Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Magic, Please ! The Series

Status
Please reply by conversation.
W A R N I N G !!!
-Original Story
-Dilarang copas/edit, posting di tempat lain tanpa seizin TS
-Typo
-Newbie
-Gak nyambung

*Semua adegan dan nama tokoh merupakan karangan semata, tidak ada kaitannya dengan siapapun. Apabila ada kesamaan, itu hanya kebetulan.

Selamat Membaca !

Sebelumnya..

Sebuah buku. Buku kecil lusuh dan berdebu.dengan peniti serta secarik kertas yang tersangkut di cover buku tersebut. "BRAM". `Kakek Bram ? Yap, Bram adalah nama kakekku yang sudah meninggal. 'Kurasa aku ingin melihat-lihatnya sedikit.."

[Magic, Please ! : Dream Note]
Part 3
Oleh : Florence.​

Kubuka buku tersebut karna segera ingin mengetahui apa isinya. Lembar pertama, terlihat sebuah nama, tanda tangan dan cap jari yang sepertinya menggunakan darah. Banyak sekali noda di tiap lembarnya. Kubuka lagi lembar selanjutnya dan bertuliskan..

'Banyak sekali hal yang akan terjadi, yang perlu kau lakukan adalah memperhatikan semua hal kecil di sekitarmu. Kamu tidak bisa lari, karna kamu sudah memulainya, cucuku."

'Cucuku ?' apa yang dia maksud itu gua ya ? 'Pikirku bingung.

Lembar tiap lembar ku buka dan kuperhatikan secara seksama. Ternyata ini buku harian kakek, semua hal yang dia alami, dia tulis di buku ini. Dia juga menceritakan bagaimana dia saat lumpuh tidur, saat mendengar-mendengar bisikan, semuanya terasa familiar bagiku. Karna aku pun juga merasakannya. Aku semakin cemas, sebenarnya apa yang terjadi ?. Semua lumpuh tidur yang kualami ? Bisikan bisikan misterius ? Ternyata semua itu ada hubungannya ? Aku memutar isi kepalaku, mencoba mencerna semuanya menjadi satu. Kubuka lagi lembar selanjutnya..

"Cucuku, kau ditakdirkan menjadi 'penjaga' selanjutnya. Cari dan temukan, lanjutkan perjuanganku di tanah Bromo."

Penjaga ? Gua ? Jagain apa ya ? Kemudian tertulis lagi pengalaman saat kakek Bram berangkat dan tiba di Bromo. Kakek Bram mencari 3 Penjaga Bromo. 'Akar Ghaib', 'Pasir Hisap','Istana'. Semua kata-kata yang tertulis terasa asing bagiku.

"3 Penjaga tersebut harus di temukan. Hanya bisa di temukan oleh orang yang niatnya sudah bulat. Mereka akan menuntunmu menuju tempat harta karun Bromo. Kau harus mencarinya. Harta itu seperti nyawa bagimu."

Apa-apaan? Harta seperti nyawaku ?. Ada sedikit rasa meremehkan dariku. Namun juga ada rasa khawatir dan cemas. Aku merasa memang aku harus mencari harta tersebut. Rasa khawatirku berujung ngantuk karna aku tidak sadar membuang waktuku selama berjam-jam. Padahal ada tugas yang harus kuselesaikan malam ini. Namun mata sudah tidak kuat lagi dan akhirnya aku tertidur. Besoknya aku pergi ke sekolah seperti sebelumnya.

-SKIP time, H-1 Study Tour.

H-1 keberangkatanku. Guru-guru mulai memberi arahan apa saja yang harus dan tidak boleh kita bawa pada saat perjalanan. Para guru juga memberi arahan jam berapa kita harus berangkat besok. Kemudian hari itu sekolah dipulangkan cepat berkaitan dengan study tour tersebut. Aku langsung pulang kerumah untuk menyiapkan keperluan yang akan kubawa. Beberapa setel baju, obat;obatan, buku tulis, dan cemilan. Tidak terlalu banyak barang bawaanku, karna aku tidak suka yang ribet-ribet. Kuputuskan untuk membawa buku harian kakek juga. `Untuk jaga-jaga` pikirku. Semenjak hari pertama ku menemukan dan membukanya, aku belum berani untuk membukanya lagi. Tapi aku tetap membawanya. Jam 2 siang, dan kak Fanny belum pulang, kuputuskan untuk tidur siang sambil menunggu kak Fanny.

Tiba-tiba seperti ada yang memanggilku.

"Dek..Dek bangun.. Udah mau magrib nih buruan banguun ih adeekk..". Teriak ka Fanny

Aku yang setengah sadar, baru tahu ternyata itu kak Fanny yang sedang membangunkanku. Mataku masih malas untuk melek. Dan sedang nyenyak-nyenyaknya padahal.

"Ihh adek bangun.. Udah mau magrib". Ucap kesal kakakku sambil menggoyang-goyangkan pahaku.

"Iya.. Bentar kaa ngantuk.. Nih udah bangun kok."

Aku membuka mataku perlahan. Berusaha melawan rasa ngantukku. Dan lihat apa yang ada di depanku ? Kak Fanny yang hanya memakai tanktop merah. Kulihat juga tali branya yang tidak tertatur. Belahan toketnya sangat menggoda seperti biasanya. Dia duduk di samping tempat ku tidur dengan celana pendeknya yang berwarna putih. Aku yang secara reflek melihat pemandangan tersebut sontak langsung membuat penisku berdiri perlahan. Dan sialnya aku yang sedang mengucek-ngucek mataku tidak sadar jika kak Fanny sedang memandangi penisku yang sedang naik secara perlahan. Aku yang hanya memakai boxer pendek dan tipis membuat penisku terlihat bentuk hingga lekuknya. Aku pura-pura masih mengucek mataku. Kuintip dari celah tanganku kak Fanny masih memandanginya. Sesekali dia membuang muka kemudian melihatnya lagi. Tiba-tiba dia berkata

"Eh adek ! Itunya tuh kok jadi gede sih ? Ih nakal ya adeek, mikir jorok ya ! Hayo ngaku." omel kakakku.

Pura-pura reflek aku langsung berusaha menutupnya dengan guling yang ada disampingku.

"Eh ngga ka, apaansih. Gak mikir apa apa kok." Jawabku.

"Idihh jelas jelas juga berdiri, ngaku ayo coba!" Kak Fanny masih bersikeras kepo denganku. Dia terus menggoyangkan lenganku.

"Ya gimana ga berdiri coba, liat tuh pakaian kakak!" Jawabku tiba-tiba.

"Loh kenapa sama pakaian kakak ?"

"'Itunya' tuh kemana-mana." Sambil ku tunjuk ke arah belahan toketnya yang memperlihatkan lekuk bentuk toketnya seperti mau keluar.

"Ohh gara gara ini nih ?" Tanya dia lagi sambil menyentuh sebagian toketnya menggunakan jari telunjuknya. Mataku malah terkunci di toketnya. Aku tidak bisa melepaskan pandanganku. Kak Fanny memencet mencet toketnya secara berulang menggunakan jarinya. Sepertinya dia memang berniat menggodaku. Sialan penisku malah tambah keras akibat kelakuan kak Fanny. Aku semakin menekan guling yang ada di pahaku untuk menutupi penisku yang sedang tegak berdiri.

"Gara-gara ini.." Ucap dia pelan.

"Itu kamu berdiri ?!?!" lanjut ucap dia tiba-tiba yang mengagetkan ku. Dia menarik guling yang ada diatas pahaku. Sontak penisku yang tadi sedang ku tekan, langsung berdiri tegak. Aku yang panik langsung menutupinya menggunakan tanganku. Terus kita berdua tiba-tiba terdiam.

"Kok bisa sih berdiri gitu ? Emang punya kakak bagus ya" Tanya dia sambil memasang muka polos dan melihat ke arah penisku yang sedang mengangguk-ngangguk. Aku diam saja sambil memperhatikan arah mata kak Fanny yang sedang melihat ke arah penisku yang sedang berusaha kututupi tapi masih keliatan sedikit.

"Ya aku kan cowok normal kak, gimana ga keras lah kakak aja pake baju seksi kaya gitu!"

Arah matanya berubah ke arah mataku. Mata kami bertemu, bibir cantiknya tiba-tiba tersenyum.

"Berarti kamu suka dong ? Bagus ya toket kakak ?" Tanya dia yang seolah olah polos padahal sedang menggodaku.

Aku terdiam kutundukan kepalaku. Jujur saja walaupun aku termasuk orang yang mempunyai nafsu tinggi. Tetap saja dia itu kakakku yang harus ku hormati.

"Eyy ditanya kok diem". Kak Fanny menarik kepalaku untuk melihat mataku. Mataku secara otomatis fokus melihat toketnya lagi.

"Ihh tuh kan matanya nakal ya". Ucap ka Fanny tiba-tiba.

"Eh iya ka maaf aduh.." ucapku.

"Brarti bagus ya dek Dika ?" Ucap dia menggunakan namaku untuk memperjelas pertanyaannya.

Aku hanya mengangguk pelan.

"Bagus ?." Tanya dia lagi yang sedang menggodaku.

"Iya kak, bagus."

"Gede ?."

"Gede kak."

"Mulus ya ? hehehe."

"Iya mulus kak."

"Kamu suka."

"Suka."

"Kamu mau pegang ?"

"Iya kak, aku mau peg-.." Sial aku terjebak kata-kata kak Fanny. Aku keceplosan.

"Oh kamu mau pegang dek?" Tanya kak Fanny.

"Engga ka, tadi itu maksudnya ga mau kak."

"Ih tadi katanya mau, kok sekarang ngga, labil deh.." Ucap manja kak Fanny.

Aku yang sudah kepalang nafsu. Malah bertanya balik kepada kak Fanny untuk memastikannya. Tiba-tiba secara perlahan kak Fanny membusungkan dadanya untuk memamerkan lekuk toketnya yang sangat menggoda bagiku.

"Em.. Emang boleh kak.. Aku.. Pegang?" Tanyaku.

"Hmm.. Sini tangan kamu dek." Ucap kak Fanny.

Aksi dia yang tiba-tiba meminta tanganku sekejap membuatku bingung. Aku senang bukan main. Aku sedang membayangkan betapa lembutnya Sepasang Bukit yang kuidam-idamkan sedang berada di telapak tanganku. Penisku tambah keras. Sementara dia mulai mengulurkan tangannya untuk mengambil tanganku yang sedang sibuk menutupi penis tegangku. Tangan halusnya mulai menggenggam tanganku. Tangan kananku tepatnya. Kak Fanny menarik tanganku perlahan dari atas penisku. Dan penisku pun mencuat tegak seperti tiang bendera disitu. Mata kami tidak berhenti berpandangan. Kulihat tanganku perlahan mengarah ke toket kak Fanny. Kak Fanny masih setia dengan posisinya yang sedang membusungkan dadanya. Sementara aku dag dig dug menantikan hal apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Dika siap hmm ?" tanya kak Fanny.

Aku hanya terdiam keringat dingin mengalir dari dahiku menuju leher. Dan tiba-tiba..

'PLAKK!!'

Tanganku yang tadi hampir menyentuh sepasang toket kak Fanny malah mendadak mendarat di dahiku. Tanganku menepok jidatku dengan kencang yang dituntun tangannya.

"Pengen banget yaa.. GAK-BO-LEH woo ! Hahahaha." Ucap kak Fanny yang ternyata sedang meledekku.

"ANJIRR KAKAKK...". Teriakku sesaat sebelum kak Fanny mulai melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamarku. Dia keluar sambil tertawa-tawa. Aku sangat kesal dengan kak Fanny, mau ditaruh mana muka maluku ini. Kupikir selanjutnya aku tidak akan membiarkannya lolos.

Sesudah maghrib kak Fanny pergi dengan temannya, karena dia sudah terlanjur janji minggu kemarin. Sementara aku masih melakukan cek ulang untuk semua keperluan yang harus ku bawa ke Bromo. Sesudah memastikan bahwa semuanya telah lengkap aku berniat tidur lebih awal karna aku tahu besok akan jadi perjalanan yang melelahkan. Tak lupa ku taruh kunci di rak sepatu agar nanti kak Fanny pulang tidak kesusahan untuk masuk ke rumah.

Di kamarku, mataku masih saja belum terpejam, entah kenapa hatiku sangat gelisah mengingat akhir-akhir ini lumpuh tidurku semakin sering terjadi. Dan aku pun tahu jika aku tidur, pasti itu akan terjadi lagi. Tapi aku tidak terlalu berpikir panjang, kuusahakan diriku senyaman mungkin, kucoba pejamkan mata walaupun aku tidak mengantuk. Tapi untungnya aku tertidur pulas setelah memejamkan mata beberapa waktu.

Hari ini adalah hari keberangkatan Study Tour ku menuju Bromo. Seperti biasa aku bangun dari lumpuh tidurku. Aku bangun pukul 04.10 tepat dengan alarm yang kusetel tadi malam. Aku putuskan untuk bangun lebih pagi agar aku bisa melakukan cek ulang barang bawaanku dan bisa bersantai, tidak terburu-buru. Karena aku mendapat pengarahan bahwa jam 05.30 aku harus sudah berkumpul di sekolah. Aku segera pergi ke kamar kak Fanny untuk membangunkannya karna kemarin kak Fanny berjanji untuk mengantar dan menjemputku sewaktu aku pergi study tour. Ku ketuk pintu kamar kak Fanny dan mencoba memanggilnya.

"Kak bangun kak.. Kak Fanny..."

Masih tidak ada jawaban.

"Kak.. Kata kakak kemarin mau anter jemput aku pas study tour, ayo dong udah pagi nih.. Bangun"

Masih tidak ada jawaban. Perlahan kucoba buka pintu kamarnya untuk membangunkan dia secara 'manual.' Dan ternyata pintunya tidak dikunci. Aku pun masuk ke kamar yg gelap tersebut. Hanya terlihat lampu tidur yang menyala di pojokkan kamar yang sedang menerangi kak Fanny tidur. Ku dekati kak Fanny, dan kulihat dia yang sedang tidur dengan nyenyak. Terlihat baju piyamanya yang berantakan, kancing atasnya memperlihatkan leher dan belahan toketnya. Hot pants putih yang menempel pas dengan pantatnya. Terlihat lekuk kaki dan pahanya yang mulus. Membuat aku menjadi ngaceng. Ditambah lagi memang sudah takdirnya penis seorang pria ngaceng pada saat mereka bangun tidur di pagi hari. Kemudian aku duduk di samping kakak yang pada dasarnya kasur kakak adalah kasur untuk dua orang sementara dia tidur sendiri. Kutaruh tanganku tepat diatas paha kak Fanny. Kuelus perlahan, namun tidak terlalu pelan sambil membangunkannya tidur. Sial, paha kak Fanny begitu halus dan membuatku semakin ngaceng saja. Tangan kanan ku sekarang malah memegang penisku yang sedang ngaceng. Sementara tangan kiri ku masih mengelus paha kak Fanny.

"Kak Fanny.. Kakak... Bangun kak. Nanti kan mau nganterin aku ke Sekolah.."

Tidak ada jawaban. Tanganku masih sibuk mengelus paha dan mengocok penis. Kemudian ku geser dikit tanganku ke paha bagian dalam, mendekati memeknya. Posisi kak Fanny yang sedang telentang membuatku semakin gampang melakukan hal hal tersebut. Kuelus lagi pahanya, kurasakan mulusnya paha kakak. Dan kukocok terus penisku. Enak sekali rasanya. Ini baru pertama kali aku coli sambil memegangi tubuh wanita.

"Kak Fanny.. Oiii.... Bangun yuukk."

Aku mencoba memanggilnya lagi. Aku yang kesal dengan kak Fanny, malah mencoba hal yang lebih nakal lagi. Kuposisikan jari telunjukku di tengah tepat di belahan memeknya. Kemudian aku gesek menurut garis belahannya secara perlahan dari bagian atasnya ke bagian bawahnya.

'GREP'

Tiba-tiba pahanya merapat menjepit telapak tanganku yang masih berada di selangkangannya kak Fanny. Namun kulihat mata kak Fanny masih terpejam. Kulihat badannya menggeliat lalu merubah badannya menghadap ke aku. Sekarang terlihat jelas belahan toketnya yang semakin tejepit oleh badannya. Dan tebak apa yang kulihat ? Puting kak Fanny yang mengintip dari balik baju tidurnya. Aku senang bukan main. Putingnya sangat seksi. Berwarna coklat muda. Cocok dengan toket beningnya. Tangankku yang tadi berhasil lolos dari selangkangan kak Fanny langsung mencoba menyentuh puting kak Fanny. Aku yang tidak tahan, kukeluarkan penisku dari celanaku. Dan sekarang penisku berdiri tegak melambai-lambai dan aku menggenggamnya menggunakan tangan kananku. Sementara jari telunjuk kiriku sedang mendarat di atas puting kak Fanny. Kukocok terus penisku sampai cepat. Ku tarik-tarik penisku. Dan tak lama kurasakan penisku yang semakin panas, dan.. 'Crot..crott Crooott...' peju ku keluar 3 kali dengan sangat deras. Semuanya tertumpah di telapak tanganku. Walau ada sedikit pejuku yang menempel di pahanya. Kemudian aku membersihkan tanganku dan paha kak Fanny.

Kuputuskan untuk membangunkannya setelah aku mandi. Tak terasa sekarang jam 04.35 dan aku langsung bergegas mandi. Tak lupa sebelum aku mandi aku menyetel alarm di hp ku dan hp kak Fanny hanya beberapa menit ke depan agar bisa membangunkan kakakku. Aku pun langsung pergi mandi wajib. Kugosok badanku agar semuanya bersih. Aku keramas dua kali agar rambutku terlihat lebih fresh.

-Continue-
Yup alhamdulillah bisa kelar juga part 3 ini. Jujur ternyata dalam menulis itu harus butuh kesabaran ekstra. Dan bahkan gua sendiri pun sering kejebak sama titik jenuh gua. Gua terus ngeliat ke kertas putih kosong dan gua gatau apa yang harus gua tulis wkwkk. Kalo kata orang ini namanya White Paper Syndrome yak wkwk. Yasudahlah mohon maaf apabila typo sangat banyak. Ataupun kadang ceritanya ga nyambung. Karna saya juga masih belajar. Update inshaa allah paling lama jangka waktu seminggu. Tapi kalau bisa saya selesaikan cepat, ya pasti akan langsung di post. Sekian dan terima kasih suhu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd