Lanjut ye....
Besok nya, seharian Aku mendampingi ayah menemui para klien, yang kebanyakan dari lingkungan departemen yang mengurusi pertahanan dan keamanan. Juga swasta yang mempunyai usaha yang berkaitan dengan hal itu. Menjelang sore, masuk telepon dari seorang yang ku kenal yang kemarin baru saja bertemu:
Ajie : "Halo, Anto ini Ajie."
Anto : "Iya Jie?.. siap ketua. Ada yang bisa gue bantu pak Ketua?"
Ajie : "Ah lo bisa aja To. Lo ada waktu gak ketemuan hari ini? lo ke Tokyo yah, gue mau bicara ama lo dan mau kasih lo sesuatu sebagai ucapan terima kasih gue ke lo man"
Anto : "Sore bener lo ngabarin nya?"
Ajie : "Gue gak mau ganggu aktivitas lo ama ayah lo man. Gak enak, kemarin lo dah seharian absent.
Anto : "Walah, gak apa apa man. Tapi mau ngapain nih kita?"
Ajie : "Udah lo kesini dulu aja, gue tunggu di hotel ya man.. kalo memang mau, lo nginap di hotel gue gak apa apa, gue sendirian juga di hotel, besok pagi pagi lo bisa balik Nagoya. Gue sangat berharap lo datang ya man."
Anto : "Baiklah, gue kesono. Nanti gue izin bokap dulu. Sms gue nama hotel lo yah."
Ajie : "Sip, makasih man. Gue tunggu yah. Eh, jangan makan dulu, barengan aja."
Anto : "Yo i."
Aku berangkat ke Tokyo dan tiba menjelang malam di hotel Ajie. Kami bertemu dan langsung di ajak Ajie ke resto hotel untuk makan malam. Gak beberapa lama, makanan sudah tersedia sesuai pesanan masing masing. Sambil makan kami berbincang..
Ajie : "Malam ini gue mau ucapkan terima kasih secara pribadi atas apa yang lo kerjain man. Secara khusus memang buat acara yang tadi siang, tapi secara umum atas apa yang lo udah kerjain buat BEM kita. Gue sadar, gue bukan ketua yang baik buat BEM, gue ketua yang egois man. Menyenangkan diri sendiri. Tapi gue salut, lo bisa meredam masalah yang akan terjadi atas situasi ini. Gue sering acara diluar selain untuk BEM, tapi mayoritas buat memenuhi nafsu gue. Gue punya obsesi harus ngerasain cewek di setiap kampus yang gue datangin. Memang bangsat gue man. Gue jujur ama lo man atas tindakan gue selama ini. Gue tau lo berhak marah, gue terima. Makanya saat ini, gue mau minta maaf atas kelakuan gue selama ini."
Aku : "Secara detil gue gak tau niat lo kaya gitu. Buat gue, selama lo gak bertentangan dengan usaha gue selama ini gue masih bisa terima. Walau gue tau memang lo gak sepaham ama gue dalam mengelola BEM, tapi paling nggak, lo gak halangin. Itu udah cukup buat gue. Tidak seperti dua kandidat yang lain waktu itu, si Yoga dan Dian yang jelas jelas orientasi nya mencari keuntungan pribadi secara materi dengan menjabat sebagai ketua. Sedang lo, orientasi lo memang buat fun and happy. Secara materi lo gak berminat mengambil dari BEM. Gue tau kok, kadang lo menghadiri undangan tanpa biaya dari organisasi tapi dari biaya pribadi, tapi hasil nya tetap lo bagi buat masukan ke organisasi kita. Gue dapat laporan dari bendahara. Dan sejauh itu, gue dan anak anak masih bisa tolerir. Lo gak intervensi sama sekali kegiatan harian organisasi. Sehingga gue bisa handle semua."
Ajie : "Atas hal itu, gue juga ucapin terima kasih. Dan kelalaian gue yang paling fatal adalah mengiyakan tawaran presentasi ke Jepang ini. Padahal gue gak kuasai sama sekali yang akan gue hadapin. Dan itu hampir saja membuat nasib gue, pak Hendy, kampus kita menjadi rusak karena hal itu. Demi karena ke egoisan dan obsesi gue sendiri."
Aku : "Jadi, lo juga berniat jalanin obsesi lo disini?"
Ajie : "Iya, buat yang terakhir kali nya. Gue janji ini yang terakhir kali nya. Dan gue rencana mau ajak lo man. Sebagai hadiah gue buat lo."
Makanan sudah ludes dari tadi, perut sudah penuh. Aku tidak komentar apapun, menunggu apa yang dilakukan Ajie. Aku bukan orang yang awam banget sih untuk sex, tapi aku selama ini hanya tau melalui tontonan atau media lain. Sedang real sex, aku belum pernah. Dengan siapa? mendekati wanita saja takut. Aku lihat Ajie sibuk mengetik di hp nya, dan tidak lama sinyal jawaban masuk. Ajie membaca nya dan tersenyum lebar.
Ajie : "Mereka sudah di bawah man. Mau naik kesini."
Aku : "Siapa sih?"
Ajie : "Anak kampus sini. Univ Tokyo. Gue udah dapet man, dua orang. Buat lo satu. Jangan lo tolak yah, plisss... kali ini aja. Lo tau kan fungsi seorang cowok?"
Aku : "Tapi gue belum pernah Jie.."
Ajie : "Serius lo? Jadi lo masih segel?"
Aku : "He eh"
Ajie : "Huahahahahahuhuhu.... wakil ku masih segel... Jaman gini man.. hahaha....ckckckc.."
Aku : "Iya bener. Gue bingung musti gimana?"
Ajie : "Tapi lo tau cara nya kan? teori nya kan? dan lo tau lah posisi lobang memek itu dimana?"
Aku menganggukan kepala.
Ajie : "Aman, klo lo masih tau. Udah lo ikutin naluri lo man. Semua orang ada naluri nya. Ok?"
Aku hanya menganggukan kepala sekali lagi, tanpa tau pasti apa yang harus ku lakukan. Naluri ku mengatakan aku mengikuti saja mau temanku ini.
Tepat setelahnya, pintu lift terbuka. Masuk 2 orang gadis sangat cantik. Tinggi sama 165cm. Badan sangat proporsional. Satu memakai baju pendek putih se pusar sehingga perut yang rata terpampang jelas, celana legging abu, sepatu high heels pink, rambut sepunggung. Membawa dompet. Yang satunya memakai kaos pink tanpa lengan, celana jeans biru ketat, rambut digulung, memakai kaca mata agak gelap, menggunakan selendang tipis pink, bersepatu tanpa heels kuning, membawa tas kecil yang diselempang. Warna kulit sama sama putih dan halus, dada yang sama besar, ukuran 34 B kira kira. Ajie segera menyambut kedua gadis muda itu dan lalu menjabat tangan nya dan dilanjutkan pelukan dan cium pipi kiri kanan. Mereka mengenalkan diri. Yang baju putih Susan yang kaos pink Aiko. Lalu Ajie mengenalkan Aku. Semua dalam bahasa Inggris.
Kami berbasa basi sekitar 10 menit. Ternyata mereka berdua memamg mahasiswi dari Univ Tokyo. Lalu seperti sudah mengerti satu sama lain, akhirnya Ajie mengajak Aiko untuk naik. Tetapi Aiko menolak, dia memutuskan bersamaku. Sempat Ajie menanyakan, karena mungkin ada perjanjian antara Ajie dan mereka awalnya bahwa Ajie akan bersama Aiko dan Susan bersama ku. Karena Aiko berkeras bersamaku, Ajie akhirnya mengalah akan naik ke kamar bersama Susan.
Sambil melangkah menggandeng Susan menuju lift:
Ajie : "Kamar 777, nih kuncinya. Jangan lupa pasang tulisan "DON'T DISTURB" yah.. sikat man.. barang bagus tuh. Tadinya buat gue, tapi nasib, dia nya mau ama lo. Emang nasib lo man. Yuk naik.."
Aku menerima kartu kunci kamar. Tapi aku dan Aiko masih mematung berdiri berhadapan di posisi masing masing. Tidak ada yang bersuara dan bergerak. Seperti malu atau bingung. Entahlah, tapi pikiran ku sendiri memang malu dan bingung. Karena ini pengalaman pertama buatku, sungguh. Aku hanya melihat kartu yang kupegang dan membolak balik nya.
Ajie :"Woi... lo ngapain masih di situ? busyett.. segel sih segel, tapi jangan malu malu in ketua lo dong. Hadeh.. ayo sini, lift masih gue tahan nih.."
Akhirnya aku melihat ke Aiko, dan mengangguk ke Aiko agar jalan ke lift. Aku dan Aiko sama sama melangkah menuju lift.
Aku dan Aiko sudah didalam kamar, kamar single bed yang bagus dan wangi. Ada satu set sofa tanpa meja di sini. Kamar mandi dengan dinding kaca acrilic yang memantulkan bayangan dari dalam walau tidak jelas. Minuman lengkap, plus sake. Wah, benar benar kamar untuk couple. Entah berapa harga kamar ini di booking si Ajie. Ah, aku gak mau pikir kesana. Sekarang mau apa? Lalu ngapain habis ini?
Aiko : "Anto, kita mau langsung atau mau mandi dulu? maaf yah Aiko baru pertama seperti ini. Tapi Aiko sudah diajarkan sama Susan kok."
Aiko menjelaskan dan sebuah senyum ramah di wajah nya. Tapi, tetap terlihat canggung. Berusaha keras untuk di tekan oleh nya.
Aku :"Lebih baik mandi dulu. Aku baru datang dari luar kota."
Aiko :"Ok, Anto baru dari Nagoya. Tentu Anto lelah. Eh.. nanti Aiko kasih segar."
(Kok dia tau aku habis dari Nagoya? Aku gak menjelaskan apa apa tadi) batin ku. Ku letakkan badan ku di sofa.
Anto : "Ya, lebih baik kamu mandi lebih dulu, nanti saya gantikan setelah kamu."
Aiko tersenyum sangat manis, lalu mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Terlihat siluet nya mulai dari membuka pakaian satu persatu sampai bugil dan mulai mandi di shower. Aku mematung memperhatikan siluet itu. Nafas mulai berubah tidak teratur. Ingin rasanya berlari, bukan menjauh tapi mendekat ke arah yang punya bayangan. Ingin segera masuk dan menerjang masuk kesana. Kira kira 10 menit kemudian terlihat siluet yang menyelesaikan mandinya. Aku tersadar, dan segera melihat sekeliling. Aku ambil remote tv, mulai memainkan chanel tv sambil mengatur nafas meredakan nafsu yang tiba tiba meninggi.
Aiko keluar kamar mandi, hanya berbalut handuk dan kepala yang juga di tutup handuk kecil. Menandakan habis keramas. Aroma tubuh nya plus sabun mandi tercium sehingga benar benar mengundang nafsu ku.
Aiko :"Anto.. belum apa apa? sepatu saja belum dibuka? Atau dari tadi memperhatikan Aiko mandi yah melalui dinding ini?" Aiko tersenyum dan tampak malu malu.
Aku :"Aaa... bu..bukan.. nggak kok..nggak liatin kamu mandi.. aku nonton berita kok dari tadi.." aku tergagap, karena seakan di tangkap basah oleh gadis cantik ini.
Aiko :"Berita? itu kan tv shopping.."
Aku menoleh ke tv, shit.. memang acara tv shopping.
Aku :"Ya berita yang di tv shopping maksudnya."
Aiko tertawa sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan nya. Kemudian menarik nafas dan menggelengkan kepala sekali. Aiko melangkah kedepan ku, berlutut, kemudian dengan lincah dan lembut membuka tali sepatuku, melepas sepatuku satu persatu. Kemudian melepas kaos kaki ku, tanpa merasa risih. Aku terkejut, dan merasa seperti dilayani oleh seorang istri. Tapi hanya sekilas rasa itu, segera aku tolak, karena sudah ngawur pikirku. Setelah sepatu dan kaos kakiku terbuka, lalu menempatkan sepatu ku di rak tempat sepatu dengan rapih sekali.
BERSAMBUNG YA MASTER...