Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

----------------------------------------------------------------------

Cerita 36 – Selingkuh Itu Nikmat

Ratna

Sore itu
teman-teman kantor yang lain sudah pulang.
Aku pun sedang mempersiapkan diri untuk pulang juga ketika terdengar ketukan di pintu ruanganku..

Lalu kemudian disusul munculnya raut wajah cantik begitu pintu dibuka dari luar.
"Halo sayang..” sapanya hangat dan mesra.

"Belum pulang..?”
Lanjutnya sambil melangkah masuk dan berdiri persis di samping tempatku duduk di belakang meja kerja.

"Sebentar lagi. Ini lagi beres-beres..” jawabku balas tersenyum. Terus terang kehadiran Ratna..
salah seorang staf di divisi yang kupimpin, sering membuatku gelisah.. khawatir sekaligus bahagia.

Mengapa tidak..? Ia seorang wanita berparas cantik. Tubuhnya langsing namun padat berisi.
Masih cukup muda, berusia antara 25-30 tahun.

Ia mengingatkanku pada seorang bintang sinetron cantik jelita dan seksi.. Diah Permatasari.
Selain itu.. ia orangnya ramah.. baik hati dan menyenangkan siapa saja yang diajaknya bicara.

Ditambah pula.. ia sangat perhatian sekali padaku bahkan cenderung terlalu mesra.
Kesannya, hubungan kami tidak seperti boss dan anak buahnya.

Kami sering bercanda penuh kemesraan, tentunya pada saat tidak ada karyawan lain di antara kami.
Bila di tengah karyawan lain.. kami nampak seperti boss dan anak buah layaknya.

Hubungan kami hari demi hari semakin bertambah mesra. Yang pada awalnya hanya saling lirik dan senyum..
Kini sudah mulai meningkat menjadi saling remas walau pun hanya sebatas remasan tangan.

Namun itu sudah menunjukkan bahwa dirinya menyukaiku.
Rasa rindu untuk cepat bertemu mulai mengganggu pikiranku.. demikian pula dengan dirinya.

"Iih.. pengen cepet-cepet ke kantor deh rasanya..” demikian kata Ratna suatu ketika..
saat pertamakali aku mencoba memberanikan diri untuk mengecup pipinya..
saking tak tahannya manakala kami tengah berduaan.

Itu pun mencuri-curi, takut ada karyawan lain yang melihat
Ia hanya tersenyum jengah saat itu. Wajahnya menunduk malu sambil melirik mesra ke arahku.

Kalau saja saat itu ruangan kosong.. mungkin aku sudah mengecup bibirnya.
Aku yakin ia pun mengharapkan hal yang sama.

Namun kemesraan kami nampaknya akan menghadapi permasalahan besar..
dan tak mungkin meningkat lebih intim lagi.. atau bahkan tidak dapat berlanjut sama sekali.

Pasalnya.. aku sudah berkeluarga.. memiliki anak-istri.
Demikian pula dengan dirinya.. tidak jauh berbeda denganku. Hanya saja ia belum memiliki anak.

Kami sadar dengan keadaan ini.. namun kelihatannya seperti tidak peduli.
Inilah yang membuatku gelisah.. serba susah. Aku tidak mau kehilangannya.

Celaka.. jangan-jangan aku sudah jatuh cinta padanya. Ini tidak benar..!
Jerit hatiku.. meski tidak yakin apakah itu benar-benar suara hatiku yang sebenarnya..?

Kembali sore itu ia hadir dengan gayanya yang akan membuat lelaki mana pun merasa sulit untuk menolaknya.
"Kok malah bengong..? Nggak suka ya, Nana kemari..?” Katanya dengan menyebutkan nama panggilan mesranya.

Ucapan yang meluncur dari bibirnya yang menggemaskan itu, terdengar begitu menyejukan hatiku.
Mana mungkin aku bisa melupakannya..?

Siapa pula yang bisa menahan diri saat wanita cantik..
bertubuh sintal yang menyebarkan aroma penuh dengan rangsangan berdiri begitu dekat dengannya..?

Bahkan saking dekatnya aku dapat merasakan kakinya bersentuhan dengan pahaku.
Dari kursi tempat dudukku.. aku menengadah menatap wajahnya.

Ia pun tengah melirik ke arahku. Mata kami bertemu. Saling pandang penuh arti.
Kulihat mata berbinar-binarnya.. menyembunyikan perasaan yang begitu mendalam.
Hangat dan mesra sekali pancaran tatapan matanya. Penuh gairah.

Aku bukan malaikat.
Aku hanya seorang lelaki biasa.. yang masih penuh dengan gelora jiwa mudaku.

Usiaku masih di bawah 40 tahun.
Usia yang sedang matang-matangnya dan penuh dengan gejolak gairah lelaki.

"Bukan begitu, sayang. Siapa sih yang tak mau berdekatan sama wanita secantik kamu..?”
Jawabku seraya meraih tangannya ke dalam genggamanku.

Kuremas perlahan dengan penuh kelembutan.
"Tuh khan..? Mulai deh rayuan gombalnya..” ujarnya seraya makin memepetkan dirinya ke tempat dudukku.

Serrrr.. Kurasakan pahanya bergeseran dengan pangkal lenganku.
Meski masih terhalang kain roknya.. aku dapat merasakan kehangatan dan kelembutan kulit pahanya.

Perasaan itu menjalar ke sekujur tubuhku.. dan mengarah semuanya ke pusat selangkanganku.
Aku jadi gelisah. Aku tak ingin ia memperhatikan perubahan di bagian depan celanaku.

Namun aku segera memergoki tatapan matanya sekilas melirik ke arah itu.
Aku jadi malu juga.. apalagi melihatnya senyum-senyum dikulum seperti itu.

Aku jadi gemas dibuatnya. Lalu tubuhnya kutarik hingga terjatuh ke pangkuanku.
"Auuww..!!” Pekiknya manja.. sambil merangkul leherku agar tubuhnya tak terguling dari pangkuanku.

"Mas kok jadi tambah genit sih..?” Lanjutnya. Ia cubit pipiku dengan lembut.
"Tapi suka khan..?” Balasku menatapnya dengan mesra. Ia mengangguk perlahan.

Balas menatapku dengan hangat.
Kuamati seluruh wajahnya. Ia memang cantik. Matanya bersih bersinar. Bulu matanya lentik.

Hidungnya mancung.. dan bibirnya. Akh sungguh mempesona. Sungguh sensual.
Apalagi saat lidahnya dikeluarkan untuk membasahi bibirnya. Sangat mengundang.

Aku tak tahan untuk segera mengulumnya.
Bibirku langsung mendarat di atas bibirnya. Kukecup mesra. Ia balas dengan mesra. Kukulum hangat.

Ia menyambutnya dengan kehangatan yang sama. Kami berciuman dengan hangat dan mesra.
Lidah kami saling mencari. Saling bartautan.

Tangannya meremas-remas bagian belakang kepalaku sambil menariknya sehingga ciuman kami semaki erat.
Aku balas dengan mengelus dan meremas punggungnya.
Ia menggeliat sambil mengerang perlahan merasakan kehangatan cumbuanku.

Gerakan tubuhnya membuat pantatnya yang berada di pangkuanku..
dengan sendirinya menggesek-gesek batang kontol yang berada di balik celanaku.

Ergghhhh..! Aku sudah tegang sekali.
Kelembutan dan kehangatan buah pantatnya membuatku terangsang hebat.

Kelihatannya ia sengaja melakukan gerakan itu.
Pantatnya terus-terusan digesek-gesek ke batang kontolku yang sudah semakin mengeras saja rasanya.

Mengimbangi permainannya, tanganku mulai ikut-ikutan beraksi.
Dimulai dengan mempreteli seluruh kancing blousenya.

Kulihat kulit dadanya yang bersih dan putih nampak begitu merangsang. Kuelus perlahan.
Ratna melenguh menikmati elusan lembut di seputar dadanya.

Pagutan bibirnya semakin kuat.. dekapannya semakin erat.
Tanganku menggerayang semakin dalam, meremas buah dadanya yang masih terbungkus kutang tipis.

Tonjolan putingnya kupermainkan. “Ahhh..” Ratna gemetar dibuatnya.
Permaiman tangan boss kesayangannya di daerah puting itu membuat darahnya berdesir kencang.

Gairahnya menggelora dan semakin menyesakan dadanya.
Rangsangan itu bertambah kuat.. seiring dengan elusan tangan bossnya yang mulai merogoh ke dalam kutangnya.

Sentuhan langsung tangan lelaki pujaannya itu di seputar buah dadanya seakan memicu seluruh naluri kewanitaannya.
Ratna berubah garang. Gerakannya semakin banal, liar dan tak terkontrol.

Apalagi ketika merasakan elusan lembut di pahanya, bergerak perlahan merambat naik ke pangkal pahanya.
"Ouugghh..” erangnya penuh kenikmatan seraya mendorong tanganku lebih dalam ke arah selangkangannya.

Tanganku segera menemukan gundukan daging hangat di balik celana dalamnya yang teras sudah mulai membasah.
Ujung jariku menelusuri garis memanjang di sekitar bibir kemaluannya.

Kudengar erangan demi erangan meluncur dari bibirnya setiap kali tanganku menekan di sekitar liang itu.
Roknya sudah kuangkat tinggi-tinggi agar tidak menghalangi gerayangan tanganku.

Sementara tanganku yang satunya lagi mengeluarkan buah dada Ratna dari balik kutangnya.
Tidak terlalu besar memang, tapi masih kenyal dan keras.

Bentuknya indah.. apalagi putingnya yang berwarna kemerahan itu..
nampak sudah berdiri tegak seakan menanti kuluman mulutku.

"Aduuhh. isep Mas Terus. akh enak sekali..” rintihnya keenakan.
Aku tak perlu menunggu perintahnya, karena mulutku sudah langsung menyambarnya.

Lidahku melata-lata di ujung pentilnya.
Akibatnya sungguh luar biasa, Ratna menggelinjang kegelian diiringi rintihan dan erangan penuh kenikmatan.

Sementara tangannya mulai bergerilya menggerayang kemana-mana sampai akhirnya berhenti di sekitar selangkanganku.
Bergerak lincah mengurut-urut batangku yang masih terkungkung di balik celana.

Aku berharap ia segera membebaskan batangku yang sudah berontak itu dari kungkungan celanaku.
"Ratnaa.. ugh..” aku melenguh tanpa sadar..

Begitu tangan Ratna merogoh ke dalam balik celana dan menggenggam batangku.
Ahhhh.. Terasa begitu lembut dan halus permukaan telapak tangannya.

Perlahan namun pasti.. ia mengocok batangku mulai dari bawah hingga ke atas..
lalu turun kembali dan begitu seterusnya dengan irama yang semakin meningkat cepat.

Wuahhh..!! Enak sekali rasanya. Tubuhku seperti melayang-layang dibuatnya.
Kurebahkan kepalaku di senderan kursi. Menikmati semua apa yang dilakukannya padaku.

Kulihat tangan satunya lagi meraih ke bawah. Aku kira ia kan menggunakan kedua tangannya untuk mengocok..
Tetapi ternyata ia malah mencopot celana dalamnya sendiri dan melemparnya ke lantai.

Aku kaget. Apa yang akan dilakukannya..?
Aku tambah khawatir ketika ia mengangkat roknya tinggi-tinggi.. lalu mengubah posisinya..

Sehingga ia kini mengangkangiku.. sementara batangku dia tegakkan ke atas.
Tiba-tiba aku sadar akan apa yang akan terjadi. Aku tidak pernah mengharapkan sampai sejauh ini.

Bagaimana jadinya nanti..? Kami berdua sudah memiliki keluarga masing-masing.
Ini sudah terlalu jauh.. jangan sampai terjadi.

Aku tak ingin mengkhianati keluarga dan aku pun tak ingin ia mengkhianati keluarganya juga.
Cukup sampai di sini..! Batinku berseru.

"Ratna. udah. Jangan diterusin..” kataku mengingatkan.
Sebenarnya aku juga tidak yakin dengan ucapanku sendiri. Aku menahan tubuh Ratna agar jangan sampai itu terjadi.

Kulihat tatapan matanya yang redup penuh harap, melirik padaku dengan penuh tanda tanya.
Mana ada lelaki yang tahan melihat wanita secantik dirinya memohon seperti itu.

"Kenapa..?” Ucapnya penuh keheranan dengan sikapku yang memang.. menurut para lelaki.. tidak tau diuntung.
"Aku.. oh.. eh.. kita nggak boleh begini..” ucapku dengan berat hati.

"Nggak apa-apa kok sayang. Aku rela dan suka melakukannya..” jawab Ratna.. yang justru membuatku semakin tergoda.
Aku berupaya untuk berpikir jernih dan mencari jalan agar semua ini tidak terjadi.

Aku tak ingin semuanya berantakan gara-gara perbuatan ini.
Tapi..? Akh.. rasanya aku tak bisa lagi berpikir jernih.. begitu ia mulai menciumi wajahku dengan penuh mesra dan hangat.

Tangannya bekerja cepat mempreteli kancing bajuku hingga membuka seluruh dadaku.
Ia langsung menciuminya. Mengemot putingnya.

Lidahnya menari-nari di atas dada lalu turun ke perut dan terus semakin ke bawah.
Aku tak pernah sadar sejak kapan ritsluiting celanaku terbuka.

Tau-tau kulihat batang kontolku sudah mengacung dari balik celanaku yang terbuka..
Sementara wajah Ratna sudah sangat dekat sekali berada di sana.

Akh.. gila..!! Pekikku dalam hati.. manakala kulihat mulut Ratna terbuka..
Slrupp..! Dan lidahnya menjulur menyapu permukaan moncong kontolku.

Erghhh..!! Tubuhku bergetar hebat merasakan sapuan lembut dan hangatnya lidah itu di sana.
Mataku sampai terpejam saking nikmat yang kurasakan saat itu.

Pikiran-pikiran untuk menghentikan perbuatan ini saat itu langsung lenyap entah kemana.
Aku tak mungkin menolaknya. Apalagi mulut wanita cantik ini begitu lihai mengulum kontolku.

Mungkin ini merupakan kuluman ternikmat yang pernah kurasakan sebelumnya.
Aku sudah tak peduli lagi dengan semuanya. Yang penting semuanya harus kunikmati.
Wanita cantik bertubuh seksi yang sedang bergairah ini harus mendapatkan kenikmatan yang sama.

Setelah itu.. aku langsung meraih tubuhnya untuk berdiri mengangkangi tubuhku yang duduk di kursi.
Kontolku segera kuberdirikan.. tegak mengacung.. mengarah persis ke belahan liang memeknya.

Kuminta ia untuk berjongkok dengan kedua kakinya naik ke tepian kursi di kedua sampingku.
Rrbbb.. Tubuhnya turun perlahan. Slebbb.. Kontolku mulai melesak ke dalam liangnya.

Ughhhh..! Terasa hangat dan sempit.. menjepit dan rapat sekali belahan memeknya.
Slebb.. jlebb.. Batangku terus menerobos masuk karena di sekitar liang itu sudah licin.

“Nghhhhh.. ahhhh..” Ratna melenguh panjang.. begitu seluruh batangku terbenam di dalamnya.
Matanya terpejam erat.. kepalanya melengak ke belakang. Kedua tangannya berpegangan pada leherku.

Ia mulai bergerak turun naik.. bergoyang ke kiri dan ke kanan. Clebb.. crebb.. crebb.. crebb..
Jlebb.. jlebb.. jlebb.. jlebb..! Aku mengimbanginya dengan tusukan-tusukan kuat ke atas.

Kami saling berlomba memberikan kenikmatan. Kulihat di depan wajahku..
buah dadanya yang sudah tertutup kutang itu.. bergelantungan ke sana ke mari.

Clrupp..! Bibirku langsung menangkapnya.
Clupp. cluprp.. clrupp.. Kukemot putingnya. Ia merintih. Kujilat seluruh daging kenyal itu.

"Nghhh.. ohhh.. ahhh.. masshh.." Ratna mengerang. Kedua tanganku berpegangan pada pantatnya.
Sambil meremas.. aku tarik ke dalam agar batangku bisa mencapai bagian yang terdalam di dirinya.

"Mass Ooouugghh.. nikmaat.. enaakkhh.. mmpphhff..” erangnya tak karuan.
"Ayo sayang. Terus goyangin. uughgh nikmaatnya..” aku pun tak pelak mengerang-erang kenikmatan.

“Aghhhh... Oghhh..!!” Tiba-tiba ia memekik sambil mendekap kepalaku erat-erat ke dalam dadanya.
Tubuhnya berguncang hebat. Pinggulnya didesakkan kuat-kuat.. sehingga batangku terbenam seluruhnya.

Srrrr.. srrrr.. srrrr.. srrrr..
Tak lama kemudian kurasakan siraman cairan hangat pada kontolku di dalam liangnya.
Ratna telah mencapai orgasmenya.

Ia terus-terusan merintih sambil mengigau kalau dirinya jarang mendapatkan puncak kenikmatan seperti saat ini.
Aku tak sempat memikirkan ucapannya itu.. karena aku pun tengah berkutat menahan desakan dari dalam diriku sendiri..

Sampai akhirnya aku tak tahan lagi.. Jlebb.. Jleghh..!! Kusodokkan kontolku ke atas sedalamnya di liang nikmat itu.
Dan.. crett.. crett.. crett.. crett.. Kusemburkan air maniku berkali-kali ke dalam liang memeknya.

“Erghhhh..!!” Pinggulku sampai terangkat tinggi-tinggi ketika kontolku menyemprotkan air mani.
Sungguh nikmat rasanya.. karena air maniku banyak sekali semburannya.

Bayangkan saja.. aku sudah tidak berhubungan dengan istriku selama ia haid seminggu ini.
Kudekap tubuh Ratna erat-erat. Kuhirup keharuman aroma tubuhnya yang begitu merangsang.

Sambil kubisikan kata-kata mesra.. penuh rasa sayang..
"Nana juga sayang sekali sama Mas..” bisiknya perlahan hampir tak terdengar.

Untuk beberapa saatnya kami hanya saling berpelukan.. merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama.
Sambil memikirkan wanita secantik dirinya.. yang sehari-hari nampak lembut dan pemalu..

Ternyata bisa berubah binal.. bagai kuda jalang saat bercinta denganku.
Aku hanya bisa mengeluh bahagia penuh keberuntungan dapat menikmatnya dengan puas.

"Mas.. Nana nggak mau pulang. Pengen sama Mas terus seperti ini..” bisiknya lagi.
Aku terhenyak. Kaget tak terkira dengan ucapannya itu. Aku tak tau perasaanku saat itu.

Apakah harus senang atau takut mendengar pengakuannya ini..?

Aku tak ingin peristiwa ini tercium oleh rekan-rekan yang lain dan tak mungkin terus berada di sini.
Walau pun yang lain telah pulang.. mungkin saja nanti ada Satpam perusahaan yang mengontrol ke mari.

"Ayo kita pulang. Nanti ketahuan orang..” ajakku buru-buru seraya mendorong tubuhnya dari atas tubuhku.
"Nggak mau. Pokoknya Nana pengen sama Mas terus..” rengeknya.

"Aduh gimana dong..?”
"Biarin..” katanya ngambek.

Aku panik melihatnya seperti ini.
Akhirnya aku mendapat jalan untuk membujuknya.

"Oke.. kalau gitu kita cari tempat lain aja yang lebih aman..” kataku kemudian.
"Ya.. setuju. Kita cari hotel aja..” usulnya dengan gembira.

"Nanti kita mandi bareng di sana. Nanti Nana mandiin, terus 'ininya' Nana sabunin juga ya..”
Katanya lagi sambil mempermainkan kontolku yang sudah tergolek lemas.

Aku hanya mengiyakan saja karena yang penting harus cepat-cepat pergi dari sini.
Kami berdua lalu segera berangkat ke hotel setelah merapikan diri dahulu.

Sepanjang jalan Ratna tak pernah melepaskan pelukannya dariku.
Aku membayangkan apa yang akan kami perbuat semalaman nanti di hotel.

Kurasakan batangku langsung menggeliat bangun kembali..
Hanya terbayang tubuh molek itu menggeliat-geliat di bawah himpitan tubuhku.

Wuihhh.. Luar biasa memang. (. ) ( .)
------------------------------------oOo-----------------------------------
 
------------------------------------------------------------------------

Cerita 35 –
Service Spesial

Episode Service di Hari UlTah..

Desy dan Kika


Masih ingat kisahku tentang Service Plus bersama Kika..?
Akhirnya hubunganku dengannya berlanjut dengan pertemuan-pertemuan rutin..
Ya.. sekedar untuk saling mereguk kenikmatan dan saling memuaskan syahwat.

Kika yang semula ‘polos’ makin canggih bermain dan berlomba denganku..
untuk memberikan service yang paling memuaskan.

Selalu ada saja ide baru yang dilontarkan dan minta dipraktekkan.
Ide terakhir yang cukup gila adalah ingin main bertiga.

Caranya: yaitu dengan menyerahkanku sebagai hadiah di hari ulang tahun sahabatnya yang bernama Desy..
Seorang wanita karir yang sukses.

Pertimbangannya adalah: bahwa Desy sudah lama putus hubungan dengan pacarnya..
Dan tentunya merindukan sesuatu untuk memenuhi hawa nafsunya.
Hehehe.. Ide yang bagus.. pikirku.. tentu saja aku langsung menyetujuinya. Uwenak kog.. haha..

Beberapa hari kemudian.. aku dan Kika datang ke pesta ulang tahun Desy di sebuah disco hotel berbintang lima.
Wuihh.. takjub juga aku melihat tampang Desy sewaktu diperkenalkan oleh Kika.

Tampangnya imut banget.. tapi tampak anggun..
dengan gaun malam hitamnya yang cocok sekali di tubuhnya yang kecil.. ramping tapi padat.

Desy cukup kaget waktu Kika bilang kalau aku adalah kado ulang tahunnya.

Barulah setelah acara usai dan kita naik ke Suite Room mewah yang sengaja Desy booking untuk mereka berdua..
seperti biasa setiap selesai acara ulang tahunnya, ia mengerti.

"Aku siap untuk men-service tuan putri..!” Candaku pada Desy begitu kita bertiga memasuki kamar mewah itu.
Desy hanya tersipu malu yang membuat wajah imutnya makin manis.

"Aku mandi dulu yah.. keringetan nih..” katanya sambil berjalan menuju arah kamar mandi.
"Tidak usah Des..” cegah Kika.

"Biar dia aja yang mandiin..” lanjutnya sambil memainkan matanya padaku untuk segera menghampiri Desy.
Langkah Desy pun terhenti di depan ruang bar.. ketika aku sudah berada tepat di belakangnya.

Tubuhnya yang mungil itu langsung kupeluk dari belakang tanpa ada perlawanan apapun.
Desy langsung menggeliat waktu bibirku kudaratkan di telinga.. sambil kugigit-gigit kecil daun telinganya.

"Aaah.. geliii..” rintih Desy.
Rambutnya yang pendek memudahkan bibirku turun ke lehernya yang jenjang sampai ke tengkuknya yang berbulu halus itu.

Di situlah kurasakan harum tubuhnya yang sensual.. dari parfum yang telah bercampur keringatnya yang belum hilang.
Justru kulit mulusnya yang licin dan berkilat terkena sinar lampu itu makin melancarkan jalannya bibirku menjelajah bagian atas tubuhnya.

Model gaun malamnya yang hanya sebatas dada juga menunjang kebebasanku mengecup..
menggigit kecil serta menjilati kemulusan kulit leher dan sepanjang bahunya.

"Emmh.. sssh..” desah Desy lagi sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.. memegang ujung kepalanya.
Aku makin bernafsu lagi melihat ketiaknya yang bersih dan halus tak berbulu itu terbuka lebar.

Dari bahu.. kutelusuri sedikit lengannya yang kanan bagian dalam dan langsung kuturunkan bibirku ke ketiaknya.
Desy kegelian dan langsung menurunkan tangannya.. sehingga kepalaku terjepit di antara lengannya.

Aku tak berhenti beroperasi.. ehmmm.. malah kuhirup sepuas-puasnya aroma ketiaknya yang harum segar itu..
dengan menggeser-geser hidungku di situ.. dan kuakhiri dengan jilatan-jilatan lidahku.

Entah karena merasa nikmat.. Desy akhirnya membuka lagi tangannya dan menaikkannya lagi ke atas.
Bahkan ia memiringkan tubuhnya ke kanan.. memberikan kesempatan kepalaku untuk masuk ke ketiaknya yang sebelah kiri.

Tak kusia-siakan kesempatan ini. langsung kusapukan hidung dan bibirku di situ yang membuat Desy makin menggelinjang.
"Sssh.. Mas udah yaah.. tidak tahan niiih..” pinta Desy manja sambil berusaha membalikkan tubuhnya.

Kini wajah imutnya tepat berada di hadapanku.
Nafasnya yang masih tersengal-sengal membuat bibirnya yang merah mungil makin merekah dan terkesan sensual.

Tanpa menunggu lama.. kukecup bibir tipisnya perlahan. Kugeserkan lidahku di seputar bibirnya.
Dan ketika bibirnya makin membuka.. lidahku kumasukkan menjelajah bagian dalam.

"Mmmph.. mmmph..” erang Desy kenikmatan. Desy mulai aktif dengan menggeluti lidahku dengan lidahnya..
dan ketika berhasil kupancing keluar.. lidahnya kuisap lembut.

Sementara itu.. jari-jariku menggerayang ke leher Desy dan terus turun ke bagian dada.

Mula-mula kuusap lembut bagian atas buah dadanya yang menyembul karena ketatnya penutup dadanya.
Kemudian tanganku bergeser lagi.. sampai tepat di depan gundukan buah dadanya yang masih tertutup gaun itu.

Desy menggelinjang ke sana ke mari.. merasakan putaran-putaran telapak tanganku di dadanya..
bersamaan juga dengan pagutan bibirku yang makin liar ke bibirnya.
"Mmm.. mmph.. sssh.. gila kamuu Don.. aaah.. mmmph..” desah Desy menahan nikmat.

Kika yang sejak tadi memperhatikan.. tiba-tiba berada di belakang Desy..
Kemudian membuka retsleting gaun Desy pelan-pelan.

Yang terjadi kemudian adalah mengendurnya bagian atas gaun Desy..
sehingga dengan mudah tanganku menyusup ke dalamnya.

Wuahh..! Aku sempat kaget..
Ahhh.. tanganku langsung menyentuh kekenyalan buah dada Desy yang ternyata tak ber-BH itu.

"Mmmph..” hanya itu yang keluar dari mulut Desy karena bungkaman bibirku..
waktu Desy merasakan rangsangan yang hebat di kedua bukitnya.

Di tanganku kini.. bungkah buah dadanya terasa begitu bulat dan kencang.
Putingnya yang mengeras makin menambah nafsuku memainkan jari-jariku di situ.

Kika membantu menurunkan lagi gaun atas Desy hingga pinggul..
lalu menarik kedua tangan Desy yang pasrah itu ke belakang.. sambil mendudukkan Desy ke kursi bar yang tinggi.

"Mas.. silakan yang ini diservice..” kata Kika.. seolah menyodorkan buah Dada Desy untuk kulumat.

Aku yang baru selesai mengistirahatkan bibirku dari bibirnya..
kini baru bisa melihat bebas kedua bukit Desy yang terpampang persis di depan wajahku.

Wuahh..!! Ternyata memang benar-benar indah.. walau pun tak begitu besar.
Bentuknya bulat.. kencang dan ranum dengan putingnya yang merah muda.
Kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih mulus dan berkilat itu.

Aku tak sabar lagi.. kubenamkan dan kusapukan wajahku ke belahan dadanya..
yang membuat Desy melenguh panjang sambil menggeliat.

Setelah itu kukecup dan kujilat-jilat di seputar gundukan bukitnya yang harum itu bergantian.
Kadang kusapukan bibirku dari samping ketiaknya.. kadang dari arah perutnya ke atas..

Tapi tak sampai menyentuh putingnya yang makin mencuat itu.
Aku memang sengaja.. karena aku punya rencana lain nanti.

Rupanya Kika terus beraksi.. kali ini gaun Desy yang sudah setengah tersingkap sebagian itu..
dilepaskannya lagi ke bawah.. sekaligus dengan CD-nya.

Desy yang sedang menikmati ganasnya ciumanku di seputar buah dadanya cuma bisa pasrah.
Aku pun lalu menghentikan seranganku..
lalu turut membantu melepaskan gaunnya yang sudah berada di betisnya.

Kaki Desy masih tertutup rapat waktu kulepas gaunnya dari kakinya yang jenjang itu..
dan mungkin masih merasa risih mempertontonkan bukit kemaluannya.

Walau pun tidak tampak penuh.. namun bulu-bulu kemaluan bagian atasnya yang tak begitu lebat itu..
membuatnya benar-benar tampak sensual.

Kika menyuruh Desy untuk pindah duduk dari kursi ke meja bar di atasnya.
Aku mengerti maksud Kika.. agar aku bisa bebas menikmati bagian bawah tubuh Desy.. untuk melengkapi service-ku.

Satu-satunya yang menempel di tubuh Desy kini tinggal sepatu tingginya saja..
yang kemudian ditumpangkan di atas kursi bekas yang dia duduki tadi.

Tanganku kemudian meraba halus kaki kanannya yang ditumpangkan ke kaki kirinya.
Dari atas paha.. lutut.. hingga betisnya yang sangat indah itu.

Sepatunya kemudian kubuka perlahan.. hingga nampaklah keindahan kakinya yang ramping..
halus dan bersih.. dengan jari-jari kakinya yang mungil tak berkutek.

Kugenggam kakinya dengan tangan kiriku.. Crlupp..!
Lalu kudaratkan ciumanku di punggung kakinya terus pelan-pelan sampai ke ujungnya.

Desy yang tak pernah diperlakukan seperti ini tetap pasrah dan mendesah kecil..
"Ssshh.. aahhh.. aaaw.. geliii..” lanjutnya lagi.. waktu lidahku sudah berputar-putar di tumit..
Slruupp.. lalu kusapukan di sepanjang telapak kakinya.

Kakinya lalu berontak saat kuisap jari kakinya yang tengah..
Namun karena genggamanku cukup kuat.. kaki Desy tak banyak bergeming..
sehingga bibirku pun akhirnya bebas mengisap satu per satu jari kakinya yang mungil-mungil itu.

Posisi badan Desy pun akhirnya bukan lagi duduk.. tapi merebah ke belakang..
sambil terus mendesah menahan nikmat.

Tanganku kemudian membuka satu lagi sepatunya dan langsung kuarahkan ke wajahku juga.
Karena bibirku sibuk menjilat dan mengisap kaki kanannya.. kakinya yang kiri hanya bisa kutelusuri dengan hidungku saja..
sekaligus merasakan aroma khas kaki si wanita karir yang imut-imut ini.

Tubuh Desy terus menggeliat.. hingga tak sadar kedua kakinya menurut saja..
ketika kurenggangkan perlahan-lahan sambil terus kuciumi.

Kaki kanannya kutaruh di kursi di sebelah kiriku.. sedang yang satunya di kursi sebelah kananku.
Otomatis kakinya terkangkang dan barulah tampak gundukan liang kemaluannya yang terbuka bebas di hadapanku.

Untuk menuju ke sana.. aku harus menuntaskan perjalanan bibirku dahulu..
yaitu dari kakinya terus ke atas melewati betis.. lutut bagian dalam dan pahanya yang benar-benar putih mulus itu.

Desy tampak pasrah lagi dan sabar ketika bibirku menciumi paha bagian dalam kanan dan kiri secara bergantian.

"Tuan putri mau diapain lagi nih..?”
Kataku bercanda sambil terus meneruskan sapuan lidahku ke pangkal pahanya.

"Aaagh.. terusin please.. lakuin apa ajah..! Puasin akuuu..” kata Desy lagi yang menggeliat..
sambil rebahan di meja bar dengan posisi kedua kakinya yang mengangkang lebar.

Tanpa menungggu lama.. kusapukan lidahku tepat di belahan lubang kemaluannya yang merah merekah itu.
"Aaaw.. ssshh..” rintihnya menahan nikmat yang tak terkira.

Bersamaan dengan itu.. Srattt.. tiba-tiba aku dikejutkan dengan terbukanya celana panjangku.. bahkan kemudian CD-ku.
Rupanya Kika yang sejak tadi menahan nafsu.. menghampiriku dan langsung melucuti celanaku.

Tuinkk..!! Batang kemaluanku yang menegang jadi mencuat bebas tanpa terhalang.
Kika langsung menempatkan dirinya di antara kedua kakiku.. dan dengan posisi jongkok..

Slropp..!! dilumatnya batang kemaluanku tanpa basa-basi lagi.
Dengan ganasnya Kika mengulum kemaluanku.. juga sesekali menjilat panjang batanganku..

Kemudian bervariasi lagi dengan kocokan mulutnya yang bergerak maju-mundur.
Kreatif juga nih Kika..!
Pikirku sambil merasakan nikmat goyangan lidahnya yang makin jago di sepanjang batang kemaluanku.

Sementara itu.. di antara paha Desy.. sapuan-sapuan lidahku di belahan kemaluannya berlanjut..
dengan putaran-putaran lidahku di bibir kemaluannya.

Tubuh Desy makin menggelinjang tidak karuan..
apalagi waktu ujung lidahku mulai menyentuh klitorisnya yang mungil.

"Uuugh.. aaahh.. awww..!!” Teriaknya merasakan jilatan dan sedotan bibirku di klitorisnya.
Pinggulnya bergoyang ke sana ke mari.. bahkan tubuhnya yang mungil itu makin bergeser maju ke arah kepalaku.

Kedua kakinya kini digantungkannya di atas bahuku.. dan agar tidak jatuh..
kutopang pantatnya dengan kedua tanganku.

Kepalaku makin terbenam di antara kedua pahanya..
hingga tiba-tiba tangan Desy menarik kepalaku kencang sekali ke selangkangannya.

"Aku mau nih.. agh.. aaaghhh..!!” Teriak Desy.. Srrrr.. srrrr.. srrrr.. srrr..
bersamaan dengan kencangnya himpitan pahanya dan tubuhnya yang membusur ke atas.

Tangannya masih menekan kepalaku seolah tak mau dilepas..
sehingga wajahku hanya bisa diam sambil merasakan hangatnya cairan kewanitaannya yang membanjir.

Di bawah.. Kika pun telah selesai melaksanakan keinginannya..
Ia melumat batang kemaluanku yang merupakan kepuasan tersendiri baginya.

Batang kemaluanku tetap berdiri tegak dan tampak berkilat.. akibat bekas isapan dan jilatan-jilatan lidah Kika.
Bersamaan dengan itu.. himpitan paha Desy berangsur mengendur.

Tubuhnya langsung kupeluk sambil menggendongnya dari depan.. setelah Desy melingkarkan kakinya di pinggangku.
Sambil kuciumi kembali bibirnya.. tubuhnya kubawa ke ruang tamu.

Kemudian dengan posisi tak berubah.. aku duduk perlahan di sofa..
sehingga posisi tubuhnya kini kupangku di depanku.

Kakiku tertutup lurus.. sedangkan Desy kuangkat sedikit pinggulnya seperti berlutut.
Namun kedua kakinya menghimpit pahaku.

Maka jadilah pemandangan yang indah.
Di mana buah dada Desy yang ranum menjadi tepat berada di depan wajahku.

Sementara liang kemaluannya kini berada tepat di atas batang kemaluanku yang tegak berdiri.
Pelan-pelan kuusap-usap bongkahan pantatnya yang mulus.. menggesekkannya pada pahaku.

Kupegang buah pantatnya sambil kuturunkan sedikit demi sedikit tubuhnya sampai.. Blesskk..!
Slebbb..! Batang kemaluanku terbenam di liang kemaluannya yang masih basah itu.

"Ohhh.. hhhhh..” erang Desy bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar menahan nikmat.
Aku sengaja pasif.. membiarkan Desy agar beraksi sendiri menaikkan dan menurunkan pinggulnya.

Gerakannya itu membuat buah dadanya yang bergantung bergoyang-goyang dengan indahnya.
Kesempatan itu kupergunakan dengan menjulurkan lidahku ke depan..
sehingga putingnya yang mengeras itu menyentuh lidahku setiapkali lewat turun atau naik tubuhnya.

Desy tampak penasaran dengan perlakuanku. Hal ini memang kusengaja seperti rencanaku semula..
Bahwa putingnya tak akan kusentuh sampai saat yang tepat.

Benar saja.. Desy yang sudah terangsang hebat menjadi ganas dan mulai meminta.
"Isep putingku.. please..” erangnya sambil menjulurkan kedua tangannya lurus ke depan..
hingga menyentuh sandaran kursi sofa.

Kini buah dada Desy yang kanan langsung menempel di wajahku.. dan putingnya yang tepat di mulutku.
Clrupp.. slrupp.. Langsung kujilat dan kuisap habis-habisan yang membuat tubuh Desy kelojotan.

Kenikmatan di buah dadanya membuat gerakan pinggulnya tak beraturan. Kadang berputar kadang naik-turun.
Kemaluanku pun makin basah oleh cairan yang keluar dari liang kemaluannya.

Sambil terus membenamkan lubang kemaluannya..
giliran buah dada kirinya yang disodorkan ke mulutku minta diisap juga.

Desy tak ingin mencapai klimaks cepat. Dimintanya aku turun dari sofa dan merebah di karpet.
Desy lantas membalikkan badannya.. kemudian berjongkok tepat di atas batang kemaluanku..

Slebb.. jlebb.. Blesskk..! Langsung dibenamkannya lagi batang kemaluanku ke liang kemaluannya.
Sambil berjongkok Desy memegang kendali.. dengan menggenjot tubuhnya yang mungil sepuasnya.

Pinggul dan pantatnya bergerak sekehendak hatinya.. dia goyangkan pinggulnya..
Jlebb.. jlebb.. dihujamkannya penisku ke dalam liang nikmatnya dengan gerakan liar..

"Agh.. aghh.. aghh.. Oghh.. oghh..” erang Desy kenikmatan sambil memelintir puting susunya.

Kusaksikan dengan takzim.. bagaimana Desy yang bergerak bagai ‘kesurupan’.. kunikmati.
Kutatap wajah sendu Desy yang penuh nafsu menahan nikmat birahi menderanya..

Kurasakan kini batang penisku bagai mulai digerus keras oleh dinding-dinding daging hangat dan basah..
Ughhh.. nikmat dan hangat dijepit dinding liang vagina Desy yang berkedut-kedut meremas.

Dengan nafas tersengal.. aku menyaksikan munculnya kebinalan perempuan ini.
Sementara itu Kika bikin kejutan lagi. Dia sudah berdiri di sampingku dalam keadaan bugil total.

Kakinya yang jenjang itu tiba-tiba direnggangkannya tepat di atas kepalaku,
Lalu tiba-tiba berlutut.. sehingga gundukan kemaluannya tinggal beberapa centi saja di atas wajahku.

"Ciumin ituku sepuasnya Don..” pinta Kika sambil pelan-pelan merenggangkan pahanya lebih lebar..
sehingga liang kemaluannya makin terbuka lebar dan siap untuk dijelajahi.

Clrupp..! Lidahku langsung kujulurkan menyentuh liang kemaluannya yang disambut desahan suara Kika.
Liang kemaluannya kuperlakukan seperti orang makan ice cream.

Slurp.. slurp.. slrupp.. begitu lidahku beraksi sambil mencari klitorisnya.
Kini aku men-service 2 orang sekaligus sambil rebahan di karpet.

Batang kemaluanku bertugas menyodok-nyodok ke atas liang kemaluan Desy..
Sedang lidahku menyapu liang kemaluan Kika.

Di sisi lain.. sementara itu Desy tidak menyadari.. gerakannya kini sudah lepas kendali.
Bila awalnya tadi cenderung memutar dengan liar.. sekarang telah bergerak liar ke segala arah..

Tanpa terkendali. Seolah dengan panik mengapai kenikmatannya yang menyapu dahsyat.
"Hhhhh.. hhh.. ngehhh..!" Dengusan keras terdengar setiap tubuhnya memutar atau melonjak-lonjak..

Desah.. rintih dan dengus nafasnya menjelma bagai irama musik indah di telingaku..
seperti menandai dimulainya pengejaran kenikmatan saat mendaki puncak.

"Oughh.. ohhh.. ough.. itumu enakk.. Masshh.. hhhh..!" Lenguhannya terdengar..
Dibarengi dengan badan yang gemulai menggelepar.. Desy segera mendekati puncak kenikmatannya.

Hehe.. aku menyeringai dalam hati.. Dia sendiri yang berbuat..
Dia sendiri yang mengeluh.. melenguh-lenguh.. mendesah-desahkan nikmat birahinya.

"Nghh.. Masshh.. ngghhh.. hoohh.. ahhhh.. ahhh.. ahhh,,!"
Dengan pinggulnya bergerak dahsyat.. maju menyentak.. tegang.
Menyentak ke belakang.. tegang. Menyentak ke depan..!

Tak pelak.. batang penisku kini megap-megap keenakan.. kian kejal..
Makin mengeras di jepitan liang vagina Desy yang menelannya keluar-masuk itu.

Beberapa saat kemudian.. "Sssshhh.. ssshhh.." Dibarengi keluhan panjang setengah mengedan..
Perempuan itu menghempaskan dirinya di puncak nikmat.. terbang ke awang-awang..

Desy tersentak.. badannya melengkung ke belakang.. dengan kepala mendongak ke atas dan bibir terbuka..
"Arghhhh..! Heghh..! Heghh..! Heghhh..” Goyangan Desy makin cepat..

Bersamaan dengan rintihannya yang makin keras, tanda hampir mencapai klimaks.
Tiba-tiba.. "Aaaghhh..!!” Jleghh..!! Desy berteriak.. sambil membenamkan dalam-dalam liang kemaluannya..
pada tiang pancang.. batang kemaluanku.. drrtt.. drttt.. tubuhnya terasa mengejang hebat.

Bersamaan dengan itu.. ditekankannya memeknya ke batang kontolku sedalam-dalamnya.
Setandas-tandasnya.. hingga serasa ujungnya mentok di pintu rahim.. jauh di dalam lubuk memeknya.

Desy langsung lunglai menelungkup ke depan.. tanpa melepaskan batang kemaluanku..
yang terbenam tandas oleh kehangatan cairan terasa membanjir dari liang kemaluannya.

Nampaknya Kika juga mau mengikuti kenikmatan yang diperoleh Desy.
"Kerasin lidahmu.. ayooo..!!” Pinta Kika yang makin hebat menggoyangkan pinggulnya.

Wajahku makin terbenam di selangkangannya.. bahkan sampai membuatku gelagapan.
Namun aku tetap menjalankan tugasku.. dengan mengencangkan lidahku hingga menyentuh klitorisnya.

Pinggul Kika kemudian naik-turun makin cepat.. hingga kemudian muncul erangan panjang Kika.
"Ooogh.. aaaggh..!!" currr.. crrrr.. srrr.. srrr..

Cairan kewanitaannya membanjiri mulutku bersamaan dengan mengejangnya tubuhnya.
Walau pun wajahku masih terbenam di antara pahanya.. namun sempat kulihat wajah Kika tersenyum puas.

Tak berapa lama kemudian.. mereka duduk bersebelahan di pinggir sofa..
sambil memandang batang kemaluanku yang masih tegak berdiri.. mengkilap gagah.

"Curang yah.. kita udah beberapakali klimaks.. tapi kamu belum.. kalau gitu kita keluarin yuk Des..!” Ajak Kika pada Desy.
Aku kemudian disuruhnya berdiri dan Kika mengambil posisi berlutut di bawahku.

Tangan Kika menggenggam kemaluanku lalu mulai mengocok.. makin lama makin cepat.
Desy cuma tertegun melihat kelakuan sahabatnya ini.

Aku yang sudah hampir sampai juga.. mengambil alih tangan Kika dengan tanganku.
Kika rupanya cepat tanggap. Dilepasnya tangannya..

Namun didekatkannya mulutnya ke batang kemaluanku sambil mengajak Desy mengikutinya.
Clokk-clokk-clokk-clokk-clokk.. Aku mengocok kemaluanku makin cepat..

Hingga akhirnya.. cratt.. cratt.. cratt.. cratt..!!
"Aaaghhh..” erangku bersamaan dengan muncratnya spermaku.

Ternyata spermaku ditangkap oleh mulut-mulut mungil Kika dan Desy di bawahku..
Sampai berlepotan di sekelilingnya. Bahkan sampai di wajah-wajah yang imut-imut itu.

"Mau tidak dibersihin ininya..?” Kata Kika sambil mengusap kemaluanku lembut.
"Tapi ada syaratnya lhoo.. musti service kita lagi sampai pagi, oke..?” Lanjut Kika.

Begitu aku mengiyakan.. Clopp..! Clopp..! Mendaratlah lidah-lidah mereka di sepanjang batang kemaluanku..
Seolah menyapu bersih sisa maniku.. yang divariasi dengan isapan mulut-mulut mereka yang mungil itu.

Wuaahhh.. rasanya bikin aku kelojotan.

Kupenuhi janjiku untuk men-service mereka lagi. Tubuh-tubuh mulus mereka yang banjir oleh keringat..
kurebahkan menelentang di ranjang..
Lalu kutelusuri semua lekuk-lekuk tubuhnya dengan ciuman.. isapan dan jilatan tanpa ada yang terlewatkan.

Mereka benar-benar menikmatinya hingga pagi.. tidur sebentar.. kemudian dilanjutkan sampai siang hari.
Komentar Desy setelah selesai semua.. "Aku mau lho diservice tiap hari..”

Alamak..!! Siapa takut..!? Hehehe.. Siaaappp..!! END (. ) ( .)
----------------------------------------oOo---------------------------------------

Nunggu kado buatku dari suhu @Pecah Utak , kirimin yg seksi dan lebat ya hu 🤣🤣🤣
 
-------------------------------------------------------------------------

Cerita 037
Gairah Abadi

Martha

Siang itu..
aku menghadiri meeting dengan vendor peralatan pengeboran minyak di kantor mereka..
di sebuah gedung perkantoran yang juga terdapat pusat perbelanjaan di gedung itu di kawasan Sudirman, Jaksel.
Aku ditemani dua orang staff.. satu dari engineering dan satunya lagi dari bagian logistik.

Perusahaan rekanan yang biasa memasok peralatan pemboran itu diwakili sales managernya..
Seorang wanita didampingi dua orang stafnya.. seorang wanita dan seorang pria.

Dalam meeting yang membahas keterlambatan pengiriman barang yang kami pesan itu..
sales manager yang masih muda itu begitu memukau.
Baik penguasaannya dalam pekerjaan maupun penampilannya yang memang mengagumkan.

Namanya Martha. Umurnya mungkin tak lebih dari 28 - 29 tahun kukira.
Wajahnya benar-benar cantik. Rambut tergerai lurus sebahu. Kulit putih.. hidung mancung dengan mata sedikit sipit.

Ya.. Martha ini seorang wanita keturunan Chinese.
Dengan bibir tipis dipoles pewarna natural.. dia sungguh amat memikat.

Tubuhnya lumayan tinggi semampai.. sekitar 164 cm dengan berat proporsional.
Mengenakan setelan jas kerja warna merah.. dengan rok mini sewarna..
Ahhh.. sungguh merupakan pemandangan yang mempesonakan.

Aku sendiri lebih banyak memperhatikan penampilanya daripada memperhatikan uraian yang dikemukakannya.
Kulirik dua orang rekanku.. penuh konsentrasi mereka menyimak kata-kata dari bibir tipis mempesona itu.

Tiba-tiba HP-ku bergetar karena ada SMS masuk. Kubuka.. ternyata SMS dari Miranda isteriku.
Dia minta dijemput pulang kantor nanti.. karena mobilnya dimasukkan bengkel tadi pagi.
Kubalas SMS-nya dengan mengatakan bahwa nanti akan kujemput di kantornya selepas jam 18.30.

Selesai meeting.. kami semua diajak makan siang bersama di restoran yang ada di gedung tersebut.
Kami bertujuh naik ke lantai 9 restoran itu yang kutahu sejak lama cukup bergengsi.

Rupanya mereka sudah mempersiapkan sebelumnya..
dengan reservasi joint table yang cukup untuk menampung kami bertujuh.

Kami duduk mengelilingi meja.. dan entah kebetulan atau disengaja..
karena sama-sama leader aku dan Martha duduk saling berhadapan.

Hanya terhalang jarak selebar meja hingga aku bisa melihat kecantikannya lebih dekat.
Kami makan sambil terlibat obrolan ringan dan tentu saja tak lupa aku bertukar nomor HP dengannya.
Orangnya cukup terbuka dan mengasyikan untuk diajak ngobrol.
----oOo----

Seminggu setelah meeting itu aku tergelitik untuk meneleponnya.
Kucari nomornya di memori HP-ku.. tertulis dengan nama Martin.

Tentu saja kusamarkan namanya.. agar tidak menimbulkan kecurigaan isteriku.
Biasalah wanita.. paling hobi geledah-geledah.. dan langsung Baperan..

Segera kutelepon Martha dan kamipun terlibat obrolan santai agak lama.
"Eh.. Martha, gimana kalau nanti makan siang bareng..!?” Ajakku setelah beberapa saat.
"Bisa Pak..” jawabnya.

"Kita ketemu di mana..?” Lanjutnya.
"Aku jemput kamu jam 12.15 di kantor.. toh nggak jauh dari tempatku..” ujarku.

"Baik Pak..” sahutnya.
Martha ini selalu memanggilku 'Pak' walaupun sebenarnya sudah kularang.

Siang itu kujemput Martha lebih awal dari yang kujanjikan.
Martha segera turun ke tempat parkir setelah kutelepon sesampainya disana.

Kami berdua makan di kawasan Semanggi, sengaja kucari suasana yang tidak hiruk pikuk.
Memang suasananya tidak ramai dan cukup santai.. sehingga memungkinkan suasana akrab terjalin di antara kami.

Setelah beberapakali kesempatan makan siang.. baru kuketahui..
bahwa Martha belum lama putus dengan pacarnya, seorang asisten manajer di sebuah bank swasta.
Tidak cocok, katanya.
----oOo----

Suatu ketika sehabis mengikuti sebuah meeting di kantor sebuah BUMN di Gatot Subroto aku tidak kembali ke kantor.
Kebetulan aku ada beberapa kebutuhan yang ingin kubeli di pertokoan SEIBU di kawasan Blok M.

Hari belum terlalu sore.. baru sekitar pukul 15.30 ketika aku selesai membeli beberapa keperluan dan akan pulang.
Tidak disangka-sangka aku ketemu Martha di lobby. Dia menenteng beberapa tas belanjaan.

"Hei.. apa khabar. Habis belanja nih..?” Sapaku.
"Iya..!" jawabnya.

"Bapak sendiri,.?” Tanyanya.
"Ah.. kamu.. berapakali kubilang jangan panggil Pak..!” Cetusku tanpa menjawab pertanyannya.
"Ah ya.. habis suka lupa sih..” jawabnya sambil senyum-senyum.

"Kamu sendirian Martha..?” Tanyaku kembali.
"Iya.. tadi didrop sama sopir terus ditinggal..” jawabnya.

"Wah.. kebetulan nih, bareng aku saja yah..!?” Ajakku.
"Apa nggak merepotkan..?” katanya ragu.
"Biasa saja..” jawabku.

Akhirnya aku mengantar Martha pulang ke tempat tinggalnya.
Martha tinggal di sebuah apartemen di daerah Jakarta Selatan dekat sebuah stadion sepakbola.
Apartemennya cukup representatif untuk ukuran lajang seperti dia.

"Mau minum apa..?” Tanyanya sesampainya di dalam.
"Soft drink saja, dingin..” jawabku sambil menjatuhkan pantatku di sofa.

Martha masuk ke pantry setelah meletakkan tas belanjaanya di kamar tidur.
Tak lama dia muncul kembali dengan dua gelas coca-cola dingin dan makanan kecil.

"Enak juga ya suasananya..” kataku sambil melihat sekeliling.
"Lumayan..” jawabnya pendek sambil duduk di sebelahku setelah meletakan makanan dan minuman di meja.

"Kamu sendirian..?” Tanyaku lagi.
"Iya, orangtuaku di Jakarta Pusat..” jawabnya kembali.

Sambil ngobrol aku memegang tangannya. Martha diam saja.
Mungkin karena sudah merasa dekat atau lebih karena suasana sepi..
Martha juga diam saja ketika jemarinya kuremas.

Kudekatkan bibirku ke bibirnya, perlahan kusapu bibirnya. Martha sedikit membalas.
Kuulangi lagi dengan kecupan yang lebih hangat. Kali ini Martha membalas dengan gairah.

Tak lama kamipun sudah saling berpagut bibir.
Lidah kami saling membelit sementara tanganku masih meremas-remas jemarinya.

Martha melepaskan diri dari pagutanku.. kemudian melepaskan blazernya..
lalu meletakkannya di sandaran sofa satunya yang tidak kami duduki.

Kini tubuhnya terbalut blouse putih tipis tanpa lengan.
Hmm.. Terlihat gundukan dadanya yang tidak seberapa besar.

Dia kembali duduk di sebelahku yang segera kusambut kembali dengan pagutan panas.
Mulut kami saling mengisap dan lidah saling membelit.

Tanganku mulai mengusap-usap pangkal lengannya naik turun.. makin lama makin ke atas.
Tanganku menyeberang.. menuju dada sebelah kanan dan merayapi bukitnya.

Ahhh.. terasa kenyal dan besarnya pas segenggaman tangan.
Sambil meremas-remas lembut bukit dadanya dari luar blouse tipis itu..
mulutku terus melancarkan serangan-serangan ganas.

Lidahku menjulur ke dalam rongga mulutnya.
Isapan Martha semakin kuat menandakan bahwa dia sudah terangsang.

Aku mulai membuka kancing blousenya.
Martha membiarkan saja satu per satu kancing blousenya terbuka sampai kancing terakhir.

Setelah terbuka.. tanganku pun menyusup ke balik BH.. lalu langsung menggenggam buah dadanya.
Ughh.. Terasa kulitnya yang lembut dan puting mungilnya menegang.

Tanganku terus meremas-remas lembut bukit dada itu dan memilin putingnya dengan jemariku.
Mulutku terus mengisap mulutnya. Martha membalas isapanku dengan bernafsu.
Tanganya mencengkeram erat lenganku.

Tanganku memutari tubuhnya menuju punggung, mulai mengelus punggungnya yang mulus.
Dengan cepat kaitan BH di punggungnya kubuka.

Kulepaskan blousenya.. kemudian menyusul BH putih berukuran 34B itu pun terjatuh di karpet.
Kini tubuh Martha bagian atas sudah terbuka bebas.. memamerkan dada yang putih mulus..
dengan dua bukit indah seputih salju berhiaskan puting berwarna merah muda.

Clrupp.. Mulutku segera mencercap lalu mengisapi buah dada kenyal itu.
Slrupp.. slrupp.. Putingnya kukulum sambil sesekali kugigit kecil.

Martha terpejam dengan mulut setengah terbuka. "Ohh..hh..". rintih Martha perlahan.
Tanganku mulai mengusap-usap pantatnya yang kencang.

Tangan Martha mulai melepaskan kancing kemejaku dan segera menyusup ke balik kemeja.
Tangan halusnya menyusuri dadaku dengan elusan lembut.

Kucari kancing rok mininya untuk membuka dan menarik turun zipper-nya.
Setelah terbuka, kucoba menarik turun rok mininya.. sambil mulutku terus menyedot dan mengisap buah dadanya..
kiri dan kanan bergantian.

Agak sulit untuk menarik lepas rok mini itu. Martha bereaksi dengan mengangkat pinggulnya sedikit..
sampai akhirnya rok tersebut bisa meluncur ke bawah melewati pahanya terus sampai lepas.
Plass..! Kini terlihat dua batang paha yang putih mulus dan kencang.

Kini Martha tinggal mengenakan CD putih tipis berenda.
Tanganku mulai mengelus-elus paha ke arah atas.. makin ke atas.. sampai ke pangkal paha.

Slapp.. Jariku menyusuri garis lipatan pangkal pahanya..
Kemudian bergerak ke arah depan menuju pusat di antara dua batang paha.

Jariku mengelus mulut kemaluannya dari luar CD.. kugesek-gesek ke atas bawah mengikuti alur parit kecil itu.
Makin lama makin terasa lembab dan basah CD-nya.

Tangan Martha mencoba menyusup ke dalam celanaku.. agak sulit karena masih terkancing.
Sementara tangan kananku mengelus mulut kemaluannya..
tangan kiriku menyusup ke balik CD-nya mengelus gumpalan pantatnya.

Isapan mulut Martha pada mulutku semakin kuat.. dan lidahnya menari-nari dalam mulutku.
Sementara itu tangannya sudah sampai di batang penisku yang sudah tegang.

Ctapp..!! Martha tertegun sejenak merasakan besarnya penisku.
Digenggamnya penisku dan diremas-remas kuat.

Akhirnya tangannya keluar dari balik celanaku.. untuk kemudian membuka gesper dan celanaku.
Sretttt.. Ditariknya turun sampai lutut kemudian menyusul CD-ku.

Tuinkk..!! Penisku langsung meloncat keluar begitu terbebas dari kungkungan CD.
"Ohhh..!!" Mata Martha terbelalak begitu melihat besarnya penisku.

Memang penisku berukuran 'king size'.. dulu sewaktu masih kuliah..
pernah aku berlomba dengan teman-temanku satu kost untuk mengangkat dan memindahkan kursi rotan dengan penis.

Juga pernah sewaktu ketika menginap di puncak.. temanku membagi kondomnya.
Dan ketika kupakai.. ternyata hanya muat tidak sampai 1/3 batangku.

Setelah lenyap keterkejutannya.. tangannya segera menggenggam dan meremas batang penisku.
CD Martha sudah sangat basah.. kemudian perlahan kulepaskan.

Terlihat parit kecil kemerahan ditutupi bulu-bulu halus agak lebat dan rapi.
Aku kemudian melepaskan celana berikut CD-ku dari kaki disusul kemejaku.

Keadaan kami berdua sudah sama-sama telanjang. Sosok Martha benar-benar menggairahkan.
Dengan tubuh sekal dan buah dada tidak terlalu besar tapi kencang dihiasi puncak kecil kemerahan.

Kulitnya putih sekali dan halus seperti pualam.. di sebelah bawah di antara kedua pahanya..
mulut kemaluannya menyerupai parit kecil yang ditutupi rimbunan rambut halus.
Aihhh..!! Sungguh tubuh yang sempurna.

Tak sabar aku segera menyelusupkan kepalaku di antara kedua pahanya.
Lidahku menjilati parit kecil di situ dengan jilatan naik turun searah parit.

Sementara tanganku mengelus pantatnya yang kencang. Kuselusupkan lidahku masuk ke celah basah itu.
Aku menemukan benjolan kecil daging yang ketika kugelitik dengan lidahku, Martha tiba-tiba menjerit kecil.

Ya.. itulah clitorisnya yang terus kumainkan dengan lidahku.
"Oouuhh..” Martha merintih-rintih sambil tangannya meremas rambutku.

Mulut mendesah dengan mata terpejam.. sambil tubuhnya menggeliat menahan gejolak yang menderu.
"Ahh.. hegghh.. hhegh..” rintihan Martha semakin intens.

Kemaluannya semakin basah, dan tiba-tiba.. "Oouugghh..” Martha menjerit kuat.
Tubuhnya mengejang beberapa saat.. kemaluannya semakin banjir mendatangkan aroma khas.

Tangannya mencengkeram kuat rambutku dengan mata terkatup rapat dan mulut ternganga.
Martha sudah orgasme. Aku segera bangkit dan menempatkan diri di atas tubuhnya.

Kutindih tubuhnya dengan penisku mengganjal tepat di mulut kemaluannya.
Buah dadanya mengganjal lembut di dadaku hingga terasa begitu nikmat.

Tanganku mencari tangannya, kutangkap dan kutelentangkan kedua tangannya.
Aku ingin menikmati sentuhan kulit telanjang kami..
sementara mulutku segera memagutnya dengan isapan-isapan kuat di mulutnya.

Slepp.. slepp.. Kugeser-geserkan penisku di mulut kemaluannya. Martha kembali merintih halus.
Mulutnya mengimbangi isapanku dengan gairah. Pinggulnya mulai digoyang-goyangkan.

Sungguh benar-benar mendatangkan sensasi luar biasa.
Gejolak gairah yang menggelora dan membakar tubuh kami terus datang bergelombang.

"Ohh.. Fer.. massukin sekarangg..!” Serunya tiba-tiba.
"Di mana..?” Godaku.

"Di.. ss.. situu..” bisiknya cepat.
Aku sendiri juga sudah tak tahan.. penisku sudah mengembang besar dan sangat keras.

Dengan tangan kiri kuarahkan ujung penisku yang sudah sangat basah oleh cairan Martha menuju ke mulut kemaluannya.
Kugeser-geserkan topi bajanya di permukaan dalam kemaluannya.

"Massukkaan.. cepaat..!” Serunya tak sabar.
Slebb.. Perlahan penisku kudorong masuk dan mulai menyelusup semakin dalam.

Ughhh..! Terasa seret.. tapi karena rongga itu sudah sangat basah..
Slebbb.. blesss.. perlahan tapi pasti penisku terus menyusup masuk.

Blessepp.. terasa sesak batangku memenuhi rongga kemaluannya.
"Ouukkhh..” Martha merintih-rintih.

Memang Martha sudah tidak perawan lagi, jadi tidak terlalu sulit untuk menembus kemaluannya.
Hanya saja, karena ukuran penisku kelewat besar, maka penetrasinya amat sulit.

Penisku sudah masuk ¾.. –tiga per empat..– ketika kurasakan ujungnya sudah mentok.
Crebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. Pelan-pelan kugoyang-goyang penisku.

Rupanya dengan begitu penisku mendapatkan tambahan ruang.. sehingga bisa penetrasi lebih dalam.
Aku mulai menggerakkan keluar-masuk penisku. Mula-mula pelan dengan gerakan pendek.

Makin lama makin cepat.. dengan menarik keluar batangku.. sampai hampir terlepas keluar..
dari mulut kemaluan Martha.. kemudian.. jlebb..! Menghujamkannya dalam-dalam sampai mentok.

Gerakan demikian kulakukan berulang-ulang makin lama makin cepat. clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb..
"Aakkhh..” Martha merintih keras atau lebih tepatnya menjerit.

Pinggulnya mulai mengimbangi gerakanku dengan diputar-putar sambil sesekali diangkatnya menyambut hujamanku.

Sungguh jepitan kemaluannya terasa sangat kuat.. karena ukuran penisku yang memaksa masuk.
Cengkeraman otot kemaluannya terasa mengelus dan menjepit kuat.

Sesekali kukedutkan otot penisku.
Kedutan penisku di dalam rongga kemaluan yang penuh sesak itu mendatangkan reaksi yang luar biasa.

"Hhegghh.. hheggh..!" Martha terlonjak-lonjak setiap kali penisku kukedutkan.
Kedutan-kedutan itu rupanya mempercepat pendakianya menuju puncak.

"Oouugghh..! Hhh.. Ferr.. ohh..” Martha menjerit dengan tubuh menegang.
Pinggulnya diangkat tinggi sementara tanganya mendekapku dengan sangat kuat.

Serr.. Terasa aliran hangat membasahi batangku di dalam kemaluannya.
Martha kembali orgasme.. matanya membeliak hingga hanya terlihat putihnya sementara mulutnya setengah terbuka.

Beberapa saat Martha masih mendekapku erat.
Aku diam tidak bergerak.. untuk memberikannya kesempatan menikmati sisa-sisa kenikmatannya sampai tuntas.

Kemudian perlahan mulai kugoyang-goyang kembali pinggulku.
Makin lama gerakan penisku keluar masuk makin cepat.. sampai mencapai kecepatan penuh.

Mulutku menciumi lehernya yang putih dengan lidah menyusuri leher menuju belakang telinganya.
Kugigit kecil cuping telinganya, lidahku masuk menggelitik lubangya.

Sambil tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Gairah Martha kembali memuncak.
Pinggulnya kembali bergoyang-goyang mengimbangi gerakan pinggulku.

Gesekan penisku dengan rongga kemaluannya sangat terasa sampai di ujung saraf dan mendatangkan kenikmatan hebat.
Akhirnya kurasakan tubuhku mulai menegang tanpa dapat kucegah.

Terasa aliran hangat mengaliri batang penisku menuju ujungnya.
Kupercepat goyanganku dan kutekan penisku dalam-dalam.

Goyangan pinggul Marthapun semakin liar tak terkendali.
"Oohh.. oohh..” Martha merintih-rintih menuju puncak pendakian.

"Aku mau keluarr.. lagi, Ferr..!” Serunya.
Sambil kugigit kecil daun telinganya, buah dadanya terus kuremasi.

Jlebb.. Penisku kuhujamkan makin dalam.
"Arrgghh..!" Aku menggeram. Croott.. croott.. croott.. crott..!

Akhirnya semburan lahar panas berulang kali menyirami rongga kemaluan Martha.
Bersamaan dengan itu tubuh Martha mengejang.. "Oohh.. ohh.. aahh..” Martha merintih.

Kurasakan cairan hangat kembali mengguyur batangku.
Martha mendekap erat tubuhku sambil mengangkat tinggi pinggulnya untuk mendesak pinggulku.

Gerakan itu menyebabkan penisku terbenam semakin dalam.
Aku menikmatinya sampai semburan terakhir selesai.

Tangan Martha menahan tubuhku agar tetap di tempatnya.. menindih tubuhnya sampai beberapa saat.
Sensasi pasca orgasme tersebut mendatangkan kenikmatan yang tak kalah hebatnya.

Tubuhnya terasa hangat dalam pelukanku sampai beberapa saat kemudian aku bergulir turun dari tubuhnya.
Kami rebahan sambil beristirahat. Kupandangi keindahan tubuhnya, kulitnya yang putih mulus.

Para wanita chinese itu sungguh dianugerahi keindahan fisik yang luar biasa mengagumkan.
Maha karya yang tiada bandinganya.
Dengan hanya memandanginya saja tak lama kemudian gairahku kembali berkobar.

Sore itu kami kembali mengulangi pergulatan panas sekali lagi..
sebelum aku pamit pulang ketika waktu sudah menunjukan pukul 20.15.
Kulihat ada beberapa miss call di HP-ku yang sengaja kumatikan ketika akan bercinta dengan Martha.

Sejak kejadian sore itu kami selalu mengulanginya setiap ada kesempatan..
baik itu di apartemennya maupun di hotel.

Menurutnya, bercinta denganku ternyata mendatangkan sensasi hebat baginya..
sungguh berbeda ketika ML dengan pacarnya dahulu.

Buatku sendiri.. hal itu adalah sungguh pengalaman yang mendebarkan dan mengasyikan bercinta dengannya..
Karena memang akan selalu mendatangkan dan memuaskan obsesiku.. jika melihat wanita-wanita keturunan. (. ) ( .)
-----------------------------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd