Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

Bimabet
Jay belajar pake ilmunya pak jent ...dong, bisa dpt 2...ok
 
Senjaaaaaa........ Be strong ......owh....villy smoga cpwt sehat lg ya.......
Jay......cpet jay....cpet

Thx updatenya suhu......
Senjaaaaa..... Huaaaaa.... :kbocor:

Senjaaaa.... huaaaa....

Makin rumit tp menarik.....

I'll take that as compliment, thanks gan

cerita keren banget Om Megu,, baru tau ada cerita di lapak sebelah yg tokoh utamanya Pak Jent,,
btw, brati dilihat klo sampe Bu Novi di cerita sebelah mati, artinya kisah ini alurnya sebelum cerita sebelah ya???

betul sekali gan

Jay belajar pake ilmunya pak jent ...dong, bisa dpt 2...ok

hmmmm...

Update hari ini suhu ?:D

yap


Triple update again minggu ini
Jadwal kaya biasa, Senin, Rabu, Jumat
 
Menunggu update dari TS, ceritanya mantap, masih belum bisa menerka kemana arah teka-tekinya.

Kira-kira siapa ya malaikat yang paling sempurna diantara kelima teman wanita Ko Jay?
 
EPISODE 39 : The Truth About Valensia

Aku berjalan dengan mantap menuju stasiun kereta api. Ya, aku hendak mendatangi markas grup mafia Naga Emas Hijau itu. Kok bisa kebetulan sekali ya markas mereka itu berada di dekat sini? Yah bagus deh, jadinya aku tidak perlu capek-capek pergi ke kota yang jauh. Dalam waktu yang berapa lamanya aku tidak tahu, aku pun sudah sampai di stasiun kereta api. Aku segera membeli tiket kereta api menuju kota yang tidak jauh dari sini. Setelah mendapatkan tiketnya dan menjalani seluruh prosedurnya, aku segera pergi ke tempat tunggu untuk kereta api.

Menurut jadwal, kereta api nya masih kira-kira setengah jam lagi. Mungkin keburu jika aku ke toilet dulu. Karena mungkin banyak pikiran, aku tidak terlalu memperhatikan tanda toilet, apakah itu untuk laki-laki atau wanita. Aku main masuk saja ke suatu lorong yang jelas ada gambar orangnya, tidak memperhatikan ada roknya atau tidak. Saat aku masuk, aku melihat seseorang berambut panjang dan lurus sepertinya sedang terbatuk-batuk dan mungkin habis muntah di wastafel. Eh, jika kuperhatikan dadanya, dadanya agak menonjol, dan tubuhnya pun tubuh wanita. Ya ampun! Aku salah masuk toilet ya! Akan tetapi, aku lebih kaget lagi ketika sosok yang sedang muntah itu menoleh kearahku.

“Eh... Se... Senja!!” Kataku dengan kaget.

“Lho? Ko Jay? Ngapain koko masuk WC cewek?” Tanya Senja dengan bingung.

Hmmm, dia muntah-muntah begitu. Jangan-jangan dia hamil akibat hubungan denganku waktu di Hotel Mercure?

“Sen... kamu muntah-muntah... kenapa?” Tanyaku.

“Ko, koko tunggu diluar dulu ya... Nanti aku ceritain” Kata Senja sambil melanjutkan batuk-batuknya.

Kemudian, aku pun segera keluar dari toilet wanita ini. Di luar, aku menunggu Senja dengan was-was. Waduuh, betulkah dia hamil? Jujur sih, seandainya jika dia hamil, aku memang bersedia bertanggung jawab. Akan tetapi, menghamili orang diluar nikah, aku belum pernah merasakannya. Dan sepertinya aku akan menanggung malu yang besar. Akan tetapi, yah sudah berbuat harus berani bertanggung jawab sih.

Tidak lama kemudian, Senja pun keluar. Sepertinya ia masih merasa tidak enak.

“Sen... kamu...” Kataku.

“Ko... Nanti aja ngomongnya... Yang penting kita mesti ke gerbong ruang tunggu... sama koko mesti cepet beli tiket kereta... aku tau... kemana Valensia pergi...” Kata Senja.

“Oh, kesini bukan?” Tanyaku sambil menunjukkan tiket kereta yang akan kutuju.

“Lho... iya betul, ko... Kok koko tau?” Tanya Senja.

“Aku udah dapet informasi sih tentang keberadaan markas besar grup mafia Naga Emas Berapi itu.” Kataku.

“Mafia Naga Emas Berapi?? Mafia Naga Emas Hijau kali koo...” Kata Senja.

“Oh, Mafia Naga Emas Hijau ya? Lagian pilih nama aneh banget. Udah hijau, emas pula, kan bikin orang suka salah jadinya.” Kataku.

“Hahahaha. Koko mah emang-emang nih.” Kata Senja.

“Oh iya, Sen. Kamu sendiri tahu darimana si Valensia mao pergi ke kota itu?” Tanyaku.

“Oh, gini ko. Sebetulnya pas aku mao balik ke hotel, aku ngeliat Valensia dari jauh, bersama komplotannya tiga orang. Aku pikir daripada aku balik ke hotel, aku mending ngikutin mereka dari jauh.” Kata Senja.

“Aduh kamu, Sen. Kalo kamunya bahaya gimana?” Tanyaku.

“Nggak mungkin, ko. Kan Valensia ada sama-sama mereka. Aku tau kok dia nggak mungkin ngebahayain aku.” Kata Senja.

“Oke. Terus?” Tanyaku.

“Nah, aku ngikutin mereka sampe kesini. Dan aku tahu mereka beli tiket ke kota yang ditunjuk di tiket koko itu. Jadinya, aku juga beli tiket ke kota itu. Tadinya aku mao ngikutin mereka, eh tapi ternyata aku liat, Valensia misahin diri dari mereka dan pergi ke toilet. Ya, akhirnya aku ikutin ke toilet, dan aku temuin langsung dia di toilet.” Kata Senja.

“Terus, gimana, Sen?” Tanyaku.

“Yaah, ternyata aku dihajar babak belur sama dia. Hehehe.” Kata Senja.

“Laahh... Kamu ini... Dihajar babak belur kok malah hehehe kamu?” Tanyaku dengan heran.

“Yaah, habisnya ternyata aku terlalu naif, ko. Aku nggak nyangka dia bakal ngehajar aku sampe babak belur. Lumayan lho, aku sampe mual-mual sama muntah-muntah gitu.” Kata Senja.

Mual-mual dan muntah-muntah? Ooohh, ternyata itu akibat perbuatan Valensia ya? Kupikir karena dia kubuat hamil diluar nikah. Yaah, tidak jadi bertanggung jawab deh aku.

“Ooohh... jadi kamu tadi muntah-muntah karena diserang sama Val?” Tanyaku.

“Iya, ko.” Kata Senja.

“Ooohh, kupikir karena waktu itu.” Kataku.

“Hah? Waktu itu yang mana, ko?” Tanya Senja.

Lho? Kok aku malah jadi keceplosan. Ups.

“Lupakan saja, Sen. Ga penting kok.” Kataku.

“Iiiihhh... Koko maahh...” Kata Senja sambil manyun.

“Ah, yang lebih penting, Sen. Terus ada lagi ga informasi yang kamu punya tentang Val?” Tanyaku.

“Hmmm, mungkin bukan informasi ya, ko. Tepatnya perasaanku aja, sih.” Kata Senja.

“Oke. Apa tuh?” Tanyaku.

“Kok aku ngerasa, kayanya si Val buat aku babak belur tuh, karena pengen ngelindungin aku dari temen-temennya ya?” Kata Senja.

“Hmmm, kenapa kamu mikir gitu?” Tanyaku.

“Entah kenapa, aku ngerasa kalo emang Val itu jahat, kenapa dia mesti cuma nonjokin aku doang? Kan bisa aja dia panggil temen-temennya untuk bunuh aku.” Kata Senja.

Oh, begitu ya? Masuk akal sih perkataan Senja. Aku tahu apa yang Valensia rencanakan, tapi aku sekarang tidak punya banyak waktu untuk bercerita dan berdebat.

“Oke, Sen. Mulai dari sini, akan bahaya. Kamu tolong ke rumah sakit, cari Villy sama Martha. Si Villy sekarat karena dia menghirup asap kebanyakan.” Kataku.

“Ko, aku ikut koko.” Kata Senja.

“Tapi...” Kataku.

“Aku tau, ko. Disana itu bahaya banget, dan dijaga ama banyak penjaga pasti karena itu markas besar grup mafia yang besar. Tapi, aku jamin aku berguna untuk koko.” Kata Senja sambil mengeluarkan pistol dari kantong celananya.

“Astaga, kamu dapet pistol itu darimana, Sen?” Tanyaku.

“Dari temenku. Aku nggak pergi dari hotel untuk alasan yang sia-sia, ko.” Kata Senja.

“Yah, tapi tetep aja, Sen. Kalo kamu ikut, mungkin kamu nggak bisa pulang hidup-hidup, lho.” Kataku.

“Mungkin begitu. Tapi, aku lebih milih ikut, dan mungkin berguna buat koko, dengan demikian kesempatan koko untuk bisa pulang hidup-hidup dari sana bertambah sekian persen. Mending begitu, ko.” Kata Senja.

“Sampe sebegitukah?” Tanyaku.

“Bukannya aku udah pernah bilang sama koko kalo aku akan ngasih semuanya buat koko, meskipun koko nggak ngasih aku apa-apa?” Tanya Senja.

Aih, lagi-lagi aku dikalahkan oleh Senja dalam hal kata-kata. Memang aku tidak pernah meragukan ketulusan Senja. Ia betul-betul mencintai diriku apa adanya. Meskipun aku belum tentu mencintai dirinya, tapi dia tetap akan mencintaiku sampai seterusnya. Entah, aku tidak mengerti apakah ada keberuntungan yang lebih besar dari ini bagi aku yang hanya seorang manusia biasa ini.

“Sen. Sorry, tapi tetep aja. Aku nggak bisa ngebawa kamu dalam hal ini.” Kataku.

“Oke, gimana kalo gini? Aku pengen tau apa yang sebetulnya terjadi sama Valensia dan Devina. Mereka berdua itu sahabat baik aku. Apapun yang terjadi, aku pengen dateng langsung ke mereka, dan nanya sendiri dengan mulutku, dan denger sendiri dengan kupingku apa yang keluar dari mulut mereka.” Kata Senja.

“Sen, aku tau apa yang terjadi dengan Valensia. Aku bisa kasihtau ke kamu, apa yang terjadi dengan dia.” Kataku.

Mendengar perkataanku, Senja tampak begitu terkejut.

“Koko... Tau darimana?” Tanya Senja.

“Ada, sumber yang bisa aku percaya penuh.” Kataku.

“Oke. Kalau Devina?” Tanya Senja.

“Kalo Devina, sayangnya aku belum tahu apa-apa.” Kataku.

“Nah, berarti aku memang harus pergi kan?” Tanya Senja.

“Sen, tapi...” Kataku.

“Ko, kita berlima itu udah kaya satu kesatuan. Kalo ada satu yang susah, yang lain akan bantu. Tadi aku denger dari koko, kalo Villy lagi di rumah sakit. Aku rasa, Martha tinggal di rumah sakit untuk jagain Villy kan? Nah kalo gini, siapa yang akan ngebantuin Valensia sama Devina?” Tanya Senja.

“Kamu yakin kamu betul-betul pengen pergi?” Tanyaku.

Senja hanya mengangguk dengan yakin. Tidak ada keraguan sedikitpun dari pancaran sinar matanya. Kalau begini, aku memang tidak mungkin bisa menghentikannya. Mungkin, memang sudah jalan bagi Senja untuk mengikutiku ke markas grup mafia Naga Emas Berapi itu. Jujur, aku tidak bisa menang berdebat melawannya kalau dia sudah serius dan yakin.

“Sen. Aku mohon satu hal dari kamu.” Kataku.

“Koo... Aku udah bilang kan... kalo aku tuh mau ikut...” Kata Senja.

“Aku mohon satu hal, tolong bantu aku nolongin Valensia.” Kataku sambil mengulurkan tanganku.

Mendengar hal itu, Senja berpikir sejenak. Kemudian, ia tersenyum, dan mengambil uluran tanganku. Kemudian, kami segera bersiap-siap. Tidak lama kemudian, kereta yang kami hendak naiki pun datang. Kami pun menaiki kereta itu dan mengambil tempat di tempat duduk yang sudah disediakan. Perjalanan ke kota itu tidak terlalu lama.

“Rileks aja ya, Sen.” Kataku sambil menggenggam tangannya.

“Iya, ko.” Kata Senja dengan mantap sambil balik menggenggam tanganku.

“Oh iya, ko. Tadi koko bilang tau tentang Valensia. Gimana ko ceritanya?” Tanya Senja.

“Jadi, waktu kamu pergi ke tempat temen kamu itu, kira-kira beberapa jam kemudian grup Mafia Naga Emas Berapi itu nyerang kamar tempat Pak Budi menginap. Ada empat orang yang menyerang Pak Budi, termasuk Valensia.” Kataku.

“Mereka ngincar virus yang Pak Budi sebut ya?” Tanya Senja.

“Iya. Tapi Pak Budi menolak untuk ngasihtau dimana virus itu berada. Karena merasa bahwa apapun yang terjadi Pak Budi ga bakalan buka mulut, akhirnya mereka memutuskan untuk membakar Pak Budi hidup-hidup dalam kamar hotelnya. Nah, katanya sih sebagai “hadiah perpisahan”, Valensia memutuskan untuk memberitahu motifnya bergabung dengan grup mafia itu, karena Pak Budi begitu penasaran mengapa orang sepintar dia memutuskan untuk bergabung dengan grup mafia.” Kataku.

“Iya. Terus, ko?” Tanya Senja.

“Jadi gini...” Kataku.

--- Saat kamar Pak Budi Antasari sudah hampir dilalap api ---

“Kenapa? Kenapa orang seperti dirimu... memutuskan untuk bergabung dengan mereka...?” Tanyaku.

“Pergilah duluan, aku akan menyusul.” Kata Valensia kepada ketiga rekannya.

Dalam sekejap, ketiga rekannya pun segera pergi dari kamar yang sudah tersulut api itu.

“Kenapa? Bukannya memikirkan nasib anda, malah memikirkan diriku?” Tanya Valensia.

“Aku sudah dengar dari Jay tentang dirimu. Tiga temanmu yang wanita juga mengatakan beberapa hal tentang dirimu. Sepertinya mereka sangat percaya pada dirimu, dan aku tahu kepercayaan mereka itu bukan sesuatu yang tidak berdasar. Karena itu, kenapa?” Tanyaku.

“Hmmm. Oke, karena mungkin umur anda tinggal sedikit, biar saya jawab rasa penasaran anda itu.” Kata Valensia.

Aku hanya diam saja, dan berusaha mendengarkannya dengan cermat di tengah suara api yang menyala-nyala di kamar ini.

“Tentunya anda sudah tahu, bahwa grup mafia Naga Emas Hijau sangat menginginkan virus yang anda kembangkan. Tugasku di grup itu adalah mereplikasi virus itu.” Kata Valensia.

“Aku sudah tahu sampai sejauh itu.” Kataku.

“Tapi ternyata memang virus buatan anda itu bukan virus sembarangan yang bisa direplikasi oleh software engineer kelas dua. Karena itu, grup mafia itu mencari software engineer yang top grade, terutama dari kalangan IT dari dunia bawah. Entah sial atau beruntung, pencarian mereka berujung pada seseorang.” Kata Valensia.

“Dirimu?” Tanyaku.

“Andai demikian, maka aku tidak perlu repot-repot melakukan hal ini.” Kata Valensia.

“Apa maksudmu?” Tanyaku.

“Orang yang mereka incar, tidak lain adalah orang yang namanya baru saja anda sebutkan tadi.” Kata Valensia.

“Oh. Jay ya?” Tanyaku.

“Nggak mungkin dia yang nggak tahu apa-apa begitu, bisa ngatasin situasi ini dengan benar. Karena itu, saya membuat kesepakatan dengan mereka.” Kata Valensia.

Valensia tampak menutup matanya sejenak.

“Aku akan bekerja untuk mereka, dengan segala kemampuan dan hati, asalkan mereka tidak menyentuh orang itu, orang yang sebetulnya sangat aku sayangi.” Kata Valensia.

“Bagaimana bisa mereka percaya dirimu begitu saja?” Tanyaku.

“Memang sulit awalnya. Mereka sengaja memfitnah dirinya di kantor polisi sebagai jaminan agar aku bekerja dengan sepenuh hati. Saat aku sudah bisa membuktikan kemampuanku dengan meretas arsip Bank Vikthoria, barulah mereka mengakuiku. Barulah saat itu, mereka memutuskan untuk percaya pada diriku, dan melepaskan Ko Jay.” Kata Valensia.

“Jadi, selama ini kamu memang menyimpan rasa kepadanya ya?” Tanyaku.

“Sudahlah, harapan itu sekarang hanyalah tinggal kenangan. Kenangan yang akan kusimpan terus, bahkan sampai aku mati sekalipun.” Kata Valensia.

“Tapi, kamu sangat sayang kepada dia kan? Tidakkah kamu ingin menyatakan perasaanmu, dan hidup bahagia bersamanya? Bisakah kamu menjalani hidup seperti sekarang ini? Terikat selamanya pada mereka, dan harus terpisah dari orang yang kamu sayangi.” Tanyaku.

Kemudian, Valensia mendekatkan wajahnya ke wajahku.

For him, I’ll do anything, even if I have to dive into the depth of hell. (Untuk dia, akan kulakukan apapun, walau harus menyelam ke neraka yang dalam.)” Kata Valensia.

“Aku dengar bahwa kamu dan Jay pernah bercita-cita menjadi investigator cyber kelas dunia. Apakah kamu bahkan rela mengorbankan cita-citamu itu?” Tanyaku.

“Ya.” Kata Valensia.

Kulihat ia pun menitikkan air matanya dari matanya yang sebelah kiri. Aku tidak bisa melihat mata sebelah kanannya karena tertutup oleh rambutnya.

“Grup mafia itu sudah memenuhi janjinya. Sekarang saatnya aku memenuhi janji kepada mereka. Anda sudah mendengar terlalu banyak, sekarang matilah dalam kobaran api ini.” Kata Valensia sambil menghilang dari pandanganku dengan cepat.

Ukh, sial! Mana mungkin hal ini kubiarkan! Aku harus hidup! Aku harus hidup dan memberitahukan ini kepada Jay! Bagaimana pun juga, aku tidak bisa membiarkan gadis semuda Valensia menjalani hidup yang begitu pahit! Aku harus hidup!

---

“Begitu ya rupanya, ko?” Tanya Senja.

Aku hanya mengangguk. Senja pun tampaknya juga terhanyut pada keheningan yang begitu dalam.

“Ternyata, dia begitu sayang ya sama koko.” Kata Senja.

“Ya. Aku ini bego, selama ini ga sadar sama sekali.” Kataku.

“Tapi, mungkin itu yang dia pengen. Entah dia gengsi, atau takut kehilangan koko.” Kata Senja.

“Iya. Dia udah melakukan hal yang begitu besar buat aku. Sekarang gantian. Aku pasti akan nolongin dia.” Kataku.

“Aku yakin koko pasti bisa.” Kata Senja.

“Kok kamu begitu yakin, Sen?” Tanyaku.

“Martha, Villy, sama aku aja koko berhasil nolongin. Tentunya Val juga bisa dong. Aku yakin koko bisa, karena koko itu extraordinary.” Kata Senja.

“Jujur, Sen. Kalau aku bisa berharap aku jadi extraordinary, aku pengen banget bisa jadi extraordinary sekali ini aja, karena kali ini lawanku bukan lawan yang main-main. Bukan preman-preman kacangan sewaan mantannya Martha.” Kataku.

“Tenang aja, ko.” Kata Senja sambil menggenggam tanganku dan mencium pipiku.

“Makasih, Sen.” Kataku sambil mencium bibirnya.

Kami hampir sampai di kota tujuan kami. Dari kereta ini, aku bisa menemukan markas mereka yang sangat luas dan menjulang tinggi ke langit. Val, tunggu aku.

BERSAMBUNG KE EPISODE-40
 
Bener dugaan ane, tp rada beda dikit, ak ngiranya jay akan d bunuh kalo val gak ngikutin perintah naga...hahaha.
Tanya hu, klo kasus val selesai apakah tamat atau msh ada konflik lg ?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ternyata (mungkin) bener dugaanku...valensia adalah malaikatnya jay...lanjut perjuangannya jay
 
Segitu cintanya Valensia sama Ko Jay, sampai tega nyakitin orang lain buat ngelindungin Ko Jay? Hmm.. Begitulah dunia bawah tanah

Lanjut, Hu
 
Bener dugaan ane, tp rada beda dikit, ak ngiranya jay akan d bunuh kalo val gak ngikutin perintah naga...hahaha.
Tanya hu, klo kasus val selesai apakah tamat atau msh ada konflik lg ?

ga, bukan kaya gitu
itu menurut ane terlalu drama konvensional hahaha

Kirain ada 'adegan kereta' lgi nih sama senja #edisingarep :pandaketawa:

hati2 gan
tar ada yang ngamuk wkwkwkwk *lirik seseorang*

Intrik
Dan Konflik nya
Bener bener ciamik...

thanks gan

Valencia lawan barca aja maren kalah palagi lawan senja :Peace::mantap:.

halaaah hahaha

Ternyata (mungkin) bener dugaanku...valensia adalah malaikatnya jay...lanjut perjuangannya jay

hmmm, betulkah begitu?

Segitu cintanya Valensia sama Ko Jay, sampai tega nyakitin orang lain buat ngelindungin Ko Jay? Hmm.. Begitulah dunia bawah tanah

Lanjut, Hu

hahahaha
yaah begitulah cinta, terkadang aneh dan sulit ditebak
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd