Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mam... Aku Minta Maaf

Survey pertimbangan Plot NTR/cuckold buat cerita baru nanti (kalau ada yang lain boleh dm)

  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan + adik laki

    Votes: 61 10,6%
  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan (no incest)

    Votes: 42 7,3%
  • suami vs istri

    Votes: 58 10,1%
  • Ayah vs anak perempuan

    Votes: 69 12,0%
  • anak laki vs ibu kandung + anak/adik kandung yang lain.

    Votes: 248 43,2%
  • anak laki vs ibu kandung (no incest)

    Votes: 172 30,0%
  • Suami vs istri + anak perempuan

    Votes: 45 7,8%

  • Total voters
    574
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part 7

Sore menjelang malam

PoV Henry


*Duar…..cover me…..dor….dor….round lose.

“Ah sialan. kalahhhhh lagiiiii bangasattt” hardikku kediri sendiri. Kalah lagi dan kalah lagi, hadehh. Tampak bayangan muka-ku di monitor. Terlihat wajahku yang terlihat sedang kesal-sekalnya. Ya aku sekarang di depan komputer tersayang-ku lagi. Sekarang kerjaan ku cuma main dan main lagi. Lalu bagaimana dengan mama? Hehehe, mama sudah gak marah-marah lagi sekarang kalau aku main game. Bebas dehhhh.

Mama-ku yang seksi itu sudah punya kesibukan sekarang. Sekarang Mama sudah biasa pergi pagi buat gowesan lagi. Dan seperti sekarang entah kemana mamaku itu, paling jalan sama Andre lagi. Ya meskipun begitu kalau pulang malam pasti bakal ngabarin aku. Biasa hanya sekedar nyuruh aku untuk beli makanan lewat aplikasi online. Tapi hari ini berbeda, sudah mau malam tapi tidak nampak batang hidung mama. Sehingga hari ini terasa ganjil buatku, mama biasanya ngabarin kalau bakal pergi lama. Di chat pun tidak dibalas, hanya terkirim saja.

*Ping *Ping

Aku mendengar bunyi notifkasi dari aplikasi chattingan di komputerku. Ohhh ternyata si Andre mengirim chat, aku buka dan membacanya.

Aplikasi chat

“Woiii Hen” chat-nya Andre memanggilku.
“Paan Dre” balasku.
“Ayo push rank sekarang. Pake mic biar gampang kita ngomong-nya ya” ajak Andre.
“Huh akhirnya Dre, gw tungguin dari kemarin juga. Kan lu janji mabar buat push rank dari kapan tahu”.
“Hehehe sorry Hen, gw lagi sibuk banget dari kemarin”.
“Sibuk paan sih lo? kan masih libur juga, belum mulai kuliah kan?” tanya ku heran.
“Hehe ada deh bro….libur-libur gini, jangan main game doang Hen. Oh ya gw berpetualang ke puncak Hen. hahaha” gurau Andre.
“Cih gaya lu pake berpetualang segala. Yauda gw invite ya sekarang”
“Yoi” balas-nya singkat.

Chat itu berakhir, aku langsung mengundang Andre ke dalam game yang akan kita mainkan. Sekarang kami berdua menggunakan aplikasi semacam voice call atau telponan. Agar komunikasi dalam game menjadi gampang, gak perlu ngetik-ngetik lagi untuk berbicara.

“Halo…haloo… Hen suara gw kedengeran gak?” tanya Andre.
“Kedengeran kok Dre”.
“Ok-ok sip, sudah lama gw gak main. Takut sudah rusak Headset gw”.
“Ohhh, ok kok suara-nya. Cukup jernih dan jelas kok Dre” jawabku.

*Cuph….Cuph….Cuph…Slurphhh…..

Sembari menunggu game mulai, aku tanya Andre perihal keberadaan mama. Siapa tahu dia tahu mama dimana berada.

*Cuph….Cuph….Slurph…..Cuph…..


“Oh ya, nyokap gw kemana ya Dre? Nggak kelihatan dari pagi tadi” tanya-ku lewat mic headset-ku.
“Ehmmm….puahh…lah masa nanya sama gw, kan elu anak-nya”.
“Biasa-nya kalau pergi lama ngasih tahu gw Dre, tapi hari ini gak ada kabar sama sekali” jawabku menjelaskan kebinggunganku.
“Kan belakangan ini mama gw lagi sering jalan sama elu Dre. Lagipula kalau gak salah nyokap gw tadi pagi pakai baju gowesan deh, berartikan sepedaan sama elu kan?” lanjutku lagi masih penasaran.
*Cuph….Cuph….Slurph…..Cuph…..
“Ehmm…cuph..puah…Iye tadi pagi gw berdua sama nyokap lu gowes bareng, genjotin pedal. Tapi habis itu pergi entah kemana. Mungkin tante Santy lagi bersenang-senang Dre hehehe”
“Hah? bersenang-senang gimana maksud luh Dre".
“Okh…. ya…ehmmm, ya mungkin mama loe lagi bersenang-senang mencari nikmat Hen”.
Mencari nikmat? Nikmat apaan? Aku jadi terbinggung sendiri mendengar kata-kata Henry. Mama kemarin juga berkata mencari nikmat. Nikmat apaan sih, jadi membuatku kesal saja.

“Ah gaje banget elu Dre, mencari nikmat apaan deh. Gw serius nih nyo…. ehhh kita dapat match/game nih. Harus menang nih, siap kan Dre?” karena dapat match jadi membuyarkan pertanyaan aku ke Andre.

“Elu yang kali siap-siap Hen, kan loe cupu hahahaha okh…shit…ehmmm” ejek Andre.
“Hehehe” aku cuma bisa tertawa. Yah dia ada benarnya, dia lebih jago kalau main game. Padahal aku yang lebih sering main game daripada dia. Hadeh aku memang payah.
“Jang..jangan.. lupaaa… pake itemmm yang bener yah…okh…".
Temanku itu kenapa tiba-tiba aneh begitu ngomong-nya, bahkan sejak tadi kita mulai voicecall “Elu kenapa sih Dre? Gw perhatiin daritadi ngomong aneh gitu"
"Okh.. gak apa-apa kok Dre, rada pegel aja gw. Gowesan mulu ama nyokap lo".
"Ohhh, pegel banget ya?".

"Iyahhh, capek-capek tapi enakkk Hen...ohh fuckk…" teriak Andre terdengar keras melalui headsat-ku, membuat-ku lompat dari kursi gaming-ku.
"eh bangsat loe Dre... masa tiba-tiba gw di katain fuck lagi" protes-ku ke Andre.
"Sorry sorry Henn...gw kram…okh….. ini rasanya kaya di sedot-sedot gituu…ohh..Shit…” kembali Andre mendesah-desah. Sepertinya parah sekali, dan aku baru tahu kalau ada kram yang sampai ada rasa disedot-disedot gitu.

*Cuph….Cuph….Cuph…..Slrup….

Terdengar suara-suara aneh sejak aku voice call-an sama Andre meski samar-samar. Tidak kuhiraukan suara itu, karena kupikur palingan suara error dari game-nya atau juga bisa karena koneksi internet yang sedang tidak stabil. Waktu terus berlalu suara-suara aneh itu tidak hilang juga. Mau tak mau aku menikmati permainan dengan bunyi-bunyi yang tidak jelas asal-usul-nya.


*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp..
*Duar…..cover me…..dor….dor…. (Suara game)
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

"Dre Dre, lu jaga lorong A yang bener dong Dre. Musuh lewat tadi" perintahku seraya marah ke Andre lewat mic headset-ku.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
"Okehhh...bro…sorry…..akh…kaku…..guee…okh…kramm….okh…" jawab-nya. Anjir tampaknya kram yang di alami Andre cukup parah dan tidak hilang-hilang juga. Dari tadi Andre mendesah-desah terus.

*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

Suara-suara absurd itu masih saja terdengar. Aku jadi penasaran, apa si Andre dengar juga ya "Dre lu denger suara-suara nggak jelas gitu gak sih?".
"Eh lu deng....eh...maksudnya gw memang suara apaan Hen?" kenapa dia seperti kaget dengan pertanyaan yang aku lontarkan.
"Gak tau suaranya kayak basah-basah gitu, kayak orang makan mie kuah gitu".
"ohh mungkin suara gw lagi minum atau ngemut-ngemut permen kali" jawab dia memberi penjelasan perihal suara-suara aneh daritadi.

“Ohhh ok Deh, tapi kenapa suara-nya gak berhenti ya? Masa elu dari tadi minum terus kan gak mungkin” lanjut kutanya karena janggal sekali, masak dia gak berhenti-berhenti minum. Tapi dia tak menjawab pertanyaan-ku. Sudahlah pikirku, ngapain kupikir ribet-ribet. Yang penting bisa main.

*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

Walau sebentar, sudah beberapa babak atau round telah kami lewati. Tapi entah kenapa permainan kali ini rasanya tidak maksimal. Kalau aku perhatikan kali ini Andre main-nya tidak serius. Banyak kesalahan yang fatal bikin kalah terus.
"Dre lu kenapa? kok main nya sering erorr sih hari ini. Padahal kan lo jago" tanya ku kecewa dengan peforman Andre.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
Dia diam tak menjawab panggilan ku.
"Dre...Dre...halo, lu masih disitu kan" panggilku.
"Iya Hennnn, bentarr… okh...fuckkk...sayy...aku keluarrr.."
Tiba-tiba dari sana Andre berteriak, membuat kuping-ku sakit. Aku pun hanya terdiam kaget mendengar dia jeritan dia.
"Hosh...hosh….di telan ya" tiba-tiba Andre berkata seperti itu.
"Keluar? Telan? telan apaan Dre? loe kenapa sih hari ini? disana ada siapa Dre?" tanya ku bertubi-tubi terheran. Apa dia sama pacarnya ya si Ara. Jangan-jangan lagi ena-ena sama Ara.
"Hh…hh…hh… gak kenapa-kenapa kok gw, hh…hh… oh ya gw sudahan dulu deh. Bye".

Belum mampu aku berbicara, dia sudah pergi dari game dan statusnya langsung berubah menjadi offline. Padahal aku mau ngajak dia pergi ke event turnament besok, siapa tau di mau ikut juga. Eh dia sudah cabut duluan. Aku chat pun tak di balas lagi. Andre aneh banget hari ini. Dan parahnya hari ini kalah terus. Yah elah naik rank aja belum, dan sialnya yang ada malah turun rank. Hadeeeeeeh apesssss.

Malam hari

*Kriuk…Kriuk…
Perut buncitku mengeluarkan bunyi-bunyi merdu tanda lapar. Sialnya setelah kugeladah dapur tidak apa-apa yang bisa kumakan. Hanya ada bahan mentah saja. Kalau kayak begini pasti Mama belum pulang juga. Hadeeehh Mama kemana ya. Lebih baik aku telpon saja deh, takut mama kenapa-kenapa.

*Tut….Tut…Tut…. Tersambung tapi tidak di jawab, dan saking lama-nya tidak diangkat jadi terputus. Lebih baik kucoba lagi, mungkin tadi mama tidak dengar nada panggilan dari HP-nya.

*Tut….Tut…Tut…. Crek… ah akhirnya juga diangkat sama mama.

“Halo mam….” tapi tak ada balasan, hanya terdengar helaan nafas yang berat. “Halo…Mam dimana? kok gak jawab telpon Henry tadi” kembali aku memanggilnya. Beberapa kali aku coba panggil mama tapi tetap tidak di hiraukan dari sana. Beberapa detik berlalu, lagi hanya terdengar suara nafas yang terdengar berat dan kali ini terdengar orang bisik-bisik. Tapi aku tidak bisa menerka apa yang dibicarakan karena tidak terdengar dengan jelas.

“Unghhh…hh….a..ada...a...paa…hh….Henn?” akhirnya mama menjawab panggilan dari aku. Kalau kudengar, nafas mama tersengal-tersengal seperti orang habis lari. Mama lagi ngapain ya disana, kayak sedang kesusahan saja nafas-nya.
“Mama dimana? kok belum pulang jam segini?” kembali aku bertanya. Lama tak ada jawaban lagi seperti sebelumnya.
*Plok….plok….plok…. Sekarang malah terdengar bunyi tepukan yang keras dan terasa berat namun cepat juga. Itu suara apa ya tanyaku dalam hati. Suara nafas helaan nafas yang berat juga semakin keras.
“Enghhh….mama…oh……pelannn….” mama tiba-tiba mendesah.
*Plok….plok….plok….
“Mama lagi ngapain sih?” tanyaku heran.
“Bentar…..please…” sepertinya mama menjauhkan mulutnya dari speaker HP-nya dan seperti berbicara dengan seseorang. Dan suara tepukan itu berhenti seketika.
“ehm….Hennn Ma-mama.. lag-lagi dipijet a-ja kok” mama menjawab pertanyaanku dengan terbata-bata.
“Dipijet sama siapa dan dimana mam? Masa sampai malam gini” Tanyaku bertubi-tubi penasaran dengan mama.
“Di-di rumah tante Hani akhh….aduh…” ucap mama yang tiba-tiba terputus. Dan hanya terdengar suara mulut yang tertahan. *Plok….plok….plok….Terdengar suara lagi suaran dengusan dan tepukan keras lagi seperti tadi.
“Oalah…. mama di rumah Tante Hani. Kok gak bilang sih Mam…..” kembali aku berkata kepada mama lewat speaker HP-ku
*Plok….plok….plok….
“Su..dah ya Hennn, Ma-ma gak kuat nahan lagi… nanggung…besok pag-i ma-ma pulang kok akhhh….yeshh” jawab mama seperti terburu-buru.

“Loh Mamm….” *Crek….mama memutuskan telpon-nya sebelum aku dapat berbicara lebih jauh lagi. Padahal aku mau minta ijin pergi besok. Hadehhh. Mama dipijat gimana sih, perasaan heboh banget. Kok kayak di pukul-pukul gitu ya. Oh ya tante Hani adalah kakak kandung dari mama, alias tanteku. Ya sudahlah, yang penting aku tahu kalau mama tidak kenapa-kenapa. Lebih baik aku pesan makan lewat online saja deh. Hmm makan apa ya……

Keesokan di Pagi hari.

*Tet…. tet… tet…..

“Hoahmmmm…..” suara alarm dari smartphone ku berbunyi dengan kerasnya sampai membangunkan aku dari tidur. Kulihat jam di dinding kamar-ku, ternyata sudah jam 7-an. Pas sekali pikir ku. Karena aku ada janji pergi sama teman-temanku, aku harus bangun pagi. Lebih baik aku ijin dulu sama mama, daripada aku pergi diam-diam dan dimarahi. Aku keluar kamar dan mencari keberadaan mama. Terdengar suara-suara dari arah dapur. Tampaknya mama berada di dapur, sedang membuatkan sarapan pagi. Pas aku sampai dapur dan…..Wow pagi-pagi aku sudah melihat pemandangan indah yang pasti bikin ngaceng. Junior-ku seketika tegak mengeras. Dengan secapat kilat tak lupa aku abadikan momen yang bikin sange ini.


*Crek

Mama sedang menungging di depan kulkas, tak menyadari keberadaanku. Bisa-bisanya mama tidak memakai celana dalam di balik daster yang di pakai-nya. Eh tapi tunggu sebentar…. Loh itu ada apaan di lubang pantat mama. Tentu itu bukan celana dalam. Hah? Jangan-jangan itu Sex toys? Gila…. Sejak kapan mama pake gituan, di anus pula. Lama aku tercengang melihat mama yang masih menungging seksi dengan seks toys menancap di lubang pantat-nya.

“Ehh Henry, bikin kaget aja kamu Hen. Tumben sudah bangun jam segini” mama tersadar akan keberadaanku lalu segera berdiri.

“Pa-Pagi Mammm” sapaku seraya gugup tidak biasa akibat pemandangan barusan. Sial penis ngaceng-ku pasti terlihat oleh mama dengan jelas.
"Hehehe, a-aku bisa bangun pagi kok” Aku pun berusaha tenang dan mengalihkan pemandangan mama dari kemaluanku yang sedang keras. Tapi tampaknya sia-sia usahaku, mama sadar dan menoleh ke arah celana ku yang menggelembung.
“Hihihi pagi-pagi sudah ngaceng aja, dasar titit mesum ih. Hayooo habis lihat apa?” mama malah cengegesan melihat keadaanku.
Tidak mau menjawab pertanyaan mama dan aku bertanya balik “Hmmm… Oh i-iya mama kemarin pulang jam berapa?”
“Hihihi, Mama pulang subuh tadi kok, kenapa memang-nya?” jawab mama sambil membaca buku resep masakan.
“Enggak kenapa-kenapa kok, cuma nanya saja kok” aku tak mau menanyakan lebih jauh tentang tadi malam. Aku tak mau mood-nya menjadi jelek lagi. Toh cuma pijet di rumah Tante Hani. Meskipun sangat janggal kalau pijet-pijet di malam hari.
“Mam, emmm… aku mau pergi sama teman ya hari ini" tanyaku pelan meminta ijin untuk pergi.
"Hmmm… Kamu mau kemana memangnya? sama siapa saja?" selidik mama yang sekarang sedang mengaduk-aduk panci berisi sup.
"Aku mau pergi sama teman-teman SMA-ku. Sekalian reunian juga, sudah lama gak ketemuan".
"Ohhhh, dimana-nya kok gak jawab? jujur aja sayang, sama mama".
"Aku sama mereka mau ke xxx, ada event turnamen di sana. Tim-ku yang aku dukung sedang tanding di sana” ucapku menjelaskan tujuan pergiku.
“Huh game lagi game lagi, gak capek-capek ya kamu” mama mendengus kesal setelah tahu kemana tujuanku.
“Henry masih libur juga, dan mama bilang kemarin kalau aku bebas mau ngapain aja” aku berkilah berharap di bolehkan pergi. Mama hanya diam sambil terus mengaduk dan menambahkan bumbu-bumbu dapur kedalam panci.
“Ya sudah terserah kamu deh. Terus kamu pulang jam berapa nanti?”.
“Jadi aku boleh pergi ya? kemungkinan malam baru pulang sih".
"Ohhh, ya sudah sana".
"Bolehkan mam?" tanyaku memastikan lagi.
"Iya-iya boleh, nggak masalah kok sayang. Bukannya mama juga sudah bilang kalau kamu mau ngapain aja terserah kamukan" ucap mama mengingatkan kata-katanya tempo hari.

Kuanggukkan kepalaku tanda ingat dengan kata-kata mama barusan. Berarti aku bebas mau ngapain saja. Sekarang kulihat mama sedang berpikir sambil kepala-nya agak mendongak ke-atas serta kedua bola matanya juga menatap plafon rumah, lalu tiba-tiba tersenyum lebar dan hangat kepadaku. Seperti nya dia mendapatkan suatu pencerahan.
"Yauda kamu hati-hati ya di sana, kabarin kalau sudah mau pulang ya”.
“Iya, thanks mam” Setelah mendapat lampu hijau, aku bergegas siap-siap untuk pergi.

20 menit kemudian……

Ketika taksi online sudah datang mejemput-ku. Sebelum pergi, aku putuskan untuk pamit lagi. “Iya sampai malam kata-nya. Jadi nanti kita bisa….” terdengar suara mama dari dalam dapur. Ternyata sedang telponan dengan seseorang. Tak mau menunggu lama karena taksi sudah datang, aku terpaksa memotong pembicaran mama “Mam, aku jalan dulu ya”.
Mama tampak tersentak kaget dengan kehadiranku yang tiba-tiba muncul “I-iya sayang. Nanti jangan lupa telpon mama ya, kalau sudah mau pulang ya” pintanya.
“Hmmm iya mam, bye mam”.
Lalu aku keluar dari rumah dan segera naik taksi online yang sudah menunggu. Dan cuss aku pun pergi ke event di xxx.

Selama perjalanan aku jadi terngiang-ngiang dengan apa yang kulihat tadi di dapur. Sangat gila, ternyata Mama memakai sex toys secara terang-terangan di siang bolong. Parahnya juga sextoys nancep dan menyumpal persis di lubang belakangnya. Apa tidak sakit ya. Aku sering nonton bokep anal sex juga sih, tapi kan pasti tetap terasa sakit. Otakku berpikir keras memikirkan sejak kapan mama punya sex toys ya. Tidak disangka mama bakal punya barang gituan. Tapi aku belum pernah lihat sextoys yang dipakainya. Aku jadi penasaran, ah iya kenapa tidak aku cari tahu di internet saja ya. Tak butuh waktu lama, aku berhasil menemukan sex toys yang mama pakai tadi. Ohhh nama-nya buttplug toh. Aku hanya bisa menggeleng-geleng heran. Jadi penasaran apa mama punya seks toys yang lain ya.

Lama aku berkutat dengan Handphone-ku mencari info-info sextoys yang sekira mama bakal punya, tahu-tahu aku sudah tiba di gedung tempat diadakan event tournament-nya. Langsung aku berbegas mencari teman-teman yang sudah menunggu. Kamipun semua berkumpul dan segara menuju venue turnament. Pas tiba langsung terdengar gemuruh suara yang memekikan telinga, saking ramenya. Aku dan teman-teman-ku segera mencari spot nonton yang enak.

Selama menonton pertandingan berjalan, aku berusaha untuk tidak memikirkan kejadian tadi pagi. Hanya semakin membuat penasaran dan teranggang. Membayangkan segala kemungkinan mainan seks yang mama punya. Klub game yang kudukung lambat melaun naik ke tahap-tahap berikutnya. Tak terasa waktu berlalu, dan *Tring….Tring….Tring…. Handphone-ku berbunyi di tengah sorak-sorak penonton yang sedang heboh. Kulihat layar smartphone-ku. Ternyata mama menelponku. Langsung aku bergegas ke tempat yang lebih sepi, lalu kuangkat panggilan telpon itu.

“Halo mam, kenapa nelpon? Ada apa?” sapaku duluan.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp… bukan suara mama yang keluar tapi hanya terdengar suara hisapan yang terdengar sangat basah. Aneh kok suaranya mirip dengan suara yang keluar dari headest ketika aku main sama Andre kemarin ya.
“Mam halo, halo mam……” ini kenapa mama yang telpon ke aku, tapi tidak ada jawaban deh.
“Ehmm…puah….kamu dimana sayang?” tanya mama akhirnya berbicara membalas panggilaanku.
*Clek…Clek…Clek…Cuph…Happ
“Masih di tournament mamii. Memangnya kenapa ?”
*Slurp….Slurp….Plop…..Clek…Clek…Piuh…
“Ohh, mama cuma nanya aja kok *Cuph…Cuph…Hap….Slurp…Puah… terus kamu Pulang jam berapa?” tanya mama, sambil terdengar suara aneh itu lagi. Aku berusaha tidak mempedulikan suara-suara yang ganjil itu.
*Hap….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Bukannya aku tadi sudah bilang ya? Aku pulang malam mam”.
*Puah….Clek…Clek…Clek…”Ohh iya ya, mama cuma mastiin aja. Biar mama nanti siapin makanan buat kamu makan nanti” jawab mama *Hap….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Oh nanti aku makan di sini kok, biar sekalian. Ngomong-ngomong mama lagi ngapain sih? Dari tadi ada suara-suara gak jelas gitu”.
*Puah….Clek…Clek…Cuph….Clek…” oh mama lagi makan mie kuah, sama ada sosis-nya juga. Sosis-nya besar banget loh Hen, di kasih Andre” terang mama menjelaskan kalau dia sedang makan. Pantas saja dari tadi ada suara-suara aneh. Kulihat jam, padahal sudah jam 3 sore lebih tapi kenapa mama malah makan makanan yang berat gitu ya. Apa tidak takut gemuk lagi.

“Ohhhhhh, Terus mama kok makannya jam segini, memangnya belum makan siang ya?” tanyaku.
*Glok…Glok…Glok…Glok…Glok…
Tidak ada jawaban langsung dari mama, malahan cuma terdengar suara yang berbeda lagi dari sebelum-sebelumnya. Sekarang seperti orang sedang kesedak. Aku jadi khawatir
“Mam mam keselek ya? Halooo” ucapku coba mencari mama yang tiba-tiba hilang.
*Puah….puk….puk…puk…. Kini malah terdengar sesuatu sedang di pukul-pukul.
“Hihihi iya mama tadi keselek ama sosis besar-nya Andre” akhirnya mama membalas panggilan aku. Huh mama bikin aku tegang saja.
“Haha mama ada-ada saja deh, bikin panik aku tahu nggak sih. Masa bisa keselek sama sosis sih” candaku.
“Sosis-nya gede sih, berurat-urat besar gini jadi bikin keselek hihihi. Tapi enak loh Hen hihihi”.
*Hap….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Kok Ber-urat? Itu bakso apa sosis mam” tanyaku kerana heran ada sosis berurat.
*Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…Ploop
“Hihihi gak tau ni Hen. Kok bisa Sosis-nya Andre unik banget Hen, berurat-urat tebal gini”.
*Clek….Clek….Clek
“Hmmm, terus mama kenapa makan jam segini?” tanyaku lagi.
“Ehmmm…. tadi Andre tiba-tiba nawarin ko..ehh sosis-nya. Karena kelihatan enak, mama jadi pengen deh hihihi. Terus Mama jadi keenakan deh”.
*Clek….Clek….Clek
“Hoooo gitu, ok deh. Makannya jangan cepet-cepet mam, nanti keselek lagi. Dari tadi aku dengar suaranya kayak lahap banget makannya hahaha” saranku sambil bercanda.
“Hihihihi enak sih besar dan berurat gini. Sudah ya sayang mama mau lanjut nyep…eh makan lagi, nanti telpon kalau mau pulang ya Hen” pinta mama.
*Crek… Telpon antara aku dan mama akhirnya berakhir. Tadi kurasa mama hampir salah ngomong. Tapi apa ya “Nyep” itu. Hmmmm, ah sudahlah ngapain dipikirin. Sudah saat-nya aku kembali berkumpul sama teman-temanku dan melanjutkan menonton pertandingan.

Beberapa jam kemudian…

“Aduhhhhh..duh…pegalnyaaa” gumamku sambil meregang seluruh badanku. Capek juga duduk di kursi kondangan gini kalau lama-lama. Kulirik Jam di HP-ku juga sudah sore, aku putuskan saatnya berpisah dengan temanku dan pulang ke rumah. Lagipula tim gaming yang aku dukung gagal melangkah lebih jauh, hanya sampai babak semi-final. Karena sudah capek dan tidak ada kegiatan yang bisa kulakukan lagi disini. Lebih baik aku pulang dan main game di rumah.

Tiba di depan pintu rumah, aku mencari kunci pintu depan rumah-ku. Ah sial sepertinya aku tidak sengaja menghilangkan-nya di tempat tadi. Kulihat mobil ada di rumah, berarti mama tidak kemana-mana hari ini. Kucoba ketuk pintu rumah, berharap mama mendengarnya.

*Tok Tok Tok Tidak ada jawaban dari dalam. Mama di mana ya. Baiklah sepertinya harus kuketok lagi.

*Tok Tok Tok TOK TOK makin lama semakin keras kuketok pinntu rumah, bahkan kugedor-gedor saja *Dok dok dok.

Hmmm, masih tidak terbuka juga. Kayaknya mama tidak dengar dengan gedoran di pintu depan. Padahal sudah keras sekali. Heran, mama kemana ya, tidurkah? Baiklah, sepertinya aku harus
menelpon mama. Kucari nomor mama di HP-ku, dan kutelpon. Ah ok tersambung langsung.

*Tuuuuut…..tuuuuuut……tuuuuut….. Tersambung tapi tidak diangkat-angkat sama Mama. Aneh mama kemana sih, lama amat angkat telponnya.

*Clek….ah akhirnya di angkat sama mama. “Mam, aku di depan nih, kunci-ku hilang. Tolong bukain pintu depan dong mam” Tak ada balasan dari seberang sana, hanya terdengar deru nafas seperti orang capek ‘hh…hh…hh…”.

“Mam halo, mam halooo……”. Aku coba panggil mama tapi tetap di balas juga. Terdengar suara grasuk grusuk dari sana.
*Crek yang ada sambungan telpon-nya malah dimatikan. Kucoba telpon lagi, tersambung tapi sekarang malah tidak diangkat. Mama ngapain ya di dalam, kok lama banget ngebukain pintu doang.

*Clek….akhirnya pintu terbuka. Kulihat mama membuka pintu, kenapa mama berkeringat dan acak-acakan ya. Juga terlihat sedikit kehabisan napas.

“Hen..hh.. Kok kam-kamu sudah..hh..pulang? Katanya kamu pulang-nya malam” tanya mama sambil kehabisan napas.

“Iya mam, tim yang aku dukung kalah duluan. Jadi aku sama teman-teman bubar duluan” Jawabku memberikan alasan kenapa aku pulang duluan.

Kuperhatikan raut wajah mama seperti agak kesal. Ada gerangan apa ya. Lalu kuterawang lebih jauh penampilan mama yang hanya memakai daster pendek bewarna putih. Ohhh shit, baru kusadari puting-nya tercetak dengan jelas di balik dasternya. Terlihat tegak dan menusuk bahan dasternya. Gak cuma, kayaknya mama juga tidak pakai celana dalam.

“Kamu ngapain sih ngelihatin mama kayak gitu? Dasar anak mesum” hardik mama membuyarkan tatapan mesumku. Terlihat mukanya masih terlihat jengkel.

“Hehehehe, habis mama kelihatan seksi sih” pujiku, berharap beliau tidak marah lagi. Tak disangka mama malah tersenyum. Yes sukses batinku gembira, mama senang di puji kayak gitu.

“Yauda gih sana mandi” perintah mama. Aku pun menurut dan berjalan masuk ke kamar. Kubuka kamarku dan astaga…… kenapa kamar ku terlihat berantakan begini. Seperti kapal pecah. Kasur tempat aku tidur itu terlihat acak-acakan dan basah pula. Padahal aku tadi tinggalkan kamar-ku dalam keadaan rapih dan bersih. Dan bau yang tercium dari kamarku sedikit asing. Juga agak sedikit lembab kamarku ini.

“Mahhhh, kok kasur Henry acak-acakan dan basah gini sih?”
“Ohhh..ehmmm itu …. Oh ya tadi mama di pijet sama Andre di kasur-mu” jawab mama. Hah? Andre? Temanku itu kesini? Dan mijet mama juga, kok bisa sih.
“Loh Andre tadi kesini? terus orang-nya mana?”
“Ehhh iyah…kan tadi dia ngasih sosis-nya ke mama. Kayaknya sekarang lagi di kamar mandi deh”.

Padahal mama biasa kalau pijet pasti memanggil tukang pijet langganan “Mama gak manggil tukang pijet langganan? terus kok mau sama di pijet sama Andre sih”.
“Ohhh… Mama memang sudah biasa dipijetin sama Andre kok sayang. Dan tahu nggak? Andre jago banget loh mijet-nya. Bikin mama keenakan terus hiihihi”.
“Sudah biasa dan enak? Kok aku nggak pernah lihat mama di pijet Andre?”.
“Mama setiap abis gowes suka di pijet di rumah Andre”.
“Hah kok mau sih?” tanyaku yang terheran-heran yang baru tahu sama kegiatan mama selama ini. Nyatanya setelah gowes ternyata sering di-pijatin sama Andre. Pantas suka lama kalau pulang sepedaan sama Andre.
“Ya gak apa-apa kan? Andre tahu teknik mijet yang enak sih. Jadi mama nagih hihihi” mama malah tertawa centil.

“Terus kenapa tadi pijetan di kasur aku sih, kan bisa di kasur mama sendiri” protesku tanpa sadar dengan nada sedikit tinggi.
“Masa mama gak boleh pake kasur-mu, kan yang beliin mama juga” jawab mama agak sewot.
“Ya….tapi….”
“Yaelah bro, tinggal diganti doang seprei-nya” Andre muncul dan memotong omonganku. Tampaknya dia habis mandi, dengan hanya melilitkan bagian bawah pinggang dengan handuk.
"Eh…Elu habis mijitin nyokap gw ya?" tanyaku memastikan lagi. Diapun mengganguk seraya tersenyum brengsek. Sialan nih orang, kayaknya curi-curi kesempatan dengan mama.
"Memang lu bisa pijet?”.
“Bisa dong, sudah biasa gw mijet. Gimana enak kan tadi pijetan Andre?” tanyanya kepada mama.
“Hihihi enak banget kok sayang. Tapi tadi nanggung banget Dre, hampir dapet lagi loh enak-nya” mama terlihat merajuk kepada Andre. Andre pun hanya tertawa mendengar protes mama. Aku malah jadi binggung di pembicaran mereka.
“Hampir dapat apaan sih mam?”
“Hampir dapat enak dan nikmat sayang. Tapi gak dapet gara-gara kamu tahu, ganggu mama sama Andre” ucap mama sambil memasang muka cemberut.
“Enak dan nikmat? Sehebat itukah pijetan Andre?”
“Hihihi iya sayang, rasa-nya di tusuk-tusuk nikmat gitu dech”.
“Ditusuk-tusuk? Memang-nya apa bedanya sama pijet biasa sama langgangan mama ?”.
“Beda jauh Henry sayang, sudah deh kamu gak bakal ngerti juga jadi gak perlu tahu” jawab mama tegas. Sepertinya mama gak mau membahas-nya lebih jauh.
“Tapi gak sampe buka baju kan ?”.
“Hihi lepas baju dong sayang, kan susah kalau pijet-nya masih pakai baju”. Gila mama ternyata sampai lepas baju di depan Andre. Sementara dengan tukang pijet langganan biasa-nya tetap berpakain lengkap tertutup. Aku hanya bisa memasa muka dengan raut tidak percaya dengan informasi baru ini.
“Memang-nya mama gak malu sama Andre?”.
Mama menggeleng seraya menggigit bibir bawah. Unghhh terlihat sensual sekali.
“Ya harus lepas baju dong Hen, jadi gak boleh malu. Nanti percuma, biar rasa enaknya maksimal kan tan” timpal Andre.

“Hihihi iya Andre sayang, gak enak kalau pake baju” ucap mama balik setuju dengan kata-kata Andre.
“Tapi baju atas saja kan? bawahannya gak kan?” tanyaku khawatir.
“Hihihi menurut kamu gimana Hen ?” mama malah berbalik bertanya.
Mendengar itu aku malah jadi membayangkan kalau Andre temanku ini memijit mama yang sedang bugil. Jadi tubuh mama yang tidak memakai sehelai benang apapun dan yang seksi itu tersentuh oleh tangan-tangan dan jari-jari Andre. Terbayang tubuh seksi mama yang mengkilap basah oleh minyak pijet disentuh oleh Andre. Ribuan pernyataan bermunculan dalam benakku. Apa Andre curi kesempatan ya ? apa Andre melakukan yang tidak-tidak terhadap mama? Kalau iya apa mama akan marah? Atau justru malah menikmatinya.

Aku iri, sangat iri. Selama ini aku hanya bisa melihat dan mangabadikannya di HP-ku. Padahal aku ingin lebih dari itu. Sekarang faktanya Andre sudah biasa megang-megang tubuh mama yang seksi

Tak sadar aku berfantasi yang semakin membuatku cemburu, mama pun menyadarkan aku dari mimpi siang bolong yang mesum ini.
“Hei kok malah bengong sih sayang? Bayangin yang enggak-enggak ya? Hihihi. Hayo bayangin apa nih? Goda mama ketika tahu aku tiba-tiba terbengong diam.

“Eh..ehmm..nggak kok mam” jawabku gugup. Sepertinya percuma.
“Hihihi Kenapa sayang ? kamu cemburu sama Andre yang bisa megang-megang mama ya?” tuduh mama yang tepat sekali. Kali ini raut wajah mama menampakan sifat jahil-nya.
“Nngg…nggak kok mam” aku mencoba berbohong tapi tampaknya percuma.
“Hiihi jujur aja Henry-ku sayang. Percuma kamu bohong sama mama, kamu-kan anak yang mesum hihihi” kata-kata mama menusuk telak. Aku hanya bisa berdiam malu, aku yakin wajahku sangat merah. Apalagi kali ini ada Andre, mau tak mau aku di permalukan di depan temanku sendiri.
“Cemburu yaaa? Kan kamu cuma bisa lihat mama, kalau Andre boleh pegang-pegang hihiihi”. Aku pun mengganguk dengan wajah yang panas dan merah.
“Hhihi, dasar anak mesum. Yauda deh, sana tuh kamu bersihin tuh kamar-mu” perintah mama tegas. Padahal yang berantakin-kan mama sama Andre, kenapa malah aku yang repot.
“Kok aku sih yang bersihin. Yang pakai kamar aku kan mama sama Andre” kulontarkan protesku.

“Sudah ah kamu saja, mama mau ngurusin Andre dulu. Temenmu ini capek tahu, habis bikin mama enak terus dari tadi”.
Akhirnya aku mengalah daripada kena amukan mama. Dari tadi Andre hanya cengegesan melihat aku dan mama. Mau tak mau aku segera membersihkan kamarku, kalau tidak mau tidur dimana nanti.
Lama aku berjibaku mencabut seprai kamar yang kotor, mama dan Andre tidak terlihat lagi. Mereka kemana sih, hanya terdengar suara cekikian mereka dari arah dapur. Tapi lama kelamaan suara dari mereka berdua berubah menjadi aneh. Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri, apa yang terjadi dengan mereka berdua ya. Dengan kejadian yang janggal belakangan ini aku jadi curiga dengan hubungan mama sama Andre.

Ah lebih baik aku hampiri mereka….

Di dapur

Pov Santy


“Duh si Henry ganggu aja deh. Padahal tadi tante sudah berkali-kali bilang sama dia, kalau mau pulang telpon dulu. Memang anak yang tolol.”
“Hahaha, nanggung ya tan?”
Aku mengangguk kesal seraya melipat kedua tanganku di dada. Gara-gara Henry aku gagal mendapatkan orgasme lagi. Entah untuk yang keberapa kali di hari ini, sudah tidak bisa kuhitung lagi. Memekku masih berkedut-kedut minta dipuaskan lagi. Kulirik ke arah kamar Henry dari dapur, sepertinya dia masih berkutat di dalam kamar-nya.


“Yuk tan lanjut di sini saja, mumpung si payah masih sibuk di kamarnya”.
Aku melotot mendengar ajakannya “gila kamu Dre, masa ngentot disini”.
“Gak apa-apa tan, rasakan sensasi ngentot dekat anak tante. Lagipula tadi masih nanggungkan?” Tanpa memberikan kesempatan berbicara dia langsung menarik tubuhku. Memposisikan aku sedikit bungkuk dan menghadapkan aku ke arah kamar Henry.
“Nah tante sayang, lihatin Henry ya” dia pun berjongkok di belakang tubuhku dan menarik dasterku ke atas. Lantas pantat indah-ku dengan lubang-nya yang masih tersumpal buttplug terpampang di hadapan wajah ganteng-nya. Terasa hembusan napas-nya menerpa ke sekujur liang senggamaku yang masih sedikit basah.

*Hap…..*Slik….slik…slurp...slik…”Ahh…..Dre….” suara desah pun lepas bebas dari mulutku. Tanpa aba-aba Andre, langsung melumat memek-ku. Lidah nya bergerilya di bibir memeku dan menusuk lubang nikmatku juga.
*Slik….slik…slurp...slik…
“Oh….ah….” sensasi ‘bermain’ dekat Henry membuat-ku terangsang hebat. Ohhh ini nikmat bangetttt. Benar kata Andre, sensasi-nya sangat gila terasa birahi-ku terbakar hebat.
*Slik….slik…slurp...slik… suara basah yang indah nan seksi pun nyaring terdengar. Aku berharap Henry tidak mendengarnya. Saking enak-nya seluruh tubuhku bergemetar sambil tanganku meremas meja di depanku.
Ketika sedang menikmati jilmek dari Andre. Tiba-tiba Henry keluar dari kamar. Dia sedang membawa seprei kotor yang bekas kupakai untuk ‘sesi pijat nikmat’ tadi. Hihihi kurasa dia tidak menyadari kalau sepreinya basah karena orgasmeku dan semportan sperma Andre. Dengan kata lain anakku yang pencundang ini menyentuh lendir nikmat milik aku dengan kekasih mudaku, temannya sendiri. Benar-benar bodoh anak ini, sampai dia tidak menyadari-nya.
“Mama kenapa? Kayak kesakitan gitu” Henry bertanya melihat mama-nya yang merem-melek ini. Bukan kesakitan Hen, tapi lagi merasakan nikmat tiada tara. Tahu gak Hen? Memek tempat kamu lahir dulu lagi di invasi sama mulut Andre loh hihihihihi. Gila, aku ingin berkata-kata seperti itu kepada Henry. Untung diriku masih waras pikirku hihihi.
“Enghhh…ma-ma..***k ap-...apa-apa kok sayangggg, cuma agak pegel ajahhh” jawabku sambil menggigit bibirku agar desahan tidak keluar dari mulut. Berusaha menahan rasa nikmat dari service maut mulut Andre di memekku. Pacar mudaku malah semakin ganas ketika mendengar suara Henry.
Aku berusaha berbicara normal “La-langsung… mas-masukin ke mesin cuci yahhhh….” perintahku ke Henry.
*Slik….slik…slurp...slik…
Henry pun mengganguk dan berlalu ke tempat cucian di belakang rumah. Raut muka-nya tampak binggung hihihi. Dasar anak tolol.
*Slik….slik…slurp...slik…
Tak lama terasa sesuatu ingin mendesak keluar dari lubang nikmatku. Tanda aku akan menggapai klimaksku dan…. *Cret….Cret….Cret….”Ohhhhh…..Andree…..tante keluarrrr.... lagihhhh” erangku. Terasa semburan keluar dari lubang kencingku dan membasahi lantai di antara kedua kakiku. Ohhh gila aku squirt lagi. Aku pun tersungkur di lantai, terduduk di genangan cairan miliku sendiri.
“Hh…hh…hh…hh…hebat kamu Dre. Kamu gak bosen-bosen kamu sama memek tante”.
“Gak bakal tante. Ayo sekarang gantian ya, aku belum crot nih”.
“Tante sepong kontol kamu aja ya, tante sudah gak kuat lagi” Aku raih penis Andre yang sudah tegak keras. Pre-cum sudah terlihat banjir di kepala kontol-nya. Kujilat cairan itu.

*Cuph Cuph Cuph

Aku hujani kepala dan batang kontol ini dengan ciuman mesra, sebagai ucapan rasa terima kasihku telah berkali-kali membawa diriku ke langit tujuh hari ini.
*Hap…… kontol perkasa Andre kembali bersarang di mulutku. Kontol ini sudah memenuhi lubang-lubang di tubuhku hari ini. Yah belum di Anal sih sama Andre. Anus miliku ini masih dilatih dengan buttplug pemberian Andre.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
Lidah mungilku ini menggelitik lubang kencingnya, mengais dalam-nya. Berharap kontol ini kembali memberikan cairan putih nan kental dan lezat itu lagi. “Puah…” Tak lupa kutelusuri urat-urat besar yang bergelimang di sekujur kontol Andre dengan lidahku. Kedua tangan ku juga bekerja keras memuaskan kontol besar ini.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

“Loh nyokap gw mana Dre? Perasaan tadi ada di dapur” hihihihi terdengar anakku mencari keberadaan mama-nya. Karena terhalang dengan meja pantry ini jadi aman-aman saja. Sehingga tak kupedulikan Henry, dan aku tetap lanjut menikmati kontol Andre di mulutku. Oh my god.... aku sangat binal.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Tadi tante Santy……. okh…..shittt”
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Napa lu? Tiba mendesah gitu jir. Kok ada suara orang makan mie”.
“Gw kram Henn…. Okh…okh…okh…nyokap luuu lagi makan mieee lagi iniiii... Hennn….”
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
Kontol Andre terasa berdenyut-denyut di dalam mulutku, menandakan akan memuntahkan lahar putihnya. Aku jadi makin cepat untuk menghisap kontol Andre.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Ogh…shit…” desah Andre.
*Crot... Crot... Crot... Kontol perkasa Andre berkali-kali menyemburkan lahar panas-nya kedalam mulut-ku. Aku berusaha keras untuk menampung semuanya didalam mulut-ku. Tak ingin cairan nikmat Andre terbuang percuma sia-sia. Namun karena saking banyak-nya, cairan itu terasa keluar dari sela-sela himpitan bibirku dengan kepala penis-nya. Setelah yakin tidak keluar lagi aku lepas jepitan bibirku di kepala kontol Andre *Plop…ughh nyaring sekali bunyi-nya. Aku simpan benih-benih Andre yang kental ini di dalam rongga mulutku. Tidak kutelan langsung, kutahan di mulutku. Terasa peju Andre terombang-ambing dalam mulut-ku, memenuhi seluruh sudut-sudut mulutku.

Aku pun berdiri, dan terlihat Henry yang diam terbujur kaku. Henry hanya menatapku dengan raut muka yang binggung. Hihihi sepertinya dia kaget dengan kahadiranku yang tiba-tiba muncul. Kutatap mata Henry, dan…*Glek….. Aku menelan peju Andre di depan Henry. Tertelan semua habis masuk kedalam perutku. Oh perut terasa hangat karena peju Andre.

“Kenapa sayangg…..kok benggong gitu sih” aku bertanya kepada Henry seraya menyeka peju lezat Andre yang tertinggal di sekujur bibir dengan jari manisku. Lalu ku-emut seluruh jari-jariku dengan sensual di depan Henry.

“Mah…..

Bersambung……

Pesan Penulis
  1. Silahkan di baca dan di nikmati guys.​
  2. Semoga baca-nya gak binggung wkkwkwkw.​
  3. ilustrasi dikit aja, ternyata susah nyari yang pas.​
  4. Perihal vote, sepertinya masih banyak mau ibu dan anak lagi yah. Padahal penulis mau-nya ayah vs anak perempuan kwkwkwkw. Tapi kita lihat nanti.​

Sepertinya banyak pembaca yang mengharapkan Henry akan balas dendam dan ngentot sama Santy. Tapi sayang di cerita ini, hal itu tidak akan terjadi. Makanya Penulis tidak memberikan tag incest di cerita ini. Jadi maaf kalau ada yang kecewa dengan cerita ini






















 
Terakhir diubah:
Part 7

Sore menjelang malam

PoV Henry


*Duar…..cover me…..dor….dor….round lose.

“Ah sialan. kalahhhhh lagiiiii bangasattt” hardikku kediri sendiri. Kalah lagi dan kalah lagi, hadehh. Tampak bayangan muka-ku di monitor. Terlihat wajahku yang terlihat sedang kesal-sekalnya. Ya aku sekarang di depan komputer tersayang-ku lagi. Sekarang kerjaan ku cuma main dan main lagi. Lalu bagaimana dengan mama? Hehehe, mama sudah gak marah-marah lagi sekarang kalau aku main game. Bebas dehhhh.

Mama-ku yang seksi itu sudah punya kesibukan sekarang. Sekarang Mama sudah biasa pergi pagi buat gowesan lagi. Dan seperti sekarang entah kemana mamaku itu, paling jalan sama Andre lagi. Ya meskipun begitu kalau pulang malam pasti bakal ngabarin aku. Biasa hanya sekedar nyuruh aku untuk beli makanan lewat aplikasi online. Tapi hari ini berbeda, sudah mau malam tapi tidak nampak batang hidung mama. Sehingga hari ini terasa ganjil buatku, mama biasanya ngabarin kalau bakal pergi lama. Di chat pun tidak dibalas, hanya terkirim saja.

*Ping *Ping

Aku mendengar bunyi notifkasi dari aplikasi chattingan di komputerku. Ohhh ternyata si Andre mengirim chat, aku buka dan membacanya.

Aplikasi chat

“Woiii Hen” chat-nya Andre memanggilku.
“Paan Dre” balasku.
“Ayo push rank sekarang. Pake mic biar gampang kita ngomong-nya ya” ajak Andre.
“Huh akhirnya Dre, gw tungguin dari kemarin juga. Kan lu janji mabar buat push rank dari kapan tahu”.
“Hehehe sorry Hen, gw lagi sibuk banget dari kemarin”.
“Sibuk paan sih lo? kan masih libur juga, belum mulai kuliah kan?” tanya ku heran.
“Hehe ada deh bro….libur-libur gini, jangan main game doang Hen. Oh ya gw berpetualang ke puncak Hen. hahaha” gurau Andre.
“Cih gaya lu pake berpetualang segala. Yauda gw invite ya sekarang”
“Yoi” balas-nya singkat.

Chat itu berakhir, aku langsung mengundang Andre ke dalam game yang akan kita mainkan. Sekarang kami berdua menggunakan aplikasi semacam voice call atau telponan. Agar komunikasi dalam game menjadi gampang, gak perlu ngetik-ngetik lagi untuk berbicara.

“Halo…haloo… Hen suara gw kedengeran gak?” tanya Andre.
“Kedengeran kok Dre”.
“Ok-ok sip, sudah lama gw gak main. Takut sudah rusak Headset gw”.
“Ohhh, ok kok suara-nya. Cukup jernih dan jelas kok Dre” jawabku.

*Cuph….Cuph….Cuph…Slurphhh…..

Sembari menunggu game mulai, aku tanya Andre perihal keberadaan mama. Siapa tahu dia tahu mama dimana berada.

*Cuph….Cuph….Slurph…..Cuph…..


“Oh ya, nyokap gw kemana ya Dre? Nggak kelihatan dari pagi tadi” tanya-ku lewat mic headset-ku.
“Ehmmm….puahh…lah masa nanya sama gw, kan elu anak-nya”.
“Biasa-nya kalau pergi lama ngasih tahu gw Dre, tapi hari ini gak ada kabar sama sekali” jawabku menjelaskan kebinggunganku.
“Kan belakangan ini mama gw lagi sering jalan sama elu Dre. Lagipula kalau gak salah nyokap gw tadi pagi pakai baju gowesan deh, berartikan sepedaan sama elu kan?” lanjutku lagi masih penasaran.
*Cuph….Cuph….Slurph…..Cuph…..
“Ehmm…cuph..puah…Iye tadi pagi gw berdua sama nyokap lu gowes bareng, genjotin pedal. Tapi habis itu pergi entah kemana. Mungkin tante Santy lagi bersenang-senang Dre hehehe”
“Hah? bersenang-senang gimana maksud luh Dre".
“Okh…. ya…ehmmm, ya mungkin mama loe lagi bersenang-senang mencari nikmat Hen”.
Mencari nikmat? Nikmat apaan? Aku jadi terbinggung sendiri mendengar kata-kata Henry. Mama kemarin juga berkata mencari nikmat. Nikmat apaan sih, jadi membuatku kesal saja.

“Ah gaje banget elu Dre, mencari nikmat apaan deh. Gw serius nih nyo…. ehhh kita dapat match/game nih. Harus menang nih, siap kan Dre?” karena dapat match jadi membuyarkan pertanyaan aku ke Andre.

“Elu yang kali siap-siap Hen, kan loe cupu hahahaha okh…shit…ehmmm” ejek Andre.
“Hehehe” aku cuma bisa tertawa. Yah dia ada benarnya, dia lebih jago kalau main game. Padahal aku yang lebih sering main game daripada dia. Hadeh aku memang payah.
“Jang..jangan.. lupaaa… pake itemmm yang bener yah…okh…".
Temanku itu kenapa tiba-tiba aneh begitu ngomong-nya, bahkan sejak tadi kita mulai voicecall “Elu kenapa sih Dre? Gw perhatiin daritadi ngomong aneh gitu"
"Okh.. gak apa-apa kok Dre, rada pegel aja gw. Gowesan mulu ama nyokap lo".
"Ohhh, pegel banget ya?".

"Iyahhh, capek-capek tapi enakkk Hen...ohh fuckk…" teriak Andre terdengar keras melalui headsat-ku, membuat-ku lompat dari kursi gaming-ku.
"eh bangsat loe Dre... masa tiba-tiba gw di katain fuck lagi" protes-ku ke Andre.
"Sorry sorry Henn...gw kram…okh….. ini rasanya kaya di sedot-sedot gituu…ohh..Shit…” kembali Andre mendesah-desah. Sepertinya parah sekali, dan aku baru tahu kalau ada kram yang sampai ada rasa disedot-disedot gitu.

*Cuph….Cuph….Cuph…..Slrup….

Terdengar suara-suara aneh sejak aku voice call-an sama Andre meski samar-samar. Tidak kuhiraukan suara itu, karena kupikur palingan suara error dari game-nya atau juga bisa karena koneksi internet yang sedang tidak stabil. Waktu terus berlalu suara-suara aneh itu tidak hilang juga. Mau tak mau aku menikmati permainan dengan bunyi-bunyi yang tidak jelas asal-usul-nya.


*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp..
*Duar…..cover me…..dor….dor…. (Suara game)
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

"Dre Dre, lu jaga lorong A yang bener dong Dre. Musuh lewat tadi" perintahku seraya marah ke Andre lewat mic headset-ku.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
"Okehhh...bro…sorry…..akh…kaku…..guee…okh…kramm….okh…" jawab-nya. Anjir tampaknya kram yang di alami Andre cukup parah dan tidak hilang-hilang juga. Dari tadi Andre mendesah-desah terus.

*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

Suara-suara absurd itu masih saja terdengar. Aku jadi penasaran, apa si Andre dengar juga ya "Dre lu denger suara-suara nggak jelas gitu gak sih?".
"Eh lu deng....eh...maksudnya gw memang suara apaan Hen?" kenapa dia seperti kaget dengan pertanyaan yang aku lontarkan.
"Gak tau suaranya kayak basah-basah gitu, kayak orang makan mie kuah gitu".
"ohh mungkin suara gw lagi minum atau ngemut-ngemut permen kali" jawab dia memberi penjelasan perihal suara-suara aneh daritadi.

“Ohhh ok Deh, tapi kenapa suara-nya gak berhenti ya? Masa elu dari tadi minum terus kan gak mungkin” lanjut kutanya karena janggal sekali, masak dia gak berhenti-berhenti minum. Tapi dia tak menjawab pertanyaan-ku. Sudahlah pikirku, ngapain kupikir ribet-ribet. Yang penting bisa main.

*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

Walau sebentar, sudah beberapa babak atau round telah kami lewati. Tapi entah kenapa permainan kali ini rasanya tidak maksimal. Kalau aku perhatikan kali ini Andre main-nya tidak serius. Banyak kesalahan yang fatal bikin kalah terus.
"Dre lu kenapa? kok main nya sering erorr sih hari ini. Padahal kan lo jago" tanya ku kecewa dengan peforman Andre.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
Dia diam tak menjawab panggilan ku.
"Dre...Dre...halo, lu masih disitu kan" panggilku.
"Iya Hennnn, bentarr… okh...fuckkk...sayy...aku keluarrr.."
Tiba-tiba dari sana Andre berteriak, membuat kuping-ku sakit. Aku pun hanya terdiam kaget mendengar dia jeritan dia.
"Hosh...hosh….di telan ya" tiba-tiba Andre berkata seperti itu.
"Keluar? Telan? telan apaan Dre? loe kenapa sih hari ini? disana ada siapa Dre?" tanya ku bertubi-tubi terheran. Apa dia sama pacarnya ya si Ara. Jangan-jangan lagi ena-ena sama Ara.
"Hh…hh…hh… gak kenapa-kenapa kok gw, hh…hh… oh ya gw sudahan dulu deh. Bye".

Belum mampu aku berbicara, dia sudah pergi dari game dan statusnya langsung berubah menjadi offline. Padahal aku mau ngajak dia pergi ke event turnament besok, siapa tau di mau ikut juga. Eh dia sudah cabut duluan. Aku chat pun tak di balas lagi. Andre aneh banget hari ini. Dan parahnya hari ini kalah terus. Yah elah naik rank aja belum, dan sialnya yang ada malah turun rank. Hadeeeeeeh apesssss.

Malam hari

*Kriuk…Kriuk…
Perut buncitku mengeluarkan bunyi-bunyi merdu tanda lapar. Sialnya setelah kugeladah dapur tidak apa-apa yang bisa kumakan. Hanya ada bahan mentah saja. Kalau kayak begini pasti Mama belum pulang juga. Hadeeehh Mama kemana ya. Lebih baik aku telpon saja deh, takut mama kenapa-kenapa.

*Tut….Tut…Tut…. Tersambung tapi tidak di jawab, dan saking lama-nya tidak diangkat jadi terputus. Lebih baik kucoba lagi, mungkin tadi mama tidak dengar nada panggilan dari HP-nya.

*Tut….Tut…Tut…. Crek… ah akhirnya juga diangkat sama mama.

“Halo mam….” tapi tak ada balasan, hanya terdengar helaan nafas yang berat. “Halo…Mam dimana? kok gak jawab telpon Henry tadi” kembali aku memanggilnya. Beberapa kali aku coba panggil mama tapi tetap tidak di hiraukan dari sana. Beberapa detik berlalu, lagi hanya terdengar suara nafas yang terdengar berat dan kali ini terdengar orang bisik-bisik. Tapi aku tidak bisa menerka apa yang dibicarakan karena tidak terdengar dengan jelas.

“Unghhh…hh….a..ada...a...paa…hh….Henn?” akhirnya mama menjawab panggilan dari aku. Kalau kudengar, nafas mama tersengal-tersengal seperti orang habis lari. Mama lagi ngapain ya disana, kayak sedang kesusahan saja nafas-nya.
“Mama dimana? kok belum pulang jam segini?” kembali aku bertanya. Lama tak ada jawaban lagi seperti sebelumnya.
*Plok….plok….plok…. Sekarang malah terdengar bunyi tepukan yang keras dan terasa berat namun cepat juga. Itu suara apa ya tanyaku dalam hati. Suara nafas helaan nafas yang berat juga semakin keras.
“Enghhh….mama…oh……pelannn….” mama tiba-tiba mendesah.
*Plok….plok….plok….
“Mama lagi ngapain sih?” tanyaku heran.
“Bentar…..please…” sepertinya mama menjauhkan mulutnya dari speaker HP-nya dan seperti berbicara dengan seseorang. Dan suara tepukan itu berhenti seketika.
“ehm….Hennn Ma-mama.. lag-lagi dipijet a-ja kok” mama menjawab pertanyaanku dengan terbata-bata.
“Dipijet sama siapa dan dimana mam? Masa sampai malam gini” Tanyaku bertubi-tubi penasaran dengan mama.
“Di-di rumah tante Hani akhh….aduh…” ucap mama yang tiba-tiba terputus. Dan hanya terdengar suara mulut yang tertahan. *Plok….plok….plok….Terdengar suara lagi suaran dengusan dan tepukan keras lagi seperti tadi.
“Oalah…. mama di rumah Tante Hani. Kok gak bilang sih Mam…..” kembali aku berkata kepada mama lewat speaker HP-ku
*Plok….plok….plok….
“Su..dah ya Hennn, Ma-ma gak kuat nahan lagi… nanggung…besok pag-i ma-ma pulang kok akhhh….yeshh” jawab mama seperti terburu-buru.

“Loh Mamm….” *Crek….mama memutuskan telpon-nya sebelum aku dapat berbicara lebih jauh lagi. Padahal aku mau minta ijin pergi besok. Hadehhh. Mama dipijat gimana sih, perasaan heboh banget. Kok kayak di pukul-pukul gitu ya. Oh ya tante Hani adalah kakak kandung dari mama, alias tanteku. Ya sudahlah, yang penting aku tahu kalau mama tidak kenapa-kenapa. Lebih baik aku pesan makan lewat online saja deh. Hmm makan apa ya……

Keesokan di Pagi hari.

*Tet…. tet… tet…..

“Hoahmmmm…..” suara alarm dari smartphone ku berbunyi dengan kerasnya sampai membangunkan aku dari tidur. Kulihat jam di dinding kamar-ku, ternyata sudah jam 7-an. Pas sekali pikir ku. Karena aku ada janji pergi sama teman-temanku, aku harus bangun pagi. Lebih baik aku ijin dulu sama mama, daripada aku pergi diam-diam dan dimarahi. Aku keluar kamar dan mencari keberadaan mama. Terdengar suara-suara dari arah dapur. Tampaknya mama berada di dapur, sedang membuatkan sarapan pagi. Pas aku sampai dapur dan…..Wow pagi-pagi aku sudah melihat pemandangan indah yang pasti bikin ngaceng. Junior-ku seketika tegak mengeras. Dengan secapat kilat tak lupa aku abadikan momen yang bikin sange ini.


*Crek

Mama sedang menungging di depan kulkas, tak menyadari keberadaanku. Bisa-bisanya mama tidak memakai celana dalam di balik daster yang di pakai-nya. Eh tapi tunggu sebentar…. Loh itu ada apaan di lubang pantat mama. Tentu itu bukan celana dalam. Hah? Jangan-jangan itu Sex toys? Gila…. Sejak kapan mama pake gituan, di anus pula. Lama aku tercengang melihat mama yang masih menungging seksi dengan seks toys menancap di lubang pantat-nya.

“Ehh Henry, bikin kaget aja kamu Hen. Tumben sudah bangun jam segini” mama tersadar akan keberadaanku lalu segera berdiri.

“Pa-Pagi Mammm” sapaku seraya gugup tidak biasa akibat pemandangan barusan. Sial penis ngaceng-ku pasti terlihat oleh mama dengan jelas.
"Hehehe, a-aku bisa bangun pagi kok” Aku pun berusaha tenang dan mengalihkan pemandangan mama dari kemaluanku yang sedang keras. Tapi tampaknya sia-sia usahaku, mama sadar dan menoleh ke arah celana ku yang menggelembung.
“Hihihi pagi-pagi sudah ngaceng aja, dasar titit mesum ih. Hayooo habis lihat apa?” mama malah cengegesan melihat keadaanku.
Tidak mau menjawab pertanyaan mama dan aku bertanya balik “Hmmm… Oh i-iya mama kemarin pulang jam berapa?”
“Hihihi, Mama pulang subuh tadi kok, kenapa memang-nya?” jawab mama sambil membaca buku resep masakan.
“Enggak kenapa-kenapa kok, cuma nanya saja kok” aku tak mau menanyakan lebih jauh tentang tadi malam. Aku tak mau mood-nya menjadi jelek lagi. Toh cuma pijet di rumah Tante Hani. Meskipun sangat janggal kalau pijet-pijet di malam hari.
“Mam, emmm… aku mau pergi sama teman ya hari ini" tanyaku pelan meminta ijin untuk pergi.
"Hmmm… Kamu mau kemana memangnya? sama siapa saja?" selidik mama yang sekarang sedang mengaduk-aduk panci berisi sup.
"Aku mau pergi sama teman-teman SMA-ku. Sekalian reunian juga, sudah lama gak ketemuan".
"Ohhhh, dimana-nya kok gak jawab? jujur aja sayang, sama mama".
"Aku sama mereka mau ke xxx, ada event turnamen di sana. Tim-ku yang aku dukung sedang tanding di sana” ucapku menjelaskan tujuan pergiku.
“Huh game lagi game lagi, gak capek-capek ya kamu” mama mendengus kesal setelah tahu kemana tujuanku.
“Henry masih libur juga, dan mama bilang kemarin kalau aku bebas mau ngapain aja” aku berkilah berharap di bolehkan pergi. Mama hanya diam sambil terus mengaduk dan menambahkan bumbu-bumbu dapur kedalam panci.
“Ya sudah terserah kamu deh. Terus kamu pulang jam berapa nanti?”.
“Jadi aku boleh pergi ya? kemungkinan malam baru pulang sih".
"Ohhh, ya sudah sana".
"Bolehkan mam?" tanyaku memastikan lagi.
"Iya-iya boleh, nggak masalah kok sayang. Bukannya mama juga sudah bilang kalau kamu mau ngapain aja terserah kamukan" ucap mama mengingatkan kata-katanya tempo hari.

Kuanggukkan kepalaku tanda ingat dengan kata-kata mama barusan. Berarti aku bebas mau ngapain saja. Sekarang kulihat mama sedang berpikir sambil kepala-nya agak mendongak ke-atas serta kedua bola matanya juga menatap plafon rumah, lalu tiba-tiba tersenyum lebar dan hangat kepadaku. Seperti nya dia mendapatkan suatu pencerahan.
"Yauda kamu hati-hati ya di sana, kabarin kalau sudah mau pulang ya”.
“Iya, thanks mam” Setelah mendapat lampu hijau, aku bergegas siap-siap untuk pergi.

20 menit kemudian……

Ketika taksi online sudah datang mejemput-ku. Sebelum pergi, aku putuskan untuk pamit lagi. “Iya sampai malam kata-nya. Jadi nanti kita bisa….” terdengar suara mama dari dalam dapur. Ternyata sedang telponan dengan seseorang. Tak mau menunggu lama karena taksi sudah datang, aku terpaksa memotong pembicaran mama “Mam, aku jalan dulu ya”.
Mama tampak tersentak kaget dengan kehadiranku yang tiba-tiba muncul “I-iya sayang. Nanti jangan lupa telpon mama ya, kalau sudah mau pulang ya” pintanya.
“Hmmm iya mam, bye mam”.
Lalu aku keluar dari rumah dan segera naik taksi online yang sudah menunggu. Dan cuss aku pun pergi ke event di xxx.

Selama perjalanan aku jadi terngiang-ngiang dengan apa yang kulihat tadi di dapur. Sangat gila, ternyata Mama memakai sex toys secara terang-terangan di siang bolong. Parahnya juga sextoys nancep dan menyumpal persis di lubang belakangnya. Apa tidak sakit ya. Aku sering nonton bokep anal sex juga sih, tapi kan pasti tetap terasa sakit. Otakku berpikir keras memikirkan sejak kapan mama punya sex toys ya. Tidak disangka mama bakal punya barang gituan. Tapi aku belum pernah lihat sextoys yang dipakainya. Aku jadi penasaran, ah iya kenapa tidak aku cari tahu di internet saja ya. Tak butuh waktu lama, aku berhasil menemukan sex toys yang mama pakai tadi. Ohhh nama-nya buttplug toh. Aku hanya bisa menggeleng-geleng heran. Jadi penasaran apa mama punya seks toys yang lain ya.

Lama aku berkutat dengan Handphone-ku mencari info-info sextoys yang sekira mama bakal punya, tahu-tahu aku sudah tiba di gedung tempat diadakan event tournament-nya. Langsung aku berbegas mencari teman-teman yang sudah menunggu. Kamipun semua berkumpul dan segara menuju venue turnament. Pas tiba langsung terdengar gemuruh suara yang memekikan telinga, saking ramenya. Aku dan teman-teman-ku segera mencari spot nonton yang enak.

Selama menonton pertandingan berjalan, aku berusaha untuk tidak memikirkan kejadian tadi pagi. Hanya semakin membuat penasaran dan teranggang. Membayangkan segala kemungkinan mainan seks yang mama punya. Klub game yang kudukung lambat melaun naik ke tahap-tahap berikutnya. Tak terasa waktu berlalu, dan *Tring….Tring….Tring…. Handphone-ku berbunyi di tengah sorak-sorak penonton yang sedang heboh. Kulihat layar smartphone-ku. Ternyata mama menelponku. Langsung aku bergegas ke tempat yang lebih sepi, lalu kuangkat panggilan telpon itu.

“Halo mam, kenapa nelpon? Ada apa?” sapaku duluan.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp… bukan suara mama yang keluar tapi hanya terdengar suara hisapan yang terdengar sangat basah. Aneh kok suaranya mirip dengan suara yang keluar dari headest ketika aku main sama Andre kemarin ya.
“Mam halo, halo mam……” ini kenapa mama yang telpon ke aku, tapi tidak ada jawaban deh.
“Ehmm…puah….kamu dimana sayang?” tanya mama akhirnya berbicara membalas panggilaanku.
*Clek…Clek…Clek…Cuph…Happ
“Masih di tournament mamii. Memangnya kenapa ?”
*Slurp….Slurp….Plop…..Clek…Clek…Piuh…
“Ohh, mama cuma nanya aja kok *Cuph…Cuph…Hap….Slurp…Puah… terus kamu Pulang jam berapa?” tanya mama, sambil terdengar suara aneh itu lagi. Aku berusaha tidak mempedulikan suara-suara yang ganjil itu.
*Hap….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Bukannya aku tadi sudah bilang ya? Aku pulang malam mam”.
*Puah….Clek…Clek…Clek…”Ohh iya ya, mama cuma mastiin aja. Biar mama nanti siapin makanan buat kamu makan nanti” jawab mama *Hap….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Oh nanti aku makan di sini kok, biar sekalian. Ngomong-ngomong mama lagi ngapain sih? Dari tadi ada suara-suara gak jelas gitu”.
*Puah….Clek…Clek…Cuph….Clek…” oh mama lagi makan mie kuah, sama ada sosis-nya juga. Sosis-nya besar banget loh Hen, di kasih Andre” terang mama menjelaskan kalau dia sedang makan. Pantas saja dari tadi ada suara-suara aneh. Kulihat jam, padahal sudah jam 3 sore lebih tapi kenapa mama malah makan makanan yang berat gitu ya. Apa tidak takut gemuk lagi.

“Ohhhhhh, Terus mama kok makannya jam segini, memangnya belum makan siang ya?” tanyaku.
*Glok…Glok…Glok…Glok…Glok…
Tidak ada jawaban langsung dari mama, malahan cuma terdengar suara yang berbeda lagi dari sebelum-sebelumnya. Sekarang seperti orang sedang kesedak. Aku jadi khawatir
“Mam mam keselek ya? Halooo” ucapku coba mencari mama yang tiba-tiba hilang.
*Puah….puk….puk…puk…. Kini malah terdengar sesuatu sedang di pukul-pukul.
“Hihihi iya mama tadi keselek ama sosis besar-nya Andre” akhirnya mama membalas panggilan aku. Huh mama bikin aku tegang saja.
“Haha mama ada-ada saja deh, bikin panik aku tahu nggak sih. Masa bisa keselek sama sosis sih” candaku.
“Sosis-nya gede sih, berurat-urat besar gini jadi bikin keselek hihihi. Tapi enak loh Hen hihihi”.
*Hap….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Kok Ber-urat? Itu bakso apa sosis mam” tanyaku kerana heran ada sosis berurat.
*Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…Ploop
“Hihihi gak tau ni Hen. Kok bisa Sosis-nya Andre unik banget Hen, berurat-urat tebal gini”.
*Clek….Clek….Clek
“Hmmm, terus mama kenapa makan jam segini?” tanyaku lagi.
“Ehmmm…. tadi Andre tiba-tiba nawarin ko..ehh sosis-nya. Karena kelihatan enak, mama jadi pengen deh hihihi. Terus Mama jadi keenakan deh”.
*Clek….Clek….Clek
“Hoooo gitu, ok deh. Makannya jangan cepet-cepet mam, nanti keselek lagi. Dari tadi aku dengar suaranya kayak lahap banget makannya hahaha” saranku sambil bercanda.
“Hihihihi enak sih besar dan berurat gini. Sudah ya sayang mama mau lanjut nyep…eh makan lagi, nanti telpon kalau mau pulang ya Hen” pinta mama.
*Crek… Telpon antara aku dan mama akhirnya berakhir. Tadi kurasa mama hampir salah ngomong. Tapi apa ya “Nyep” itu. Hmmmm, ah sudahlah ngapain dipikirin. Sudah saat-nya aku kembali berkumpul sama teman-temanku dan melanjutkan menonton pertandingan.

Beberapa jam kemudian…

“Aduhhhhh..duh…pegalnyaaa” gumamku sambil meregang seluruh badanku. Capek juga duduk di kursi kondangan gini kalau lama-lama. Kulirik Jam di HP-ku juga sudah sore, aku putuskan saatnya berpisah dengan temanku dan pulang ke rumah. Lagipula tim gaming yang aku dukung gagal melangkah lebih jauh, hanya sampai babak semi-final. Karena sudah capek dan tidak ada kegiatan yang bisa kulakukan lagi disini. Lebih baik aku pulang dan main game di rumah.

Tiba di depan pintu rumah, aku mencari kunci pintu depan rumah-ku. Ah sial sepertinya aku tidak sengaja menghilangkan-nya di tempat tadi. Kulihat mobil ada di rumah, berarti mama tidak kemana-mana hari ini. Kucoba ketuk pintu rumah, berharap mama mendengarnya.

*Tok Tok Tok Tidak ada jawaban dari dalam. Mama di mana ya. Baiklah sepertinya harus kuketok lagi.

*Tok Tok Tok TOK TOK makin lama semakin keras kuketok pinntu rumah, bahkan kugedor-gedor saja *Dok dok dok.

Hmmm, masih tidak terbuka juga. Kayaknya mama tidak dengar dengan gedoran di pintu depan. Padahal sudah keras sekali. Heran, mama kemana ya, tidurkah? Baiklah, sepertinya aku harus
menelpon mama. Kucari nomor mama di HP-ku, dan kutelpon. Ah ok tersambung langsung.

*Tuuuuut…..tuuuuuut……tuuuuut….. Tersambung tapi tidak diangkat-angkat sama Mama. Aneh mama kemana sih, lama amat angkat telponnya.

*Clek….ah akhirnya di angkat sama mama. “Mam, aku di depan nih, kunci-ku hilang. Tolong bukain pintu depan dong mam” Tak ada balasan dari seberang sana, hanya terdengar deru nafas seperti orang capek ‘hh…hh…hh…”.

“Mam halo, mam halooo……”. Aku coba panggil mama tapi tetap di balas juga. Terdengar suara grasuk grusuk dari sana.
*Crek yang ada sambungan telpon-nya malah dimatikan. Kucoba telpon lagi, tersambung tapi sekarang malah tidak diangkat. Mama ngapain ya di dalam, kok lama banget ngebukain pintu doang.

*Clek….akhirnya pintu terbuka. Kulihat mama membuka pintu, kenapa mama berkeringat dan acak-acakan ya. Juga terlihat sedikit kehabisan napas.

“Hen..hh.. Kok kam-kamu sudah..hh..pulang? Katanya kamu pulang-nya malam” tanya mama sambil kehabisan napas.

“Iya mam, tim yang aku dukung kalah duluan. Jadi aku sama teman-teman bubar duluan” Jawabku memberikan alasan kenapa aku pulang duluan.

Kuperhatikan raut wajah mama seperti agak kesal. Ada gerangan apa ya. Lalu kuterawang lebih jauh penampilan mama yang hanya memakai daster pendek bewarna putih. Ohhh shit, baru kusadari puting-nya tercetak dengan jelas di balik dasternya. Terlihat tegak dan menusuk bahan dasternya. Gak cuma, kayaknya mama juga tidak pakai celana dalam.

“Kamu ngapain sih ngelihatin mama kayak gitu? Dasar anak mesum” hardik mama membuyarkan tatapan mesumku. Terlihat mukanya masih terlihat jengkel.

“Hehehehe, habis mama kelihatan seksi sih” pujiku, berharap beliau tidak marah lagi. Tak disangka mama malah tersenyum. Yes sukses batinku gembira, mama senang di puji kayak gitu.

“Yauda gih sana mandi” perintah mama. Aku pun menurut dan berjalan masuk ke kamar. Kubuka kamarku dan astaga…… kenapa kamar ku terlihat berantakan begini. Seperti kapal pecah. Kasur tempat aku tidur itu terlihat acak-acakan dan basah pula. Padahal aku tadi tinggalkan kamar-ku dalam keadaan rapih dan bersih. Dan bau yang tercium dari kamarku sedikit asing. Juga agak sedikit lembab kamarku ini.

“Mahhhh, kok kasur Henry acak-acakan dan basah gini sih?”
“Ohhh..ehmmm itu …. Oh ya tadi mama di pijet sama Andre di kasur-mu” jawab mama. Hah? Andre? Temanku itu kesini? Dan mijet mama juga, kok bisa sih.
“Loh Andre tadi kesini? terus orang-nya mana?”
“Ehhh iyah…kan tadi dia ngasih sosis-nya ke mama. Kayaknya sekarang lagi di kamar mandi deh”.

Padahal mama biasa kalau pijet pasti memanggil tukang pijet langganan “Mama gak manggil tukang pijet langganan? terus kok mau sama di pijet sama Andre sih”.
“Ohhh… Mama memang sudah biasa dipijetin sama Andre kok sayang. Dan tahu nggak? Andre jago banget loh mijet-nya. Bikin mama keenakan terus hiihihi”.
“Sudah biasa dan enak? Kok aku nggak pernah lihat mama di pijet Andre?”.
“Mama setiap abis gowes suka di pijet di rumah Andre”.
“Hah kok mau sih?” tanyaku yang terheran-heran yang baru tahu sama kegiatan mama selama ini. Nyatanya setelah gowes ternyata sering di-pijatin sama Andre. Pantas suka lama kalau pulang sepedaan sama Andre.
“Ya gak apa-apa kan? Andre tahu teknik mijet yang enak sih. Jadi mama nagih hihihi” mama malah tertawa centil.

“Terus kenapa tadi pijetan di kasur aku sih, kan bisa di kasur mama sendiri” protesku tanpa sadar dengan nada sedikit tinggi.
“Masa mama gak boleh pake kasur-mu, kan yang beliin mama juga” jawab mama agak sewot.
“Ya….tapi….”
“Yaelah bro, tinggal diganti doang seprei-nya” Andre muncul dan memotong omonganku. Tampaknya dia habis mandi, dengan hanya melilitkan bagian bawah pinggang dengan handuk.
"Eh…Elu habis mijitin nyokap gw ya?" tanyaku memastikan lagi. Diapun mengganguk seraya tersenyum brengsek. Sialan nih orang, kayaknya curi-curi kesempatan dengan mama.
"Memang lu bisa pijet?”.
“Bisa dong, sudah biasa gw mijet. Gimana enak kan tadi pijetan Andre?” tanyanya kepada mama.
“Hihihi enak banget kok sayang. Tapi tadi nanggung banget Dre, hampir dapet lagi loh enak-nya” mama terlihat merajuk kepada Andre. Andre pun hanya tertawa mendengar protes mama. Aku malah jadi binggung di pembicaran mereka.
“Hampir dapat apaan sih mam?”
“Hampir dapat enak dan nikmat sayang. Tapi gak dapet gara-gara kamu tahu, ganggu mama sama Andre” ucap mama sambil memasang muka cemberut.
“Enak dan nikmat? Sehebat itukah pijetan Andre?”
“Hihihi iya sayang, rasa-nya di tusuk-tusuk nikmat gitu dech”.
“Ditusuk-tusuk? Memang-nya apa bedanya sama pijet biasa sama langgangan mama ?”.
“Beda jauh Henry sayang, sudah deh kamu gak bakal ngerti juga jadi gak perlu tahu” jawab mama tegas. Sepertinya mama gak mau membahas-nya lebih jauh.
“Tapi gak sampe buka baju kan ?”.
“Hihi lepas baju dong sayang, kan susah kalau pijet-nya masih pakai baju”. Gila mama ternyata sampai lepas baju di depan Andre. Sementara dengan tukang pijet langganan biasa-nya tetap berpakain lengkap tertutup. Aku hanya bisa memasa muka dengan raut tidak percaya dengan informasi baru ini.
“Memang-nya mama gak malu sama Andre?”.
Mama menggeleng seraya menggigit bibir bawah. Unghhh terlihat sensual sekali.
“Ya harus lepas baju dong Hen, jadi gak boleh malu. Nanti percuma, biar rasa enaknya maksimal kan tan” timpal Andre.

“Hihihi iya Andre sayang, gak enak kalau pake baju” ucap mama balik setuju dengan kata-kata Andre.
“Tapi baju atas saja kan? bawahannya gak kan?” tanyaku khawatir.
“Hihihi menurut kamu gimana Hen ?” mama malah berbalik bertanya.
Mendengar itu aku malah jadi membayangkan kalau Andre temanku ini memijit mama yang sedang bugil. Jadi tubuh mama yang tidak memakai sehelai benang apapun dan yang seksi itu tersentuh oleh tangan-tangan dan jari-jari Andre. Terbayang tubuh seksi mama yang mengkilap basah oleh minyak pijet disentuh oleh Andre. Ribuan pernyataan bermunculan dalam benakku. Apa Andre curi kesempatan ya ? apa Andre melakukan yang tidak-tidak terhadap mama? Kalau iya apa mama akan marah? Atau justru malah menikmatinya.

Aku iri, sangat iri. Selama ini aku hanya bisa melihat dan mangabadikannya di HP-ku. Padahal aku ingin lebih dari itu. Sekarang faktanya Andre sudah biasa megang-megang tubuh mama yang seksi

Tak sadar aku berfantasi yang semakin membuatku cemburu, mama pun menyadarkan aku dari mimpi siang bolong yang mesum ini.
“Hei kok malah bengong sih sayang? Bayangin yang enggak-enggak ya? Hihihi. Hayo bayangin apa nih? Goda mama ketika tahu aku tiba-tiba terbengong diam.

“Eh..ehmm..nggak kok mam” jawabku gugup. Sepertinya percuma.
“Hihihi Kenapa sayang ? kamu cemburu sama Andre yang bisa megang-megang mama ya?” tuduh mama yang tepat sekali. Kali ini raut wajah mama menampakan sifat jahil-nya.
“Nngg…nggak kok mam” aku mencoba berbohong tapi tampaknya percuma.
“Hiihi jujur aja Henry-ku sayang. Percuma kamu bohong sama mama, kamu-kan anak yang mesum hihihi” kata-kata mama menusuk telak. Aku hanya bisa berdiam malu, aku yakin wajahku sangat merah. Apalagi kali ini ada Andre, mau tak mau aku di permalukan di depan temanku sendiri.
“Cemburu yaaa? Kan kamu cuma bisa lihat mama, kalau Andre boleh pegang-pegang hihiihi”. Aku pun mengganguk dengan wajah yang panas dan merah.
“Hhihi, dasar anak mesum. Yauda deh, sana tuh kamu bersihin tuh kamar-mu” perintah mama tegas. Padahal yang berantakin-kan mama sama Andre, kenapa malah aku yang repot.
“Kok aku sih yang bersihin. Yang pakai kamar aku kan mama sama Andre” kulontarkan protesku.

“Sudah ah kamu saja, mama mau ngurusin Andre dulu. Temenmu ini capek tahu, habis bikin mama enak terus dari tadi”.
Akhirnya aku mengalah daripada kena amukan mama. Dari tadi Andre hanya cengegesan melihat aku dan mama. Mau tak mau aku segera membersihkan kamarku, kalau tidak mau tidur dimana nanti.
Lama aku berjibaku mencabut seprai kamar yang kotor, mama dan Andre tidak terlihat lagi. Mereka kemana sih, hanya terdengar suara cekikian mereka dari arah dapur. Tapi lama kelamaan suara dari mereka berdua berubah menjadi aneh. Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri, apa yang terjadi dengan mereka berdua ya. Dengan kejadian yang janggal belakangan ini aku jadi curiga dengan hubungan mama sama Andre.

Ah lebih baik aku hampiri mereka….

Di dapur

Pov Santy


“Duh si Henry ganggu aja deh. Padahal tadi tante sudah berkali-kali bilang sama dia, kalau mau pulang telpon dulu. Memang anak yang tolol.”
“Hahaha, nanggung ya tan?”
Aku mengangguk kesal seraya melipat kedua tanganku di dada. Gara-gara Henry aku gagal mendapatkan orgasme lagi. Entah untuk yang keberapa kali di hari ini, sudah tidak bisa kuhitung lagi. Memekku masih berkedut-kedut minta dipuaskan lagi. Kulirik ke arah kamar Henry dari dapur, sepertinya dia masih berkutat di dalam kamar-nya.


“Yuk tan lanjut di sini saja, mumpung si payah masih sibuk di kamarnya”.
Aku melotot mendengar ajakannya “gila kamu Dre, masa ngentot disini”.
“Gak apa-apa tan, rasakan sensasi ngentot dekat anak tante. Lagipula tadi masih nanggungkan?” Tanpa memberikan kesempatan berbicara dia langsung menarik tubuhku. Memposisikan aku sedikit bungkuk dan menghadapkan aku ke arah kamar Henry.
“Nah tante sayang, lihatin Henry ya” dia pun berjongkok di belakang tubuhku dan menarik dasterku ke atas. Lantas pantat indah-ku dengan lubang-nya yang masih tersumpal buttplug terpampang di hadapan wajah ganteng-nya. Terasa hembusan napas-nya menerpa ke sekujur liang senggamaku yang masih sedikit basah.

*Hap…..*Slik….slik…slurp...slik…”Ahh…..Dre….” suara desah pun lepas bebas dari mulutku. Tanpa aba-aba Andre, langsung melumat memek-ku. Lidah nya bergerilya di bibir memeku dan menusuk lubang nikmatku juga.
*Slik….slik…slurp...slik…
“Oh….ah….” sensasi ‘bermain’ dekat Henry membuat-ku terangsang hebat. Ohhh ini nikmat bangetttt. Benar kata Andre, sensasi-nya sangat gila terasa birahi-ku terbakar hebat.
*Slik….slik…slurp...slik… suara basah yang indah nan seksi pun nyaring terdengar. Aku berharap Henry tidak mendengarnya. Saking enak-nya seluruh tubuhku bergemetar sambil tanganku meremas meja di depanku.
Ketika sedang menikmati jilmek dari Andre. Tiba-tiba Henry keluar dari kamar. Dia sedang membawa seprei kotor yang bekas kupakai untuk ‘sesi pijat nikmat’ tadi. Hihihi kurasa dia tidak menyadari kalau sepreinya basah karena orgasmeku dan semportan sperma Andre. Dengan kata lain anakku yang pencundang ini menyentuh lendir nikmat milik aku dengan kekasih mudaku, temannya sendiri. Benar-benar bodoh anak ini, sampai dia tidak menyadari-nya.
“Mama kenapa? Kayak kesakitan gitu” Henry bertanya melihat mama-nya yang merem-melek ini. Bukan kesakitan Hen, tapi lagi merasakan nikmat tiada tara. Tahu gak Hen? Memek tempat kamu lahir dulu lagi di invasi sama mulut Andre loh hihihihihi. Gila, aku ingin berkata-kata seperti itu kepada Henry. Untung diriku masih waras pikirku hihihi.
“Enghhh…ma-ma..***k ap-...apa-apa kok sayangggg, cuma agak pegel ajahhh” jawabku sambil menggigit bibirku agar desahan tidak keluar dari mulut. Berusaha menahan rasa nikmat dari service maut mulut Andre di memekku. Pacar mudaku malah semakin ganas ketika mendengar suara Henry.
Aku berusaha berbicara normal “La-langsung… mas-masukin ke mesin cuci yahhhh….” perintahku ke Henry.
*Slik….slik…slurp...slik…
Henry pun mengganguk dan berlalu ke tempat cucian di belakang rumah. Raut muka-nya tampak binggung hihihi. Dasar anak tolol.
*Slik….slik…slurp...slik…
Tak lama terasa sesuatu ingin mendesak keluar dari lubang nikmatku. Tanda aku akan menggapai klimaksku dan…. *Cret….Cret….Cret….”Ohhhhh…..Andree…..tante keluarrrr.... lagihhhh” erangku. Terasa semburan keluar dari lubang kencingku dan membasahi lantai di antara kedua kakiku. Ohhh gila aku squirt lagi. Aku pun tersungkur di lantai, terduduk di genangan cairan miliku sendiri.
“Hh…hh…hh…hh…hebat kamu Dre. Kamu gak bosen-bosen kamu sama memek tante”.
“Gak bakal tante. Ayo sekarang gantian ya, aku belum crot nih”.
“Tante sepong kontol kamu aja ya, tante sudah gak kuat lagi” Aku raih penis Andre yang sudah tegak keras. Pre-cum sudah terlihat banjir di kepala kontol-nya. Kujilat cairan itu.

*Cuph Cuph Cuph

Aku hujani kepala dan batang kontol ini dengan ciuman mesra, sebagai ucapan rasa terima kasihku telah berkali-kali membawa diriku ke langit tujuh hari ini.
*Hap…… kontol perkasa Andre kembali bersarang di mulutku. Kontol ini sudah memenuhi lubang-lubang di tubuhku hari ini. Yah belum di Anal sih sama Andre. Anus miliku ini masih dilatih dengan buttplug pemberian Andre.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
Lidah mungilku ini menggelitik lubang kencingnya, mengais dalam-nya. Berharap kontol ini kembali memberikan cairan putih nan kental dan lezat itu lagi. “Puah…” Tak lupa kutelusuri urat-urat besar yang bergelimang di sekujur kontol Andre dengan lidahku. Kedua tangan ku juga bekerja keras memuaskan kontol besar ini.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…

“Loh nyokap gw mana Dre? Perasaan tadi ada di dapur” hihihihi terdengar anakku mencari keberadaan mama-nya. Karena terhalang dengan meja pantry ini jadi aman-aman saja. Sehingga tak kupedulikan Henry, dan aku tetap lanjut menikmati kontol Andre di mulutku. Oh my god.... aku sangat binal.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Tadi tante Santy……. okh…..shittt”
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Napa lu? Tiba mendesah gitu jir. Kok ada suara orang makan mie”.
“Gw kram Henn…. Okh…okh…okh…nyokap luuu lagi makan mieee lagi iniiii... Hennn….”
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
Kontol Andre terasa berdenyut-denyut di dalam mulutku, menandakan akan memuntahkan lahar putihnya. Aku jadi makin cepat untuk menghisap kontol Andre.
*Slurp….Slurp….Clek….Clek….Slurp….Slurp…
“Ogh…shit…” desah Andre.
*Crot... Crot... Crot... Kontol perkasa Andre berkali-kali menyemburkan lahar panas-nya kedalam mulut-ku. Aku berusaha keras untuk menampung semuanya didalam mulut-ku. Tak ingin cairan nikmat Andre terbuang percuma sia-sia. Namun karena saking banyak-nya, cairan itu terasa keluar dari sela-sela himpitan bibirku dengan kepala penis-nya. Setelah yakin tidak keluar lagi aku lepas jepitan bibirku di kepala kontol Andre *Plop…ughh nyaring sekali bunyi-nya. Aku simpan benih-benih Andre yang kental ini di dalam rongga mulutku. Tidak kutelan langsung, kutahan di mulutku. Terasa peju Andre terombang-ambing dalam mulut-ku, memenuhi seluruh sudut-sudut mulutku.

Aku pun berdiri, dan terlihat Henry yang diam terbujur kaku. Henry hanya menatapku dengan raut muka yang binggung. Hihihi sepertinya dia kaget dengan kahadiranku yang tiba-tiba muncul. Kutatap mata Henry, dan…*Glek….. Aku menelan peju Andre di depan Henry. Tertelan semua habis masuk kedalam perutku. Oh perut terasa hangat karena peju Andre.

“Kenapa sayangg…..kok benggong gitu sih” aku bertanya kepada Henry seraya menyeka peju lezat Andre yang tertinggal di sekujur bibir dengan jari manisku. Lalu ku-emut seluruh jari-jariku dengan sensual di depan Henry.

“Mah…..

Bersambung……

Pesan Penulis
  1. Silahkan di baca dan di nikmati guys.​
  2. Semoga baca-nya gak binggung wkkwkwkw.​
  3. ilustrasi dikit aja, ternyata susah nyari yang pas.​
  4. Perihal vote, sepertinya masih banyak mau ibu dan anak lagi yah. Padahal penulis mau-nya ayah vs anak perempuan kwkwkwkw. Tapi kita lihat nanti.​

Sepertinya banyak pembaca yang mengharapkan Henry akan balas dendam dan ngentot sama Santy. Tapi sayang di cerita ini, hal itu tidak akan terjadi. Makanya Penulis tidak memberikan tag incest di cerita ini. Jadi maaf kalau ada yang kecewa dengan cerita ini






















Kalau bisa buat santy mamanya henry hamil, tapi periksanya sama henry biar segera tamat.
 
Mungkin Kalau buat plot selanjutnya bener kata suhu sih.. gak perlu sampai incest.. mungkin lebih ke henri yg benci ke mamanya dan membuat mamanya memelas meminta ampunan dari henri

Hot sih oke aja.. tapi kalau berlebihan dan mudah ketebak alurnya.. jadi kurang seru hu😁
Sekedar pendapat pribadi sih😅
.
. Thanks buat suhu yg bersedia update @gravekeeper76
 
ga perlu inces tapi Henry cepat sadar atas kelakuan mamanya dgn Andre lalu memperbaiki diri rajin olga dan staminanya lebih fit dan penisnya lebih berkembang besar kokoh dari Andre terus pamerin ke mamanya hingga mamanya penasaran ingin icip icip kontolnya...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd