Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Maaf, Aku tak sealim penampilanku (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Coba tim Maya mana suaranya ?
IMG-20201007-124048.jpg

Cuma mau ngasih tau untuk stay tune yah, harap ramaikan:fgenit:
ahh...maya....bikin nagihh
 
Chapter 11

Ironi Kehidupan

Banyak orang berkata bahwa bahagia itu sederhana, masalahnya kebanyakan dari kita terlalu sibuk mencari apa definisi dari kebahagiaan itu, padahal kita sudah lama menemukannya, hanya saja kita belum menyadarinya, bagiku bahagia itu bisa didapatkan apabila kita sedang bersama dengan seseorang yang kita cintai,

Misalnya seperti apa yang saat ini sedang kurasakan, hari libur bukan berarti kita harus mengurung diri di rumah untuk bermalas - malasan, bagiku tidak ada hari untuk tidak produktif, semaksimal mungkin aku harus memiliki aktifitas agar kelak ketika diriku sudah menjadi seorang istri aku bisa terbiasa dengan padatnya kegiatan yang akan ku kerjakan,

Aku bersyukur, di pagi hari ini aku bisa menghabiskan waktu bersamanya, seseorang yang selama ini mampu membuatku tersenyum, seseorang yang kehadirannya mampu membuatku nyaman di sisiku, seseorang yang senyumannya selalu memberikanku energi positif untuk bisa menjalani sisa hari - hari beratku,

"Mau kemana lagi kita?" tanya mas aziz sambil memberikan senyumannya padaku,

"mau kesana, mau beli ituuu" ucapku dengan manja,

"haha baiklah, ayo kesana" ucapnya membuatku bahagia,

Aku sangat mengagumi dirinya, ia sangat jauh berbeda dari lelaki lain yang selama ini ku kenal, pagi hari ini sudah berjam - jam waktu yang ku habiskan bersamanya , namun ia sama sekali belum pernah menyentuhku, tanganku masih terjaga kesuciannya dari genggaman tangannya, padahal hati ini sangat rindu untuk merasakan kehangatan genggamannya, terkadang kami saling mencuri pandang namun ketika mata kami saling menatap, kami refleks untuk memalingkannya, hal ini semakin membuatku tak sabar untuk menanti hari dimana kami bisa saling pandang dan saling genggam dengan cara yang halal,

Kami pergi menuju pusat taman untuk membeli balon yang tadi ku pinta, mas aziz pun membelikannya untukku, tak lama setelah aku memegangnya, aku berlarian selayaknya anak kecil, mas aziz juga mengejarku, senyum merekah diantara wajah kami, kami berlarian seolah di taman ini hanya ada kami berdua, aku tahu banyak orang yang memandangi kami, mungkin mereka mengira kami bersifat kekanak - kanakan tapi aku tak peduli selama aku masih bisa merasakan senyuman yang ia berikan hanya untuk ku seorang,

Saat ini kami sedang duduk di bangku taman yang memiliki meja bundar, kami duduk saling berhadapan, didepan kami ada milktea yang baru saja kami beli, bagiku inilah momen yang ku tunggu, sebuah momen yang membuat jantungku berdebar kencang, aku tak bisa menahan senyumku ketika aku mampu menatap wajahnya, begitupula dengannya, wajahnya sangat cute ketika ia menahan dirinya untuk tidak tersenyum,

"mayaaaa" tanyanya yang membuatku berhenti menengguk milktea ku,

"iyya mas?" jawabku dengan penasaran,

"aku punya sesuatu untukmu, tutup mata yah" ucapnya yang membuatku semakin gugup menanti jawabannya,

"ihhh apaan sihhhh, udah nih" jawabku sambil tersenyum,

Aku terkejut ketika merasakan jemariku tersentuh oleh sesuatu, apakah ia sedang menyentuh tanganku?

"sudaahhhhh, taarrrraaaaa" ucap mas aziz yang membuatku tertawa bahagia,

"hihihihi apa ini mas?" ucapku ketika melihat ada replika cincin yang terbuat dari daun melingkar di jemariku,

"ini gladi ketika nanti aku akan memberikan cincin pernikahan untukmu may" ucapnya yang membuatku meleleh,

"ihhhh bisa aja" ucapku malu malu,

Aku bahagia sekali dibuatnya, bagiku tak ada yang lebih membahagiakan daripada momen ini, aku harap senyumannya yang saat ini kulihat bisa kurasakan seumur hidupku, aku merindukanmu mas, aku rindu ketika suatu saat nanti kita sudah bisa bebas tanpa ada batasan yang menghalangi kita, saat dimana aku dan kamu menjadi kita dibawah label halal yang akan kita miliki suatu hari nanti,

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 9 siang, berarti sudah 3 jam lebih waktu yang kami habiskan untuk membangun sebuah kenangan di taman ini, aku bahagia sekali, namun sayang karena kami harus berpisah untuk sementara waktu, kami harus pulang ke rumah masing - masing, lagipula setelah ini aku sudah memiliki rencana untuk bertamu ke rumah sahabatku Firda,

"yakin nih gak mau dianter?" tanya mas aziz,

"gak usah mas, lagian kan aku udah gede" ucapku sambil berusaha berjinjit,

"hahaha ada - ada aja, lucu deh kamu tuh" jawabnya yang membuatku baper,

Kami pun berpisah setelah itu, kebetulan jalan yang kami tempuh berlawanan arah sehingga aku pun berjalan sendiri menyisiri taman yang penuh kenangan ini,

Kebetulan saat ini sudah memasuki musim penghujan, semalam hujan begitu deras mengguyur ibu kota ini, sekarang saja aku masih bisa melihat butiran air yang bergelantungan di daun - daun, cuaca pagi ini cukup dingin sehingga aku mengenakan Sweater Hoodie berwarna putih untuk menghangatkan tubuhku,

11.jpg

"triitt triittt"

Aku terkejut ketika hp-ku bergetar, menandakan ada pesan yang masuk melalui aplikasi WA-ku, aku langsung mengernyitkan dahi ketika melihat namanya, untuk apa pak ujang mengirimkan pesan padaku? haruskah ku buka? atau ku abaikan saja? Entah kenapa melihat namanya saja langsung membuat mood ku memburuk,

“gue tunggu di depan mall x segera, kalau terlambat siap - siap aja buat nerima konsekuensinya”

Begitulah isi pesan yang baru kubaca darinya, mau apa lagi sih si kurang ajar nih ? untungnya mall tersebut gak terlalu jauh dari pusat taman ini, yaudah lah dateng aja daripada makin ngelunjak tuh orang,

“baik tuan” jawabku singkat,

Selama perjalanan menuju tempat yang dijanjikan aku memasukan tanganku ke dalam saku sweaterku , cuacanya cukup dingin, aku mulai mengira - ngira apa yang akan ia lakukan untukku,

“paling gak jauh - jauh dari itu” ucapku lirih,

Sudah berbulan - bulan diriku mengalami berbagai tekanan batin, entah sampai kapan aku harus menderita dengan cobaan yang telah kulalui selama ini, aku membencinya, bagaimana bisa ada seseorang yang memiliki paket komplit untuk ku benci, ia tak memiliki keunggulan fisik, akhlak pun downgrade, rendahan,

“Akkhhhh” ungkapku kesal sambil menggenggamkan lenganku didalam saku sweaterku

Inginku memukulnya suatu saat nanti, andai ia tak memiliki video untuk mengancamku, mungkin mereka sudah kulaporkan ke polisi sedari dulu, ku akui aku sudah terbiasa dengan pelecehan ini, aku sudah jarang menangis seperti awal - awal dulu, apakah aku menikmatinya ? jangan bercanda ! hanya saja aku tak mau menyia - nyiakan air mataku untuk orang yang tidak memiliki kepekaan sama sekali,

“ayo masuk !” ucap seseorang ketika ada mobil yang berhenti tepat didepanku,

Saat ku melihat wajah busuknya, aku pun terpaksa menerimanya , aku memasuki mobil tersebut dan duduk disamping pak agus yang kali ini bertugas untuk menyetir,

“mau kemana kita tuan ?” tanyaku penasaran,

“ikuti aja apa yang kita mau dan jangan pernah coba untuk melawan” jawab ujang ketus,

Lengkap sudah alasanku untuk membencinya, aku paling benci ketika ada seseorang yang memberikan jawaban seperti itu, sangat tidak ramah !

Tiba - tiba aku merasakan ada tangan yang sedang menyentuh dadaku, padahal mobil sedang melaju, tapi bisa - bisanya dia melecehkanku seperti ini, kulihat pak ujang mulai memainkan payudaraku dengan tangannya, aku mulai risih dibuatnya, namun aku tak bisa menolak, bisa ngelunjak kalau aku membuatnya marah,

“gimana jang, makin enak gak toketnya?” ucap agus sambil menyetir,

“wahhh gileee, makin gede gus rasanya” ucap ujang dengan bangga,

Aku tak memperdulikan responnya, aku berusaha untuk diam saja walaupun darah mulai berdesir merangsang tubuhku,

“Ahhhhhhh” desahku ketika payudaraku dicengkram dengan kuat oleh pak ujang,

“enak kan? Hahahah, ini sebagai persiapan loe tuk ngejalanin rencana yang udah kita buat” ucapnya,

Kini tangan satunya semakin aktif, kedua tangannya mulai meremasi payudaraku secara bersamaan dari arah belakang, pak ujang yang berada di kursi belakang meremasi payudaraku yang sedang duduk di kursi depan, tak hanya itu , pak ujang mencoba untuk mencumbuiku, aku memejamkan mataku karena merasa jijik padanya, nafasku perlahan makin berat karena remasan kuat yang ia berikan di payudaraku ini,

Seketika mobil berhenti, apakah sedang berada di lampu merah ? namun pak ujang tidak memberhentikan rangsangannya padaku, tanpa sepengetahuanku ada pengendara motor yang terkejut melihat adeganku dari kaca yang agak terbuka disebalah kursiku,

“Tittt titttttt” suara klakson begitu ramai, ada apa gerangan ?

Pak agus tertawa ketika menjalankan mobilnya, ia tertawa ketika pengendara tersebut tidak melaju ketika lampu sudah berubah menjadi hijau, pengendara tersebut tampak panik dan berusaha menghidupkan mesin motornya kembali,

“uhhmmpphhhh, uuuhhmmmpphhhh” desahku tiap kali menerima cumbuan darinya,

Kurasakan pak ujang sudah sangat bernafsu, ia menghisap bibirku dan mengulum lidahku, aku jadi kesulitan bernafas karenanya, tangannya pun sudah masuk ke dalam pakaianku dan tengah memilin putingku dengan penuh nikmat,

Tak sadar tanganku bergerak meraba selangkanganku sendiri, hal ini membuat pak agus yang berada disampingku tersenyum ketika melihatku sudah connect seperti ini,

Nafsu ujang semakin membara, ia memaksaku untuk pindah ke kursi belakang, dalam pangkuannya, kedua payudaraku diremas dengan begitu nikmat olehnya, bibirku masih dicumbui hingga liurku turun membasahi sweaterku,

Ujang mulai menelanjangiku satu persatu, sweaterku, kausku, pakaian dalamku, celanaku, semua sudah ia loloskan dari tubuhku sehingga membuat auratku yang selama ini tertutup terlihat olehnya,

“cepat nungging” perintahnya padaku,

Aku langsung menungging dengan posisi menghadap ke depan, setelah itu kurasakan penisnya mulai berusaha menembus vaginaku, aku mulai sadar, kenapa dari kedua cecunguk ini ujanglah yang lebih sering memasukan penisnya ke dalam vaginaku ? terkadang agus yang selama ini jadi kompatriotnya lebih sering merekamku walau ia juga cukup sering merasakan sempitnya lubang vaginaku,

“ouuhhhhhhhh” desahku ketika ujang mulai menggempur vaginaku,

“inget ini baru pemanasan buat loe yah !” ucap ujang,

Namun aku kesulitan untuk mendengarkannya, rasa perih divaginaku diakibatkan milikku yang belum terlalu basah begitupula dengan miliknya yang terlalu besar membuat mataku terpejam merasakannya,

Payudaraku terguncang maju mundur dibuatnya, andai kaca depan tembus pandang mungkin siapapun dapat melihat adegan syur ini di dalam mobil,

“daripada mulut loe nganggur mending isepin gue sini” ucap agus sambil membuka resletingnya,

Terpaksa aku mengulumnya, kini didalam mobil terdapat seorang wanita berhijab yang sedang digempur dari dua sisi, vaginanya telah tertembus penis milik pria kurus sedangkan mulutnya tersumpal penis hitam nan legam,

“uhhmmm, uhmmm , uhmmmmm” aku pasrah dibuatnya,

Aku tak mampu melawannya, tubuhku telah terkunci dan tak bisa lepas dari posisi ini, tiba - tiba mobil berhenti,

“korannn , korannn, korannnya bang , ehhhhhhhh” ucap seseorang yang membuatku panik,

Jendela mobil diturunkan dan agus mulai berbicara sesuatu, aku tak mampu mendengarkannya karena kepalaku sudah dibenamkan dipenisnya oleh tangan agus sedangkan ujangpun tak berhenti untuk menggenjotku,

Tiba - tiba si penjual koran itu sudah masuk dan duduk disamping pak ujang,

“lohh beneran nih bang , boleh ?” ucap penjual koran tersebut,

‘apa maksud dari kata boleh tersebut ?’ batinku,

Tiba - tiba kurasakan ada tangan yang meraba bokongku, saat ku berusaha mengintip rupanya penjual koran tersebut tengah merangsangku,

Kuperhatikan perawakannya tak jauh beda dengan pak ujang, tubuhnya kurus, terlihat muda mungkin di akhir usia belasan tahun menjelang dua puluh, pakaiannya lusuh dan walaupun terlihat muda, wajahnya tak ada bedanya dengan kedua cecunguk ini, mereka sama - sama JELEK !

“uhhmmmm, ehmmmm ehhmmm” desahku,

“wuihh boleh banget bang lontenya” puji penjual koran tersebut,

‘apa ? lonte ? kurang ajar sekali mulutnya !’ batinku dalam hati,

Ujang kembali menarikku ke belakang, aku kembali duduk dipangkuannya dengan penis yang menancap di vaginaku, tubuhkupun terangkat naik turun beserta payudaraku yang bergoyang sesuai iramanya, yang tak kuduga, penjual koran yang kuketahui bernama tanu ini berani meraba payudaraku dan mencumbui bibirku,

Saat ku menengok kearah belakang, pak ujang memberiku sinyal agar menuruti kemauannya, dengan terpaksa diriku dicumbui oleh penjual koran keliling ini,

“uuuhhmmm, uuhhmm, ehhmmmm” desahku merasakan remasannya begitu kasar di payudaraku, bahkan tak jarang ia mencubit dengan keras membuatku menjerit karena merasakan sakit, ada apa dengannya ? apakah ia sudah sangat bernafsu ?

Seketika mobil kembali berhenti dan kaca jendela kembali diturunkan, apa yang diinginkan oleh pak agus ini ? kemudian aku mendengar alunan gitar dengan suara yang tak begitu merdu

“diriku hanya sebatas pengamen, pulang malam selalu membawa recehan”

“Mengejar cita - cita paling mulia, membantu keluarga dirumah”

Kulihat wajahnya begitu terkejut melihat ada wanita yang sedang dilecehkan di dalam mobil ini, lagi - lagi kudengar pak agus membisikan sesuatu padanya, apa yang mereka bicarakan sebenarnya ?

Seketika pengamen itu diizinkan masuk oleh pak agus, pengamen yang bernama ari ini memiliki tampang ndeso dengan rambut yang disemir kuning, kulitnya gelap dan mulutnya agak sedikit maju daripada biasanya,

“uhhmmmmmm” desahku ketika kurasakan payudaraku yang satunya diremas dan dicumbu olehnya,

“sekarang gantian dong kasih giliran ke pengamen kita” ucap pak ujang dibelakangku, tanpa membantah perintahnya, aku melepas cumbuanku pada tanu dan berbalik arah untuk menerima cumbuan dari ari sang pengamen,

Aku memejamkan mataku tak kuat untuk menahannya, kurasakan mulutnya begitu bau dan tangan mereka tak henti - hentinya meremasi payudaraku, begitupula dengan pak ujang yang terus menggempur vaginaku,

“uuhhmmm ehhmmm, euhhhmmmmmmm” desahku tak kuasa menahannya,

Pak ujang mulai menambah gempurannya di vaginaku, tubuhku semakin terhempas dengan cepat, aku sampai melepaskan diri dari cumbuannya karena tak kuat menahan gempuran ini, tanpa sepengetahuanku baik tanu ataupun ari menatapku dengan tatapan nafsu, mereka tak menyangka bisa melihat wanita cantik nan alim sepertiku digempur habis - habisan seperti ini,

Aku mulai menyadari bahwa diriku sudah sangat terangsang sekali, sentuhan kecil saja di tubuhku sudah mampu membuatku bernafsu, sebentar lagi aku merasa akan mendapatkan orgasme dari pria yang paling ku benci ini, pria yang telah merebut keperawananku,

“ahhhhhh ahhhhhh ahhhhhhhhh” desahku tak kuasa,

Tanu dan ari membantu dengan memilin kedua putingku, mereka melakukannya sambil menatap wajahku yang terpejam penuh nikmat,

“ahhhh ahhhh ahhhhhhhhh” seketika pak ujang mencabut penis dari dalam vaginaku dan cuurrrrrrrrrrrr,

Cairan cintaku muncrat membasahi seisi mobil, bahkan ada yang mengenai porsnelingnya, aku lemas sekali dibuatnya, aku tak mampu berbicara apapun, nafasku begitu berat dan sesekali tubuhku mengejang merasakan sisa orgasme yang luar biasa ini,

“gillla hebat banget lontenya” ucap tanu penuh kekaguman,

“gak sabar buat make lonte sehebat ini” ucap ari menambahkan.

Aku terlalu lelah untuk memarahi mulut mereka yang kurang berpendidikan itu, aku masih kesulitan untuk bergerak dengan nafas yang terengah - engah ini, seketika mobil ini berhenti di suatu tempat, pak ujang pun memerintahkanku untuk mengenakan kembali sweater beserta celana milikku tanpa mengenakan dalaman apapun,

***

Langit begitu cerah di pagi hari ini, sinar pelangi terlihat begitu indah setelah semalaman negeri ini diguyur oleh rintikan hujan, andai bisa mungkin tanaman sedang menari - nari merasakan kesegaran sebagai bentuk kebahagiaan mereka,

Hari ini merupakan hari yang aku tunggu, akhirnya ide yang ku berikan kepada mas Hendra disetujui olehnya, akupun senang sekali walau sebenarnya ada perasaan tak enak di dalam hatiku kepada suamiku,

"apa ini?" ucapku ketika melihat ada pesan masuk di WA ku,

"maafin mbak yah dek soal kemarin, mbak dibutakan oleh nafsu, mbak gak bisa mengontrolnya semoga dek Firda bisa maafin mbak" begitulah isi pesan dari liya,

aku berfikir sejenak untuk membalasnya atau tidak,

"iya gpp mbak lagipula sudah berlalu kok" balasku singkat, gara - gara mang dedi aku jadi kurang mempercayai mbak liya sekarang, tapi yasudahlah toh mbak liya sudah menyesalinya, lebih baik aku pergi ke ruang tamu untuk menyambut seseorang yang kunanti,

"dari mana aja sayang?" ucap mas Hendra padaku,

"hehe ada chatt tadi" jawabku,

"yaudah, gpp" jawab mas Hendra,

"Selamat datang pak di rumah ini, mohon kerjasamanya dalam membantu urusan kecil di keluarga kami dan terakhir titip istri saya yah" begitulah isi sambutan suamiku kepada seseorang yang telah ia percayai,

Orang berkulit gelap nan kekar itupun tersenyum penuh arti sambil menatapku, tanpa sepengetahuan suamiku, aku pun membalas senyumannya walau malu - malu

***

Sementara itu disisi lain terdapat lelaki paruh baya bertubuh bulat yang dipenuhi oleh lemak, ia sedang tersenyum cerah setelah apa yang ia dapatkan di pagi hari menjelang siang ini,

Seorang wanita bertubuh langsing nan muda itu tengah naik turun di dalam pangkuan pria tambun itu, nafasnya mulai memburu, tangannya bertumpu pada perut buncit milik pria tambun tersebut

"Aahhhhh, ahhhh, ahhhh, ahhhhh" desah wanita tersebut,

Pria itu tersenyum puas sambil menatap ayu wajah wanita tersebut,

'kenapa ini? kenapa? kenapa belum bisa hilang juga perasaan ini?' batin wanita tersebut,

"aaaaaargghhh, aaregghhhhhhhhhh" desah wanita tersebut tatkala gelombang orgasme menerjang dirinya,

Wanita tersebut ambruk dikelilingi oleh pakaiannya yang telah berserakan di lantai,

"hebat sekali neng liya ini, kenapa gak bilang dari dulu kalau neng liya sebenarnya binal, saya sudah ngefans semenjak kedatangan neng ke sini" ucapnya,

"kalau neng kepengin yang kaya kemarin dan sekarang, datang aja ke ruangan kerja saya yah kapan - kapan !" ucapnya dengan penuh bangga,

Sementara itu, liya masih belum memahami keadaan yang sedang menimpanya, seingatnya pagi tadi ia hanya meminum minuman yang dibuat oleh suaminya tapi kenapa dirinya merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya ini,

Pria tambun itu kembali memakai pakaiannya dan meninggalkan liya yang sudah telanjang bulat di dalam rumahnya,

***

Sementara itu ditengah bisingnya kendaraan yang berlalu lalang diatasnya, terdapat seorang wanita yang sedang terengah - engah ketika dirinya sedang di doggy dari belakang oleh seseorang bertubuh kurus,

Sambil berdiri, payudara wanita tersebut bergoyang terombang ambing tak menentu seiring genjotan yang diberikan oleh pria tersebut,

POV Maya

“Ahhhh ahhhhhh ahhhhhh” desahku sambil memejamkan mata,

Tanu dan ari yang sudah menelanjangi dirinya mendekatiku dari depan, aku dipaksa untuk mengocok penisnya yang sudah menegang sementara leher dan pundakku di cumbu oleh kedua orang asing ini,

Ujang semakin bernafsu, ia memegangi pinggulku dan semakin menghempaskan penisnya sedalam - dalamnya, aku merasakan rahimku telah tersentuh oleh penisnya, aku semakin mendesah hebat, tiba - tiba ujang mulai meraba tubuhku dan mencengkram payudaraku dengan sangat kuat,

“uuuuuuuooooooohhhhhhhh” desah kami nyaris bersamaan,

Aku terengah - engah, kurasakan vaginaku kembali terisi oleh sperma lengketnya, akupun nyaris terjatuh kalau saja ari sang pengamen tidak memegangiku , aku terpaksa merangkul pundaknya, ari pun mencumbuiku,

Sementara tanu yang sehari - hari bekerja sebagai loper koran mulai bersemangat untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku,

“uhhhmmmmmm” desahku tertahan cumbuan ari,

Tubuhku kembali meronta - ronta ketika tanu mulai menggerakan pinggulnya untuk melecehkanku, Ujang yang sudah mendapatkan tujuannya mulai mengenakan pakaiannya kembali dan mendekati agus,

“gimana gus acting gue ? keren kan ?” ucapnya dengan penuh kebanggan,

“lu mah divideo ini udah kaya perusak pemandangan aja” jawab agus dengan jujur

“hahahha tapi bener juga, moga aja video kali ini bisa menarik beberapa penonton yah” ucap ujang sambil melihat ke sekitar,

11a.jpg

Sungai yang tidak begitu bening mengalir disamping kami, jembatan yang berada di atas kami pun ramai dikunjungi berbagai macam kendaraan, beruntung suara desahanku tak terdengar karena bisingnya suara yang dihasilkan oleh kendaraan tersebut,

Dalam posisi menungging, aku bertumpu pada tanah ketika penis tanu secara terus menerus menggempur vaginaku, begitupula dengan ari yang terus menggenjot mulutku sambil memegangi kepalaku,

Aku merasakan sakit yang luar biasa baik itu dari sisi batinku atau fisikku, tak kusangka setelah kebahagiaan yang pagi ini kurasakan, aku kembali diuji dengan kehadiran pria mesum nan kurang ajar ini,

‘ohh tidak,’ batinku ketika kembali teringat senyumannya dalam benakku,

Aku tak ingin memikirkannya ketika berada disituasi ini, mengingatnya hanya membuat batinku semakin tersiksa atas pelecehan yang sedang kurasakan,

“ooouuhhhh” ucapku ketika tanu dan ari saling melepaskan penisnya,

Diriku mulai mengambil nafas yang sebanyak - banyaknya karena setelah ini mereka kembali melecehiku, kini ari si rambut kuning yang memasukan penisnya ke vaginaku dan aku terpaksa mengulum penis milik pemuda kurus bernama tanu ini,

“ehmmm ehmm ehhmmmmmmm” desahku,

“gilaaaa, gak nyangka bisa ngerasain lonte seenak ini” gumam ari dengan penuh semangat,

“gakk nyangka sepongan lonte alim bisa seenak ini” gumam tanu,

Sungguh menyakitkan ketika diriku harus dihina seperti ini, tapi apa dayaku ketika harus berhadapan dengan mereka yang hanya mementingkan nafsunya, apakah mereka masih punya hati ? sungguh apabila aku memiliki kekuatan pasti sudah ku ceburkan mereka kesungai yang berada disampingku ini,

“Aarghjj ahhh ahhhhh” desahku ketika merasakan tusukan ari semakin kuat di vaginaku, apakah ini waktunya ?

Ari semakin bersemangat, ia pun mengeraskan desahannya untuk mengekspresikan apa yang sedang ia rasakan, hasilnya mulutnya pun semakin maju, ia menampar nampar bokongku hingga berwarna kemerahan,

“ahhhh iyyahhh, sebentar lagi, ahhh ahhhhhhh, arrggghhhhhhhhh” desahnya dengan penuh nafsu,

Ia pun mengeluarkan penisnya dan menyemprotkannya di sisi bagian belakangku, punggungku terasa hangat, vaginaku terasa perih karena sodokan ari yang hanya dipenuhi oleh nafsu,

“wahhh gillaaa, gilllaaa, ini gilllaa” ucap ari tak menyangka dengan apa yang baru saja ia alami hari ini,

“wawwwww, sekarang giliran gue neng, ayo bangun” ucap tanu padaku,

Tanu mencumbuiku, payudaraku pun diremasnya sambil dipilin penuh nikmat, ia mengangkat salah satu kakiku, dengan segera penis kembali masuk ke dalam vaginaku,

“Ahhhhhhhhhhh” desah tanu,

Tubuhku bergoyang, tusukannya terasa begitu dalam, akupun menatapnya dengan tatapan sayu, seketika bibirnya kembali mendarat di bibirku, aku kembali dinikmati dalam posisi berdiri seperti ini,

“uhmmm, ehhmmmm, uhmmmm auuhhmmmm” desah kami berdua,

Dengan penuh nafsu tanu melecehiku , tusukannya terasa semakin cepat, sepertinya dirinya yang lebih muda 7 tahun dariku ini akan mendapatkan puncak kenikmatannya,

Kurasakan payudaraku diremasi olehnya, lidahnya dengan liar menyapu wajahku, kurasakan hembusan nafasnya semakin memburu,

“iyyahhh, ini, ini bentar lagi, ahhh, ahhh , ahhhhhh” desahnya,

Ia menyuruhku untuk berjongkok ketika penisnya akan segera meledak kearahku,

“ahhhhhhhhh” desahku ketika terkejut semprotan pertamanya mengenai bibir dan daguku, bahkan ada yang mengotori hijabku, sisanya dadaku mulai belepotan dengan spermanya yang begitu banyak dan menjijikan ini,

“ahhhh, ahhhhh” desah tanu sambil mengarahkan penisnya ke mulutku,

Usai sudah pelecehan yang mereka lakukan pada wanita sepertiku, tanpa memperdulikan keadaanku, mereka tertawa begitu puas, mereka saling membicarakan apa yang telah mereka lakukan padaku, aku lelah sekali dan bersender pada tepi jembatan untuk mengistirahatkan tubuhku,

“bagus sekali kalian hebat, ini ada sedikit upah untuk aksi kalian” ucap ujang dengan penuh bangga,

‘upah ?’ batinku bertanya - tanya, mereka pun merogoh dompet yang kutaruh dicelanaku dan mengambil 2 lembar uang kertas berwarna biru yang masih baru, aku mencoba untuk berbicara namun energiku sudah habis, suaraku amat lirih dan tak mampu didengar oleh mereka, kedua insan rendahan itupun pergi setelah meninggalkan kesan buruk padaku,

Agus dan Ujang yang menjadi penanggung jawab utama pelecehan ini mendekatiku, ia memungut sweater dan celana yang berserakan di tanah dan memberikannya padaku,

“ini punya lu dan jangan lupakan aksi yang harus lu lakuin nanti !” ancam ujang padaku,

“tenang aja gak perlu cepet - cepet, semakin lama menundanya maka akan semakin lama pula kami bisa bermain main - main denganmu” ucap agus menimpali,

Mereka berdua pun meninggalkanku dibawah jembatan ini, kudengar suara mobil dinyalakan dan melaju tanpa memerdulikanku, akhirnya akupun mendapatkan ketenangan, tubuhku yang dipenuhi oleh semprotan sperma kusandarkan pada tepi jembatan, dalam keadaan telanjang itu, aku merenungi nasibku kembali, sungguh ironi apa yang saat ini kurasakan, semakin mengingat kejadian di pagi hari semakin membuat hatiku menangis,

Tak terasa air mata kembali turun untuk mengobati hatiku yang telah terluka, selama beberapa menit aku hanya menangis dibawah jembatan ini, aku tak tau lagi apa yang sebenarnya ada di fikiran mereka ?, bagaimana bisa ada orang begitu tega di dunia damai ini ? Seketika senyumnya di pagi hari kembali hadir dalam benakku, senyum tulus yang ia berikan hanya untukku seorang namun apa yang aku balas ? entahlah, AKU BENCIIII !!!

Setelah merasa baikan , aku kembali mengenakan sweater dan celanaku, aku mulai berjalan - jalan untuk mencari tahu diriku sedang berada dimana, sialnya uangku sudah habis, aku tak memiliki apapun di dompetku ini,

Aku hanya bisa berjalan tanpa tahu apa yang akan terjadi padaku nantinya, tubuhku sudah sangat lelah, tubuhku sudah sangat kotor, orang - orang mungkin menganggapku sebagai gelandangan setelah melihat pakaian yang kukenakan saat ini,

Tiba - tiba ada mobil yang berhenti tepat disampingku, kaca mobil itu pun terbuka dan menampilkan wajah pengendaranya,

“Maya ? apa yang telah terjadi padamu ?” ucapnya,

“Andi???” ucapku lirih

~To be Continued
 
Chapter 11

Ironi Kehidupan

Banyak orang berkata bahwa bahagia itu sederhana, masalahnya kebanyakan dari kita terlalu sibuk mencari apa definisi dari kebahagiaan itu, padahal kita sudah lama menemukannya, hanya saja kita belum menyadarinya, bagiku bahagia itu bisa didapatkan apabila kita sedang bersama dengan seseorang yang kita cintai,

Misalnya seperti apa yang saat ini sedang kurasakan, hari libur bukan berarti kita harus mengurung diri di rumah untuk bermalas - malasan, bagiku tidak ada hari untuk tidak produktif, semaksimal mungkin aku harus memiliki aktifitas agar kelak ketika diriku sudah menjadi seorang istri aku bisa terbiasa dengan padatnya kegiatan yang akan ku kerjakan,

Aku bersyukur, di pagi hari ini aku bisa menghabiskan waktu bersamanya, seseorang yang selama ini mampu membuatku tersenyum, seseorang yang kehadirannya mampu membuatku nyaman di sisiku, seseorang yang senyumannya selalu memberikanku energi positif untuk bisa menjalani sisa hari - hari beratku,

"Mau kemana lagi kita?" tanya mas aziz sambil memberikan senyumannya padaku,

"mau kesana, mau beli ituuu" ucapku dengan manja,

"haha baiklah, ayo kesana" ucapnya membuatku bahagia,

Aku sangat mengagumi dirinya, ia sangat jauh berbeda dari lelaki lain yang selama ini ku kenal, pagi hari ini sudah berjam - jam waktu yang ku habiskan bersamanya , namun ia sama sekali belum pernah menyentuhku, tanganku masih terjaga kesuciannya dari genggaman tangannya, padahal hati ini sangat rindu untuk merasakan kehangatan genggamannya, terkadang kami saling mencuri pandang namun ketika mata kami saling menatap, kami refleks untuk memalingkannya, hal ini semakin membuatku tak sabar untuk menanti hari dimana kami bisa saling pandang dan saling genggam dengan cara yang halal,

Kami pergi menuju pusat taman untuk membeli balon yang tadi ku pinta, mas aziz pun membelikannya untukku, tak lama setelah aku memegangnya, aku berlarian selayaknya anak kecil, mas aziz juga mengejarku, senyum merekah diantara wajah kami, kami berlarian seolah di taman ini hanya ada kami berdua, aku tahu banyak orang yang memandangi kami, mungkin mereka mengira kami bersifat kekanak - kanakan tapi aku tak peduli selama aku masih bisa merasakan senyuman yang ia berikan hanya untuk ku seorang,

Saat ini kami sedang duduk di bangku taman yang memiliki meja bundar, kami duduk saling berhadapan, didepan kami ada milktea yang baru saja kami beli, bagiku inilah momen yang ku tunggu, sebuah momen yang membuat jantungku berdebar kencang, aku tak bisa menahan senyumku ketika aku mampu menatap wajahnya, begitupula dengannya, wajahnya sangat cute ketika ia menahan dirinya untuk tidak tersenyum,

"mayaaaa" tanyanya yang membuatku berhenti menengguk milktea ku,

"iyya mas?" jawabku dengan penasaran,

"aku punya sesuatu untukmu, tutup mata yah" ucapnya yang membuatku semakin gugup menanti jawabannya,

"ihhh apaan sihhhh, udah nih" jawabku sambil tersenyum,

Aku terkejut ketika merasakan jemariku tersentuh oleh sesuatu, apakah ia sedang menyentuh tanganku?

"sudaahhhhh, taarrrraaaaa" ucap mas aziz yang membuatku tertawa bahagia,

"hihihihi apa ini mas?" ucapku ketika melihat ada replika cincin yang terbuat dari daun melingkar di jemariku,

"ini gladi ketika nanti aku akan memberikan cincin pernikahan untukmu may" ucapnya yang membuatku meleleh,

"ihhhh bisa aja" ucapku malu malu,

Aku bahagia sekali dibuatnya, bagiku tak ada yang lebih membahagiakan daripada momen ini, aku harap senyumannya yang saat ini kulihat bisa kurasakan seumur hidupku, aku merindukanmu mas, aku rindu ketika suatu saat nanti kita sudah bisa bebas tanpa ada batasan yang menghalangi kita, saat dimana aku dan kamu menjadi kita dibawah label halal yang akan kita miliki suatu hari nanti,

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 9 siang, berarti sudah 3 jam lebih waktu yang kami habiskan untuk membangun sebuah kenangan di taman ini, aku bahagia sekali, namun sayang karena kami harus berpisah untuk sementara waktu, kami harus pulang ke rumah masing - masing, lagipula setelah ini aku sudah memiliki rencana untuk bertamu ke rumah sahabatku Firda,

"yakin nih gak mau dianter?" tanya mas aziz,

"gak usah mas, lagian kan aku udah gede" ucapku sambil berusaha berjinjit,

"hahaha ada - ada aja, lucu deh kamu tuh" jawabnya yang membuatku baper,

Kami pun berpisah setelah itu, kebetulan jalan yang kami tempuh berlawanan arah sehingga aku pun berjalan sendiri menyisiri taman yang penuh kenangan ini,

Kebetulan saat ini sudah memasuki musim penghujan, semalam hujan begitu deras mengguyur ibu kota ini, sekarang saja aku masih bisa melihat butiran air yang bergelantungan di daun - daun, cuaca pagi ini cukup dingin sehingga aku mengenakan Sweater Hoodie berwarna putih untuk menghangatkan tubuhku,

11.jpg

"triitt triittt"

Aku terkejut ketika hp-ku bergetar, menandakan ada pesan yang masuk melalui aplikasi WA-ku, aku langsung mengernyitkan dahi ketika melihat namanya, untuk apa pak ujang mengirimkan pesan padaku? haruskah ku buka? atau ku abaikan saja? Entah kenapa melihat namanya saja langsung membuat mood ku memburuk,

“gue tunggu di depan mall x segera, kalau terlambat siap - siap aja buat nerima konsekuensinya”

Begitulah isi pesan yang baru kubaca darinya, mau apa lagi sih si kurang ajar nih ? untungnya mall tersebut gak terlalu jauh dari pusat taman ini, yaudah lah dateng aja daripada makin ngelunjak tuh orang,

“baik tuan” jawabku singkat,

Selama perjalanan menuju tempat yang dijanjikan aku memasukan tanganku ke dalam saku sweaterku , cuacanya cukup dingin, aku mulai mengira - ngira apa yang akan ia lakukan untukku,

“paling gak jauh - jauh dari itu” ucapku lirih,

Sudah berbulan - bulan diriku mengalami berbagai tekanan batin, entah sampai kapan aku harus menderita dengan cobaan yang telah kulalui selama ini, aku membencinya, bagaimana bisa ada seseorang yang memiliki paket komplit untuk ku benci, ia tak memiliki keunggulan fisik, akhlak pun downgrade, rendahan,

“Akkhhhh” ungkapku kesal sambil menggenggamkan lenganku didalam saku sweaterku

Inginku memukulnya suatu saat nanti, andai ia tak memiliki video untuk mengancamku, mungkin mereka sudah kulaporkan ke polisi sedari dulu, ku akui aku sudah terbiasa dengan pelecehan ini, aku sudah jarang menangis seperti awal - awal dulu, apakah aku menikmatinya ? jangan bercanda ! hanya saja aku tak mau menyia - nyiakan air mataku untuk orang yang tidak memiliki kepekaan sama sekali,

“ayo masuk !” ucap seseorang ketika ada mobil yang berhenti tepat didepanku,

Saat ku melihat wajah busuknya, aku pun terpaksa menerimanya , aku memasuki mobil tersebut dan duduk disamping pak agus yang kali ini bertugas untuk menyetir,

“mau kemana kita tuan ?” tanyaku penasaran,

“ikuti aja apa yang kita mau dan jangan pernah coba untuk melawan” jawab ujang ketus,

Lengkap sudah alasanku untuk membencinya, aku paling benci ketika ada seseorang yang memberikan jawaban seperti itu, sangat tidak ramah !

Tiba - tiba aku merasakan ada tangan yang sedang menyentuh dadaku, padahal mobil sedang melaju, tapi bisa - bisanya dia melecehkanku seperti ini, kulihat pak ujang mulai memainkan payudaraku dengan tangannya, aku mulai risih dibuatnya, namun aku tak bisa menolak, bisa ngelunjak kalau aku membuatnya marah,

“gimana jang, makin enak gak toketnya?” ucap agus sambil menyetir,

“wahhh gileee, makin gede gus rasanya” ucap ujang dengan bangga,

Aku tak memperdulikan responnya, aku berusaha untuk diam saja walaupun darah mulai berdesir merangsang tubuhku,

“Ahhhhhhh” desahku ketika payudaraku dicengkram dengan kuat oleh pak ujang,

“enak kan? Hahahah, ini sebagai persiapan loe tuk ngejalanin rencana yang udah kita buat” ucapnya,

Kini tangan satunya semakin aktif, kedua tangannya mulai meremasi payudaraku secara bersamaan dari arah belakang, pak ujang yang berada di kursi belakang meremasi payudaraku yang sedang duduk di kursi depan, tak hanya itu , pak ujang mencoba untuk mencumbuiku, aku memejamkan mataku karena merasa jijik padanya, nafasku perlahan makin berat karena remasan kuat yang ia berikan di payudaraku ini,

Seketika mobil berhenti, apakah sedang berada di lampu merah ? namun pak ujang tidak memberhentikan rangsangannya padaku, tanpa sepengetahuanku ada pengendara motor yang terkejut melihat adeganku dari kaca yang agak terbuka disebalah kursiku,

“Tittt titttttt” suara klakson begitu ramai, ada apa gerangan ?

Pak agus tertawa ketika menjalankan mobilnya, ia tertawa ketika pengendara tersebut tidak melaju ketika lampu sudah berubah menjadi hijau, pengendara tersebut tampak panik dan berusaha menghidupkan mesin motornya kembali,

“uhhmmpphhhh, uuuhhmmmpphhhh” desahku tiap kali menerima cumbuan darinya,

Kurasakan pak ujang sudah sangat bernafsu, ia menghisap bibirku dan mengulum lidahku, aku jadi kesulitan bernafas karenanya, tangannya pun sudah masuk ke dalam pakaianku dan tengah memilin putingku dengan penuh nikmat,

Tak sadar tanganku bergerak meraba selangkanganku sendiri, hal ini membuat pak agus yang berada disampingku tersenyum ketika melihatku sudah connect seperti ini,

Nafsu ujang semakin membara, ia memaksaku untuk pindah ke kursi belakang, dalam pangkuannya, kedua payudaraku diremas dengan begitu nikmat olehnya, bibirku masih dicumbui hingga liurku turun membasahi sweaterku,

Ujang mulai menelanjangiku satu persatu, sweaterku, kausku, pakaian dalamku, celanaku, semua sudah ia loloskan dari tubuhku sehingga membuat auratku yang selama ini tertutup terlihat olehnya,

“cepat nungging” perintahnya padaku,

Aku langsung menungging dengan posisi menghadap ke depan, setelah itu kurasakan penisnya mulai berusaha menembus vaginaku, aku mulai sadar, kenapa dari kedua cecunguk ini ujanglah yang lebih sering memasukan penisnya ke dalam vaginaku ? terkadang agus yang selama ini jadi kompatriotnya lebih sering merekamku walau ia juga cukup sering merasakan sempitnya lubang vaginaku,

“ouuhhhhhhhh” desahku ketika ujang mulai menggempur vaginaku,

“inget ini baru pemanasan buat loe yah !” ucap ujang,

Namun aku kesulitan untuk mendengarkannya, rasa perih divaginaku diakibatkan milikku yang belum terlalu basah begitupula dengan miliknya yang terlalu besar membuat mataku terpejam merasakannya,

Payudaraku terguncang maju mundur dibuatnya, andai kaca depan tembus pandang mungkin siapapun dapat melihat adegan syur ini di dalam mobil,

“daripada mulut loe nganggur mending isepin gue sini” ucap agus sambil membuka resletingnya,

Terpaksa aku mengulumnya, kini didalam mobil terdapat seorang wanita berhijab yang sedang digempur dari dua sisi, vaginanya telah tertembus penis milik pria kurus sedangkan mulutnya tersumpal penis hitam nan legam,

“uhhmmm, uhmmm , uhmmmmm” aku pasrah dibuatnya,

Aku tak mampu melawannya, tubuhku telah terkunci dan tak bisa lepas dari posisi ini, tiba - tiba mobil berhenti,

“korannn , korannn, korannnya bang , ehhhhhhhh” ucap seseorang yang membuatku panik,

Jendela mobil diturunkan dan agus mulai berbicara sesuatu, aku tak mampu mendengarkannya karena kepalaku sudah dibenamkan dipenisnya oleh tangan agus sedangkan ujangpun tak berhenti untuk menggenjotku,

Tiba - tiba si penjual koran itu sudah masuk dan duduk disamping pak ujang,

“lohh beneran nih bang , boleh ?” ucap penjual koran tersebut,

‘apa maksud dari kata boleh tersebut ?’ batinku,

Tiba - tiba kurasakan ada tangan yang meraba bokongku, saat ku berusaha mengintip rupanya penjual koran tersebut tengah merangsangku,

Kuperhatikan perawakannya tak jauh beda dengan pak ujang, tubuhnya kurus, terlihat muda mungkin di akhir usia belasan tahun menjelang dua puluh, pakaiannya lusuh dan walaupun terlihat muda, wajahnya tak ada bedanya dengan kedua cecunguk ini, mereka sama - sama JELEK !

“uhhmmmm, ehmmmm ehhmmm” desahku,

“wuihh boleh banget bang lontenya” puji penjual koran tersebut,

‘apa ? lonte ? kurang ajar sekali mulutnya !’ batinku dalam hati,

Ujang kembali menarikku ke belakang, aku kembali duduk dipangkuannya dengan penis yang menancap di vaginaku, tubuhkupun terangkat naik turun beserta payudaraku yang bergoyang sesuai iramanya, yang tak kuduga, penjual koran yang kuketahui bernama tanu ini berani meraba payudaraku dan mencumbui bibirku,

Saat ku menengok kearah belakang, pak ujang memberiku sinyal agar menuruti kemauannya, dengan terpaksa diriku dicumbui oleh penjual koran keliling ini,

“uuuhhmmm, uuhhmm, ehhmmmm” desahku merasakan remasannya begitu kasar di payudaraku, bahkan tak jarang ia mencubit dengan keras membuatku menjerit karena merasakan sakit, ada apa dengannya ? apakah ia sudah sangat bernafsu ?

Seketika mobil kembali berhenti dan kaca jendela kembali diturunkan, apa yang diinginkan oleh pak agus ini ? kemudian aku mendengar alunan gitar dengan suara yang tak begitu merdu

“diriku hanya sebatas pengamen, pulang malam selalu membawa recehan”

“Mengejar cita - cita paling mulia, membantu keluarga dirumah”

Kulihat wajahnya begitu terkejut melihat ada wanita yang sedang dilecehkan di dalam mobil ini, lagi - lagi kudengar pak agus membisikan sesuatu padanya, apa yang mereka bicarakan sebenarnya ?

Seketika pengamen itu diizinkan masuk oleh pak agus, pengamen yang bernama ari ini memiliki tampang ndeso dengan rambut yang disemir kuning, kulitnya gelap dan mulutnya agak sedikit maju daripada biasanya,

“uhhmmmmmm” desahku ketika kurasakan payudaraku yang satunya diremas dan dicumbu olehnya,

“sekarang gantian dong kasih giliran ke pengamen kita” ucap pak ujang dibelakangku, tanpa membantah perintahnya, aku melepas cumbuanku pada tanu dan berbalik arah untuk menerima cumbuan dari ari sang pengamen,

Aku memejamkan mataku tak kuat untuk menahannya, kurasakan mulutnya begitu bau dan tangan mereka tak henti - hentinya meremasi payudaraku, begitupula dengan pak ujang yang terus menggempur vaginaku,

“uuhhmmm ehhmmm, euhhhmmmmmmm” desahku tak kuasa menahannya,

Pak ujang mulai menambah gempurannya di vaginaku, tubuhku semakin terhempas dengan cepat, aku sampai melepaskan diri dari cumbuannya karena tak kuat menahan gempuran ini, tanpa sepengetahuanku baik tanu ataupun ari menatapku dengan tatapan nafsu, mereka tak menyangka bisa melihat wanita cantik nan alim sepertiku digempur habis - habisan seperti ini,

Aku mulai menyadari bahwa diriku sudah sangat terangsang sekali, sentuhan kecil saja di tubuhku sudah mampu membuatku bernafsu, sebentar lagi aku merasa akan mendapatkan orgasme dari pria yang paling ku benci ini, pria yang telah merebut keperawananku,

“ahhhhhh ahhhhhh ahhhhhhhhh” desahku tak kuasa,

Tanu dan ari membantu dengan memilin kedua putingku, mereka melakukannya sambil menatap wajahku yang terpejam penuh nikmat,

“ahhhh ahhhh ahhhhhhhhh” seketika pak ujang mencabut penis dari dalam vaginaku dan cuurrrrrrrrrrrr,

Cairan cintaku muncrat membasahi seisi mobil, bahkan ada yang mengenai porsnelingnya, aku lemas sekali dibuatnya, aku tak mampu berbicara apapun, nafasku begitu berat dan sesekali tubuhku mengejang merasakan sisa orgasme yang luar biasa ini,

“gillla hebat banget lontenya” ucap tanu penuh kekaguman,

“gak sabar buat make lonte sehebat ini” ucap ari menambahkan.

Aku terlalu lelah untuk memarahi mulut mereka yang kurang berpendidikan itu, aku masih kesulitan untuk bergerak dengan nafas yang terengah - engah ini, seketika mobil ini berhenti di suatu tempat, pak ujang pun memerintahkanku untuk mengenakan kembali sweater beserta celana milikku tanpa mengenakan dalaman apapun,

***

Langit begitu cerah di pagi hari ini, sinar pelangi terlihat begitu indah setelah semalaman negeri ini diguyur oleh rintikan hujan, andai bisa mungkin tanaman sedang menari - nari merasakan kesegaran sebagai bentuk kebahagiaan mereka,

Hari ini merupakan hari yang aku tunggu, akhirnya ide yang ku berikan kepada mas Hendra disetujui olehnya, akupun senang sekali walau sebenarnya ada perasaan tak enak di dalam hatiku kepada suamiku,

"apa ini?" ucapku ketika melihat ada pesan masuk di WA ku,

"maafin mbak yah dek soal kemarin, mbak dibutakan oleh nafsu, mbak gak bisa mengontrolnya semoga dek Firda bisa maafin mbak" begitulah isi pesan dari liya,

aku berfikir sejenak untuk membalasnya atau tidak,

"iya gpp mbak lagipula sudah berlalu kok" balasku singkat, gara - gara mang dedi aku jadi kurang mempercayai mbak liya sekarang, tapi yasudahlah toh mbak liya sudah menyesalinya, lebih baik aku pergi ke ruang tamu untuk menyambut seseorang yang kunanti,

"dari mana aja sayang?" ucap mas Hendra padaku,

"hehe ada chatt tadi" jawabku,

"yaudah, gpp" jawab mas Hendra,

"Selamat datang pak di rumah ini, mohon kerjasamanya dalam membantu urusan kecil di keluarga kami dan terakhir titip istri saya yah" begitulah isi sambutan suamiku kepada seseorang yang telah ia percayai,

Orang berkulit gelap nan kekar itupun tersenyum penuh arti sambil menatapku, tanpa sepengetahuan suamiku, aku pun membalas senyumannya walau malu - malu

***

Sementara itu disisi lain terdapat lelaki paruh baya bertubuh bulat yang dipenuhi oleh lemak, ia sedang tersenyum cerah setelah apa yang ia dapatkan di pagi hari menjelang siang ini,

Seorang wanita bertubuh langsing nan muda itu tengah naik turun di dalam pangkuan pria tambun itu, nafasnya mulai memburu, tangannya bertumpu pada perut buncit milik pria tambun tersebut

"Aahhhhh, ahhhh, ahhhh, ahhhhh" desah wanita tersebut,

Pria itu tersenyum puas sambil menatap ayu wajah wanita tersebut,

'kenapa ini? kenapa? kenapa belum bisa hilang juga perasaan ini?' batin wanita tersebut,

"aaaaaargghhh, aaregghhhhhhhhhh" desah wanita tersebut tatkala gelombang orgasme menerjang dirinya,

Wanita tersebut ambruk dikelilingi oleh pakaiannya yang telah berserakan di lantai,

"hebat sekali neng liya ini, kenapa gak bilang dari dulu kalau neng liya sebenarnya binal, saya sudah ngefans semenjak kedatangan neng ke sini" ucapnya,

"kalau neng kepengin yang kaya kemarin dan sekarang, datang aja ke ruangan kerja saya yah kapan - kapan !" ucapnya dengan penuh bangga,

Sementara itu, liya masih belum memahami keadaan yang sedang menimpanya, seingatnya pagi tadi ia hanya meminum minuman yang dibuat oleh suaminya tapi kenapa dirinya merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya ini,

Pria tambun itu kembali memakai pakaiannya dan meninggalkan liya yang sudah telanjang bulat di dalam rumahnya,

***

Sementara itu ditengah bisingnya kendaraan yang berlalu lalang diatasnya, terdapat seorang wanita yang sedang terengah - engah ketika dirinya sedang di doggy dari belakang oleh seseorang bertubuh kurus,

Sambil berdiri, payudara wanita tersebut bergoyang terombang ambing tak menentu seiring genjotan yang diberikan oleh pria tersebut,

POV Maya

“Ahhhh ahhhhhh ahhhhhh” desahku sambil memejamkan mata,

Tanu dan ari yang sudah menelanjangi dirinya mendekatiku dari depan, aku dipaksa untuk mengocok penisnya yang sudah menegang sementara leher dan pundakku di cumbu oleh kedua orang asing ini,

Ujang semakin bernafsu, ia memegangi pinggulku dan semakin menghempaskan penisnya sedalam - dalamnya, aku merasakan rahimku telah tersentuh oleh penisnya, aku semakin mendesah hebat, tiba - tiba ujang mulai meraba tubuhku dan mencengkram payudaraku dengan sangat kuat,

“uuuuuuuooooooohhhhhhhh” desah kami nyaris bersamaan,

Aku terengah - engah, kurasakan vaginaku kembali terisi oleh sperma lengketnya, akupun nyaris terjatuh kalau saja ari sang pengamen tidak memegangiku , aku terpaksa merangkul pundaknya, ari pun mencumbuiku,

Sementara tanu yang sehari - hari bekerja sebagai loper koran mulai bersemangat untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku,

“uhhhmmmmmm” desahku tertahan cumbuan ari,

Tubuhku kembali meronta - ronta ketika tanu mulai menggerakan pinggulnya untuk melecehkanku, Ujang yang sudah mendapatkan tujuannya mulai mengenakan pakaiannya kembali dan mendekati agus,

“gimana gus acting gue ? keren kan ?” ucapnya dengan penuh kebanggan,

“lu mah divideo ini udah kaya perusak pemandangan aja” jawab agus dengan jujur

“hahahha tapi bener juga, moga aja video kali ini bisa menarik beberapa penonton yah” ucap ujang sambil melihat ke sekitar,

11a.jpg

Sungai yang tidak begitu bening mengalir disamping kami, jembatan yang berada di atas kami pun ramai dikunjungi berbagai macam kendaraan, beruntung suara desahanku tak terdengar karena bisingnya suara yang dihasilkan oleh kendaraan tersebut,

Dalam posisi menungging, aku bertumpu pada tanah ketika penis tanu secara terus menerus menggempur vaginaku, begitupula dengan ari yang terus menggenjot mulutku sambil memegangi kepalaku,

Aku merasakan sakit yang luar biasa baik itu dari sisi batinku atau fisikku, tak kusangka setelah kebahagiaan yang pagi ini kurasakan, aku kembali diuji dengan kehadiran pria mesum nan kurang ajar ini,

‘ohh tidak,’ batinku ketika kembali teringat senyumannya dalam benakku,

Aku tak ingin memikirkannya ketika berada disituasi ini, mengingatnya hanya membuat batinku semakin tersiksa atas pelecehan yang sedang kurasakan,

“ooouuhhhh” ucapku ketika tanu dan ari saling melepaskan penisnya,

Diriku mulai mengambil nafas yang sebanyak - banyaknya karena setelah ini mereka kembali melecehiku, kini ari si rambut kuning yang memasukan penisnya ke vaginaku dan aku terpaksa mengulum penis milik pemuda kurus bernama tanu ini,

“ehmmm ehmm ehhmmmmmmm” desahku,

“gilaaaa, gak nyangka bisa ngerasain lonte seenak ini” gumam ari dengan penuh semangat,

“gakk nyangka sepongan lonte alim bisa seenak ini” gumam tanu,

Sungguh menyakitkan ketika diriku harus dihina seperti ini, tapi apa dayaku ketika harus berhadapan dengan mereka yang hanya mementingkan nafsunya, apakah mereka masih punya hati ? sungguh apabila aku memiliki kekuatan pasti sudah ku ceburkan mereka kesungai yang berada disampingku ini,

“Aarghjj ahhh ahhhhh” desahku ketika merasakan tusukan ari semakin kuat di vaginaku, apakah ini waktunya ?

Ari semakin bersemangat, ia pun mengeraskan desahannya untuk mengekspresikan apa yang sedang ia rasakan, hasilnya mulutnya pun semakin maju, ia menampar nampar bokongku hingga berwarna kemerahan,

“ahhhh iyyahhh, sebentar lagi, ahhh ahhhhhhh, arrggghhhhhhhhh” desahnya dengan penuh nafsu,

Ia pun mengeluarkan penisnya dan menyemprotkannya di sisi bagian belakangku, punggungku terasa hangat, vaginaku terasa perih karena sodokan ari yang hanya dipenuhi oleh nafsu,

“wahhh gillaaa, gilllaaa, ini gilllaa” ucap ari tak menyangka dengan apa yang baru saja ia alami hari ini,

“wawwwww, sekarang giliran gue neng, ayo bangun” ucap tanu padaku,

Tanu mencumbuiku, payudaraku pun diremasnya sambil dipilin penuh nikmat, ia mengangkat salah satu kakiku, dengan segera penis kembali masuk ke dalam vaginaku,

“Ahhhhhhhhhhh” desah tanu,

Tubuhku bergoyang, tusukannya terasa begitu dalam, akupun menatapnya dengan tatapan sayu, seketika bibirnya kembali mendarat di bibirku, aku kembali dinikmati dalam posisi berdiri seperti ini,

“uhmmm, ehhmmmm, uhmmmm auuhhmmmm” desah kami berdua,

Dengan penuh nafsu tanu melecehiku , tusukannya terasa semakin cepat, sepertinya dirinya yang lebih muda 7 tahun dariku ini akan mendapatkan puncak kenikmatannya,

Kurasakan payudaraku diremasi olehnya, lidahnya dengan liar menyapu wajahku, kurasakan hembusan nafasnya semakin memburu,

“iyyahhh, ini, ini bentar lagi, ahhh, ahhh , ahhhhhh” desahnya,

Ia menyuruhku untuk berjongkok ketika penisnya akan segera meledak kearahku,

“ahhhhhhhhh” desahku ketika terkejut semprotan pertamanya mengenai bibir dan daguku, bahkan ada yang mengotori hijabku, sisanya dadaku mulai belepotan dengan spermanya yang begitu banyak dan menjijikan ini,

“ahhhh, ahhhhh” desah tanu sambil mengarahkan penisnya ke mulutku,

Usai sudah pelecehan yang mereka lakukan pada wanita sepertiku, tanpa memperdulikan keadaanku, mereka tertawa begitu puas, mereka saling membicarakan apa yang telah mereka lakukan padaku, aku lelah sekali dan bersender pada tepi jembatan untuk mengistirahatkan tubuhku,

“bagus sekali kalian hebat, ini ada sedikit upah untuk aksi kalian” ucap ujang dengan penuh bangga,

‘upah ?’ batinku bertanya - tanya, mereka pun merogoh dompet yang kutaruh dicelanaku dan mengambil 2 lembar uang kertas berwarna biru yang masih baru, aku mencoba untuk berbicara namun energiku sudah habis, suaraku amat lirih dan tak mampu didengar oleh mereka, kedua insan rendahan itupun pergi setelah meninggalkan kesan buruk padaku,

Agus dan Ujang yang menjadi penanggung jawab utama pelecehan ini mendekatiku, ia memungut sweater dan celana yang berserakan di tanah dan memberikannya padaku,

“ini punya lu dan jangan lupakan aksi yang harus lu lakuin nanti !” ancam ujang padaku,

“tenang aja gak perlu cepet - cepet, semakin lama menundanya maka akan semakin lama pula kami bisa bermain main - main denganmu” ucap agus menimpali,

Mereka berdua pun meninggalkanku dibawah jembatan ini, kudengar suara mobil dinyalakan dan melaju tanpa memerdulikanku, akhirnya akupun mendapatkan ketenangan, tubuhku yang dipenuhi oleh semprotan sperma kusandarkan pada tepi jembatan, dalam keadaan telanjang itu, aku merenungi nasibku kembali, sungguh ironi apa yang saat ini kurasakan, semakin mengingat kejadian di pagi hari semakin membuat hatiku menangis,

Tak terasa air mata kembali turun untuk mengobati hatiku yang telah terluka, selama beberapa menit aku hanya menangis dibawah jembatan ini, aku tak tau lagi apa yang sebenarnya ada di fikiran mereka ?, bagaimana bisa ada orang begitu tega di dunia damai ini ? Seketika senyumnya di pagi hari kembali hadir dalam benakku, senyum tulus yang ia berikan hanya untukku seorang namun apa yang aku balas ? entahlah, AKU BENCIIII !!!

Setelah merasa baikan , aku kembali mengenakan sweater dan celanaku, aku mulai berjalan - jalan untuk mencari tahu diriku sedang berada dimana, sialnya uangku sudah habis, aku tak memiliki apapun di dompetku ini,

Aku hanya bisa berjalan tanpa tahu apa yang akan terjadi padaku nantinya, tubuhku sudah sangat lelah, tubuhku sudah sangat kotor, orang - orang mungkin menganggapku sebagai gelandangan setelah melihat pakaian yang kukenakan saat ini,

Tiba - tiba ada mobil yang berhenti tepat disampingku, kaca mobil itu pun terbuka dan menampilkan wajah pengendaranya,

“Maya ? apa yang telah terjadi padamu ?” ucapnya,

“Andi???” ucapku lirih

~To be Continued

Makasih updatenya agan..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd