Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Wow,, udah lempar salam nih,, berati dah mau updAte, ditunggu update nya suhu
 
Mulustrasi....


Aiko Nakazawa




Neng Deandra

6b8f66623843543.jpg



Teh Yeti

e7d78f623843613.jpg




Berlanjut lagi ya suhu....




*Chapter tiga puluh lima, hari ke sebelas



•••©©©•••


"Satu lagi... tadi bapak bilang, sabtu besok mau kesini sama mama. Mau kenalan sama Neng dan aki Tama."

"Hah... aduh.. aa... kumaha iyeu? Neng gak pede euy.. aduh.. cepet pisan.. Neng pake apa yah? haduh..." Neng tampak bingung

"Sudah, jangan dipikirin sekarang. Nanti aja, masih dua hari. Nanti kita siapin sama-sama yah." kata ku

Aku yang sejak tadi bicara di teras, masuk ke dalam dan menemui kakek dan nenek, Ridwan, Winda dan empat wanita muda itu.

"Kakek, nenek, tadi ada salam dari ayah ku.."

"Wa'alaikumsalam" jawab kakek dan nenek.

"Kek, hari sabtu ayah dan ibu mau mampir ke sini kek. Minta izin sama kakek dan nenek saya ini."

"Silahkan cu.. rumah ini terbuka kok. Tapi ya seperti ini ada nya yah..'"

"Makasih banyak ya kek."

"Iya cu.. ayo kita sarapan dulu, nenek ternyata sudah siapkan. Ada bubur kacang hijau buatan nenek."

"Hahai, aku suka kek. Ridwan dan aku kalo nongkrong ya di warung bubur kacang kek.."

Bang Saiful dan bang Manik sudah kembali, dan memberikan balik hape ku.

"Udah bang bicara sama komandan?

"Sudah Lak, sip."

"Berarti gak ada halangan abang ke rumah sakit kan?"

"Sarapan lah dulu.. baru jalan..." kata kakek.

"Oke lah, kita sarapan aja dulu dulu.." jawab bang Saiful

Akhir nya kami sarapan bersama, dengan sukacita. Sekali lagi, nenek memenuhi kami dengan kebaikannya, yaitu memberi kami makan.



~~~©©©~~~


Setelah sarapan bubur kacang hijau dan roti. Bang Saiful dan bang Manik dan juga para wanita yang empat orang di bawa Ridwan sekalian, karena searah. Segera tujuan Ridwan ke RSUD Sukabumi kota untuk di rawat ke dua abang ini.

Tapi bang Saiful ngotot nanti malam mau hadir di panggung nya di panti asuhan. Padahal, berdiri saja susah. Bang Manik lebih kalem kalau dia sih..

Setelah selesai sarapan, aku langsung ganti baju. Hendak mandi. Aiko sudah masuk kamar mandi duluan. Wah, dia mandi khas kampung, hahaha.. biar lah, ini Indonesia, cibadak, bukan Tokyo.

Aku mandi di kamar mandi samping. Aku rasakan segar sekali. Seperti baru bangun dari mimpi yang panjang. Mimpi yang menyeramkan dan menegangkan. Aiko menempati kamar belakang, tetap. Aku di kamar Ridwan didepan. Masih ada 1 kamar kosong lagi sih. Mungkin tadi malam Winda disitu. Neng belum pulang, masih di rumah ini, dia tadi di kamar Aiko. Sepertinya Neng tidak bawa baju ganti.

Aku dan Aiko sudah selesai ganti baju. Manjadi baju santai. Kami rencana mau antar Neng pulang ke rumah nya. Dan mengenalkan Aiko pada aki. Tapi karena baju Neng masih agak aneh, dia pakai sweeter ku dulu.

Kami jalan ke rumah aki pakai ojek. Saat tiba didepan rumah besar, tampak ambulance dan polisi berjejer-jejer disana. Ojek kami tertahan juga. Ya sekalian memantau keadaan. Masyarakat sekitar tidak terlalu antusias, malah banyak masyarakat dari wilayah lain yang kesana. Warga sekitar malah beraktivitas seperti biasa. Aku sempat mengenali beberapa orang di antaranya, yah maklum sudah 11 hari disini. Kru TV masih ada yang live.

Aku sempat melihat mas Surya di luar dan di wawancara kru tv. Sekilas matanya menangkap ke arah kami. Sempat terdiam sesaat, tapi langsung kembali ke wawancara para pemburu berita itu. Ada juga Andrian di sana berkordinasi dengan HT nya, di pintu gerbang, pak Harun, kapolsek seperti nya sedang mendampingi Kapolda, Jabar. Kapolda turun, karena jumlah korban yang banyak, dan latar belakang pemilik rumah yang adalah mantan pejabat tinggi BC, dan beberapa pejabat penting yang juga mati dalam kasus ini. Badan identifikasi polisi (INAFIS) mulai bekerja. Akhirnya kami semua lolos, dan meneruskan perjalanan.
Si tukang ojek tiba-tiba bertanya..

"Punten a, aa.. asli orang sini?"

"Bukan a, saya dari jakarta.."

"Ooo.. saya kira orang sini. Soalnya aa gak tanya-tanya kejadiannya. Kalo orang sini sih cuek semua a. Malah bersyukur ada kejadian ini biar ganti kepala desa katanya. Kalau orang luar tuh, berisik pisan tanya terus. Maaf ya a, kalau saya salah tanya."

"Maaf kanapa a, gak salah atuh cuma tanya kaya ditu..."

"Soalnya orang sini, sudah kesel a sama kades itu sama keluarga nya. Saya aja
di cibadak tau persis kelakuan nya. Eh, teryata dia gak mau gaul itu, ternyata teh teroris. Memang ya a, teroris teh memang tidak bergaul, tertutup ya a"?


"Iya sih a, hampir semua begitu."

Tak lama kemudian, kami sudah sampai di rumah aki. Setelah turun di pinggir jalan, kami melangkah bersama ke dalam lorong gang. Aiko dan Neng, gandengan tangan.

"Assalamualaikum" sapa aku

"Wa'alaikumsalam" jawab aki Tama

"Aki.. " aku salim, Neng juga, dan terakhir Aiko ikut juga walau nampak sekali kaku.
Lalu masuk ke rumah dan duduk.

"Aki sudah dengar apa yang terjadi. Aki juga sudah kira, kalau Neng kesana juga dan ikut masuk. Karena hati nya aki tau, dia tidak akan sanggup melihat yang di cintai nya dalam bahaya."

Neng menunduk malu. Lalu aku kenalkan.

"Dek, ini aki Tama, aki.. ini Aiko, yang dari Jepang.."

"Eh, bisa omong Indonesia?"

"Bisa aki, malah katanya mau belajar omong sunda.."
Neng menimpali

Aiko senyum malu.

"Aki senang, kalau Neng sama Aiko bisa rukun. Aki hanya gak sangka wae, semudah ini. Tapi mau gimana lagi, kalau sudah cinta teh.."

"Eh, aa, kakak, Neng mandi dulu yah. Nanti habis itu Neng bikinin makanan spesial."


"Iya, jangan lama-lama Neng."

"Iya aki, sebentar." Neng langsung masuk ke dalam

"Aki, Anto mau bilang, ada salam dan ucapan terima kasih dari orang tua Anto atas bantuan dan juga pertolongan Aki pada Anto, bahkan dari hari pertama Anto di desa ini yang Anto di pukuli Yudha. Bapak tadi ucapin terima kasih yang besar buat hal itu."

"Cu, itu sudah kewajiban sesama cu, membantu yang kesusahan. Apalagi cucu saat itu sedang kritis, walau dari luar tidak akan kelihatan oleh mata awam. Lama satu hari lagi saja, sudap kasep, terlambat. Pasti pembuluh darah cucu pecah, itu paling tidak menyebabkan lumpuh cu. Dan karena aki tau, cucu itu orang baik dan ada peran khusus buat desa ini, aki wajib bantu dan dukung itu cu. Jadi terima kasih nya yang umum saja, tidak berani aki terima yang terlalu besar."

"Yah aki, malah hari sabtu besok orang tua Anto mau datang ke desa ini mau ketemu Dea, Aki dan Kakek nenek Maulana. Ini salah satu alasan Anto datang temuin aki."

"Hah, mau kesini. Eleuh.. ini teh tempat na goreng, jelek cu. Tidak pantas atuh terima keluarga cucu orang terhormat. Aki teh urang desa, masa pantas didatangi?"

"Ah si Aki. Memang Anto lihat itu ke aki? Dan aki waktu tolong Anto juga mikir tah, aih gak pantes nolong orang hebat, kitu aki?"

"Nggak mikir kalau itu mah."

"Apa beda nya aki. Aki nolong gak pandang atau milih orang, masa Anto harus milih-milih ke Aki? Orang tua Anto juga bukan langsung sukses kaya sekarang, dulu nya juga orang susah aki waktu datang merantau ke Jakarta dari Medan. Hidup susah bukan hal baru."

"Dan juga tentu saja mau ketemu calon menantu nya yang baru. Tadi sudah omong ama Neng lewat hape."

"Jadi Neng sudah kenalan dengan orang tua cucu?"

"Iya aki, sama bapak tadi bicara nya."

"Dan apa di terima si Neng nya?"

Aku mengangguk, senyum..

"Alhamdulillah.."

"Aki, kalau misal nya, nanti Neng jadi ama Anto, aki mau ikut kan ka Jakarta?"

"Ah, aki disini saja. Aki biar disini. Ini rumah aki, mau diapain kalo aki tinggal?"

"Neng tidak punya keluarga selain aki, masa tega atuh di tinggal, apalagi aki cuma sendiri. Neng pasti kapikiran terus atuh aki."

"Ah, liat nanti wae ah. Aki belum mikir sampai ditu.."

"Aiko juga nanti mau ikut di jakarta, kalau sudah resmi."

"Iya aki, Aiko mau jadi orang Indonesia. Aiko betah sekali aki. Ini sungguh beda sama Tokyo yang serba modern dan maju, tapi sungguh Aiko suka disini aki.."

"Syukurlah, aki senang dengar nya. Cucu kapan pulang Jakarta?"


"Hari minggu aki. Anto harus balik, belajar buat sidang akhir Anto aki. Tanggal 19 April, Anto sidang. Kalo lulus, kuliah Anto resmi selesai."

"Kalau Aiko?"

"Aiko dapat visa hanya 1 minggu aki. Aiko datang kemarin pagi ya Aiko selasa depan sudah harus pulang aki. Aiko masih kuliah, masih 2 tahun atau satu setengah tahun lagi lah."

"Jalan kalian masih sangat panjang cu, tantangan di depan masih sangat banyak. Apalagi cucu berdua, dan nanti Neng juga, dibekali kemampuan diatas rata-rata. Pesan aki, gunakan untuk membela kebenaran, jangan hanya diam jika ada ketidak adilan dan kejahatan. Jika cucu tau sesuatu itu benar, perjuangkan cu, jangan berpangku tangan. Allah tidak tidur, pasti melindungi jalan kalian."


"Aminn... " jawab ku

Tak lama Neng selesai mandi dan telah berganti pakaian. Dua bidadari yang sama cantik, ayu, ada disini. Kedua nya sangat aku cintai.

"A, gimana nasib teh Yeti yah. Neng tadi kepikiran euy..."

"Teh Yeti yang kakak angkat kamu ya dek?"

"Iya kak, kasihan. Dia belum lama di cerai suami nya. Karena suaminya telah memiliki anak istri di Malaysia. Dia juga di jebak sama keluarga Sanjoyo jadi budak nya. Tiga temannya sih masih ada suami nya, walau sering di tinggal-tinggal juga."

"Ditinggal sih nggak apa asal setia dan tau tugas dan kewajiban nya. Kalau sudah nikah dan ada anak, jangan lah kalau tidak setia. Kalau belum ada ikatan, yah terserah."
kata Aiko

"Apalagi nanti abang, pasti akan ninggalin kita dek kalau dia ada tugas. Kita harus ngerti itu dek. Abang bukan cuma milik kita berdua, tapi juga milik negara ini dia."

"Iya sih kak, resiko jadi pasangan nya aparat. Tapi asal aku sama kakak, aku akan kuat sepertinya.. hehehe.."

"Eh, Neng masak dulu yah buat makan siang. Aki sudah makan aki?"

"Tadi pagi sudah. Makan lontong sayur di depan."

"Ayo dek, aku ikut masak."


Kedua wanita muda ini masuk dapur. Tiba-tiba Neng balik..

"Tolong telponin teteh dong a.."


Aku ambil hape ku dan menelpon teh Yeti. Masuk nada sambung. Satu kali, dua kali, tiga kali... tidak diangkat. Kemana si teteh?

Tak lama ada masuk jawaban..

"Ya mas..(ada suara sesugukan disana)"

"Teh Yeti.. ada apa teh? teteh kenapa? baik-baik saja kan?"

"Hik... teteh baik kok mas.. hik.. gak apa-apa."

"Ah bohong, pasti ada apa-apa. Teteh ada yang ganggu?"

"Tidak mas, .. hik.. teteh hanya lelah seperti nya. Lelah bathin.."

"Teteh sehat kan, atau Anto kesana. Aku lagi di rumah Neng, juga Aiko disini. Teteh mau kesini?"

"Teteh malu, teteh mau sendiri aja."

"Ah, tapi kalo kondisi teteh begini, Anto mana bisa tenang? teteh omong sama Neng yah, sebentar yah.."

"Ah, jangan... teteh malu, repotin terus.."

Aku tetap mendatangi Neng..

"Dik, ini teteh Yeti. Keliatan nya sedang tidak baik kondisi nya. Coba kamu yang omong dik."

"Hallo, teteh nya Neng. Ada apa teteh sayang? baik-baik kan atau mau Neng kesana yah."

"Gak usah Neng, teteh baik saja. Mungkin teteh hanya masih sedih ajah."

"Kesini ya teh.. atau.. aa jemput teteh yah. Bawa main ke sini biar tidak sedih terus. Ada temannya. Neng biar masak dulu."

"Bener abang, abang aja jemput teteh. Bujuk supaya mau kesini, biar teteh tidak sendiri, jadi sedih terus dia. Aku ama Neng biar masakin makanan buat Abang, aki dan teh Yeti nanti yah."


"Jadi, aku yang jemput ini?"

"Iya, aa jemput. Kalau teh Yeti mau, bisa nginap disini kok."

"Ya sudah. Biar jelas juga kondisi si teteh nya gimana nya ini. Aku juga agak khawatir. Aku jalan dulu deh. Aki, Anto jalan dulu ya aki.. assalamualaikum..."

"wa'alaikumsalam..."

Aku berangkat ke tempat teh Yeti. Kulihat sudah jam 9.30 siang. Ah, kasihan teteh pasti sangat tersiksa bathin nya.

Sampai di pinggir jalan, aku cegat ojek biar cepat. Ojek pun aku suruh pacu motornya. 15 Menit kemudian aku sudah di muka ruko teteh. Aku ketuk pintu nya.

"Siapa...?"

"Anto ini teh.."

Pintu di buka, aku masuk, segera di tutup dan dikunci lagi oleh teteh. Aku lihat matanya sembab, jelas habis menangis.. tanpa bicara, teteh melangkah naik ke lantai dua. Aku ikuti dari belakang.

Teteh memakai baju kaos ketat hijau tanpa lengan dengan celana karet hitam ketat panjang. Kulit nya yang putih sungguh mencolok. Rambut se punggung nya di gulung di jepit di atas belakang kepala, sehingga leher mulus nya terlihat jelas. Cantik dan manis sebenarnya teteh ini pantas Yudha tidak melepasnya.

"Duduk mas." dia menyuruh ku duduk di sofa saat kami bersamaan sudah di ruang utama di lantai dua.

Aku pun duduk. Dan tiba-tiba. Yeti duduk di pangkuanku menghadap aku.

"Eh teh.. ini apa an?"

"Aku menagih janjimu mas. Kamu pasti tidak akan mungkin memberikan waktu satu hari buat aku, sebagai seseorang yang bebas untuk aku anggap siapapun kamu itu. Kamu sudah mempunyai dua calon bidadari. Sedang aku kehilangan arjuna ku. Pliss, jangan menolak, aku sudah menunggu waktu ini sejak aku melihat mu. Bertindak lah sebagai laki-laki yang tidak ingkar janji. Kau tentu ingat. Aku tidak minta 1 hari, aku hanya minta 2 jam saja sampai jam 12 nanti."

Aku diam, memang aku sudah berjanji tidak mungkin aku tidak tepati. Tapi sekarang?

"Kamu tidak perlu ragu sayang, aku tidak akan menuntut apa pun dari pada mu jika memang terjadi sesuatu. Aku bersih mas, aku tetap rawat untuk mu."

"Tapi kalau ada yang tau?"

"Siapa yang tau, hanya kita berdua disini. Kamu periksa saja kalau kamu tidak percaya."

"Bisa sebentar aku pastikan teh?"

Teh Yeti bangkit dari pangkuan ku dan mundur. Aku bangkit dan memeriksa semua ruangan yang ada disini. Kamar sampai kolong ranjang aku periksa. Memang kosong. Aku kembali pada nya.

"Baiklah, hanya dua jam yah. Setelah itu..?"

"Setelah itu, kamu adalah calon adik ipar ku. Dan kita lupakan kejadian ini."

"Tanpa ada hati ya teh. Aku hanya menepati janji ku pada mu."

"Iya, aku setuju sayang. Jam kesatu ini aku ingin kau jadi kekasih ku."

Teteh berdiri rapat padaku. Ku rengkuh pinggang nya. Aku bisiki..

"Kamu cantik sekali saat ini Yeti sayang.."

"Ahhh.. akang, pintar merayu aku. Pasti ada mau nya."

"he eh, aku mau kamu cantik. Aku ingin membuat mu melayang sayang. Kamu mau tidak?"

"Mau lah pangeran ku. Kasihi aku sayang. Berikan cintamu.. ahhh...oooohhh... kang Anto... aduuhh... aaahh, clurrpppp..." aku mencumbu leher nya, tengkuk nya, dan langsung ku lumat bibir nya

Yeti membalas dengan bernafsu sekali. Seperti sesuatu yang di simpan lama, sekarang di lepas. Tanganku hinggap di dada nya. Aku remas dengan penuh perasaan dan tidak terburu-buru. Tubuh Yeti meliuk dengan penuh nafsu. Mulutku turun ke leher nya, lalu ke dada nya. Langsung ku angkat dan buka kaos nya. Tampak bra nya, tipis dan menantang. Ku cium i puncak gunung itu, ku jepit puting nya dengan kedua bibirku. Dia terlonjak, menggelepar, dan meremas kepala ku. Dia tidak sabaran, tangan kirinya menuju punggung, sesaat bra itu lepas, dan dilempar jauh oleh Yeti. Kembali dia tarik kepala ku dan di taruh ke puncak gunung nya. Ku kecup gunung itu mulai dari bawah, melingkar dan terus menuju puncak yang ada pentil nya itu. Sebelum sampai puting, aku sudahi..

Aku ke gunung satu nya, juga aku ciumi dan jilat dari bagian bawah gunung terus pelan merayap ke atas, terus menuju puncak itu. Tapi aku tahan lagi, aku ingin merangsang habis gunung ini.

Yeti menggila saat aku tidak juga mencaplok puting nya.

"Aaahhh, jangan gitu sayang.. jangan bikin aku gila.. ayo hisap... hisap... yang keras... habisi susu nya... ayo sayang ku.." Yeti mengerang, dia tarik tengkuk ku, dan ditempelkan ke puting kirinya. Langsung aku caplok dan jilat.. aku sedot gemas, sambil aku remas-remas aku putar-putar. Puting nya aku sedot, aku menyusu gemas. Ada manis terasa, asi nya memang masih ada. Aku hisap gencar. Tangan kanan ku pelan merayap ke selangkangan nya. Ku sentuh dan aku tekan-tekan. Aku gesek kan jari ku di mulut selangkangan nya walau masih di halangi celana karet. 10 menit kemudian aku masih menggarap susu Yeti, aku sudah masukkan tangan ku ke dalam celana nya. Aku gesek cepat klitoris nya.... Tubuh Yeti meronta....

"Aaaaahhhh... aku ... dapat... aku dapat... aaaauuugggghhh..." Yeti mengejang dan tiba-tiba dia lemas.

Yeti terdusuk di sofa

Segera aku buka semua yang dia pakai. Aku juga membuka pakaianku. Kami sama telanjang bulat. Aku hampiri lagi Yeti, kubuka kaki nya kiri kanan. Yeti paham segera tersenyum, dan tangan nya terarah ke penis ku. Dia raba dan genggam. Kemudian, badannya bangkit dan melihat yang dia genggam..

"Iiihh, gede... gede.... panjang.. keras.. aahh... belum ada yang kaya gini..."

"Apa nya sayang?"

"Ini kontol, Yeti cari, ini Yeti tunggu terus. Bukan punya Yudha yang kecil. Ini jumbo. Ayo sayang, masuk sini, sini tempat nya. Kalau yang lain belum mau di masukin, kesini aja yah.." Yeti menggosok kan penis itu ke lubang vagina nya, sambil terengah, keringat membanjiri tubuh kami.

Dia arahkan penis ke lobang vagina nya, setelah tepat, dia mengangguk. Aku tekan, pelan penis ku memasuki Yeti. Dan segera penuh masuk.. Yeti manahan dadaku agar diam sejenak, membiasakan dulu vagina nya menampung aku.

Setelah satu menit dan rasanya sudah tidak setegang tadi, aku mulai menarik keluar setengah dan dorong lagi masuk, dilakukan secara perlahan. Mata saling menatap, gaya missionaris, dimana lelaki yang menguasai.

Sodokan ku makin cepat, disambut oleh goyang Yeti yang berlawanan arah pada gerak maju mundur ku. Aku lumat bibir nya. Dia peluk erat punggung ku.

plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok...
plok. plok. plok. plok. plok. plok. plok...


Suara mengadu nya selangkangan kami. Makin lama makin cepat, makin cepat, Yeti melolong dan mengerang..

"Oooohhhh.... aaaahh... aaahhh... hosh... hosshh... haasshhh... ooohh...terus.. terus... lagi.. aaaiihh... aaahhh.. iyaahhh... iyaahhh.. iiiiisshh... sayang ku... aku.. di..aaaa... paaaa...innnnn.. ammm... puuunnn... aku... aku... akuuu.... ooouuhhh..... iiiiiiiihhhh....sampeeeeeeeeeeeee... aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh....."

Mata Yeti mendelik, kepala terlontar ke atas, kaki memeluk erat pinggul ku, tangan kiri memeluk erat leher ku. Tangan kanan mencakar punggung ku.. Badan nya semua nya tegang. Di bawah, ku rasakan selangkangngan nya menjepit dan menyedot ku. Aku gelagapan. Aku bertahan, aku ingin dia lebih dulu puas. Biar segala penat nya berkurang. Ini salah satu cara nya.

Yeti mengendur, dia lemas, sungguh lemas. Sekarang dia tertidur di sofa..



Bersambung lagi ya suhu..

Mohon Kritik dan Saran nya ya suhu...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd