Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.




Part 3
-----------------------------------+++--------------------------------------
POV Pak Sumarto (bagian 1)



(Mulustrasinya pak Sumarto)


Nama saya adalah Sumarto, umur saya 65 tahun. Walaupun sudah berkepala 6,tubuh saya seperti pria umur 40 tahun. Banyak tetangga saya yang memuji penampilan fisik saya yang masih terlihat lebih muda walaupun warna rambut memperlihatkan bahwa saya sudah cukup lama hidup didunia ini.

Saya hanyalah seorang duda yang ditinggal mati isterinya, punya anak perempuan 1 dan 1 cucu perempuan. Namun na'as,hari Jumat pagi 5 tahun yang lalu sebuah kecelakaan bus menewaskan beberapa penumpang dan 3 diantaranya adalah istriku, anak semata wayangku dan suaminya. mereka berencana menjenguk ibu dari menantuku yang kakinya diamputasi karena penyakit gula. sebenarnya kita ingin pergi kesana semua, namun pada waktu itu saya memutuskan untuk tinggal dirumah bersama cucuku. Karena Sabtunya akan ada pembagian raport di sekolah cucu kesayanganku,dan memang biasanya sayalah yang mengambilkan.

Pernah waktu pembagian raport kenaikan kelas 5 SD, anak dan menantuku sengaja mengambil cuti agar bisa hadir disekolah. Namun sayang,mereka yang baru menginjak halaman sekolah langsung dihadang Eli dan diusirnya. Katanya,Eli menangis sambil berteriak

"Bapak sama ibu ngapain kesini,mana simbah?
Pokoknya aku maunya simbah!
Huuu huu huuuuu...."

Hahahahaaa
Memang,cucuku ini manja sekali dengan kedua simbahnya.
dan semenjak itu,selalu saya atau istri saya yang mengambilkan raport. Walaupun lebih sering saya yang menghadiri.
Kedekatanku dengan Eli terkadang terlihat bukan seperti kakek dengan cucu,malahan seperti ayah dan anak.
orang tuanya pun tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena mereka sadar bahwa waktu yang mereka berikan ke anak mereka sangatlah kurang.

Saya berprofesi sebagai buruh serabutan.
Diusia saya yang sudah menginjak kepala 6,saya lebih sering mendapat pekerjaan mengurus sawah. yang biasa saya urus adalah sawah warisan orang tua (Almarhum kakak saya),yaitu milik nak Giwarno yang berprofesi sebagai guru disalah satu SMA negeri dikota ini.

Sungguh beruntung wanita yang menjadi istrinya. bagaimana tidak, karena Giwarno adalah anak tunggal yang mewarisi 1 pathok sawah dan 1 patok lagi yang ia beli dariku. Kedua sawah tersebut berada di Utara dan timur desa. Sawah yang diutara ditanami padi sedangkan ditimur sekarang ditanami semangka.

Dan saya juga termasuk orang yang beruntung,karena dipekerjakan nak Giwarno untuk mengurus kedua sawahnya.
Setiap 2 Minggu sekali saya digaji dengan upah yang lumayan banyak,bisa untuk mencukupi kebutuhanku dan juga cucuku Ely Astuti.

Hanya bermodalkan cangkul,setelah sarapan,setiap jam 6 pagi saya pergi ke sawah nak Giwarno. Yang saya tuju pertama pasti sawah Utara, menutup bendungan kecil yang semalam sudah saya buat untuk menampung sebagian air yang mengalir di kali agar masuk di sawah.

Selanjutnya menuju sawah sebelah timur. Biasanya saya hanya menghabiskan beberapa jam disini untuk merawat dan membersihkan area sawah. Karena sekarang sudah mendekati waktunya memanen semangka,saya berjaga disawah hingga bakda ashar atau lebih tergantung kemauan saya.

Disana terdapat sebuah gubug yang mirip gazebo, dengan panjang 3 meter dan lebar 2 meter menghadap timur. Dibawah gubug terdapat kotak kayu yang berisi pupuk/obat serangga dan alat alatnya. Disisi atas gubug terdapat Kerai bambu yang tergulung kecuali disisi barat yang merupakan bagian belakang gubug. Sedang diatas terdapat plafon kayu yang digunakan untuk menyimpan tikar, kemoceng, alat sholat dan 2 bantal yang dulu saya bawa dari rumah.
Disamping gazebo terdapat sumur kerekan dengan 2 tiang penyangga.



(Mulustrasi Suyanti)


Waktu pun berlalu,tak terasa terdengar kumandang adzan dhuhur. Disusul dengan hadirnya sosok wanita ayu bercaping yang membawa rantang kecil dan ceret beserta gelasnya. Wanita tersebut terlihat seperti bidadari ditengah sawah,dengan tubuh putih mulusnya dia berjalan sambil tersenyum melihat diriku yang sedang membasuh kaki dan lenganku.

Aahhhhh...
Luar biasa, betapa menyejukkannya dirimu ini Suyanti. Hanya dengan melihatmu saja,rasa hausku hilang dengan satu tegukan ludah dimulutku. Hari ini ia memakai daster selutut dengan kerutan di lengan bagian atas. setiap dia melambaikan tangan,ketiak putihnya sedikit terlihat. Setiap jejak langkahnya, kedua payudaranya bergoyang.
Kehadirannya benar benar menyilaukan mata, ingin sekali tubuh indah itu ku nikmati setiap dia dihadapanku. Namun semua itu kutepis,saya sadar bahwa dia adalah istri dari majikanku.


"Paklik martooo..."
dia melambaikan tangan lagi

"ayo pak istirahat dulu, udah dhuhur...
Saya temenin makan siangnya ya pak"
Sahutnya sambil tersenyum manis

"iya mbak..
naaahhh.. kalau ditemenin mbak Yanti kan saya makin bernafsu"

"Nafsu apa nih paklik,haiyooo...??"
Suyanti bertanya sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya

"Nafsu makan lah mbak..
kalau nafsu sama embak,bukan piring yang saya sentuh duluan. tapi susunya mbak yanti
Hahahahhaaa"
jawabku sembrono sambil mengambil piring plastik yang terbungkus jadi 1 dengan gelas.

"Wooo...
kok paklik tahu kalo aku suka diremes dulu susunya?
Wah,harus jaga jarak nih sama paklik
Hahahahhaaa"
balas Suyanti yang memang suka ceplas ceplos

"ya tahu laaahhh
Hahahahaaaa
yuk makan mbak,kalau becanda terus kapan kenyangnya
Hahahaaa"
Jawabku,disusul ketawa kami bersama


Setelah makan, Suyanti dengan sigap pergi kesumur sebelah gubug mencuci piring dan rantang.
Sedangkan saya membersihkan gubug, mengambil alat sholat dan dua bantal. Karena biasanya setelah makan,Suyanti rebahan menikmati semilir angin disawah lalu pergi pulang.

Kulepas kaosku yang kotor, memamerkan tubuh yang kubanggakan ini dengan sedikit bulu di dada dan perut.
Banyak tetangga dan teman temanku yang menginginkan bentuk tubuh seperti saya,katanya tubuhku adalah impian mereka. namun mereka terlalu malas untuk berolahraga dan mengatur pola makan seperti yang saya anjurkan ke mereka.


"Sudah paklik,buruan wudhu terus sholat..
aku mau rebahan dul....uuu"
perintah suyanti yang sedikit terpotong lalu bergegas naik ke gubug.

"iyo mbak..."
jawabku singkat


Setelah mengambil air wudhu,saya kembali kegubug untuk sholat. Langkahku sempat terhenti, Bidadari ditengah sawah ini tertidur. suara dengkurannya terdengar pelan, bibirnya sedikit terbuka dan untungnya dia tidak memamerkan paha ataupun ketiaknya.

saya buang jauh-jauh fikiran kotorku,lalu naik kegubug dan segera menunaikan ibadah.
Posisi saya menghadap belakang gubug (barat), sedangkan disisi kanan saya terdapat segumpal lemak dan daging yang menggoda iman.
Setelah sholat,tak lupa berdzikir sebentar dan berdoa secukupnya.

ditengah memohon do'a hal tak terduga terjadi.
Suyanti yang tadinya tertidur dengan posisi setengah duduk,me-melorotkan dirinya agar bisa berbaring disusul suara dengkuran yang makin keras. Daster yang panjangnya selutut, kini tergulung keatas hingga sedikit memperlihatkan gundukan yang tertutupi kain putih berenda motif bunga. Matanya masih tertutup, tangan kanan telentang sedangkan tangan kirinya diatas perut.

Kupalingkan wajahku dan melanjutkan do'a. Setelah berdo'a kulipat kembali sarung, baju batik dan sajadahku lalu ku kembalikan ke plafon yang biasanya untuk menyimpan.
Walaupun sudah bertelanjang dada,semilir angin yang berhembus tak terasa dikulitku.
Dan mataku sangat susah sekali untuk berpaling dari gundukan indah di selangkangan istri boss saya ini. Bagaimana tidak,saya adalah duda yang ditinggal mati 5 tahun yang lalu.
keinginan untuk bersetubuh itu hampir tidak ada, kalaupun ada cukup dengan onani dikamar saya. Tangan kasar inilah yang membantu saya membuang nafsu birahiku,tak selembut tangan kaum hawa dan senikmat lubang kenikmatan yang ada didepan mata.

hari ini, keinginan bersetubuh itu muncul dengan angkuh dan tak tahu malu. Badanku mulai gemetar, nafasku menderu, jantungku berdetak kencang. Fikiranku sudah tidak jernih lagi,tubuhku seperti bergerak sendiri

Tanganku langsung menuju kain daster yang menutupi gundukan indah ini,kusingkap keatas hingga memperlihatkan cawat yang melindungi gundukan yang tidak lain adalah surganya kaum Adam. Kupelorotkan pelan dan sedikit memaksa sampai cawat tersebut terlepas.

Terpampang jelas dibalik kain putih berenda tadi,sebuah mahakarya dari Sang Pencipta.
namun sayangnya,para manusia menamainya dengan nama nama yang tidak sepadan dengan keindahan dan kenikmatan mahakarya ini. yaitu "tempik/memek"

saya langsung memposisikan diantara kedua kaki Bu boss saya ini,kutekuk kakinya dan memposisikan wajahku didepan memeknya.
Bau keringat diselangkangannya sungguh membuatku mabuk,tak kuhiraukan lagi siapa yang akan kusetubuhi ini.
Kusibakkan bulu jembutnya yang lebat lalu menjilati semua area memek menggairahkan ini. Sungguh nikmat rasanya,inilah yang kurindukan selama ini. Memek tembem dengan bulu lebat.


"Aahhhhh...
Aku benar-benar rindu persetubuhan dengan wanita,dan akhirnya hari ini aku akan merasakannya"
Ucapku dalam hati antara sadar dan tidak sadar


Puas mengerjai memek Suyanti,ku lepas celana dan CD ku. kuludahi tangan kananku lalu mengoleskan di kontol kebanggaan ku, dengan panjang 19cm dan diameter 4cm. Bagaimana tidak bangga,kontolku ini sudah bisa memuaskan dan merebut almarhum istriku yang dulunya istri Sholehah dari seorang ustadz mandul dikotaku.
Dan dia menjadi wanita yang haus akan kontolku, lalu memilih cerai dan menikah lagi denganku.


Kugesek gesek kontol kebangganku dibibir memek Suyanti,kunikmati betul sensasi gesekan ini yang membuatku mendesah.
Kutusuk pelan dan baru palkonku yang masuk. Aksiku kuberhentikan sejenak, Kulihat wajah ayu bidadari didepanku ini dan ada keanehan diwajahnya.
matanya seperti dipaksa untuk tertutup, dengan sekejap lidahnya keluar membasahi bibir bawah lalu digigit saat penetrasi tadi kulakukan.

Kudorong pelan pinggulku agar masuk lebih dalam,namun mulut Suyanti sedikit terbuka.
Kudorong lebih dalam lagi hingga 3/4 kontolku masuk dengan pelan dan agak seret, lalu dia mengernyitkan dahi.

"Luar biasa sempit"

itulah kesan pertamaku merasakan memek Suyanti ini. Walaupun hanya masuk 3/4nya,kontolku berasa disedot dan diperas.

kucabut perlahan kontolku hingga menyisakan palkonku yang terlena menerima pijatan hangat didalam sana.
Kuludahi lagi tangan kananku dan meratakan ludah dibatang kontolku,tak lupa kumainkan jempol kananku diklitoris Suyanti agar birahinya naik dan memeknya mengeluarkan pelumas yang lebih licin daripada ludahku.


"hehehe
Suyanti sadar to...
pura-pura tidur yaa
syukurlah kalo dia diam. Berarti sekarang aku bebas menikmati tubuhnya
hehehee"
Ucapku dalam hati sambil tersenyum simpul


Setelah kurasa cukup untuk mengolesi batang kontol dan memainkan klitorisnya,kuhentakkan kontolku sedalam-dalamnya.

"Aaauuhhhhhhhhh....."
desah suyanti namun tetap tidak membuka matanya

saya tersenyum lebar dan merasa aman karena melihat reaksinya.

"akan kubuat dia membuka matanya tanpa kupaksa, agar persetubuhan ini tidak terlihat mengalir tanpa unsur paksaan"
Ucapku dalam hati sambil terus menggenjot pelan agar sama sama menikmati gesekan antara organ intim kita.

tak lupa tangan kananku terus menggesek gesek klitoris milik Suyanti, sedangkan tangan kiriku menyibakkan dasternya hingga terpampanglah payudara indahnya.
Kuangkat keatas bra yang menutupi payudara tersebut dan mulai kuremas remas, terkadang kupelintir dan kutarik sedikit bertujuan untuk melihat reaksi si empu payudara tersebut.

"uhhh..
eemmhhhhh aaaahhhhhh...."
desah suyanti yang membuatku makin bernafsu

kesempatan ini tak kuhiraukan, langsung saja kulahap bibir Suyanti. awalnya dia mengunci mulutnya dengan menutup rapat-rapat.

tak habis akal,kuserang payudara kiri milik Suyanti. Kujilat, sedot bahkan kugigit gemas putingnya hingga kulihat dia membuka mata dan mengangkat kepalanya untuk melihatku yang melakukan rangsangan dibagian tersensitifnya.

sambil memainkan kedua payudara Suyanti,kedua tanganku kupindah ke samping tubuhnya dan tempo penggenjotan kupercepat secepatnya cepatnya.

"cplik cplik
plok plok plok
cplik cplik cplik"
Suara benturan kulit dan suara keluar masuknya kontolku ke memeknya saling bersahutan diiringi desahan kita berdua

"Aaahhh ahhh aahh
uughhh paaakk liikk..
uhhhh.... Aahhhhh"

"iya sayaaaangg..
gi maa naaahhh...
Uuhhhh enaaak...?"

"aaaahhhhh
uuhhhhh teee.. ruuuuu....sssss
terusss iiinn... aahhhh huh huh huhh
paaakliii...iiikkk..."

melihat reaksi wajahnya yang makin memerah dan cengkraman memeknya yang makin erat,kugenjot terus memek Suyanti hingga kurasakan sebuah siraman dikontolku dan perut bawah pusarku.
Kuhentakkan kontolku sedalam-dalamnya dan kuhentikan sejenak penggenjotanku.

Badan suyanti bergetar hebat, wajahnya memerah, nafasnya tertahan dan matanya melotot menatap atas gubug sambil tangannya meremas kuat tikar yang menjadi alas persetubuhan ini.

Tubuh Suyanti langsung lemas, air matanya mulai keluar,dia menangis sejadi jadinya.
karena sedikit merasa iba,dengan sok gentle kuelus rambutnya yang halus.
Kubisikkan pelan permintaan maaf ku agar dia luluh dan berharap agar persetubuhan ini bisa berlanjut

"Suyanti sayaang..
paklik minta maaf ya sudah memperkosa kamu,paklik benar benar khilaf.
Tolong maafin paklik ya sayaang.."

tangisannya mulai mereda, wajahnya masih ditutupi dengan kedua tangannya. Namun perlahan dia buka.
Tanganku kini berpindah ke wajah ayunya, membantu mengusap air matanya yang masih saja mengalir keluar.
Kukecup keningnya, turun ke hidung dan bibirnya yang masih manyun. Kutempelkan keningku dikeningnya

Dengan tanpa rasa malu karena telah memperkosa dan kontolku yang mulai sedikit kendur ini masih menancap di memeknya, bibirku berucap
"Paklik tahu ini salah,tapi paklik benar benar sudah tidak kuat melihat wanita secantik dan se sexy kamu tertidur disamping paklik sayang.."

Air mata Suyanti makin deras mengalir,namun dia berusaha menjawab permintaan maaf ku
"paklik enggak salah,
enggak usah minta maaf...
sejak nggak ada almarhum Bulik,paklik pasti juga tidak pernah berhubungan badan dengan wanita lagi kaan..?"

Saya Hanya diam dan mengangguk mendapat pertanyaan dari Suyanti

Betapa mengejutkannya,ia tersenyum dan mengecup bibirku
"Cupp..
ya sudah paklik..
karena sudah terlanjur, mending dipuas puasin aja dulu mumpung ada pelampiasaan..
Kasihan tuh kontolnya paklik makin mengkerut dimemek Yanti..
Perlu Yanti bantu nggak biar bisa ngaceng lagi?
hihihi"

Mendapat lampu hijau dari Suyanti, langsung saja kulumat bibir tipisnya tersebut.
Lidah kami saling beradu, desahan demi desahan keluar disela peraduan mulut yang makin memanas.
Ciumanku berhenti ketika merasakan bibir Suyanti yang melebarkan senyumnya,merasakan kontolku yang perlahan makin membesar dan memanjang didalam memeknya.

Tanpa komando, langsung saja kugenjot memek Suyanti yang ternyata sudah tidak selicin tadi.

"iisssshhhhh....
aduuhhh rada perih paklik,kasih ludah dong biar licin"
Pinta Suyanti sambil mengernyitkan dahi menahan perih dimemeknya.

Kucabut kontolku yang sudah tegang ini

"Plup"

Dengan percaya diri,saya berdiri dan mencari posisi untuk mendekatkan kontolku dimulutnya Suyanti.
Setelah kontolku didepan mukanya,Suyanti langsung paham ia buka mulutnya lebar-lebar sambil menjulurkan lidah.
Kumasukkan kontolku perlahan diiringi jilatan memutari palkonku.
tangan kanannya mulai memberanikan diri memegang batang kontolku, mengocok pelan dari palkon hingga pangkal kontol yang bertujuan meratakan ludahnya dikontolku.

Tak tega melihat kepalanya yang diangkat terlalu lama,kubenarkan posisi bantalnya. Kutekuk bantal tersebut agar kepalanya bisa bersandar,dan hal tersebut memudahkanku untuk mencumbu mulutnya.
kumajukan perlahan pinggulku agar masuk lebih dalam di mulutnya,sungguh terkejut aku dibuatnya, kontolku bisa masuk semua.
kuteruskan cumbuanku dimulutnya dengan perlahan, agar dia tidak tersedak dan mengeluarkan air mata lagi.

Setelah puas mencumbu mulutnya,kucabut kontolku dan memposisikan diri untuk melakukan penetrasi dimemeknya. Ku gesek-gesek kontolku dimulut memek suyanti, terkadang kumasukkan palkonku tapi kucabut lagi. ku gesek-gesek, masuk, cabut. kuulangi terus agar Yanti merasakan kekentangan dibalik birahinya dan memohon untuk kusetubuhi.

"eemmhhhhh..
ssshhhhh

eemmhhhhh
aahhhhh

huh uuuhhhh...
paaklii..iiikk,kapan masukinnyaaahh

ahhh...
eemmhhhhh"

"Masukin apa sih Yanti sayaang...???"
tanyaku yang pura pura tidak paham maksudnya

"aahhh...
mmmhhhh

ituuhhh..
mauuhhh

sampe kapaann...
aahhhh.."

"Yang jelas sayaaaangg
paklik gak tahu maksudmuu.."
tanyaku lagi dengan tenang. karena niatku kali ini selain mengerjainya dan mencari kepuasan seksual, aku juga berniat menaklukkan istri boss ku sedikit demi sedikit.

"bodo aahhh... maaattt
uuhhh...

emmhhhh

aaaaahhhhhh...."

Pinggul Suyanti terangkat, cairan kental berwarna putih terlihat mengalir dimemeknya.

Suyanti ter engah-engah, kudiamkan sejenak lalu mulai mengerjainya lagi. namun kali ini hanya menggesek gesekkan palkonku dimemek dan klitorisnya saja.

merasa sedang dikerjai,Suyanti memberanikan diri bangun. dia menungging, kepalanya didepan kontolku, tangannya meraih kontolku lalu mengocoknya. Lidah Suyanti menari nari dikontolku, setelah rata dengan air liurnya dia mempercepat ritme kocokannya dikontolku. Mulutnya kini berpindah buah zakar ku,dijilat dan disedot sekuat tenaga. Memberikan sensasi rasa yang luar biasa

"Aahhh...
Suyanti sayaang,kamu hebat sekaliihh
terusin sayang"
Pujiku padanya yang membuat dia tersenyum lalu mulutnya mengarah ke kontolku

"Slruuuup
aaahhhh
slruuuuupp...

Glok glok glok glook glook"

"Ssssshhhh
Aahhhhh
Terus Suyanti sayang, teruuussss
Aaaahhhhh"

"Glook glok glok
Slruuuup

Glok glok glok glok glok glok glo
Slruuuuupp
uhuk uhuuukk
Aahhhh..

Gimana paklik,enak?"
tanya Suyanti sambil tersenyum,mengelap bibirnya yang belepotan dengan air liurnya

"Enak banget sayaang
paklik gak nyangka,kamu hampir membuat paklik keluar"
Jawabku lalu mengangkat Suyanti agar setengah berdiri sepertiku, kucium keningnya

"cupp
Makasih ya sayang
Hari ini tidak akan paklik lupakan"

Suyanti tersenyum, wajahnya sedikit memerah mendapat perlakuanku.
matanya nanar, tangannya mengelus dada bidangku dengan lembut namun perlahan turun dan mengurut kontolku yang masih angkuh berdiri tegak.

Entah siapa yang memulai,kami pun berciuman. kali ini berbeda,ciuman kami tidak seagresif tadi. Kami berciuman dengan khidmat layaknya sepasang kekasih,perlahan kubaringkan tubuh Suyanti. Kuremas pelan payudaranya, Suyanti yang masih mengurut kontolku mengarahkannya dilubang memek miliknya.
Dirasa sudah pas,dia menarik pinggulku perlahan, palkonku sudah masuk. namun kutahan tarikannya dipinggulku dan kuhentikan ciumanku. kutatap matanya yang nanar dan pipinya yang memerah,sambil mengelus rambutnya kucium keningnya.

"Cupp"

Kutatap lagi matanya,kali ini dia memejamkan mata. tangannya melingkari leherku, mengontrol kepalaku agar lebih mendekat

"Tolong entotin
Yanti paklik,
jangan buat Yanti memohon lagi"
Pintanya yang membuatku makin bersorak gembira

Kusodokkan kontolku sedalam-dalamnya dimemek Yanti

"engghhhhh..."

setelah mendengar lenguhannya,mulai kupompa pelan memeknya. Kuresepi setiap gesekan kontolku didinding memeknya yang lembut dan hangat ini. kontolku terasa seperti diperas,disedot dalam dalam hingga palkonku menyentuh benda seperti dinding yang elastis. Setiap palkonku menyentuhnya,mata Yanti melotot dan mulutnya menganga

"eemhhhh
oohhh oouuuhhhh
emmmhhhh

ee...naaakk
enaa...aakkk pakliiiii...iikkk
huh huhhh eemmmhhhh"

bibirku ingin bertanya "enakan mana dengan kontol suamimu" namun ku urungkan.
Langsung saja kupercepat tempo sodokanku hingga menimbulkan suara benturan kulit kami, suara kecipak pelicin alami didalam memek Suyanti juga terdengar nyaring.

"aaahhhhhhhh sempit sekali memekmu sayaaang
aahhh emmmhhhhh aahhhh"

"aaaahhhhhh
engghhhhh engghhhhh"

"hosh hosh hosh hosh"
nampak suyanti mengatur nafas

Suyanti menggeleng gelengkan kepala diatas bantal. tangannya meremas remas payudaranya sendiri

"hheeehhhh hheeehh hheeee..eeeehhh"
Desah Yanti yang bergetar karena orgasme keduanya hingga nafasnya tersengal-sengal.

Kutunggu beberapa saat untuk memberi jeda. nafasnya nampak lebih teratur,kontolku yang masih didalam memeknya mulai memompa sumur Yanti dengan tempo rendah. Sambil menikmati jepitan memek yang sudah lama tidak kurasakan,kunaikkan terus tempo sodokanku perlahan

"ii iiikiihhh oooo... poooo....
hah hah haahhh..

gede pakliiii...iikkk
Aahhhhhhh uuuhhhhhh
ngggghhhhhh....

aahhhhhh
eee...naaaaakkkk aaahhhhh

pee..nuuuhhhh
enaaaa.....aaaaaaakkkk
aahhhh aaahhhhh aaaahhhhhh
aaahhhhh"

Desahan demi desahan pun keluar dimulut kami, hingga tubuh Yanti terangkat menandakan dia mendapatkan orgasmenya lagi. Kusodok kontolku sedalam-dalamnya

"Aaaauuuuuhhhhhhhhh
terus! tee..rruuss pakliiiii...liiikkk

ennnggghhhhhh hah hah hah
mentok aahhhh
mentok paaakkk... Aahhhhhh
liiiii..kkkk aaahhhh

edan!
ahhhhhhhh emmhhhhhhhh aahhhhhh
biii...iihhhhh saa edaaa.....aaannnn aaahhhhh
aahhhhhh aaahhhh
akuuhhh aaahhhhh

uuhhhh eenggghhhh..
hah hah hah
ahhhhhh aaaaahhhhh

keee..
keee....luuu.....aaaaaarrrrrrr
emmmhhhhh emmhhhhhhhh"
desahnya disusul kejang kejang sebentar

Kudiamkan ia sambil menatap expresinya yang terlihat kuwalahan dengan permainanku.
sadar sedang kuamati,dia tersenyum lebar lalu menyosor bibirku hingga air liurnya mengalir didagu sampai lehernya.

Kuakhiri ciumanku

Kubalikkan badannya agar menungging, kudekatkan wajahku dipantatnya,
Kujilat seluruh area memek Suyanti, menyapu bersih cairan yang merembes keluar dari memeknya. Dua jariku kumasukkan ke memek suyanti,kuobok obok memek tersebut.sementara jilatanku berpindah di sunhole sempit yang begitu menggoda, kembang kempis mengikuti irama desahan sang pemilik.Kubuka lebar-lebar pantat Suyanti agar bisa lebih memperlihatkan lubang belakangnya dan mempermudah lidahku untuk mengerjainya.

"Sluuurrppp
Cuihh"

"Masih perawan nih bool, buatin jalan dulu lah sebelum make..." ucapku dalam hati

Kontolku pun kuarahkan didepan memek Suyanti, kugesek sebentar sambil meraba letak lubang kenikmatannya. Setelah ketemu,kusodok pelan hingga kontolku tertelan seutuhnya.

kuregangkan pantat Suyanti agar makin terlihat sunhole yang sedikit menghitam dipinggirnya lalu kuludahi tepat diarea tersebut

"Cuihhh"

jari telunjuk tangan kananku pun mulai beraksi,membasahi diri dengan ludahku diarea bool Suyanti. kutusuk pelan hingga kuku dijariku sudah tak terlihat,kupaksa lagi agar jariku masuk lebih dalam lagi namun tangan kanan Suyanti meraih tangan kananku

"Jangan paklik, jangaan..
jijik tahu, bauuu.."

"udaaah,rasain dulu ajaa..."

Jariku kucabut,dengan cepat kedua jempolku meregangkan area bool Suyanti agar tidak segera tertutup rapat. Kuludahi lagi boolnya Suyanti tepat dilubangnya yang masih sedikit terbuka. Kutusuk lagi lubang tersebut dengan paksa hingga tertelan semua, lalu kulancarkan genjotanku dimemeknya dengan tempo sedang

"engghhhhh
udah paklik,janggg.. enggghhhhh
ngaaannn... uuuhhhhhh
aahhhh hah hah hah
eenggghhhh..."
desah suyanti lalu menjatuhkan tubuhnya dengan pantat yang menungging keatas. dengan posisi ini semakin memudahkanku untuk mengerjai boolnya lagi.

Genjotanku dibarengi dengan keluar masuknya jari telunjukku dibool Suyanti,terkadang kugoyangkan membentuk huruf O dengan jariku yang bertujuan memperbesar area lubang boolnya.

"aahhhh
eenggghhhh
uu...uuuhhhhh
eenggghhhhhh"
Desah suyanti,dan Sepertinya dia bisa menerima jika bool ini kugunakan.

Sambil tetap menggenjot memek suyanti,kuludahi boolnya lagi.

"Cuihh
Cuihh"

kucabut jariku,meratakan ludahku dijari telunjuk dan jari tengah.

"Cuih
Cuihh"

Mula-mula kumasukkan sedikit jari telunjukku untuk memberi celah agar ludahku mengalir masuk dibool Suyanti,disusul jari tengahku.

kepala Yanti terangkat, merespon tusukan susulan dari jari tengahku.
Kuhentikan genjotanku

"sudaahh...
dinikmati dulu sayaaang..
santai aja,dilemesin otot boolnya biar nggak sakit ya.."

"gimana caranyaa..?
baru segitu aja udah pedih paklik.."

"nurut ajaa..
nanti lama lama bakal enak kok sayang.."

tanpa menghiraukan jeritan Suyanti,perlahan lahan kumasukkan kedua jariku hingga tak terlihat lagi.

Kumainkan lagi genjotanku dimemeknya dengan tempo sedang,tangan kiriku meraih klitorisnya dan ku gesek-gesek agar menambah sensasi nikmat untuk Suyanti.

Kedua jariku yang berada diboolnya mulai kugerakkan memutar dan kumaju mundurkan. Mendapat perlakuanku yang seliar ini,mulut Suyanti tak henti hentinya mendesah dan mendesis seperti orang kepedesan

"ssshhhhh
aahhhhh enggghhhhh
ssssshhhhhh aahhhhhhh

eemmhhhhh engghhhhh
aaahhhhhhh eenn...naaaaakkkk
aahhhhh

aaahhhhhh
eeeengggghhhhhh
aaahhhhhh aahhhhhh aaahhhhhh

maann...teeeppp aahhhhhh
teruuuuussssss teeee...rrruuuuussss
aaahhhhhh

bisa gini paklik aahhhhh
aaahhhhhhh
yaaaannn...ttiiiiii aaahhhhhh

giilaaaaaaa...
aaaahhhh aahhh ahhhh aaaaaahhhhhhh
aahhhhhhh

uuuhhhhhh Uuuhhhhhh
Aaahhhhh aaahhhhhhhhh aaahhhhh
engghhhhh aahhhh engghhhhh"
desah suyanti sambil menggoyangkan pantatnya memutar

Melihat suyanti yang sepertinya mulai menikmati kedua lubangnya kukerjai, genjotanku kupercepat

"Aahhhhhh
uuhhhh ssshhhhh
teeeruu...ssss engghhhhh
haahhhh emmhhhhhhhh
paaakkk liiii...kkkk ahhhhh

Yanti maaa...uuuhhhh
keluaaa....aaarrrrrr aaahhhh emmhhhhhhhh"

"iya sayaang aahhhh
paklik jugaa"

kuhentikan aksi jariku diboolnya,kutekan dalam dalam. Tangan kiriku kini berpindah tempat, memilin puting susu suyanti lalu Kuremas remas dengan kasar susunya. Genjotanku dimemeknya makin kupercepat

"eemmmhhhh huuuuuhhhhhh

engghhhhh aahhhh

aaahhhh aaahhhh

aahhhhhh

enak paklik

eennnn...naaaaakkkk

hhaaaahhhh huuuhhhh

aaahhhhh

diiikk..kit laaaa..giiihhhhh"

Badan suyanti bergetar namun tak ku hiraukan, memeknya menjepit dengan kuat kontolku yang masih bergerak maju mundur.
Malahan,tempo genjotanku kupercepat lagi mencari kepuasanku sendiri.

"Aahhhh
nikmat sayaang
memekmu nikmaatt"
Pujiku ke suyanti.

Kuhentakkan kontolku dimemeknya sedalam mungkin

"Croooottt crot
Croott crot croooootttttt"

Dan terjadi lagi
Badan suyanti bergetar disusul semprotan air yang keluar dari klitorisnya

"Sooooorrrrrrr....
crut crut"

Tubuh suyanti ambruk kesamping, matanya terpejam dengan nafas yang terengah-engah.

"Paklik gila,istri ponakannya dientot
hah hah hah"
keluh Suyanti yang berusaha mengatur nafasnya

"hehehee
maafin paklik ya mbak Yanti,paklik bener bener ngiler pas liatin mbak tiduraan..
Sexy banget,bikin paklik pengen
hehehe

enak nggak entotan paklik?"

Suyanti yang tiduran menyamping menarik tanganku yang masih dalam posisi setengah berdiri. Mulutnya manyun tanda minta dicium

"cupp"

"nggak enak!
Yanti gak suka!
Yanti gak bisa nikmatin kontol nikmat paklik!!"
Jawab suyanti yang membuatku nyengir dan menggaruk kepala yang tidak gatal.

Tanganku dilepaskan, dia tersenyum lebar sambil menatapku dengan tatapan mata yang berbinar-binar

"yaudaaahhh..
kalau gitu diulangi lagi aja yaa..
biar mbak Yanti bisa nikmatin entotan paklik
hehehe"
Candaku sambil memencet gemas hidungnya

"iiiiihhhhh....
kok manggil mbak lagi sih paklik,
panggil kayak tadi doong.."
pintanya sambil menggembungkan pipinya

"heehee
tadi kan sedang di mode romantis ala paklik mbak, kalau sekarang ya balik lagi ke semula..."

Suyanti diam, pipinya yang menggembung sudah kempes

"yaaa
kalau mbak Yanti pengen dipanggil seperti itu lagii...
tahu sendirilah harus gimana ya mbak
hehehee"

"iihhhh...
paklik nakal ya sekarang"
Timpal suyanti yang tersenyum lebar sambil mencubit lenganku

"hahahahaaa"
kami berdua tertawa lepas, seperti menganggap aksi tabu yang kita lakukan barusan adalah hal yang wajar dan tidak dijadikan beban pikiran.

"ya sudah,
Yanti pulang duluan ya paklik.
Sebagai hukuman, paklik yang bersihin gubug ini!!
Wleeeekk"
Perintah istri majikanku sambil memakai celana dalam dan merapikan dasternya.
seperti dikejar setan,dia bergegas turun dari gubug. mengambil seperangkat alat makan yang tadi dia bawa dari rumah,meninggalkanku sendirian digubug mesum ini.

belum ada 5 meter dia meninggalkanku, Suyanti berhenti dan sedikit teriak

"Besok lagi kalau lagi pengen, mending ngomong ke Yanti pakliiikk
daripada jajan!!
Wleeeekkk"

Dalam hatiku berbicara,
"ini orang kesambet apaaa coba
kayak bocah banget dah.
nggak inget umur atau gimana sih"

"tapi nggak masalah,dia sudah memberikan lampu hijau untukku. Dan sepertinya jalan tol yang kubuat diboolnya, kapan kapan bisa ku pakai
hehehee"

Tak terasa adzan ashar berkumandang, aku bergegas memakai pakaianku. Membersihkan gubug yang serba guna ini lalu bersiap untuk pulang.


--


Sesampai ditimur desa dari kejauhan kulihat beberapa ibu-ibu sedang duduk di lincak (tempat duduk berbahan dasar kayu/bambu), salah duanya adalah Suyanti yang masih membawa rantang dan Bu RT. Obrolan mereka terlihat seru, kudengar suara ketawa mereka bersama-sama namun suara ketawa Bu RT yang melengking seperti kuntilanak sangat jelas ditelingaku.

"Waahhhh
Pak Marto udah pulang nih Bu,pasti kecapean tuh habis kerja terus mijitin juragannya
hahahaaa"
Sapa dan candaan Bu RT yang membuatku kaget dan sedikit membuatku tersenyum

"Iya nih...
Bu Suyanti gak kasihan sama pak Marto, pasti nggak kamu kasih upah (uang) kan Bu?" Sahut Bu A

"Deg!"
jantungku serasa mau copot karena kaget mendengar candaan 2 binor ini. Kulihat Suyanti disana yang berdiri sambil tertawa,menutup mulut dengan tangannya.

"Hahahahaaa
ya mau gimana lagi,aku nya lagi pegel pegel..
kalo masalah upah mah biar nanti kumintain ke suamiku Buu..

lagian pak lik juga dapet upah remas pantat sama pahaku
hahahaa" jawab Suyanti

Mereka tertawa terbahak-bahak dengan candaan mesum suyanti. Paham akan situasi,baru kutimpali candaan mereka

"iya Bu..
Uang itu buat apa too..?
Bisa remes remes pantat Mbak Yanti saja sudah seneng sayanya
Hahahahaa
ya sudah Bu,mariii"
Jawabku sambil ikut bercanda sekalian pamit

"hahahaaa
Wah kalo cuma ngasih upah remes pantat mah saya juga minat tuh minta pijit pak Marto. Kamu ini kok cuma ngasih pantat to mbak Yanti,kasih yang lain laaahh..." sahut Bu B yang terkenal dengan sebutan janda mandul

"Besok lagi kalau Yanti minta dipijat,remesin aja susunya yang guuedhe ini pak
Hahahahaaa" timpal Bu C sambil tangannya menyolek payudara Suyanti

"Hahahahahahaaa"
Mereka tertawa bersama

Candaan mesum di desa ini memang sudah menjadi hal lumrah (wajar) selama tidak ada anak kecil disekitar. Tak hanya ibu ibu,bapak bapak pun juga sama. Parahnya,ada beberapa kepala keluarga yang menceritakan kenikmatan bersetubuh dengan istrinya sendiri.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd