Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story

Wah suhu balak 6 bikin cerita nih, ijin pasang tenda suhu, ngikuti perkembangan anto....
 
Lanjutan...

Hendy : "Anto saat ini sedang di Nagoya, bisnis trip dengan ayah nya sejak kemarin sampai 5 hari ke depan. Besok Anto menyanggupi presentasi menggantikan kamu."

Ajie : " Alhamdulilah, ya Allah. Sungguhan kah pak?"

Tampak suatu kelegaan super besar memasuki hati Ajie. Berulang kali dia bersyukur.

Hendy : "Tapi, ada dua pesan Anto ke bapak agar disampaikan ke kamu."

Ajie : "Iya pak? saya siap melakukan nya pak."

Hendy : "Satu, Anto meminta bapak untuk tidak memarahi mu lagi atas kesalahan ini. Padahal bapak masih ingin marah besar sama kamu. Tapi Anto berpesan pada bapak seperti itu, dan bapak sanggupi. Satu lagi, ini yang sangat penting. Ingat sangat penting. Hilangkan sifat menganggap remeh dan apatis kamu itu. Ingat yah, bukan hanya dikurangi, hilangkan.. rubah sifat kamu itu. Mengerti??"

Ajie : "Iya pak, saya sangat mengerti. Mulai saat ini, saya bertekad berubah pak. Saya akan menjad Ajie yang berbeda. Pelajaran kali ini sangat penting sekali dalam hidup saya. Entah bagaimana saya membalas jasa Anto."

Hendy : "Cara nya yaitu, kamu harus memenuhi harapan dia. Itu yang utama. Mengenai apa dan kesempatan bagaimana kamu nanti berhubungan lagi dengan dia, itu sudah urusan lain. Dan bapak yakin, saat kamu sudah merubah sifatmu, dan memang nasib menentukan kalian bertemu lagi, saya yakin seyakin yakin nya, kamu bukan lagi dalam posisi di tolong Anto, mungkin sudah pada posisi kalian saling menolong."

Ajie : "Amin pak, sekarang saya tidak mau mengecewakan bapak lagi, dan juga Anto. Semua pengurus mungkin selama ini kecewa dengan kepemimpinan saya, tapi mereka diam, karena ada Anto sebagai tameng saya. Dan mereka cukup puas diarahkan dan dipimpin Anto. Karena selama saya banyak beraktivitas di luar kampus, tidak ada satupun yang protes atas tindakan saya. Saya pikir, ah.. pasti mereka segan karena saya ketua. Ternyata baru saya sadari, semua karena Anto. Saya malu pak. Hiks..hiks..hiks.."

Hendy : "Sudahlah... ayo kita istirahat. Beban kita yang super berat sudah lepas. Kita istirahat siang ini, biar besok kita fit. Cuaca diluar cukup dingin kan? Untung di ruangan ini ada penghangat. Nanti sore kita bangun, kita makan malam. Setelah itu saya mau kita mempelajari slide nya Anto. Saya gak mau jadi sapi ompong besok. Agar kalau kalau Anto butuh masukan atau ada yang lupa saat dia presentasi, kita bisa menolong nya mengingatkan.

Ajie : "Iya pak, saya pun berencana begitu."

Hendy : "Selamat istirahat.."

Mereka pun sama sama melepaskan lelah mereka di atas kasur masing masing. Dan tidak lama kemudian, masing masing sudah terlelap dengan sukses.

Besok pagi, tepat jam 9.30, sebuah taksi masuk halaman auditorium Univ Tokyo. Pak Hendy dan Ajie sudah menunggu di depan pintu masuk. Sebelumnya mereka sudah kontak kontak an, sehingga tidak salah nomor taksi yang ditunggu.

Aku turun dengan menjijing tas laptop nya. Kemudian segera menemui pak Hendy dan Ajie. Pak Hendy tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya, langsung mengajak Aku melakukan salam komando, agar lebih akrab. Aku melayaninya. Saat menghadapi Ajie, Ajie segera memeluk ku erat , seperti sahabat lama yang tidak bertemu. Sambil berbisik ucapan terima kasih yang sangat pada ku, karena nasibnya aku selamatkan. Aku balas memeluk dan menjawab mengiyakan. Segera mereka melangkah masuk, menuju ruangan yang telah disediakan panitia untuk tamu khusus. Karena kami lah saat ini bintang nya.

Perwakilan panitia datang menemui kami dan menanyakan apa ada lagi tambahan yang perlu mereka siapkan. Ajie menjawab cukup setelah Aku mengangguk pada nya. Panitia juga menawarkan makanan semacam sarapan mungkin, Aku mengiyakan karena memang iya belum sempat sarapan apapun. Panitia bergerak sangat sigap, tidak sampai 2 menit, 3 buah piring plus minum sudah tersedia di meja mereka. Segera mereka ber tiga menyantap makanan itu.

Acara puncak pun dilaksanakan. Aku dengan penuh percaya diri menaklukkan panggung nya. Semua terasa sempurna dan terasa singkat. Lancar jaya...
Aku presentasi menggunakan Bahasa Inggris yang sangat fasih. Di terjemahkan dalam bahasa Jepang oleh salah seorang staff kedutaan RI.

Aku mencoba mengingat beberapa orang yang ada di sekeliling ku. Itu memang kebiasaan ku, yang diajarkan ayah. Ingatlah sekeliling mu, orang orang nya juga situasi nya. Yang paling mudah mengenali orang adalah, suara dan tinggi badan baru wajah. Rambut, pakaian juga warna kulit bisa dirubah.

Setelah selesai, Prof. Nakazawa seorang ahli Kemasyarakatan, bangkit dan menyalami Ku dengan hangat sambil memuji presentasi yang memuaskan beliau dan audiens lainnya.

Aku tidak akan melupakan hari itu. Satu langkah maju dalam Perjalanan hidup ku kelak. Dan yang akan barperan dalam hidup ku ke depannya.

Acara ramah tamah dilaksanakan di ruangan semacam aula cukup luas. Sambil bersantap siang bersama sama para petinggi kampus dan organisasi kemahasiswaan. Disini peran pak Hendy yang menghadapi mereka. Pak Hendy juga terkejut, bahwa acara ini sampai menyita cukup banyak para petinggi kampus. Perkiraan awal hanya para aktivis mahasiswa dan para pembina nya yang hadir, ternyata berbeda. Pejabat tertinggi Univ Tokyo yang hadir adalah Wakil II Rektor mereka. Suatu kejutan dan kebanggaan. Dan diliput media kampus dan media yang memberitakan tentang usaha kemasyarakatan disana. Beberapa aktivis mahasiswa banyak yang bercakap dengan Aku dan Ajie. Beberapa mengajak foto bersama. Berkelompok ataupun selfie. Aku, Ajie dan pak Hendy melayani dengan gembira. Staff kedutaan pun membantu mereka menjelaskan secara umum tentang budaya Indonesia.

Aku merasa ada yang memperhatikan, sejak dimulai acara ramah tamah. Tapi aku tidak menemukannya. Karena banyak sekali orang di ruangan itu. Satu satunya cara adalah.. pamit ke toilet. Aku harus seolah menuju toilet, tapi sebelum sampai, tiba tiba berbelok sembunyi saat aku temukan celah tiang yang menjorok. Aku ingin tau, siapa yang mengawasi.

Tidak lama kemudian seorang sosok muncul. Berjalan biasa, tapi... tanpa suara langkah nya. Wanita, mengenakan pakaian resmi semacam jaket almamater, dalaman kaos biru, rambut coklat gelap seleher belah ditengah, celana kain coklat, alas kaki sebuah sepatu kulit bertali warna hitam. Dan hampir luput, sebuah topi putih strip hitam terikat di pinggang celana sebelah kiri, agak ditutupi jaket. Kulit putih bersih, tinggi 165 cm, berat proporsional sekitar 50kg an. Wajah, sekilas cantik sekali, tapi berusaha ditutupi rambut nya yang di gerai di kedua telinga nya. Dia melewati lorong tiang itu, Aku berdiam menahan nafas dan gerakannya. Tapi mataku tetap awas.

" Pasti dia, saya yakin tidak salah orang" gadis itu bergumam sendiri, tapi cukup jelas untuk di tangkap telinga. (Ane translate ke bahasa Indonesia, aslinya omong Inggris)
Sedetik kemudian ia memutar badannya, dan melesat pergi. Sangat ringan...

Setengah menit, Aku masih bertahan di posisi ku, setelah dirasa aman, aku keluar dari tempat itu, melangkah pelan ke arah tiolet. Masuk, mencuci tangan, mencuci muka dan membasahi rambut sedikit dan merapihkannya. Lalu dengan biasa melangkah keluar toilet menuju aula kembali. Sebelum keluar lorong toilet, aku sapukan pandangan, dan gadis yang berciri tadi sudah tidak ada di dalam aula itu. Kembali Aku membaur dengan yang lain.

Acara ada mulai dan ada selesai. Dan acara ini pun harus berakhir. Rombongan dari kampus Ku plus staff kedutaan di lepas di tangga teras auditorium.

Aku melangkah paling akhir menuruni tangga auditorium, saat tampak seorang perempuan muda cantik, berkaos ketat biru, memakai celana kain coklat memakai sepatu kulit hitam membawa tas selempang dan memakai topi hendak berjalan naik menuju auditorium. Aku yang menyadari kehadirannya, menghentikan langkah dan melihat pada si gadis Jepang itu. Si gadis juga menyadari di lihat, juga membalas menatap. Sepuluh detik kami sama sama diam menatap tanpa gerak. Seolah bernafas pun takut. Kemudian si gadis tiba tiba tertunduk dan segera setengah berlari menaiki tangga dan masuk auditorium.
(Hmmm... sudah kuduga, dia memang punya..) batin ku. Lalu aku segera bergabung dengan Ajie dan Pak Hendy.

Aku, Ajie dan pak Hendy berencana mengantar Aku ke Nagoya, dan ingin bertemu dengan ayah ku sebagai tanda rasa terima kasih sekaligus berkenalan. Sedang staff kedutaan kembali ke kantor nya di Tokyo juga.

Mereka tiba di Nagoya, sore hari. Langsung bertemu dan berbincang dengan ayah. Diakhir pertemuan, pak Hendy sekalian pamit karena besok pagi akan kembali ke Jakarta. Sedang Ajie berkeinginan menambah 1 hari waktunya di Jepang. Dan diizinkan oleh pak Hendy, karena Ajie bilang ingin ucapkan terima kasih pada ku secara pribadi.

Pak Hendy dan Ajie kembali ke Tokyo malam itu juga, karena pak Hendy harus packing untuk kembali ke Jakarta besok pagi.



BERSAMBUNG GAN..
 
Terakhir diubah:
Lanjut ye....


Besok nya, seharian Aku mendampingi ayah menemui para klien, yang kebanyakan dari lingkungan departemen yang mengurusi pertahanan dan keamanan. Juga swasta yang mempunyai usaha yang berkaitan dengan hal itu. Menjelang sore, masuk telepon dari seorang yang ku kenal yang kemarin baru saja bertemu:

Ajie : "Halo, Anto ini Ajie."

Anto : "Iya Jie?.. siap ketua. Ada yang bisa gue bantu pak Ketua?"

Ajie : "Ah lo bisa aja To. Lo ada waktu gak ketemuan hari ini? lo ke Tokyo yah, gue mau bicara ama lo dan mau kasih lo sesuatu sebagai ucapan terima kasih gue ke lo man"

Anto : "Sore bener lo ngabarin nya?"

Ajie : "Gue gak mau ganggu aktivitas lo ama ayah lo man. Gak enak, kemarin lo dah seharian absent.

Anto : "Walah, gak apa apa man. Tapi mau ngapain nih kita?"

Ajie : "Udah lo kesini dulu aja, gue tunggu di hotel ya man.. kalo memang mau, lo nginap di hotel gue gak apa apa, gue sendirian juga di hotel, besok pagi pagi lo bisa balik Nagoya. Gue sangat berharap lo datang ya man."

Anto : "Baiklah, gue kesono. Nanti gue izin bokap dulu. Sms gue nama hotel lo yah."

Ajie : "Sip, makasih man. Gue tunggu yah. Eh, jangan makan dulu, barengan aja."

Anto : "Yo i."

Aku berangkat ke Tokyo dan tiba menjelang malam di hotel Ajie. Kami bertemu dan langsung di ajak Ajie ke resto hotel untuk makan malam. Gak beberapa lama, makanan sudah tersedia sesuai pesanan masing masing. Sambil makan kami berbincang..

Ajie : "Malam ini gue mau ucapkan terima kasih secara pribadi atas apa yang lo kerjain man. Secara khusus memang buat acara yang tadi siang, tapi secara umum atas apa yang lo udah kerjain buat BEM kita. Gue sadar, gue bukan ketua yang baik buat BEM, gue ketua yang egois man. Menyenangkan diri sendiri. Tapi gue salut, lo bisa meredam masalah yang akan terjadi atas situasi ini. Gue sering acara diluar selain untuk BEM, tapi mayoritas buat memenuhi nafsu gue. Gue punya obsesi harus ngerasain cewek di setiap kampus yang gue datangin. Memang bangsat gue man. Gue jujur ama lo man atas tindakan gue selama ini. Gue tau lo berhak marah, gue terima. Makanya saat ini, gue mau minta maaf atas kelakuan gue selama ini."

Aku : "Secara detil gue gak tau niat lo kaya gitu. Buat gue, selama lo gak bertentangan dengan usaha gue selama ini gue masih bisa terima. Walau gue tau memang lo gak sepaham ama gue dalam mengelola BEM, tapi paling nggak, lo gak halangin. Itu udah cukup buat gue. Tidak seperti dua kandidat yang lain waktu itu, si Yoga dan Dian yang jelas jelas orientasi nya mencari keuntungan pribadi secara materi dengan menjabat sebagai ketua. Sedang lo, orientasi lo memang buat fun and happy. Secara materi lo gak berminat mengambil dari BEM. Gue tau kok, kadang lo menghadiri undangan tanpa biaya dari organisasi tapi dari biaya pribadi, tapi hasil nya tetap lo bagi buat masukan ke organisasi kita. Gue dapat laporan dari bendahara. Dan sejauh itu, gue dan anak anak masih bisa tolerir. Lo gak intervensi sama sekali kegiatan harian organisasi. Sehingga gue bisa handle semua."

Ajie : "Atas hal itu, gue juga ucapin terima kasih. Dan kelalaian gue yang paling fatal adalah mengiyakan tawaran presentasi ke Jepang ini. Padahal gue gak kuasai sama sekali yang akan gue hadapin. Dan itu hampir saja membuat nasib gue, pak Hendy, kampus kita menjadi rusak karena hal itu. Demi karena ke egoisan dan obsesi gue sendiri."

Aku : "Jadi, lo juga berniat jalanin obsesi lo disini?"

Ajie : "Iya, buat yang terakhir kali nya. Gue janji ini yang terakhir kali nya. Dan gue rencana mau ajak lo man. Sebagai hadiah gue buat lo."

Makanan sudah ludes dari tadi, perut sudah penuh. Aku tidak komentar apapun, menunggu apa yang dilakukan Ajie. Aku bukan orang yang awam banget sih untuk sex, tapi aku selama ini hanya tau melalui tontonan atau media lain. Sedang real sex, aku belum pernah. Dengan siapa? mendekati wanita saja takut. Aku lihat Ajie sibuk mengetik di hp nya, dan tidak lama sinyal jawaban masuk. Ajie membaca nya dan tersenyum lebar.

Ajie : "Mereka sudah di bawah man. Mau naik kesini."

Aku : "Siapa sih?"

Ajie : "Anak kampus sini. Univ Tokyo. Gue udah dapet man, dua orang. Buat lo satu. Jangan lo tolak yah, plisss... kali ini aja. Lo tau kan fungsi seorang cowok?"

Aku : "Tapi gue belum pernah Jie.."

Ajie : "Serius lo? Jadi lo masih segel?"

Aku : "He eh"

Ajie : "Huahahahahahuhuhu.... wakil ku masih segel... Jaman gini man.. hahaha....ckckckc.."

Aku : "Iya bener. Gue bingung musti gimana?"

Ajie : "Tapi lo tau cara nya kan? teori nya kan? dan lo tau lah posisi lobang memek itu dimana?"

Aku menganggukan kepala.

Ajie : "Aman, klo lo masih tau. Udah lo ikutin naluri lo man. Semua orang ada naluri nya. Ok?"

Aku hanya menganggukan kepala sekali lagi, tanpa tau pasti apa yang harus ku lakukan. Naluri ku mengatakan aku mengikuti saja mau temanku ini.

Tepat setelahnya, pintu lift terbuka. Masuk 2 orang gadis sangat cantik. Tinggi sama 165cm. Badan sangat proporsional. Satu memakai baju pendek putih se pusar sehingga perut yang rata terpampang jelas, celana legging abu, sepatu high heels pink, rambut sepunggung. Membawa dompet. Yang satunya memakai kaos pink tanpa lengan, celana jeans biru ketat, rambut digulung, memakai kaca mata agak gelap, menggunakan selendang tipis pink, bersepatu tanpa heels kuning, membawa tas kecil yang diselempang. Warna kulit sama sama putih dan halus, dada yang sama besar, ukuran 34 B kira kira. Ajie segera menyambut kedua gadis muda itu dan lalu menjabat tangan nya dan dilanjutkan pelukan dan cium pipi kiri kanan. Mereka mengenalkan diri. Yang baju putih Susan yang kaos pink Aiko. Lalu Ajie mengenalkan Aku. Semua dalam bahasa Inggris.

Kami berbasa basi sekitar 10 menit. Ternyata mereka berdua memamg mahasiswi dari Univ Tokyo. Lalu seperti sudah mengerti satu sama lain, akhirnya Ajie mengajak Aiko untuk naik. Tetapi Aiko menolak, dia memutuskan bersamaku. Sempat Ajie menanyakan, karena mungkin ada perjanjian antara Ajie dan mereka awalnya bahwa Ajie akan bersama Aiko dan Susan bersama ku. Karena Aiko berkeras bersamaku, Ajie akhirnya mengalah akan naik ke kamar bersama Susan.

Sambil melangkah menggandeng Susan menuju lift:

Ajie : "Kamar 777, nih kuncinya. Jangan lupa pasang tulisan "DON'T DISTURB" yah.. sikat man.. barang bagus tuh. Tadinya buat gue, tapi nasib, dia nya mau ama lo. Emang nasib lo man. Yuk naik.."

Aku menerima kartu kunci kamar. Tapi aku dan Aiko masih mematung berdiri berhadapan di posisi masing masing. Tidak ada yang bersuara dan bergerak. Seperti malu atau bingung. Entahlah, tapi pikiran ku sendiri memang malu dan bingung. Karena ini pengalaman pertama buatku, sungguh. Aku hanya melihat kartu yang kupegang dan membolak balik nya.

Ajie :"Woi... lo ngapain masih di situ? busyett.. segel sih segel, tapi jangan malu malu in ketua lo dong. Hadeh.. ayo sini, lift masih gue tahan nih.."

Akhirnya aku melihat ke Aiko, dan mengangguk ke Aiko agar jalan ke lift. Aku dan Aiko sama sama melangkah menuju lift.

Aku dan Aiko sudah didalam kamar, kamar single bed yang bagus dan wangi. Ada satu set sofa tanpa meja di sini. Kamar mandi dengan dinding kaca acrilic yang memantulkan bayangan dari dalam walau tidak jelas. Minuman lengkap, plus sake. Wah, benar benar kamar untuk couple. Entah berapa harga kamar ini di booking si Ajie. Ah, aku gak mau pikir kesana. Sekarang mau apa? Lalu ngapain habis ini?

Aiko : "Anto, kita mau langsung atau mau mandi dulu? maaf yah Aiko baru pertama seperti ini. Tapi Aiko sudah diajarkan sama Susan kok."

Aiko menjelaskan dan sebuah senyum ramah di wajah nya. Tapi, tetap terlihat canggung. Berusaha keras untuk di tekan oleh nya.

Aku :"Lebih baik mandi dulu. Aku baru datang dari luar kota."

Aiko :"Ok, Anto baru dari Nagoya. Tentu Anto lelah. Eh.. nanti Aiko kasih segar."

(Kok dia tau aku habis dari Nagoya? Aku gak menjelaskan apa apa tadi) batin ku. Ku letakkan badan ku di sofa.

Anto : "Ya, lebih baik kamu mandi lebih dulu, nanti saya gantikan setelah kamu."

Aiko tersenyum sangat manis, lalu mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Terlihat siluet nya mulai dari membuka pakaian satu persatu sampai bugil dan mulai mandi di shower. Aku mematung memperhatikan siluet itu. Nafas mulai berubah tidak teratur. Ingin rasanya berlari, bukan menjauh tapi mendekat ke arah yang punya bayangan. Ingin segera masuk dan menerjang masuk kesana. Kira kira 10 menit kemudian terlihat siluet yang menyelesaikan mandinya. Aku tersadar, dan segera melihat sekeliling. Aku ambil remote tv, mulai memainkan chanel tv sambil mengatur nafas meredakan nafsu yang tiba tiba meninggi.

Aiko keluar kamar mandi, hanya berbalut handuk dan kepala yang juga di tutup handuk kecil. Menandakan habis keramas. Aroma tubuh nya plus sabun mandi tercium sehingga benar benar mengundang nafsu ku.

Aiko :"Anto.. belum apa apa? sepatu saja belum dibuka? Atau dari tadi memperhatikan Aiko mandi yah melalui dinding ini?" Aiko tersenyum dan tampak malu malu.

Aku :"Aaa... bu..bukan.. nggak kok..nggak liatin kamu mandi.. aku nonton berita kok dari tadi.." aku tergagap, karena seakan di tangkap basah oleh gadis cantik ini.

Aiko :"Berita? itu kan tv shopping.."

Aku menoleh ke tv, shit.. memang acara tv shopping.

Aku :"Ya berita yang di tv shopping maksudnya."

Aiko tertawa sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan nya. Kemudian menarik nafas dan menggelengkan kepala sekali. Aiko melangkah kedepan ku, berlutut, kemudian dengan lincah dan lembut membuka tali sepatuku, melepas sepatuku satu persatu. Kemudian melepas kaos kaki ku, tanpa merasa risih. Aku terkejut, dan merasa seperti dilayani oleh seorang istri. Tapi hanya sekilas rasa itu, segera aku tolak, karena sudah ngawur pikirku. Setelah sepatu dan kaos kakiku terbuka, lalu menempatkan sepatu ku di rak tempat sepatu dengan rapih sekali.




BERSAMBUNG YA MASTER...


 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd