“wahhhh dedi, neng liya,” ucap pak benny setelah memergoki kami ketika sedang telanjang bersama,
“kamu ngapain ded, kok bisa - bisanya main bareng neng liya disini” tanya pak benny penasaran,
“hehehe dek liyanya sendiri pak yang nafsu ke saya” ucapku tanpa berfikir lagi,
“lohh beneran, saya juga mau dong kalau gitu” ucap pak benny penuh nafsu,
“hehe coba tanya liyanya” ucapku
Rupanya dek liya begitu marah dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulutku, ia merasa bahwa aku tak bertanggung jawab untuk menjaganya, aku memang bodoh, aku tak memerhatikan perbedaan sikapnya dari awal hingga akhir, aku hanya berfikir pendek mungkin nafsu liya sedang menggelora dan ingin menikmati beberapa orang yang ditemui olehnya,
Setelah kejadian itu aku hanya kebagian jatah untuk menjaga mereka dari luar pos ronda, tiap detik waktu yang kulalui hanya digunakan untuk menyaksikan liya sedang dinikmati oleh pak benny di dalam pos ronda, barulah kurasakan betapa sakitnya hati ini ketika melihat wanita yang kucinta sedang dinikmati oleh orang lain walau sebenernya liya bukan wanitaku seutuhnya,
Namun sisi baiknya pak benny membawa mobilnya kala itu, aku tak tahu kejadian apa yang terjadi setelah ia dibawa masuk ke dalamnya, tapi aku bersyukur setidaknya liya bisa aman dalam perjalan ke rumahnya tanpa harus was - was lagi dengan tiadanya pakaian yang harus dikenakan,