Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Bimabet
Jadi misalnya begini.

Sampai tahap ini, Anto punya dua pilihan, yaitu Aiko dan Neng.

Kalau Anto nekat poligami, lalu Aiko dan Neng masuknya barengan, khawatirnya Neng "kebanting" harga dirinya, karena kelebihan Aiko, jadinya Neng merasa minder dan feel insecure.

Ingat, Aiko itu perempuan luar negeri, cantik pulak, anak orang kaya, dan bisa paling tidak dua bahasa (Jepang, Indonesia, dan [mungkin] Inggris).

Solusinya, kalau memang mau dibuat cerita poligami, Neng harus dibuat punya kelebihan dalam pendidikan, skill, wawasan, dll, supaya bisa "setanding" dengan Aiko, dan bukannya malah "kebanting" dengan kelebihan Aiko. Skill rumah tangga standar alias Dapur Sumur Kasur nggak bakal cukup buat ngimbangin Aiko.

Karena, orang, terutama cewek, kalau mentalnya sudah "kebanting", seringkali jadinya tambah kacau.

Ga ada yg salah kok mau ga sebanding/sekelas si menurut ane si julian aka anto mo poligami apa nggak ini kan cuma kepengen dr segelintir pembaca "mungkin ane termasuk" maunya disatuin:bata:

Kita liat aja cerita dr suhu Nujyuuichi yg judul 4 heart & a fool yg bininya empat dimana si penulis menempatkan 4 wanita "2 perawan 1 janda 1 cewe liar" bisa jadi bininya si Rangga semua. Nah ga da hal yg gamungkin didunia cerita mah hu, kecuali dunia nyata yaa...yaa gatau juga namanya takdir mah kita ga tau:getok:

Yaa kita mah cuma pembaca cerbung gratisan doang yg ngarepin ide ato angan kita sebagai pembaca direalisasikan sama sang dalang, balik lagi yaa ke sang dalang yg nentuin gimana jadinya

Maaf kl ada salah kata. Mari lebih baik kita support aja si dalang yg kasi bacaan gratis apalagi enak dibacanya biar ampe dapet prefix tamat.. Yaa sukur2 endingnya seperti apa yg diarepin ama pembacanya

Tetep semagat suhu Balak 6 trus berkarya pantang pulang sebelum croot:p:ampun:
 
Terakhir diubah:
Ga ada yg salah kok mau ga sebanding/sekelas si menurut ane si julian aka anto mo poligami apa nggak ini kan cuma kepengen dr segelintir pembaca "mungkin ane termasuk" maunya disatuin:bata:

Kita liat aja cerita dr suhu Nujyuuichi yg judul 4 heart & a fool yg bininya empat dimana si penulis menempatkan 4 wanita "2 perawan 1 janda 1 cewe liar" bisa jadi bininya si Rangga semua. Nah ga da hal yg gamungkin didunia cerita mah hu, kecuali dunia nyata yaa...yaa gatau juga namanya takdir mah kita ga tau:getok:

Yaa kita mah cuma pembaca cerbung gratisan doang yg ngarepin ide ato angan kita sebagai pembaca direalisasikan sama sang dalang, balik lagi yaa ke sang dalang yg nentuin gimana jadinya

Maaf kl ada salah kata. Mari lebih baik kita support aja si dalang yg kasi bacaan gratis apalagi enak dibacanya biar ampe dapet prefix tamat.. Yaa sukur2 endingnya seperti apa yg diarepin ama pembacanya

Tetep semagat suhu Balak 6 trus berkarya pantang pulang sebelum croot:p:ampun:

Terima kasih support nya suhu... ane hormat suhu..
 
Jadi misalnya begini.

Sampai tahap ini, Anto punya dua pilihan, yaitu Aiko dan Neng.

Kalau Anto nekat poligami, lalu Aiko dan Neng masuknya barengan, khawatirnya Neng "kebanting" harga dirinya, karena kelebihan Aiko, jadinya Neng merasa minder dan feel insecure.

Ingat, Aiko itu perempuan luar negeri, cantik pulak, anak orang kaya, dan bisa paling tidak dua bahasa (Jepang, Indonesia, dan [mungkin] Inggris).

Solusinya, kalau memang mau dibuat cerita poligami, Neng harus dibuat punya kelebihan dalam pendidikan, skill, wawasan, dll, supaya bisa "setanding" dengan Aiko, dan bukannya malah "kebanting" dengan kelebihan Aiko. Skill rumah tangga standar alias Dapur Sumur Kasur nggak bakal cukup buat ngimbangin Aiko.

Karena, orang, terutama cewek, kalau mentalnya sudah "kebanting", seringkali jadinya tambah kacau.

Terima kasih atensi dan saran nya suhu. Ide nya akan saya tampung ya suhu. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia keajaiban semprot.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terakhir diubah:
Lanjut lagi ya suhu....


*Chapter sembilan, hari ke empat..


Aku lalu kembali mengerjakan skripsi Ridwan beberapa jam. Tidak terasa sebab aku hanyut dalam keasyikan menganalisa dan mengetik.

Sudah hampir jam istirahat, aku siap siap. Aku matikan laptop ku. Aku menunggu Surya, yang rencana akan ke koperasi.

Tepat jam 12.00, Surya datang. On time ternyata. Aku ajak masuk ke ruangan ku.

"On time kowe mas. Wes mangan siang urung?"

"Sudah bang. Terima kasih."

"Ini aku ada kabar, kalau ternyata Yudha juga sering menyewa wanita nakal di rumah nya..
"

"Masa bang? apa ibu haji dan pak Kades tidak tahu yah?"

"Kalau itu aku belum tau mas. Mungkin tahu juga sih mas."

"Dan, seperti nya kita menghadapi sindikat kelas kakap. Kapolsek juga kemarin sudah telp aku mas. Kowe sudah di kasih tau?"

"Belum bang, baru dari abang ini. Saya siap bang, tunggu perintah abang."

"Ayo aku kenalkan dengan keluarga yang aku bilang kemarin."


Kami berdua keluar. Di depan berpapasan dengan Ridwan.

"Woi nyuk, mau makan lo? eh, sorry gak liat ada tamu."

Mereka sudah saling kenal, tapi Ridwan berlagak seolah bercanda, tapi tampak serius.

"Pak Polisi, teman saya yang jelek ini di keroyok pak ama anak Kepala Desa Cibodas Herang. Dia korban pak, udah jelek tambah bonyok, makin gak karuan mukanya pak. Kasihanilah dia pak, dia tidak bersalah dan tidak berdaya menghadapi ketidak adilan padanya." ujar Ridwan, kampret.... memohon tapi tetap mencela ku.

"Ah, kami sudah tau kok pak. Dan bang Anto ini bukan seperti bapak bilang. Beliau ini yang akan membuat mereka akan menyesali dengan siapa sebenarnya mereka berurusan saat ini." jawab Surya juga cukup mengejutkan.

"Memang siapa pak?" tanya Ridwan lagi

"Ah sudah pak, jangan dilayani pak. Dia lagi mabuk cinta pak. Nggak konek tuh dia. Udah sono lo, ditunggu Yayang lo noh."

"Iya iya. Pak Polisi, sungguh ya pak, bantu teman saya ini. Saya juga geram dengan kelakuan Yudha dan orang nya. Saya saja yang baru sebulan disini sudah faham kelakuannya."

"Serahkan pada kami sebagai penegak hukum pak. Kami akan tangani sesuai hukum yang berlaku."
tegas Surya mantap

"Oke pak, saya permisi dulu."

Ridwan dan Winda pamit, ternyata di belakang Winda ada teh Yeti. Aku tidak perhatikan keberadaannya karena dia berdiri di belakang Winda agak di sudut. Jadi memang posisi teh Yeti masih di balik tembok. Pasti Teh Yeti ikut juga ternyata mendengarkan dari balik tembok tadi. Apa karena itu si Kunyuk akting? Hmmmhhh...

"Ayo mas, kita jalan." aku ajak Surya.

Tidak sampai 10 menit, aku sudah di rumah aki Tama. Ada aki Tama disana, tapi Neng tidak terlihat.

"Aki, ini Anto mau kenalin sama aki, nama nya Surya, pangkat nya Brigadir Satu, polsek cibadak. Anto minta maaf sebelumnya ke aki dan Neng, jadi Neng kan yang kejadian kemarin itu, ikut sama Anto dan juga mengetahui kejadian pengeroyokan itu. Anto khawatir kalau Yudha akan juga menyeret Neng dalam masalah ini, karena mungkin aki tau sifat dan kharakter nya seperti apa kan ki. Kemarin saja pada bapak bapak polisi ini, dia mencoba untuk menyeret Neng agar juga di proses, padahal Neng tidak terkait masalah ini. Jadi Anto pikir, Neng dan aki masuk dalam pengawasan bapak polisi saat ini, sampai masalah ini selesai."

"Masalah apa yang belum selesai cu? mengenai pengeroyokan itu, aki rasa Yudha tidak akan berani memperpanjang. Kecuali masalah yang lain, mungkin. Aki punya firasat kurang baik mengenai akibat atau penyebab pengeroyokan itu. Seperti ada yang mandalangi, dan Yudha hanya alat. Kalau untuk pasti nya, aki juga belum tau, hanya firasat si tua renta ini saja. Mudah mudahan firasat aki salah."


"Terima kasih masukannya aki. Akan kami selidiki. Kami selaku polisi di wilayah ini, berkewajiban melindungi masyarakat dan memelihara keamanan. Izinkan kami melindungi aki dan neng, maksudnya lebih intensif dari biasanya." Surya menimpali

"Untuk soal itu, pak Polisi tidak perlu khawatir. Aki dan neng bisa jaga diri. Dan kewajiban aki melindungi neng juga."

"Maaf aki, bang Anto juga cerita soal aki yang bantu abang saat pengeroyokan itu, aku lihat aki memang bukan seperti kakek pada umumnya. Izinkan aku dapat arahan dari aki yah. Izinkan aku, Surya lebih kenal dengan aki yah. Aku ingin juga punya kakek, aku belum pernah punya kakek, sebab kedua orang tuaku sama anak yatim sejak muda."
kata Surya mencoba masuk dan akrab dengan aki.

"Baiklah. Sering lah main kesini. Ini Neng juga masih di panti, habis ashar biasanya baru kembali." jawab aki

"Aki, Anto lega sekarang. Jika nanti Anto balik ke Jakarta akhir minggu depan, Anto bisa tinggalkan aki dan neng dengan aman. Mudah mudahan sebelum Anto pulang, keadaan sudah kembali normal dan baik."

"Kalau begitu, Surya pikir sudah cukup ki. Kalau aki masih sibuk, Surya gak mau ganggu aki."

"Betul ki, Anto pikir gitu juga."


"Eh, bang Anto gak apa kalau mau tetap disini bang. Aku memang harus duluan, jam satu harus mulai dinas lagi bang. Abang kan deket tinggal menyeberang jalan. Ini sudah setengah satu, aku pamit duluan ya bang."

"Oh begitu mas. Baiklah, aku paham."

"Aki, Surya pamit ya ki, bang.. Assalamualaikum wr.wb."
Surya salim dengan aki dan menyalam tangan ku.

"Wa'alaikumsalam wr.wb." jawab aki dan aku bersamaan.

Surya menghidupkan motornya dan berlalu dari rumah aki.

Aki dan aku kembali berbincang.

"Cu, aki melihat Surya anak baik. Cucu sudah lama kenal?

"Belum aki, kemarin waktu di polsek. Anto melihat sendiri, Surya merupakan polisi yang mempunyai prinsip dan integritas. Berbeda dengan banyak rekannya yang mempunyai pangkat lebih tinggi aki. Anto respek pada nya."

"Tapi bukan berarti cucu mau Surya gantikan cucu kan? Surya aki lihat juga ada energi itu, tapi masih jauh dibanding cucu."

"Anto gak ada niat seperti itu ki. Tidak berpikir kesana. Hanya Anto lihat memang Surya yang Anto percaya saat ini."

"Ya, syukurlah. Aki yang hanya mungkin berharap, tapi aki kembalikan pada kehendak yang diatas saja. Yang terbaik aki harapkan."

"Amin.. amin.. Anto mudah mudahan tidak mengecewakan aki."

"Aki hape nya sudah aktif ki?"


"Eh, terima kasih cu. Aki yang sudah renta ini masa pantas pakai hp? sudah lama sekali aki tidak pakai."

"Bukan aki, Anto kasih supaya Anto mudah komunikasi dengan Aki. Anto sudah anggap aki kakek Anto sendiri."

"Terima kasih cu. Aki jadi serasa banyak punya cucu. Mudah mudahan jadi beneran ya cu.. "

"Memang bohongan ki ?"

"Maksudnya teh yang resmi."

"Amin... kita kembalikan pada kehendak Tuhan ya ki."

"Betul.. ah aki jadi bingung tapi senang dan lega. Kalo nanti aki sudah gak ada, paling tidak Neng sudah ada tempat nya yang menanggung jawab i."

"Ah aki jangan omong kitu ah.. Anto janji jagain aki dan Neng sekuat tenaga Anto."


"Aki percaya penuh ama cucu."

"Aki, Anto pamit mau ke kantor lagi ya ki. Sudah hampir jam satu."

"Iya cu. Hati hati cu. Jaga diri dan hati ya cu. Jangan kalah sama kejahatan dan rayuan kesenangan dunia."

"Baik ki, Anto terima dan simpan nasihat aki. Anto pamit ya ki.. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam."

Sambil jalan aku berpikir, tanggung jawabku tidak berkurang, bahkan bertambah. Walau Surya sudah aku libatkan, ternyata kepercayaan aki tetap padaku. Dan aki ternyata mempunyai harapan pada ku untuk cucu nya semata wayang yang memang cantik itu. Ah, semakin aku ingin cepat menuntaskan masalah ini.

Aku kembali ke koperasi dan kembali sibuk dengan pekerjaan skripsi Ridwan.

Hari segera menjelang sore. Aku ingat sesuatu. Aku SMS teh Yeti.

"Teh, nanti bisa gak? Anto nih."

Tak lama, masuk jawaban..

"Eh si ganteng. Teteh siap. Dimana?"

"Di tempat teteh saja. Nanti kesana nya samaan aja gimana?"

"Boleh, siapa takut? sendiri atau perlu teman nih? bertiga atau berempat juga boleh."

"Siapa teh.. bagus gak?"

"Ada Ce Ismi, Natmi, sama Rahmi plus teteh. Kuat gak?"

"Kita buktikan, aku akan bikin banjir keringat nanti."

"Perlu pengaman gak? gak usah yah, gak enak pake pengaman, rasa karet gak anget ah."

"Terserah aja, asal bersih ya teh gak ninggalin bekas yah."


"Jamin bersih. Buat si ganteng harus yang terbaik atuh."

Aku putuskan mencoba menjalin jaringan melalui teh Yeti. Melihat dari situasi yang aku lihat tadi pagi, teh Yeti seperti sudah tidak asing dengan keadaan rumah kades.

Jam 5 sore aku sudah siap jalan. Aku datangi ruangan Ridwan.

"Man, gue mau jalan dulu. Mungkin pulang malam. Ada yang musti di diskusiin ama polsek cibadak, tadi sms gue kanit nya. Lo gak usah khawatir, gue aman bisa jaga diri. Ntar kalo ada apa apa gue telp lo. Hp gue stand by kok." kata ku pada Ridwan

"Sama Surya juga?"

"Oo nggak, Surya lagi ke polres katanya sore tadi, besok pagi baru balik. Ada acara di polres sukabumi." aku mencoba mencari alasan yang masuk akal ke Ridwan.

"Ya udeh, hati hati lo nyet. Jaman gini banyak para bertebaran tuh..."

"Apaan?"

"Penulikan orang muka ancur, buat diambil organ tubuh nya buat dijual di pasar gelap"

"Ngehe, gue kirain apa. Kalau muka ancur kaya gue gini siapa yang mau nyulik. Lo tuh kudu hati hati, muka ganteng, ntar diculik nenek lampir baru rasa."


"Kalo nenek lampir nya Winda, gue pasrah man. Yakin..."

"Masalah nya si Winda yang gak yakin.. muka lo meragukan sih...."

"Setan... pelemah semangat orang aja... kasih semangat kek."

"Pokok nye, sebelum balik Jakarta lo harus dah jadi an yeh. Gue gak mau tau caranya."

"Busyettt..."

"Lo sukses, gue traktir sop buntut Borobudur"


"Hah... bener nih.."

"Iye, gue gak minta lo traktir gue, gue balik, lo yang gue traktir man. Ayo... buktiin... tapi sebelom balik jakarta yeh harus dah jadi..."

"Okeh.. okeh.. semangat nih gue. Sip lo emang temen gue yang paling ganteng dan baik. Gak percuma gue ajak lo kesini, memang lo paling tau kemauan gue."

"Sip, ayo nyuk, jangan bikin temen ancur lo ini kecewa yah. Lo harus bisa terobos penghalang nya. Dari jaman jebot kita awal kenal, hunting bareng, pdkt bareng, ya memang mentok di nembak nya, gak lo gak gue juga. Gue dah dapet, lo juga kudu dapet man."

"Iya man, thanks.. gue siap ke medan tempur. Gue mau anterin dia nih, gue mau ngomong."

"Mantap, laksanakan. Gue tunggu berita baik nya man. Gue duluan yak, nitip laptop"

"Gidah, hush..hush... pergi pergi yang jauh, jangan ganggu konsen dan acara gue.."

"Ha ha ha... Wan.. wan... dari dulu lo kudu di komporin dulu biar meledug." aku ngeloyor ke arah jalanan.

Aku berjalan kearah jalanan. Menunggu angkutan pedesaan. Tiba tiba seseorang muncul dan bergabung bersama ku. Seorang yang memang ingin kutemui.

"Udah siap si ganteng... kang Ridwan nyariin gak nih? lagi enak enak eh dicariin ntar."

"Tenang cantik, udah diatur. Aman.."

"Seneng pisan euy... aya naon iyeu?"

"Ya lah seneng teh. Udah lama gak nggarap nih, pada pegel badan euy, pengen segera nyangkul sawah yang hijau? ssseeegggerrr.."

"Hihihi... mau dong di cangkul. Yang dalam yah, tapi pelan pelan aja yang penting lama. Cangkul nya kuat kan?"

"Di jamin. Tenaga nya juga lagi full nih."

Angkutan pedesaan datang. Aku dan Yeti naik. Kami duduk berdempetan di kursi ujung belakang. Ah perjalanan setengah jam kedepan bisa membuat panas dingin ini.

"Teh, nanti dahar heula nya. Biar ada tenaga nih."

"Ayo aja, asal di traktir."

"Siap, mau makan sop mbee, biar greng ah..."

"Hihihi... gak kuku. Aduh pasti teteh pingsan ini. Teteh ajak sekutu boleh yah?"

"Boleh teh. Ajak aja temen teteh. Biar ber empat, biar aku layanin. Tenang, kalo bayaran, aman gak pake hutang."

"Ok deh. Yang penting temen temen teteh beres, kalo teteh sih yang terakhir aja. Kalo teteh lemes, gratis deh buat si ganteng."

"Teteh udah lama kerja di koperasi?"


"Tiga tahun lah."

"Duluan teteh apa Winda masuk nya?"

"Teteh sih. Winda baru setahun kemudian."

"Wah, udah cukup lama ya teh. Berarti kenal juga sama perangkat desa. Kan koperasi kita di bawah naungan desa yah?"

"Kenal pisan. Sama pak Kades, ibu kades dan anak anak nya teteh kenal baik."

Sip, awalan omongan lancar.. aku pancing lagi..

"Pak Kades dan keluarga baik ya teh orang nya?"

"Pak Harris baik pisan, royal lagi. Ibu Haji juga baik. Tapi jangan bilang bilang yah, (suara pelan) bu Haji liar pisan kalau di ranjang. Badan nya alus, kan bu haji ikut senam dan operasi juga. Badan nya persis awewe remaja. Hihihi... kepengen yah?"

"Aih... jangan mancing mancing yang gak mungkin ah teh. Aku ama teteh juga udah seneng pisan."


"Eh bu Haji juga suka cari anak muda. Ini anggap aja seleksi, kalo lulus baru nanti teteh kenalin ke bu haji."

Shit, berarti hubungan Yeti sama keluarga Sanjoyo sudah demikian dekat. Tidak ada rahasia lagi.

"Memang pak Kades kalo main gitu atau bu Kades juga main gitu dimana? Saling tau gak itu teh?"

"Tau kok. Kadang main nya bareng bareng. Dan main sama sama dengan orang lain, bukan mereka yang suami istri. Istilah nya, party lah... hihihi.."

"Wuih, seru pisan teh. Gak sungkan atau cemburu salah satu gitu?"

"Nggak tuh, bebas aja. Kalo party yah kadang bapak sama ibu, trus tukar lagi ama yang lain gitu.."

"Ah, jadi pengen.."


"Tenang, nanti kamu jadi raja minyak. Ada dayang dayang yang harus di puaskan 4 orang. Biar in habis ntar peju nya, biar besok gak kuat jalan."

Angkudes sudah tiba di cibadak. Aku dan Yeti turun. Aku bayar ongkos ber dua. Lalu aku menuju warung sate dan sop kambing muda tepat di sebelah warung bakso dan seberang cibadak cell, tempat ku di keroyok kemarin. Beberapa mata melihat kami masuk. Ada yang langsung tidak tertarik, tapi ada juga yang tertarik dan terus mengikuti aktivitas kami. Aku menyadari itu. Karena mungkin masih ada yang mengenali ku karena kejadian kemarin.

Kami duduk di pinggir sebelah dalam, jauh dari jendela. Seorang pelayan wanita datang menghampiri kami dan menanyakan pesanan kami. Tapi mata nya menatap aku, seakan memastikan sesuatu. Aku pesan sop kambing 2, sate 20 tusuk dan nasi 2 piring untuk kami ber dua. Sayur lalapan plus emping. Setelah pelayan pergi aku bilang ke teteh mau ke toilet. Teteh meng iyakan.

Aku jalan ke toilet setelah lebih dulu bertanya pada petugas disitu. Setelah selesai, seorang pelayan pria datang menghampiri aku.

"Punten a, si aa benar yang kemarin hajar Yudha dan anak buah nya yah?"

"Ah, aa masih ingat aja. Betul a. Kemarin kejadian yang gak di sangka a."

"Aa hebat pisan. Belum ada yang bikin gitu ke Yudha ama anak buah nya. Tapi aa di bawa polisi, sekarang udah bebas. Hebat euy, dipikir teh aa pasti di penjara lama iyeu. Eh gak tau nya udah bebas. Aa teh sebenarnya siapa?"

"Aduh a, jangan begitu. Saya bukan siapa siapa orang biasa wae. Tapi kan memang saya gak salah, saya kan bela diri. Yang di keroyok kan saya kan a. mangkanya polisi lepas saya. Kalo gak salah, masa polisi tahan kan?"
Aku menjawab diplomatis dan membela wibawa polisi sini di depan warga nya.

"Iya juga ya a. Ternyata polisi baik juga. Kirain teh polisi pasti disuap itu ama Yudha dan bu Haji."

"Nggak atuh a, polisi baik a. Tau mana yang benar mana yang salah."

"Nuhun a.. eh tapi, ini punten ya a.. sekali lagi punten... aa kenal tidak sama yang sekarang makan sama aa?"

"Kenal atuh.. teman sekantor saya a. Aya naon kitu a?"


"Iya saya juga tau kalo teh Yeti kerja di kantor koperasi. Tapi masud nya teh, ada kerjaan lainnya dari teh Yeti kitu?"

"Apa gitu a, kalo saya boleh tau."

"Eeee... teh Yeti itu kan peliharaan nya Yudha. Punten lo a, jangan marah, iyeu berita umum disini. Yudha juga lumayan sering kunjung ke tempat Yeti. Hati-hati a, nanti takut nya ada mata-mata Yudha disini."

"
Terima kasih info na a. Saya mah gak ada maksud apa apa. Insya allah ini aman."


Hmmmhh... ternyata begitu kuat pengaruh Yudha di sini. Tapi banyak yang tidak menyukainya tapi tidak berdaya.

Ah,... yang penting nyantai dulu ama si Teteh lah..



Bersambung lagi ya suhu.. selamat hari libur...

Mohon sambit kritik dan saran ya suhu, buat instropeksi dan perbaikan cerita nubie.. salam...
 
Terakhir diubah:
Hadeehhh...pagi2 jamuannya sop ama sate kambing 20 tusuk...
Cm buat nusuk teh yeti..
Lanjutkeun hu....
 
ayooo....hu...abisin sampe lemes ga bs bangun tu 4 orang...kan critanya klo ga seimbang bukan yg punya kekuatan itu akan ga bs ngimbangin....jd 4 orang ini ko....dan ntr bu haji cs jg ko termasuk raisa kw ya...wkwk...tetgila2 ntr bu haji...
 
Bimabet
ayooo....hu...abisin sampe lemes ga bs bangun tu 4 orang...kan critanya klo ga seimbang bukan yg punya kekuatan itu akan ga bs ngimbangin....jd 4 orang ini ko....dan ntr bu haji cs jg ko termasuk raisa kw ya...wkwk...tetgila2 ntr bu haji...
Wah, ide bagus suhu.. nubie tampung suhu.. thanks udah singgah ya suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd