PAGI itu Ran bangun kesiangan maka dia memutuskan untuk sekalian saja ijin satu hari dari kantor.
Setelah dua tahun menduda dan di waktu yang sama tak merasakan nikmatnya wanita, kemarin hampir saja dia bisa kembali menyalurkan hasrat biologisnya.
Ran sangat mengerti alasan Laila, dia menghargainya. Untuk itu dia semakin mengagumi sang kekasih. Namun konsekuensinya kini dia merasa tanggung.
'Tau gini dia terima tawaran oral dari Laila,' ujarnya dalam hati menyesali. Sudahlah, sudah terlanjur. Masih ada cara lain untuk menuntaskan rasa tanggung ini.
Ran beranjak dari sofa, naik ke atas menuju kamarnya.NTak sampai sepuluh menit Ran kembali ke ruang tengah membawa sebotol
wine dan gelas di tangan. Usai meletakkan di atas meja, dia pun tampak sibuk mengoneksikan TV ke
tablet yang juga dibawanya.
"Obat mujarab untuk kentang (kena tanggung)," ujarnya tersenyum. Dengan TV menayangkan film
bokep, Ran pun 'menghibur' dirinya sendiri.
"Woi!!! Siang-siang
ngocok sendiri!"
Hampir saja Ran terlonjak dari sofa karena terkejut. Refleks tangannya meraih bantal sofa menutupi kemaluannya yang mengacung bebas, mematikan TV lalu menoleh.
"Sa-sarah?
Ngapain kamu ke sini?" semburnya kesal. Ternyata mantan istrinya lah yang datang mengagetkan.
Sarah menjelaskan bahwa dia baru saja mengantar suaminya ke bandara, lalu berniat ke kantor Ran untuk mengajak makan siang. "Kata orang kantor kamu ijin sakit makanya aku ke sini.
Nggak taunya..." lanjut wanita itu cekikikan, lalu dengan santainya memutari sofa dan duduk di sebelah Ran.
"
Emang kamu
nggak kerja?" tanya Ran, matanya tanpa lepas mengikuti Sarah.
"Cuti. Tadinya
mo ikut mas (suaminya) tapi
nggak jadi," jawabnya enteng mengambil gelas
wine Ran yang masih terisi penuh, lalu menenggaknya.
Ran hanya bisa menggelengkan kepala. Wanita, yang pernah menjadi teman hidupnya itu, ternyata tak berubah, masih saja
cuek. Well, mungkin hanya sifatnya saja. Secara fisik Sarah tampak gemukan. Apalagi cara berpakaiannya hari itu, jauh lebih berani dibanding ketika menjadi istrinya.
Hari itu Sarah mengenakan sebuah atasan tipis warna
softpink. Blus,
tanktop, gaun? Entahlah. Ran tak mengerti
fashion untuk tau apa nama pakaian Sarah.
Satu hal yang pasti pakaian itu sangat seksi, terbuka di bagian punggung, menggantung di tubuh Sarah dengan tali kecil, di masing-masing pundak mulusnya.
Ran tau Sarah tak mengenakan BH, belahan payudaranya tampak menantang, tak tertutup oleh atasan yang berdada sangat rendah. Pria itu bahkan bisa melihat puting kecil Sarah terceplak di balik bahan tipis pakaian.
Menambah keseksian Sarah. Wanita itu memadukan atasan yang dikenakan dengan celana pendek ketat berbahan jeans, yang sangat mini hingga memamerkan kedua paha mulus.
Tak ayal, Ran yang memang sedang bernafsu merasakan birahinya semakin terpancing oleh penampilan Sarah. "Kenapa? Tambah
horny ya
liat aku?" godanya, tau Ran sedang menjelalati tubuhnya.
"Sial! Ya iya lah.
Sapa juga yang
nggak horny liat penampilan kamu. Lagian laki
lo nggak marah apa?" gerutu Ran menjawab.
"
Nggak.
Kan aku dandan begini buat dia. Lagian
nggak ada yang
liat. Aku
kan baru turun dari mobil di depan rumah," jelas Sarah santai.
Tanpa Ran mampu menghentikan, Sarah tiba-tiba merampas
remote di tangannya lalu menyalakan TV. Tak lama adegan persetubuhan, yang sebelumnya pria itu tonton, kembali muncul di layar.
"Masih
aja suka nonton beginian. Makanya
cepetan kawinin pacar kamu biar ada pelampiasan," ujar Sarah, kemudian menopangkan dagu pada tangan, sembari menatap layar TV.
Sarah memang tau hubungannya dengan Laila. Beberapa bulan yang lalu, Ran pernah saling memperkenalkan keduanya.
"
Nggak juga?" Ran membela diri.
"Kebetulan
aja aku lagi
pengen," lanjutnya ikut menonton.
Tak ada respon dari Sarah maka Ran pun melirik ke samping, merasakan desiran hangat yang muncul saat memandang kemontokan mantan istrinya sebelum matanya kembali ke layar TV.
Selama beberapa menit, baik Ran maupun Sarah tak berbicara, fokus menatap TV yang mempertontonkan adegan oral pemeran wanita pada pasangannya.
"Sar..." panggil Ran memecah kebisuan di antara mereka.
"Hhmmm? Kenapa?" tanya mantan istrinya sambil menengok.
"
Bantuin aku
dong...
nggak tahan
nih."
Sarah melongo mendengar permohonan itu. Jangankan wanita itu, Ran sendiri kaget, nafsu yang tak tersalurkan ternyata membuatnya meminta tanpa pikir panjang.
"Gila kamu. Aku
kan sekarang istri orang.
Ngocok aja sendiri sana," semprot Sarah.
Mendengar itu Ran pun nekat. Maka dia mengangkat bantal yang sedari tadi ada di pangkuannya. Dengan segera
kontolnya mengacung keras dalam tatapan Sarah yang langsung merona dan memalingkan wajah. "Ya
udah aku
ngocok sendiri," ujarnya.
Adegan di TV pun kian panas. Sepanjang waktu berselang Ran dengan sengaja membelai
kontolnya sendiri di sebelah Sarah. Dia tahu wanita itu mulai bernafsu, terlihat dari nafas yang semakin berat, dan duduknya yang tampak gelisah. Sesekali pria itu memergoki mantan istrinya itu melirik ke arah selangkangannya.
"Ampun
deh nih cowok," omel Sarah akhirnya tak tahan oleh pancingan mantan suaminya itu. "
Sepong aja ya dan cuma kali ini
aja. Awas
kalo laki
gua tau."
Segera setelah berkata seperti itu, Sarah menggeser duduknya semakin mendekat, mengambil alih bantang
kontol Ran sembari membalas senyum kemenangan pria itu. Menyampirkan rambut panjangnya ke belakang telinga, wanita itu pun menundukkan kepala, dan mulai mengoral sang mantan suaminya.
"Enak Sayang?" tanya Sarah di sela-sela kuluman dan jilatannya.
Ran tersenyum. Sudah lama sekali dia tak mendengar panggilan itu. "Iya Sar. Enak banget. Terus Sarah,
isep aku
sampe keluar."
Sejujurnya Ran merasa sangat bersalah pada suami Sarah dan Laila. Namun pria itu dengan cepat menepiskannya, kembali menikmati tiap hisapan dan jilatan yang diterimanya. "Uuhhh Sarah. Aku
nggak tahan.
Please Sar,
masukin memek kamu."
Sudah terlanjur, sekalian saja dia nekat meminta lebih. Tadinya dia pikir Sarah akan menolak, bahkan mungkin malah marah dan tak mau melanjutkan. Namun Sarah justru tersenyum lalu berdiri dan mulai menanggalkan celana pendeknya.
Sarah lalu mengangkangi pangkuan Ran sembari kembali meraih
kontol pria itu lalu mengarahkan ke belahan
memeknya, tak lupa sebelumnya menggeser tali
g-string yang menghalangi, dan mulai bergerak turun.
Slep... kepala
kontol Ran berhasil masuk. Meski agak sulit dan seret, Sarah terus menekan ke bawah hingga batang perkasa Ran bersarang penuh di liang vaginannya.
"Aaakkhhh..." keduanya pun mengerang bersamaan, menikmati kemaluan pasangan bersetubuh mereka.
"Ohh Sarah. Enak banget Sar," racau Ran.
"Iya sayang.
Kontol kamu juga. Lebih enak dari suamiku," balas Sarah memuji yang membuat Ran tersenyum bangga.
Ran tak menunggu, dengan segera wajahnya maju untuk mengulum salah satu sisi payudara Sarah, sedang sisi lainnya menerima remasan dan pilinan dari pria itu. Bersamaan dengan itu mantan istrinya ikut bergerak, memajumundurkan pantat serta pinggul di pangkuannya, yang membuat batang
kontolnya bergesekan dengan dinding vagina Sarah.
Begitu dimulai, persetubuhan itu langsung berlangsung dengan liar, baik Ran maupun Sarah saling melampiaskan kerinduan mereka pada nikmatnya kemaluan satu sama lain, dan membayar waktu yang hilang sejak pertengkaran serta perceraian mereka.
Ran yakin, atau lebih lepatnya berusaha meyakinkan dirinya meski dia masih menyayangi Sarah, sebagaimana perasaan wanita itu padanya, namun ini bukanlah cinta. Persetubuhan ini tak lebih dari sekedar pelampiasan nafsu seks mereka.
Panas menggairahkan, pergumulan Ran dan Sarah berlangsung singkat. Hanya belasan menit setelah mantan istrinya melesakan
kontolnya, wanita itu mengalami orgasme pertama di atas pangkuannya. Hanya berselang beberapa menit, Sarah kembali nendapatkan klimaks, kali ini dengan Ran menyodok dirinya, yang berlutut menungging, dari belakang.
Dan akhirnya Ran pun menyusul. Mengerang memberi peringatan, pria itu mencabut
kontolnya dari liang vagina Sarah, yang langsung berbalik untuk menggenggam batang itu, dan mengocoknya dengan cepat.
Sang mantan istri kemudian membuka mulut bersiap menerima semburan sperma Ran yang hanya dalam hitungan detik muncrat memenuhi mulutnya. Tanpa rasa jijik Sarah menelan cairan dari Ran, tak mempedulikan sebagian di antaranya yang mengotori wajah hingga rambutnya.
Persetubuhan terlarang dua orang yang pernah membina rumah tangga itu pun berakhir dengan keduanya secara bergantian membersihkan diri di kamar mandi.
Usai keduanya menikmati makan siang dengan masakan buatan Sarah, wanita itu kemudian mohon diri, meninggalkan Ran dengan sedikit penyesalan yang muncul dalam hati, karena perselingkuhan itu sampai terjadi. Meski begitu, sebagian dirinya berharap yang terjadi hari ini hanyalah sebuah awal.