Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG LELAKI YANG TERCABIK LUKA

TUJUH

Pagi Sabtu itu tidak biasanya jalan Cikimiring dipenuhi oleh kesibukan yang aneh. Beberapa kendaraan seperti trailer, bus dan jeep melakukan konvoi di sepanjang jalan itu dan berhenti di rumah Pak RW yang halamannya paling luas. Sebagian lagi ada yang parkir di lapang Volley.

Brian terbangun oleh kegaduhan itu.

Dari jendela kamarnya dia melihat orang-orang demikian sibuk. Brian bertanya-tanya, apakah Pak RW sedang mengadakan hajatan atau apa. Tapi juga kelihatannya tidak. Soalnya orang-orang yang berdatangan banyak yang penampilannya aneh dan nyeleneh. Sebagian lainnya, tampil modis memikat. Ada yang cantik ada juga yang ganteng.

Seorang perempuan berusia sekitar 40-an datang belakangan menaiki motor gede. Dia memakai kaca mata hitam dan jaket kulit. Diikuti mobil polisi tetapi tanpa menyalakan sirine. Puluhan Hansip dari Kecamatan Lembang Selatan berloncatan dari sebuah mobil pick up.
"Ada apa ya?" Tanya Brian dalam hati.

Brian ke luar rumah sambil mengucak matanya, rambut panjangnya yang ikal tampak kusut dan berantakan. Perempuan itu berhenti di halaman rumahnya. Mermarkir moge, membuka helm dan melepas kacamatanya.
"Hey, tampan! Nitip moge gue ya." Kata perempuan itu. Brian melongo dan menatap STW yang kharismatik itu dengan terpana.
STW itu pun tak kalah menatap Brian dengan mata yang nanar.
"Brondong kampung yang segar!" Kata STW itu dalam hati sambil mengangkat tinggi kakinya dan ke luar dari duduk nyamannya di atas moge.

Beberapa orang kemudian mengerubuti STW itu sebelum dia sempat ke luar dari halaman rumah Brian.
"Bu, semuanya sudah siap." Kata seorang lelaki berkepala setengah botak dengan suara merdu dan manja. Dia menyerahkan corong pengeras suara kepada STW itu.
"Ah, elo! Selalu bilang siap tapi berantakan juga. Siapin semuanya buat briefing dulu."
"Baik, Bu." Katanya. Lelaki berkepala setengah botak itu sempat melirik ke arah Brian. Lalu dia memutar badannya dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat Brian tersenyum.

Brian jadi teringat kepada teman sekampusnya yang bernama Rio, yang selalu salah tingkah jika digodain. Gaya melambainya persis sama. Konon, menurut beberapa orang, Rio jatuh cinta kepadanya dan Brian tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

STW kharismatik itu mengalungkan corong pengeras suara itu di lehernya. Lalu dia dengan serius memelototi sebuah binder ukuran jumbo. Membuka-bukanya dengan pelahan dan mengangguk-angguk.

Sebelum pergi meninggalkan halaman itu, STW kharismatik itu sempat menatap Brian dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Tetapi Brian tidak tahu, apa itu maksudnya.

DELAPAN

Usai mandi, Brian mengenakan baju bermerk terbaik yang dimilikinya. Dia pergi ke luar dan melihat begitu banyak warga berkerumun di sepanjang jalan Cikamiring. Para Hansip dipimpin polisi, sibuk mengatur warga yang datang berbondong-bondong itu.
"Semua pemain siap di tempatnya masing-masing." Terdengar STW itu berkata melalui corong pengeras suara. Brian melihat STW itu duduk di sebuah kursi yang tinggi, mirip kursi wasit bulutangkis.
"Kamera siap?" Suara nyaring dari pengeras suara.
"Siap." Terdengar suara di kejauhan.
"Lighting siap?"
"Siap."
"Action!"

Lalu tiba-tiba ada seorang gadis cantik berlari di jalan yang sudah dikosongkan dari orang dan kendaraan yang lalu lalang, bajunya compang camping berantakan. Dia berlari sambil terisak-isak minta tolong.
"Tolooong." Katanya. Lalu di belakangnya ada seorang lelaki sangar tinggi besar, mengejar gadis itu.
"He he he... mau lari ke mana manis? Sini sama abang biar abang telanjangin...."

"Cut! Cut! Cut!" Kata STW itu. "Kamu hafal skenarionya tidak?Bukan begitu dialognya!" Kata STW itu dengan nada kesal. Lelaki sangar yang wajahnya tadi berekspresi jahat, tiba-tiba melempem.
"Harusnya kamu tertawa-tawa jahat ha ha ha... mau lari ke mana manis? Kau tak punya tempat untuk sembunyi... lalu kamu tertawa lagi yang sejahat-jahatnya... ngerti enggak?"
"Maaf, Bu."
"Maaf maaf. Kalau kamu enggak mau main masih ada orang lain yang mau!" Kata STW itu. "Ayo semuanya kembali ke tempat masing-masing... Kamera? Lighting... semuanya siap??? .... action!!!"

Brian merasa geli melihat pemandangan itu. "O, jadi mereka lagi bikin film di sini." Kata Brian kepada dirinya sendiri. Dia kemudian berdiri bersidekap dan menyaksikan pembuatan film itu dengan santai.
 
Terakhir diubah:
Manteb hu. Awal dikit nggak ngeh sih tapi lama2 jadi agak ngeh sedikit ama tokoh utama.

Skali lagi manteb hu.... Jadi enak nih ngebaca critanya....:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:
 
'Ouw, lagi soting pelem toh.. '

Ikutan Ngeraba juga..
:pandapeace:

Update pendek tapi rutin
Thanks updatenya suhu TS..


:mami:
 
SEMBILAN

Jalan Cikamiring merupakan salah satu jalan desa terbaik yang ada di Kabupaten Bandung Barat dan merupakan satu-satunya jalan desa yang memiliki trotoar di Kabupaten itu. Panjangnya hanya satu kilometer saja dan lebarnya lima meter. Jalannya terbuat dari aspal kualitas terbaik, berwarna hitam kebiruan. Tempatnya adem dengan sejumlah pepohonan tumbuh di kanan kirinya, rumah-rumahnya berhalaman luas dengan aneka tanaman menghiasinya dan penghuninya pun ramah dan baik.

Wajar jika jalan itu disukai warga dan menjadi salah satu ikon desa Cikamiring yang terkenal se kabupaten.

Pada hari-hari biasa, setiap pagi Sabtu atau sore, banyak warga yang berjalan-jalan di jalan Cikamiring sekedar untuk foto-foto, cuci mata atau jogging. Setelah menyusuri jalan itu, mereka biasanya berhenti di lapang Volley untuk nongkrong. Di pinggir lapangan itu ada sejumlah jongko pedagang makanan. sudah siap menjajakan dagangannya. Sementara pada hari minggu, trotoar sepanjang jalan Cikamiring. Sementara di pinggir jalan yang mengelilingi lapang volley itu terdapat mini market, warung nasi padang, tukang bakso dan tukang sate. Sedangkan Kantor Desa Cikamiring sendiri telah pindah lokasi agak kebelakang sedikit.

Setiap hari minggu atau hari-hari besar, jalan Cikamiring selalu berubah menjadi pasar tumpah. Para pedagang yang berasal dari kota Bandung dan yang berasal dari desa-desa tetangga sekitar, memenuhi jalanan itu untuk menjajakan dagangannya. Tak ada yang mengetahui secara persis bagaimana jalan itu bisa tiba-tiba menjadi pasar tumpah. Tapi semua orang setuju, itu sudah terjadi sejak 10 tahun yang lalu.

Tak ada pemberitahuan resmi yang dilakukan petugas desa dan kecamatan serta RT RW setempat bahwa jalan Cikamiring akan digunakan lokasi shooting. Tapi antusiasme warga yang mendapat informasi dari mulut ke mulut dan media sosial, demikian tinggi. Hingga siang itu, warga yang datang terus berbondong-bondong memenuhi sekitar jalan itu terutama di sekitar lapangan Volley.

Untung para Hansip bekerja dengan sigap merapikan massa agar tidak mengganggu jalannya shooting. Meski pun begitu, Eliza Subono, sutradara sekaligus produser film-film yang banyak digemari khalayak film Indonesia itu, merasa kesal. Soalnya para aktor dan aktris yang seharusnya fokus pada kerja film, terganggu oleh sejumlah warga yang berrebutan meminta selfie.

Pada break makan siang, Eliza uring-uringan tidak karuan. STW yang kharismatis dan agak nyentrik itu makan siang lesehan di halaman rumah Brian setelah sebelumnya meminta izin kepada Bu Iwan, Maminya Brian. Ditemani beberapa asisten sutradara dan co produser, Eliza mengeluhkan attitude para pemain filmnya.

Dengan gemas dan kesal, Eliza mengkritik sikap Karen Indah Sutopo, yang belum lama menyabet gelar aktris pendatang baru terbaik, sebagai si tukang selfie dengan penggemar. Salah seorang asisten sutradara rupanya tidak begitu setuju dengan Eliza.
"Dia mendekati penonton itu bagus, Liz." Katanya. "Lagi pula kenapa elu milih lokasi kampungan seperti ini." Kata sang asisten.

Emosi Eliza yang sedang kesal itu sontak meledak.

"Elu itu siapa berani-berani nyalahin gue, ha?" Katanya dengan nada tinggi. "Emang lu punya modal artistik apa? Lu pikir estetika film cuma ada di studio? Tolol kamu!" Katanya Eliza sambil melempar makan siangnya ke arah si asisten. Tapi si asisten yang sudah menduga hal itu akan terjadi, segera berkelit dan kemasan makan siang yang terbuat dari styrofoam tersebut melayang melewati kepalanya dan mengenai badan Brian yang berada di belakang si asisten, waktu itu Brian baru saja ke luar dari pintu hendak pergi ke luar.

Otomatis semua nasi, sayuran dan lain-lain yang terdapat dalam styrofoam makan siang itu berhamburan dan mengotori tubuh Brian. Si asisten sutrada dengan secepat kilat kabur dari tempat itu, sementara co produser dan script writer malah terperangah. Kaget.

Eliza juga sebenarnya terkejut. Tapi dia justru merasa terpesona oleh senyum kecil misterius yang tersungging di bibir brondong kampung yang segar dan polos itu.
 
pilihan sex Brian, begitu beragam....
setelah ditolak perawan, disukai STW, terangsang waktu dipukul pantat sama maminya, sampai ditaksir pria melambai :D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd