiri kanan.. mengimbangi irama gerakan wanita yang menungganginya.

Keadaan semakin bertambah panas.. mereka sama-sama berpacu.. saling berlomba menuju puncak pendakian.

Seiring dengan meningkatnya kecepatan.. Ratna membungkukan tubuhnya hingga sejajar dengan tubuh Dony..
Sementara pantatnya menungging ke belakang bak seorang joki yang tengah memacu secepat mungkin saat mendekati garis finish.

Demikian pula dengan Dony..
Kedua tangannya merangkul erat tubuh sintal wanita itu yang nampaknya hampir mencapai puncak pendakiannya.

Tubuhnya semakin berguncang.. berkelojotan seperti ayam disembelih.
Pantatnya bergerak cepat naik.. turun.. naik.. turuuuunnnn.. dan akhirnya ditekannya kuat-kuat.
Dari mulutnya meluncur desisan panjang dan lenguhan keras mirip sapi sedang birahi.

Seeeeeerrrrrrrrrr..!! Ratna merasakan cairan nikmatnya menyembur kencang dan banyak sekali..
menyirami batang kemaluan Dony yang nampak masih bergerak keluar-masuk.

“Auuuugghhh.. Dooon..!! Cepet keluaaarinhhhh.. udah nghhhiillluuuuuu.. ooookkkhhhhh..!!”
Kepala Ratna menggeleng-geleng saking gelinya merasakan tusukan demi tusukan batang keras di dalam kemaluannya.

“Oughh.. ouuuggghhh.. AAAAKKKKHH..!!”
Dony mengerang-erang merasakan nikmatnya orgasme berkali-kali.

Mereka bergulingan di ranjang sambil berpelukan erat menikmati puncak dari segala kenikmatan permainan cinta ini.
“Fhhhuuiiiihhh..!!” Dony merasakan kelegaan. Lepas sudah ketegangan di sekujur tubuhnya.
“Wow..!” Pekik Ratna puas.

Permainan kedua yang cukup menyita tenaga ini sungguh sangat mengasyikkan sekali.
Dari raut wajahnya nampak sekali ia begitu menikmatinya dan benar-benar memuaskan.

Ratna memeluk Dony begitu mesra.. seakan tak ingin melepaskan untuk selamanya.
Mereka berdua seolah tak ingat akan waktu yang telah melewati tengah malam..
Atau keluarga mereka yang mungkin mengira mereka sudah ada di rumahnya masing-masing.

Apa jadinya kalau perselingkuhan itu tercium oleh keluarga mereka. Entahlah.. (. ) ( .)
---------------------------------------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd