Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT L O C K E D

Anjirrrrrrr mantaaaap kaliii lanjutkan suhu


PART 16 C​

DUA SISI CINTA​





Asli bikin terenyuh boy. Feelnya ngena banget sambil baca.


Setelah hanya bisa menumpuk tanpa bisa disingkirkan, gunung rindu yg ada hati Virgo kini mencair juga oleh kehangatan sosok yg sedang dalam pelukan.

"I found you." rengkuhan semakin Virgo eratkan, menyalurkan semua perasaan yg bertumpuk memenuhi hati dan pikiran.

Bahagia, sedih, rindu, semua di utarakan lewat rengkuhan yg sedang dilakukan, agar Keyra tahu betapa kacau dan sakitnya ia selama kehilangan.

"I missed you so bad Key." gumam Virgo melanjutkan, merasa perlu menegaskan apa yg dirasakan lewat kata-kata dan bukan hanya dengan pelukan.

Sayangnya tak ada pergerakan maupun suara balasan dari Keyra yg hanya terdiam dengan wajah nanar. Pikirannya berkecamuk atas semua yg tiba-tiba terjadi.

Ternyata semesta nolak ngabulin keinginan gue yg ngga pengen ketemu secepat ini. Hanya beberapa jam saja setelah mendapatkan info dari Alea, dan dengan ajaibnya sudah ada Virgo tepat didepan mata. Bahkan sedang memeluk erat dirinya. Kenapa?

Setelah kemarin dibertahu oleh Alea tentang seseorang bernama Virgo yg mencari keberadaannya, saat itu pula, detik itu juga dunia yg sudah Keyra bangun susah payah hancur tanpa sisa. Satu tahun lebih ia berjuang mati-matian untuk pulih dari masa lalu, tapi hanya butuh satu info dan pertemuan saja untuk membuatnya kembali hancur dengan semua kenangan pilu.

"V-Virgo." lirih Keyra tanpa intonasi, padahal dalam benak sedang mengiba pada semesta yg tak mau berbaik hati.

Lebih dari 365 hari yg sangat berat telah Virgo jalani. Akhirnya sekarang ia bisa mendengar lantunan indah saat Keyra menyerukan namanya kembali. "Iya, ini aku Key. Ini aku."

Tak ada yg beranjak dari mereka berdua. Sama-sama setia terdiam dengan tubuh yg saling menempel erat. Sebetulnya hanya pelukan sepihak yg terjadi, sebab Keyra hanya berdiam diri dengan tubuh yg kaku. Otaknya kacau, sedang hatinya berkecamuk tak menentu.

Bendungan emosi Keyra yg kokoh bertahan sekian lama sudah tak kuat lagi. Hancur lebur tanpa sisa dan meluapkan banyak rasa. Sedikit rindu dan haru ia rasa, selebihnya hanya ada rasa amarah dan benci yg kental mendominasi.

Suara detak jantung yg terhubung saling mereka bisa rasa, juga halus suara ketika salah satu diantara mereka menghirup dan mengeluarkan udara. Untungnya itu tak berlangsung lama, karena akhirnya Keyra memilih membuka suara.

"Kenapa?" Nada suara Keyra buat sedatar mungkin seperti biasa, agar Virgo tak dapat menangkap kekacauan hati yg sedang dialaminya. "Kenapa lo ada didepan gue?"

Virgo terkesiap sadar setelah sempat terbang dalam ingatan lampau yg tiba-tiba hadir mengingatkan. Cepat ia menguraikan pelukan dengan tak lupa membuat sedikit jarak diantara mereka.

"Apa maksud kamu sayang?" Virgo menuntun dagu Keyra keatas agar melihatnya. "Satu-satunya alasan aku disini ya jelas karena pengen nemuin kamu yg tiba-tiba ngilang gitu aja."

Rasa gusar merayap di hati Virgo tak kala Keyra membalas tatapanya. Ekspresi datar dengan tatapan dingin yg Keyra tampilkan jauh berbeda dengan sosok yg Virgo kenal dulu kala. Ceria menghilang di wajah Keyra, juga tatapan hangat dan menenangkan dikala bercengkrama.

Tak ingin berlarut dengan perbedaan ekspresi Keyra, segera Virgo menggelengkan kepala kuat-kuat agar kembali fokus dengan tujuan utama. Apalagi kalau bukan berbicara dan meminta penjelasan tentang semuanya.

"Kenapa?" netra coklat milik Alea yg membuat Virgo jatuh cinta memperlihatkan perbedaan. Sebuah kesinisan yg identik akan perasaan benci pekat menyelimuti disana. "Belum puas lo nyakitin gue?"

"Nyakitin gimana Key? Dimananya aku nyakitin kamu?" tanya Virgo sedikit tak terima dengan tuduhan sepihak Keyra. "Justru kamu yg jahat sama aku kalo di nalar. Tiba-tiba ngilang gitu aja ngga tau kemana. Bikin aku bingung dan kelimpungan nyari sampai kayak orang gila."

Sedikitpun tak pernah terbesit dalam kepala Virgo ingin membandingkan siapa yg lebih salah. Sebab memang tidak ada yg salah pada masing-masing. Kalaupun ada, seharusnya salah mereka berdua. Hanya saja Virgo sedikit tak terima dengan tuduhan Keyra yg tiba-tiba menghakimi tanpa menilik berbagai sisi.

"Kenapa Key? Apa alasan kamu ngilang dan disini?" cerca Virgo tak sabaran. Itu hal yg wajar mengingat selama ini ia terus berada dalam kebimbangan. "Kenapa kamu tiba-tiba ngilang gitu aja? Apa salah aku?"

Bukan Keyra menolak menjawab cercaan Virgo yg menuntut penjelasan. Tapi buntut dari rentetan pertanyaan Virgo justru membuatnya sedikit kesal sekarang. Tak bisakah Virgo sedikit bersabar selagi ia menyiapkan jawaban.

Di lain hal yg akhirnya bisa Keyra sadari, Ternyata ada sebuah kejanggalan yg terjadi selain betapa cepatnya Virgo menemukan dirinya. Adalah kenapa bisa Virgo berada di Surabaya. Padahal sama sekali ia tak menyebarkan berita tujuannya pergi selain kepada tiga orang yg sangat di percayai. Jika sudah begini, mustahil untuk Keyra tidak mencurigai salah satu diantara tiga orang yg tersebut.

Keyra juga sudah bercerita pada tiga orang tersebut, bahwa alasannya pergi kesini adalah untuk menghindari orang-orang yg tak ingin di temui lagi. Dari situ saja seharusnya mereka sadar, bahwa Virgo adalah daftar utama dalam blacklist itu.

"Dari siapa lo tahu kalo gue ada disini? Siapa yg ngasih tahu lo?" kini giliran Keyra bertanya ingin tahu.

"Jawab aku dulu Key, aku butuh penjelasan." sama seperti Keyra yg ingin mendapat jawaban, tentu Virgo ingin dijawab lebih dulu. "Jangan buat aku stress karena nebak-nebak ngga jelas."

"Gue juga stress Virgo!" meledak sudah emosi Keyra karena terpancing. "Bukan lo doang yg stress. Gue juga."

Keyra yg sadar terpancing emosi segera mendinginkan kepala dengan memejamkan mata dan menghirup dalam-dalam udara. Ini yg lo maksud bicara kak? Apa yg dibicarain kalau kita aja adu emosi dan ngga mau ngalah kayak gini?

Satupun rencana Keyra tak ada yg berada di dalam jalur. Semuanya sangat berbeda dengan apa yg ia bayangkan dikepala. Mulai dari Virgo yg tiba-tiba ada didepan mata, hingga mereka yg saling menuntut jawaban tanpa mau menjelaskan.

Bila terus seperti ini, rasa-rasanya tak ada yg perlu di lanjutkan. Pembicaraan ini terlihat tak memiliki masa depan yg terang.

"Udah lupain aja. Percuma ngomong sama lo, ngga ada gunanya." sedikit kasar Keyra menyingkirkan tangan Virgo dari pinggang dan pipinya. "Setelah ini gue minta sama lo buat jangan pernah muncul lagi di depan gue." tegas Keyra mengultimatum, sebelum akhirnya mulai berjalan cepat pergi dari hadapan Virgo.

Namun secepat Keyra berjalan, itu tak lebih cepat dari tangan Virgo sigap mencekal. Mustahil ia menuruti perkataan Keyra barusan setelah semua perjuangan yg tak mengenakkan. "Itu ngga akan terjadi Key," sedikit sentakan Virgo lakukan untuk membuat Keyra kembali menghadap dirinya. "Cukup satu tahun kamu jauh dari aku, ngga ada lebih dari itu. Kamu segalanya buat aku. Orang yg sangat berarti dan paling aku cinta."

senyum geli nyata tersemat di bibir Keyra yg tak menyangka Virgo akan bilang cinta padanya. "Segalanya? Cinta?" ulang Keyra dengan nada geli. "What a bullshit Virgo."

"Itu bukan omong kosong Keyra," sergah Virgo tegas. Matanya memancarkan kesungguhan atas apa yg dikatakan. "Kamu orang yg paling aku cinta. Itu sebuah fakta yg ngga bisa di elak."

Gelengan tak kalah tegas Keyra berikan. "Lo ngga cinta gue." semua yg terjadi di masa lalu sudah sangat cukup jadi pembuktian bahwa cinta Virgo tak pernah ada. "Sedikitpun lo ngga pernah punya perasaan cinta sama gue, dari dulu."

"Aku cinta sama kamu Keyra!"

"Lo ngga pernah cinta sama gue!" lantang Keyra membalas sama. Sangat muak dengan kata cinta yg terus Virgo ulang. "Lo ngga akan nyakitin gue kalo emang benar-benar cinta!"

Emosi yg kembali meledak membuat Dada Keyra naik-turun dengan cepat. Rasa sakit, marah, dan benci yg sudah menggunung dalam hati sulit untuk dibendung. Mustahil menahan, satu-satunya jalan adalah meluapkannya pada orang yg telah menyebakan, orang yg paling berhak menerimanya.

"Dari pada kamu sibuk lari ngehindar dan bentengin kebencian kamu sama Virgo, kenapa ngga kamu luapin aja semuanya sampai tuntas Key? Mungkin ini emang takdir yg udah semesta buat. Sebuah jalan yg diberikan buat kamu nyelesaiin semuanya, biar kalian ngga hidup dalam bayang-bayang masa lalu terus." ingatan percakapan dengan teman curhanya berputar kembali di benak Keyra.

Awal semua ini adalah dari situ. Sebuah nasihat yg akhirnya menjadi sebuah perintah agar Alea memberi tahu Virgo tentang keberadaannya. Tapi seperti yg sudah dikatakan, semuanya berjalan tak sesuai rencana yg ia sangka.

Menyesal pasti ada, namun semuanya semua sudah terlanjur terjadi. Sudah ada Virgo tepat didepan mata. Lalu bisa apa ia selain harus menghadapi dan menuntaskan semuanya, sekarang juga.

Mendapat bentakkan yg cukup mengejutkan dari Keyra, tak urung Virgo akhirnya sadar dan berusaha agar lebih sabar. "Karena itu aku ada disini Key. Kesalahan aku emang banyak, walaupun kita udah bicarain semuanya dulu. Tapi aku mau perbaikin semuanya, semua yg aku rusak. Itulah alasan aku ada disini, selain karena ngga pengen kamu pergi."

"Seharusnya chat terakhir gue udah jelasin semuanya ke lo."

"Demi tuhan Key," wajah Virgo mengiba. "Apa yg bisa dipahami dari chat yg isinya cuma 'Kita putus'?" tanya Virgo dengan lirih, kental akan rasa frustasi. "Penjelasan apa yg bisa ditangkep dari itu?"

"Itu jelasin semuanya," mata Keyra menatap lekat-lekat pada Virgo. "Itu jelasin kalo gue muak sama lo! Itu jelasin kalo gue benci sama lo, ngga bisa maafin lo, dan itu jelasin kalo gue ngga mau punya hubungan lagi sama lo." setiap kalimat Keyra ucapkan penuh penekan. "Itu jelasin semuanya. Harusnya lo sadar dengan itu!"

Entah kenapa, ucapan Keyra yg tak memiliki wujud itu sukses menyakiti Virgo sangat telak. Menghasilkan perubahan nyata pada ekspresi Virgo yg kini terlihat semakin sedih.

Satu tahun tanpa kepastian bukanlah waktu yg sebentar bagi Virgo. Apalagi setiap harinya dilewati dengan keadaan yg sama sekali tak mengenakkan. Sama tak mengenakkannya seperti sekarang, saat ia tahu telah dicampakan.

Memang benar ia sendiri yg memilih berjuang untuk bisa menemukan Keyra kembali. Dan karena keinginnanya sendiri lah sekarang ia ingin lebih meyakinkan dan memperjuangkan Keyra agar percaya.

"Ta-tapi," Virgo menjeda dan meneguk ludah. Memberi waktu pada dirinya sendiri untuk menetralkan kekacauan hati. "Kenapa Key? Kenapa kamu benci sama aku? Kenapa kamu mau putus? Padahal kita baik-baik aja sebelumnya."

"Baik-baik aja?" ulang Keyra dengan tatapan tak percaya. "Apanya yg baik-baik aja?!" cengkraman erat Keyra lakukan pada kaos virgo di bagian dada sebagai wujud kemarahan. Sangat tak menduga Virgo bisa bilang mereka baik-baik saja setelah semua ini. "Lo bilang baik-baik aja?!"

Bukan tanpa alasan ia membenci Virgo selama ini. Tidak pula lelucon apa yg ia lakukan sampai memutuskan menghilang pergi. Rela meninggalkan semua teman-temannya di kota asal untuk sebuah adaptasi baru yg tak mudah disini.

Sungguh menyakitkan untuk Keyra karena Virgo bilang mereka baik-baik saja. Mungkin Virgo memang iya, tapi tidak dengan dirinya yg sangat sengsara.

"Lo tau, gue bahkan ngga bisa tidur nyenyak setelah kejadian itu. Nangis sendirian di kamar tiap tengah malem karena selalu keinget, bahkan sampai kebawa mimpi. Demi tuhan gue ngerasa bersalah setiap detiknya setelah kejadian itu. Dan lo masih bilang kita baik-baik aja?" ungkap Keyra dengan mata yg berkaca-kaca. Terlihat jelas sebuah kekalutan disana. "ITU YG LO BILANG BAIK-BAIK AJA?!!"

Menatap dengan jarak sedekat ini saat wanitanya menjerit pilu dan memperlihatkan kehancuran sangatlah menyakitkan untuk Virgo. Tatapan yg Keyra perlihatkan, juga ungkapan yg baru ia tahu lebih dari cukup untuk mengguncang batinnya.

Seakan belum cukup, rasa bersalah semakin merasuki hati Virgo yg akhirnya sadar selama ini telah salah sangka, mengira bahwa Keyra baik-baik saja pasca kejadian menyedihkan yg mustahil dilupakan mereka. Kejadian yg sangat mengguncang semua aspek kehidupannya dan Keyra.

Seharusnya ia sadar bahwa ceria Keyra bukanlah manifestasi asli dari apa yg di rasa. Keyra tersenyum tidak serta-merta pertanda baik-baik saja.

Kenapa ia baru sadar? Apakah terlalu larut dalam penyesalan membuatnya kehilangan peka terhadap sekitar? Jelas sekali bahwa selain dirinya yg sedih tentu ada sosok Keyra yg lebih hancur lebur. Kenapa ia bisa lalai?

Setetes air mata lolos dari kelopak mata Keyra yg tak lagi mencoba bersikap sok kuat. "Kenapa mas?" Kedua tangannya semakin erat mencengkram kaos Virgo. "KENAPA KAMU MAKSA AKU BUAT GUGURIN ANAK KITA?!" jerit Keyra tak terbendung lagi, meledakkan semua emosi yg sudah menumpuk penuh selama ini. "KENAPA MAS?!"

Lagi dan lagi Virgo merasa seperti dihantam sesuatu tak kasat tepat diwajahnya. Tubuhnya menegang bersama kedua tangan yg terkulai jatuh saat itu juga. Otaknya tak lagi bisa memikirkan apa-apa.

"Kenapa mas?" rengek Keyra sangat pilu. Mengiba pada Virgo agar menjawab pertanyaan yg dari dulu belum juga mendapat keterangan.

Saat tak lagi mengenakan topeng untuk mengelabui sekitar agar terlihat kuat, hebat dan tak tersentuh, ternyata inilah sosok Keyra yg sebenarnya. Sosok yg terlihat sangat rapuh dan kesakitan. Sosok yg sangat butuh perlindungan, sandaran, juga kehangatan dan rasa sayang.

Tak lagi kuat menopang kesedihan sendiri, dengan sadar Keyra menjatuhkan keningnya pada bahu Virgo sebagai sandaran. "Apa salah dia mas?" tubuh Keyra berangsur maju, merapat dan menempel pada Virgo yg kedua tanganya kini memeluknya erat. "Kenapa kamu maksa aku buat gugurin, padahal aku udah mohon-mohon buat pertahanin. Aku ngga minta kamu buat tanggung jawab, tapi kenapa kamu tetap maksa?" Hari yg seharusnya sudah bisa ia lupakan, kini kembali hadir dengan kuat memenuhi ingatan.

Jantung Virgo teremas kuat oleh nada lirih Keyra yg sangat terdengar menyakitan. Wajahnya yg semula pias pun kini ikut basah oleh air mata yg tiba-tiba hadir tanpa diminta. Bayangan silam saat matanya melihat janin yg hanya bebera sentimeter pun kembali mengiris-iris hati.

Janin yg tak bisa membuatnya tidur sama nyenyaknya seperti Keyra. Janin yg berubah wujud jadi menyeramkan saat datang dalam mimpi, yg beberapa waktu lalu sempat membuatnya frustasi karena tiba-tiba tidak datang menakuti. Janin yg membuatnya sangat ketakutan, yg selalu mengingatkan akan kesalahan yg telah ia lakukan.

Duka dan kesedihan yg sangat mendalam hadir kembali pada keduanya, setelah yg terakhir kali adalah hari dimana saat keduanya menggugurkan janin hasil perbuatan mereka.

Penyesalan kembali merajut kuat di hati dan jiwa keduanya. Terutama Virgo, orang yg telah memaksa Keyra agar melakukan hal gila tersebut.

Rengkuhan semakin Virgo kuatkan. "Maafin aku," air matanya kian mengucur tak terbendung lagi. Jatuh tepat di puncak kepala Keyra yg juga sama halnya merana. "Maafin aku,"

Kata 'maaf' terus berulang keluar dari bibir Virgo secara lirih. Hanya itu yg bisa ia ucapkan. Terlalu kalut dengan emosi yg berkecamuk memenuhi hati dan pikiran.



,_,_,_,_,_,_,_,_,





Memang benar kata-kata para pendahulu tentang air yg adalah sumber kehidupan. Juga banyak pula perkataan mereka lainya yg memang terbukti nyata, penuh makna dan berguna untuk sesama.

Tidak seperti orang-orang sekarang yg asal bicara semau mereka. Tanpa bukti mereka mulai menuduh. Tanpa kompetensi mereka menilai seenak hati. Mengawali komentar dengan kalimat 'sekedar mengingatkan', tapi lupa bahwa ia belum tentu benar. Otak tak digunakan, yg penting ngetik dulu. Selalu seperti itu.

Kecangihan teknologi digunakan seenaknya, mengesampingkan fakta bahwa ketrampilan dan kepintaran itu harus sejalan dengan perubahan yg ada. Ponselnya pintar, terlalu pintar sampai mengalahkan pemakainya. Ada skandal dikit, di kulik sampai habis. Cacian dan makian dilontarkan tanpa perasaan, sok suci dan berjiwa sosial. Ada postingan lain yg isinya video berdurasi 15 detik, langsung gerak cepat komen 'bagi link'.

Kan bangsattttt!!!

Tapi begitulah manusia. Suka mengkritik tanpa mau di koreksi. Masalah kecil orang lain di besar-besarkan, masalahnya sendiri tak mau di selesaikan. Sok agamis yg mengerti betul tentang agama, padahal ilmunya seujung kuku pun tak ada. Berkoar-koar tentang keadilan bagi seluruh manusia, anak istri dirumah tak bisa makan dibiarkan begitu saja.

Tapi sebentar. Sepertinya ada yg aneh dengan dirinya sekarang. Kenapa ia tiba-tiba jadi kritis dan sok puitis juga? Apa pedulinya! Itu urusan mereka, tak membuat untung juga.

Kacau-kacau! Kesegaran air yg membasuh tubuh sepertinya membuat otaknya yg sempat panas jadi nge-hang sekarang. Bisa gawat jika ia tak segera keluar dari kamar mandi. Salah-salah bisa meledak kepalanya.

Dengan celana dalam dan kolor yg sudah menutupi bagian bawah tubuh, Danang yg akhirnya mendapatkan gelar si bukan perjaka lagi pun keluar dari kamar mandi yg berada di sebelah kamarnya dan dapur. Berjalan dengan santai menuju kamar sembari mengosok rambut yg basah menggunakan handuk.

Seperti pria pada umunya yg suka sembarangan, maka begitu juga dengan Danang yg melemparkan handuk basahnya ke atas sofa seperti tak punya dosa. Lalu terus berjalan santai hingga tepat berada di depan pintu kamar.

Sepelan mungkin Danang membuka pintu agar tak menimbulkan suara. Sebab ada bidari yg terlelap di dalam kamarnya. Berhasil membukanya, Danang segera di sambut oleh pemandangan isi kamar yg banyak perabotan. Dari meja kursi dan lemari, hingga sosok Alea yg tertidur dengan selimut yg sebatas leher.

Mengenang kejadian yg terjadi beberapa saat lalu, ringisan jijik Danang sematkan untuk dirinya sendiri karena telah berkelakuan sangat primitif dan sangean tadi.

Setelah pergumulan pertama selesai dengan derai air mata bahagia, Danang yg akhirnya tahu betapa nikmat dan menyenangkannya seks pun kembali on fire dan langsung mengajar Alea lagi hingga beberapa ronde berikutnya. Terus menggenjot tanpa henti meski Alea sudah kewalahan dan kelelahan.

Bisa dilihat hasilnya sekarang. Alea langsung tertidur pulas setelah mereka selesai di ronde ketiga. Tidak peduli dengan sprei yg basah oleh noda darah juga ceceran cairan cinta mereka.

Tapi dari sana akhirnya ia bisa mengerti kenapa semua orang tergila-gila dengan yg namanya seks. Karena ternyata memang sangat luar biasa rasanya setelah mengalami sendiri. Sampai nambah berkali-kali saking enaknya. Bahkan memikirkannya saja sudah membuat batangnya kembali siap tempur sekarang.

Segera Danang menggelengkan kepala kuat-kuat untuk mengenyahkan pikiran mesum yg kembali hadir. Lebih baik ia menuju lemari dan mengambil baju untuk dikenakan dari pada masuk angin. Singkirkan dulu pikiran kotor, jangan sampai dengkul kopong.

Secara acak Danang mengambil baju di bagian atas dan segera mengenakannya sambil melangkah menuju meja belajar, ingin mengambil ponsel dan dompet yg berada disana. Ia mau pergi ke mini market yg ada dibawah untuk membeli sesuatu yg bisa dimakan. Guna mengganjal perutnya yg tengah kelaparan setelah pertempuran berdarah yg sangat melelahkan.

"Mau kemana Sayang?" lembut suara berucap dari arah belakang, yg kontan membuat Danang terkesiap dan membalikan badan.


Ternyata adalah Alea orangnya, yg kini sedang memandang dengan wajah lelahnya. "Kamu ngga tidur? Aku kirain tidur tadi."

Danang meraih ponsel dan dompetnya secara asal, kemudian berjalan mendekati Alea sembari memasukan dua barang tadi kedalam saku celana.

"Kebangun," susah payah Alea berusaha bangun dari tidurannya.

Melihat itu, Danang sigap melangkah lebih cepat ingin menolong Alea yg terlihat sekali kepayahan. Sedikit kernyitan Alea keluarkan hingga akhirnya bisa duduk dengan benar.

"Kamu mau kemana sih?" ulang Alea lagi sudah lebih nyaman.

Kejernihan pikiran Danang berangsur hilang saat matanya disuguhi pemandangan tubuh polos Alea yg tak tertutup selimut lagi. Fokusnya beralih penuh pada dua benda kenyal menggoda yg ia remas dan gigiti habis tadi, sehingga tak mendengar suara Alea yg menannyai.

Mengikuti arah pandang Danang yg ternyata pada dadanya, kontan Alea bergidik ngeri dengan kemesuman pacarnya yg sama sekali tak disangka-sangka selama ini.

"Yang!!" rengek Alea langsung menutupi payudaranya dengan kedua tangan.

"Eh," Danang mengerjap sadar. Segera ia menaikan pandangan tepat sejajar dengan wajah Alea yg sudah berubah cemberut. "Maaf ngga fokus."

"Kenapa kamu jadi mesum gini deh?!!" selimut yg jatuh Alea tarik untuk menutupi tubuhnya kembali. "Apa aku aja yg baru tahu kalau kamu itu emang mesum?"

Jangan sampai Danang menerkamnya lagi untuk hari ini. sungguh ia takkan sanggup melakukannya dengan tubuh yg sudah sangat kepayahan. Belum lagi vaginanya yg terasa sedikit ngilu sekarang.

Danang meringis malu dengan sebutan baru yg Alea berikan. "Kok mesum lho? Orang cuma liat yg keliatan doang kok. Wajar itu mah."

"Wajar apaan! Muka kamu keliatan banget pengen lagi itu!" semprot Alea berubah cemberut. "Sangean bener jadi orang deh."

"Astaga," Danang mengusap kasar wajahnya sendiri karena sebutan tambahan yg Alea berikan. Tadi mesum, sekarang sangean. "Namanya juga anak muda yg baru kenal seks Yang. Maklumin lah."

"Iiihhh!!" sebuah cubitan tanpa sungkan-sungkan Alea berikan untuk Danang yg kontan meringis menahan sakit. "Bisa banget kalo ngejawab omongan!"

"Iya maap," Danang hanya bisa menahan sakit tanpa bisa melepaskan cubitan. Salah-salah malah dapat hukuman tambahan. "Sakit Alea."

"Siapa suruh mesum jadi orang!" ketus Alea yg tak urung melepaskan cubitannya juga.

Segera Danang mengusap-usap ditempat Alea mencubit barusan. Lumayan pedih ternyata. "Aku mau kedepan. Ke mini market. Mau titip apa?"

Gelengan Alea berikan masih tetap cemberut. "Ya udah, hati-hati. Cepet balik."

Melihat bibir cemberut Alea yg terlihat menggoda, Danang pun tak kuasa mendahan diri lagi. Dalam sekejap bibirnya sudah menyambar bibir Alea dan melumatnya dengan gemas.

"Eemmmhhh!!" sekuat tenaga Alea meronta ingin melepaskan diri. Tangannya mendorong penuh dada Danang bersama kepala yg ia coba tarik mundur.

Tentu Danang tak mudah dikalahkan. Kekuatannya dalam bertahan dan menahan kepala Alea agar tak bergerak bukanlah sesuatu yg remeh. Mustahil Alea bisa lepas jika bukan ia sendiri yg melepaskan.

Semakin dalam Danang melumat, kian berkurang juga pemberontakan yg Alea lakukan. Lidah Danang mengeksplorasi bibir Alea secara rinci dan menikmati. Tak lupa sesekali menggigitnya sedikit karena sangat gemas dengan pemilik bibir merah ini.

Serangan sana-sini Alea dapatkan, bohong jika ia tak tergoyahkan. Tentu sudah pasti, yg terjadi selanjutnya adalah membalas lumatan pacar mesumnya dengan tak kalah lincah dan garang.

Aksi saling lumat-melumat terjadi, hisap-menghisap berlangsung diantara dua orang yg tak mau mengalah apalagi kalah. Adu gengsi ketahan napas pun terjadi pada keduanya untuk kesekian kali.

Lidah dan mulut semakin bermain lincah setiap detik berjalan. Ingin saling mengalahkan, membuat kepayahan, juga membuat cepat habis napas lawan.

Danang sedikit memajukan kepalanya, membuat Alea terpaksa harus sedikit mendongakan kepala. Lidah Danang memaksa masuk mulut Alea, namun tak ada akses cuma-cuma yg Alea berikan untuknya.

Alea ikut mengeluarkan lidahnya dan membelit lidah Danang yg sok jago ingin mengeksplor mulutnya. Amatir yg baru lepas perjaka ini perlu dikasih pelajaran tentang unggah-ungguh dan sopan santun. Agar tidak seenakanya lagi main sambar bibir orang kedepannya nanti.

Lidah yg saling membelit tak bisa dihentikan untuk terjadi. Saling bertukar saliva terjadi diantara keduanya. Semakin detik berlanjut, semakin terlihat siapa yg lebih banyak jam terbang, skill dan juga ketangkasan.

Dalam adu mulut yg benar-benar adu mulut bermenit-menit ini, Alea keluar sebagai pemenenang sejati.

Seringai puas langsung tertampil di wajah Alea yg sudah memerah parah. Dan Danang yg tak lagi punya muka pun langsung berubah jadi ninja dengan cepat menghilang dari depan Alea.

Danang lari tunggang langgang keluar dari kamar. Dan dalam beberapa detik berikutnya, suara keras dari pintu apartemen yg tertutup pun terdengar ditelinga Alea yg kontan terbahak sangat puas.

Pro player dilawan!




,_,_,_,_,_,_,





Tak ada lagi kesininan pada keduanya. Emosi dan kebencian menghilang begitu saja. Nada tinggi berangsur turun, terlalu turun hingga menghasilkan suara pilu tangis menyayat hati.

Untuk beberapa saat Virgo dan Keyra terus berpelukan, tentu dengan airmata yg mengalir deras tanda kesedihan. Kebencian Keyra pada Virgo sirna begitu saja. Karena sejatinya memang tak ada yg bisa ia benci dari sosok yg selalu menenangkannya dikala sedih melanda.

Kebenciannya pada Virgo tidaklah nyata. Kemarahannya juga hanyalah pura-pura. Semuanya hanya ilusi yg tak pernah dan takkan bisa terjadi. Ia terpaksa melakukannya, sebab hanya Virgo yg bisa ia jadikan pelampiasan rasa sakit dan frustasi setelah apa yg terjadi.

Tak bisa di pungkiri, sampai sekarang Virgo masih menjadi satu-satunya sosok yg bisa membuatnya merasa nyaman, tenang dan aman. Belum ada sosok lain yg sanggup memberikan semua itu, apalagi menggantikan. Virgo adalah penopangnya, pria yg sampai saat ini masih memegang posisi utama dalam hati, bahkan melebihi ayahnya sendiri.

Justru yg sebenarnya terjadi adalah, Keyra sangat membenci dirinya sendiri. Benci dengan dirinya yg masih mencintai sosok Virgo padahal tahu perasaannya tidaklah berbalas. Ia benci dengan dirinya sendiri karena masih menjadikan Virgo sebagai pria utama, meski jelas Virgo tak melakukan hal sebaliknya.

"Mas," Pelan Keyra memanggil. Hangat pelukan Virgo berhasil membuatnya tenang sekarang. "Aku mau jujur dan minta satu hal sama kamu." Sedikit gestur Keyra berikan agar melepaskannya, supaya mereka bisa berbicara tentang semuanya.

Virgo yg mengerti pun menguraikan pelukannya dengan berat hati. "Apa itu?"

Keyra tak langsung berbicara mengatakan permintaannya. Ia lebih dulu menatap lekat-lekat wajah Virgo yg membalas dengan tatapan kebingungan. Hatinya berdenyut nyeri dalam keterdiaman, tanda sebuah penolakan atas apa yg otaknya sedang pikirkan.

Bohong jika ia mengatakan sudah hilang perasaan pada sosok didepannya ini. Dengan jelas ia masih merasakan nyaman dan kehangatan saat Virgo menyentuhnya. Begitu juga jantungnya yg berdetak cepat dan hatinya yg kembali merasa utuh. Itu sudah cukup menjadi bukti nyata, bila ia masihlah mencintai pria yg tak pernah membalas cintannya ini.

Bahkan hatinya saat ini dengan lantang menyerukan tak ingin menjauh dengan sosok Virgo. Dan tololnya, ia sangat ingin mengiyakan. Pengaruh Virgo dalam kehidupannya sudah terlalu dalam dan kuat selama ini. Sehingga ia tak bisa begitu saja mengenyahkan sosoknya dari dalam hati.

Yah, ia memang bodoh karena masih cinta dengan sosok yg tak membalas hal sama, sosok yg justru menyakitinya. Tapi semua akan berakhir sebentar lagi. Harus ada yg mengakhiri penderitaan mereka yg sama sekali tak mengenakan ini.

"Tau ngga Mas," kembali Keyra membuka mata. Senyumnya terbit dengan indah, menampilkan lesung pipi yg menambah kesan manis di wajah. "Tiap kali aku liat kamu, hati aku selalu sakit." jari Keyra menunjuk dadanya. "Dan tiap kali aku liat kamu, aku selalu sedih Mas. Aku selalu ngerasa bersalah sama dia."

Cukup sudah setahun ini ia menumbuhkan benci pada Virgo yg tidak benar-benar bisa ia benci. Bukan melupakan, yg ada ia justru semakin larut dalam kesedihan. Sosok Virgo sama sekali tak bisa ia enyahkan. semakin lekat menempel dalam ingatan disaat berusaha ingin menghilangkan.

Metode melupakan dengan cara membenci tak berhasil di terapkan. Jadi satu-satunya cara yg tersisa adalah berbicara jujur tentang apa yg ia alami dan rasakan. Seperti yg disarankan oleh orang yg selalu mendengar curhatannya.

Ya, ini waktunya. Sekarang saatnya untuk meluapkan semuanya hingga tak tersisa. Mengutarakan apa yg mengganjal dalam hati dan kepala. Memberitahu apa yg dirasa dan pikirkan tentang semua yg ada.

"Kejadian itu berpengaruh besar sama aku Mas. Terutama mental aku." Keyra menarik tangan Virgo yg berada di wajahnya dan memilih untuk menggenggam erat dengan kedua tangan. "Aku ngga bisa tidur tiap malem karena selalu kebayang hari itu. Gitu juga pas lihat wajah kamu. Aku tersika Mas, makanya aku milih buat tiba-tiba pergi."

Jadi itu alasan sebenarnya kenapa Keyra tiba-tiba pergi, Virgo mengerti sekarang.

Yah, Seseorang yg nyaman dengan sesuatu pasti akan mempertahankan. Ibarat suka dengan masakan disebuah restoran, pasti kita akan kembali lagi untuk mencicipi.

Itu menjadi masuk akal sekarang. "Ternyata bener ya," sekuat tenaga Virgo menahan diri untuk tak mengeluarkan air mata. Memilih untuk mencoba tersenyum walau hasilnya tentu tak sejalan. "Aku cuma bisa nyakitin kamu."

Buru-buru Keyra menangkup wajah Virgo yg berangsur tertunduk. "Engga Mas, kamu kasih segalanya buat aku. Kebahagian, rasa nyaman dan aman. Juga kasih sayang." kecuali cinta. "Dan aku masih bisa rasain itu sampai sekarang."

"Kamu ngerasa gitu?" semilir angin segar membelai wajah Virgo yg kini tersenyum tipis. Pengakuan Keyra memunculkan sebuah harapan baru untuknya. Harapan akan mereka yg bisa kembali bersama-sama lagi.

Anggukan yakin Keyra berikan dengan senyum manis yg setia bertahan.

Senyum Virgo semakin lebar. Keyakinannya tentang mereka bisa kembali bersama bertambah kuat. "Kalo gitu kita bisa mulai semuanya lagi kan? Kita bisa bareng lagi kayak dulu."

senyum Keyra sontak hilang berganti kebingungan. "Maksudnya Mas?"

"Iya, kita bisa balik kayak dulu kan? Kita bareng-bareng lagi sekarang." jelas Virgo lagi sambil meraih tangan Keyra yg di genggam erat-erat kemudian. "Kamu bilang bahagia sama aku. Jadi kita bisa bareng-bareng lagi."

Keyra paham maksud Virgo sekarang. "Mas, kayaknya kamu salah paham." tangannya yg sedang Virgo genggam Keyra tarik secara perlahan. "Bukan gitu maksudku Mas. Kita ngga bisa kayak dulu lagi."

Giliran Virgo yg sekarang tak paham."Kenapa Key? Bukannya kamu bahagia sama aku? Aku janji bakal buat kamu lebih bahagia dari dulu."

Terdengar menggiurkan dan sangat meyakinkan untuk Keyra. "Aku tetap ngga bisa Mas." namun ia tetap tak bisa mengiyakan. "Tadi aku udah bilang sama kamu, kalau setiap ngelihat kamu pasti aku selalu inget lagi kejadian itu."

"Aku juga selalu keinget Key, bukan kamu aja."

"Makanya itu kita ngga bisa bareng-bareng lagi Mas!" sergah Keyra sedikit meninggi. "Aku pengen lupain semuanya Mas, karena itu nyiksa batin aku banget. Dan kalau kita bareng-bareng lagi, itu bakal jadi mustahil buat di lupain. Aku ngga kuat."

"Aku bisa bantu kamu Key," Virgo tak ingin menyerah begitu saja. "Itu jadi lebih mudah dilewatin kalo kita bareng-bareng."

"Gimana kamu bisa bantu kalau penyebab aku gini itu kamu Mas?" lirih Keyra tanpa daya. Kembali matanya berkaca-kaca. "Aku mohon, Mas. Sumpah aku ngga kuat lagi."

Kepala Virgo tertunduk lesu seketika. Ikut sedih dan merasa semakin bersalah pada Keyra. "Apa aku ngga bisa dapat kesempatan terakhir Key?" Virgo masih ingin memperjuangkan Keyra. Ingin memperbaiki semua kesalahan di masa silam, karena itulah selama ini ia bertahan. "Aku cinta banget sama kamu Key, makanya aku bisa sekuat ini berjuang cari kamu."

Sekuat tenaga Keyra menahan diri untuk tak kembali minitikan air mata. Melihat Virgo memohon seperti itu membuatnya terenyuh dan merasa kasihan. Sungguh ia percaya perjuangan Virgo untuk menemukannya sangatlah tidak mudah. Namun ia tetap tak bisa mengiyakan meski sangat ingin melakukan.

Masih jelas menempel di otaknya satu perkataan Virgo dulu. Yaitu, bila cintamu terasa menyakitkan, maka hanya ada satu hal yg harus kamu lakukan, tinggalkan.

Dan itulah yg sedang ia lakukan. Meninggalkan cintanya yg menyakitkan. "Kamu beneran cinta sama aku Mas?"

Cepat Virgo meneggakan kepala denga sedih yg semakin dirasa. "Kamu masih ngga percaya Key? Harus berapa kali aku bilang 'aku cinta sama kamu' biar kamu percaya?"

"Kalau gitu buktiin kalau kamu benar-benar cinta sama aku Mas."

"Gimana? Apa yg harus aku lakuin?" tanggap Virgo cepat. Apapun akan ia lakukan jika memang Keyra butuh pembuktian.

"Dengan jangan temuin aku lagi."

Mata Virgo terbelalak ngeri atas ucapan Keyra. "Apa-apaan kamu Key!" rahang Virgo mengerat menahan emosi. " Ngga bakal aku iyain permintaan konyol kamu itu." lanjut Virgo dengan sinis.

Sama sekali Keyra tak merubah ekspresinya. Masih tetap tenang seperti tak ada apa-apa. "Kalau gitu terpaksa aku yg bakal pergi Mas."

"Keyra!"

"Atau kamu bisa bunuh aku aja kalau mau." tambah Keyra dengan senyum manisnya. "Itu pilihan ketiga."

Virgo tercenung, sama sekali tak menduga kata-kata itu bisa keluar dari mulut Keyra.

Dari ketiga pilihan yg diberikan, satupun tak ada yg bisa membuat mereka bersama. Semuanya perpisahan, hal yg sangat tidak Virgo inginkan.

"Demi tuhan kita ngga bisa bareng-bareng lagi Mas. Itu cuma bakal nyiksa kita lebih dalem lagi. Makanya aku ngga kasih pilihan buat kita bersama." dengan tenang Keyra menjelaskan. "Kita bakal dan harus ngejauh apapun yg terjadi. Tapi aku ngasih kamu kesempatan buat ngerubah sudut pandang dan kepercayaan aku tentang kamu."

Walaupun sedang kalut dan ingin sekali marah, nyatanya Virgo tetap menyimak penjelasan Keyra dalam diam.

"Kita tetap bakal ngejauh Mas. Bedanya, kamu yg harus ngejauh kalau kamu pengen buktiin cinta kamu. Atau, aku yg bakal ngejauh dengan pemikiran kalau kamu ngga cinta sama aku. Cuma itu bedanya Mas. Pergi bawa perasaan bahagia, atau dengan terpaksa."

Penjelasan Keyra bisa Virgo mengerti. Sangat-sangat bisa dimengerti malah. Mengerti kalau mereka tidak bisa bersama. Mengerti jika tidak ada kesempatan untuknya. Juga mengerti bahwa perjuangannya ternyata adalah hal yg sia-sia.

"Aku percaya tuhan itu ada, walaupun aku benci dia."

"Mas!" lerai Keyra atas omongan ngawur Virgo. Namun Virgo sama sekali tak menggubris dan tetap melanjutkan kalimatnya yg belum tuntas.

"Dan demi 'dia' yg aku benci, sumpah aku cinta sama kamu Keyra."

Keyra memejamkan mata perlahan. Menelisik hatinya sendiri yg kini terasa nyaman dan tenang setelah ucapan Virgo barusan. Ketulusan dan kesungguhan bisa ia rasakan dari ikrar pernyataan cinta Virgo.

"Dan karena aku pengen kamu bahagia sekaligus sebagai bukti kalau aku bener-bener cinta kamu," oksigen Virgo hirup kuat-kuat, dadanya mulai merasa sesak hingga ingin meledak. "Aku janji ngga bakal muncul lagi di depan kamu Key. Biar aku yg ngejauh, kamu cukup jalanin hari-hari dengan tenang dan bahagia."

Sekarang Keyra sangat yakin telah memiliki cinta Virgo di hatinya. "Makas-"

"Tapi janji satu hal sama aku." buru-buru Virgo menambahi. Ingin cepat menyelesaikan ini dan segera pergi. Ia tak akan sanggup jika lebih lama lagi. "Janji sama aku, kalau setelah ini kamu bakal bahagia dan bisa lupain atau berdamai dengan semuanya."

Senyum tulus Keyra kembali terbit. Salah satu hal favorit yg takkan bisa Virgo lihat lagi setelah ini. "Aku janji."

"Dalam keadaan apapun,"

"Dalam keadaan apapun." ulang Keyra mengikuti.

Virgo menatap dalam-dalam pada Keyra. Mengamati dan memindai secara seksama wujud Keyra untuk disimpan dalam ingatanya. Agar kelak ketika merindukan, ia bisa menggali ingatan yg takkan mungkin bisa dilupakan.

"Dan dengan siapapun." lirih Virgo dengan senyum tulus.

"Dan dengan siapapun."

"Great." puas Virgo yg langsung mendongakkan kepala keatas. Memejamkan matanya kuat-kuat menolak untuk menangis lagi. Setidaknya sampai Keyra tak lagi ada didepanya. "Sekarang kamu bisa pergi Key."

"Kamu juga harus janji sama aku Mas."

"Please, Key." lirih Virgo memohon dengan sangat. "Jangan mikirin aku, ngga usah khawatir. I'll do same with you. Cukup lupain aku aja."

"Iya." Keyra mengangguk paham meski Virgo tak bisa melihatnya. "Aku pergi."

Dan walaupun sudah berpamitan seperti itu, nyatanya Keyra tak kunjung melangkahkan kaki. Entah kenapa tiba-tiba ia terasa berat melangkah dan urung beranjak pergi. Mungkin ia menunggu Virgo memberikan tatapan terakhir, dan bukan mendongak keatas tak mau melihatnya.

Begitupun pada Virgo yg setia tak ingin membuka mata karena belum mendengar langkah kaki Keyra.

"Aku mohon Key." ia sangat yakin Keyra masih didepannya.

"Iya," akhirnya Keyra menggerakkan kaki juga. Bukan pergi, namun melangkah kedepan mendekati hingga tubuh keduanya menempel kembali.

"Key-"

Dengan kuat Keyra memaksa kepala Virgo agar menunduk. Lalu setelahnya, Virgo yg matanya masih erat terpejam pun bisa merasakan benda lembut menempel pada bibirnya.

Keyra mencium Virgo.

Bibir yg saling bersentuhan membuat mereka saling bisa merasakan walau tanpa sebuah pergerakan. Bukan rasa di bibir yg dimaksudkan, tapi adalah rasa yg tersalur lewat sentuhan. Dari mulai kasih sayang, rasa nyaman, hingga cinta dan tentunya kesedihan akan perpisahan.

Tangan Virgo terkepal dengan sangat erat, melarang diri agar tak meraih tubuh Keyra dan menahan pergi. Begitu pula Keyra yg ikut menguatkan hati agar tak mengeluarkan tangis lagi.

Tepat sepuluh detik. Dan hanya sepuluh detik adegan berciuman itu terjadi, sebelum akhirnya Keyra menarik diri dan kembali menatap Virgo yg setia tak mau membuka mata untuk terakhir kali.

Untuk terakhir kalinya kembali Keyra memindai wajah pria yg sangat di cintainya ini. Hingga akhirnya ia mengangguk sekilas dengan senyum manis yg tak bisa Virgo lihat.

"Aku cinta kamu Mas." Kata Cinta terakhir Keyra untuk Virgo.

Segera setelah berucap itu Keyra melangkahkan kaki dengan berlari bersama tangis yg tak bisa di bendung lagi.

Yakin sudah mendengar langkah kaki menjauh, barulah Virgo membuka matanya dengan setetes air yg ikut turun dari sana. Segera ia mengedarkan pandangan kesekitar hingga bisa menemukan sosok yg tengah berlari menjauh.

Terus Virgo mengamati sosok Keyra yg kian menjauh dengan air mata yg semakin banyak luruh. "I do love you Keyra Eleonora."

Sesaat setelah Keyra menghilang dalam halangan kendaraan, tubuh kuat Virgo yg selama ini banyak merasakan kesakitan pun luruh jatuh terduduk. Sakit tubuhnya yg mengahantam beton sama sekali tak terasa. Kalah dengan rasa sakit hatinya yg amat menyesakkan dada.

"I do love you." lirih Virgo memuluk kakinya yg sudah tertekuk. Menyembunyikan wajah dalam celah tangan dengan tangis yg makin tak bisa tertahan.

Baik Keyra maupun Virgo ternyata tak ada yg sadar jika tak jauh dari mereka ada sosok yg memperhatikan dari tadi. Mendengar hampir semua yg mereka bicarakan. Apik bersembunyi disebelah mobil meski niat awal hanya ingin ke mini market depan.

Bila tadi memilih lewat lift depan, pastilah ia takkan bisa melihat hal luar biasa yg sama sekali tak pernah diduga-duga. Bagaimana cinta yg katanya menyenangkan ternyata ada sisi kelam dan menyakitkan dibaliknya. Seperti uang koin yg mempunya dua wajah, begitu juga cinta yg ternyata mempunyai dua hal berbeda.

Memastikan dirinya pulih dari keterkejutan yg dilihat dan didengar, segera sosok itu keluar dari persembunyian dan cepat berjalan menuju pria yg sedang terduduk memeluk kaki.

Larut dalam kesedihan membuat indera Virgo tumpul dan tidak sensitif. Otaknya eror memproses data yg disampaikan bagian tubuh berupa suara. Sama sekali tak sadar jika sudah ada satu sosok yg berdiri tepat didepanya. Sosok yg sedang menunduk memandanginya dengan raut kesedihan dan keprihatinan.

"Lo orang terkuat yg pernah gue kenal. Dari lo gue dapet banyak hal tentang yg namanya perasaan. Gimana cara mencintai seseorang dengan hebat. Memegang janji dengan kuat. Bertahan dan terus berjuang dengan secuil harapan. Dan yg paling keren, melepaskan demi kebahagiaan pasangan."

Suara yg tak asing lagi di terdengar ternyata cukup ampuh membuat Virgo menegakkan kepala hingga menatap lurus kedepan.

"Gue cinta sama dia Nang." lirih Virgo menerawang lurus kedepan.

"Gue bisa lihat itu." angguk sang pria yg tentu siapa lagi kalau bukan Danang seorang.

"Dia satu-satunya orang yg gue cinta dan jadiin segalanya."

Danang mengulurkan tanganya tepat di depan Virgo. Ingin membantu sang sahabat agar berdiri dari kejatuhannya. "Gue bisa simpulin itu dari yg gue denger tadi."

Ketika akhirnya Virgo mendongakan kepalanya, Danang yg bisa melihat raut wajah Virgo pun tak kuasa menahan kesedihan yg mendalam. Sahabatnya yg sehari-sehari selalu kuat terlihat sangat rapuh sekarang. Sosok sahabat yg biasanya menguatkan dan memberinya nasihat kini malah hancur berantakan. Ternyata sangat mengerikan memang sebuah hal yg bernama cinta.

Tidak seperti dirinya yg akhirnya menemukan muara bernama Alea, Hal beberbeda justru terjadi pada perjuangan sahabatnya dalam kurun waktu yg bersamaan.

Lelucon macam apa yg sedang semesta berikan? Kenapa Virgo tidak mendapatkan akhir yg sama seperti yg ia dapat sebelumya?

Demi apapun ini tidak lucu sama sekali wahai semesta!

"Lo denger semuanya Nang?" dengan punggung tangan Virgo mengusap wajahnya secara asal. Lalu setelahnya menerima uluran tangan Danang yg sigap menarik membantunya berdiri.

"Cuma sebagian." dalam diri Danang sangat merasa bersalah pada Virgo yg tak bernasib sama sepertinya. "Gue mau ke mini market depan beli cemilan. Tapi ngga sengaja lihat lo sama seseorang tadi. Sorry kalo gue nguping."

"Ngga papa." maklum Virgo tersenyum tipis. "Gue balik ya? Udah sore."

Danang sangat salut dengan akting Virgo yg bisa cepat bisa bersikap seolah tak terjadi apa-apa. "Ngga mau mampir dulu? Gue ada bir di kulkas. Kaleng sih tapi." dalam kekacauan hati yg coba disembunyikan, Danang sangsi Virgo bisa mengendarai motor dengan benar. "Ada Alea sih tapi. Pasti di ceramahin dulu."

Tawa kecil keluar dari Virgo yg kembali teringat kejadian saat bertemu Alea siang tadi. Dari ekspresi Danang yg jauh berbeda darinya, bisa ia simpulkan nasib cinta sahabatnya pun juga berbeda. Syukur lah bila perjuangan penuh rasa sakit yg Danang lakukan mendapat hasil sepadan. Sungguh ia turut berbahagia.

"Thanks udah nawarin. Tapi gue harus jemput kakak gue di kantor." Sedikit kebohongan Virgo lakukan dengan membawa nama Nessa. Tak apalah, sekali-kali saja.

"Serius lo?" sangsi Danang agak khawatir. "Mampir dulu deh. Hubungin kakak lo suruh grab aja sekali."

"Gue oke Nang, ngga usah khawatir." senyuman Virgo berikan tanda baik-baik saja. "Kapan-kapan gue ceritain semuanya."

Helaan napas pelan Danang keluarkan. Ia tak bisa memaksa Virgo lebih dari ini. Terkadang kesedihan memang harus di obati dengan kesendirian. "Yaudah. Hati-hati lo."

"Thanks." tepukan kecil Virgo berikan di pundak Danang sebagai perpisahan, kemudian berjalan menuju motor yg terparkir tak jauh di depannya.

Mata Danang setia mengawasi semua pergerakan Virgo. Dari memakai helm hingga naik ke atas motor. Juga dari memutar kunci sampai menghasilkan suara mesin yg keras berbunyi.

Bunyi klakson dua kali Virgo berikan tanda berpamitan. Dan setelah anggukan Danang berikan, barulah motor mulai berjalan pelan mengikuti arah yg tertera di atas lintasan parkiran.

Hari ini sangat melelahkan untuk Danang. Banyak hal yg terjadi dalam kurun waktu beberapa jam. Menguras tenaganya dalam bentuk berbagai macam. Tapi dilain sisi juga banyak hal yg patut dijadikan contoh dan pelajaran.




"Cinta itu murni, namun punya banyak sisi. Jika beruntung, kamu bertemu dengan seseorang pada sisi bahagia. Tapi jika tidak, maka pergilah segera, karena itu hanya akan membawa sengsara."

~J_bOxxx~
 
Suwun hu... mantab

Yg bikin penasaran adalah kenapa virgo yg menekan keyra harus ****** anak mereka apa karena desakan bapaknya keyra atau melihat masa depan keyra gak mungkinkan kayaknya sosok virgo sosok pk apalagi keyra gak menuntut tanggung jawab dan virgopun merasa bersalah dan mimpi buruk kepanjangan ada misteri di ****** mereka nih.....

Lanjuuuuutttttt
 
Suwun hu... mantab

Yg bikin penasaran adalah kenapa virgo yg menekan keyra harus ****** anak mereka apa karena desakan bapaknya keyra atau melihat masa depan keyra gak mungkinkan kayaknya sosok virgo sosok pk apalagi keyra gak menuntut tanggung jawab dan virgopun merasa bersalah dan mimpi buruk kepanjangan ada misteri di ****** mereka nih.....

Lanjuuuuutttttt
Asli sependapat sama suhu satu ini, jadi makin penasaran
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd