Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Magic, Please ! The Series

Status
Please reply by conversation.
W A R N I N G !!! :
-Original Story
-Dilarang copas/edit, posting di tempat lain tanpa seizin TS
-Typo
-Newbie
-Gak nyambung
*Semua adegan dan nama tokoh merupakan karangan semata, tidak ada kaitannya dengan siapapun. Apabila ada kesamaan, itu hanya kebetulan.
Selamat Membaca !

Sebelumnya :
Mataku perlahan terbuka, cahaya masuk melalui celah mataku. Aku langsung sadar bahwa aku sudah tidak berada di tempat gelap tersebut dan sekarang aku ada di kamar kak Via, tepatnya di rumah Pak Otto.
'Bukunya !' aku mencari-cari buku tersebut dan menemukannya tepat dibawah bantalku, entah siapa yg meletakkan disana.
Dan dari sekarang, kehidupanku dengan catatan mimpi akan dimulai.

[ Magic,Please ! : Dream Note ]
Part 10
Oleh : Florence.​

Skip Time. Kunjungan sekolahku ke gunung Bromo sudah berakhir sore ini. Aku dan kak Via ditemukan di dekat gerbang desa dalam kondisi pingsan dan di dibawa kembali ke rumah ini.

Tak lama aku bangun, ternyata aku sudah dijemput oleh rombongan sekolahku. Aku pun pamit dengan pak Otto dan kak Via. Pak Otto sempat memberi sebuah kode, seakan dia sudah tahu bahwa aku berhasil menemukan apa yang aku cari. Sementara kak Via terlihat sedih dengan kepergianku. Aku pun memeluknya sejenak lalu pamit.

Dan sekarang aku berakhir di bis tempat aku berangkat. Tak lupa dengan Tami yang sibuk makan cemilannya di sampingku. Sepertinya dia ngga terlalu peduli dengan nasib teman sebangkunya ini.

"Knapa lu tadi ?" Tanya Tami sambil mengunyah keripik singkong kesukaannya.

"Ah mana gue tau, pusing mulu dari kmaren." Jawabku.

"Kedokter udah ?"

"Belom si, nanti pulang gue ke dokter kayanya."

"Oo yaudah bagus deh."

Aku tak terlalu memusingkan percakapan singkatku dengan Tami barusan. Namun yang sekarang ada dipikiranku adalah Dream Note, Catatan Mimpi. Entah sebenernya alat apa ini, dan aku pun juga ngga tau alasan kakek membuatnya. Mungkin kakek sekedar iseng2 ? Yang jelas aku tau bahwa hal-hal yang seperti ini sebenarnya ada di dunia, namun jarang terlihat aja.

Tak banyak yang menanyakan keadaanku, yah walaupun aku juga ga suka ditanya sih. Sempat teringat dengan kak Fanny, wah kalau dia sampe tau aku pingsan pasti kak Fanny khawatir banget. Pokoknya jangan sampe dia tau deh sebelum aku pulang.

Bis pun melaju kencang menuju hotel, sepanjang jalan banyak murid yang tertidur yah mungkin karna kelelahan. Tami pun juga tak kuat menahan ngantuk dan tertidur dengan masker yang menutup mulutnya. Tak sedikit juga yang masih bangun, kayanya sih mereka nikmatin perjalanan banget, jadi gamau sia sia.

Aku teringat dengan Dream Note, aku langsung mengeluarkannya dari ranselku. Buku ini terlihat tua, namun ga dekil dekil banget. Untuk sebuah buku catatan aku perhatikan buku ini lumayan tebal, sekitar 3 - 5cm. Warna hitamnya sudah agak pudar. Ya, buku ini berwarna hitam, dengan motif strip putih di sisi sampingnya, dan ditengah tengah buku itu bertuliskan Catatan Mimpi. Dengan perlahan kubuka lembar pertama.

Aturan dan Cara Menggunakan
1. Tuliskan secara detail suatu hal yang diinginkan diatas lembar kertas.
2. Apapun yang dituliskan diatas kertas ini akan terwujud menjadi sesuatu yang nyata.
3. Semua hal yang dituliskan di buku ini, tidak boleh menyimpang dari hukum dunia.
4. Semua hal menyimpang hukum dunia yang ditulis di buku ini akan diwujudkan dengan cara yang sesuai.
5. Tidak boleh mengganggu hal yang berkaitan dengan KEMATIAN, KEHIDUPAN, DAN ALIRAN WAKTU.
6. Gunakanlah dengan bijak.
7.
8.
.
.

Tertanda,

Bram.

Begitulah yang tertulis disana. Aku ada satu atau dua poin yang belum bisa ku mengerti, namun aku yakin seiring berjalannya waktu aku pasti akan tau. Ada beberapa tulisan juga yang terlihat memudar disana, aku tidak tau apa yang sebenarnya tertulis disana.

'Mungkin sebaiknya aku coba beberapa hal.' pikirku.

Daripada bosan menunggu perjalanan menuju hotel aku berniat untuk mencoba menggunakan Dream Note. Sebenarnya aku agak ragu untuk menggunakannya sih, tapi rasa penasaranku sepertinya lebih besar. Aku pun merogoh-rogoh tas ku untuk mencari alat tulis yang tersimpan di dalamnya.

"Ah dapat."ucapku pelan sambil memegang pensil yang kudapat dari tas.

Sambil berfikir untuk menuliskan apa, aku membaca ulang aturan yang ada di Dream Note. Aku kurang mengerti apa yang dimaksud Hukum Dunia di buku ini. Tak lama aku pun memutuskan untuk menuliskan sesuatu hal yang kecil.

[ Mendapat uang 10 ribu. ]

Kutaruh pensil di tengah Dream Note dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

'Ahahaha bodoh mana mungkin jadi nya-..'

"Weh Dik," Tiba-tiba saja Faris menepuk pundakku dari belakang. Aku pun langsung menutup Dream Note ku.

"Diem diem bae lu, lagi ngapain sih ?" Tanya Faris.

"Ah engga, gua cuma ngantuk aja, lu main ama yg lain aja gih, lu kan tau gua abis sakit." Jawabku.

"Ah payah lu cuma pingsan doang sih. Oh iya nih keburu lupa gua." Ucap dia sambil mengeluarkan selembar uang 10 ribuan dan memberikannya padaku.

"Lunas ya, takut lupa kalo ntar ntar." Lanjut dia.

"Tapi utang lu kan cuma 7 ribu Ris."

"Rewel deh ah, gua gaada duit kecil lagi, dah ambil aja."

"Yaudah, tengkyu nih." Jawabku sambil mengantongi uang trsebut.

Faris pun pergi ke belakang lagi. Sementara aku sekarang dibuat kebingungan. Antara percaya buku ini benar-benar nyata atau tadi itu cuma kebetulan.

'Tapi kalo sampe ini nyata, gua bener bener bisa ngapain aja dong ?' pikirku.

'Uhmm..' Mataku melirik ke Tami yang sedang tertidur sambil menggunakan maskernya untuk menutupi wajahnya.

'Hal apapun kan ? Hmm' *Glek* Aku sangat gugup, sampai sampai menelan ludah sendiri. Otak mesumku langsung aktif membayangkan beberapa hal 'nakal' yang bisa kulakukan.

Kupandangi tubuh Tami dari atas sampai bawah. Huff, siapa suruh dia duduk sini, jangan salahkan aku pokoknya.

[Rok Tami tersingkap, membuat pahanya terekspos.]

Tami pun meregangkan tubuhnya lalu kemudian tidur lagi. Posisi tidurnya sangat berantakan. Rok nya benar-benar tersingkap sampai keatas. Ia hanya memakai celana yg pendek, dan paha mulusnya menjadi tontonanku sekarang. Ah aku senang sekaligus deg degan.

'Hmm slanjutnya apa yah..' pikirku sambil tersenyum jahat. Mungkim harus cari aman dulu kali ya.

[ Semua orang tidak peduli dengan apa yang kulakukan ]

'Huff dengan begini, beres.'

Sambil melihat sekitar, kutaruh perlahan tanganku diatas pahanya secara langsung, dari kulit ke kulit. Tanganku bergerak perlahan mengelus pahanya berulang-ulang. Kurasakan tekstur halus kulitnya beradu dengan telapak tanganku. Dika junior pun konak seketika. Tak aneh bila muncul ide nakal lainnya kemudian.

Kuangkat kaki kiri Tami dan menaruhnya diatas pahaku. Kusibakkan geraian roknya sampai benar-benar diujung.

'Sss-shit mulus banget' pikirku.

Tiba-tiba saja badan Tami sedikit menggeliat, aku yang takut ia terbangun langsung menuliskan sesuatu di Dream Note.

[Tami menganggap semua yang ia lihat hanyalah mimpi ]

Begitu cerdasnya seorang yang mesum sepertiku. Seharusnya sih dengan begini aku sudah bebas melakukan apa saja. Aku pun menaruh Dream Note kedalam tasku kemudian melanjutkan sesuatu yang sempat tertunda tadi.

Kubuka kancing celanaku dan kuturunkan sedikit kebawah. Kontol yang sudah sangat keras mencuat dari balik celana dalam yang kuturunkan. Ia mengangguk angguk seakan meminta mangsa yang ada di dekatnya. Ku tempelkan kontol ku dengan paha Tami. Aku tetap melakukannya dengan hati-hati, namun aku sudah siap sedia jika ia bangun ia akan menganggap semuanya hanyalah mimpi hahahaha.

Kutaikan sedikit clana pendeknya agar pahanya lebih terbuka. Kumainkan kontolku diatas pahanya yang mulus sambil menyebut namanya perlahan.

"Tamih..ughhssh..." Tangan kiriku mengocok kontol sementara yang kanan meremas remas pangkal pahanya.

Pandangan ku fokus bergantian dengan wajahnya maupun pahanya. Saat beberapa kali melirik ternyata Tami pun terbangun. Kupelankan kocokkan dan elusanku di pahanya sambil menunggu reaksinya. Ia masih menyipitkan matanya, sepertinya ia agak ragu dengan apa yang ia lihat skarang.

Jemariku bergeser menuju memek Tami yang masih terbungkus celana gemasnya. Kutaruh jari tengahku persis tepat di tempat lobang tersebut berada. Kugoyangkan sedikit demi sedikit. Mata Tami tiba-tiba melebar dan kakinya merapat, menjepit tanganku yang ada di memeknya.

Walaupun tanganku terjepit, namun jari tengahku masih bisa bergerak lincah diatas lobang memeknya.

"Dd-Dikha ?" Ucap Tami dengan nada yang tersendat menahan ngilu di memeknya. Ia menengok sekelilingnya dengan wajah yang panik karna takut teman-temannya melihat. Tapi sepertinya ia tersadar bahwa tidak ada yang peduli dengan apa yang terjadi dengan dia sekarang. Maksudku ini benar benar ga ada yang sadar loh.

"Dikhh.. stop. Plis yang lain nanti liat" ucap Tami.
Aku hanya tersenyum. Jari tengahku terus melancarkan serangan ke memeknya. Tangan Tami pun sekarang memegangi lenganku yang sedang dijepit pahanya. Dan.. Yashh.. ujung jariku mulai terasa lembab. Aku pun tambah semangat untuk menggodanya.

Kuraih tangan Tami dan kutuntun ia memegang kontol yang tadinya sedang kukocok.

"Ssst.. its okay" ucapku setengah berbisik mendekati wajahnya.

"Ugh" Tubuhku sedikit tersentak saat jemarinya memegang kontolku. Ku tuntun ia mengocok dengan perlahan. Walaupun raut wajahnya terlihat ragu namun memeknya tak bisa berbohong. Dan faktanya jariku sudah mulai dibasahi dengan cairan cintanya. Kedua pahanya juga sedikit melonggar sehingga membuat tanganku bergerak bebas memainkan memeknya.

"Enak ?" Kataku sambil berbisik di samping telinganya.

"Hng.." Jawab Tami singkat sambil mengangguk sekali.

"Jawab dong enak atau ngga ?"

"Ee-enak"

"Kalo kaya gini tambah enak ngga ?" Ucapku tiba-tiba sambil menyelipkan tanganku lewat lubang celana kaki kirinya, lalu memasukkan jari telunjukku ke dalam memeknya.

"Hhaag." Erang Tami dengan sedikit mengejang dan meregangkan badannya. Ia terlihat sangat kaget hahaha. Tami menggigit bibirnya sambil tersenyum. Ah akhirnya ia tersenyum. Lalu ia mempercepat kocokannya di kontolku. Ia menaruh ludah ditangannya kemudian melumuri kontolku.

'Ah gila ni anak ternyata binal juga' pikirku.

Kocokkannya sukses membuatku merem melek. Kami berdua saling menikmati. Aku dengan memeknya Tami maupun Tami dengan kontolku. Tanganku sudah tidak perlu susah payah lagi untuk menuntunnya.

"Tamhh.. Tamhi.." Kontolku sudah seperti ingin memuntahkan isinya. Tami tahu betul itu dan mempercepat kocokannya. Shit.

Aku tak mau kalah, kumasukkan dua jari berikutnya ke dalam memek Tami, sehingga sekarang ada 3 jari yang bersarang didalam memek Tami. Kupercepat pula kobokanku di memeknya.

"Dikgghh.. Dikhha... Gue mau samphe..ggh"

"Tamm.. gue mau crothhh.. TAMIIII AAAGHHH..."

"DIKAAAAA..."

Crott...crott... Crooottt... Pejuku muncrat dengan deras diatas pahanya. Sementara tanganku sudah banjir ditumpahi oleh Tami. Otot-ototnya mengejang. Sepertinya ia muncrat sangat banyak. Dengan muka capeknya ia hanya bisa tersenyum.

Kepalaku bersender menghadap keatas. Tami pun menurunkan kakinya dari atas pahaku.

[Tami tertidur pulas dan terbangun saat sampai di hotel. ]

Beberapa menit kemudian ia menguap, ia membetulkan posisi celana dan duduknya lalu kemudian ia tertidur.

Sampai saat ini ada beberapa hal yang kuketahui tentang Dream Note. Salah satunya adalah buku ini bisa mengabulkan apa saja selagi itu masih dibatas wajar dunia ini. Lalu apabila ada suatu hal yang diluar nalar manusia tertulis di buku ini, hal tersebut akan dibuat nyata berdasarkan hukum nalar di dunia ini. Maksudku seperti kejadianku beberapa saat lalu. Aku menuliskan aku mendapat uang 10rb, alih2 mengira uang tersebut akan muncul tepat didepan wajahku, eh malah terealisasi dengan temanku membayar hutangnya.

Sepertinya masih banyak misteri dari Dream Note. Mungkin beberapa waktu kedepan aku akan melihat apa lagi yang bisa dilakukan dengan buku ini.
.
.
.
.
.
.
.
Continue.

Yasshhhhh !!! Selesai juga chap ini. Maafkan saya agak semrawut kalo bikin cerita. Jangan lupa like dan komentarnya ya ! Kalau ada typo atau kesalahan kata apapun akan diperbaiki dikemudian hari ya.

Sedikit catatan; mulai sekarang Catatan Mimpi akan saya sebut jadi Dream Note. Terus kalau Dika menuliskan sesuatu di Dream Note akan saya kasih effect Italic [ isi Dream Note ] seperti ini. Kalau ada hal lain akan saya tambahkan di lain waktu. Thanks
 
cek bemper kurang panjang :kumis:.
jadinya nanggung lagi huu lagi :)
 
semoga kedepan nya ... yg di tuliskan dlm dreamnote nya bener2 bisa lebih serr serrrr.....!!

ditunggu kelanjutannya suhu...
 
Mantapp, lanjut suhuuu,,
Dream note, kek nya suhu ini penggemar death note yak
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd