TIGA
Dari kafe Ungu ke rumah Hairani di Kompleks Pandan Wangi sebetulnya bisa ditempuh dengan 35 menit saja. Tapi malam Sabtu itu, jalur Padalarang Bandung macetnya minta ampun. Antrian kendaraan bahkan berhenti total selama hampir 10 menit.
Brian menguap saking bosannya.
"Biar gantian Teteh yang nyetir, Brian istirahat dulu." Kata Hairani.
"Jangan Teh, nanti salah pegang kopling." Kata Brian dengan senyum nakal.
Hairani terkikik.
"Masa sih bisa salah."
"Bisa aja. Soalnya koplingnya yang sengaja minta dipegang." Berkata demikian Brian menarik tangan Hairani ke selangkangannya.
"Aduh, koplingnya udah panas. Takut ih nanti meledak."
"Jangan takut Teh, ledakannya engga bahaya koq."
"Yang bahaya bukan ledakannya tapi jotosannya. Bikin nagih."
"Aduh Teteh, Brian jadi gak nahan nih."
"Ssssttt... sabar yah. Sebentar lagi juga sampai."
"Entar boleh ngejotos ya, Teh."
Hairani melotot.
"Bukan boleh, tapi harus."
EMPAT
Setelah menempuh satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Hairani.
"Ayo cepet, keburu Mas To pulang." Katanya. Si Minah yang membukakan pintu gerbang, melirik Brian dengan lirikan kepo.
"Bi, bikinin kopi hitam dua ya. Sheila udah tidur?"
"Sudah, Bu."
"Kopinya nanti simpan di ruang tengah ya Bi."
"I ya, Bu."
"Ayo cepet sini." Kata Hairani, menyuruh Brian mengikuti perempuan itu memasuki sebuah kamar. "Ini kamar tamu. Cepat lepaskan celanamu."
Brian melepaskan celananya dengan ragu-ragu. Hairani dengan tak sabar membantu melepaskan celana jeans Brian dan celana dalamnya. Dia menatap kontol Brian yang belia. Walau agak sedikit kecewa dengan ukurannya, tapi karena kebeliaan kontol itu, maka Hairani dengan semangat melahapnya. Mengemutnya dengan pengalaman seorang perempuan matang yang tahu persis bagaimana memuaskan seorang lelaki.
"Akhh... Teteh... terusss."
Brian berdiri memepet dinding. Dia pasif. Dia yang katanya playboy, ternyata kalah pengalaman dan jam terbang. Atau mungkin karena nafsunya yang tiba-tiba hilang.
Hairani seperti sedang memperkosa seorang pemuda ingusan. Dia mendorong Brian ke ranjang hingga rebah. Melepaskan celana panjang dan celana dalamnya sendiri dan langsung menduduki Brian. Memasukkan batang kontol itu ke dalam lubang memeknya dan menggenjotnya.
Brian mengaduh dan mengerang.
"Tetehhhh... Brian mau ke luar."
"Ke luarin aja di dalam sayang, Teteh juga mau."
Oughhh!!! Crot crot crot.