Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------------------------

Cerita 21 – Bos Lajang Penuh Gairah


Sari

“Ayohh.. tutup pintunya..” bisik Liza.. dengan terengah dan mendesah. Aku segera bergegas, menutup pintu dengan tangan kanan..
sementara jemari tangan kiriku sibuk mencoba mengeluarkan dua lembar bulu bawah Liza dari rongga mulutku..
sebagai hasil pemanasan berupa cunnilingus.

Gila juga. Kami bercumbu di kantor. Liza.. tepatnya Ibu Liza Permatasari.. –nama samaran..–
Yang oleh kalangan dekatnya dipanggil sebagai Sari.. adalah bossku.

Di kantor kecil ini lelaki cuma aku dan pesuruh. Satpam cukup dari pengelola kompleks Ruko.
Limabelas staf lainnya adalah cewek.. lajang semua.

Malam telah merambat. Saat ini sudah pukul 20.45. Liza membatalkan kepulangannya.
"Kamu gila. Udah basah dan nikmat gini.. masa’ harus pulang..? Belum tuntas nih..” katanya, ketika aku menggodanya..
sambil memainkan clit-nya.. dan berpura-pura mengingatkan bahwa hari sudah malam.. kemacetan sudah berkurang.

Maka kalimat susulan yang terlontar dari mulut mungilnya adalah permintaan untuk menutup pintu.
Artinya, sekalian mengunci pintu. Para staff sudah pulang. Office boy sudah pulang.
Pintu front office di lantai bawah sudah dikunci. Lampu yang menyala cuma dikurangi.

Kini kuhampiri Liza.. –tanpa panggilan ‘Ibu’.. karena ini acara intim, bukan dinas..–
Yang masih mengangkangkan kedua kakinya di sofa dekat meja kerjanya.

Pakaiannya masih utuh. Blazernya masih terpakai.. tapi seluruh kancing blus sudah terbuka..
dan bra pembungkus bukit kembar 36B sudah tidak menyangga isi.. hanya menggantung di atas bukit.

Rok mini sudah tersingkap paling atas, melingkar tergulung di pinggangnya.
Celana dalam..? Oh.. segitiga mungil berenda itu berada di lutut kanan Liza.

Liza yang mengangkang.. alangkah seksi-nya..!
Paha dan perut putih mulus itu melingkungi segitiga lebat keriting.. yang memayungi labia majora dan minora merah basah.

Basah karena lelehan kelenjar bertholin dari vaginanya.. dan juga karena cairan salivaku.
Clit-nya yang berdiameter 1 cm dan panjang 3 cm tampak mengeras.
Inilah pesona lajang kesepian.. seorang wanita karir berusia 35 tahun.

Mungkin ini peristiwa ke-15 dalam hubungan kami.. yakni percumbuan di kantornya.
Aku bisa bisa bilang begitu.. karena seminggu duakali kami petting.. Rabu dan Jumat..
Dan hal itu sudah berlangsung hampir 3 bulan.. tentu saja tersela oleh kalender palang merah, bukan..?

Aku kembali membungkuk.. atau mungkin bersila.
Mulutku tanpa permisi langsung menyergap vagina segar dan clitoris menegang itu.

Labianya kurentangkan dengan jari.. lalu lidahku kutembuskan ke liang.. bergerak kanan-kiri-atas-bawah, memutar-mutar.
"Auuwww..” desah Liza tertahan. Aku semakin nakal.

Satu jariku masuk ke liang.. maju-mundur.. berputar-putar. "Kamu gilaa..” desahnya.
Itu tak cukup. Kini jempolku ganti masuk liang vaginanya..
Sementara ujung jempolku melesak ke lubang duburnya.. yang sebelumnya sudah aku olesi dengan cairan vagina agar sedikit licin.

"Gilaa..!" Teriaknya. Semoga satpam tak mendengar.
Liza segera meraih kepalaku.. untuk dia benamkan ke pusat kewanitaannya.

Aku gelagapan.. susah bernafas. Tapi dia tak peduli.
Pinggulnya bergerak liar, agar vulva lajangnya bisa mengerjai seluruh mukaku.

Akhirnya aku kehabisan nafas.
"Lizaa aahh..” desahku.. sambil mundur menjauhkan kepala dan mukaku yang basah oleh hajaran vaginanya.

"Jangan panggil aku Liza. Saat ini aku bukan bossmu. Panggil aku Sari saja..” desisnya.
Muka.. leher.. dan dadanya mulai berkilat oleh peluh.

Ternyata AC tak mampu membendung keringat si lajang yang sedang direbus oleh birahi.
Aku sendiri merasa gerah. Lalu aku raih remote control AC di meja.. aku turunin suhunya.

Sari terpejam-pejam.. terengah-engah. Tidak seperti biasanya.. kali ini dia belum orgasme oleh oral dan jariku.
Selama ini kami bercumbu tanpa penetrasi penis.

Setelah dia klimaks.. biasanya giliranku untuk menguras muatanku.. dengan mengocok sendiri..
Yang kemudian aku tumpahkan ke lembaran tissu yang aku ambil dari meja Sari.
"Terserah kamu.. pokoknya aku mau puas total..” desah Sari.. masih dengan mengangkang di sofa.

Aku berdiri di depannya. Dengan terburu kulepas bajuku. Dasi sudah sejak tadi tercampakan ke karpet.
Lalu kulepas pantalonku. Dengan kilat celana dalamku pun lepas. Tapi ah.. masih ada yang mengganjal.
Maka sepatu pantofelku itu seperti aku tendangkan.. tergeletak ke bawah mejanya.

Kaos kakiku pun dengan segera terlepas.. dan tercampak entah ke mana. Kini aku bugil di depannya dengan penis teracung ke atas.
Liza melihat penisku terus. Selama ini dia hanya memandang. Belum pernah memegang.

Maka ketika aku mengocok penisku pada setiap akhir percumbuan.. dia seperti menikmati pria telanjang dari jarak dekat.
Sebuah pemandangan yang kontras.
Aku sudah bugil.. dia masih tergolek mengangkang di sofa dengan pakaian yang lengkap.. meski acak-acakan.

Aku semakin mendekatinya. Dia terbelalak.. ketika sadar penisku sudah sekian cm dari mukanya.
Sudah kepalang tanggung. Birahiku sudah mendidih. Sekian lama hanya menahan diri.

Lantas kusorongkan penisku ke wajahnya.. mengenai pipi.
Lalu kena hidungnya.. matanya.. keningnya.. lalu bibirnya yang kini terkatup rapat.

"Sari.. gantian dong..” bisikku meminta. Dia buka sedikit mulutnya. Slopp..
Ujung penisku melesak masuk sekitar dua cm. Terasa mulut yang hangat.

Ketika mulut ternganga sedikit, penisku kudorongkan. Blepp..!
Masuklah separuh penis ke mulut si cantik langsing yang mirip artis Yenny Farida di masa mudanya itu.

Dengan cepat dia menyesuaikan diri agar tak tersedak. Lantas naluri kewanitaannya pun bekerja. Dia menjilati penisku.
Mulanya dengan posisi menyamping.. penisku terpalang horizontal di mulutnya.. seperti sate yang akan disantap.

Kemudian posisi menjulur.. 'senjata terkokang' itu dijilat dan diisap seperti es lolly.
Ohh.. nikmat dan bahagianya.

Ternyata sambil melakukan jilatan di vaginanya, tangan kiri Sari mengusap-usap vaginanya sendiri.
Ketika dia berhenti sejenak dalam meng-oral.. jemari kiri yang mengkilat oleh cairan vagina itu dia isap dan jilat.
Begitu berulangkali.

Akhirnya aku tidak tahan. Kalau menuruti nafsu, keinginku sih biar muncrat dan tumpah sekalian seluruh maniku ke mulut dan wajahnya.
Akan tetapi dia kan belum puas. Kasihan.

Plepp.. Maka kucabut penisku dari genggaman tangan serta isapan dan jilatan mulutnya.
Tapi ah.. dua atau tiga tetes maniku telanjur keluar.. langsung menetes di lidahnya.

Dengan sigap dia tarik lidah itu..
Dan tampaknya dia mencicipi rasa benda yang baru dikenal dalam hidupnya.. cairan sperma.

Untunglah aku bisa menahan diri. Kucekik penisku dengan jempol dan telunjukku..
Agar mani tak membanjir.. sekaligus agar batangku tetap ereksi.

Kami sama-sama mengambil nafas. Lantas kuhampiri Sari..
Kupeluk.. kugendong.. lalu kurebahkan di meja kerjanya yang luas.

Dengan lembut dan pelan kuciumi lehernya.. sementara tanganku melepas blazer.. blus.. dan branya.
Payudara putih bersih nan kenyal.. dengan puting kemerahan yang mengeras.. alangkah indahnya.

Kucium dan jilati kedua bukit itu berikut puncaknya.
Kunikmati aroma khas yang memancar dari lipatan bawah payudaranya agak kecut tapi merangsang.

Bossku itu seolah tak merasakan kerasnya meja kerjanya yang berkaca.
Dia terus merem-melek.. melneguh.. terengah.. mendesis.

Apalagi ketika aku menciumi dan menjilati ketiaknya yang licin bersih.
Ketiak wangi yang mulai bercampur keringat. Oh.. indahnya. Oh.. merangsangnya.

Sementara itu tangan kananku merenggut rok mini itu.. sehingga dia kini telanjang bulat.. sedikit kedinginan oleh semburan hawa AC.
Kuraba vulva itu. Bulu kemaluan yang lebat.. rimbun.. dan hangat itu rupanya telah sedikit mengering oleh embusan AC.

Begitupun bibir vaginanya. Namun clitorisnya masih mengeras.
Ketika kupijat lembut clitorisnya, Sari melenguh.. "Aouhh.."

Kini mulutku menjelajahi pusar dan perutnya. Sari mengaduh-aduh.
Tanganku mengambil buku telepon.. kuganjalkan ke pantatnya.

Dengan lidah terjulur kudekatkan mulutku ke vaginanya.. tanpa menempel.. lalu berhenti. Aku diam saja.
Sari tak sabar. "Terlalu..! Kamu terlalu. Ayoh aku udah kebelet nih..!” Dia seperti berteriak.

Kedua tangannya merenggangkan vulva selebar-lebarnya..
Sementara kakinya mengangkang lurus menyamping seperti gadis plastik sirkus.

Aku melihat sebuah demonstrasi otot vagina yang dahsyat..!
Tangan Sari sudah tidak menjereng vaginanya. Tapi kakinya masih kangkang lurus menyamping.

Astaga..! Vagina itu bergerak-gerak.. kembang kempis.. menggembung mengerut.
Dinding vagina nan merah seolah mau melotot keluar.. untuk kemudian mengerut..

Sehingga dinding merah mengkilat itu tersembunyi sebagian.
Sedangkan clitorisnya tetap mengeras seperti teracung, menagih jilatan. Aku jadi semakin gila.

Kusosor vagina itu. Kumainkan mulut dan lidahku, menggarap bibir vagina dan clitoris.
Kujejalkan lidahku ke liang hangat saat membuka diri.

Wuhh.. banjir cairan vagina menyembur.. aku jilati liang vaginanya yang merupakan sumber dari cairan itu.
Hmm.. Rasanya asin. Aku ingin menguras cairan lajang yang 7 tahun lebih tua dariku itu.

Kedua tanganku merentangkan kakinya.. lalu aku meng-oral vaginanya habis-habisan.
Akhirnya Sari berteriak tertahan.. "Aku sampe puncak..!”

Dia menjambak rambutku.. membenamkan wajahku ke vaginanya..
sehingga aku gelagapan dan hampir tersedak oleh banjirnya cairan vaginanya.

Aku pun kian bernafsu. Kugendong Sari..
Kupindahkan ke selembar karpet tambahan yang menyerupai bulu kambing, di atas karpet dasar, di pinggir sofa.

"Ibu Liz.. Liza.. Sari.. aku nggak tahan. Kalo aku memperkosa kamu gimana..?” Tanyaku.. menahan nafsu..
sambil berposisi seperti menindih.. tapi tubuhku tak menempel di tubuhnya.. karena tanganku masih menyangga badanku.

"Nggak usah memperkosa segala. Malam ini kita bisa bersetubuh, sayang..” katanya sambil meraih bahuku.
Oh.. pucuk dicinta.. vagina mendamba.. clitoris menagih.

Cup.. Kucium keningnya.. matanya.. hidungnya. Tapi pantatku masih seperti mengambang di atas tubuhnya..
Hingga penisku pun menggantung menganggur.. belum menyentuh kewanitaannya.

Akhirnya aku pun capai. Pantatku turun. Sari langsung mengangkang. Tapi ah.. tidak, tidak.
Aku mau main-main dulu. Ini kan persetubuhan pertama kami.

Maka penisku kini cuma kugesek-gesekan ke bulu kemaluan.. clitoris.. dan vaginanya.
Dia terpejam nikmat. "Gilaa.. aku sukaa..” bisiknya.

Lama-kelamaan kurasakan gesekan penisku seperti mengenai bidang licin.
Rupanya cairan vaginanya belum habis, terus membanjir.

Hilang sudah rasa permukaan bibir vagina yang merangsang penisku.
Sementara gesekan bulu kemaluan pun semakin licin.. karena bulu superlebat yang membentuk segitiga..
menyerupai celana dalam itupun sudah basah.

Aku beringsut. Kuambil blus silk Sari. Kuusapkan ke vaginanya untuk mengeringkan cairan.
Dia sendiri pun tak peduli blus bagus itu buat mengepel vagina. Kini vagina itu mengering.

Aku menindihnya.. tapi masih bertumpu pada tangan kananku.
Sementara tangan kiriku memegang penis.. untuk dimainkan di vaginanya.

Dia melenguh nikmat. Tapi lama-lama aku capai juga. Oh.. Sari yang cantik. Dia akhirnya punya inisiatif.
Dibiarkannya aku menindihnya.. tapi kini giliran tangannya yang memegang penisku.

"Pakai buat masturbasi Liza Sari sayang..” bisikku.
Wow..! Nikmatnya penis dipegang jemari lentik dan dipakai untuk onani vagina.

Aku merasa terbang menumpang concorde. Hampir tak ingat apa-apa.. ketika tiba-tiba kurasakan Blesszzhh..
Penisku sudahg masuk. Lancar sekali.. meski dalam jepitan.. karena vaginanya memang licin.

"Kamu pikir aku tahan..? Nggak. Aku udah birahi banget. Lima tahun nggak bersetubuh setelah putus pacaran.
Tiga bulan cuma petting. Sekarang kepalang basah. Kita bersetubuh saja..” bisiknya.

Blessepp.. Kubenamkan penisku dalam vagina yang menjepit itu. Aku diam saja.
Pinggul Sari di bawah berputar-putar.. naik turun.. maju mundur.. geser kanan-kiri. Aku merasa termanjakan.

Sampai akhirnya kurasakan maniku mulai mendidih.. seperti ruap soda dalam botol yang dikocok.
Aku beringas. Kupompa vaginanya dengan penisku.

Clebb..clebb-clebb..clebb.. crebb.. crebb..crebb.. crebb..
Kutekan selangkangannya dengan bagian bawah tubuhku. Kuputar pinggulku.

"Sari, kita hitung yuk. Kita hitung sampe 10 lalu puncak bareng ya..?” Bisikku.
"Sepuluh.. seratus.. seribu.. sama saja. Aku sudah memasuki pintu klimaks.."

"Satu.. dua.. tigaa..” aku menghitung.
"Empaatt.. Limaa burung.. enam spermaa..” lanjutnya dengan terengah.

"Tujuh itil.. delapan jembut..” aku menimpali.
"Sembilann.. Auww..! Aku climaks..! Gila..! Mana manimu..! Ayo dong cepetan..!
Udah lima tahun vaginaku nganggur nggak ngerasain sodokan burung dan semprotan mani..!"

Inilah keajaiban. Tiba-tiba maniku seperti tertahan.. tapi penisku kian mengeras..
Sampai kulit penis ini agak perih.. mungkin lecet sedikit.

Clobb.. clobb.. cklobb.. clebb.. clebb.. clebb.. crekk.. crekk..
Kupompa vagina Sari dalam orgasmenya.

Kurasakan vaginanya menyempit.. sementara cairan hangat kurasakan menyembur dari celah liang yang terjejali oleh penis.
Terdengar bunyi prepett.. Aku tidak tau.. cairan ini dari vagina atau dari lubang kencingnya.

Akhirnya.. tubuhnya mengejang. Matanya terbelalak.. lalu terpejam.. dan dia pun memelukku erat.
Kudengar isak tertahan. "Aku nikmat. Aku lega. Aku bahagia..” bisiknya. Air mata membasahi kelopaknya.

Plepp..! Kucabut penisku. Masih tegang. Aku juga ingin orgasme.
Tapi aku kasihan kalau harus menyetubuhi dia terus. Pasti vaginanya capai. Atau malah lecet.

Karena barusan tadi kurasakan bulu kemaluan ikut masuk ke liangnya, bersama penisku.
Mungkin bulu kemaluannya. Karena setiapkali kami bercumbu, bulu kemaluannya banyak yang rontok.

Aku berdiri di sampingnya. Kukocok penisku. Pelan.. pelan.. lalu cepat.. cepat.. cepat.. akhirnya ah.. tak tahan.
Aku pejamkan mataku.. sambil mengocok penis. Blap..! Kurasakan penisku masuk lubang.. yang ada giginya.

Ya..! Kubuka mataku. Penisku masuk ke mulutnya. Kulepaskan genggamanku.
Dia sudah bersimpuh di depanku.. mengulum penis.. tangannya mulai mengocok penisku.. terkadang lidahnya menjilati.

"Awas Sari, nanti muncrat ke mulut lho..!” Aku memperingatkan.
"Biarin. Ini untuk pertamakalinya aku minum isi burung..” katanya menantang.

"Oh ya..?” Tanyaku.
"Iya. Ayo.. kuras manimu, pejantanku..!” Ajaknya.

Kini aku kocok sendiri penisku. Clopp-crop-clokk-kclokk-clokk-kclokk..
Ketika titik didih sudah mendekat.. genggamanku aku lepas. Tangan Sari segera menyambar.

Dengan lima kocokan maniku pun muncrat. Cratt..! Cratt..! Cratt..! Craatt..!
Mulutnya telat mengantisipasi.. mungkin karena belum pengalaman.

Dalam sepersekian detik maniku menyembur pipinya, hidungnya, keningnya, lehernya, lalu.. Slepp..!
Penisku masuk ke mulutnya dengan mani terus membanjir. Dalam kulumannya penisku terus dia kocok.

Lama-lama aku gemetar dalam lautan nikmat. Aku terduduk. Penisku tercabut dari mulutnya.
Kulihat si cantik ini mukanya berlepotan cairan putih kental. Bibirnya berleleran sperma.

Dia belum terampil menelan semua sperma.. sehingga ada sisa yang tumpah keluar.
Yang pasti dia tampak semakin cantik. Mungkin aku pun jadi mencintainya.

"Terimakasih bossku sayang. Ini bukan yang terakhir kan..?” Tanyaku sambil mengusap rambutnya.
"Tentu.. Kamu mau sama aku, meski aku lebih tua..?” Jawabnya dengan mesra.

"Iya. Aku menyayangimu. Aku pingin mengeksplorasi semua pesona kewanitaanmu..” kataku.
"Masih banyak waktu. Lain kali kamu ke studio apartemenku. Apa yang akan kamu lakukan kepadaku Sabtu malam besok..?"

"Aku ingin mencoba anusmu, bossku sayang.."
Aduh..! Dia mencubit lenganku.. lalu pahaku.. lalu penisku.
"Sakitt boss..!" Kataku.

Dia tak mempedulikan. Setelah cubitannya lepas.. dia pun bangkit..
lalu membungkuk dengan menghadapkan pantat ke wajahku.. yang masih terduduk di karpet dengan kaki terjulur..
sambil kedua tanganku menyangga tubuhku.

Jemarinya merentang anus yang merah dan dikitari bulu halus lurus yang panjang.
"Anusku masih perawan. Boleh juga sih kita coba Sabtu besok..” katanya.

Tiba-tiba pemandangan gelap. Kurasakan bau aneh.. khas.. tapi sedap.
Astaga..! Anus yang terentang jari itu sudah menempel ke hidungku.

Awas.. anus itu nanti menerima pembalasanku.. dengan elusan penis dan tetesan maniku..
sementara jariku bermain di clitoris dan vulvanya.

Tunggu saatnya tiba.. boss cantikku..! Hehehe.. (. ) ( .)
------------------------------------------------------------
 
-----------------------------------------------------------------------

Cerita 22 – Karena Kopi Ginseng

Part 1 – Mbak Wulan

Sudah
berkali-kali melamar pekerjaan ke sana-kemari namun belum ada hasil.
Semua lamaran yang kukirimkan selalu kandas. Pernah aku dipanggil oleh sebuah perusahaan untuk test di Surabaya.

Aku pun berangkat ke Surabaya dan lolos tes penyaringan pertama.
Saat itu sainganku tinggal 5 orang untuk memperebutkan satu posisi, yaitu bagian pemasaran.

Akan tetapi rupanya keberuntungan belum berpihak kepadaku.
Aku harus gigit jari untuk kesekian kalinya, karena aku dinyatakan gagal pada saat wawancara.

Sedih dan putus asa rasanya. Aku merasa seolah-olah hidup ini tiada berguna. Aku menjadi malas untuk melamar lagi.
Toh paling-paling gagal. Pernah pula ada yang menawari untuk mengisi lowongan menjadi PNS.

Tetapi orangtuaku harus menyediakan 75 juta untuk pegawai dengan ijazah sarjana..! Gila..!!
Zaman susah begini darimana mendapatkan 75 juta..! Sedangkan uang 75 ribu perak aja enggak punya..!
Bagaimana mau bayar 75 juta buat jadi PNS..!? Memang boleh dibayar pakai daun..!?

Ada-ada saja orang gila yang menawari pekerjaan tapi harus bayar..! Hanya orang ****** aja yang mau bayar segitu..!
Masa’ mau kerja untuk nyari uang malah harus bayar..!
Dunia sudah terbalik memang.. orang kerja bukannya dapat uang malah kehilangan uang..! Anjrit..!

Sejak saat itu aku jadi alergi sama yang namanya PNS..! Paling mereka pada jadi PNS boleh dapat nyogok..!
Tidak seperti dulu, menjadi pegawai benar-benar didasari oleh kompetensi dan kapabilitas..!

Kalau sekarang bulshit, kalau ada yang bilang masuk PNS tanpa sogokan..!
Makanya tidak mengherankan kalau mereka saat ini sibuk nyari pungli dan korupsi buat ngembaliin modal saat nyogok dulu..!
Habis kalau mengandalkan gaji saja.. entah kapan balik modal alias kerja makan gaji uang sendiri..!

Padahal kalau dipikir-pikir.. uang 75 juta mending buat modal usaha apa kek..!
Jual cabe kek.. atau yang paling gampang dan enggak bakalan rugi.. buat modal untuk buka panti pijat..!

Ditanggung dapat gaji lebih besar dari PNS dan tiap hari bisa minta dipijat gratis.. Tis.. Tis.. Tis..! Iya nggak..?
Nah.. berhubung aku enggak punya 75 juta.. ya.. terpaksa gigit jari aja sambil mijat-mijat kepala sendiri..!

Saat lagi pusing-pusingnya mikirin susahnya nyari kerja.. tiba-tiba ada telpon dari kakak sepupuku yang ada di Jakarta..
kalau koleganya seorang pengusaha dari Korea membutuhkan asisten yang bisa bahasa Inggris untuk membantunya.

Spontan aku merasa memperoleh harapan baru..! Dunia yang tadinya kulihat gelap sekarang kembali cerah..!
Dengan semangat 45 esoknya aku segera berangkat ke Jakarta dengan kereta Senja Bengawan..!

Yah.. Saat ini aku baru mampu menggunakan kereta ini..
walaupun tidak nyaman tetapi sangat membantu dengan harga tiket yang sangat terjangkau.

Pagi-pagi sekali aku sudah sampai di Stasiun Tanah Abang.
Lalu dengan naik Kopaja jurusan Tanah Abang-Ciledug aku meneruskan perjalanan ke rumah kakak sepupuku di daerah Ciledug.

Kemudian setelah mandi dan sarapan aku ikut kakaku berangkat ke kantornya untuk diperkenalkan dengan koleganya yang membutuhkan asisten.
Oh iya.. aku belum sempat memperkenalkan kakak sepupuku. Kakak sepupuku ini adalah anak dari kakaknya bapakku.

Mas Kris aku biasa memanggilnya demikian.. sudah beristri dan punya dua anak laki-laki yang masih Balita.
Ia kira-kira 7 tahun di atasku. Istrinya, Mbak Dini adalah gadis dari Bali.
Darah balinya masih kelihatan dari bentuk matanya yang sebesar jengkol.

Nah.. Mas Kris-ku ini sehari-harinya bekerja di salahsatu perusahaan dagang milik orang Korea di Jakarta..
sehingga ia mempunyai banyak kenalan orang Korea.. yang merupakan teman bosnya.

Akhirnya saat-saat yang mendebarkan pun tiba. Aku diperkenalkan dengan Mr. Park.. seorang importir rotan.
Ia membutuhkan asisten karena dalam waktu dekat ia akan membuka perusahaan dagang di Jakarta.

Ia sangat membutuhkan orang yang dipercaya untuk membantunya.. karena ia akan selalu mondar-mandir Jakarta-Seoul..
Sehingga perlu mencari asisten yang dapat dipercayanya jika ia tidak ada.

Orang Korea terkenal disiplin dan ketat. Makanya mereka akan mencari orang berdasarkan referensi dari teman-teman Koreanya.
Kakak sepupuku termasuk orang yang cukup dipercaya oleh orang Korea.. karena ia sudah bekerja ikut orang Korea selama 10 tahunan..
Dan juga tidak pernah berganti-ganti boss.

Makanya tidak mengherankan kalau ia diminta tolong mencarikan kenalan yang bisa dipercaya.
Dan atas kejujurannya.. aku pun ikut memperoleh keberuntungan. Entah dengan cara apa aku nanti dapat membalas jasa kakak sepupuku ini.

Singkat cerita.. aku saat ini bekerja ikut Mr. Park. Aku membantunya menerjemahkan saat ia bertemu dengan para pengrajin rotan..
baik dari daerah Bogor, Tangerang maupun dari Cirebon, Solo atau Jepara.

Aku sangat beruntung.. karena dengan ikut Mr. Park aku jadi tambah pengalaman mengunjungi kota-kota sentra kerajinan rotan di Cirebon..
Jepara bahkan ke kotaku Solo.

Tidak terasa sudah empat tahun aku bekerja ikut Mr. Park.
Rupanya Mr. Park cukup percaya kepadaku.. hingga aku pernah diajaknya jalan-jalan ke Korea dan ke Malaysia.

Sekali lagi aku sangat beruntung..! Bayangkan.. tanpa harus keluar 75 juta buat nyogok.. aku bisa jalan-jalan.. ke luar negeri lagi..!
Mr. Park sudah punya punya istri dan tiga orang anak di Korea. Anaknya yang paling besar bahkan sudah kuliah di USA.
Aku sendiri sudah kenal dengan mereka saat aku diajak ke Korea dulu.

Oh ya.. umur Mr. Park sekarang mungkin sekitar 51 tahunan. Tetapi ia tampak lebih muda dibandingkan usianya.
Orangnya tidak galak.. bahkan cenderung suka membanyol.

Salahsatu banyolan konyol yang sering membuat para pengrajin terpingkal-pingkal adalah;
Ucapan selamat paginya.. yang dimirip-miripkan dengan parikan bahasa Jawa.

Ia selalu mengucapkan.. "Hallo.. Good morning selamat pagi.. Memek kambing bulat persegi.."
kalau bertemu dengan pengrajin yang menjadi langganannya.

Sontak saja ucapannya selalu ditimpali dengan gurauan-gurauan jorok dari para pengerajin.. haha..
Tapi itulah justru yang membuat dia awet muda.

Salahsatu kegemaran Mr. Park kalau datang ke Indonesia adalah mengunjungi diskotek dan karaoke.
Aku selalu diajak ke mana ia pergi. Sehingga aku banyak kenal dengan PR diskotek-diskotek yang ada di sekitar Tangerang ini.

Soal kegemarannya akan wanita.. jangan ditanya..! Ia pasti akan minta ditemani PR yang bertubuh montok dan berdada besar.
Karena.. setiap masuk diskotek ia selalu meminta kepada Mami –koordinator PR..– begini.

"Hallo.. Mami.. Saya mau nona yang ininya besar.. Banyak air.. Baguse.."
Sambil tangannya menunjuk dadanya waktu bilang ininya.. lalu mangacungkan jempolnya..!

Aku jadi selalu ketawa sendiri kalau mendengar ia memesan nona kepada Mami di diskotek atau karaoke.
Maksudnya ia minta ditemani gadis yang montok. Katanya.. cewek montok ‘ja gung-nya’ enak..!

Ja gung itu bahasa Korea artinya memek..! Bukannya jagung yang biasa dibakar atau direbus di sini..!
Sayang dong kalau dibakar atau direbus..! Lebih enak dijadikan sashimi! Ha.. Ha.. Ha..!
oOo

Demi efisiensi biaya, Mr. Park mengontrak rumah di daerah Serpong.. yang berfungsi sekaligus sebagai kantor.
Mr. Park tinggal di Indonesia paling lama sekitar 10 hari.. selanjutnya dua bulan atau tiga bulan sekali ia baru datang ke Indonesia.

Sebagai orang kepercayaan Mr. Park.. aku harus bertanggungjawab atas operasi jalannya perusahaan setiap ia berada di Korea.
Aku harus selalu mengontrol pekerjaan pengerajin sebelum siap ekspor..

Dan selebihnya mengurus administrasi di kantor yang sekaligus rumah tinggalnya.
Aku sendiri tinggal di luar kompleks perumahan itu.. yang berjarak sekira 1 km dari kompleks perumahan tempat tinggalnya.

Nah.. seperti yang sudah kuceritakan di atas.. kegemaran Mr. Park terhadap wanita sangat besar.
Untuk itu.. ia mengontrak cewek Indonesia untuk dijadikan ‘istri’ selama di Indonesia.

Aku kurang begitu paham berapa kontraknya dan bagaimana kesepakatan kontraknya.
Yang jelas.. cewek itu dulunya bekerja di salahsatu karaoke yang menjadi langganannya.

Sesuai seleranya.. cewek yang dijadikan ‘istri’ orangnya montok dan sangat seksi..!
Aku biasa memanggilnya Mbak Wulan. Mbak Wulan orangnya tinggi.. bahkan lebih tinggi dariku..!

Tingginya mungkin ada sekitar 165-an.. soalnya aku cuma 160-an..!
Kulitnya putih bersih.. dan selalu tercium bau wangi parfum berkelas.

Ia asli Yogyakarta.. dan umurnya kira-kira sebaya denganku sekitar 26 tahunan.
Dulu ia pernah kuliah di ABA.. tetapi karena kendala biaya ia drop-out dan bekerja sebagai PR di sebuah karaoke..
Lalu ketemulah dengan bossku ini.

Ia mau dijadikan ‘istri kontrak’ oleh bossku karena ia butuh biaya untuk membiayai adik-adiknya yang masih sekolah.
Praktis setelah menjadi ‘istri’ bossku.. ia dilarang melayani orang lain.
Jadi bisa dikatakan ia memble alias Jablay.. kalau bossku pulang ke Korea.

Selain aku, ada satu orang staf perempuan yang menjadi bagian administrasi.
Aku biasa memanggilnya Titin. Ia seorang lulusan SMK jurusan sekretaris.

Ia masih sangat muda. Usianya baru 20 tahun.. dan baru ikut Mr. Park kurang dari 1 tahun.
Titin berasal dari Ngawi.. dan tinggal bersama kakaknya di dekat kontrakanku.
Selain Titin.. ada lagi 1 orang pembantu.. Ceu Entin dari Ciamis.. dan Mas Pardi.. sopir pribadi Mr. Park.

Mungkin karena sering ditinggal Mr. Park.. Mbak Wulan jadi sering kesepian.
Ada saja ulahnya yang ‘mengundang’ nafsuku kalau Mr. Park sedang di Korea.

Ia sering membuatkan aku kopi ginseng.. walaupun untuk sekedar membuat kopi sudah ada Ceu Entin.
Sialnya.. ia membawa kopi itu ke ruangan yang dijadikan kantor dengan mengenakan baju ketat tanpa lengan..!

Sehingga setiapkali menyodorkan cangkir bulu keteknya yang tebal selalu kelihatan jelas..!
Sungguh merangsang bagi darah mudaku! Soalnya kulitnya yang putih bersih sangat kontras dengan keteknya yang gondrong!

Apalagi dadanya yang sangat montok nampak tercetak di balik baju ketatnya, sungguh membuat aku selalu salah tingkah.
Saat berjalan keluar setelah mengantarkan kopiku.. pinggulnya seolah-olah sengaja digoyang bak peragawati kesiangan..!

Hal ini membuat 'adik kecilku' selalu berontak ingin keluar..!
Aku cuma bisa membayangkan alangkah nikmatnya menyetubuhi Mbak Wulan..!

Awas lu..! Aku mengancam..! Kalau bisa jadi milikku tak akan kubiarkan Mbak Wulan pakai celana dalam dan bra..!
Benar-benar ancaman gila..! Habis.. salah siapa ia selalu bikin aku 'cenggur' –Ngaceng tapi nganggur..!–

Suatu siang.. saat Mr. Park masih di Korea.. seperti biasa sehabis mengontrol pekerjaan pengerajin di daerah Curug..
Aku datang ke kantor dengan Mas Pardi. Ya.. aku selalu diantar Mas Pardi yang menyopir kalau kemana-mana.

Hari itu kebetulan Titin tidak masuk.. karena sedang mens hari pertama.
Ia selalu sakit perut kalau datang bulan.. sehingga selalu minta ijin tidak masuk..! Praktis di kantor aku sendirian.

Lagi asyik-asyiknya membuat laporan perkembangan produksi.. tiba-tiba telpon di dekatku berdering.
"Halloo.. Selamat siang.." ujarku menerima telpon..
"Yo bo seo.. Ini siapa ya..?" Terdengar suara bahasa Indonesia agak kaku di seberang sana..
–Kalau menurut pendengaranku bunyinya mirip 'sopo siro' yang dalam bahasa Jawa artinya 'siapa kamu'..–

"Ya.. Ini Iwan Mister..! Maaf ini mister siapa ya..?"
"Ya Iwan.. Saya Mr. Kang. Sopire ada..?"

Ternyata yang telpon Mr. Kang teman kental bosku yang sering mabuk-mabukan bersama-sama. Maksudnya ia menanyakan sopir.
Orang Korea sulit menyebutkan konsonan di belakang.. sehingga selalu ditambah sendiri sopir jadi sopire.

"Oh sopire ada mister. Ada yang bisa dibantu mister..?" Jawabku ikut-ikutan menyebut sopire secara spontan.
"Itu sopire saya pakai. Saya mau ke Jakarta ketemu teman. Saya tidak ada mobil. Sopire boleh datang ke rumah saya ya..”

"Sebentar saya tanya nona dulu mister. Nanti kalau boleh sopire saya suruh datang ke rumah mister.."
Maksudku saya mau bilang sama Mbak Wulan.. kalau Mas Pardi diminta Mr. Kang mengantarnya ke Jakarta.

"Ya.. Cepat kamu bicara-bicara sama nona. Nanti suruh sopire datang ke rumah ya.."
"Baik mister " jawabku
"Ya.. Gam sa hab ni da.." terdengar suara Mr. Kang di seberang dan telpon ditutup.

Nampaknya Mbak Wulan sangat senang mendengar permintaan Mr. Kang.
Dengan segera disuruhnya Mas Pardi berangkat mengantar Mr. Kang ke Jakarta.

Mas Pardi pun sangat senang, karena hal ini berarti uang tambahan bagi dia..!
Dengan mengantar Mr. Kang pasti ia akan mendapatkan uang tambahan yang lumayan.

Setelah Mas Pardi berangkat.. di rumah jadi tinggal aku.. Mbak Wulan dan Ceu Entin. Merasa tidak ada pekerjaan..
Ceu Entin minta izin sama Mbak Wulan untuk main ke rumah saudaranya yang mengontrak di luar kompleks perumahan.

Kebetulan.. pikirku..! Mbak Wulan pun seperti memberi angin.. diijinkannya Ceu Entin pergi..
Sehingga di rumah tinggal aku dengan Mbak Wulan yang selalu kurindukan..! Ahhhh..

Pikiran-pikiran kotorku segera bekerja.. mencari cara..
Bagaimana memanfaatkan kesempatan emas ini untuk dapat 'menaklukkan' Mbak Wulan..!

Dasar lagi mujur. Saat itu aku kok inginnya ke WC melulu.
Karena tidak ada teman bicara.. jadi mungkin perasaannya pengin kencing saja.

Tanpa syak wasangka.. aku langsung saja membuka pintu kamar mandi yang walaupun tidak dipakai selalu tertutup.
Kamar mandi itu memang biasa dipakai karyawan.. karena Mr. Park punya kamar mandi sendiri di kamar tidurnya.

Jderr..! Aku sangat terkejut saat Mbak Wulan menjerit begitu pintu kubuka.
Ternyata Mbak Wulan sedang kencing sambil jongkok menghadap ke pintu.

Aku terbengong-bengong terpaku menatap selangkangannya yang terbuka lebar..!
Baru kali ini aku melihat cewek sedang pipis. Ohh.. indah sekali pemandangannya.

Bukit kemaluannya yang lebat ditumbuhi rambut kelihatan memancarkan air seperti semburan jet pump ‘pedrollo-nya’ Basuki.
Celah sempit di sela-sela gundukan bukit itu berwarna merah jambu seperti delima merekah.

Mbak Wulan pun kaget.. hingga tidak sempat menutupi aktivitas pribadinya..
Ia hanya melongo.. dan tidak menyangka kalau akan ada orang masuk ke kamar mandi itu.

"Ehh.. Eh.. Awas.. Aku sedang pipis..!" Jeritnya terbata-bata.
"Sorry Mbak.. Aku enggak tau ada orangnya.." aku tersipu malu.

"Tutup.. Pintunya..!" Teriaknya lagi melihat aku melotot sambil melihat ke arah selangkangannya.
Seperti tersadar aku langsung menutup pintu lalu kabur masuk ke ruangan kantor lagi.

Dadaku bergemuruh tak menentu setelah menyaksikan pemandangan yang luar biasa tadi.
Aku cemas.. jangan-jangan nanti Mbak Wulan marah dan melapor kepada Mr. Park.. bisa gawat nanti.

Hatiku tambah mencelos saat aku mendengar panggilannya.
Aku bertanya-tanya apa gerangan yang akan aku hadapi. Jangan-jangan aku akan dimaki-maki dan dimarahi.
Apa yang harus kulakukan..? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hatiku.

"Wan.. Tadi kamu lihat semuanya ya..?" Selidik Mbak Wulan saat aku mendekat.
"Ti.. Tidak Mbak.. Ma..Maaf aku enggak tau ada Mbak Wulan di situ.." jawabku sedikit berbohong.
Maksudnya berbohong kalau aku tidak melihat selangkangannya.

"Bohong.. Pasti kamu tadi lihat aku pipis. Iya kan..? Ngaku aja deh.. Mbak engak marah kok.." suaranya terdengar biasa.
"Iya deh.. Mbak saya ngaku.. Tapi.. Swear saya enggak tau kalau ada orang di situ.." kataku membela diri.

"Ya.. Benar juga aku yang salah tidak mengunci pintu. Lagian tadi aku terburu-buru dari dapur sedang bikin kopi buatmu..
terus kepengin pipis.. jadi enggak sempat ke kamar mandi di kamar Mbak Wulan.." kata-katanya melegakan hatiku.

"Benar Mbak saya minta maaf deh.." plong rasanya lega Mbak Wulan tidak marah.
"Enggak apa-apa.. Oh ya.. itu sudah Mbak bikinkan kopi ginseng.. ambil aja di dapur.."

"Terimakasih Mbak.." aku langsung ngeloyor ke dapur yang terletak di belakang ruang tengah yang dibatasi dinding tanpa pintu.
Lagi-lagi Mbak Wulan membuat hatiku berdebar.. karena ia berdiri sangat dekat denganku.

Parfum Dunne yang dipakainya semerbak menusuk hidung merangsang birahiku.
Apalagi ia hanya memakai gaun baby doll tanpa lengan.. sehingga bulu keteknya yang lebat kelihatan sangat merangsang..
saat ia mengangkat lengannya.

Lagi-lagi terjadi kecelakaan kecil. Saat aku berbalik membawa kopiku aku bertabrakan dengan Mbak Wulan yang akan masuk ke dapur.
Akibatnya kopiku tumpah dan sebagian mengenai perut dan pahanya. Ia menjerit karena kopinya cukup panas.

"Aduhh..!!" Ia menjerit kesakitan.
"Ee.. So.. Sorry Mbak.."

Aku gugup dan segera berlari mengambil tissue di meja dapur..
untuk membersihkan tumpahan kopi yang mengotori gaunnya di bagian perut.

"Aduhh.. Panass.." desis Mbak Wulan kepanasan.
Dengan panik aku segera mengelap dan menggosok bagian perutnya yang tersiram kopi..
Dan tanpa sadar Mbak Wulan pun menyingkap gaunnya.. membuka pahanya yang kepanasan tersiram air kopi tadi.

Aku pun segera mengelap pahanya pelan-pelan dengan tissue yang kupegang.
"Sorryy Mbak.. Aku enggak sengaja.." aku semakin gugup karena Mbak Wulan mendesis-desis terus.

"Cepat ambil nivea cream di meja rias kamar.." desisnya.
Aku segera berlari masuk ke kamar Mbak Wulan dan mencari-cari krim yang dimintanya.

Mungkin karena aku enggak keluar-keluar.. Mbak Wulan segera menyusul masuk ke kamar.
"Itu.. Yang seperti odol.. yang warnanya putih tutupnya biru.." lagi-lagi Mbak Wulan mengangkat lengan menunjuk botol yang dimaksud.
Bulu keteknya yang lebat sangat merangsang birahiku.

Untungnya air kopi yang tumpah tidak terlalu panas karena sempat ditinggal pipis Mbak Wulan tadi..
sebelum memanggilku untuk mengambilnya.. sehingga tidak meninggalkan bekas luka bakar. Ia cuma sedikit kepanasan.

Mbak Wulan duduk di tepi tempat tidur dan menyingkap gaunnya ke atas.
Aku dengan sukarela membantunya membalur pahanya yang tersiram dengan nivea.

Kedua mata Mbak Wulan terpejam dan napasnya sedikit tertahan saat aku membalur pahanya dari arah atas lututnya ke atas.
Gaunnya disingkapkan ke atas hingga gundukan kemaluannya yang terbungkus celana dalam putih tampak membayang warna kehitaman.

Bahkan dari celah-celah bagian bawah ada beberapa helai rambut kemaluannya yang menjulur keluar.
Pahanya sangat lembut dan halus.

Nyess.. Aku agak gemetar saat menyentuh kulit pahanya yang lembut. Darahku bergolak menghadapi keadaan itu.

Namun aku tidak berani memulai. Soalnya risikonya terlalu berat untukku.
Aku takut kalau Mbak Wulan mengadu kepada Mr. Park kelak. Bisa-bisa aku kehilangan pekerjaan..!

Dasar nasib mujur.. Mbak Wulan diam saja saat aku mengelus-elus pahanya..
walaupun seluruh pahanya sudah selesai kulumuri krim. Matanya masih terpejam.

Akupun sekarang tidak lagi mengelus, tetapi berganti memijit-mijit pahanya kiri dan kanan bergantian.
Jari-jariku merangkak dari atas lutut ke atas hingga pangkal pahanya.

Mbak Wulan diam saja bahkan sedikit-demi sedikit mulai menggeser pahanya agak lebih terbuka.
Aku semakin berani. Jari-jariku sedikit kutekan pada saat memijat daerah pangkal pahanya yang sudah terbuka lebar.

Bahkan kadang aku sedikit menyentuhkan tanganku pada gundukan di selangkangannya..
yang terbungkus celana dalam putih itu dengan gerakan yang seolah-olah tidak sengaja.

Napas Mbak Wulan mulai memburu. Dan ia melenguh pelan saat tanganku menyentuh gundukan bukit di selangkangannya.
Hal ini membuat aku lupa diri. Aku semakin berani lagi.

Dari hanya menyentuh sekarang aku sudah mulai berani memegang bukit kemaluannya, walaupun hanya dari luar CD-nya.
Celana dalamnya sudah mulai basah. Tetapi aku tidak berani lebih jauh lagi.

Aku hanya meremas lembut dan memijat bukit kemaluannya dari luar CD.
Mungkin karena aku ragu-ragu, Mbak Wulan yang sudah terangsang langsung memelukku.

Bibirnya terbuka dan matanya terpejam. Mendapat reaksi seperti itu keberanianku timbul.
Tangan kananku kulingkarkan ke punggung Mbak Wulan dan meraihnya ke pelukanku..

Sementara tangan kiriku semakin berani menelusup ke dalam celana dalam Mbak Wulan..
dan meraba-raba bukit kemaluan Mbak Wulan yang sudah semakin basah.

Bibirku langsung menyergap bibir Mbak Wulan yang setengah terbuka..
Lidahku kudorong masuk bibirnya dan menjilat-jilat langit-langit mulutnya.

Tangan Mbak Wulan pun tidak tinggal diam.
Jari-jarinya membuka kancing kemejaku dan menyusupkan tangannya mengelus dadaku.
"Hh.." napasku tersengal saat tangan Mbak Wulan meraba-raba dadaku.

di lain sisi.. lidahku dan lidah Mbak Wulan saling berkutat.
Jari tanganku mulai menyentuh cairan pekat yang sangat licin di celah-celah gundukan bukit kemaluan Mbak Wulan.

Aku semakin terangsang. Jariku kugesek-gesekkan ke dalam celah hangat di selangkangan Mbak Wulan..
Kemudian bergerak sepanjang alur sempit di sela-sela gundukan bukit kemaluan Mbak Wulan dari atas hingga ke bawah.

"Ohh.." Mbak Wulan mendesis sambil matanya tetap terpejam menerima rangsanganku.
Pahanya semakin dibuka lebar-lebar.. sehingga memudahkan jariku masuk lebih dalam lagi.

Clepp.. clepp.. clepp.. clepp.. Aku terus menggerak-gerakkan jariku di dalam jepitan bukit kemaluan Mbak Wulan yang semakin licin.
Jari-jariku terus mencari dan mencari.. hingga kutemukan sebentuk tonjolan kecil di ujung atas di celah-celah bukit kemaluan Mbak Wulan.

Perlahan kugesek tonjolan itu dengan penuh perasaan. Mbak Wulan semakin menggerinjal dalam dekapanku.
Napasnya kian memburu. Bibirku digigit Mbak Wulan dengan gemas.

Tangan Mbak Wulan pun mulai membuka zipper celanaku dan terus menyusup ke dalam CD GTman-ku.
Ughh.. Diremasnya penisku yang sudah mulai mengeluarkan cairan dengan lembut.. sambil sesekali diurut dan dikocok.

Hal ini membuat aku semakin blingsatan. Tangan Mbak Wulan semakin gemas meremas kantung pelirku..
saat kugerak-gerakkan jariku di tonjolan kecil di celah bukit kemaluannya dengan gerakan memutar.

"Akhh.. Terusshh..It..Ituu.. Yaahh.." tubuhnya melonjak-lonjak dalam dekapanku.
Pantatnya terangkat dan kepalanya terdongak ke belakang.

Tangannya semakin kencang meremas biji pelirku hingga kurasakan agak ngilu.
"Akk. Kkuuhh.. Mau kell..Luarhh.. Ohh.. Ter.***sshh.." mulutnya terus mendesis.

Aku pun semakin cepat memutar jariku menggesek tonjolan kecil itu.
Akhirnya tubuh Mbak Wulan terhentak dan meliuk-liuk saat mencapai puncak kenikmatannya.

Matanya terpejam semakin erat bibirnya digigitnya sendiri dan tangannya semakin erat meremas kantung pelirku.
"Ohh.. Kamu.. Pintar.. Wann.." desisnya sambil mengatur napas.

Ia langsung ambruk dan menelentang di tempat tidur. Setelah napasnya agak teratur aku semakin berani lagi.
Kutarik CD-nya ke bawah. Mbak Wulan membantuku dengan mengangkat pantatnya..

Sehingga aku mudah meloloskan CD-nya lalu melemparkannya ke lantai.
Kemudian kutarik kedua kakinya hingga menjulur ke lantai.

Dengan telentang di kasur dan kakinya terjulur ke lantai.. bukit kemaluan Mbak Wulan nampak semakin membusung.
Tanpa membuang-buang waktu aku segera mendekatkan wajahku ke selangkangan Mbak Wulan..

Lalu akyu mulai menciumi bukit kemaluannya yang menggiurkan itu. Seketika saja..
Mbak Wulan yang memang sudah lama tidak disentuh laki-laki sejak ‘suami-nya’ yang notabenenya adalah bossku.. pulang ke Korea..
seperti orang yang kehausan saja.

Tangannya segera menekan kepalaku agar lebih ketat menekan bukit kemaluannya.
Bibirku segera menyedot dan menciumi bukit kemaluan Mbak Wulan dengan gemasnya.
Rasanya agak asin-asin sedikit seperti ojingo.. –cumi-cumi..– mentah.

Lidahku segera kujulurkan dan menjilat..
Bergerak mengikuti alur yang membentang di celah bukit kemaluan Mbak Wulan dari bawah ke atas.

Kuulangi geseran lidahku beberapakali..
Sambil sesekali kudorong dan agak kutekan di tonjolan kecil di sudut atas celah bukit kemaluan Mbak Wulan yang sudah sangat basah.

Pantat Mbak Wulan selalu terangkat ke atas.. seolah-olah menyambut dorongan lidahku pada bukit kemaluannya.
Kepalaku semakin ditekannya ke selangkangannya hingga aku sulit bernapas.

Tubuh Mbak Wulan menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan saat aku yang gemas menyedot tonjolan kecil di celah bukit kemaluannya.
"Hhkk.. Ohh.. Terr.. ushh.. hhhhh.." ia terus mendesis-desis.

Gerakan lidahku kupercepat menggesek tonjolan kecil di celah bukit kemaluan Mbak Wulan.. demi melihat ia semakin on.
Kedua kaki Mbak Wulan bahkan dikaitkannya ke belakang leherku untuk lebih menekan wajahku ke bukit kemaluannya.

Aku semakin bersemangat menjilat dan menyedot tonjolan kecil itu yang semakin lama semakin keras.. seolah mau pecah.
Tanganku pun tak tinggal diam..!

Kedua telapak tanganku menekan dan memijat bukit kemaluan Mbak Wulan yang membusung dengan gemasnya.
Akhirnya.. dengan diiringi lenguhan panjang.. tubuh Mbak Wulan terhentak-hentak.

Kakinya semakin menekan kepalaku.. dan pantatnya terangkat ke atas.. menyambut wajahku yang menekan bukit kemaluannya.
"Ohh.. Terusshh oohh.. Ohhhh.." tubuhnya semakin liar meronta selama beberapa detik.. lalu terdiam.

Kedua kakinya terkulai lemas di kedua pundakku. Tangannya terpentang melebar.. dan dadanya naik-turun mengiringi deru napasnya.
Aku sangat terangsang melihat betapa tubuhnya yang putih dihiasi bulu-bulu hitam lebat di selangkangannya dan kedua ketiaknya.

Dengan cepat aku berdiri dan melepas seluruh pakaianku.
Kini aku sudah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhku.

Penisku yang ukurannya sedang.. berdiri tegak dengan ujung yang mengkilat karena basah oleh cairan pre-cumku.
Lalu aku menarik gaun baby doll yang masih melekat di tubuh Mbak Wulan melalui lehernya.

Mbak Wulan membantuku dengan menggeser tubuhnya.
Sekarang ia hanya mengenakan bra putih tanpa penutup lain menutupi keindahan tubuhnya.

Tak lama.. aku menindih tubuhnya dan menempatkan diriku di tengah-tengah kedua pahanya.
Penisku yang sudah tegang terjepit di antara gundukan bukit kemaluan Mbak Wulan dan tubuhku sendiri.

Tanganku kulingkarkan ke belakang tubuh Mbak Wulan.. dan kubuka kaitan bra-nya.
Kulempar satu-satunya kain yang tersisa di tubuhnya.. hingga kini aku dan Mbak Wulan sama-sama telanjang..
tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh.

Kugumuli tubuh Mbak Wulan yang masih lemas. Kucium bibir Mbak Wulan dengan gemas.
Kudorong lidahku menyusup ke dalam mulut Mbak Wulan yang terbuka.. dan kugesek-gesekkan lidahku ke langit-langit mulutnya.

Reaksi Mbak Wulan luar biasa. Dengan ganas ia menyambut bibirku dan menyedot lidahku sekuat tenaga.
Tanganku bergerak liar mengelus dan menjamah seluruh tubuh telanjangnya.

Tangan Mbak Wulan pun melingkar ke punggungku dan mengelus-elus punggungku.
Pantat Mbak Wulan bergeser ke kanan dan ke kiri menyambut tekanan penisku pada bukit kemaluannya.

"Ughh.." aku sulit bernapas karena lidahku disedot bibir Mbak Wulan. Rasa nikmat menjalar dari ujung kaki ke ubun-ubun.
Batang penisku yang sudah sangat keras terjepit bukit kemaluan Mbak Wulan yang hangat dan licin.

Aku berusaha melepaskan lidahku dari sedotan Mbak Wulan.
Aku ingin memenuhi obsesiku untuk menciumi ketiaknya yang lebat ditumbuhi bulu keteknya.

Obsesiku terpenuhi ketika Mbak Wulan melepaskan sedotannya pada lidahku.
Tanpa membuang.. waktu kubuka lengannya lebar-lebar lalu kedekatkan wajahku ke ketiaknya dan dengan gemas kuciumi ketiaknya.

Lidahku menelusuri lengan bagian atas Mbak Wulan hingga ke samping payudaranya yang montok.
Sesekali kutekankan wajahku ke ketiaknya yang ditumbuhi bulu ketek yang sangat lebat.

Tubuh Mbak Wulan menggerinjal di bawah dekapanku.
"Hshh.. Gelii.. Oohh.. Gelii.." ia mendesis kegelian saat kujilati ketiaknya denga gemas.

Rasain kamu..! Siapa suruh punya bulu ketek gondrong begini..! Kataku dalam hati sambil terus menggasak ketiaknya.
"Amp.. Puun.. Su.. Dahh.. Ohhhhh.." tubuhnya semakin liar menggerinjal dalam dekapanku.

Aku tak mau membiarkannya lepas begitu saja.
Kuangkat lengan Mbak Wulan yang satu lagi.. dan kali ini ketiak yang satunya menjadi bulan-bulanan lidahku.

Setelah puas memenuhi obsesiku.. kini mulutku merambat ke payudaranya.
Dengan gemas kusedot payudaranya. Kumasukkan payudaranya sepenuh mungkin ke dalam mulutku.

"Ohh.. Shhhh.." tubuhnya semakin melengkung ke atas.. saat kedua puting payudaranya kumasukkan ke dalam mulutku..
Lalu kupermainkan dengan lidahku sepuas-puasnya.

"Sudahh.. Ohh.. Sekarrangghh.. Auchh.."
Mbak Wulan merintih-rintih memohon agar aku segera menyudahi permainan lidahku di kedua payudaranya.

Aku menyudahi permainan lidahku pada payudaranya.
Lidahku sekarang bergeser turun ke arah perutnya yang putih mulus dan masih rata.

Kukais-kais lubang pusarnya lalu kugigit-didit bagian bawah pusarnya dengan gerakan cepat..
Hingga membuat tubuh Mbak Wulan terhentak-hentak.

Beberapakali hal itu kulakukan untuk membuat Mbak Wulan terangsang hebat.
Teknik ini kuperoleh dari pengalamanku dahulu dengan Mbak Narsih.. saat aku masih kuliah.

Setelah itu lidahku bergeser ke bawah lagi. Aku bangun dan berdiri lagi di lantai.
Kuangkat kaki Mbak Wulan sambil membungkuk dan kujilati pangkal pahanya.

Lidahku bergeser dari pangkal paha ke bawah terus ke kaki.
Kujilati betis Mbak Wulan yang indah lalu seluruh jari-jarinya kujilati satu per satu.

"Shh.. Ohh.. Kamu.. Heb..Bathh.. Ohh.." Mbak Wulan mendesis dan merintih menikmati permainanku.
Aku terus bekerja memuaskan hasratku.. menikmati setiap jengkal tubuh Mbak Wulan sepuasku.

Setelah kujilati seluruh jari kakinya.. lidahku berpindah ke kaki satunya lagi.
Arah gerakan lidahku terbalik dari yang pertama.

Pertama-tama kujilati seluruh jari kakinya, lalu lidahku merayap ke atas ke betisnya..
lalu ke lututnya dan naik lagi hingga ke pangkal pahanya.

Jilatan lidahku selalu kuselingi dengan gigitan-gigitan kecil..
hingga tubuh Mbak Wulan menggeliat dan pantatnya terangkat-angkat menahan geli.

Dari pangkal paha lidahku merambat lagi naik ke atas.
Lidahku bergeser ke perut Mbak Wulan lalu naik ke bawah payudaranya.

Setelah puas melumat kedua payudaranya lidahku kembali bergeser naik ke lehernya yang jenjang.
Tubuhnya semakin mengeliat saat lidahku menari-nari di seputar lehernya yang putih mulus.

Dapat kurasakan seluruh bulu tangannya meremang berdiri saat lidahku menjilat-jilat leher bagian belakang.
Mata Mbak Wulan terpejam dan mulutnya setengah terbuka menikmati layananku.

Kedua tanganku membekap kedua payudaranya yang montok.. lalu bibirku menyergap mulutnya yang setengah terbuka.
Kusedot bibir Mbak Wulan dengan gemas dan kodorong lagi lidahku ke dalam mulutnya.

Aku belum puas menikmati keindahan tubuh Mbak Wulan.. kubalik tubuh telanjangnya hingga tengkurap.
Kutindih tubuhnya dan kembali lidahku tak-henti-hentinya menjelajahi setiap lekuk tubuh bagian belakang.

Lidahku menyusur dari tengkuk hingga lutut.
Kedua buah pantat Mbak Wulan yang indah pun hampir memerah karena gigitan-gigitan gemasku.

Karena tidak tahan dengan serbuanku.. Mbak Wulan memberontak dan bangun.
Tubuhku digulingkannya hingga jatuh terlentang di kasur. Ditindihnya tubuhku sambil melumat bibirku.

Lidahku disedot bibir Mbak Wulan. Tubuhku yang telentang diduduki Mbak Wulan tepat di penisku..
Sehingga.. ughhh.. penisku terjepit buah pantatnya yang padat dan kenyal.

Dari menyedot lidahku.. mulut Mbak Wulan sekarang balas menjelajahi tubuhku. Kedua putingku disedotnya habis-habisan.
Kemudian lidah Mbak Wulan bergeser turun dan menjilati perutku.

Lidahnya terus bergerak ke bawah dan dengan diselingi gigitan-gigitan kecil di perut bagian bawahku..
lidahnya bergeser menjilati ujung penisku. "Hahh.. Shhh.." sekarang giliran aku yang mendesis-desis kenikmatan.

Ujung penisku hingga ke pangkalnya dijilati lidah Mbak Wulan dengan gemasnya.
Pantatku spontan terangkat ke atas saat ujung lidah Mbak Wulan mengais-ngais lubang di ujung penisku.
Otot-otot perutku serasa ditarik ke atas.

Tidak berhenti sampai di situ. Kantung pelirku pu tak luput dari sedotan mulut Mbak Wulan. Wuahh.. Nikmat bercampur ngilu rasanya.
Lidah Mbak Wulan terus bergerak menyusur urat yang memanjang sepanjang penisku.. dari pangkal hingga ke ujungnya..
Lalu berhenti di lekukan ujung topi baja kepala penisku.. dan menjilati lekukan itu hingga aku mendesis nikmat.

Secara spontan kupegang kepalanya agar tidak bergeser dari situ.
Seperti tau keinginanku mulut Mbak Wulan terus merangsek batang penisku..

Sambil tangannya tak henti-hentinya mengurut batang penisku sambil sesekali meremasnya.
"Ughh.. Ss..Sudah.. Mbaakk.." desisku tak tahan.

Kutarik tubuh Mbak Wulan agar naik ke perutku. Lalu Mbak Wulan menghentikan aktivitasnya.. kemudian duduk di atas perutku.
Diangkatnya pantatnya dan dikangkangkannya kedua kakinya.

Dipegangnya batang penisku dan diarahkan ke celah bukit kemaluannya.
Slebb.. "Upffh.. Ohhh.." aku dan Mbak Wulan mendesis hampir bersamaan saat Mbak Wulan secara perlahan menurunkan pantatnya.

Rrrrbbb.. Perlahan-lahan ujung kepala penisku mulai terbenam ke dalam jepitan bukit kemaluan Mbak Wulan.
Beberapakali Mbak Wulan menaik-turunkan pantatnya.. clebb.. clebb... slebb.. slebb.. slebb..

Terus Mbak Wulan 'berusaha' membenamkan tiang kejal batang penisku di lepitan liang nikmatnya.
Sampai akhirnya.. jleghh..! Seluruh batang penisku amblas.. melesak ke dalam celah sempit di celah bukit kemaluannya.

Ahhh.. Hangat sekali rasanya batang penisku terjepit di tengah-tengah celah bukit kemaluannya.
Ujung kepala penisku seperti menumbuk sesuatu yang lembut di dalam sana.

Mbak Wulan terdiam.. akupun terdiam menikmati menyatunya tubuh kami.
Aku merasakan betapa batang penisku seperti diremas-remas oleh daging yang licin dan hangat.

Kepala penisku seperti berkedut-kedut. Mataku seperti berkunang-kunang merasakan aliran kenikmatan yang mulai menjalar.
Kedua tangan Mbak Wulan bertumpu di dadaku.

Kemudian secara berirama Mbak Wulan mulai menaik-turunkan pantatnya dengan diselingi gerakan memutar.
Oughhhh.. Batang penisku serasa dipilin-pilin.. nikmat sekali rasanya.. tak dapat kulukiskan dengan kata-kata..

Perlahan-lahan aku merasakan otot-otot perutku seperti ditarik-tarik.
"Terushh.. Mbaakk.. Aku.." aku sudah hampir tidak dapat mengontrol diriku lagi.

Tanganku segera bergerak ke belakang tubuh Mbak Wulan.. lalu meraih kedua buah pantatnya.
Kuremas pantatnya.. dan lebih kutekan agar ujung penisku mentok sedalam-dalamnya di liang nikmatnya.

Mbak Wulan pun semakin liar menggerakkan pantatnya.
"Terushh.. Ayyoo.. Kita.." belum selesai Mbak Wulan bicara tiba-tiba tubuhnya berkejat-kejat.

Gerakannya semakin menggila. Batang penisku yang terjepit di dalam celah bukit kemaluan Mbak Wulan berdenyut semakin keras..
Ya.. menahan sperma yang sudah terkumpul di ujung kepala penisku.

Tubuhku semakin mengejang. Kuputar pantatku seirama dengan putaran pantat Mbak Wulan yang semakin liar.
"Akhh.." hampir bersamaan.. aku dan Mbak Wulan menjerit.

Kuremas pantat Mbak Wulan dengan gemas dan kutekan lebih ketat.
Cratt.. Cratt.. Cratt.. Cratt.. Crrtt.. Akhirnya sperma yang sudah tertahan di ujung kepala penisku tumpah.. muncrat deras di dalam liang vaginanya.

Hampir bersamaan dengan denyutan lubang kemaluan Mbak Wulan yang menjepit erat batang penisku di dalam sana.
Mbak Wulan masih berkelejatan beberapa saat.. lalu ambruk di dadaku.

Tubuhku dan tubuh Mbak Wulan sudah basah oleh keringat. Napasku masih menderu.
Kucium pipi Mbak Wulan sebagai ucapan terimakasih atas kenikmatan yang ia berikan.

"Sa rang he yo.." kubisikan kata-kata sayang dalam bahasa Korea di telinganya.. dan membelai rambutnya yang pendek.
"I love you.." Mbak Wulan membalas bisikanku sambil mengecup bibirku. Kontiecrott yeaahh..
-----------------------------------------------------------------------
 
Mantap nih..
ngefan ane ama cerita-cerita yg kayak model mbak wulan gini..
Yang bisa ikut icip-icip koleksi punya bos..

Makasih updatenya suhu
:jempol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd