Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mam... Aku Minta Maaf

Survey pertimbangan Plot NTR/cuckold buat cerita baru nanti (kalau ada yang lain boleh dm)

  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan + adik laki

    Votes: 61 10,6%
  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan (no incest)

    Votes: 42 7,3%
  • suami vs istri

    Votes: 58 10,1%
  • Ayah vs anak perempuan

    Votes: 69 12,0%
  • anak laki vs ibu kandung + anak/adik kandung yang lain.

    Votes: 248 43,2%
  • anak laki vs ibu kandung (no incest)

    Votes: 172 30,0%
  • Suami vs istri + anak perempuan

    Votes: 45 7,8%

  • Total voters
    574
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Part 9


Pagi

PoV Henry



Padahal sudah lewat berhari-hari, aku masih saja kesal dengan ulah Mama kemarin. Padahal dia dan Andre yang dengan tega-nya meninggalkan aku yang kepayahan mengayuh pedal karena sudah tak kuat lagi. Eh tapi kenapa malah aku yang di marahi habis-habisan, dan pakai acara di hina pula.

Tingkah Mama semakin tidak terkontrol lagi. Contohnya sekarang dengan se-enaknya Mama selalu pijetan di kamarku. Sial-nya harus aku sendiri yang bersihkan tanpa di bantu, padahal Mama yang ngotorin. Untuk apa coba, padahal kan Mama bisa pakai kamar sendiri. Walau begitu aku tidak bisa protes lagi, yang ada kena damprat lagi nanti. Jadi aku berusaha menerima-nya dengan lapang dada.

Tapi kalau di pikir-pikir dengan logika, kenapa Mama selalu harus dipijet sama Andre di kamarku. Aneh-nya kegiatan mijat-memijat itu terjadi hanya ketika aku pergi keluar rumah. Jadi ketika pulang sudah pasti selalu kudapati kasur-ku sudah dalam keadaan acak-acakan dan basah. Sejak itu aku jadi was-was dengan kegiatan pijat-memijat Mama. Pijat macam yang bisa bikin kamar hancur berantakan seperti itu.

Apa ada sesuatu dengan mereka ya? Apa benar selama ini Mama hanya dipijat sama Andre di kamar-ku. Atau mereka melakukan sesuatu yang lain. Apa diriku terlalu bodoh untuk menyadari sesuatu. Pasti ada yang mereka sembunyikan dari aku. Otak-ku berputar memikirkan rentetan kejadian yang mencurigakan. Kecurigaanku bermula dari perubahan Mama yang dratis, dari segi fisik dan sikap. Sejak menerima ajakan bersepeda dengan Andre, Mama malah semakin dekat Andre. Pasti mereka memiliki hubungan special. Sudah sejauh mana hubungan mereka. Masa iya sih, kalau Mama biasa-biasa saja sama perlakuan Andre terhadap diri-nya. Mama memperbolehkan Andre untuk menyentuh diri-nya, aku anak-nya saja tidak boleh. Tapi ya meskipun aku boleh fotoin Mama sih, tapi aku ingin lebih dari itu. Pasti Andre mendapatkan sesuatu yang lebih dari Mama. Dan aku juga mau apa yang Andre dapatkan dari Mama.

Ok, aku jadi yakin Mama ada main sama Andre. Yang menjadi pertanyaan dalam benak-ku adalah siapa yang memulai semua ini. Mama atau Andre kah yang memulai hubungan janggal itu. Andre kah yang merayu Mama untuk melakukan hal yang tidak-tidak. Atau sebaliknya Mama yang memancing Andre ya, kan Mama seorang Janda. Aku mengerti mama pasti butuh sentuhan dan belaian seorang laki-laki. Jujur aku tidak pernah akan marah atau melarang Mama untuk menjalin kasih dengan seorang pria. Tapi aku tidak rela Mama melakukannya dengan pria yang terlewat jauh umur-nya dengan dirinya sendiri, apalagi ini teman-ku sendiri. Walau begitu, hal seperti itu tidak aneh aku sering baca banyak wanita berumur yang senang dengan pria pemuda, alias brondong. Tapi setidaknya aku juga di ajak kan bisa. Kenapa Mama tidak melakukanya denganku juga, kan juga mau huhuhu.

Selama berbaring di kasur-ku yang empuk ini, pikirian menerawang hubungan Mama dan Andre. Tampaknya aku harus menyelidiki hal ini. Lama pikiranku terbang dalam kebimbangan yang tiada ujung daritadi, sampai tak sadar hari sudah siang. Kucari makanan di dapur dan ternyata tidak ada apa-apa. Dan aku tak punya uang sepersenpun. Hadeh, apes lagi apes. FUCK.

Mama ini kenapa sih, mentang-mentang sering pergi bukan berarti nggak siapin makanan buat aku, anak-nya sendiri. Oh iya ini juga merupakan salah satu bukti perubahan sikap Mama terhadap aku. Sekarang Mama tak acuh lagi kepadaku. Dengan ini dugaanku mengenai hubungan special antara Mama dan Andre semakin benar. Aku harus mengkonfrotasi Mama dan Andre, tak bisa kubiarkan hal ini terjadi terus-terusan di belakangku. Tapi sebelum itu aku harus mengumpulkan bukti dulu.




*Tut…Tut….Tut… nada dering tanda bersambung pun keluar. Huft , berarti Mama harusnya bisa angkat panggilanku.

*Cleck

“Ma….Halo..” panggilku pelan.

“Haii Henryyyy…….” suara wanita yang menjawab, tapi ini bukan suara Mama. Kutarik Handphone dari telingaku untuk melilhat nomor yang kuhubungi. Tapi memang benar nomor Mama yang aku telpon. Lantas ini siapa yang sedang memegang HP-nya Mama.

“Ehmmm ini siapa ya?”.

“Loh masa kamu nggak kenal sama suara Tante sih Hen?” tanya wanita itu. Tante? Tante Siapa ya. Mendengar pertanyaan itu aku mencoba mengingat siapa yang punya suara ini. Ohhh iya ya, kalau tidak salah ini-kan suara adik-nya mama, Tante Hani.

“Ini Tante Hani ya?” tanya-ku pelan memastikan, takut salah orang. Kan tengsin nanti.

“Hihihi iya keponakan-ku sayang, kirain kamu sudah lupa sama Tante”.

“Ya enggak dong Tan, masa bisa lupa sih. Oh iya, Tante Hani apa kabar? Sudah lama kita gak ketemuan loh Tan, terus Om Doni dan Jessi sehat juga kan Tan?” tanya ku basa-basi. Kurasa tidak sopan kalau tidak basa-basi menanyakan kabar dan keadaan saudara yang sudah lama tidak bertemu.

“Baik-baik aja kok Hen, Suami sama anak Tante sehat juga kok, makasih ya sudah nanyain kabar mereka juga”.

“Sip-sip bagus deh, ngomong-ngomong Mama kemana ya Tan?” tanyaku mencari keberadaan mama.

“Eehmmmm…. Mama kamu lagi sibuk Hen. Ada apa ya Hen? Nanti biar Tante sampein ke Mama kamu”.

“Sibuk lagi ngapain Tan?”

“Eh…ehmm... ya ada-lah urusan wanita Hen” jawab Tante Hani. Dari cara jawab-nya terlihat kagok, ada gerangan apa ini.

“Ohhh ok-ok deh, anu Tante, aku belum makan siang nih dan dirumah juga gak ada makanan. Terusss aku nggak punya uang buat beli online nih hehehe”.

“Oalah, jadi kamu mau minta uang ya?”.

“He-eh Tan, jadi aku mau minta duit sama Mama”.

“Yauda nanti Tante bilang sama Mama kamu ya, biar kamu di transferin nanti. Ok sayang?”.

“Oh…..shit…akuuu…keluar…..lagihhh” tiba-tiba terdengar erangan wanita yang menggelegar keluar dari speaker HP-ku. Astaga, teriakan itu kan suara mama. Jangan-jangan mama lagi gituan sekarang, sesuai dengan kecurigaan ku.

“Eh tante itu mama kenapa? kayak teriak gitu?” tanyaku mencoba terdengar khawahatir, padahal aku ingin mengetahui keadaan mama sesungguhnya.

“Ohhh tenang aja Hen, Mama kamu gak kenapa-kenapa, cuma kejepit aja jari-nya.”

“Kejepit apaan tan, tap…...”

“Sudah ya Dre, Tante mau bantuin Mama kamu dulu. Mungkin nanti kamu dikirim uang sama mama kamu” potong tante Hani, sepertinya dia terburu-buru. Tak mau lagu berbicara dengan-ku.

“Ok deh tan, makasih banyak ya. Andre sudah lape……”

*Clek….

Lah belum selesai aku bicara, Tante Hani sudah matiin telpon-nya. Selam telponan dengan Tante Hani tadi sekilas jelas terdengar suara erangan Mama yang keras. Bahkan ada suara-suara yang persis kaya mama pas pijatan di rumah Tante Hani juga terdengar meski samar-samar. Kalau di pikir-pikir suara mama tadi dan suara yang pernah kudengar kemarin-kemarin sebenarnya seperti orang sedang bersetubuh. Berarti benar Mama ada main dengan seseorang. Pasti dengan Andre.

Oh shit, baru tersadar apa berarti Tante Hani juga terlibat dengan mereka. Aku inget kata-kata Mama tempo hari kemarin, kalau si Andre pernah mijatin Tante Hani juga. Apakah Tante Hani selingkuh dari Om Doni. Apa Om Doni tahu ya dengan semua ini ya. Terus kini Mama dan Tante Hani kemana ya. Atau mungkin Tante Hani ada di rumah Andre juga ya, atau mereka bertiga sedang pergi ke suatu tempat. Dan apakah sekarang mereka sedang threesome. Sial membayangkan-nya malah membuat ku terangsang. Kubuyarkan pikiran itu, aku harus membongkar semua ini.

Lebih baik nanti aku samperin kerumah Andre saja pikirku. Melihat situasi disana. Aku harus menuntaskan rasa curiga-ku. Baiklah habis makan, aku harus kesana. Hari ini juga aku harus tahu.



20 Menit kemudian

Karena dekat dengan rumah, jadi tidak butuh waktu lama aku sudah sampai di rumah Andre. Benar dugaanku, di sana ada mobil Tante Hani sedang terparkir. Berarti mama harus-nya ada di sana juga. Aku harus bagaimana sekarang, memergoki mereka langsung atau aku mengintip dulu untuk mendapatkan bukti. Kalau ngintip kayak maling saja. Tetapi opsi mengintip lebih baik, karena aku harus punya bukti yang konkret dulu. Mau tak mau harus kulakuan, demi menguak misteri yang mereka semua sembunyikan.

Segera aku ke samping rumah Andre, mencari jendela yang bisa kuintip dari luar. Aku mengedap perlahan bagai ninja, tidak bersuara dan tidak terlihat siapapun. Nah ini dia, aku menemukan jendela lantai satu yang tidak tertutup oleh horden. Jendela tepat sekali mengarah ke ruang tamu Andre, dan aku bisa melihat semua isi rumah Andre. Tapi aneh sekali, di dalam sepi dan sunyi tak nampak satu batang hidung pun.

“LOH HENRY, kamu ngapain disitu Hen” Aku dikagetkan sama suara Mama yang memergoki ku sedang ngintip kedalam rumah Andre. Waduh aku tertangkap basah. Oh no, rencana untuk mendapatkan bukti gagal maning. Tak hanya Mama yang memergokiku, Tante Hani juga berada disitu. Kuperhatikan Mama dan Tante Hani berpakaian rapih dan casual.

“Kamu ngintipin ke dalam ya?” tanya Mama curiga seraya berdecak pinggang dan memicingkannya mata-nya ke arahku.

“Emmm an-anu a-aku tadi penasaran mama kemana, jadi aku cari kesini” Jawabku dengan gugup-nya karena tertangkap basah mengintip seperti maling saja. Mama dan Tante lalu saling tatap-tatapan dan langsung tertawa mendengar penuturanku. Kenapa mereka malah tertawa sih.

“Ada-ada saja kamu Hen. Nanti di kira mau maling rumah orang tau. Lagian kamu kenapa nggak nelpon aja sih?” tanya Tante Hani heran dan yang masih saja terus tertawa kecil melihat keadaan keponakan-nya yang tertangkap basah karena hal yang konyol.

“He he he” tawaku canggung.

"Hayoooo kamu ngapain ngintipin ke dalam. Mau lihat apa sih Hen? hihihi" lanjut Tante Hani bertanya dengan nada iseng dan menggoda. Berbeda dengan Mama yang sekarang hanya menatap diri-ku dingin.

“Ehmm anu Tan, aku tadi sekalian mau cari Andre juga sih, mau ngajak main" jawabku seada-nya, berharap mereka percaya.

"Mama habis gowes tadi pagi nggak pulang dulu ya?” Lanjut aku berbicara, mencoba untuk mengganti topik pembicaraan. Diriku berusaha tetap tenang menghadapi semua ini, jangan sampai rencena aku kedepan-nya gagal semua.

“Nggak Hen, kan mama sudah sering kerumah Andre kalau habis nge-gowes. Kan kamu harus-nya tahu Hen, kalau biasanya Mama sama Andre dikasih workout tambahan” ucap Mama lalu tersenyum dan melirik ke arah mata Tante Hani. Kulihat Tante Hani, membalas balik senyuman Mama.

“Ohhh begituuu, ok-ok deh” jawabku mengerti sambil menganggukan kepala-ku. Jujur aku curiga dengan senyuman mereka berdua. Pasti berkaitan dengan rahasia Mama dan Andre. Seperti kemungkinan Tante Hani juga terlibat semakin besar.

“Ya sudah kamu aja pulang sana. Mama, Tante-mu dan Andre mau pergi ngopi sekarang”.

“Ohhhh, eh aku boleh ikutan nggak Mah?” tanyaku dengan harapan boleh ikut juga. Aku ingin tahu kegiatan mereka semua.

“NGGAK” jawab mama dengan lantang dan tegas. Waduh sepertinya mama masih marah.

“Yahhh kenapa mam? Masa aku gak boleh ikutan sih” tanyaku dengan melas.

“Kamu pasti nanti cuma bikin repot saja nanti. Dan kamu punya tugas yang lebih penting kan?”.

“Hahhh, tugas apaan mam?” tanyaku balik tak mengerti. Seingatku aku tidak punya agenda atau tugas yang harus diselesaikan segera deh.

“Daftar kuliah kamu gimana?” tanya Mama dingin. Mampus ternyata itu, dan aku tak berani menjawab. Tatapan-nya sangat menusuk kedalam sanubari-ku, diriku hanya bisa tercekat diam seraya menunduk tak berani menatap balik ke arah Mama. Aku benar-benar lupa untuk mencari universitas untuk kuliah nanti.

“Kok kamu diem doang? Belum daftar juga ya? Sudah Mama duga, pasti kamu belum ngapa-ngapain kan? Main game terus aja kan?” cecar Mama, menebak semua-nya dengan Benar. Aku hanya bisa mati kutu. Kulihat Tante Hani hanya diam saja mendengarkan percakapan aku dan mama. Sekilas aku melihat ada rasa iba dan kasihan terpancar dari wajah-nya. Tapi rasa iba ke diriku atau ke Mama, itu yang aku tidak tahu.

*Cleck

Kulihat Andre keluar dari rumahnya dan menghampiri kami bertiga. Dia sudah berpakain rapih casual juga seperti Mama dan Tante Hani. Seperti mereka bertiga sudah untuk siap pergi.

“Kok ada Henry disini” tanya Andre kebinggungan yang mendapati aku berada di halaman samping rumah-nya.

“Ini loh si cunguk satu ini ngintipin ke dalam tadi, sudah kayak maling saja” jawab Mama menjelaskan keberadaan ku disini.

“Hhihihi kamu parah banget sih Kak, masa anak sendiri dikatain sih”.

“Ini anak memang pantas untuk di hina kok”.

*Deg….. aku terkaget mendengar kata-kata Mama barusan, aku pantas di hina? Gila aku tidak sangka Mama bisa se-enteng itu berkata seperti itu di depan orang lain. Dan Tante Hani terus tertawa mendengar itu semua, bukannya membela aku, keponakan-nya sendiri.

“Hahaha seriusan lo ngintip ke dalam rumah gw Hen? kurang kerjaan aja lu. Dah yuk ah lama, Tante-tante cantik kita jalan sekarang saja”.

Kemudian mereka bertiga meninggalkan aku di halaman rumah Andre, tanpa mempedulikan lagi aku. Mereka semua pergi dengan Mobil Tante Hani yang berjenis SUV. Tanpa aling-aling mobil itu berjalan meninggalkan rumah Andre dan Aku yang masih terdiam. Tak lama mobil itu semakin tidak terlihat dari sudut pandang mata-ku. Dengan langkah gontai aku berjalan pulang, sepertinya aku harus cari cara lain untuk membongkar ini semua.

Malam Hari

Sejak aku meninggalkan rumah Andre, aku hanya main game saja di rumah. Terlalu lelah dan pusing untuk mecoba kembali mencari tahu rahasia yang Mama simpan. Tapi apa iya kalau Tante Hani juga terlibat. Masak iya sih seorang adik membiarkan kakak-nya melakukan yang tidak-tidak. Hal itu yang masih membuatku jadi ragu dengan semua-nya. Apa aku cuma salah menduga, semua ini hanya perasaan cemburuku kepada Andre. Padahal tidak ada apa-apa antara Mama dan Andre. Tidak-tidak, pasti ada sesuatu di antara mereka. Aku Yakin.

Ketika sedang makan malam sendiri, Mama pulang dari perginya. Terlihat dia mengeryit kesakitan. Tapi apa peduli-ku, aku sudah muak dengan sikap Mama.

“Tumben pulang Mam” sindir-ku dingin kepada mama.

Mama melototkan kedua mata-nya kepadaku “Terserah Mama mau ngapain, itu bukan urusan kamu. Sudah ah, mama lagi gak mau berantem sama kamu. CAPEK TAU” ucap Mama membalas sindiranku. Lalu melanjutkan langkah kaki-nya untuk pergi ke-kamar sendiri.

Aku hanya terus mengunyah makanan-ku. Selesai makan, aku habiskan malam dengan main game. Terlalu suntuk ngapain-ngapain.




Besok Pagi Hari

PoV Henry


*Tok Tok Tok

“Hennnn, kamu sudah bangun belum? ayo makan pagi bareng dulu sini. Jangan di kamar terus dong” ajak Mama dari luar pintu kamarku. Sejak malam kemarin aku hanya mengurung diri di kamar. Masih kuingat kejadian aku yang di tinggal kemarin. Dua kali aku ditinggal, pas gowes dan dilarang ikut mereka ke suatu cafe. Dengan ini aku yakin mereka semua ada sesuatu. Hati-ku merasa kecewa dengan mereka semua. Karena belum ada bukti, aku harus tetap tenang sampai mendapatkan-nya. Aku segera bangkit dari kasur-ku yang empuk ini, kubuka pintu kamarku, dan ternyata mama masih berdiri disitu. Kulihat mama mama hanya menggunakan sports bra dan legging hitam yang ketat. Mama juga tampak berkeringat, terlihat bulir air-air keringat mengalir dari atas ke bawah di sepanjang tubuhnya. Belahan dada-nya yang berkeringat terlihat seksi membangkitkan gairahku. Sial pikirku, pasti Andre pernah merasakan, atau bahkan melumat dan menghisap puting Mama juga. 'FUCK' aku malah membayangkan Andre bermain dengan Mama, dan parah-nya penisku bereaksi. Kugeleng-gelengkan kepala-ku untuk membuyarkan bayangan hina itu.


“Mama gak pergi pagi hari ini?” kubuka suaraku, mencoba basa-basi kepada mama. Berusaha bersikap biasa dan tenang saja, tak ingin rencana membongkar hubungan Mama dan Andre gagal.

“Mama lagi mau di rumah saja hari ini” jawab Mama singkat. Tampaknya mood mama sedang bagus hari ini, tidak marah-marah lagi seperti kemarin. Lantas aku dan Mama beriringan menuju meja makan.

“Kok tapi sudah keringentan, terus pake baju sporty gitu?” tanya ku lanjut di tengah berjalan, ingin tahu kegiatan-nya sebelum menbangunkan diri-ku tadi.

“Iyaaah, Mama tadi sudah work-out dikit” jawab Mama tanpa menoleh kepada ku. Sendiri apa sama Andre ya. Pasti sama Andre. Kurasa mereka 'bermain' dulu tadi, bukan work-out.

“Ohhh…. tumben, ada apa Mah?”.

“Lagi bosen gowesan aja, jadi cuma mau workout biasa aja sama Andre. Nanti lanjut lagi habis sarapan”. Berarti benar dugaanku, terlihat Andre sudah berada di rumah, dan sudah terduduk di meja makan. Sama dengan Mama, dia juga sudah berkeringat. Berarti Mama sudah 'work-out' barang Andre.

“Halo Hen…..baru bangun nih…” sapa Andre ketika dia melihat diriku yang berjalan menuju meja.

“Hei broo…” balasku tak semangat. Dasar teman brengsek ucapku dalam hati.

“Ehmmm kapan mau nginep Dre? Biar mabar lagi, kan terakhir kita main nggak jelas gitu. Kalah mulu lagi”. Aku berharap di mau menginap di rumah, berharap dapat bukti dari teman-ku itu. Kupikir apakah di masih pantas di anggap teman. Dengan teganya bermain dengan Mama teman-nya sendiri.

“Huh, Game lagi game lagi” dengus Mama setelah mendengar ajakan kepada Andre yang keluar dari mulut-ku. Waduh gawat, tanpa sadar aku berucap tentang game lagi. Nanti kalau berubah jadi bad mood brabe dah gw.

“Hahahaha, mungkin hari ini gw bisa nginep disini, boleh kan Tan?” tanya Andre kepada mama meminta persetujuan.

“Boleh dong sayang, hari ini juga boleh kok. Apa sih yang nggak buat kamu. Kamu tuh ya Dre, ganteng, kuat, pokok-nya gak pernah ngecewain Tante Santy deh. Kamu cuma bisa bikin Tante senang dan bahagia deh. Nggak kayak Herny tuh. Jadi kamu bebas mau ngapain saja kok disini. ” jawab Mama kelewat mesra. Dan sempat-sempatnya aku disindir lagi. Hadeh, hanya tersenyum kecut yang bisa kulakukan.

Seperti kemarin, aku duduk di depan meraka lagi. Andre pas di depanku, dan Mama disebelahnya. Diriku hanya diam dengan tenang menyantap bubur ayam yang di buat oleh Mama. Sendok demi sendok masuk ke mulut-ku. Bubur buatan Mama kali ini terasa sedikit pahit dari biasa-nya. Kurasa selama makan terasa meja ini terkadang seperti bergoyang-goyang. Ada apa lagi sekarang.

“Ouhhh dikit lagi tan….” ucap Andre tiba-tiba membuyarkan lamunan-ku.

*Clek Clek Clek tiba-tiba ada bunyi-bunyi yang tidak asing di telinga-ku.

*Clek Clek Clek Clek Clek

Suara-suara itu semakin cepat. Aku langsung menghentikan makanku. Lalu kulirik ke arah mereka berdua. Tersadar ternyata mereka tidak menyantap makanan yang ada di depan mereka. Dan Andre hanya terpejam diam, tapi kenapa? Mama hanya menatap kepada-ku sambil menggigit bibir bawah-nya, tampak menggodaku. Pundak kanan dan tangan kanan mama terlihat bergoyang-goyang. Baru kusadari tangan kanan mama berada di di bawah meja. Kalau dikira-kira tanganya pasti ada di paha Andre. Jangan bilang mama lagi……. Jangan-jangan benar rasa curiga-ku selama ini benar. Mereka ada hubungan spesial. Sebuah hubungan yang tidak pantas. Apakah saat ini juga Mama sedang mengocok penis Andre? Sepertinya iya.

“Kenapa Henry sayanggg?” tanya Mama yang melihat aku yang terkejut.

Ini adalah bukti yang aku butuhkan untuk melabrak mereka saat ini juga. Harusnya aku marah, harusnya aku mengkonfrotasi mereka sekarang juga. Tapi aku hanya bisa melongo menatap meraka seperti orang bodoh. Seluruh tubuh-ku kaku di kursi. Apa apa ini? Entah kenapa aku pun tak berani berbicara. Aku tak berani mengeluarkan suara, mulutku hanya bisa terbuka karena kaget. Mata Mama tak henti-hentinya menatap-ku tajam.

"Ehmmm…ohhh…yeshhh" erang Andre. Aku moneleh ke Andre yang sepertinya sedang ejakulasi hebat.

Berdetik-detik berlalu kemudian Mama menarik tangan kanannya dari bawah meja. Jari-jari di tangan kanan-nya terlihat berlumuran cairan putih. Terlihat cincin kawin antara Mama dan Papa yang tersemat di jari manis kanan Mama, berlumuran cairan putih kental. Langsung mama memasukan jari-jarinya kemulut dan menghisap dengan pelan dan nikmat, menggodaku. Bukan lebih tepatnya mengejek aku dan Papa yang sudah tiada.

Sekuat tenaga, Aku memberanikan diri untuk bersuara “Ta-tangan Ma-ma ke-kenapaaa kotor gitu?” tanyaku disertai gagap. Pertanyaan yang bodoh keluar dari mulut-ku. Sudah jelas itu apa.

"Eemhmmm...slurp..Slupr...ini...sluprh….susu spesial Andre…slurph…, tadi buat ngolesin paha Andre yang memar karena jatuh…slurphhh" Jawab mama berbohong di sela-sela mengemuti jari-nya sendiri. Bukan-bukan, Mama bohong. Itu pasti sperma, ya itu sperma Andre. Mama sedang menelan sperma teman-ku dengan nikmat-nya. Dan melakukannya di depan aku, anak kandung-nya sendiri.

*Slurpt….Slurpt….Slurpt….Slurpt…. Suara hisapan Mama di jari-nya menggema di ruang makan ini.

Tanpa bisa berkata-kata aku beranjak dari meja makan, aku ingin segera lari dari semua ini. Tiba-tiba tubuhku tak kuat berjalan lagi, kakiku gontai melemas. Mau tak mau aku hempaskan diri dan terduduk di sofa ruang tamu. Aku mengalami shock yang hebat, setelah melihat kelakuan Mama barusan. Aku merenung, hanya bisa menatap mereka berdua gantian. Dan tahu apa yang meraka lakukan? Hanya cekikian melihat kebodohanku.

Setelah lemas tubuhku, tiba-tiba kepalaku rasa-nya diputar-putar sangat cepat. Kenapa ini……. dan kepala aku sangat sakit sekali. Rasanya tak kuat untuk duduk lagi di sofa, aku jatuh tersimpuh di lantai. Kupegangi kepalaku sendiri, berharap rasa sakit ini hilang.

"Mah….mam…. mama" panggilku pelan dengan nada yang takut dan iba kepada Mama. Berharap pertolongan dari ibu kandung-ku. Tapi kulihat Mama tak bergeming, hanya diam memantung dan tersenyum melihat kondisiku yang aneh.

"Mahhh....." kembali aku memanggil Mama, berharap kali ini beliau mendengarkan panggilan aku, anak-nya.

"Iya Hen, ada apa?" Akhirnya Mama menjawab panggilanku, namun tetap hanya diam di tempat dan tersenyum licik kepada-ku.

"I-ni… aku tiba-tiba pusinggg bangettt…Agh…sakittt..jugaa" kupegang dan remas keras kepalaku sendiri dengan kedua tanganku. Dengan sekuat tenaga aku mencoba menahan rasa berat dan sakit di kepala-ku.

"Ohhh kenapa kok bisa pusing sih?" Bukannya membantu aku, Mama malah bertanya, lama-kelaman badanku semakin lemas. Aku tak lagi bisa fokus melihat sekitar. Pandanganku semakin kabur.

“Hihihi obat-nya sudah berkerja ya? Duh gak sabar deh Dre, sudah basah banget nih Memek hihihi”

Obat? Obat apa? Dengan segenap tenaga kutatap mereka berdua, hanya senyuman seperti iblis aku yang terima dari mereka. Andre mendekati diriku yang terkapar di lantai.

“Sudah lah Hen, jangan di lawan lagi. Merem aja Hen, nikmati saja Hen” ucap Andre dengan pelan di telingaku. Kata-kata Andre menghipnotisku untuk memejamkan mata. Yahhh dia ada benarnya..... Kurasa dengan menutup mata semua akan menjadi lebih baik.

“Iyaaa merem, gw akan meremm…….

"Hihihi sudah mampus ya" itu kalimat yang terakhir kudengar sebelum semua-nya menjadi sunyi dan semua-nya menjadi gelap.

*Brugh......

Bersambung.....

Pesan Penulis
  1. TANG-KENTANG.​
  2. Hadeh tadi kalau nggak ada acara komputer nge-crash, part 11 bisa malam ini juga.​
  3. Ya mudahan bisa secepat-nya lanjut.​

Oke hu ditunggu kelancrootannya.
Tuwas ngaceng
 
Wooowwwww gua cuma bayangin klo gua di posisi henry. Gua akan bikin mama gua menyesal seumur hidup udh bikin gua jadi begitu hahaha.
Huuu kasian si henry sii, jgn nyiksa bgt kenapa hahaha
 
Saat henry sadar dan pulih, kemudian henry akan memperkosah mamanya yg lagi ketiduran.
Akibatnya Santy marah sama henry, kemudian henry pergi sambil membawa barang berharga yg ada.
 
Title story nya bagi ane gak berlaku di awal cerita,lebih ke arah perlecehan. Cocok ni berlaku di akhir cerita. Henry :-'Mam.. aku minta maaf..kerana aku telah menjadi Odgj akhirnya.. '👀😆 ha ha ha
 
Terakhir diubah:
Wahh panjang urusannya nihh...
Kira" bakalan ada pembalasan dari henry gak nih suhu..
Mungkin dgn membuat mama dari si andre jadi budaknya🤣🤣🤣
Gak tega jg liat henry lemah gitu.. gak ada otak lagi🤣🤣🤣
Ada sih harusnyaa, gua yakin di dunia nyata juga ada yg kyk gini, dan ga sampai kyk si henry bgt, pasti ada lah rasa bales dendam nya hahaha.
Manusia yg sangat baik kadang bisa berubah jadi iblis yg sangat bengis kan hu hahaha
 
Hu kalo buatin versi balas dendamnya hu. Mungkin kayak rute di game gitu ada happy end, sad end gitu hu
 
Henry mulai sadar akan kelakuan mamanya dan Andre...thank's bos madukan ane tentang obat tidur dosis rendah dipakai...tapi kayanya itu tinggi juga dosis sampai pusing kepala bukannya cuma ngantuk...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd