Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mam... Aku Minta Maaf

Survey pertimbangan Plot NTR/cuckold buat cerita baru nanti (kalau ada yang lain boleh dm)

  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan + adik laki

    Votes: 61 10,6%
  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan (no incest)

    Votes: 42 7,3%
  • suami vs istri

    Votes: 58 10,1%
  • Ayah vs anak perempuan

    Votes: 69 12,0%
  • anak laki vs ibu kandung + anak/adik kandung yang lain.

    Votes: 248 43,2%
  • anak laki vs ibu kandung (no incest)

    Votes: 172 30,0%
  • Suami vs istri + anak perempuan

    Votes: 45 7,8%

  • Total voters
    574
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part 13

PoV Henry

File Video 5


Video dibuka dengan mama yang sudah bersimpuh di depan Andre. Kali ini video diambil dari sudut pandang Andre. Sepertinya ia menggunakan kamera di kepalanya. Di layar cuma terlihat ada mama dan kontol Andre yang sudah ngacung dengan keras.

*Cuhh Cuhh Cuhh Cuhh. Mama meludahi kontol Andre, lalu mengocoknya, meratakan ludahnya ke seluruh kontol Andre. Kemudian mama memasukan kepala kontol Andre mengemutnya, kayak mengemot permen lolipop. Selama melakukan itu ia terpejam, bak menikmati permen yang sangat enak. “Ehmmm…..hmmm…hmmmm” gumam mama menikmati kepala kontol Andre.

Setelahnya dia baru mulai menghisap lembut, tanganya juga membelai bagian yang tidak masuk ke dalam mulutnya. Satu tanganya pun meremas-remas lembut kantung zakar Andre yang besar itu.

*Slurp….Slurp….Slurp…hmmm….Slurp….hmmm…slurp….

Ia keluarkan penis Andre dari mulutnya, lalu menamparkanya ke muka sendiri. *Puk *Puk *Puk *Puk. Ia gesekan bibir lembutnya di sisi batang Andre. Aku lihat bibir mama bergesekan dengan urat-urat besar yang bertebaran di sekujur kontol Andre. Kemudian ia gesekan di pipinya yang putih dan lembut itu. Ciuman pun ia daratkan di batang kontol Andre, terutama di ujung moncongnya, ia cium berkali-kali. Sampai-sampaI benang precum tercipta dari lubang kencing Andre ke bibir mama. “Ahhhhh…mamaaaaa” teriaku melihat mama yang sangat seksi saat memainkan kontol Andre. Tak lupa aku juga menservice diriku sendiri. Apabila Andre ada mulut mama yang memberikan service kenikmatan, aku hanya memilki tangan kiriku sebagai pemuasku. Benar-benar menyedihkan. Harusnya aku yang lebih berhak atas mama.

Selama itu, tatapan mama tak pernah lepas dari kamera. Aku bisa merasakan tatapan mama ditujukan kepadaku, seolah mengatakan ‘mama lebih sayang sama kontol Andre, dari pada kamu”. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mereka berdua, hanya suara hisapan mama yang terdengar sangat hebat. Sesekali desahan Andre juga terdengar. Wajar saja, pasti mulut mama terasa enak. Mama kembali menyepong kontol Andre dengan pelan. Kali ini benar-benar mama melakukannya dengan lembut.

Akibatnya aku pun tak tahan lagi untuk tidak berejakulasi, padahal hanya menonton mama memberikan BJ kepada Andre. Namun sensasi gila ini membuat nafsuku tidak terbendung lagi.

“Ohhhh…..” Andre mengerang. Dia akan segera keluarkan isi zakarnya. Dia ambil alih batang kontolnya dari mama, lalu mengocoknya. Mama pun membuka mulutnya lebar-lebar, sekaligus menjulurkan lidahnya untuk menerima semburan lahar panas Andre.

“Nghhh……Ohhhhh”. Andre meraih puncaknya, ia arahkan ujung kontol ke mulut mama yang yang terbuka lebar, siap untuk menampang.

*Sleck Sleck *Crot Crot Crot. Andre muncrat kuat, pejunya berhamburan memenuhi mulut mama. Ada beberapa tembakan kontolnya yang terlalu kuat, hingga mendarat di kening sekaligus hidung mama. Aku terpana melihat betapa banyaknya sperma Andre yang keluar.

Tak lagi mengeluarkan laharnya, mama menangkup kepala kontol Andre, lalu menyodotnya lubang kencingnya dengan sangat kuat. Berharap sisa peju keluar dari sana. *Plop. Mama memperlihatkan mulutnya yang penuh dengan peju Andre. Lidahnya bergoyang, mempermaikan cairan putih kental itu. Seperti tadi, tatapan mama tampak mengatakan “Peju teman kamu enak”.

Kemudian mama menelean semua peju Andre. *Glek terdengar suara menelan. “Puahhhh…..Hmmmmm” mama mengeluarkan suara seperti itu, seolah menggodaku. Aku pun tak kuat lagi untuk muncrat. Tak lama aku mengeluarkan pejuku, kembali membasahi meja di depanku.



Berhari-hari telah lewat, aku hanya diam dirumah. Yah, lebih tepatnya hanya coli dan ngegame saja. Sudah banyak rekaman video mama dan Andre yang sudah kutonton sampai habis, bahkan sampai membuatku klimaks berkali-kali. Awalanya di setiap kegiatan coliku selalu di akhri dengan penyesalan, dan juga rasa amarah. Namun labat melaun, rasa itu mulai pudar. Hanya ada rasa nafsu yang hebat, ketika melihat aksi mama dengan Andre.

Berbagai kegilaan mama sudah kusaksikan. Mulai dari mama yang ngentot dengan Kiryo saja, Mama dan Tante Hani lawan Kiryo Atau Andre. Ada juga video dimana mama bersenggema dengan teman Andre yang bernama Albert. Di video itu mama di setubuhi di toko sepeda miliknya Albert. Tidak hanya bersetebuh, tapi mama juga mengendarai sepeda yang sudah di lengkapi sepeda dengan seks toys. Aku terpukau kala melihat mama yang memakai jersey sepeda yang membalut ketat seksi tubuhnya, mengerang-erang keenakan di saat seks toys tertancap dalam memeknya.

Ada juga video yang mama ngelesbong dengan tante Hani. Dan ada juga yang bersama Ara saja. Bahkan ada di mana mereka bermain bertiga, saling memuaskan satu sama lain. Tak lupa seks toys juga terlibat dalam persenggaman sesama jenis mereka. Aku sih senang-senang aja. Lelaki mana yang tidak suka dengan adegan lesbian, apalagi ini dilakukan oleh orang-orang yang dikenal. Aku curiga mama sudah menjadi biseksual, karena aku bisa melihat betapa puasnya mama bersenggama dengan Ara dan Tante Hani. Bahkan dengan Ara, mama terkesan sangat romantis bagai orang pacaran saja. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya, tapi tentu saja semua video aku nikmati dengan coli.

Terlepas dari video birahi mama, lalu bagaimana perkembangan dengan mama? Nihil. Tidak ada hasil sama sekali, sampai saat ini tidak ada progress. Sampai aku akhirnya menyerah. Hanya menunggu mama lah yang bisa aku lakukan. Dan hari ini adalah hari dimana aku akan menonton video terakhir, yang akan kunikmati, habis itu tidak ada lagi. Setelah itu apa yang akan kulakukan? Entah lah, hanya waktu yang bisa menjawab.

Diriku sudah tahu kalau di video itu aku akan disakiti secera mental dan fisik oleh mama dan Andre. Tapi kukuatkan diriku untuk coli dengan video ini. Lantas aku membuka foldernya, dan memplay final video itu.

Final Video

Ternyata ini merupakan lanjutan video sebelumnya, kembali di hari saat aku di beri obat tidur oleh Mama. Video ini memperlihatkan ruang kamarku. Disana terdapat diriku yang terbaring menghadap atas. Aku bisa melihat diriku sendiri yang tanpa daya di atas tempat tidurku sendiri. Tampaknya mereka memindahkan diriku, dari sofa ruang tamu ke ranjangku sendiri.

Tiba-tiba mama muncul masuk dalam frame. Aku terpesona melihat mama berpakain sangat seksi. Ia memakai lingerie putih, yang membalut tubuh mama dengan sempurna, membuat dirinya tambah menjadi lebih seksi dan elegan di mataku. BH dan celana dalam berenda yang sama-sama bewarna putih itu membuat mama terlihat sanngat sensual. Sabuk suspeder yang berwana putih itu terlihat menjepit ketat paha mama yang indah. Aku setuju dengan kata orang-orang, kalau telanjang itu tidak selalu seksi atau nafsuin, tapi setengah telanjang seperti mama juga seksi. Malahan menurutku lebih seksi. Yah…. semuanya tergantung selera sih.

“Duhhhhh……, anak mama masih tidur aja sih. Ehhh! atau jangan-jangan….., kamu sudah mati lagi hihihihii” ucap mama yang terdengar sangat tidak masuk akal. Bisa-bisanya dia bercanda kalau aku mati. Ia duduk di kasur, tepat di sebelah tubuhku. Lalu mama terdiam memperhatikan diriku yang hanya tergeletak tanpa suara. Ia ulurkan tangannnya, mengelus-ngelus tanganku dan juga lenganku. Kemudian ia bergeser semakin dekat dengan tubuhku. Mama menggapai wajahku lalu mengelusnya. Aku bisa melihat raut wajah mama yang terasa berbeda dari biasanya.

Dari sepersekian detik itu aku bisa melihat rasa keibuan dari mama. Aku menjadi binggung dengan mama. Apakah ia masih ada rasa sayang kepadaku? Akankah dia menghentikan ini semua? tapi kuyakin tidak, karena kalau memang iya, video ini tidak akan pernah ada dan mama tidak bakal menghilang tanpa kabar seperti sekarang.

“Tan, kok benggong?”. Suara berat dari Andre terdengar membuat mama terkaget. Lantas mama menoleh ke arah orang yang memanggilnya.

“Eh, Dre. Bikin kaget aja kamu ah!” sergah mama. Kini Andre terlihat di layar. Tanpa sopannya makhluk laknat itu hanya memakai boxer di depan mama. Tidak sopan? Apa yang kupikirkan, padahal sudah jelas Andre sering bertelanjang depan mama, bahkan sudah berkali menyetubuhinya. Aku memang bodoh, buat apa pula aku mengomentari hal itu. Ia berdiri di dekat mama. Terlihat sebuah tenda terbentuk di bagian selangkangan Andre. Gila orang yang pernah kuanggap sebagai teman, kemaluannya selalu dalam keras di depan mama.

“Tante kenapa?”.

“Enggg…..nggak kenapa-kenapa kok sayang. Tante cuma ngecek si Henry aja”.

“.......” Andre hanya terdiam. Suasana di kamarku menjadi hening sesaat.

Mama menarik tangannya yang berada di atas tanganku, lalu ia meraba selangkangan Andre yang sejajar dengan kepalanya. Tangan yang tadi menunjukan sekilas rasa kasih sayang kepada diriku, kini hinggap di selangkangan Andre. Mama memajukan kepalanya hingga menempel di selangkangan Andre. Terdengar suara hirupan yang sangat dalam.

“Hmmmm…..Bau kontol kamu jantan banget sih Dre. Nggak bosen-bosen nih hidung tante, nyiumin baunya” ucap mama sembari terus menarik napas dalam-dalam guna menikmati bau selangkangan Andre.

“Hehehe, kalau begitu buka dong, biar bisa nyium langsung” perintah Andre. Mama tersenyum mendengar perkataan itu, lalu ia meraih kedua sisi boxer andre, dan menariknya turun.

*Bughhh……”aw!” pekik mama. Wajah mama terpukul telak oleh kontol Andre yang terlontar kuat. Kontol Andre sudah sangat besar dan keras seperti pentungan saja pikirku.

“Hahahaha…” tawa Andre.

“Hihihihihi…, sudah berkali-kali ini muka di tampar sama kontol kamu” ucap mama cengengesan sambil mengelus pipinya yang tertampar.

“Muka tante kan memang memang pantes di tampar kontol”. Andre pegang kontolnya dan menamparkannya ke wajah mama. *Puk Puk Puk Puk Puk. Pipi, dagu, jidat, hidung dan mulut mama berkali-kali pukul oleh Andre dengan kontolnya. Sampai bagian wajah mama yang terpukul terlihat basah oleh precum Andre. Iri melihatnya, aku juga ingin menampar mama dengan kontol ku sendiri. Menampar wajah mama dengan rasa marah dan nafsu.

Lalu makhluk sialan itu letakan kontolnya di atas wajah mama. “Broooo! nih lihat kontol gw lebih panjang dari muka nyokop lu hahahaha”. Saking panjangnya, kontol Andre melebihi lingkaran wajah mama. Mama hanya tersenyum, sesekali dia mencium bagian batang Andre yang tepat di depan mulutnya.

“Punya papanya Henry gimana tan? Bisa kayak gini gak?” tanya Andre sembari menggoyangkan pinggulnya maju mundur, sehingga kontol menggesek wajah mama. Bibir, hidung, dan dahi mama tergesek oleh kontol Andre.

“Yaaa jelas nggak bisa dong, cuma punya kamu yang bisa kayak gini” ucap mama sambil terus menikmati wajahnya di usap-usap dengan kontol Andre.

“Berarti si Henry juga gak bisa dong ya, hahahaha!” ujar Andre.

“Ihhhh…apalagi diaaaa!, kont…eh bukan, titit-nya kan cilik banget, hihihihi…” ucap mama mengomentari ukuran kemaluan anaknya sendiri, punyaku. Bukan, lebih tepatnya mama menghina daripada mengomentari. Aku mencoba tidak menghiraukan ucapan mama.

Kedua tertawa setelah mendengar ucapan mama. Kemudian mama genggam kemaluan Andre, Ia jilat dari kantung zakar hingga naik ke ujung kontol Andre. Lidah mama menggelitik lubang kencing Andre. Ia mengulik lidahnya disana. Andre mendongak keenakan.

“Ohhhh….tante” erang Andre keenakan karena jilatan mama. Ia balas dengan meremas payudara mama yang masih terbungkus BH berenda yang bewarna putih itu. Kemduan sambil menikmati service mama, Andre buka kedua cup bra mama. Sehingga isi keluar tumpah meruah. Aku bisa melihat kedua puting mama sudah mancung tegak. Puting indah yang pernah menjadi sumber makananku berasal ketika bayi, telah menjadi mainan Andre. Si brengsek memilin kedua puting mama, hingga membuat mama melenguh.

*Cuph Cuph Cuph Cuph. Mama menciumi bagian batang kontol Andre yang bersadar di bibirnya. Ia dorong kontol itu hingga menempel di perut Andre. Dengan begini buah zakar Andre tersaji untuk mama nikmati. Dan benar saja, mama benar-benar akan memanjakan kantung zakar Andre.

“Hmmmm, tante nggak heran sih kalau peju kamu banyak banget, wong ini kantung biji kamu gede banget kek gini” ucap mama sambil menimang-nimang benda berkerut itu. Aku akui benda itu sangatlah besar, dua kali lipat lebih besar dariku.

“Sampe lendir kamu keluar terus nihi” lanjut mama seraya mengusap-usap lembut kepala kontol Andre yang banjir karena pre-cum yang terus mengalir keluar. Sedangkan tangan satunya menggenggam penuh zakar Andre, lalu ia remas lembut. Ia sapukan lidahnya di kepala kontol Andre, menarik cairan putih itu kelidahnya “Hmmm……Gurih Dre”. Berkali lidah mama mengusap lembut lubang kencing Andre, mengais precum Andre.

Lalu mama memasukan kantung zakar itu kemulutnya, lalu mengemuti biji Andre layaknya permen. Gantian antara biji yang kiri dan yang kanan. Andre mendesah keenakan, sesekali dia mendongak terpejam. Aku yakin di dalam mulut mama, bola-bola testis Andre sedang di manja oleh lidah lembut mama. Benar-benar totalitas seorang pelacur pikirku. Ya aku tidak sungkan lagi memanggil mama sebagi pelacur, karena dia memang pantas di sebut seperti itu. Andre benar-benar bagai sedang di manja sama pelacur.

Kini aku melihat Mama gerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan, menggesekan wajahnya dengan kontol Andre. Tak ayal wajahnya menjadi basah dengan air liurnya sendiri yang sudah terbalur di kontol Andre.

“Tante seksi banget sih, pake ginian” ucap Andre sambil mengelusi kepala mama yang masih sibuk dengan pelernya dan kontolnya.

*Cuph “Makasih…Cuph… sayang…buat kamu si penjatan….*Cuph Cuph” ucap mama di sela-sela menciumi sekujur batang Andre. Mama membolak-balikan kontol Andre, hingga tak ada bagian yang luput dari kecupan mama. Sesekali ia pukulkan kontol Andre di wajahnya sendiri. Mama benar-benar menyembah kontol Andre.

“Pernah pake lingerie buat suami tante?” tanya Andre.

“Nggak pernah Dre, seumur-umur cuma sama kamu doang sayang” ucap mama sambil terus memberikan service mulutnya ke kontol Andre.

“Lho kenapa tan? Memangnya dulu suami tante gak pernah minta?”.

“Pas masih hidup, sering minta sihhhhh…, tapi tante tolak terus, tante bilangnya risih kalau pake ginian” jawab mama yang terus menjadikan wajah sebagai wadah penggilasan kontol Andre.

“Terus kenapa sekarang mau?”.

“Karena kamu pantes melihat tante kayak begini sayang, kamu sudah ngasih sejuta kenikmatan seksual yang belum pernah tante rasakan saat bersama mendiang suami tante” lanjut mama yang masih terduduk di kasurku sambil terus memanjakan kontol Andre tanpa henti-henti.

Mama genggam kontol Andre dan meletakannya bersandar di pipinya. Lalu ia tatap Andre dalam-dalam, dan mama berkata “Kamu seorang penjantan yang layak mendapatkan tubuh dan hati tante”.

Andre tersenyum mendengar ucapan mama yang bagaikan sebuah sumpah cinta. Ia elus pipi mama dengan kepala kontolnya yang sudah basah dengan precum, tak lupa ia tampar juga. “Hen, noh dengar kata-kata mama lu, bokap lu aja nggak pantes, apa lagi lu hahaha….”.

“Iya Hen, mendiang papa kamu belum pernah ngelihat mama pake lingerie loh. Eh malah keduluan sama teman kamu nih hihihihi” ucap mama enteng. Sejatinya seharusnya papa yang berhak melihat umbaran keseksian mama, tapi ini mama bercerita kalau ia tidak pernah mengabulkan permintaan Papa. Aku hanya bisa berharap papa mau memaafkan mama kelak.

“Tante memang seksi kalau pake lingerie gini” puji Andre.

“Ohhh….jadi kemarin-kemarin gak seksi gitu?” tanya mama, lalu ia tampilkan wajahnya cemberutnya. Aku malahan gemas melihat mama yang berekspresi seperti itu.

“Seksi dong tan, jangan ngambek dong ah!. Nanti nggak Andre kasih kontol lagi nih” gurau Andre kepada mama.

“Ihhhh….jangan dong sayang, mau kontol kamu”. Mama menoleh kesamping sehingga depat mulutnya ada batang penis Andre, lantas ia beri kecupan dan jilatan kecil di sisi batang Andre. Mama kembali memanjakan kontol Andre. *Hap. Ia lahap bulat-bulat seluruh kontol Andre. Ujung kemaluan besar itu menghilang masuk ke dalam mulut mama yang hangat. Namun tak semuanya bisa masuk ke dalam mulut dan tenggorokan mama.

*Slurp….Slurp…Slurp…Slurp…

Cukup lama mama memberikan Andre service mulutnya, padahal ada aku yang terbaring di sana. Mereka tidak risih dengan keberadaanku. Walau aku tidak sadar, tapi itu adalah pertama kali aku berada sedekat itu kala mama melakukan hal gila dengan Andre. Padahal tadi ada rasa iba dari mama, sekarang mama tidak mempudulikan diriku. Atau itu cuma perasaanku saja ya, pikirku.

*Slurp….Slurp…Slurp…Slurp…

“Nghhh…Woiiiii! Henry si sampah, si pencundang!” hardik Andre kepada diriku yang terbius obat tidur.

“Nih lihat, mulut tante Santy, nyokap lo, penuh sama kontol gw” teriak Andre. Makian Andre di tujukan kepada diriku yang berada di atas kasur. Sampai sekarang aku masih tidak mengerti mengapa dia tega melakukan ini, padahal aku tidak pernah berbuat salah ke dia. Ini adalah salah satu misteri yang belum perncah kupecahkan.

“Pencundang banget sih loe anjing…ohhhh!” ucap serapah Andre kepadaku. Lalu dengan brutal ia menghujam mulut mama tanpa ampun. Kedua tangan mama memegang paha Andre, sebagai pegangan.

“Bangun tolol! Mulut nyokap gw entotin” *Glok Glok Glok Glok Glok. Muka mama sampai menjadi merah kala di mulutnya disetubuhi Andre. Air mata bercucuran membasahi pipinya. Liur pun membasahi dagunya dan pahanya sendiri. Di perlakukan seperti itu, mama tidak marah atau protes. Ia hanya pasrah ketika tenggorakannya di tumbuk. Justru terlihat menikmati.

*Glok Glok Glok Glok Glok.

“Ohh…Gila nggak memek, nggak mulut sama-sama enak buat di entot, fuckkkkk…ohhhh….”.

“Elu pasti pengen kan? Fuckkkkk…….”.

*Glok Glok Glok Glok Glok.

“Nyokap elu Hen itu adalah lonte gw Hen”.

“Puah….uhuk…uhuk….hh….hh…..” mama terbatuk ketika Andre menghentikan hujamannya dan menarik kontolnya keluar dari mulut mama.

“Hh…..hh….hh…” nafas mama masih parau. Mata sayu mama menatap ke arah kamera, ia mengucapkan “Mama memang lonte Andre. Kalau kamu tanya kenapa? Ya…….”.

“Karena kamu Hen. Mama jadi lonte Andre karena kamu”.

“Berkali-kali kamu cuma bisa ngecewain mama”. Ngecewain mama? Kapankah aku telah melakukan apa? Apakah karena masalah kuliah? Masa cuma karena itu dia tega melakukan ini semua. Ngomong-ngomong soal kuliah, aku benar-benar lupa untuk mencarinya. Karena terlalu sibuk coli dengan video mama dan Andre. Ah, nanti habis ini saja aku cari. Sekarang aku mau tuntaskan menonton video ini sekaligus menyalurkan hasratku.

“Jadi mama mencari kepuasan sama Andre”. Mama terus berbicara sambil terus mengocok lembut kontol Andre.

“Nah, karena elu gak bisa nyenengin nyokap elu sendiri, biar gw yang bikin tante Santy seneng”.

“Gw bakal bikin tante Santy puas sama kontol gw, dan lupa sama elo” lanjut Andre.

“Iyahhhh Dre, tolongin tante untuk melupakan Andre ya” pinta mama memelas kepada Andre.

“Tenang aja tan, dengan kontolku tante bakal lupa sama Henry”. Andre mengarahkan kemaluannya ke mulut mama. Tanpa di minta, mama membuka lebar-lebar mulutnya untuk menampung penis Andre. Dengan pelan nan lembut mama memaju mundurkan kepalanya, mengusap sekujur batang kontol Andre dengan bibir dan lidahnya. Mata mama tak lepas dari kamera. Aku bisa melihat mata mama tersirat nafsu dan rasa benci.

“Ohhhhhh…….” desah Andre keenakan. Mama masih terus dengan pelan menyelomoti kontol Andre. Bibir mama menjempit manis kemaluan besar itu. Aku hanya bisa menelan ludah, pasti wajahku terlihat mupeng sekali. Tapi tak apa, pria mana pun juga pasti ingin menerima service dari mama.

“Elu cuma pencundang sampah, yang nggak pantes dapetin tante Santy” ucap Andre yang sekarang memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat, kembali menghujam mulut dan tenggerokan mama.

*Glok Glok Glok Glok Glok.

Aku hanya bisa mendengar penghinaan Andre dengan pasrah. Seperti yang sudah-sudah, mama bukannya membela diriku, malahan masih sibuk menerima dengan senang hati tusukan kontol keras Andre di mulutnya.

Mama melepas jepitan bibirnya di kontol Andre. “Puah……memang benar omongan Andre. Kamu nggak pantes lagi menerima kasih sayang mama”. Aku yang sudah di hina berkali-kali, sudah kebal dengan ucapan mama. Yang aku penting aku bisa coli.

Lalu ia berdiri, memagut bibir Andre dengan buas. Tangannya tak lepas dari kontol Andre, membelai batang yang sudah tegang itu. Ia belai dari bawah ke atas hingga ke ujung. Sesekali mama mengusapkan jempolnya di ujung kepala kontol Andre. Tubuhku merinding membayangkannya digitukan sama mama. Sekarang Andre membelai vagina mama dari luar celana dalamnya.

Andre melepas kuncian bibir mama di bibirnya dan berkomentar “Kayaknya memek tante nggak pernah, nggak basah nih”.

“Tahu nihhhh…., kalau deket-deket kamu memek tante maunya di manja terus sama kamu” ujar mama. Ya kurasa kalau pelacur, bawaannya pasti ingin di entot terus, makanya basah terus.

Sambil terus berdiri mereka kembali berpagutan dan sambil saling merangsang kemaluan satu sama lain. Andre meningkatkan rangsangannya ke mama. Kulihat Andre mengusap-usap klitoris mama. Akibatnya Mama melenguh tertahan “Mmmm…..Dreee”.

Andre naikan satu kaki mama ke ranjangku. Lalu ia selipkan satu jarinya melalui sisi celana dalam mama. Kemudia ia colokan jarinya ke dalam kemaluan mama, lalu ia kocok jarinya yang besar di lubang peranakan mama, tempat tinggalku dulu. Ia juga terlihat seperti sedang mengerok-mengorek. Mama mendongak keenakan, tubuh yang keringatan terlihat sangat seksi di mataku. Aku kocok kontolku sendiri mengirini desahan mama yang binal.

“Ahhhhh……..” desah mama. Bunyi kecipak basah semakin lama, semakin nyaring. Pertanda mama sudah terangsang hebat. Andre terlihat membisikan sesuatu. Mama membuka matanya menatap Andre dengan tatapan tidak percaya.

“Sudah gak apa-apa, mau ya?” ujar Andre. Mama menengganguk tanda mau. Aku tidak tahu apa yang Andre minta kepada mama.

“Ahhhhh…….” desah mama saat Andre menambahkan jarinya mengocok memek mama. Kini dua jari Andre bersemayam di liang cinta mama.

“Kencengin… Dreee…ahhhhh!” seru mama ke Andre.

“Dreee cabuttt!” pinta mama. Lantas Andre menarik jarinya keluar. Mama dengan tergesa-gesa naik kekasur, dan berdiri di atas tubuhku. Sekilas aku melihat lubang pantat mama masih tertancap buttplug. Berbeda dengan sebelumnya, ukuran buttplug yang mama pakai di video ini tampak lebih besar. Apa mama sudah di anal sama Andre ya? Hmmmm……. akan kah aku bakal melihat lubang anus mama di genjot sama Andre.

Kembali ke video ini, aku melihat kepalaku itu tepat di bawah selangkangan mama. Ia mengusap memeknya sendiri dengan cepat. Aku bergidik ngeri, saat tahu mama mau ngapain di atas tubuhku. Muka mama sangatlah merah dan nafasnya memburu cepat.

“Henrryyyyyyyy……ahhhhhh!” erang mama. Ia semakin membabi buta menggerakan tanganya demi memuaskan dirinya sendiri. Memek dia usap dengan sangat cepat, dan terdengar sangat becek. *Clek Clek Clek Clek

“Hennnnrryy….ooooohhhhh!” teriak mama saat meraih puncak kenikmatan di atas tubuhku.

*Cret Cret Cret Cret Cret. Cairan orgasme deras tersembur dari memek mama. Tubuh mama tersentak-tersentak ketika ia memompa keluar cairan nikmatnya. Aku tercekat melihat cairan itu terlontar dari lubang mama jatuh membasahiku yang berada di bawah dirinya.

Karena arah kamera, aku tak bisa melihat keadaan diriku yang terciprat cairan orgasme mama. Tapi aku yakin pasti aku sudah basah dengan cairan kewanitaan mama. Aku teringat dengan keadaan yang bangun dari obat tidur, diriku terasa sangat lengket dan bau. Dan kini aku mengerti sekarang, ternyata diriku di lecehkan oleh ibuku sendiri, dengan di semprot menyemportkan cairan orgasmenya telak ke mukaku.

“Hh….hh…hh…hh…hh” nafas mama menderu. Lemas baru saja klimaks, ia turun dan duduk tepat di dadaku. “Duh muka anak mama jadi basah gini, maaf ya sayang, hihihi” ucap mama seraya tertawa. Dari nadanya, permintaan maaf mama hanya bualan belaka. Dia mengusap wajahku, nampaknya dia ingin meratakan cairan orgasmenya ke seluruh wajahku.

Andre tertawa saat melihat kelakuan mama “Hahahaha!, tante nge-squirt ke mukanya Henry, sampe basah gitu”.

“Hihihi, pasti kamu nggak marah kan sayang, malah seneng dong” ucap mama tanpa dosa, sambil terus duduk di atas dadaku. Walaupun tubuhku lebih besar dan lebih berat dari mama, kurasa aku tetap bisa mengalami patah tulang rusak kalau mama duduk di dadaku. Namun aku harus bersyukur karena itu tidak kejadian.


“Tante pengen nyepong lagi, sini sayang” panggil mama ke Andre, ia ingin memenuhi mulutnya dengan kontol Andre lagi.



*Slurp…..Slurp….Slurp….Slurp

Dengan tetap duduk didadaku. Mama sekarang menghisap kontol Andre dengan buas. Karena mama duduk di ranjang, eh di dadaku, Andre harus agak menjijit, agar kontolnya sejajar dengan wajah mama.

“Puahhh……*Cuph”. Mama melepas kulumannya, tak lupa ia memberi kecupan di ujung kontol Andre. Mama merangkak di atas tubuhku. Ia letakan kedua tangannya di sebelah kepalaku. Kini kepalaku persis di bawah kepala mama.

“Herny…., bangun Henry anakku sayang. Mama mau ngentot nih sama Andre” ucap mama kepadaku yang berada di bawahnya. Huh, ternyata dia masih menggangap ku anak.

“Kamu mau liat kan? Atau mau ikutan juga?” tanya mama. Tentu saja tidak bisa kujawab, aku sedang terkapar tanpa daya karena ulahnya sendiri. Tapi seandainya kalau bisa, aku pasti mau dong. Persetan dengan norma, yang penting bisa menikmati mama.

Sekarang Andre ikut naik ke kasur, ia berlutut di belakang mama. Bersiap menyetubuhi mama dengan gaya doggystyle. Ia arahkan moncong kontolnya ke belahan vagina mama. Aku bisa melihat dari gerakannya, Andre hanya menggesek kepala kontolnya di bibir memek mama tanpa melakukan penetrasi.

Mama terlihat gusar tidak sabaran untuk menuntaskan birahinya. Lantas ia merengek “Dreeeee, masukin dong. Jangan godain tante terus dong!”. Ia goyangkan pinggulnya, menggoda Andre.

“Ngomong dulu tante mau apa sekarang?”.

“Mau di entot kamu sayang” jawab mama pasti.

Andre hanya diam.

“Dreee, ayo dong!. Kok diem aja sih?” tanya mama semakin heran, raut wajah menjadi cemas binggung karena gelagat Andre. Andre tetap diam, ia pegang penisya sendiri dan memukulkannya di pipi pantat mama yang sekel dan mulus itu. *Puk Puk Puk Puk.

Mama terus menoleh kebelakang sembari meggoyangkan pinggulnya, namun wajahnya terlihat frustasi. Kayaknya nafsu mama sudah tidak terbendung lagi minta di puaskan.

“Dre….. tante harus ngapain biar kamu mau ngentotin tante?” melas mama pasrah, tidak tahu harus ngapain lagi. Aku rasa Andre sedang mempermainkan birahi mama, agar mama semakin tunduk kepadanya.

“Ludahin Henry dulu” perintah Andre. Gila ni orang! Dia tadi sudah minta mama untuk squirt di tubuhku, sekarang dia minta mama untuk meludahi anaknya sendiri.

“Eh, a-apa?” kulihat mama tidak percaya dengan permintaan Andre. Mama bergantian memandangi Andre dan aku yang terbaring di kasur. Aku bisa melihat kebimbangan di dalam mama. Dari pandangan dan gesture mama, ada keraguan dari mama. Tampaknya mama masih memiliki hati nurani. Aku bersyukur mama masih ingat kepadaku.

“Tante nggak mau ini lagi?” tanya Andre, ia kembali gesekan kontolnya di belahan memek mama.

“Nghhhh…...Tapi Dreeee” ucap mama ragu.

“Yaelah tan, cuma ludahin doang kok. Kenapa tante jadi ragu begini?” tanya Andre yang terlihat agak kesal melihat mama yang terlihat ogah untuh menuruti permintaannya.

“Lagipula muka Henry tadi sudah tante semprotrin, kenapa kalau ngeludahin gak mau? Lagipula kan tante sendiri yang ngasih Henry obat tidur”. Brengsek si Andre, di memaksa mama. Dan sialannya dia terus menggoda mama dengan kontolnya. Aku yakin ada pergulatan birahi di dalam batin mama. Aku menduga kalau mama menggangap kalau meludahi lebih gila.

“Padahal tante sendiri yang mulai untuk menghukum Henry, tapi kenapa sekarang jadi ragu?”. Andre bertubi-tubi mencerca mama.

“Kutanya lagi tan, mau kontol aku apa nggak? Kalau mau, sekarang ludahin Henry dulu, baru tante kukontolin”. Andre terus menekan mama untuk memberikan jawaban. Ia berusaha menggoyahkan hati nurani mama. Aku bertaruh mama tidak akan melakukannya. Tidak mungkin dia sejahat itu. Iya kan? Tidak mungkin kan?

“Tunggu apa lagi tan? Ayo!” sergah Andre paksa. Aku berharap benar-benar tidak meludahi aku, anak kandungnya sendiri.

Mama menatap ke arah kamera dengan tersunyum hangat. Melihat itu kupikir mama tidak mau melakukannya, namun aku salah. Mama terlihat sedang mengumpulkan ludahnya, lalu……

*Cuh Cuh Cuh Cuh.

Aku bisa melihat gumpalan saliva yang terlontar kencang dari mulut mama. Berkali-kali mama meludahi wajahku, wajah anaknya sendiri. Ibuku sendiri meludahiku. Lengkaplah sudah, diriku sudah di khinati, di hina, di sakiti, semprot cairan orgasme, bahkan di ludahi oleh ibu kandung sendiri. Apakah ini neraka untukku? Apa yang sudah kuperbuat untuk menerima ini?





Aku tidak habis pikir betapa jahatnya mama, hanya demi kenikmatan duniawi yang di dapat dari kontol Andre, ia rela melecehkan tubuhku dan jiwaku. Terasa kantong air mataku bereaksi, namun kutahan. Aku mencoba tegar. Aku mencoba menikmati.





“Nah gito dong, nih sekarang saatnya tante rasain kontol Andre”. Andre memegang pinggul mama, dan ia lesakan kontol besarnya ke dalam tubuh mama.

Terlihat Andre kesulitan mendorong kontolnya sendiri untuk menghujam-hujam mama, lantas ia menggeram “Ohhhh….memek tante makin tambah sempit aja, gigit bangetttt!”.

“Iyahhhh……” balas mama singkat.

*Blesh. “Ughhh…ohhhh……Yeshhhh…….” erang mama saat Andre berhasil memasuki dirinya.

“Ben-bentar Dre……, kamu diem dulu, biar memek tante biasain dulu sama kontol gede kamu” pinta mama sambil terengah-engah.

“Selalu kayak begini kalau ngentot sama tante”.

“Kontol kamu yang terlalu superrrrr!. Ok, sayang, entot aku sayang” pinta mama.

Mendapat lampu hijau dari mama, Andre goyangkan pinggulnya pelan. Sehingga kontolnya keluar masuk lubang cinta mama. Tak ayal ranjangku bergoyang dan berdecit dengan keras. Goyang pinggul Andre berangsur-angsur semakin cepat dan kuat. Mama pun mengerang-erang keenakan.

*Plok Plok Plok Plok Plok

“Ahh…..Ahh…..Ahh…..Ahh…..Ahh…..” desah mama yang terputus karena goyang kontol Andre. Aku benci dengan diriku sendiri, diriku terangsang. Dengan pemandangan gila nan sensual ditambah desahannya mama malah membuatku kembali bernafsu. Kubuka celanaku dan segera mengurut kontolku yang sudah keras.

Andre memajukan tubuhnya meraih buah dada mama yang tarayun-ayun dengan indahnya. Ia meremas-remasnya dengan kuat sampai mama mengaduh “Aduhhh…. pelan sayang, sakit tetek tante tau, ah….ah….ah…terus genjot memek tante sayang ”.

Kini aku sedang menonton mama sedang di setubuhi dengan posisi meranggakak diatas tubuhku. Di tengah-tengah genjotan Andre, Mama menciumi wajahku yang sudah belopotan dengan cairan orgasmenya dan juga ludahnya sendiri. *Cuph Cuph Cup Cuph.

“Ahh…..Ahh…..Ahh…..Ahh…sayang mama lagi entot di atas kamu. Bangun dong sayang…Ahh…..Ahh…..masa kamu…ah…. biarin mama di entot sama Andre sih…ahh….ahh…“.

Mama menengok ke arah kamera yang sedang merekam dan berucap “Lihat sayang mama di entotin Andre, eh kamunya masih tidur aja nih….ahh….”. Mama tak hanya melecehkan tubuhku yang tidak berdaya, tapi juga memanasi aku yang sedang menonton melalui layar.

“Ahhhh….kontol….Andre enak banget sayang” desah mama.

“Andre kuat banget sayang…ahh…ahh….”.

“Ah….ahh…sayang cepetin genjotnya, tante mau dapet sayang…ahh..ahh…” pinta mama. Berarti dengan mataku sendiri, aku akan melihat mama orgasme di atas tubuhku yang terbaring hampa. Aku semakin menikmati adegan panas yang terpampang di monitorku, mulai melupakan adegan ludah tadi.

Andre meningkatkan intensitas genjotannya. Suara hempasan kulit antar kulit santer semakin merdu.

“Mamaaaaa…. Dapetttt…mamaaa…. dapettttt…..ahkhh…..” erang mama. Ia langsung menarik tubuhnya, hingga kontol Andre tercabut. Lalu mama kembali mengarahkan memeknya ke arahku. Lalu ia mengusap cepat dan brutal memeknya.

“Ahhhhh……” erang mama keras, matanya terpejam yang diikuti tubuhnya yang bergetar. Gila! Aku bakal di muncratin sama mama lagi.

*Cret Cret Cret Cret. Aku pasrah melihat semburan cairan orgasme mama kembali membasahi tubuhku. Selesai orgasme, tubuh mama lunglai, lantas tersungkur pelan kebelakang dan menimpa tubuhku yang berada di bawahnya. Kepalanya berada di kedua kakiku, Sedangkan Andre sudah menyingkir dari kasur, masih mengocoki kontolnya sendiri.

“Wuihhhh….Henry di sembur lagi sama tante. Ceritanya ketagihan nyemprotin Henry nih? Tadi aja ogah-ogahan” sindir Andre ke mama. Benar kata orang brengsek itu, tanpa di minta mama secara sukarela memuncratkan orgasme ke seluruh tubuhku.

Mama tidak bergeming dengan ucapan Andre, hanya diam di antara kakiku. Ia letakan tangannya nya di atas kepalanya, menutupi kedua matanya. Nafasnya berangsur-angsur kembali normal.

Dengan isengnya Andre, melesakan jarinya ke dalam memek mama dan mengocoknya dengan cepat. Mamapun melenguh “Dreeee…..sudahhhh….masihhh…..perihhh…stop…..”. Ia bangkit, mencoba menghentikan Andre. Tapi malah orgasme lagi.

“Ohhhhh…dapet lagiii..ngentotttt…kamuuu…Aandreeeee…!” erang mama saat tubuhnya berguncang di atas tubuhku. Mama kembali mendapatkan orgasmenya. Meskipun tidak sehebat tadi, aku yang di tindih oleh mama, mau tak mau tubuhku kembali di ciprat dengan cairan orgasme.

“Hh…hh…hh…gila kamu Dre, tante baru juga ngecrit ehhhh…. malah kamu paksa tante orgasme lagi” ucap mama dengan nafas yang tersendat-sendat.

“Hahaha, tapi suka kan?” tanya Andre sambil mengelusi permukaan memek mama.

“Hh…hh…hh…he-eh suka sayang…hh…hh…”.

“Tuh lihat Andre jadi basah kuyup” ucap Andre sambil menunjuk ke arahku.

“Hh…hh…hh….biarin aja deh” ucap mama tidak mempedulikan dengan keadaan diriku.

“Lho tadi perasaan tante ogah-ogahan, sekarang kok gak masalah?” tanya Andre heran.

“He-eh, sebenernya tadi tante rada gak tega sih, tapi setelah dipikir-pikir dia pantes kok tante gituin”.

“Palingan dia juga seneng tante muncratin terus hihihi” lanjut mama.

Apakah benar ucapan mama? Kalau aku senang menjadi basah karena cairan orgasme mama sendiri. Kurasa iya, kalau aku sadar. Tapi masalahnya mama melakukan itu untuk menghinaku, jadilah aku tidak senang. Tapi kalau kesal kenapa aku malah masturbasi sambil terus menonton? Aku memang munafik.

"Ya sudah kalau begitu, tante mau ludahin si pencundang lagi?” tanya Andre

"Hmmm, tante mau kok". Mama tumpukan kedua tanganya di atas tangannya. Ia mendongak mengumpulkan ludah. Terlihat mulut mama mengelembung, seperti air ludah sudah berlimpah, kurasa ia akan meludahi diriku dengan jumlah banyak.

*CUH.

"Wah gila tan, banyak banget itu. Brooo buset, muka lu habis nih sama ludah nyokap lu sendiri" ucap Andre yang ditujukan kepadaku yang sedang menonton.

"Hihihi. Ah!” pekik mama, tampaknya ia mendapat suatu pencerahan. Andre pun hanya heran melihat mama.

“Tante punya ide lagi nih" ucap mama.

"Ide apa tan?".

"Siniin kontol kamu, tante mau nyepongin kamu lagi" pinta mama. Andre menyodorkan kontolnya yang masih tegak menjulang keras itu ke muka mama.

*Happ…… Mulut mama kembali memuaskan kemaluan Andre. *Slurp….Slurp….Slurp….. Tak lama, ia keluarkan kontol itu dari mulutnya. *Cuh…Cuh… Mama meludahi diriku dengan air liurnya yang sudah tercampur dengan precum Andre.

“Gila-gila, aku nggak nyangka tante bisa segila ini” ujar Andre yang terkagum kepada mama yang meludahi anaknya sendiri sesudah menyepong penisnya.

"Coba Dre, ambil kameranya, biar si Henry yang nonton nanti bisa lihat sendiri” perintah mama. Lantas Andre melepaskan kamera dari tripodnya, dan membawanya untuk merekam keaadanku. Aku tercengang dengan mulut terbuka, melihat hasil perbuatan mama kepada tubuhku. Dari atas kepala sampai perut, aku sudah basah sekali. Terlihat tidak karuan lagi.

“Henry, maaf ya sayang, muka kamu jadi belopotan sama ludah mama nih, hihihih” ucap mama dengan tidak ada rasa bersalahnya. Sekarang di layar monitorku aku bisa melihat diriku sendiri yang terbaring seperti tidak bernyawa lagi. Tampak tubuhku dan baju yang kupakai sangatlah basah. Wajahku juga sudah basah dan lengket-lengket. Aku merasa geram dengan perbuatan mama. Namun rasa marah itu tak dapat memadamkan birihi dalam diriku.

Lalu Andre kembalikan kamera ke tempat semula. Kemudian Andre menambahkan bantal untuk menyanggakan kepalaku. Kini kepalaku lebih tinggi dari sebelumnya. ‘Mau apa dia sekarang?’ Tanyaku dalam hati.

“Ayo tante Santy, tiduran di atas Herny”. Mama meletakkan dirinya diatas ku, menjadikan aku sebagai tempat tidurnya. Kepala ia rebahkan di bantal yang sedang kupakai kala itu. Sehingga kepala mama sejajar dengan kepalaku. Monster macam apa mamaku ini, dia menjadikan tubuhku sebagai tempat dia berbaring selagi di senggamai oleh Andre.

*Plak plak plak. “Hihihih, maaf ya Hen, kamu mama tiban dulu ya. Mama dari tadi digenjot heboh sama Andre tapi kamunya nggak bangun-bangun sih” ucap mama sambil terus menampar-nampar kecil wajahku.

“Jadinya kamu cuma kebagian cipratan aja dehhhh” lanjut mama, yang kali ini berbicara kepada kamera.

“Jangan lupa nontonnya sambil coli ya sayang. Masa nanti mama sudah capek-capek di entot Andre, terus dibikinin video porno buat kamu, ehhhhh… kamunya nggak coli, kan sayang banget” ucap mama dengan cemberut gemas.

“Capek tapi enak kan?” tanya Andre dengan tersenyum.
“Yaaaaa…. enak dong sayang, kalo ngurusin Henry baru namanya capek doang, hihihihi” tawa Mama. Berkali-kali mama selalu berucap kalau dia mengutamakan kenikmatan duniawi daripada anaknya sendiri, yang tidak lain adalah aku sendiri. Aku berkata “Hah…..dunia memang kejam sekali terhadap diriku”.

“Ayo sini sayang, puasin memek tante lagi pake kontol perkasa kamu” pinta mama sambil menepuk-menepuk kecil memek basahnya, seolah memanggil kontol Andre untuk kembali bersarang.

Andre naik kasur dan bersiap untuk menyetubuhi mama. Ia ludahi sendiri kontolnya dan mengocoknya juga agar basah lagi. Lalu ia arahkan ujung penisnya ke celah sempit mama, dan ia dorong pinggulnya.

“Nghh…..” geram mama tertahan, ketika kontol Andre perlahan menembusi memek mama.

*Blesh. “Oh…Dre……Ah…ah…ahh….ahh…” desah mama keenakan digenjot oleh Andre. Manusia laknat yang pernah kupanggil teman itu, menyetubuhi mama dengan hebatnya.

“Ma-mamaaaa….ahhh…. di setubuhi lagi sayanggggg…, mamaaaa di entot lagi sayangggg….” racau mama gila, sambil terus di setubuhi Andre. Bunyi tumbukan kulit antar kulit membahana. *Plok Plok Plok Plok.

“Henryyyy, kontol Andre enak banget sayang…ahhh…..”.

“Kamu nggak boleh ngerasain tubuh mama, cuma yang jantan dan perkasa yang boleh……”

“Ka-karena kamu pencundang yang tidak berguna….ahh…….” racau mama panjang dengan gilanya, memanas-manasi diriku di sela-sela genjotan Andre.

“Memek tante sempit banget…oghh…..” desah Andre.

“Punyamuuuu...yang kegedean…keras…Dreee…berotot…banget…..ahhhhhh….terusss….entot tanteee.” seru mama dengan tubuh terguncang-guncang di atas badanku.

Keduanya mendesah dengan hebat karena persetubuhan yang hebat dan panas.

“Ahhhh……ahhhh……ahhhhh…..ahhhhhhh”. *Plok Plok Plok Plok

Sambil terus mengayunkan pinggul tanpa ada jeda, ia mengunci mulut mama dengan mulutnya sendiri. Mama merangkul leher Andre, memperdalam cumbuan mereka. *Cuph…”Hmmmm…..”. Payudara mama juga tak lupa di remas onleh Andre. Jadilah saat itu aku di tiban sama dua orang yang sedang bertubuh dengan panasnya. Kesal? Iya. Nafsu? tentu. Dengan rasa marah dan birahi, ku pacu kecepatan tanganku mengocok kontolku sendiri

“Temen brengsek…..nghhhhh……mama binal……oghhh…..” erangku sambil terus memuaskan diriku. Kembalilah aku seorang anak yang menikmati ibunya sedang di senggamai temannya sendiri.

Andre melepaskan pagutannya di mulut mama. Lalu dengan cepat dan sekuat tenaga ia mengentot mama. Mamapun mengerang keenakan yang terdengar indah dan mengairahkan.

“Ahh….ahh…ahhh…ngentotttt….Dreee…kontok kamu bikin tante enakkkk…. teruss…....”.

Selang bermenit-menit kemudian, mama meraih orgasmenya lagi. Ia mejambak rambutku sebagai pelampiasan rasa enak yang mendera seluruh tubuhnya. Tubuhnya berguncang hebat di atas tubuhku. Hebatnya aku tidak terbangun, berarti dosis obat tidur yang mama berikan terlalu tinggi. Bahkan, aku ingat kala itu aku merasakan sakit kepala yang hebat.

“Hh…hh…hh..” nafas mama putus-putus.

“Makasih ya sayang, kamu sudah menjadi alas buat mama di entot sama Andre”. *Cup. Mama mencium pipiku. Ia mencium diriku dengan Bibir yang habis memuaskan kontol Andre, sekaligus bercumbu dengan Andre. Tak bisa berkata-kata lagi.

“Hen, Hen, Hen” ucap Andre dengan gelengan kepalanya.

“Nyokap elu gw entotin ganas gini, masih gak bangun aja” sindir Andre kepadaku yang sedang menonton melalui monitor.

Mama menyingkirkan tubuhnya dari atas tubuhku. Otomatis aku menghentikan kegiatan coliku. Seperti biasanya, aku ingin ejakulasi di akhir video.

Mama meminta minum kepada Andre, tampaknya mereka akan beristirahat sejenak. Lalu mama berucap “Sayangnya kamu masih kayak orang mati aja sih, padahal kamu pasti pengen lihat mama ngentot kan?”. Dia berbicara dengan diriku yang sedang tidur layaknya orang mati.

“Eh iya ya, kan nanti kamu juga nonton ya” ujar mama.

“Tan sepongin lagi, biar keras lagi” pinta Andre sambil mengarahkan kontolnya ke mulut mama. Meski kondisinya ereksi walau tidak segagah tadi, tapi tetap saja punyaku tidak bisa menandinginya. Mama tanpa bosan-bosannya mem-bj Andre.

“Yuk tan, kita ngentot lagi ya” ajak Andre. Sedangkan mama masih terus menghisap kontol dengan lembut seraya menatap mata Andre. Tersirat dari matanya, mama sedang memikirkan sesuatu. Satu tangannya mengocok batang Andre, dan tangan lainnya memainkan vaginanya sendiri. Benar-benar multi-tasking mama-ku itu, ia melayani Andre sambil merencanakan sesuatu.

“Tan……” tegur Andre kepada mama yang masih saja menghisapi kemaluan besarnya.

“Hmmm…*Slurp….hwentar (sebentar)...dwulu (dulu) …..”. Mama ngomong selagi mulutnya masih tersumpal dengan penis Andre. Sepertinnya dia masih memikirkan sesuatu. Kira-kira dua menit lamanya, baru mama melepaskan hisapannya. Tanpa bicara, ia kembali langkahi tubuhku, sehingga aku kembali berada di bawah dirinya.

Mama tempelkan tubuh bagian atasnya hingga menempel di dinding. Pinggulnya ia mundurkan sedikit, sehingga bokong indahnya menonjol ke belakang menggoda siapapun yang melihatnya. Mama ingin disetubuhi dengan posisi berdiri. Dengan tatapan yang menggoda ia panggil Andre “Ayo sini sayang, masukin kontol kamu ke memek tante, puasin tante di atas si pencudang”. Andre pun menuruti permintaan mama.

Mama terdongak ketika Andre menghunuskan kontolnya ke dalam memeknya. Ia mengerang “Agrhhh…Dre”. Dengan begini apabila waktu itu aku bisa membuka mataku, maka pandangan yang akan kulihat adalah memek mama yang tersumpal oleh kontol besar Andre. Melihat tempat aku keluar dulu sedang di nodai oleh kontol teman ku sendiri.

*Plok Plok Plok Plok

Ranjangku bergoyang sangat hebat seiring genjotan cepat Andre di memek Mama. Desahan mereka berdua saling bersahutan. Selagi di genjot Andre, mama menoleh ke belakang, “Dre…ohh…Dre…ohh…cium, cium tante Dre.. ohh…hmmm”. Andre menyanggupi permintaan mama. Tak lagi menempel di dinding kamarku, tubuh mama di peluk Andre dari belakang. Mereka tetap saling bercumbu. Mama dan Andre saling melumat, tapi tidak sedetikpun genjotan Andre kendor. Payudara mama pun di remas-remas oleh Andre. Ia mainkan kedua puting mama yang sudah mengacung menantang.

Tak mau kalah dengan mereka yang sedang mengejar kenikmatan, aku mengocok kemaluanku dengan cepat. Aku tak bisa lagi menahan diri, sedari tadi di cekoki dengan tontonan yang menggairahkan ini.

“Terus…ahh….Dre….tante juga mau dapet….. terusssss……enakkkkk” racau mama.

“Tante, aku mau keluar…nnhggggg…..” dengus Andre dengan nafas memburu. Aku bisa melihat genjotannya di memek mama semakin brutal. Sambil merem melek, mama juga meraung-reaung hebat karenai genjotan Andre.

“Keluar di dalam sayang plisssss……hamilin tanteeee…..” mohon mama kepada Andre.

“Fuckkkk…… gw hamilinnn nyokap lo Heennn!” teriak Andre yang di ikuti sentakan-sentakan kuat tubuhnya. Pasti Andre sedang memompa benihnya ke dalam rahim mama.

“Andree…..peju kamu angetttt…ohhhhh…tante keluar…jugaaaa…” erang Mama saat lubang memeknya di semprot peju oleh Andre. Membayangkan tempat aku dulu kembali di nodai dengan peju Andre, membuat aku tidak tahan lagi. “Ohhhhhhh…………” erangku saat aku berejakulasi. Berkali-kali kontolku berkedut-kedut memuntahkan isinya, mengotori keyboard-ku hingga layar monitorku sendiri. Sensasi menonton mama bersenggama di sertai dengan penghinaan terhadap diriku membuatku meraih ejakulasi yang sangat hebat. Ini benar-benar orgasme terbaik dan tergila yang pernah kurasakan.

“Hah…hah…hah…” nafasku tersengal-sengal akibat orgasmeku yang hebat.

Sayup-sayup hanya terdengar deru nafas mereka yang tersengal-sengal. Kembali ke layar, aku melihat keduanya terdiam dengan kemaluan mereka masih menyatu. Andre memeluk tubuh mama dari belakang. Sesekali ia mengecupi tengkuk dan leher mama. Tubuh keduanya terbalur keringat.

“Dre, Peju kamu di rahim tante banyak banget, hanget lagi!” ucap mama lembut, seraya tetap dalam dekapan mama.

“Semoga jadi ya tan” balas Andre, sambil mengelus mesra perut mama.

“Iyahhh sayang, tante pengen punya anak dari kamu” balas mama yang lalu memberikan kecupan kecil di bibir Andre. Ibu kandungku, Santy meminta untuk di hamili oleh teman anaknya sendiri. Sinting, benar-benar sinting mereka semua. Tidak bisa kubayangkan kalau mama betul-betul hamil oleh Andre. Hancurlah hidupku.

“Cabut sayang, tante sudah pegel banget nih” pinta mama. Andre menarik tubuhnya menjauh dari mama, sehingga penis besarnya tercabut. Aku bisa lihat sekujur kemaluan Andre yang masih setengah ereksi itu terlihat basah, terbalur cairan putih, yang merupakan cairan orgasme mama dan sperma Andre.

“Oops….peju kamu netes ke muka Henry” ucap mama. Aku tidak bisa melihatnya, tapi Aku merinding mendengarnya.

“Dre, tolong ambil kameranya lagi dong” ucap mama.

Dugaanku mama ingin memperlihatkan hasil percampuran lendir cinta mereka yang tumpah di wajahku. Dengan wajah yang terlihat capek namun memancarkan kebahagiaan, mama memperlihatkan kondisi wajahku. Aku bisa melihat wajahku sendiri terlumur peju Andre yang sudah bercampur dengan orgasme mama. Terlihat sangat banyak dan kental sekali campuran cairan hina itu Kini seluruh layar menampilkan wajahku sendiri yang sudah dihinakan oleh mereka. Oleh mama ku sendiri, beserta temanku sendiri. Aku tidak bisa lagi berkata-kata.

“Aduh maaf ya Henry, muka kamu jadi tambah kotor gini hihihi……” tawa mama enteng.

“Hahaha gilaaaa! Hen, kacau banget tuh muka elu” tambah Andre memanas-manasi.

“Dadah sayang…jangan lupa coli ya sayang…muachhhh” ucap mama seraya melambaikan tangan ke kamera. Seketika video itu selesai. Aku di hina secara habis-habisan oleh mama, dan aku malah masturbasi. Bahkan aku menikmatinya.

Karena muncrat dengan hebatnya, kupejamkan mataku karena rasa lelah menerpa tubuhku. Ku istirahatkan diriku di atas kursi yang kududuki ini. Binggung harus ngapain lagi, video sudah habis. Sedangkan mama belum menampakan batang hidungnya.

*Ceklek (bayangkan suaranya kecil)

“Enak colinya sayang…..”.

Eh?! Hah?! Suara mama? Tapi kan videonya sudah selesai……

Berarti……

Aku menoleh kebelakang…..*DEGH

Mama…..

Bersambung……..

Pesan penulis
  1. Semoga suka ya.​
  2. Kemungkinan ada komentar kalau part atau cerita ini terlalu berlebihan atau over the top, yahhhh namanya juga fiksi, harap maklum hehehe.​
  3. Part 14 (final) belum tahu kapan ya.​
  4. Next story sesuai dengan vote yang kemarin di buat, judul masih di cari yang pas.​





Semoga cepat hamil
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd