Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Magic, Please ! The Series

Status
Please reply by conversation.
:baca:waw cerita ini punya awal yg bagus ...
tapi sayang kelamaan hehe . .. keep up date huu
siap pantengin sampe akhir:kacamata:
 
Yups, Florence kali ini bakal kasih gambaran tentang tokoh-tokoh yang ada di Magic, Please ! The Series : Dream Note, tapi baru beberapa aja yang kliatan ya.

1. Dika
Dika, seorang pelajar tingkat SMA berusia 16 tahun, kelas 2 SMA. Mempunyai paras yang lumayan pas dengan postur badannya, yaitu 165 cm. Bersekolah di salah satu SMA Negeri di Jakarta. Mempunyai satu kakak kandung bernama Fanny. Dika merupakan seseorang yang mempunyai nafsu tinggi terhadap lawan jenisnya. Di setiap waktu luangnya, Dika selalu menonton koleksi bokepnya yang dia dapat dari internet. Walaupun Dika mempunyai nafsu tinggi dengan lawan jenisnya, Dika pasti tidak pernah bertindak jauh sendirian. Dia pasti akan melampiaskannya dengan masturbasi di kamar atau kamar mandinya. Seperti halnya Dika memandang seorang kak Fanny, dia memang nafsu terhadap kak Fanny, namun dia tetap menghormati sosok kak Fanny sebagai kakak kandungnya. Dika merupakan sosok yang tidak terlalu akrab dengan orang sekitarnya. Biasanya jika seseorang ingin ke kantin, perpustakaan atau tempat semacamnya yang ada di lingkungan sekolah, mereka pasti akan bersama-sama temannya. Sementara Dika tidak. Dika pasti selalu sendiri kemanapun Dika pergi. Bukan karena tidak ada yang ingin berteman dengannya. Melainkan karena Dika tidak terlalu suka dengan keramaian. Walaupun begitu, di depan temannya, Dika selalu mudah untuk membaur dengan temannya, dimanapun itu. Dika selalu mempunyai rasa penasaran dengan hal-hal yang ingin dia ketahui, apapun itu.

2. Kak Fanny
Fanny, seorang mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta. Kakak kandung dari Dika. Mempunyai postur tubuh yang lebih tinggi dari Dika, kira-kira 170cm dan badan yang sangat pas dengan tingginya. Wajah cantiknya mendukung penampilan dia seperti seorang model. Tak hanya itu, nilai lebih seorang Fanny adalah mempunyai toket yang cukup dibilang besar, 32 Cup C. Toketnya bulat, kenyal, dan berisi. Fanny itu kakak yang perhatian dengan Dika, selalu merawatnya dengan tulus. Karena dia sangat sayang adiknya. Walaupun beberapa kali sering mengomel dengan Dika karena suatu hal. Namun tidak mengurangi kasih sayangnya. Semenjak melihat penis adiknya yang tegang, Fanny jadi sering menggoda adiknya. Namun masih dalam batas wajar.

3. Sasti
Sasti, teman sekelas Dika. Cukup sering mengobrol dengan Dika karena mereka merupakan teman sekelas pada saat SMP dulu. Sosok yang selalu menggunakan hijab dalam sehari-harinya. Tak lupa juga seragamnya yang lengan panjang. Salah satu murid yang cantik di kelas Dika. Wajahnya terlihat lebih dewasa dari anak SMA lainnya. Itu sebabnya tidak sedikit juga murid cowo yang naksir dengan dia. Mempunyai postur tubuh yang sepantaran dengan Dika namun agak lebih pendek sedikit. Toketnya sangat berisi untuk anak seumuran dia, sekitar 36 Cup B. Bulat dan tidak kalah menggoda dari punya kak Fanny. Terlihat menyembul sedikit dari balik bajunya walaupun sudah tertutup oleh hijabnya. Apalagi saat melihatnya dari samping, sangat membentuk. Sosok yang baik dengan semua orang yang dia kenal. Sasti juga salah satu murid yang menduduki 3 besar di kelas.

3. Utami
Biasa Dika memanggilnya Tami. Teman sekelas Dika. Duduk di kursi paling belakang di kelas. Sama seperti Sasti, Tami juga menggunakan hijab apabila dia diluar rumah, termasuk di sekolah. Postur tinggi yang sama dengan Sasti. Mempunyai wajah yang manis, ditambah dengan lesung pipi nya. Tami mempunyai toket yang tidak terlalu besar. Namun kira-kira pas ditangan, 32 Cup B, lebih kecil dari Sasti dan Kak Fanny. Tami mempunyai paha yang sangat mulus, walaupun Dika belum pernah melihatnya secara langsung, tapi Dika pernah memegangnya. Sosok yang tidak mudah ditebak karena emosinya yang berubah-ubah. Namun Tami merupakan sosok yang baik selama yang dikenal. Walaupun Dika baru kenal dengannya.

4. Kakek Bram
Kakek dari Dika, meninggal diumur 88 tahun. Sosok kakek tua yang dikenal ramah dengan tetangganya, selalu jujur dan terbuka dengan orang-orang di sekitarnya. Namun semenjak Dika menemukan buku harian kakek Bram. Dika yakin, kakeknya merupakan orang yang sangat misterius. Dan Dika berusaha mencari tahu akan kakek Bram dan apa saja yang dilakukannya selama dia hidup.

-....-

Yups diatas merupakan tokoh-tokoh yang ada di cerita Magic, Please. Ane mau tanya nih, kira-kira menurut kalian ceritanya bakal kaya gimana sih untuk kedepannya ? Jawaban kalian pasti ane lihat dan tentu saja jadi pertimbangan untuk cerita ane. Nah buat kalian yang sedang berkhayal tentang cerita ini, komen aja, gausah ragu-ragu. Makasih semuanya
 
Terakhir diubah:
W A R N I N G !!! :
-Original Story
-Dilarang copas/edit, posting di tempat lain tanpa seizin TS
-Typo
-Newbie
-Gak nyambung

*Semua adegan dan nama tokoh merupakan karangan semata, tidak ada kaitannya dengan siapapun. Apabila ada kesamaan, itu hanya kebetulan.

Selamat Membaca !

Sebelumnya..
Kuputuskan untuk membangunkannya setelah aku mandi. Tak terasa sekarang jam 04.35 dan aku langsung bergegas mandi. Tak lupa sebelum aku mandi aku menyetel alarm di hp ku dan hp kak Fanny hanya beberapa menit ke depan agar bisa membangunkan kakakku. Aku pun langsung pergi mandi wajib. Kugosok badanku agar semuanya bersih. Aku keramas dua kali agar rambutku terlihat lebih fresh.

[Magic, Please ! : Dream Note]
Part 4
Oleh : Florence.​

Setelah ku mandi, aku pun bergegas untuk ganti baju dengan dresscode yang sudah ditentukan, yaitu seragam batik sekolah. Kurapihkan rambutku, begitu juga seragamku. Setelah rapih berpakaian aku langsung keluar kamar dan menuju kamar kak Fanny, tapi sebelum sampai ke kamar kak Fanny ku dengar suara orang yang sedang mandi. Itu tandanya kak Fanny sudah bangun.

Setelah kupastikan kak Fanny sudah bangun, aku berniat menyiapkan bekal untuk ku bawa nanti, karena tidak lauk apapun, akhirnya kuputuskan untuk membuat nasi goreng, begitu juga untuk kak Fanny. Aku yang sedang sibuk memasak di dapur di kagetkan kehadiran kak Fanny di belakangku.

"Wih harum baunya, pagi-pagi udah masak aja."

Terlihat kak Fanny mengeringkan rambutnya yang masih basah menggunakan handuk. Ia berpakaian menggunakan kaosnya yang longgar dan celananya yang sangat pendek, sehingga seolah-olah kak Fanny tidak memakai celana. Rambut basahnya membuat kak Fanny terlihat cantik dan segar.

"Ya iyalah kak Fan.. Kalo aku ga masak bisa-bisa nanti aku kelaperan." Ucapku.

"Hehe iya abisnya kakak kesiangan, maafin yaaa." ucap dia secara memelas.

Tiba-tiba dia mendekati ku dari belakang. Menempel di punggungku. Kepalanya menggelayut dari balik pundak kanan ku. Toketnya yang kenyal sangat berasa di punggungku. Tangan kirinya merambat ke paha kiriku, menggenggam celanaku, untuk merapatkan tubuhnya. Tangan kanannya memegang lengan kanan ku.

"Coba kakak mau liat kamu masak apa sih." Ucap dia di samping telingaku.

Aku hanya terdiam karna tindakan kak Fanny yang tiba-tiba. Sial, toketnya sangat kenyal, aku semakin nafsu dengan kak Fanny akibat kejadian kemarin. Kalau dia bukan kakakku mungkin sudah ku terkam dari tadi. Aku berusaha menolaknya secara halus karna aku tahu aku sedang buru-buru.

"Apaansi kak nempel-nempel, lagi masak nasi goreng nih gara-gara kakak kesiangan, awas ah Dika buru-buru." Tolakku sambil menjauhkan dia dari punggungku.

Lagi-lagi dia menempel di punggungku.

"Yaudah sini kak Fanny aja yang masak, mending kamu cek lagi barang bawaan kamu, trus panasin motor dulu gih."

"Ehmm.. Yaudah kak, nih. Aku panasin motor dulu yak. Nasi gorengnya jangan pedes-pedes soalnya masih pagi takut sakit perut." Ucapku.

"Iya rewel deh kamu..." Jawab kak Fanny.

Aku pun pergi ke garasi dan mengeluarkan motorku untuk dipanaskan. Sambil menunggu, motor kubiarkan menyala dan aku melakukan cek ulang barang bawaanku. Kupastikan tidak ada yang tertinggal. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 04.55. Kak Fanny pun sudah menyelesaikan masakkannya dan memanggilku untuk makan bareng di ruang makan. Aku tidak terlalu buru-buru pada saat makan. Karna aku yakin jalanan akan sepi pada jam segini. Kulihat kak Fanny sudah menyelesaikan makannya duluan.

Kakak ganti baju dulu ya, kamu pake sepatu gih.." Ucap dia.

"Gausah kak begitu aja, kelamaan ih." Ucapku secara spontan.

"Begini aja kali ? Paha kakak jadi tontonan dong ?" Ucap kak Fanny.

"Dih siapa yang mau nontonin paha kakak, Ge-Er banget hahaha."

"Hmm.. Yaudah ayo dah berangkat." Jawab kak Fanny singkat.

Kak Fanny kembali ke kamarnya hanya untuk mengambil jaket, karena dia takut kedinginan. Sementara kupercepat gerakanku untuk mengikat tali sepatuku. Agar aku bisa segera berangkat.

"Yok kak berangkat." Ucapku.

"Ayo." Jawab kak Fanny.

Kami pun berangkat menuju ke sekolah, titik kumpulku sebelum berangkat Study Tour. Kupacu motor matic ku dengan kencang agar bisa tiba disana lebih awal. Mendekati sekolahku, aku melihat banyak bus pariwisata yang berjejer. Aku juga lihat banyak orang tua yang memarkirkan kendarannya di sekitar bus-bus tersebut.

"Kamu bis apa Dek?" Tanya kak Fanny.

"Aku Bis E kak, bis paling terakhir."

"Paling belakang dong berarti ya ?" Tanya kak Fanny.

"Iya kak." Jawabku.

Aku langsung menancap gas menuju bis paling ujung. Kulihat baru ada beberapa orang tua yang ada di sekitar Bis E. Itu artinya hanya beberapa anak yang baru datang jam segini. 05.20. Aku parkirkan motorku di belakang Bis E. Aku pun turun dari motor. Untungnya aku tidak terlalu membawa banyak barang bawaan. Hanya satu buah ransel dan 1 buah tas slempang kecil.

"Adek nih buat adek jajan disana." Ucap kak Fanny tiba-tiba sambil mengeluarkan 3 lembar uang 100 ribuan dari kantongnya.

"Ih kakak mah, gausah kak, aku udah ada jajan." Tolakku secara halus

"Ambil gak, atau ngga kakak ngambek." Ucap kak Fanny kesal.

"Iya iya kak, makasih ya kak Fan, paling baik, paling cantik dehhh ehehehehee."

"Hahaha iya iya udah ah mending kamu taruh dulu tas kamu di bagasi, trus kamu cari tempat duduk kamu dimana."

"Oke kak." Jawabku.

Aku menaruh ransel besarku di bagasi Bis. Tetapi aku menaruh buku harian kakek di tas kecil yang kubawa masuk bis. Setelah menaruhnya aku masuk ke dalam Bis untuk mencari tempat dudukku lewat pintu belakang. Kulihat baru beberapa temanku saja yang datang. Kursi yang di atur ada yang untuk 2 orang dan disampingnya untuk 3 orang. Dari awal memang aku berniat untuk duduk di belakang. Kuputuskan untuk duduk di seat khusus 2 orang baris ke 3 dari belakang. Kutaruh tas kecilku di situ untuk mewakilkanku. Kemudian aku keluar bis lagi untuk berpamitan dengan kak Fanny.

"Udah ketemu tempat duduknya ?" Tanya kak Fanny.

"Udah kak, aku duduk di belakang." Jawabku.

"Kamu duduk sama siapa ?" Tanya kak Fanny lagi.

"Gatau, aku duduk sama siapa aja sih, belom pada dateng juga." Jawabku.

"Ooo.. Yaudah kakak pamit duluan aja deh ya?"

"Yaudah kak, kalo mau pulang, pulang aja, makasih ya kak udah dianterin." Ucapku.

"Iya dek, kamu hati-hati ya dijalan, kabarin terus kak Fanny kamu lagi dimana."

Tiba-tiba kak Fanny mengecup 3 jarinya kemudian menempelkannya ke pipiku.

"Hati-hati ya dek." Ucap dia yang kemudian langsung menyalakan motornya dan pulang.

Aku kembali masuk ke bis dengan wajah memerah. Aku duduk di kursiku kembali. Kulihat beberapa temanku juga sudah datang, termasuk si Faris. Namun Faris tidak duduk di sebelahku, dia duduk di kursi yang paling belakang. Yang berjejer. Jam menunjukan pukul 05.45. Kursi didalam bis sudah mulai penuh. Guru pembimbing mulai mengabsen kita satu per satu. Namun ternyata belum semuanya hadir, masih ada dua orang yang belum hadir.

Guru kami menyuruh untuk mencoba menghubungi kedua teman kita. Ardi dan Utami. Aku tidak terlalu mengenal mereka berdua. Karena pada dasarnya aku lebih suka menyendiri tapi aku bisa mudah beradaptasi dengan siapapun. Temanku tiba-tiba berkata sudah mendapat kabar dari Ardi. Kata Ardi dia sedang terjebak macet di salah satu ruas jalan. Sementara Utami belum ada kabar.

Pukul 06.00 pas Ardi pun datang, dia langsung duduk di samping temannya yaitu Ramdhan. Yang kutahu mereka berdua merupakan sahabat dari semasa SMP jadi wajar saja jika mereka sudah akrab. Utami pun tak kunjung datang. Aku mulai bosan dan menslonjorkan kakiku, kupasang headset ditelingaku. Kupejamkan mataku karna ingin menikmati musik yang sedang kudengarkan. Dan saking nyamannya mataku mulai mengantuk dan tidur.

Tiba-tiba aku terbangun dari tidurku. Kupingku sakit karena terlalu lama menggunakan headset. Aku tidak tau sudah berapa lama aku tertidur. Dan tanpa kusadari pundakku yang dari tadi terasa berat ternyata sedang dijadikan bantal oleh temanku yang tadi belum datang, yaitu Utami. Utami merupakan sosok yang pendiam di kelas, namun tak jarang juga sesekali ia berbincang dengan teman-temannya. Begitu juga denganku, biasanya aku memanggil dia Tami. Tami termasuk siswi yang cantik di kelasku selain Sasti. Biasanya dia duduk di bangku paling belakang di barisanku di kelas.

Aku yang masih merasa ngantuk, melihat Tami tertidur sangat pulas di pundakku. Lengannya tak sengaja kutindih dengan lenganku. Otomatis lenganku menyentuh toket lembutnya. Setelah kulihat lagi, Tami mempunyai toket yang tidak terlalu besar, tetapi terbentuk dan masih enak untuk dipandang, lebih kecil dari punya Sasti dan Kak Fanny. Karena aku dalam posisi yang nyaman, kudiamkan saja untuk beberapa saat kedepan.

"Ugh.."

Kurasakan penisku mulai mengeras ya. Bahkan hanya dengan menyentuh seperti ini saja penisku bisa mengeras. Aku tidak berniat melalukan apa-apa, tidak mungkin aku senekat itu, bisa-bisa aku ketahuan dengan seisi bis. Kulihat di sekitarku tidak banyak yang tertidur, hanya beberapa saja termasuk aku dan Tami.

Yup mereka tau, perjalanan masih panjang dan tidak sepatutnya mereka lewati. Ada beberapa siswa yang sedang mengobrol dengan temannya, ada yang sedang memakan cemilan, ada yang sedang foto selfie di tempat duduknya, ada pula temanku yang jahil mengambil foto temannya pada saat tidur. Aku lihat basis bangku belakang juga masih ramai dengan nyanyian-nyanyian tidak jelas yang dinyanyikan teman-temanku.

Aku pun berniat memindahkan tanganku yang menindih tangannya dengan segera karena takut terlihat oleh temanku yang iseng. Aku ingin memindahkannya tanpa membangunkannya. Kugeser pelan tanganku dari tempat yang tidak seharusnya. Secara tak sadar saat kugeser telapak tanganku, malah seperti mengelus pahanya.

"Sial, mulus banget pahanya si Tami." pikirku.

Tanganku berhenti bergeser, telapak tanganku memposisikan memegang paha Tami yang ternyata sangat mulus. Dibalik rok sekolahnya saja, teksturnya sangat nyaman untuk disentuh. Pikiranku menjadi bingung, antara memindahkan tanganku atau menikmati saat-saat ini.

"Ughh.. Sedikit aja sedikit ya Tami."

Aku mengelus paha Tami secara horizontal dengan perlahan. Sudah kepalang horny, pikiranku tidak jernih. Penisku masih mengeras di balik celanaku. Tami masih tertidur dengan pulas di pundakku. Melihat wajah polosnya, aku agak tidak tega 'menakalinya' seperti ini.

Kuputuskan untuk mengakhirinya. Kuremas pelan paha Tami. Dia tidak terbangun. Dan akhirnya ku remas lumayan kencang dari sebelumnya di pangkal pahanya sekaligus mengakhiri kenakalanku. Kututupi penisku yang tegang dengan jaketku.

"Tenang joni.. Tenang..." pikirku.

Aku menarik nafas dalam-dalam dan meghembuskannya. Agar hatiku tenang dan penisku bisa lemas kembali. Kemudian ku pasang kembali headsetku dan kucoba pejamkan mataku kembali walaupun aku tidak ngantuk. Kubiarkan Tami tertidur pulas di pundakku. Perjalanan pun kembali berlanjut.

Pukul 13.30 aku dibangunkan oleh suara yang menurutku asing. Tangan halusnya menyentuh nyentuh pipiku seakan akan untuk membangunkanku dari tidurku.

"Dik.. Dika bangun, Dik udah mau ke Rest Area nih mau isoma, bangun."

Mataku perlahan terbuka dan ternyata sosok yang membangunkanku adalah Tami, yang tadi tertidur pulas di pundakku. Kalau kulihat baik-baik memang benar Tami lebih cocok di sebut manis daripada cantik. Bibirku secara tidak sadar malah tersenyum karna membayangkan wajahnya yang padahal ada di depan mataku.

"Heh kok senyum-senyum sendiri, ayo bangun udah mau isoma." ucap Utami

"Eh iya iya sorry ngantuk banget gua." ucap bohongku.

Kami semua pun turun, untuk menyantap makan siang di salah satu restoran yang sudah di pesan oleh pihak sekolah. Supir dan para guru juga ikut turun. Mereka yang turun mulai memisahkan diri dengan gengnya masing-masing. Aku yang memang dari tadi menahan kencingku, langsung menuju toilet yang memang terlihat belum terlalu ramai.

Setelah buang air kecil, aku mencuci tanganku dan langsung menuju ke tempat makan. Kulihat sudah ada beberapa siswa yang sedang mengantri untuk mengambil makanan. Aku pun turut mengantri. Setelah mendapat makananku, aku mencari tempat duduk yang lumayan senggang, dan kudapati ada beberapa bangku dan meja yang ada di sudut ruang makan dekat dengan wastafel untuk cuci tangan.

Aku pun duduk dan mulai menyantap nasi dan ayam bakarku. Selang beberapa menit tiba-tiba ada yang menyapaku.

"Eh Dik, lu sendirian aja ?"

"Eh lya Sas, sendirian aja, gaenak rame-rame, sini lah temenin hahaha." Jawabku.

Ternyata orang yang memanggilku dari arah wastafel adalah Sasti. Sepertinya dia baru saja mengambil makanannya dan ingin mencuci tangan.

"Nitip bentar ya." ucap Sasti sambil menaruh makanannya di meja sampingku, karena dia ingin mencuci tangan.

"Tadi katanya gamau rame, tapi minta ditemenin hahaha aneh lu." Ucap Sasti yang tiba-tiba malah duduk di bangku di depanku. Tidak persis di depan sih, agak menyerong sedikit.

"Eh eh engga cuma bercanda ko, udah lu sama temen lu aja Sas, jangan malah nemenin gua gini." Ucapku.

"Oh jadi ngusir gua nih Dik ? Tuh liat bangkunya penuh semua, lu nyuruh gua lesehan ?" Jawab Sasti sambil tertawa.

Ternyata benar, semua bangku yang ada di ruang makan sudah terisi penuh. Beberapa siswa memutuskan untuk solat dulu dan untuk makan bergiliran agar tidak terlalu penuh. Begitu pun dengan para guru, mereka bergantian untuk solat dan makan. Dan hanya tersisa satu meja dan dua bangku di sampingku.

"Wahaha iya penuh, sorry gua ga liat." Ucapku.

Kami pun makan sambil ngobrol tentang Study Tour ini. Jujur saja aku bukan orang yang pandai mencari topik jika mengobrol dengan lawan jenisku. Untung saja selalu dia yang memulai pembicaraan. Di dalam bis aku tidak terlalu memperhatikan dia, karna letak duduk kita berjauhan. Dia ada di depan sementara aku duduk di barisan belakang.

Selesai isoma, seluruh siswa pun kembali masuk ke bis untuk melanjutkan perjalanan yang diperkirakan akan sampai pada tengah malam di tempat penginapan. Aku pun masuk dan menuju tempat dudukku tadi yang ternyata sudah diisi oleh Utami. Aku pun masuk dan duduk di kursi bagian dalam sementara Tami duduk disamping kananku.

"Oke semuanya mohon perhatian, coba cek teman kanan dan kiri kalian, apakah mereka sudah ada atau belum. Jika belum segera melapor." Ucap salah satu guru pembimbing.

Dan kulihat semua siswa sudah masuk ke dalam bis, itu artinya kita bisa melanjutkan kembali perjalanan. Perjalanan pun dilanjutkan kembali. Tempat penginapan masih sangat jauh dari sini.

"Lah lu duduk disini aja Mi ? Gak pindah ?" Tanyaku.

"Engga ah males pindah-pindah, udah pw, tenang aja Dik." Jawab Tami

'Ya justru aku yang 'pw' Mi' pikirku.

Kami pun berbincang-bincang dan tak sadar larut dalam pembicaraan. Kulihat beberapa siswa memilih untuk memasang earphone atau headset mereka kemudian pergi tidur. Ada juga yang sudah makan, namun nyemil lagi.

"Oh iya tadi waktu mau berangkat, lu itu telat atau gimana Mi?" Tanyaku.

"Oiya hahaha gua telat Dik, kesiangan gua." Jawab Tami sambil tertawa.

"Oalah kesiangan hahaha, kirain gua lu kenapa gitu." Ucapku.

"Yeh engga lah."

Manis sekali senyumnya Tami. Ditambah lagi lesung pipinya yang membuatnya tambah manis. Sedang asik mengobrol tiba-tiba hp ku bergetar. Dan baru kusadari ternyata aku tidak mengecek hp ku dari tadi. Ada chat masuk dari kak Fanny, dan jumlahnya lumayan banyak.

Dek, udah sampe mana ?
Dek, jangan lupa kabari kakak ya
Adek
Dek Dika
P
P
P
Pokoknya kalo kamu ga ngabarin kakak ngambek
Nanti kalo udah liat, langsung bales ya.

Kurang lebih begitulah tulisan yang terpampang di layar ruang obrolan aku dan kak Fanny. Aku pun langsung membalas chat dari kak Fanny.

Eh iya kak, yaampun adek lupa
Ini kak tadi jam setengah dua'an adek berhenti di Cirebon buat makan siang
Terus sekarang udah jalan lagi
Jangan ngambek dong kak hehehe

2 menit kemudian kak Fanny membalas.

Yaudah hati-hati ya dek
Kabarin terus kamu ada dimana
Jangan lost contact
Dadah adek

Balas dia menggunakan emot love dan senyum. Bibirku dibuatnya tersenyum oleh tingkah kak Fanny yang memang menurutku kalau dia sedang denganku tingkahnya menjadi kekanak-kanakan.

"Hoy senyum-senyum sendiri, gila lu ya Dik ?" Ucap Tami tiba-tiba.

"Dih apaan dah, siapa yang senyum-senyum." Jawabku

"Dari pacarnya yaa, cie ciee hahaha." Jawab dia yang ternyata dari tadi memperhatikanku yang sedang main hp.

"Sok tau lu Mi, gua gapunya pacar kali."

"Hahaha orang kaya lu ga punya pacar Dik?"

"Yeh lu sendiri gimana Mi ? Hahaha"

Udah ngga." Ucap Tami singkat sekaligus raut mukanya yang berubah.

"Maksudnya ? Baru putus gitu ?"

"Udah ah males, gausah dibahas." Jawab Tami sambil dia kembali memainkan hp nya.

Aku penasaran kenapa tiba-tiba mukanya berubah menjadi cemberut. Sepertinya sesuatu telah terjadi di masa lalu.

"Maaf ya Mi."

"Maaf kenapa?"

"Kalau ada omongan gua yang salah."

"..."

"...."

"Yaelah gapapa hahaha, ribet banget si lu Dik." Ucap dia sambil menoyol kepalaku menggunakan telunjuknya dengan tersenyum.

Lega rasanya melihat dia senyum lagi, tapi rasanya memang ada yang mengganjal dari senyumnya. Seperti dia sedang menyembunyikan sesuatu. Atau lebih tepatnya seperti dia tidak mau mengungkit masa lalunya. Dia pun kembali bermain hp nya. Sementara aku memasang headsetku dan menikmati perjalanan.

Setelah beberapa jam kemudian kami sampai di Rest Area berikutnya untuk isoma. Isoma yang satu ini tidak terlalu lama karena kami harus buru-buru melanjutkan perjalanan. Tak lupa aku pun memberi kabar kak Fanny, dan kak Fanny meresponnya dengan cepat.

Pukul 23.40 kami pun sampai di tempat penginapan. Kebetulan arus lalu lintas yang lancar membuat kami sampai lebih cepat di tempat tujuan. Baru 3 bis yang sampai di hotel ini. Sementara yang lainnya masih di perjalanan, namun jarak kita tidak terlalu berjauhan.


-Continue-

Yups chapter kali ini mungkin lebih banyak dari chapter2 sebelumnya. Karna maaf suhu, ane berniat untuk vakum selama bulan ramadhan, maklum udah mau penghabisan, takut ga dapet berkahnya hehehe. Nanti habis lebaran kita lanjut lagi suhu. Oh iya sekedar memberi tahu aja, memang untuk chapter-chapter awal belum ada suatu eksekusi ya hehehe, soalnya saya tidak suka alur yang terburu-buru. Like dan komen suhu sangat berpengaruh dengan semangat untuk saya menulis. Terima kasih.
 
updatenya mantap gan. ceritanya pas, gak keburu2, jd lebih paham soal karakternya masing2. Kalo ss mah entar2 aj ga masalah, yg penting ceritanya enak, ngalir aj gitu. ditunggu updatenya sehabis lebaran ya gan. makasih. Maafin ane yg OOT dimari..
 
Masih belum tau arah ceritanya kmn,mungkin lbh jelas setelah dika pulang liburan,lebih penasaran hubungan adik kakak nih,apakah dika bs menahan diri dgn keseksian kak fany :D
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd