Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG LELAKI YANG TERCABIK LUKA

Thanks updatenya suhu TS..
Menjembi itu apa yah, atau kaya gimana ya suhu TS? atau suhu suhu lain bisa bantu kasih tau

:pusing:
Ane google search ga ada..

:beer:
 
Bagai pinang dibelah dua ya.. antara brian dan sebastian?
Jadi siapa diantara mereka yang aslinya jawa tengah? #lupanamakotanya
Hekekek
:ampun:
 
TIGA

Dari kafe Ungu ke rumah Hairani di Kompleks Pandan Wangi sebetulnya bisa ditempuh dengan 35 menit saja. Tapi malam Sabtu itu, jalur Padalarang Bandung macetnya minta ampun. Antrian kendaraan bahkan berhenti total selama hampir 10 menit.

Brian menguap saking bosannya.
"Biar gantian Teteh yang nyetir, Brian istirahat dulu." Kata Hairani.
"Jangan Teh, nanti salah pegang kopling." Kata Brian dengan senyum nakal.

Hairani terkikik.
"Masa sih bisa salah."
"Bisa aja. Soalnya koplingnya yang sengaja minta dipegang." Berkata demikian Brian menarik tangan Hairani ke selangkangannya.
"Aduh, koplingnya udah panas. Takut ih nanti meledak."
"Jangan takut Teh, ledakannya engga bahaya koq."
"Yang bahaya bukan ledakannya tapi jotosannya. Bikin nagih."
"Aduh Teteh, Brian jadi gak nahan nih."
"Ssssttt... sabar yah. Sebentar lagi juga sampai."
"Entar boleh ngejotos ya, Teh."

Hairani melotot.
"Bukan boleh, tapi harus."

EMPAT

Setelah menempuh satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Hairani.
"Ayo cepet, keburu Mas To pulang." Katanya. Si Minah yang membukakan pintu gerbang, melirik Brian dengan lirikan kepo.
"Bi, bikinin kopi hitam dua ya. Sheila udah tidur?"
"Sudah, Bu."
"Kopinya nanti simpan di ruang tengah ya Bi."
"I ya, Bu."
"Ayo cepet sini." Kata Hairani, menyuruh Brian mengikuti perempuan itu memasuki sebuah kamar. "Ini kamar tamu. Cepat lepaskan celanamu."

Brian melepaskan celananya dengan ragu-ragu. Hairani dengan tak sabar membantu melepaskan celana jeans Brian dan celana dalamnya. Dia menatap kontol Brian yang belia. Walau agak sedikit kecewa dengan ukurannya, tapi karena kebeliaan kontol itu, maka Hairani dengan semangat melahapnya. Mengemutnya dengan pengalaman seorang perempuan matang yang tahu persis bagaimana memuaskan seorang lelaki.
"Akhh... Teteh... terusss."

Brian berdiri memepet dinding. Dia pasif. Dia yang katanya playboy, ternyata kalah pengalaman dan jam terbang. Atau mungkin karena nafsunya yang tiba-tiba hilang.

Hairani seperti sedang memperkosa seorang pemuda ingusan. Dia mendorong Brian ke ranjang hingga rebah. Melepaskan celana panjang dan celana dalamnya sendiri dan langsung menduduki Brian. Memasukkan batang kontol itu ke dalam lubang memeknya dan menggenjotnya.

Brian mengaduh dan mengerang.
"Tetehhhh... Brian mau ke luar."
"Ke luarin aja di dalam sayang, Teteh juga mau."

Oughhh!!! Crot crot crot.
 
LIMA

Sambil menginjak pedal gas, melajukan kendaraan dengan kecepatan pelahan, Brian menyalakan sigaretnya. Dia tidak habis pikir dengan dirinya sendiri.
"Seharusnya tadi menjadi pengalaman bercinta yang menarik." Pikir Brian. "Kapan lagi bisa menemukan STW yang mau ngentot dengan sukarela. Tapi mengapa tiba-tiba aku kehilangan semangat?"
"Apakah karena aku selalu teringat kepada Amel?"

Tiba di rumahnya, Brian langsung masuk ke kamar. Setelah mengganti baju dengan kaos dan celana pendek, Brian menyalakan laptopnya dan membuka sebuah situs porno. Menonton beberapa video yang dianggap menarik. Tapi entah bagaimana, Brian tidak terangsang.

"Jangan-jangan, aku punya kelainan."

ENAM

"Briaaaaannnnnnn!" Mami berteriak begitu pulang ke rumah.
"Ya, Mami. Ada apa?" Brian ke luar kamar dan mendekati Mami yang sedang bertolak pinggang di ruang tengah.
"Kamu tadi janji mau sebentar, kenapa sekarang pulang malam ha?"

Plak!!!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Brian.
"Kamu tahu gara-gara kamu mami jadi rugi. Mami terpaksa menemui kastamer memakai taksi, dan itu artinya mami telat. Dan telat berarti kehilangan duit, kamu ngerti?"

Brian diam. Menunduk.

Plak!!!
Sebuah tamparan lagi.
"Kamu mengerti tidak?"

Brian mengangguk.

Mami menjambak rambut Brian dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya mencengkram leher Brian di dekat rahang.
"Ngomong!!! Kamu mengerti tidak?"
"Brian mengerti, Mami."
"Awas kalau kamu ulangi lagi!"

Dua kali tamparan mendarat di pipi Brian. Mami menarik tangannya yang menjambak rambut Brian dengan keras dan melontarkan Brian terhuyung menubruk dinding. Brian jatuh menungging dan Mami mendekatinya. Menarik celana pendeknya sekaligus celana dalamnya. Memukuli pantat Brian yang putih sampai kemerahan.
"Ampun, Mami ampun."
"Dasar anak manja! Kamu harus dihajar biar mengerti tanggungjawab!"
"Ampun Mami ampun."

Mami terus memukuli pantat Brian sampai akhirnya Mami merasa lelah. Sambil menungging, Brian menutupi belakang kepalanya dengan ke dua tangannya. Rasa sakit yang menjalari tubuhnya ternyata memberikan sensasi yang aneh. Kontolnya menegang dan tiba-tiba dia memuncratkan pejuhnya dengan keras. Srrrrr.... crot! Srrrrr.... crot! Srrrrrr.... crot!
"Akhkhhhh.... mmaammmiiii....ammmpunhhhhh."

Brian meringkuk di lantai dan menikmati ekstasi kenikmatannya sendiri. Pejuhnya menggenang di lantai bagai air kubang jalanan di musim hujan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd