Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mam... Aku Minta Maaf

Survey pertimbangan Plot NTR/cuckold buat cerita baru nanti (kalau ada yang lain boleh dm)

  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan + adik laki

    Votes: 61 10,6%
  • adik laki-laki vs Kakak Perempuan (no incest)

    Votes: 42 7,3%
  • suami vs istri

    Votes: 58 10,1%
  • Ayah vs anak perempuan

    Votes: 69 12,0%
  • anak laki vs ibu kandung + anak/adik kandung yang lain.

    Votes: 248 43,2%
  • anak laki vs ibu kandung (no incest)

    Votes: 172 30,0%
  • Suami vs istri + anak perempuan

    Votes: 45 7,8%

  • Total voters
    574
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.

Genre: Cum on Food, Gokkun, Bukkake, Cum Play, BJ.



Extra Story: White Menu Club


PoV ketiga


Kedua tiba di sebuah tempat yang sangat mewah, tidak jauh dari hotel mereka. “The White Menu Club….” gumam Santy kala membaca nama tempat itu. Ia agak sedikit binggung ketika membaca namanya, apakah ada maksud atau arti khusus dari mananya.

“Ini restoran fine dining atau tempat dugem gitu sih Ra?” tanya Santy.

“Hmmm….. Gimana ya ngejelasinnya ya….. kayaknya lebih ke fine dining sih” ucap Ara. Wanita muda itu kebingungan cara menjelaskannya kepada Santy. Ia tidak ingin merusak kejutannya nanti. Maka dia harus hati-hati menjelaskannya.

“Sudah yuk tan, nanti juga tahu sendiri kok” lanjut Ara, tidak mau berlama-lama lagi. Keduanya melanjutkan sampai di sebuah gerbang kayu, dengan desain gaya ke-eropaan. Di depan gerbang, terdapat sesosok wanita yang mengenakan blazer hitam dan rok spans hitam juga. Lantas keduanya menghampiri Host wanita itu yang berdiri di belakang meja yang sangat tinggi. Wanita itu yang bertugas mengecek reservasi dan melayani tamu yang baru datang. Ya bisa dibilang juga sebagai resepsionis.

“Selamat Malam, Selamat datang di The White Menu Club, ada yang bisa saya bantu?” tanya wanita itu dengan senyuman yang ramah.

“Malam, saya sudah booking table buat dua orang ya” ucap Ara kepada host itu.

“Baik, apakah anda member dari FSL?”. Mendengar pertanyaan wanita berpakaian jas hitam itu, Santy tidak tarkaget lagi. Dia sudah menduga kalau Ara akan mengajak ke tempat yang di bawah naungan FSL. Santy teringat dengan ucapan Ara tadi siang, bahwa ini bukan dinner biasa. “Bener-bener nih anak, gw di bawa ke tempat yang aneh-aneh lagi” ucap Santy dalam hati.

"Iya, saya member FSL" jawab Ara.

"Baik Nyonya, Boleh di bantu dengan identitasnya?" Ara pun menyerahkan handphonenya. Lantas Host wanita itu mengutak-ngatik aplikasi yang berada di dalam Hp Ara. Wanita tersebut memastikan kalau Ara memang benar-benar member.

Dirasa sudah memastikan kalau Ara adalah member, wanita berblazer itu bertanya “Baik, dengan nyonya Ara, round table VIP kecil untuk 2 orang, benar?”.

“Iya, benar. Oh iya, kalau tidak salah saya juga sudah request meja yang bisa di tutup tirai kan?”.

“Iya Benar nyonya Ara, meja yang anda pesan di lengkapi dengan tirai”.

Santy hanya menunggu di belakang Ara, menyimak proses verifikasi untuk masuk ke restoran itu. Setelah mengkonfirmasi meja, si host mempersilahkan Santy dan Ara masuk ke dalam melalui gerbang coklat yang besar. Mereka berdua melangkah kedalam melewati perkarangan taman yang rimbun dan mewah. Lampu-lampu hias yang redup, cahaya bulan menerangi langkah kedua wanita itu.

“Ihhh…. kamu Raaaa…., beneran tante di ajak ke tempat-tempat yang nggak-nggak lagi kan” ucap Santy sambil beriringan dengan Ara.

“Hihihi…, tenang ajaaaa…. Tante Santy nggak bakal kecewa deh” Ara berusaha memenangkan Santy. Keduanya sampai disebuah bangunan megah. Lalu sebuah pintu yang besar terbuka dan muncul sesosok pria keluar dari dalam.

“Malam nyonya. Selamat datang di White Menu Club, ada yang bisa saya bantu?” sapa waiter itu dengan sangat sopan. Seperti host wanita tadi, waiter juga berpakian rapih khas staff dari restoran fine-dining.

“Halooo…., saya tadi sudah minta table dengan tutup tirai untuk dua orang atas nama Ara”.

“Baik Nyonya Ara, mari saya antarkan ke table anda” ujar pria itu.

Lantas Ara dan Santy membuntuti waiter itu. Keduanya masuk ke gedung itu melalui pintu besar. Kemudian melewati lorong yang cukup panjang. Santy yang baru pertama kali mengunjungi tempat ini di buat terpukau. Sepanjang lorong itu terdapat lukisan-lukisan yang terlihat mahal, bergaya khas eropa. Disana juga terdapat patung-patung yang terkesan erotis.

Keduanya memasuki sebuah ruangan yang besar. Pencahayaan disana sangatlah minim, hanya ada sedikit cahaya lampu yang menerangi. Disana terdapat beberapa meja bundar dengan lilin yang menyala di setiap meja. Sehingga terkesan tentram namun romantis. Dan di sana juga ada panggung yang berukuran cukup besar. "Hmmm….kayaknya nanti ada acara live music" pikir Santy.

Saat berjalan melewati beberapa meja, Santy menyadari sesuatu. Ia melihat pengunjungnya kebanyakan wanita, bahkan hampir semuanya wanita, seperti di hotel tadi. Apakah ini khusus perempuan saja ya? tanya Santy sendiri. Santy ingat kalau Ara pernah membawa dirinya ke sebuah strip club khusus untuk ladies. Lantas apa yang unik dari tempat ini tanyanya dalam hati. Palingan cuma di layani oleh pria dengan pakian seksi saja duga Santy.

Karena remang-remang, Santy tidak bisa melihat aktivitas yang terjadi di meja-meja bundar itu. Santy tersadar, mengintip orang lain bukanlah hal yang sopan. Lantas ia alihkan pandangan lurus, mengikuti langkah waiter yang mengantarkan mereka.

Sampailah mereka ke sebuah meja bundar yang tidak begitu besar. Sesuai dengan pesanan Ara, ada tirai yang dapat menutupi seluruh meja itu. Sehingga nantinya orang lain tidak bisa melihat kedalam.

“Baik, Nyonya Ara, ini mejanya, nanti waiter kami akan melayani anda” ucap pria itu

Lalu Santy dan Ara mendudukan diri mereka masing-masing. Keduanya terduduk saling berhadapan

“Terima kasih yaaaa…... Oh ya saya minta tolong ditutup tirainya ya” ucap Ara kepada waiter itu.

“Baik, terima kasih kembali Nyonya. Silahkan nikmati service dari kami” ucap pria itu ramah, lalu pergi meninggalkan Ara dan Santy. Tak lupa pria itu menutup tirai, hingga kini kedua wanita itu tidak bisa dilihat dari luar, dan sebaliknya mereka tidak bisa melihat keluar. Benar-benar privat.

"Ara” panggil Santy.

“Ya tante?”.

“Ini sebenernya mau ngapain sih? Dinner sa……”.

*Srekk….. Tirai yang menutupi meja mereka terbuka.

Kaget, Santy menghentikan mulutnya untuk berbicara lebih jauh ketika seseorang menyerbak kedalam tirai. Ia terbelalak kaget ketika ada seorang waiter laki-laki yang muncul. Gimana tidak kaget, pria itu bugil. Hanya memakai dasi kupu-kupu hitam, selebihnya tidak ada lagi yang melekat di tubuh pria itu.

Santy menelan ludah melihat tubuh pria yang tampak seperti binaragawan itu. Tapi yang pusat menjadi perhatian adalah sebuah kemaluan besar yang sudah ereksi dengan gagahnya terpampang dengan bebas memanjakan mata Santy. Ia melongo melihat sebuah penis berurat yang berukuran besar itu. Ia sadar akan sesuatu ada pria ini memakai sebuah cincin kemaluan yang melingkari penisnya dan skrotumnya, membuat tetap dalam keadaan tegang. Santy juga tersadar buah zakar pria ini sangatlah besar, bahkan Andre kalah. Di ujuang kemaluan pria itu sudah ada cairan pre-cum yang meleleh banyak. Santy menelen ludahnya dalam-dalam.

“Ehemmm!” dehem Ara, menyadarkan Santy. Malu karena menatap terlalu lama, Santy mengalihkan pemandangannya ke arah lain. Ara melihat hal itu, ia iseng bertanya “Tante kenapa ? kok tiba-tiba diem aja sih?”.

“Mmm…nggak apa-apa kok Ra” jawab Santy. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya. Meski tidak sehebat Andre, kemaluan waiter itu tetap membuat mulut Santy berair. Ia ingin menghisap kontol besar yang sekarang bereda didepannya. Terasa vaginanya berkedut-kedut kecil, juga mengeluarkan cairan pelumasnya. Sejak bersama Andre, ia terlalu gampang menjadi horny.

Dengan senyuman jail Ara kembali menggoda Santy dengan berucap “Ah masaa……”. Santy tidak bergeming dengan ucapan Ara.

Meski Ara pernah membawanya ke tempat striptease. Jadi ia pernah mengalami situasi ini. Tapi tetap saja, wanita mana yang tidak terkejut ketika di suguhkan kontol yang menawan indah seperti itu.

“Malam nyonya…... Perkenalkan nama saya Roberto dan saya yang akan melayani segala kebutuhan anda malam ini” ucap pria yang berkulit sedikit gelap yang terkesan sensual dan macho itu. Terlihat dari tutur dari waiter sangatlah sopan, menunjukan bahwa Ara dan Santy berada di sebuah tempat berkelas, high-class. Pria itu menyodorkan dua buku menu, yang bertuliskan ‘White Menu’, dan yang satunya bertuliskan ‘Black Menu’.

“Hai Roberto….." sapa Ara balik ke pria itu. Berbeda dengan Santy, Ia tidak terganggu dengan penis besar yang menjulang tinggi. Santy menyadari itu, ia menduga bocah ini sudah sering ke tempat ini.

“Untuk malam ini, nyonya mau pesan apa?”.

“Ehmmmm….pesen apa ya….? Tante Santy maunya apa?".

"Eh, ehmmm….. tante ngikut kamu aja Ra". Santy yang masih terkejut, tidak bisa berpikir jernih. Bagaimana mau berpikir kalau ada kemaluan besar yang terpampang menggiurkan di depan wajahnya.

Ara memaklumi dengan kekagetan Santy. Lantas ia membuka White Menu. Kemudian mencari santapan yang cocok sebagai hidangan pembuka untuk mereka berdua, “Saya pesan appetizer dulu aja deh, Tiram aja ya tan?”.

“I-iyaaa…, boleh Ra” gugup Santy. Ia masih berusaha untuk seolah tidak tertarik dengan penis waiter itu. Namun usaha itu percuma, tak tahan, sesekali ia melirik dan menggumi penis waiter itu. Mulutnya makin ber air.

Mendengar persetujuan Santy, pria itu mencatat pesanan mereka dengan tablet yang ia bawa “Baik, kalau begitu tiram dulu sebagai pembuka malam ini”.

“Lalu apakah tiramnya mau disertakan dengan white special dressingnya ?”

“Iya dong! Masa gak sih, tapi fresh kan?”.

“Tentu Nyona, kami pastikan fresh. Lalu untuk penyiapan dressing-nya, mau di siapkan di dapur atau langsung disini?”.

“Kayak di dapur dulu saja deh, soalnya ini pertama kalinya tante saya kesini” ucap Ara sambil menunjuk Santy dengan dagunya. Santy hanya terdiam mendengar kata-kata Ara.

Mendengar penuturan Ara, Roberto menghadapa ke arah ke Santy, berkata “Baik, saya ucapkan selamat datang di White Menu Club, dengan Nyonya?” sapa Roberto sekaligus menanyakan nama Santy.

“Sa-santy….” singkat Santy, ia berusaha tidak menatap kemaluan besar milik Roberto.

“Baik, nyonya Santy. Semoga tempat ini meninggalkan kesan yang baik dan menyenangkan untuk anda”.

“Y-ya Roberto terima kasih…..” gugup Santy. Ia masih saja tidak tahan untuk tidak melihat kemaluan besar milik waiter itu. Apalagi sudah 2 hari ini dia tidak merasakan kontol perkasa Andre. Sedangkan waiter itu sudah biasa melihat wanita seperti Santy yang terkejut dengan penis yang bebas.

“Lalu untuk minumannya mau di pesankan apa?” kembali Roberto bertanya.

“Nghhhhh…….ah!” gumam Ara.

“Martini saja untuk kami berdua, nggak apa-apa kan tan?”. Santy menggeleng tanda tidak ada masalah dengan minuman cocktail yang di pesan oleh Ara.

“Sipppp…. deh tan. Ok, itu saja dulu, main course-nya nanti dulu saja”.

“Baik, kami persiapkan orderannyan sekarang. Saya permisi dulu nyonya Ara, Nyonya Santy”. Lalu waiter itu meninggalkan mereka. Ketika tubuhnya berputar memutar, penisnya pun bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan hebat, memukul pahanya sendiri. Santy pun menelan ludahnya. Cairan kewanitaan luber ke celana dalamnya. Tubuhnya merasa hangat di saat suhu ruangan cendurung dingin.

Ketika Roberto sudah keluar Santy langsung teriak “Araaaaa!, ini tempat apaan sihhhhh?”.

“Hhihihi…i tante Santy lucu dehhhh…., kayak mau nerkam kontol si Roberto aja” ledek Ara, seraya tertawa.

“Iyalah…., kontolnya gede gitu. Eh, kamu jangan mengalihkan pertanyaan tante dong ah!” ucap Santy dengan nada sebal.

“Hihihi”.... Ara tertawa melihat Santy yang keki.

“jadi disini tuh…..” Ara tidak melanjutkan kalimatnya, mengerjai Santy yang penasaran dengan tempat ini.

“Apa sih Ra….? Ayo dong nggak usah pake rahasiaan segala deh. Jadi dinner ini akan di layani dengan pria bugil gitu ya? atau semacam strip club untuk ladies only ya?” tebak Santy bertubi-tubi.

“Terus kita bisa ‘main’ sama para waiter, gitu kah?” lanjut Santy mencoba menerka kegiatan yang bisa mereka lakukan di club itu. Ara tersenyum mendengar tebakan Santy tentang tempat ini.

“Sebenarnya…… tempat ini bukan buat wanita doang sih. Tapi memang lebih banyak cewek sih yang kesini”.

“Soalnya disini memenuhi kebutuhan wanita yang unik, tapi bukan ngentot ya tan….., di sini kayak gitu malah gak boleh lho” jelas Ara panjang lebar.

“Lho terus kalau bukan buat ngentot, ngapain kesini? Terus kenapa waiter cowonya telanjang gitu?” tanya Santy lagi bertubi-tubi, membuar Ara kelimpungan menjawabnya.

“Ehmmm……kayak aku bilang tadi, disini tuh tempatnya kebutuhan unik wanita itu terpenuhi”. Jawaban Ara, masih tidak membuat Santy puas. Isi otaknya masih penuh dengan pertanyaan ‘Kebutuhan unik yang dimiliki wanita? ‘Kebutuhan unik apaan sih’ ucap Santy dalam batin. Mendengar penjelasan Ara yang membingungkan malah membuat Santy semakin frutasi.

“Kebutuhan unik apa sih Ra? Plissss…. jawab tante”.

“Jadi….” sebelum Ara bisa menjelaskan kepada Santy. Roberto sudah kembali dengan membawa nampan, membawa pesanan mereka. Dengan kembalinya Roberto, Santy kembali melihat kemaluan besar yang mengayun bebas, seolah memanggil dirinya untuk memegangnya.

“Tiram dengan special white spesial dressing dan dua martini” Roberto meletakan piring yang berisikan tiram enam buah dan dua gelas minuman martini.

“Baik Nyonya, Silahkan di nikmati appetizer-nya, saya permisi dulu. Apabila memerlukan sesuatu, silahkan tekan bel yang di meja, nanti saya akan kesini”. Roberto pun meninggalkan mereka berdua.

Mata Santy tak bisa lepas dari kontol Roberto. Matanya penuh harap dan nafsu. Kontol besar itu berayun ke kanan dan ke kiri, menggoda birahinya. Ia kecewa ketika Roberto pergi keluar. ‘Seandainya ada Andre disini, pasti sudah ku entot dia’ ucap Santy dalam hati.

“Yuk tan!, kita makan dulu tiramnya. Aku sudah laper banget nih” ajak Ara.

“Eh Ra…, terus jadi gimana tadi? Tante masih penasaran nih” tanya Santy.

“Nanti aku jelasin, mending kita makan dulu aja” Ara masih enggan menjelaskan kepada Santy.

“Lhoooo…., padahal tadi kamu mau jelasin ke tante. Ah kamu mah!, sekarang malah mau makan dulu”. Walau tidak marah, Santy mulai agak jengah dengan Ara, terlihat dari raut wajahnya. Tapi melihat tiram di depannya, lumayan membuat dirinya tergiur untuk menyantapnya.

“Pliss…kita makan dulu ya, aku jamin tante bakal suka kesini lagi”. Ara memelas, berharap Santy mau makan appetizer yang ‘special’ itu.

“Iya, iya” jawab Santy malas.

“Tante Santy suka tiram gak sih?” tanya Ara.

Pertanyaan Ara kepadanya mengingatkan dirinya dengan mendiang suaminya. Ia dan suaminya pernah membaca suatu artikel, kalau tiram itu bisa membangkitkan libodo atau gairah seseorang. Maka dulu ia dan suaminya pernah beberapa kali menyantap tiram, untuk meningkatkan kehidupan ranjang mereka. Dan sekarang ia akan menyantap tiram dengan pasangan lesbinya yang masih muda itu. Santy yakin malam nanti, ia akan berpetualangan mencari kepuasan lagi bersama Ara di atas ranjang hotel.

“Biasa saja sih, tapi bukannya ini bikin ‘jreng’?”. Ara tertawa mendengar ucapan Santy.

“Iya…., makanya aku pesen ini, biar bisa 'ehem-ehem' nanti malem”. Ara menggerling nakal kepada Santy.

“Dasar kamu Ra. Nggak Andre, nggak kamu, nggak pernah puas sama tubuh tante”. Ara tertawa terbahak mendengar kata-kata Santy. Ia juga sudah mendengar ucapan itu tadi siang di kamar Hotel.

“Hihihi…., tapi tante suka kaaaaannn…..” tanya Ara menggerling nakal ke Santy.

“Ya iya lah!, pake nanya lagi, kalau nggak suka, ngapain tante di sini sama kamu”.

Lalu keduanya tertawa terbahak dengan banyolan mereka. Tak membuang waktu lagi, Ara langsung mengambil satu tiram.

“Ayo tan, di makan, kalau kelamaan keburu nggak enak loh”. Santy mengangguk. Ia ulurkan tangannya untuk mengambil tiram. Ketika dia melihat tiram yang hendak dia ambil, seketika di hentikan uluran tangannya. Sehingga tanganya mengambang di udara. Ia tersadar akan hal yang aneh dengan tiram yang di pesan oleh Ara.

Ini bukan seperti tiram yang ia biasa makan. Tiram ini terlihat di siram dengan semacam kuah putih yang sangat kental. Sampai-sampai satu cangkang tiram itu tertutupi dengan cairan kental itu. Santy teringat, kalau tadi Ara memesan tiram dengan white spesial dressing. Tapi Santy tidak merasa asing dengan dressing di tiram, tapi dia tidak tahu itu apa, hingga ini sangat mencurigakan baginya. "Apa bahannya dari dressing ini ya" gerang santy bertanya-tanya dalam hatinya. Ia dekatkan matanya, meneliti tiram itu lebih jeli. Melihat kondisi tiram seperti itu terasa tidak asing baginya.

Santy mengalihkan pandangannya ke Ara yang sedang menyantap tiram. Terlihat perempuan berumur 18 tahun itu, sangat menikmati hidangan yang ganjil ini. Terlihat Ara sampai mendongakan kepalanya, agar seluruh saos di tiramnya masuk mulutnya. Saking nikmatnya keluar bunyi hisapan yang ingin menghabiskan tanpa bersisa. *Slurptttttttt………glek.

“Puahh….ehmm…..enakkkk...., creamy bangettt…, gurihhh….” seru Ara dengan tubuh menggigil karena senang apa yang di makannya.

‘Creamy? Gurih?’ batin Santy bertanya-tanya.

Setelah mengapresiasi tiram yang ia santap, Ara tersadar Santy memperhatikan dirinya. “Lho tan, kok gak di makan tiramnya?”.

Santy tidak menjawab Ara, ia kembali memandangi makanan yang ada di depannya. Lama-kelamaan dia sadar dengan tiram aneh ini, dan ia terkaget. Santy tahu dari tekstur dan baunya, ia yakin Ini adalah……

Air Mani. Sperma. Peju.

Santy kaget, matanya membulat, mengetahui kenyataan ini.

“Araaa…….” lirih Santy

“Hmmmm….?” *slick slick slick. Ara melirik ke Santy sambil lidah mungilnya terus menjilati cangkang tiram itu dengan hikmat, tak ingin ada yang tertinggal.

“I-ni peju?” tanya Santy. Seketika Ara menghentikan kegiatan pembersihan cakang tiram, kemudian bibirnya tersungging lebar mendengar ucapan Santy.

“Iyaaaa....., itu peju, tante sadar juga akhirnya” ledek Ara.

Seketika puting Santy mengeras sempurna dan area selakangannya menjadi. Melihat kontol besar Roberto sudah menaikan birahi, kini di tambah hal gila ini, membuat dia terangsang dengan hebatnya.

“Ini dari Roberto ya……”

“Hmmm…. Bisa jadi sih tan, aku nggak tahu dari mana….". Santy tercengang mendengar ucapan Ara. Bahwa ia yang memesan ini semua tidak tahu cairan kental berasal dari siapa.

“Jadi ini tempat ini jualan peju gitu?”.

“Nghh…yaaaa….. gitu sih intinya, jadi makanan dan minuman disini di pejuin sih”.

“Tunggu sebentar..... jadi yang maksud kamu dengan kebutuhan unik itu apa? Peju gitu?”.

“Yessssss! seratus buat tante Santy hihihihi....... Jadi kebutuhan unik wanita itu ya……”

“Kebutuhan akan Peju tan”.

“Tante suka peju kan?”. Santy mengangguk. Tentu saja Ini bukan pertama kali bagi Santy untuk menelan sperma. Bahkan sudah sering kali ia mengkomsunsi makanan atau minuman yang sudah di berikan, di campur, atau di tumpahkan dengan sperma panas Andre. Kiryo pembantu tua di rumah Andre juga pernah turut berkontribusi memberikan cairan pembuat anaknya untuk Santy santap. Bahkan teman Andre, si Albert juga pernah menyetor sperma kepada Santy. Begitu juga dengan adik iparnya, Doni.Sejak bersama Andre, ia ketagihan untuk menerima peju Andre di lambungnya yang masuk melalui kerongkongannya. Tak lupa ia juga senang menerima benih panas Andre, di rahimnya, beharap nanti di dalam rahimnya menjadi sebuah jabang bayi.

Namun ini adalah kali pertamanya untuk dirinya menikmati sperma orang yang tidak di kenal olehnya. Terlebih lagi ia akan melakukannya di tempat umum seperti ini.

“Jadi tante tunggu apa lagi….., ayo dong dimakan tiram nya dengan special white dressingnya, ehhhh….peju maksudnya Ara, hihihi”.

Santy angkat satu tiram itu dengan tangan kenannya, lalu ia dekatkan makanan itu ke wajahnya. Hingga bau khas sperma pun menyerbak ke indera penciuman Santy. Baunya menusuk seluruh penjuru seluk beluk hidungnya. Jijik? Tentu tidak, Santy malah terangsang.

Batin Santy pun berbicara, ‘ini peju’.

Santy semakin mendekatkan tiram itu ke mulutnya, ia hirup-hirup dalam baunya. ‘Entah kenapa baunya ini sangat mengairahkan diriku’. Bau sperma itu langsung membangkitkan gairahnya. Ia goyang kan tiram itu

‘Peju orang yang tidak ku kenal sama sekali’ lanjut batinnya berbicara. Ia tatap tiram yang sudah tidak terlihat lagi bentuknya, karena saking banyaknya sperma yang menggenangi cangkang itu sampai hampir tumpah meruah.

Melihat Santy hanya benggong menatap tiramnya, Ara pun mendorong ibu anak satu itu dengan berkata “Ayo tan di makan dong…, tiram dengan dressing pejunya. Enak loh, bikin nagih”. Ara tak sabar melihat Santy bener-benar meneguk sperma itu.

Santy berpikir kalau makan tiram saja sudah bikin turn-on, sekarang malah di tambah peju, gimana jadinya nanti. Tanpa ragu lagi, ia membuka mulutnya lebar-lebar dan meletakan tiram di ujung bibirnya. Lalu ia mendongak, seketika tiram yang sudah di pejuin itu masuk kemulut Santy. Mulutnya langsung terpenuhi cairan kental, lidahnya tertutut dengan peju.

"Slurppptt……" suara Santy menyeruput peju di tiram itu. Tetap mendongak, satu jarinya mendorong sisa-sisa peju yang masih tertinggal di cangkang tiram, mengais-ngais agar tidak ada yang tersisa di cangkang tiram.

“hmmmm…Ehmmm….hmmm….” suara Santy saat mengeyam tiram yang sudah tercampur penuh dengan sperma. Ia terpejam, berusaha berkonsentrasi mengenali rasa makanan unik yang sedang dia komsumsi. Ia meresapi makanan yang terperangkap dalam mulut, ia rasai tekstur tiramnya. Ternyata bagi Santy ini terasa enak dan lezat, tiramnya saja enak apalagi sudah di tambah dengan peju yang kental. Tubuhnya bereaksi menjadi panas dan bergairah, karena melakukan hal gila seperti ini.

*Glek "Hmmmm……Aahhhh".

“Gurihhhhh!, enak bangetttttt!” seru Santy dengan senang, saat sudah menelan habis. Tiram dan pejuh itu ditelan habis, hingga kini bersemayam di lambungnya.

Santy melihat dressing kental itu masuh tersisa di cangkangnya tiram. Santy ambil cangkang itu, lalu ia tadahkan kepalanya. Lantas sisa sperma yang tertinggal di cangkang itu mengalir turun ke mulut Santy yang terbuka lebar.

"Tuhkan, tante suka kannnn?" tanya Ara, kepada Santy yang masih mengais sisa peju dicangkang tiram.

Dengan tersenyum Santy menyeka sisi bibir dengan jempolnya, lalu ia berkata "Suka banget!, enak bangettttt!” jawab Santy dengan girangnya. Ia bertingkah seperti anak kecil yang baru saja di berikan coklat kesukaannya.

“Kamu tahu nggak sih, tante jadi merasa binal banget, makan tiram dicampur peju orang yang tante nggak kenal".

"Hihihi…., tante mah memang binal kok. Tuh tante, masih ada lagi tiramnya, habisin gih". Di piring masih ada sisa empat buah tiram dengan dressing pejunya.

“Ehmmm…. Kamu nggak mau lagi Ra?” Tanya Santy sungkan. Ia tergiur dengan tiram yang ada, ia ingin menghabiskannya, tapi di harus tahu diri dengan menawarkan ke Ara.

“Nggak deh, buat tante saja semua”,

“Benerrrr…. nih Ra?”.

“Iyahhhh tanteeee, nanti bisa pesen lagi kok, tenang aja tan”.

Tanpa malu-malu lagi, ia habiskan keempat tiram yang tersisa. Ara yang berada di depannya hanya tersenyum melihat dirinya menghabiskan semua.






“Jadi disini cuma bisa makan peju doang?” tanya Santy, ia seka mulutnya yang belopatan dengan noda putih yang lengket. Total lima tiram dengan special white dressing yang sudah di makan oleh Santy.

“Iya tan, kita disini gak boleh ngentot”.

“Ahhh…Sayang sekali……” Santy kecewa.

“Kenapa memangnya?” tanya Ara.

“Padahal kontol Roberto lumayan loh, bikin ngiler tante ” lanjut Santy.

“Yahhh elah tanteeeee…., kan sudah ada Andre, masa mau cari kontol lain lagi sih. Kita disini buat makan dan minum doang tan”.

“Iya sihhhhh…., tapi makan dan minum peju”.

“Hihihihih…. iya bener, eh tapi tetap bisa minta tanpa peju kok. Jadi disini ada dua menu tan, White dan Black menu. Nah kalau yang ada di white menu itu khusus yang di kasih peju semua, kalau yang menu black, itu menu biasa pada umumnya, tanpa peju” ucap Ara panjang lebar.

Santy pun menggangguk mendengar Ara. “Ohhh begitu ya…..terus ini peju dari mana sih?”

“Ya dari orang-orang yang bekerja disini”.

“Termasuk Roberto?” lanjut Santy.

“Bisa jadi tan, yahhh…pokoknya dari orang-orang club ini lah tan”.

“Ohhh ya…. Ra, kalau nggak salah tadi Roberto nawarin nyiapin dressingnya bisa di sini langsung atau di dapur, ya kan?” tanya Santy. Ara mengganguk mengerti pertanyaan Santy, lantas ia tersenyum.

“Nah oke, itu maksudnya gimana Ra?”.

“Aku akan tunjukin tante sesuatu”. Lalu ia memencet tombol bel yang ada di tengah-tengah meja. Tak lama Roberto kembali masuk ke dalam tirai dimana Ara dan Santy berada. Kemaluan yang masih ereksi keras kembali hadir di depan mata Santy yang haus akan kontol.





“Nyonya, Ada yang bisa saya bantu?” tanya Roberto dengan sopan.

Ara mengangkat gelas martininya. Lalu wanita itu berbicara kepada Roberto “Saya mau peju yang fresh dong, buat martini saya”.

“Baik Nyonya Ara”. Mendengar permintaan itu, Roberto langsung mengocok kemaluannya yang besar itu di depan kedua wanita itu. Santy ternganga kaget melihat adagen yang terjadi di depannya. Bertubi-tubi kejadian absurd terjadi di hadapan-hadapanya, benar-benar hari yang gila. Sedangkan Ara biasa saja. Pandangan Santy tak pernah lepas dari penis yang sedang dikocok itu.

Ara melihat Robert agak kepayahan mengocoknya kemaluan sendiri tanpa pelumas, lantas ia menawarkan bantuan ke pria itu. “Roberto, mau aku ludahin kontol kamu nggak?”

“Boleh Nyonya bila berkenan”.

“Sini deketin kontol kamu” pinta Ara. Lantas Roberto menyodorkan kemaluan besarnya Ara. Santy bisa melihat cairan pelumuas Roberto sudah mengalir deras dari lubang kencingnya. Ia ingin mengusapkan lidahnya di kepala kontol Roberto yang besar itu, menelan pre-cum nya mentah-mentah. Santy mejilat bibir bawahnya dengan lidah, tampak lapar ingin mengulum benda besar itu.

*Cuhh Cuhh Cuhh Cuhh. Berkali Ara meludahi seluruh batang penis Roberto, membasahi benda keras itu.

“Dah tuh Roberto, happy ngocok ya, kontol kamu bagus deh” ucap Ara centil, lalu ia sentil kecil ujung moncong penis Roberto. Pria itu meringis.

“Terima kasih nyonya”. Lalu Roberto, mengusap kemaluannya sendiri, meratakan ludah Ara di sekujur batangnya, menjadi basah dan mengkilap. Ini sudah menjadi hal yang biasa bagi dirinya, untuk menyediakan sperma ke pada pelanggan sudah menjadi tugasnya di The White Menu Club.

Kini kedua wanita disuguhi pemandangan seorang pria yang sedang memuaskan dirinya sendiri, guna memberikan sari zakarnya kepada mereka. *Sleck Sleck Sleck Sleck Sleck. Suara kocokan basah membahana memenuhi tempat mereka berada. Santy semakin tidak tahan melihat barang indah Roberto. Liurnya terkumpul banyak di dalam mulutnya, terasa ingin menyelomoti batang gagah itu. Ia selipkan tanganya ke dalam dress, membelai pelan vaginanya yang masih tertutup celana dalam. Terasa sudah basah basah disana.

Selagi Roberto masih sibuk sendiri, Santy melirik ke Ara. Santy tersadar kalau Ara tidak memakai BH ataupun plester untuk puting di balik dress putih. Karena ia bisa melihat wanita muda itu juga sudah terangsang, kedua putingnya tercetak jelas di dress putih itu, tampak juga bentukan tindikan di puting kiri Ara.

*Sleck Sleck Sleck Sleck Sleck. Tanpa di duga Santy, Ara meraih penis tersebut dan memasukannya kemulut, menghisap dengan semangat

“Araaaaa….” teriak Santy tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ara tidak menghirau teriakan Santy, ia tetap memblowjob Roberto dengan buas. Wanita muda itu memaju memundurkan kepalanya, mengocok kemaluan Roberto di dalam mulutnya. Ia sendiri tidak tahan lagi untuk meneguk sperma fresh, yang masih panas dan kental. *Slrup Slurp Slrup Slrup CLeck CLeck CLeck CLeck. Mulut dan tanganya berkerja keras untuk segera mendapat apa yang ia mau.

“Ohhh…nyonya…sayaaa…mau keluarrrr…nghhh…ohhh” dengus Roberta saat sudah di ujung. Kemudian Ara melepaskan jepitan mulutnya, lalu meraih gelas martini miliknya. Ia arahkan moncongnya ke gelas martininya, lalu mengocoknya dengan cepat.

“Ohhhhh……” Erang Roberto berejakulasi ke martini Ara. Santy terpukau melihat semprotan sperma yang keluar dari lubang kencing waiter itu. Detik demi detik, kontol Roberto memuntahkan lahar panasnya ke dalam martini. Cairan panas itu bercampur dengan minuman alkohol Ara. Peju yang masuk ke dalam gelas itu sangatlah banyak, bahkan hampir membuat tumpah isinya.

Nafas Roberter tesengal-sengal, setelah berejakulasi cukup banyak. “Hosh…Hosh…Hosh…sudah ya nyonya, fresh peju sudah”.

“Hihihi… iya makasih Roberto, ini banyak banget loh pejunya” ucap Ara, lalu jari mencolek ujung penis Roberto, menyeka sperma yang tertinggal. Tak ingin terbuang sia-siang, ia hisap jarinya.

“Sama-sama nyonya, silahkan di nikmati, saya permisi dulu”. Meski sudah muncrat, penisnya tetap dalam keadaan setengah ereksi.

“Lihat nih tan…..” Ara memperlihatkan gelas martini ke Santy. Ia terkesiap melihat cairan kental mengambang di minuma Ara yang bening bagaikan kaca. Ia juga terkagum dengan betapa banyaknya peju Roberto yang keluar.

*Slurppp…. Suara Ara meminum martininya. Santy bisa melihat peju yang mengambang ikut serta masuk ke dalam mulut Ara, mengikuti minuman alkohol.

“Hmmm….mantap tan, enak banget, martini campur peju hihihi”. Santy hanya bisa menggeleng.

“Mau coba nggak tan? “Hmmm…. Enak loh ta” tawar Ara. Santy menggeleng lalu menjawab "Boleh deh, tapi Ra...."

“kok kamu nyepong si Roberto sih, emang boleh ya?” tanya Santy tidak mengerti.

“Yaaaa boleh dong tannnn…. Kan tadi minta langsung disini pejunya buat martini aku, yang nggak boleh itu tuh ngentot tan” jelas Ara.

“Oalahhhh…. begituu…..yah… tahu gitu dari tadi, sudah tante telen tuh kontol Roberto, hihihihi….”. Keduanya tertawa.

“Jadi kita bisa pesen apa saja disini?”

“Lihat aja di menunya tan, nih” ucap Ara sembari menyerahkan ‘White’ menu ke Santy. Lantas Santy melihat makanan dan minuman yang di tawarkan di club itu. Dirinya terkagum dengan banyaknya pilihan di buku menu itu. Banyak jenis makanan yang tersedia di sana, dari appetizer, salad, pasta, dan lain-lain. Begitu juga dengan minuman, kopi, teh, dan minuman alkohol juga tersedia. Dan cara penyajiannya pun beragam, dan tentu saja tak jauh-jauh dari peju. Dicampur peju, dibuat pakai peju, di siram peju, dan masih banyak lagi. Semuanya terserah dari keinginan customer.

“Tante mau apa?”

Sambil terus melihat isi White menu, santy bergumam “Hmmmm…apa yaaaa…ohhh ini...tante mau……

“WAAAAAAAA!”.

“AAAAAAA!”.

“KYAAAAAA ALYAAAAA!!!”.

Ara dan Santy tersentak kaget mendengar jeritan yang heboh terdengar dari luar tirai. Keduanya saling berpandangan, was-was dengan keadaan di luar. Inisiatif, Ara membuka tirai mereka lebar-lebar. Kini keduanya bisa melihat ke luar. Terlihat satu meja besar yang berisikan beberapa orang, yang isinya wanita semua. Terlihat mereka semua menyorakai dua wanita ya berdiri di stage yang besar. Lampu sorot yang besar menyinari mereka berdua. Mau tak mau seluruh penjuru mata fokus kepada mereka.

“Wahhh…. Sepertinya bakal live show nih tan” ucap Ara.

“Hah?! Live show apaan Ra?” tanya Santy.

“Aku nggak tahu juga tan, kita tonton dulu aja yuk, siapa tauhu seru, lumayan hiburan”. Kini Santy dan Ara menyimak acara yang sedang di gelar di atas panggung.

“Malam semuanyaaaaa…, balik lagi sama saya, Olgaaaa…” heboh MC wanita yang berada di stage. Di samping ada wanita berjilbab yang memakai gamis mahal bewarna pink, beserta sebuah tiara yang menghiasi kepalanya. Ara bisa melihat wanita berjilbab itu memakai selempang bertuliskan ‘bride to be’, pertanda dia akan segera menikah.

“Oalahhhh…..Lihat tuh tan, ternyata si cewek jilbab itu mau nikah, terus dia mau bridal shower disini” jelas Ara.

"Ah gelo! masa bridal shower ke sini, gimana nanti dengan perasaan calon suaminya? Sudah gitu jilbaban lagi" sergah Santy, melihat kegilaan yang bakal terjadinya. Sebenarnya ini bukan pertama kali baginya melihat wanita yang harusnya suci dan tidak berdosa di mata masyarakat, melakukan maksiat yang melanggar aturan agama.

“Wah ngga tahu deh tan kalau itu, bisa diem-diem atau…….”

“Atau apa Ra?”

“Mungkin calon suaminya itu…. Seorang Cuck tan”

“Hm…Cuck? Apaan tuh Ra”. Santy dengan raut tidak mengerti.

“Iya Cuck tan, atau cuckold, jadi ketika seorang pria suka melihat pasangannya di pake sama orang lain, sebaliknya kalau perempuan namanya cuckqueen”

“Nah, bisa jadi tuh si calon suami pengen lihat calon istrinya minum peju orang lain gitu” lanjut Ara menduga-duga alasan si cewek ke sini.

“Hmmm….. Begitu ya, banyak yang kayak gitu ya?”.

“Banyak tan. Kalau nggak salah Tante sendiri mau ngerjain si Henry kan?” tanya Ara perihal rencana Santy yang disiapkan untuk Henry.

“Oh iya ya, Hihihihi……, bener kamu Ra, tante ada rencana mau hukum dia, tapi kayaknya anak tante bakal seneng sih lihat mamanya sendiri di kontolin sama temennya sendiri, jadi bisa jadi dia…..” ucap Santy yang lalu tertawa.

“Bisa jadi si Henry cuckold” ucap Ara seraya mengangkat kedua bahu, mengkode ‘mungkin saja’. Santy berpikir lama….

“Tante harap sih dia…….

“ALYAAAAAAA!

Gemuruh kembali datang dari meja-meja teman si cewek jilbab, membuat Santy menghentikan ucapannya. Santy dan Ara kembali memakukan pandangannya ke arah panggung.





On Stage

“ALYAAAAAAA!”

"Wahhhh... teman-temanya heboh sekali yaaa. Baik, Silahkan perkenalkan diri anda" Ucap Olga yang memakai blazer dan celana bahan panjang, tampil bak presenter seperti di acara televisi.

"Malam semuanya, Haiii…., perkenalkan saya Alya" ucap wanita jilbab itu malu-malu. Ia terlihat sangat cantik dengan baju panjang bewarna pink itu. Aksesoris selempang yang bertuliskan ‘bride to be’ membuat beberapa orang yang tidak mengenal dirinya terheran. Termasuk Santy.

"Alya mau ngapaain nih, ke ‘The White Menu Club’ malam ini” tanya Olga.

“Ehmm…. Aku mau, mauuuu…..”.

“Mau apa hayooooo…..” goda si MC.

“Mau di bukkakeeee!” teriak Alya yang kemudian tersipu malu, yang langsung di sambut gemuruhnya sorak-sorai teman-temannya. Ara pun juga ikut heboh mendengar penuturan wanita berjilbab itu. Sedangkan Santy hanya termenung diam, tidak mengerti apa yang diminta oleh perempuan berjilbab itu.

“Wowww…… bukkake guys, denger nggak tuh, Alya ini katanya mau di bukkake lho” ucap Olga memanasi seisi ruangan.




On table

“Widihhh….gila tuh tan, cewek itu mau di bukkake”.

“Bau kaki apaan Ra?” tanya Santy binggung.

“Astagaaaa! Bukkake tan, bu-kkak-e….. Bukan bau kaki, hahahaha, aduhhhh ngakak aku tannn!” tawa Ara terbahak-bahak, sampai memukul-mukul meja. Ditertawai hebat, muka Santy memerah bagai tomat, malu.

"Hadehhhh...., sudah deh emangnya bukkake itu ngapain sih?" tanya Santy kepada Ara yang masih cekikikan.

Mendengar Santy, Ara berhenti tertawa, menatap Santy binggung “Lhoooo…., tante kan pernah di bukkake”.

“Ehhh…. tante pernah?”.

“Jadi bukake ituuuu…… tante muka jadi wadah buat peju. Kan muka tante pernah tuh di muncratin barengan sama Andre, Albert, Om Doni dan si Kiryo”

“Ohhh ya-ya tante inget, ok-ok tante ngerti, jadi cewek itu mau di pejuin rame-rame kayak tante dulu” tanya Santy.

Ara menjawab “Iya tan, rame-rame, ampe mukanya sudah nggak karu-karuan deh pokoknya”.





On Stage

"Ngomong-ngomong Alya ini…. mau married ya?" tanya Olga. Alya mengganguk gemas, ia senang sebentar lagi akan menikah dengan pria idamannya.

"Wah! Selamat yaaaa….. Alya, semoga lancar sampai Hari H".

"Amiiinnn, Makasih" singkat Alya. Sejatinya Alya sedang demam panggung, menjadi pusat perhatian banyak orang, membuatnya jadi grogi.

"Jadi sekarang Alya mau di bukkake dalam rangka bridal shower?

"Sebelumnya Alya sudah pernah di bukkake?" tanya Olga.

"Pernah". Para penonton langsung heboh mengetahui fakta dari Alya, seorang wanita hijab sepertinya pernah di peju-in beramai-ramai.

"Wuihhh… dibukkake sama siapa?"

"Sama……".

"Sudah jujur aja......"

"Temen-temen adeku, yang pernah buang sperma di mukaku" jawab Alya, malu-malu. Para penonton langsung kembali heboh mengetahui kalau yang pernah memejuhi wajah cantik dari gadis berjilbab adalah teman-teman adiknya sendiri.

"Wah, Alya ini ternyatan penuh dengan kejutan ya. Jilbaban gini ternyata pernah bukkake sama temen-temen adeknya, sudah gitu sebentar lagi mau nikah”.

“Adeknya ikutan juga mejuin muka kamu juga?” lanjut Olga bertanya, yang dijawab dengan gelengan oleh Alya, yang di artikan sebagai tidak.

"Oh kenapa gak ikutan?"

"Nggak bolehhh, dia sih pernah mejuin mukaku. Tapi nggak aku boleh ikutan mejuin bareng-bareng temannya".

“Wah sayang sekali…. by the way, calon suami kamu tahu tentang ini semua nggak?”. Gelengan kepala Alya kembali menjawab yang berarti tidak.

"Wahhh….. baiklah kalau begitu, dari pada berlama-lama, kita langsung aja ke acara bukkakke-nya, nah Alya silahkan di nikmati kontol-kontolnya, dan tentu.... pejunya” ucap Olga, yang lalu diikuti beberapa lelaki yang sudah telanjang bulat seperti Roberto tadi. Totalnya ada sepuluh pria yang naik. Mereka semua sudah dalam keadaan nganceng yang sangat hebat. Para penonton pun riuh melihat pria-pria itu naik. Santy yang menonton pun tambah mupeng, melihat betapa banyaknya kontol yang berada di panggung. Tak lupa ada seseorang yang membawa sebuah kamera, dengan begini semuanya bisa melihat kejadian di atas stage melalui layar besar yang berada di stage.

“Enjoy your bridal shower honey, enjoy your bukkake bridal shower” ucap Olga mesra melalui mic, lalu dia turun dari panggung, meninggalkan Alya sendirian, di kelilingi oleh beberapa kemaluan pria yang sudah siap menghujani wajah wanita itu dengan peju hangat mereka.

Berbeda dengan sebelumnya, yang masih malu-malu, ketika di tondong dengan beberapa kontol yang besar-besar, seketika tabiatnya berubah. Tanpa malu lagi, lupa segalanya, Alya jongkok dan langsung menggapai penis terdekatnya, lalu mengulumnya dengan buas. Kedua tangannya mengocok kemaluan yang berada dekat dirinya. Terlihat cincin tunangan yang diberikan kekasih Alya, menyentuh batang kontol keras.

“AYOOO ALYAAA KAMU PASTIIII BISAAA!"

"SEPONG TERUSSSS!".

"DEMI PEJUUUUU YAAAA!” teriak teman-teman Alya menyemangati. Alya pun benar-benar menjadi semangat. Sedangkan Ara dan Santy beserta terpukau melihat aksi seorang wanita berjilbab yang sedang memuaskan banyak kontol sekaligus. Alya sudah sangat ahli dalam memberikan BJ. Bahkan memuasi beberapa kontol dalam sekali waktu, sudah biasa bagi dirinya.

Seiringnya waktu berjalan, silih berganti, berbagai bentuk dan ukuran kemaluan telah mengisi mulut si akhwat. Semuanya pria itu sudah merasakan hangatnya mulut seorang akhwat. Hingga kini semua kemaluan mereka sudah basah mengkilap. Tak lama seorang pria mengerang hebat, seraya mengocok kemaluan cepat. Ia raih kepala Alya sedang menyopong kontol lain. Mengerti apa yang akan terjadi, Alya melepaskan kontol itu dari mulutnya. Lalu menengadah di depan kontol yang segera muncrat. Ia gigit bibir sendiri, mencoba menggoda pria yang akan segera menorehkan peju di mukanya. Tangannya tidak tinggal diam, ia kocok penis-penis yang lain.

"Ohhhhh......" erang pria itu. *Crot Crot Crot. Semprotan demi semprotan peju jatuh di muka cantik Alya si akhwat. Saking kuatnya semprotannya mengenai jilbab bagian atas milik Alya. Selesai berejakulasi, pria itu memeperkan ujung kontolnya ke pipi Alya. Dan ia mendorong kontolnya masuk ke mulut Alya. Dengan senang hati, Alya pun membesihkan kontol itu.

"Woooo.... crot pertama malam ini, congrats Alyaaa, Ayo masih ada sembilan kontol lagiiii!" ucap Olga. Para penonton pun bersorak melihat, muka akhwat itu di nodai cairan putih. Kameramen men-zoom hasil muncrat pertama di muka Alya. Para wanita yang menonton iri dengan Alya, termasuk Santy.

Tanpa membuang waktu, Alya melanjutkan service mulut kepada pria yang lain. Dengan muka sudah di pejui, ia terus tanpa henti mengocok kontol-kontol yang tersedia dengan mulutnya. Ia keluarkan seluruh kemampuannya untuk memuaskan para pria ini, agar segera menembaki wajah nya dengan peju mereka yang panas dan kental. Jerih payahnya membuahkan hasil, selagi menyepong, seorang pria yang berada di sampingnya mengerang, menembakan amunizi zakarnya ke pipi Alya, mengenai sebagian sisi jilbabnya. Alya meresakan sperma yang berada di pipinya, mengalir jatuh ke selempangnya. Jadilah sudah dua orang sudah memberikan pejunya kepada Alya.

Tak lama pria yang lain pun ikutan memejuhi, mereka bergantian menghiasi wajah Alya si akhwat dengan benih-benih mereka. Alya hanya bersimpuh pasrah menerima semprotan yang bertubi-tubi yang menghantam wajahnya. Pria terakhir menembakan amunisi panasnya ke dahi Alya. Kini kondisi wajah Alya benar-benar mengenaskan. Seluruh bagian wajahnya tidak ada yang luput dari peju para pria itu. Alya pun tidak bisa membuka matanya, karena kelopak matanya tertimbun cairan kental. Bahkan jilbab yang dipakai pun juga sudah basah dan lengket. Selampang bertuliskan 'bride to be' juga terkena ciptran cairan kental. Siapapun yang mendekat pun pasti langsung mencium bau sperma yang menyengat.

Layar besar di belakang panggung memperlihatkan dengan jelas wajah Alya yang sudah penuh dengan cairan putih yang begitu kental. Dengan begitu Teman-teman Dira berhamburan naik ke atas panggung, mengkerubuti temannya. Mereka semua bergantian mengajak selfie temannya yang baru saja di bukakke. Lalu semuanya berfoto bersama, beramai-ramai, dengan Alya yang berada di tengah-tengah. Alya sendiri hanya bisa mengikuti arahan temannya, karena ia tidak bisa melek.

"Say Cheeseeeee!" ucap Olga memberi aba-aba kepada mereka untuk senyum di depan kamera. Seusai foto bersama, teman-teman Alya kembali mengerubuti dirinya. Sebagai teman yang baik, mereka membersihkan wajah temannya, tentu dengan di jilati peju itu sampai habis. Jadilah Alya bisa merasakan lidah-lidah temannya, menulusuri wajahya, mengasis peju. Ada salah satu temanya, yang dengan baik hati memberikan peju yang sudah ia tampung kepada Alya. Ia berikan dengan cara mengajak Alya berciuman. Selagi bercumbu, Alya dapat merasakan temannya mengalirkan peju kemulutnya. Selesai berpagutan, Alya menelan habis sperma pemberian temannya.

Kini wajah Alya sudah bersih sudah cairan putih yang kental. Lalu Olga naik ke stage, dan berseru "Yeppp.... bukkake bridal shower sudah tuntas, ayo beri tepuk tangan yang meriah". Para pengunjung pun memberikan tepuk tangannya.

"Selamat ya Alya untuk pernikahannya nanti, semoga langgeng, dan semoga keluarganya nanti sakinah, mawaddah, warahmah, aminnnn."

"AMINNNNNN" Semua penonton mengamini doa Olga untuk Alya.

"Ohhh ya, semoga nanti Alya tetap bisa ke White Club Menu ya".

"Pasti bisa dong, aku kan cum lover" ucap Alya.

"Hihihi, baik para hadirin, sampai disini dulu live shownya, sampai jumpa di lain hari". Sesudahnya layar besar dan lampu sorot mati. Alya dan teman-temannya turun dari panggung, kembali table mereka sendiri.




On Table

"Gilaaaaa! Gokil! Ahhhhh..... aku pengen juga di bukkake di atas panggung gitu" seru Ara melihat live show di atas panggung.

"Wahhh.... kalau tante sih nggak mau, malu".

"Tapi kalau kontol banyak mau tan?" tanya Ara.

"Mauuuuuu!" seru Santy. Keduanya tertawa. Ara dan Santy, memutuskan untuk memesan makan malam. Lantas Ara memanggil waiter dengan bell di atas meja mereka.

"Jujur tante sudah sange banget sayang gara-gara kontol sama live show si Alya, jadi pengen ena-ena sama kamu di ranjang hotel" ucap Santy, sambil menatap Ara dengan tatapan yang sudah sayu. Ara tersenyum.

"Tapi tante pengen makan dulu pake peju yang fresh, kayak kamu tadi" lanjut Santy kepada Ara.

"Bilang aja mau nyepong kontol tan" ucap Ara telak, mengelupas tujuan Santy.

"Ihhh... tante mau peju kok".

"Tapi Ara benarkan?" ucap Ara. Santy hanya mendengus sebal, lalu tertawa.

Roberto kembali hadir di depan meraka, dengan kontol yang masih setengah ereksi. Seperti sebelum Santy menatap lekat batang Roberto, tapi kini tanpa malu-malu lagi. "Ada yang bisa saya bantu lagi Nyonya?"

"Saya mau pesen ceaser salad, tante?"

"Saya juga deh sama" ucap Santy.

“Pake white spesial dressing?"

"Iyaaaa, di siapin di sini ya" seru Santy sambil mengences tak sabar, ingin memasukan kontol Roberto ke dalam mulutnya. Ara senang, rencananya berhasil. Rencananya yang membuat Santy suka dengan tempat ini.

"Baik, saya siapkan dulu pesanannya". Roberto kemudian pergi dari situ untuk menyiapkan pesana Ara dan Santy. Sambil menunggu makanan datang, keduanya berbincang-bincang. Ara menceritakan perihal tempat ini lebih jauh.

Beberapa menit kemudian, Roberto sudah datang sambil membawa pesanan Santy dan Ara. Kali ini ia tidak sendirian, seorang pria berada di sebelah Roberto. Sama dengan Roberto, pria itu bugil dengan kontol yang mengacung keras. Kemaluannya tak kalah hebat dengan milik Roberto. Kini ada dua kontol besar yang memanjakan mata dan batin Santy.

"Malam Nyonya, perkenalkan nama saya, Andy" ucap pria yang baru datang bersama Roberto itu.

Roberto meletakan pesanan Santy dan Ara di meja, lalu berkata "dua ceaser salad dengan special fresh dressingnya". Kemudian kedua pria itu segera mengocok kemaluan masing-masing di depan kedua wanita itu.

"Boleh?" tanya Santy dengan menatap nanar kontol Andy.

Mengerti dengan ucapan Santy, Andy mendekatkan dirinya ke Santy. "Silahkan Nyonya" ucap Andy seraya mengarahkan kontolnya kemulut Tanpa menutup tirai dulu, Santy tidak malu lagi untuk menyantap kontol besar Andy. Ia hisap kontol itu dengan rakus. Begitu juga dengan Ara, mulutnya penuh dengan kontol Roberto. Kini kedua wanita itu bekerja keras untuk mendapatkan peju yang akan disiramkan di makanan mereka.

Dengan adanya kontol di dalam mulutnya, nafsu Santy semakim beringas meninggi. Godaan kemaluan yang besar, makan dan minum, serta live show Alya, bisa membuat Santy mendapatkan orgasme tanpa sentuhan di tubuhya.

Andy pun tiba-tiba mendengus, Santy bisa merasakan kontolnya berkedut-kedut. Dengan cepat ia cabut kontol Andy dari mulutnya, lalu mengarahkannya ke ceaser salad yang ia pesan. Santy gesekan bibir manisnya di sisi batang kontol Andy sambil terus mengocok benda keras tersebut. Tak lama Andy meracu "Ohhhh....hereee.... comessss..... yourrrr.... special sauceeeee.....". Kemudian kemaluan Andy berkedut-kedut dengan hebat, memuntahkan lahar panasnya. Spermanya, menghiasi makanan Santy. Roberto juga mencapai klimaksnya, mengeluarkan benih kentalnya ke makanan Ara. Sebelum pergi, Ara dan Santy membersihkan kontol para pejantan masing-masing.

Santy memandang nanar makanannya yang penuh dengan peju kental Andy. Ia ambil garpu, lalu ia ambil sebanyak mungkin sayur campur peju yang ia bisa. "Ehmmm.....ohhhhh" erang Santy sambil mengunyah sayur yang sudah tercampur dengan peju. Santy bisa merasakan hangatnya cairan kental putih itu ketika di masukan. 'Gurih, asih, enakkkkk' teriak batin Santy saat meresapi rasa peju Andy.

Tak tahan lagi, ia selipkan tangannya ke dalam celana dalam, lalu ia sibak celana dalam yang sudah basah. Santy mengelus manja klitoris sendiri, sambil terus menyantap ceaser salad campur peju. Karena sudah terangsang hebat, dengan singkatnya Santy mendapatkan orgasme yang hebat. "Ahhhh.....". Tubuhnya bergetar hebat di atas kursi, tangan menggenggam sisi meja dengan kuat. Rasa nikmat menerpa seluruh saraf di tubuhnya. Vaginanya memuncratkan cairannya dengan derasnya. *Cret *Cret *Cret. Ara yang berada di hadapan Santy, tersenyum melihat tubuh wanita yang lebih itu luluh lantak akibat orgasmenya.




Selesai membayar tagihan makan mereka, keduanya melanggkah keluar, kembali menuju hotel.

“Kapan-kapan kita kesini lagi yaaaa…….” ajak Santy.

“Tuh kan, ketagihan kannnnn” ledek Ara.

“Hihihi, iya tante suka".

"Hayooo..... bilang apa sama Ara".

"Terima kasih sayang, sudah ngajak kesini".

"Sama-sama tanteku sayang, nanti kita ajak tante Hani sama Jessi ya……"

Santy menggangguk.

Malam yang masih panjang, akan dikuti desahan-desahanan merdu akibat pertempuran birahi sesama jenis.

Bersambung…..
 
Bimabet
Part 13

PoV Henry

File Video 5


Video dibuka dengan mama yang sudah bersimpuh di depan Andre. Kali ini video diambil dari sudut pandang Andre. Sepertinya ia menggunakan kamera di kepalanya. Di layar cuma terlihat ada mama dan kontol Andre yang sudah ngacung dengan keras.

*Cuhh Cuhh Cuhh Cuhh. Mama meludahi kontol Andre, lalu mengocoknya, meratakan ludahnya ke seluruh kontol Andre. Kemudian mama memasukan kepala kontol Andre mengemutnya, kayak mengemot permen lolipop. Selama melakukan itu ia terpejam, bak menikmati permen yang sangat enak. “Ehmmm…..hmmm…hmmmm” gumam mama menikmati kepala kontol Andre.

Setelahnya dia baru mulai menghisap lembut, tanganya juga membelai bagian yang tidak masuk ke dalam mulutnya. Satu tanganya pun meremas-remas lembut kantung zakar Andre yang besar itu.

*Slurp….Slurp….Slurp…hmmm….Slurp….hmmm…slurp….

Ia keluarkan penis Andre dari mulutnya, lalu menamparkanya ke muka sendiri. *Puk *Puk *Puk *Puk. Ia gesekan bibir lembutnya di sisi batang Andre. Aku lihat bibir mama bergesekan dengan urat-urat besar yang bertebaran di sekujur kontol Andre. Kemudian ia gesekan di pipinya yang putih dan lembut itu. Ciuman pun ia daratkan di batang kontol Andre, terutama di ujung moncongnya, ia cium berkali-kali. Sampai-sampaI benang precum tercipta dari lubang kencing Andre ke bibir mama. “Ahhhhh…mamaaaaa” teriaku melihat mama yang sangat seksi saat memainkan kontol Andre. Tak lupa aku juga menservice diriku sendiri. Apabila Andre ada mulut mama yang memberikan service kenikmatan, aku hanya memilki tangan kiriku sebagai pemuasku. Benar-benar menyedihkan. Harusnya aku yang lebih berhak atas mama.

Selama itu, tatapan mama tak pernah lepas dari kamera. Aku bisa merasakan tatapan mama ditujukan kepadaku, seolah mengatakan ‘mama lebih sayang sama kontol Andre, dari pada kamu”. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mereka berdua, hanya suara hisapan mama yang terdengar sangat hebat. Sesekali desahan Andre juga terdengar. Wajar saja, pasti mulut mama terasa enak. Mama kembali menyepong kontol Andre dengan pelan. Kali ini benar-benar mama melakukannya dengan lembut.

Akibatnya aku pun tak tahan lagi untuk tidak berejakulasi, padahal hanya menonton mama memberikan BJ kepada Andre. Namun sensasi gila ini membuat nafsuku tidak terbendung lagi.

“Ohhhh…..” Andre mengerang. Dia akan segera keluarkan isi zakarnya. Dia ambil alih batang kontolnya dari mama, lalu mengocoknya. Mama pun membuka mulutnya lebar-lebar, sekaligus menjulurkan lidahnya untuk menerima semburan lahar panas Andre.

“Nghhh……Ohhhhh”. Andre meraih puncaknya, ia arahkan ujung kontol ke mulut mama yang yang terbuka lebar, siap untuk menampang.

*Sleck Sleck *Crot Crot Crot. Andre muncrat kuat, pejunya berhamburan memenuhi mulut mama. Ada beberapa tembakan kontolnya yang terlalu kuat, hingga mendarat di kening sekaligus hidung mama. Aku terpana melihat betapa banyaknya sperma Andre yang keluar.

Tak lagi mengeluarkan laharnya, mama menangkup kepala kontol Andre, lalu menyodotnya lubang kencingnya dengan sangat kuat. Berharap sisa peju keluar dari sana. *Plop. Mama memperlihatkan mulutnya yang penuh dengan peju Andre. Lidahnya bergoyang, mempermaikan cairan putih kental itu. Seperti tadi, tatapan mama tampak mengatakan “Peju teman kamu enak”.

Kemudian mama menelean semua peju Andre. *Glek terdengar suara menelan. “Puahhhh…..Hmmmmm” mama mengeluarkan suara seperti itu, seolah menggodaku. Aku pun tak kuat lagi untuk muncrat. Tak lama aku mengeluarkan pejuku, kembali membasahi meja di depanku.



Berhari-hari telah lewat, aku hanya diam dirumah. Yah, lebih tepatnya hanya coli dan ngegame saja. Sudah banyak rekaman video mama dan Andre yang sudah kutonton sampai habis, bahkan sampai membuatku klimaks berkali-kali. Awalanya di setiap kegiatan coliku selalu di akhri dengan penyesalan, dan juga rasa amarah. Namun labat melaun, rasa itu mulai pudar. Hanya ada rasa nafsu yang hebat, ketika melihat aksi mama dengan Andre.

Berbagai kegilaan mama sudah kusaksikan. Mulai dari mama yang ngentot dengan Kiryo saja, Mama dan Tante Hani lawan Kiryo Atau Andre. Ada juga video dimana mama bersenggema dengan teman Andre yang bernama Albert. Di video itu mama di setubuhi di toko sepeda miliknya Albert. Tidak hanya bersetebuh, tapi mama juga mengendarai sepeda yang sudah di lengkapi sepeda dengan seks toys. Aku terpukau kala melihat mama yang memakai jersey sepeda yang membalut ketat seksi tubuhnya, mengerang-erang keenakan di saat seks toys tertancap dalam memeknya.

Ada juga video yang mama ngelesbong dengan tante Hani. Dan ada juga yang bersama Ara saja. Bahkan ada di mana mereka bermain bertiga, saling memuaskan satu sama lain. Tak lupa seks toys juga terlibat dalam persenggaman sesama jenis mereka. Aku sih senang-senang aja. Lelaki mana yang tidak suka dengan adegan lesbian, apalagi ini dilakukan oleh orang-orang yang dikenal. Aku curiga mama sudah menjadi biseksual, karena aku bisa melihat betapa puasnya mama bersenggama dengan Ara dan Tante Hani. Bahkan dengan Ara, mama terkesan sangat romantis bagai orang pacaran saja. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya, tapi tentu saja semua video aku nikmati dengan coli.

Terlepas dari video birahi mama, lalu bagaimana perkembangan dengan mama? Nihil. Tidak ada hasil sama sekali, sampai saat ini tidak ada progress. Sampai aku akhirnya menyerah. Hanya menunggu mama lah yang bisa aku lakukan. Dan hari ini adalah hari dimana aku akan menonton video terakhir, yang akan kunikmati, habis itu tidak ada lagi. Setelah itu apa yang akan kulakukan? Entah lah, hanya waktu yang bisa menjawab.

Diriku sudah tahu kalau di video itu aku akan disakiti secera mental dan fisik oleh mama dan Andre. Tapi kukuatkan diriku untuk coli dengan video ini. Lantas aku membuka foldernya, dan memplay final video itu.

Final Video


Ternyata ini merupakan lanjutan video sebelumnya, kembali di hari saat aku di beri obat tidur oleh Mama. Video ini memperlihatkan ruang kamarku. Disana terdapat diriku yang terbaring menghadap atas. Aku bisa melihat diriku sendiri yang tanpa daya di atas tempat tidurku sendiri. Tampaknya mereka memindahkan diriku, dari sofa ruang tamu ke ranjangku sendiri.

Tiba-tiba mama muncul masuk dalam frame. Aku terpesona melihat mama berpakain sangat seksi. Ia memakai lingerie putih, yang membalut tubuh mama dengan sempurna, membuat dirinya tambah menjadi lebih seksi dan elegan di mataku. BH dan celana dalam berenda yang sama-sama bewarna putih itu membuat mama terlihat sanngat sensual. Sabuk suspeder yang berwana putih itu terlihat menjepit ketat paha mama yang indah. Aku setuju dengan kata orang-orang, kalau telanjang itu tidak selalu seksi atau nafsuin, tapi setengah telanjang seperti mama juga seksi. Malahan menurutku lebih seksi. Yah…. semuanya tergantung selera sih.

“Duhhhhh……, anak mama masih tidur aja sih. Ehhh! atau jangan-jangan….., kamu sudah mati lagi hihihihii” ucap mama yang terdengar sangat tidak masuk akal. Bisa-bisanya dia bercanda kalau aku mati. Ia duduk di kasur, tepat di sebelah tubuhku. Lalu mama terdiam memperhatikan diriku yang hanya tergeletak tanpa suara. Ia ulurkan tangannnya, mengelus-ngelus tanganku dan juga lenganku. Kemudian ia bergeser semakin dekat dengan tubuhku. Mama menggapai wajahku lalu mengelusnya. Aku bisa melihat raut wajah mama yang terasa berbeda dari biasanya.

Dari sepersekian detik itu aku bisa melihat rasa keibuan dari mama. Aku menjadi binggung dengan mama. Apakah ia masih ada rasa sayang kepadaku? Akankah dia menghentikan ini semua? tapi kuyakin tidak, karena kalau memang iya, video ini tidak akan pernah ada dan mama tidak bakal menghilang tanpa kabar seperti sekarang.

“Tan, kok benggong?”. Suara berat dari Andre terdengar membuat mama terkaget. Lantas mama menoleh ke arah orang yang memanggilnya.

“Eh, Dre. Bikin kaget aja kamu ah!” sergah mama. Kini Andre terlihat di layar. Tanpa sopannya makhluk laknat itu hanya memakai boxer di depan mama. Tidak sopan? Apa yang kupikirkan, padahal sudah jelas Andre sering bertelanjang depan mama, bahkan sudah berkali menyetubuhinya. Aku memang bodoh, buat apa pula aku mengomentari hal itu. Ia berdiri di dekat mama. Terlihat sebuah tenda terbentuk di bagian selangkangan Andre. Gila orang yang pernah kuanggap sebagai teman, kemaluannya selalu dalam keras di depan mama.

“Tante kenapa?”.

“Enggg…..nggak kenapa-kenapa kok sayang. Tante cuma ngecek si Henry aja”.

“.......” Andre hanya terdiam. Suasana di kamarku menjadi hening sesaat.

Mama menarik tangannya yang berada di atas tanganku, lalu ia meraba selangkangan Andre yang sejajar dengan kepalanya. Tangan yang tadi menunjukan sekilas rasa kasih sayang kepada diriku, kini hinggap di selangkangan Andre. Mama memajukan kepalanya hingga menempel di selangkangan Andre. Terdengar suara hirupan yang sangat dalam.

“Hmmmm…..Bau kontol kamu jantan banget sih Dre. Nggak bosen-bosen nih hidung tante, nyiumin baunya” ucap mama sembari terus menarik napas dalam-dalam guna menikmati bau selangkangan Andre.

“Hehehe, kalau begitu buka dong, biar bisa nyium langsung” perintah Andre. Mama tersenyum mendengar perkataan itu, lalu ia meraih kedua sisi boxer andre, dan menariknya turun.

*Bughhh……”aw!” pekik mama. Wajah mama terpukul telak oleh kontol Andre yang terlontar kuat. Kontol Andre sudah sangat besar dan keras seperti pentungan saja pikirku.

“Hahahaha…” tawa Andre.

“Hihihihihi…, sudah berkali-kali ini muka di tampar sama kontol kamu” ucap mama cengengesan sambil mengelus pipinya yang tertampar.

“Muka tante kan memang memang pantes di tampar kontol”. Andre pegang kontolnya dan menamparkannya ke wajah mama. *Puk Puk Puk Puk Puk. Pipi, dagu, jidat, hidung dan mulut mama berkali-kali pukul oleh Andre dengan kontolnya. Sampai bagian wajah mama yang terpukul terlihat basah oleh precum Andre. Iri melihatnya, aku juga ingin menampar mama dengan kontol ku sendiri. Menampar wajah mama dengan rasa marah dan nafsu.

Lalu makhluk sialan itu letakan kontolnya di atas wajah mama. “Broooo! nih lihat kontol gw lebih panjang dari muka nyokop lu hahahaha”. Saking panjangnya, kontol Andre melebihi lingkaran wajah mama. Mama hanya tersenyum, sesekali dia mencium bagian batang Andre yang tepat di depan mulutnya.

“Punya papanya Henry gimana tan? Bisa kayak gini gak?” tanya Andre sembari menggoyangkan pinggulnya maju mundur, sehingga kontol menggesek wajah mama. Bibir, hidung, dan dahi mama tergesek oleh kontol Andre.

“Yaaa jelas nggak bisa dong, cuma punya kamu yang bisa kayak gini” ucap mama sambil terus menikmati wajahnya di usap-usap dengan kontol Andre.

“Berarti si Henry juga gak bisa dong ya, hahahaha!” ujar Andre.

“Ihhhh…apalagi diaaaa!, kont…eh bukan, titit-nya kan cilik banget, hihihihi…” ucap mama mengomentari ukuran kemaluan anaknya sendiri, punyaku. Bukan, lebih tepatnya mama menghina daripada mengomentari. Aku mencoba tidak menghiraukan ucapan mama.

Kedua tertawa setelah mendengar ucapan mama. Kemudian mama genggam kemaluan Andre, Ia jilat dari kantung zakar hingga naik ke ujung kontol Andre. Lidah mama menggelitik lubang kencing Andre. Ia mengulik lidahnya disana. Andre mendongak keenakan.

“Ohhhh….tante” erang Andre keenakan karena jilatan mama. Ia balas dengan meremas payudara mama yang masih terbungkus BH berenda yang bewarna putih itu. Kemduan sambil menikmati service mama, Andre buka kedua cup bra mama. Sehingga isi keluar tumpah meruah. Aku bisa melihat kedua puting mama sudah mancung tegak. Puting indah yang pernah menjadi sumber makananku berasal ketika bayi, telah menjadi mainan Andre. Si brengsek memilin kedua puting mama, hingga membuat mama melenguh.

*Cuph Cuph Cuph Cuph. Mama menciumi bagian batang kontol Andre yang bersadar di bibirnya. Ia dorong kontol itu hingga menempel di perut Andre. Dengan begini buah zakar Andre tersaji untuk mama nikmati. Dan benar saja, mama benar-benar akan memanjakan kantung zakar Andre.

“Hmmmm, tante nggak heran sih kalau peju kamu banyak banget, wong ini kantung biji kamu gede banget kek gini” ucap mama sambil menimang-nimang benda berkerut itu. Aku akui benda itu sangatlah besar, dua kali lipat lebih besar dariku.

“Sampe lendir kamu keluar terus nihi” lanjut mama seraya mengusap-usap lembut kepala kontol Andre yang banjir karena pre-cum yang terus mengalir keluar. Sedangkan tangan satunya menggenggam penuh zakar Andre, lalu ia remas lembut. Ia sapukan lidahnya di kepala kontol Andre, menarik cairan putih itu kelidahnya “Hmmm……Gurih Dre”. Berkali lidah mama mengusap lembut lubang kencing Andre, mengais precum Andre.

Lalu mama memasukan kantung zakar itu kemulutnya, lalu mengemuti biji Andre layaknya permen. Gantian antara biji yang kiri dan yang kanan. Andre mendesah keenakan, sesekali dia mendongak terpejam. Aku yakin di dalam mulut mama, bola-bola testis Andre sedang di manja oleh lidah lembut mama. Benar-benar totalitas seorang pelacur pikirku. Ya aku tidak sungkan lagi memanggil mama sebagi pelacur, karena dia memang pantas di sebut seperti itu. Andre benar-benar bagai sedang di manja sama pelacur.

Kini aku melihat Mama gerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan, menggesekan wajahnya dengan kontol Andre. Tak ayal wajahnya menjadi basah dengan air liurnya sendiri yang sudah terbalur di kontol Andre.

“Tante seksi banget sih, pake ginian” ucap Andre sambil mengelusi kepala mama yang masih sibuk dengan pelernya dan kontolnya.

*Cuph “Makasih…Cuph… sayang…buat kamu si penjatan….*Cuph Cuph” ucap mama di sela-sela menciumi sekujur batang Andre. Mama membolak-balikan kontol Andre, hingga tak ada bagian yang luput dari kecupan mama. Sesekali ia pukulkan kontol Andre di wajahnya sendiri. Mama benar-benar menyembah kontol Andre.

“Pernah pake lingerie buat suami tante?” tanya Andre.

“Nggak pernah Dre, seumur-umur cuma sama kamu doang sayang” ucap mama sambil terus memberikan service mulutnya ke kontol Andre.

“Lho kenapa tan? Memangnya dulu suami tante gak pernah minta?”.

“Pas masih hidup, sering minta sihhhhh…, tapi tante tolak terus, tante bilangnya risih kalau pake ginian” jawab mama yang terus menjadikan wajah sebagai wadah penggilasan kontol Andre.

“Terus kenapa sekarang mau?”.

“Karena kamu pantes melihat tante kayak begini sayang, kamu sudah ngasih sejuta kenikmatan seksual yang belum pernah tante rasakan saat bersama mendiang suami tante” lanjut mama yang masih terduduk di kasurku sambil terus memanjakan kontol Andre tanpa henti-henti.

Mama genggam kontol Andre dan meletakannya bersandar di pipinya. Lalu ia tatap Andre dalam-dalam, dan mama berkata “Kamu seorang penjantan yang layak mendapatkan tubuh dan hati tante”.

Andre tersenyum mendengar ucapan mama yang bagaikan sebuah sumpah cinta. Ia elus pipi mama dengan kepala kontolnya yang sudah basah dengan precum, tak lupa ia tampar juga. “Hen, noh dengar kata-kata mama lu, bokap lu aja nggak pantes, apa lagi lu hahaha….”.

“Iya Hen, mendiang papa kamu belum pernah ngelihat mama pake lingerie loh. Eh malah keduluan sama teman kamu nih hihihihi” ucap mama enteng. Sejatinya seharusnya papa yang berhak melihat umbaran keseksian mama, tapi ini mama bercerita kalau ia tidak pernah mengabulkan permintaan Papa. Aku hanya bisa berharap papa mau memaafkan mama kelak.

“Tante memang seksi kalau pake lingerie gini” puji Andre.

“Ohhh….jadi kemarin-kemarin gak seksi gitu?” tanya mama, lalu ia tampilkan wajahnya cemberutnya. Aku malahan gemas melihat mama yang berekspresi seperti itu.

“Seksi dong tan, jangan ngambek dong ah!. Nanti nggak Andre kasih kontol lagi nih” gurau Andre kepada mama.

“Ihhhh….jangan dong sayang, mau kontol kamu”. Mama menoleh kesamping sehingga depat mulutnya ada batang penis Andre, lantas ia beri kecupan dan jilatan kecil di sisi batang Andre. Mama kembali memanjakan kontol Andre. *Hap. Ia lahap bulat-bulat seluruh kontol Andre. Ujung kemaluan besar itu menghilang masuk ke dalam mulut mama yang hangat. Namun tak semuanya bisa masuk ke dalam mulut dan tenggorokan mama.

*Slurp….Slurp…Slurp…Slurp…

Cukup lama mama memberikan Andre service mulutnya, padahal ada aku yang terbaring di sana. Mereka tidak risih dengan keberadaanku. Walau aku tidak sadar, tapi itu adalah pertama kali aku berada sedekat itu kala mama melakukan hal gila dengan Andre. Padahal tadi ada rasa iba dari mama, sekarang mama tidak mempudulikan diriku. Atau itu cuma perasaanku saja ya, pikirku.

*Slurp….Slurp…Slurp…Slurp…

“Nghhh…Woiiiii! Henry si sampah, si pencundang!” hardik Andre kepada diriku yang terbius obat tidur.

“Nih lihat, mulut tante Santy, nyokap lo, penuh sama kontol gw” teriak Andre. Makian Andre di tujukan kepada diriku yang berada di atas kasur. Sampai sekarang aku masih tidak mengerti mengapa dia tega melakukan ini, padahal aku tidak pernah berbuat salah ke dia. Ini adalah salah satu misteri yang belum perncah kupecahkan.

“Pencundang banget sih loe anjing…ohhhh!” ucap serapah Andre kepadaku. Lalu dengan brutal ia menghujam mulut mama tanpa ampun. Kedua tangan mama memegang paha Andre, sebagai pegangan.

“Bangun tolol! Mulut nyokap gw entotin” *Glok Glok Glok Glok Glok. Muka mama sampai menjadi merah kala di mulutnya disetubuhi Andre. Air mata bercucuran membasahi pipinya. Liur pun membasahi dagunya dan pahanya sendiri. Di perlakukan seperti itu, mama tidak marah atau protes. Ia hanya pasrah ketika tenggorakannya di tumbuk. Justru terlihat menikmati.

*Glok Glok Glok Glok Glok.

“Ohh…Gila nggak memek, nggak mulut sama-sama enak buat di entot, fuckkkkk…ohhhh….”.

“Elu pasti pengen kan? Fuckkkkk…….”.

*Glok Glok Glok Glok Glok.

“Nyokap elu Hen itu adalah lonte gw Hen”.

“Puah….uhuk…uhuk….hh….hh…..” mama terbatuk ketika Andre menghentikan hujamannya dan menarik kontolnya keluar dari mulut mama.

“Hh…..hh….hh…” nafas mama masih parau. Mata sayu mama menatap ke arah kamera, ia mengucapkan “Mama memang lonte Andre. Kalau kamu tanya kenapa? Ya…….”.

“Karena kamu Hen. Mama jadi lonte Andre karena kamu”.

“Berkali-kali kamu cuma bisa ngecewain mama”. Ngecewain mama? Kapankah aku telah melakukan apa? Apakah karena masalah kuliah? Masa cuma karena itu dia tega melakukan ini semua. Ngomong-ngomong soal kuliah, aku benar-benar lupa untuk mencarinya. Karena terlalu sibuk coli dengan video mama dan Andre. Ah, nanti habis ini saja aku cari. Sekarang aku mau tuntaskan menonton video ini sekaligus menyalurkan hasratku.

“Jadi mama mencari kepuasan sama Andre”. Mama terus berbicara sambil terus mengocok lembut kontol Andre.

“Nah, karena elu gak bisa nyenengin nyokap elu sendiri, biar gw yang bikin tante Santy seneng”.

“Gw bakal bikin tante Santy puas sama kontol gw, dan lupa sama elo” lanjut Andre.

“Iyahhhh Dre, tolongin tante untuk melupakan Andre ya” pinta mama memelas kepada Andre.

“Tenang aja tan, dengan kontolku tante bakal lupa sama Henry”. Andre mengarahkan kemaluannya ke mulut mama. Tanpa di minta, mama membuka lebar-lebar mulutnya untuk menampung penis Andre. Dengan pelan nan lembut mama memaju mundurkan kepalanya, mengusap sekujur batang kontol Andre dengan bibir dan lidahnya. Mata mama tak lepas dari kamera. Aku bisa melihat mata mama tersirat nafsu dan rasa benci.

“Ohhhhhh…….” desah Andre keenakan. Mama masih terus dengan pelan menyelomoti kontol Andre. Bibir mama menjempit manis kemaluan besar itu. Aku hanya bisa menelan ludah, pasti wajahku terlihat mupeng sekali. Tapi tak apa, pria mana pun juga pasti ingin menerima service dari mama.

“Elu cuma pencundang sampah, yang nggak pantes dapetin tante Santy” ucap Andre yang sekarang memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat, kembali menghujam mulut dan tenggerokan mama.

*Glok Glok Glok Glok Glok.

Aku hanya bisa mendengar penghinaan Andre dengan pasrah. Seperti yang sudah-sudah, mama bukannya membela diriku, malahan masih sibuk menerima dengan senang hati tusukan kontol keras Andre di mulutnya.

Mama melepas jepitan bibirnya di kontol Andre. “Puah……memang benar omongan Andre. Kamu nggak pantes lagi menerima kasih sayang mama”. Aku yang sudah di hina berkali-kali, sudah kebal dengan ucapan mama. Yang aku penting aku bisa coli.

Lalu ia berdiri, memagut bibir Andre dengan buas. Tangannya tak lepas dari kontol Andre, membelai batang yang sudah tegang itu. Ia belai dari bawah ke atas hingga ke ujung. Sesekali mama mengusapkan jempolnya di ujung kepala kontol Andre. Tubuhku merinding membayangkannya digitukan sama mama. Sekarang Andre membelai vagina mama dari luar celana dalamnya.

Andre melepas kuncian bibir mama di bibirnya dan berkomentar “Kayaknya memek tante nggak pernah, nggak basah nih”.

“Tahu nihhhh…., kalau deket-deket kamu memek tante maunya di manja terus sama kamu” ujar mama. Ya kurasa kalau pelacur, bawaannya pasti ingin di entot terus, makanya basah terus.

Sambil terus berdiri mereka kembali berpagutan dan sambil saling merangsang kemaluan satu sama lain. Andre meningkatkan rangsangannya ke mama. Kulihat Andre mengusap-usap klitoris mama. Akibatnya Mama melenguh tertahan “Mmmm…..Dreee”.

Andre naikan satu kaki mama ke ranjangku. Lalu ia selipkan satu jarinya melalui sisi celana dalam mama. Kemudia ia colokan jarinya ke dalam kemaluan mama, lalu ia kocok jarinya yang besar di lubang peranakan mama, tempat tinggalku dulu. Ia juga terlihat seperti sedang mengerok-mengorek. Mama mendongak keenakan, tubuh yang keringatan terlihat sangat seksi di mataku. Aku kocok kontolku sendiri mengirini desahan mama yang binal.

“Ahhhhh……..” desah mama. Bunyi kecipak basah semakin lama, semakin nyaring. Pertanda mama sudah terangsang hebat. Andre terlihat membisikan sesuatu. Mama membuka matanya menatap Andre dengan tatapan tidak percaya.

“Sudah gak apa-apa, mau ya?” ujar Andre. Mama menengganguk tanda mau. Aku tidak tahu apa yang Andre minta kepada mama.

“Ahhhhh…….” desah mama saat Andre menambahkan jarinya mengocok memek mama. Kini dua jari Andre bersemayam di liang cinta mama.

“Kencengin… Dreee…ahhhhh!” seru mama ke Andre.

“Dreee cabuttt!” pinta mama. Lantas Andre menarik jarinya keluar. Mama dengan tergesa-gesa naik kekasur, dan berdiri di atas tubuhku. Sekilas aku melihat lubang pantat mama masih tertancap buttplug. Berbeda dengan sebelumnya, ukuran buttplug yang mama pakai di video ini tampak lebih besar. Apa mama sudah di anal sama Andre ya? Hmmmm……. akan kah aku bakal melihat lubang anus mama di genjot sama Andre.

Kembali ke video ini, aku melihat kepalaku itu tepat di bawah selangkangan mama. Ia mengusap memeknya sendiri dengan cepat. Aku bergidik ngeri, saat tahu mama mau ngapain di atas tubuhku. Muka mama sangatlah merah dan nafasnya memburu cepat.

“Henrryyyyyyyy……ahhhhhh!” erang mama. Ia semakin membabi buta menggerakan tanganya demi memuaskan dirinya sendiri. Memek dia usap dengan sangat cepat, dan terdengar sangat becek. *Clek Clek Clek Clek

“Hennnnrryy….ooooohhhhh!” teriak mama saat meraih puncak kenikmatan di atas tubuhku.

*Cret Cret Cret Cret Cret. Cairan orgasme deras tersembur dari memek mama. Tubuh mama tersentak-tersentak ketika ia memompa keluar cairan nikmatnya. Aku tercekat melihat cairan itu terlontar dari lubang mama jatuh membasahiku yang berada di bawah dirinya.

Karena arah kamera, aku tak bisa melihat keadaan diriku yang terciprat cairan orgasme mama. Tapi aku yakin pasti aku sudah basah dengan cairan kewanitaan mama. Aku teringat dengan keadaan yang bangun dari obat tidur, diriku terasa sangat lengket dan bau. Dan kini aku mengerti sekarang, ternyata diriku di lecehkan oleh ibuku sendiri, dengan di semprot menyemportkan cairan orgasmenya telak ke mukaku.

“Hh….hh…hh…hh…hh” nafas mama menderu. Lemas baru saja klimaks, ia turun dan duduk tepat di dadaku. “Duh muka anak mama jadi basah gini, maaf ya sayang, hihihi” ucap mama seraya tertawa. Dari nadanya, permintaan maaf mama hanya bualan belaka. Dia mengusap wajahku, nampaknya dia ingin meratakan cairan orgasmenya ke seluruh wajahku.

Andre tertawa saat melihat kelakuan mama “Hahahaha!, tante nge-squirt ke mukanya Henry, sampe basah gitu”.

“Hihihi, pasti kamu nggak marah kan sayang, malah seneng dong” ucap mama tanpa dosa, sambil terus duduk di atas dadaku. Walaupun tubuhku lebih besar dan lebih berat dari mama, kurasa aku tetap bisa mengalami patah tulang rusak kalau mama duduk di dadaku. Namun aku harus bersyukur karena itu tidak kejadian.


“Tante pengen nyepong lagi, sini sayang” panggil mama ke Andre, ia ingin memenuhi mulutnya dengan kontol Andre lagi.



*Slurp…..Slurp….Slurp….Slurp

Dengan tetap duduk didadaku. Mama sekarang menghisap kontol Andre dengan buas. Karena mama duduk di ranjang, eh di dadaku, Andre harus agak menjijit, agar kontolnya sejajar dengan wajah mama.

“Puahhh……*Cuph”. Mama melepas kulumannya, tak lupa ia memberi kecupan di ujung kontol Andre. Mama merangkak di atas tubuhku. Ia letakan kedua tangannya di sebelah kepalaku. Kini kepalaku persis di bawah kepala mama.

“Herny…., bangun Henry anakku sayang. Mama mau ngentot nih sama Andre” ucap mama kepadaku yang berada di bawahnya. Huh, ternyata dia masih menggangap ku anak.

“Kamu mau liat kan? Atau mau ikutan juga?” tanya mama. Tentu saja tidak bisa kujawab, aku sedang terkapar tanpa daya karena ulahnya sendiri. Tapi seandainya kalau bisa, aku pasti mau dong. Persetan dengan norma, yang penting bisa menikmati mama.

Sekarang Andre ikut naik ke kasur, ia berlutut di belakang mama. Bersiap menyetubuhi mama dengan gaya doggystyle. Ia arahkan moncong kontolnya ke belahan vagina mama. Aku bisa melihat dari gerakannya, Andre hanya menggesek kepala kontolnya di bibir memek mama tanpa melakukan penetrasi.

Mama terlihat gusar tidak sabaran untuk menuntaskan birahinya. Lantas ia merengek “Dreeeee, masukin dong. Jangan godain tante terus dong!”. Ia goyangkan pinggulnya, menggoda Andre.

“Ngomong dulu tante mau apa sekarang?”.

“Mau di entot kamu sayang” jawab mama pasti.

Andre hanya diam.

“Dreee, ayo dong!. Kok diem aja sih?” tanya mama semakin heran, raut wajah menjadi cemas binggung karena gelagat Andre. Andre tetap diam, ia pegang penisya sendiri dan memukulkannya di pipi pantat mama yang sekel dan mulus itu. *Puk Puk Puk Puk.

Mama terus menoleh kebelakang sembari meggoyangkan pinggulnya, namun wajahnya terlihat frustasi. Kayaknya nafsu mama sudah tidak terbendung lagi minta di puaskan.

“Dre….. tante harus ngapain biar kamu mau ngentotin tante?” melas mama pasrah, tidak tahu harus ngapain lagi. Aku rasa Andre sedang mempermainkan birahi mama, agar mama semakin tunduk kepadanya.

“Ludahin Henry dulu” perintah Andre. Gila ni orang! Dia tadi sudah minta mama untuk squirt di tubuhku, sekarang dia minta mama untuk meludahi anaknya sendiri.

“Eh, a-apa?” kulihat mama tidak percaya dengan permintaan Andre. Mama bergantian memandangi Andre dan aku yang terbaring di kasur. Aku bisa melihat kebimbangan di dalam mama. Dari pandangan dan gesture mama, ada keraguan dari mama. Tampaknya mama masih memiliki hati nurani. Aku bersyukur mama masih ingat kepadaku.

“Tante nggak mau ini lagi?” tanya Andre, ia kembali gesekan kontolnya di belahan memek mama.

“Nghhhh…...Tapi Dreeee” ucap mama ragu.

“Yaelah tan, cuma ludahin doang kok. Kenapa tante jadi ragu begini?” tanya Andre yang terlihat agak kesal melihat mama yang terlihat ogah untuh menuruti permintaannya.

“Lagipula muka Henry tadi sudah tante semprotrin, kenapa kalau ngeludahin gak mau? Lagipula kan tante sendiri yang ngasih Henry obat tidur”. Brengsek si Andre, di memaksa mama. Dan sialannya dia terus menggoda mama dengan kontolnya. Aku yakin ada pergulatan birahi di dalam batin mama. Aku menduga kalau mama menggangap kalau meludahi lebih gila.

“Padahal tante sendiri yang mulai untuk menghukum Henry, tapi kenapa sekarang jadi ragu?”. Andre bertubi-tubi mencerca mama.

“Kutanya lagi tan, mau kontol aku apa nggak? Kalau mau, sekarang ludahin Henry dulu, baru tante kukontolin”. Andre terus menekan mama untuk memberikan jawaban. Ia berusaha menggoyahkan hati nurani mama. Aku bertaruh mama tidak akan melakukannya. Tidak mungkin dia sejahat itu. Iya kan? Tidak mungkin kan?

“Tunggu apa lagi tan? Ayo!” sergah Andre paksa. Aku berharap benar-benar tidak meludahi aku, anak kandungnya sendiri.

Mama menatap ke arah kamera dengan tersunyum hangat. Melihat itu kupikir mama tidak mau melakukannya, namun aku salah. Mama terlihat sedang mengumpulkan ludahnya, lalu……

*Cuh Cuh Cuh Cuh.

Aku bisa melihat gumpalan saliva yang terlontar kencang dari mulut mama. Berkali-kali mama meludahi wajahku, wajah anaknya sendiri. Ibuku sendiri meludahiku. Lengkaplah sudah, diriku sudah di khinati, di hina, di sakiti, semprot cairan orgasme, bahkan di ludahi oleh ibu kandung sendiri. Apakah ini neraka untukku? Apa yang sudah kuperbuat untuk menerima ini?





Aku tidak habis pikir betapa jahatnya mama, hanya demi kenikmatan duniawi yang di dapat dari kontol Andre, ia rela melecehkan tubuhku dan jiwaku. Terasa kantong air mataku bereaksi, namun kutahan. Aku mencoba tegar. Aku mencoba menikmati.





“Nah gito dong, nih sekarang saatnya tante rasain kontol Andre”. Andre memegang pinggul mama, dan ia lesakan kontol besarnya ke dalam tubuh mama.

Terlihat Andre kesulitan mendorong kontolnya sendiri untuk menghujam-hujam mama, lantas ia menggeram “Ohhhh….memek tante makin tambah sempit aja, gigit bangetttt!”.

“Iyahhhh……” balas mama singkat.

*Blesh. “Ughhh…ohhhh……Yeshhhh…….” erang mama saat Andre berhasil memasuki dirinya.

“Ben-bentar Dre……, kamu diem dulu, biar memek tante biasain dulu sama kontol gede kamu” pinta mama sambil terengah-engah.

“Selalu kayak begini kalau ngentot sama tante”.

“Kontol kamu yang terlalu superrrrr!. Ok, sayang, entot aku sayang” pinta mama.

Mendapat lampu hijau dari mama, Andre goyangkan pinggulnya pelan. Sehingga kontolnya keluar masuk lubang cinta mama. Tak ayal ranjangku bergoyang dan berdecit dengan keras. Goyang pinggul Andre berangsur-angsur semakin cepat dan kuat. Mama pun mengerang-erang keenakan.

*Plok Plok Plok Plok Plok

“Ahh…..Ahh…..Ahh…..Ahh…..Ahh…..” desah mama yang terputus karena goyang kontol Andre. Aku benci dengan diriku sendiri, diriku terangsang. Dengan pemandangan gila nan sensual ditambah desahannya mama malah membuatku kembali bernafsu. Kubuka celanaku dan segera mengurut kontolku yang sudah keras.

Andre memajukan tubuhnya meraih buah dada mama yang tarayun-ayun dengan indahnya. Ia meremas-remasnya dengan kuat sampai mama mengaduh “Aduhhh…. pelan sayang, sakit tetek tante tau, ah….ah….ah…terus genjot memek tante sayang ”.

Kini aku sedang menonton mama sedang di setubuhi dengan posisi meranggakak diatas tubuhku. Di tengah-tengah genjotan Andre, Mama menciumi wajahku yang sudah belopotan dengan cairan orgasmenya dan juga ludahnya sendiri. *Cuph Cuph Cup Cuph.

“Ahh…..Ahh…..Ahh…..Ahh…sayang mama lagi entot di atas kamu. Bangun dong sayang…Ahh…..Ahh…..masa kamu…ah…. biarin mama di entot sama Andre sih…ahh….ahh…“.

Mama menengok ke arah kamera yang sedang merekam dan berucap “Lihat sayang mama di entotin Andre, eh kamunya masih tidur aja nih….ahh….”. Mama tak hanya melecehkan tubuhku yang tidak berdaya, tapi juga memanasi aku yang sedang menonton melalui layar.

“Ahhhh….kontol….Andre enak banget sayang” desah mama.

“Andre kuat banget sayang…ahh…ahh….”.

“Ah….ahh…sayang cepetin genjotnya, tante mau dapet sayang…ahh..ahh…” pinta mama. Berarti dengan mataku sendiri, aku akan melihat mama orgasme di atas tubuhku yang terbaring hampa. Aku semakin menikmati adegan panas yang terpampang di monitorku, mulai melupakan adegan ludah tadi.

Andre meningkatkan intensitas genjotannya. Suara hempasan kulit antar kulit santer semakin merdu.

“Mamaaaaa…. Dapetttt…mamaaa…. dapettttt…..ahkhh…..” erang mama. Ia langsung menarik tubuhnya, hingga kontol Andre tercabut. Lalu mama kembali mengarahkan memeknya ke arahku. Lalu ia mengusap cepat dan brutal memeknya.

“Ahhhhh……” erang mama keras, matanya terpejam yang diikuti tubuhnya yang bergetar. Gila! Aku bakal di muncratin sama mama lagi.

*Cret Cret Cret Cret. Aku pasrah melihat semburan cairan orgasme mama kembali membasahi tubuhku. Selesai orgasme, tubuh mama lunglai, lantas tersungkur pelan kebelakang dan menimpa tubuhku yang berada di bawahnya. Kepalanya berada di kedua kakiku, Sedangkan Andre sudah menyingkir dari kasur, masih mengocoki kontolnya sendiri.

“Wuihhhh….Henry di sembur lagi sama tante. Ceritanya ketagihan nyemprotin Henry nih? Tadi aja ogah-ogahan” sindir Andre ke mama. Benar kata orang brengsek itu, tanpa di minta mama secara sukarela memuncratkan orgasme ke seluruh tubuhku.

Mama tidak bergeming dengan ucapan Andre, hanya diam di antara kakiku. Ia letakan tangannya nya di atas kepalanya, menutupi kedua matanya. Nafasnya berangsur-angsur kembali normal.

Dengan isengnya Andre, melesakan jarinya ke dalam memek mama dan mengocoknya dengan cepat. Mamapun melenguh “Dreeee…..sudahhhh….masihhh…..perihhh…stop…..”. Ia bangkit, mencoba menghentikan Andre. Tapi malah orgasme lagi.

“Ohhhhh…dapet lagiii..ngentotttt…kamuuu…Aandreeeee…!” erang mama saat tubuhnya berguncang di atas tubuhku. Mama kembali mendapatkan orgasmenya. Meskipun tidak sehebat tadi, aku yang di tindih oleh mama, mau tak mau tubuhku kembali di ciprat dengan cairan orgasme.

“Hh…hh…hh…gila kamu Dre, tante baru juga ngecrit ehhhh…. malah kamu paksa tante orgasme lagi” ucap mama dengan nafas yang tersendat-sendat.

“Hahaha, tapi suka kan?” tanya Andre sambil mengelusi permukaan memek mama.

“Hh…hh…hh…he-eh suka sayang…hh…hh…”.

“Tuh lihat Andre jadi basah kuyup” ucap Andre sambil menunjuk ke arahku.

“Hh…hh…hh….biarin aja deh” ucap mama tidak mempedulikan dengan keadaan diriku.

“Lho tadi perasaan tante ogah-ogahan, sekarang kok gak masalah?” tanya Andre heran.

“He-eh, sebenernya tadi tante rada gak tega sih, tapi setelah dipikir-pikir dia pantes kok tante gituin”.

“Palingan dia juga seneng tante muncratin terus hihihi” lanjut mama.

Apakah benar ucapan mama? Kalau aku senang menjadi basah karena cairan orgasme mama sendiri. Kurasa iya, kalau aku sadar. Tapi masalahnya mama melakukan itu untuk menghinaku, jadilah aku tidak senang. Tapi kalau kesal kenapa aku malah masturbasi sambil terus menonton? Aku memang munafik.

"Ya sudah kalau begitu, tante mau ludahin si pencundang lagi?” tanya Andre

"Hmmm, tante mau kok". Mama tumpukan kedua tanganya di atas tangannya. Ia mendongak mengumpulkan ludah. Terlihat mulut mama mengelembung, seperti air ludah sudah berlimpah, kurasa ia akan meludahi diriku dengan jumlah banyak.

*CUH.

"Wah gila tan, banyak banget itu. Brooo buset, muka lu habis nih sama ludah nyokap lu sendiri" ucap Andre yang ditujukan kepadaku yang sedang menonton.

"Hihihi. Ah!” pekik mama, tampaknya ia mendapat suatu pencerahan. Andre pun hanya heran melihat mama.

“Tante punya ide lagi nih" ucap mama.

"Ide apa tan?".

"Siniin kontol kamu, tante mau nyepongin kamu lagi" pinta mama. Andre menyodorkan kontolnya yang masih tegak menjulang keras itu ke muka mama.

*Happ…… Mulut mama kembali memuaskan kemaluan Andre. *Slurp….Slurp….Slurp….. Tak lama, ia keluarkan kontol itu dari mulutnya. *Cuh…Cuh… Mama meludahi diriku dengan air liurnya yang sudah tercampur dengan precum Andre.

“Gila-gila, aku nggak nyangka tante bisa segila ini” ujar Andre yang terkagum kepada mama yang meludahi anaknya sendiri sesudah menyepong penisnya.

"Coba Dre, ambil kameranya, biar si Henry yang nonton nanti bisa lihat sendiri” perintah mama. Lantas Andre melepaskan kamera dari tripodnya, dan membawanya untuk merekam keaadanku. Aku tercengang dengan mulut terbuka, melihat hasil perbuatan mama kepada tubuhku. Dari atas kepala sampai perut, aku sudah basah sekali. Terlihat tidak karuan lagi.

“Henry, maaf ya sayang, muka kamu jadi belopotan sama ludah mama nih, hihihih” ucap mama dengan tidak ada rasa bersalahnya. Sekarang di layar monitorku aku bisa melihat diriku sendiri yang terbaring seperti tidak bernyawa lagi. Tampak tubuhku dan baju yang kupakai sangatlah basah. Wajahku juga sudah basah dan lengket-lengket. Aku merasa geram dengan perbuatan mama. Namun rasa marah itu tak dapat memadamkan birihi dalam diriku.

Lalu Andre kembalikan kamera ke tempat semula. Kemudian Andre menambahkan bantal untuk menyanggakan kepalaku. Kini kepalaku lebih tinggi dari sebelumnya. ‘Mau apa dia sekarang?’ Tanyaku dalam hati.

“Ayo tante Santy, tiduran di atas Herny”. Mama meletakkan dirinya diatas ku, menjadikan aku sebagai tempat tidurnya. Kepala ia rebahkan di bantal yang sedang kupakai kala itu. Sehingga kepala mama sejajar dengan kepalaku. Monster macam apa mamaku ini, dia menjadikan tubuhku sebagai tempat dia berbaring selagi di senggamai oleh Andre.

*Plak plak plak. “Hihihih, maaf ya Hen, kamu mama tiban dulu ya. Mama dari tadi digenjot heboh sama Andre tapi kamunya nggak bangun-bangun sih” ucap mama sambil terus menampar-nampar kecil wajahku.

“Jadinya kamu cuma kebagian cipratan aja dehhhh” lanjut mama, yang kali ini berbicara kepada kamera.

“Jangan lupa nontonnya sambil coli ya sayang. Masa nanti mama sudah capek-capek di entot Andre, terus dibikinin video porno buat kamu, ehhhhh… kamunya nggak coli, kan sayang banget” ucap mama dengan cemberut gemas.

“Capek tapi enak kan?” tanya Andre dengan tersenyum.
“Yaaaaa…. enak dong sayang, kalo ngurusin Henry baru namanya capek doang, hihihihi” tawa Mama. Berkali-kali mama selalu berucap kalau dia mengutamakan kenikmatan duniawi daripada anaknya sendiri, yang tidak lain adalah aku sendiri. Aku berkata “Hah…..dunia memang kejam sekali terhadap diriku”.

“Ayo sini sayang, puasin memek tante lagi pake kontol perkasa kamu” pinta mama sambil menepuk-menepuk kecil memek basahnya, seolah memanggil kontol Andre untuk kembali bersarang.

Andre naik kasur dan bersiap untuk menyetubuhi mama. Ia ludahi sendiri kontolnya dan mengocoknya juga agar basah lagi. Lalu ia arahkan ujung penisnya ke celah sempit mama, dan ia dorong pinggulnya.

“Nghh…..” geram mama tertahan, ketika kontol Andre perlahan menembusi memek mama.

*Blesh. “Oh…Dre……Ah…ah…ahh….ahh…” desah mama keenakan digenjot oleh Andre. Manusia laknat yang pernah kupanggil teman itu, menyetubuhi mama dengan hebatnya.

“Ma-mamaaaa….ahhh…. di setubuhi lagi sayanggggg…, mamaaaa di entot lagi sayangggg….” racau mama gila, sambil terus di setubuhi Andre. Bunyi tumbukan kulit antar kulit membahana. *Plok Plok Plok Plok.

“Henryyyy, kontol Andre enak banget sayang…ahhh…..”.

“Kamu nggak boleh ngerasain tubuh mama, cuma yang jantan dan perkasa yang boleh……”

“Ka-karena kamu pencundang yang tidak berguna….ahh…….” racau mama panjang dengan gilanya, memanas-manasi diriku di sela-sela genjotan Andre.

“Memek tante sempit banget…oghh…..” desah Andre.

“Punyamuuuu...yang kegedean…keras…Dreee…berotot…banget…..ahhhhhh….terusss….entot tanteee.” seru mama dengan tubuh terguncang-guncang di atas badanku.

Keduanya mendesah dengan hebat karena persetubuhan yang hebat dan panas.

“Ahhhh……ahhhh……ahhhhh…..ahhhhhhh”. *Plok Plok Plok Plok

Sambil terus mengayunkan pinggul tanpa ada jeda, ia mengunci mulut mama dengan mulutnya sendiri. Mama merangkul leher Andre, memperdalam cumbuan mereka. *Cuph…”Hmmmm…..”. Payudara mama juga tak lupa di remas onleh Andre. Jadilah saat itu aku di tiban sama dua orang yang sedang bertubuh dengan panasnya. Kesal? Iya. Nafsu? tentu. Dengan rasa marah dan birahi, ku pacu kecepatan tanganku mengocok kontolku sendiri

“Temen brengsek…..nghhhhh……mama binal……oghhh…..” erangku sambil terus memuaskan diriku. Kembalilah aku seorang anak yang menikmati ibunya sedang di senggamai temannya sendiri.

Andre melepaskan pagutannya di mulut mama. Lalu dengan cepat dan sekuat tenaga ia mengentot mama. Mamapun mengerang keenakan yang terdengar indah dan mengairahkan.

“Ahh….ahh…ahhh…ngentotttt….Dreee…kontok kamu bikin tante enakkkk…. teruss…....”.

Selang bermenit-menit kemudian, mama meraih orgasmenya lagi. Ia mejambak rambutku sebagai pelampiasan rasa enak yang mendera seluruh tubuhnya. Tubuhnya berguncang hebat di atas tubuhku. Hebatnya aku tidak terbangun, berarti dosis obat tidur yang mama berikan terlalu tinggi. Bahkan, aku ingat kala itu aku merasakan sakit kepala yang hebat.

“Hh…hh…hh..” nafas mama putus-putus.

“Makasih ya sayang, kamu sudah menjadi alas buat mama di entot sama Andre”. *Cup. Mama mencium pipiku. Ia mencium diriku dengan Bibir yang habis memuaskan kontol Andre, sekaligus bercumbu dengan Andre. Tak bisa berkata-kata lagi.

“Hen, Hen, Hen” ucap Andre dengan gelengan kepalanya.

“Nyokap elu gw entotin ganas gini, masih gak bangun aja” sindir Andre kepadaku yang sedang menonton melalui monitor.

Mama menyingkirkan tubuhnya dari atas tubuhku. Otomatis aku menghentikan kegiatan coliku. Seperti biasanya, aku ingin ejakulasi di akhir video.

Mama meminta minum kepada Andre, tampaknya mereka akan beristirahat sejenak. Lalu mama berucap “Sayangnya kamu masih kayak orang mati aja sih, padahal kamu pasti pengen lihat mama ngentot kan?”. Dia berbicara dengan diriku yang sedang tidur layaknya orang mati.

“Eh iya ya, kan nanti kamu juga nonton ya” ujar mama.

“Tan sepongin lagi, biar keras lagi” pinta Andre sambil mengarahkan kontolnya ke mulut mama. Meski kondisinya ereksi walau tidak segagah tadi, tapi tetap saja punyaku tidak bisa menandinginya. Mama tanpa bosan-bosannya mem-bj Andre.

“Yuk tan, kita ngentot lagi ya” ajak Andre. Sedangkan mama masih terus menghisap kontol dengan lembut seraya menatap mata Andre. Tersirat dari matanya, mama sedang memikirkan sesuatu. Satu tangannya mengocok batang Andre, dan tangan lainnya memainkan vaginanya sendiri. Benar-benar multi-tasking mama-ku itu, ia melayani Andre sambil merencanakan sesuatu.

“Tan……” tegur Andre kepada mama yang masih saja menghisapi kemaluan besarnya.

“Hmmm…*Slurp….hwentar (sebentar)...dwulu (dulu) …..”. Mama ngomong selagi mulutnya masih tersumpal dengan penis Andre. Sepertinnya dia masih memikirkan sesuatu. Kira-kira dua menit lamanya, baru mama melepaskan hisapannya. Tanpa bicara, ia kembali langkahi tubuhku, sehingga aku kembali berada di bawah dirinya.

Mama tempelkan tubuh bagian atasnya hingga menempel di dinding. Pinggulnya ia mundurkan sedikit, sehingga bokong indahnya menonjol ke belakang menggoda siapapun yang melihatnya. Mama ingin disetubuhi dengan posisi berdiri. Dengan tatapan yang menggoda ia panggil Andre “Ayo sini sayang, masukin kontol kamu ke memek tante, puasin tante di atas si pencudang”. Andre pun menuruti permintaan mama.

Mama terdongak ketika Andre menghunuskan kontolnya ke dalam memeknya. Ia mengerang “Agrhhh…Dre”. Dengan begini apabila waktu itu aku bisa membuka mataku, maka pandangan yang akan kulihat adalah memek mama yang tersumpal oleh kontol besar Andre. Melihat tempat aku keluar dulu sedang di nodai oleh kontol teman ku sendiri.

*Plok Plok Plok Plok

Ranjangku bergoyang sangat hebat seiring genjotan cepat Andre di memek Mama. Desahan mereka berdua saling bersahutan. Selagi di genjot Andre, mama menoleh ke belakang, “Dre…ohh…Dre…ohh…cium, cium tante Dre.. ohh…hmmm”. Andre menyanggupi permintaan mama. Tak lagi menempel di dinding kamarku, tubuh mama di peluk Andre dari belakang. Mereka tetap saling bercumbu. Mama dan Andre saling melumat, tapi tidak sedetikpun genjotan Andre kendor. Payudara mama pun di remas-remas oleh Andre. Ia mainkan kedua puting mama yang sudah mengacung menantang.

Tak mau kalah dengan mereka yang sedang mengejar kenikmatan, aku mengocok kemaluanku dengan cepat. Aku tak bisa lagi menahan diri, sedari tadi di cekoki dengan tontonan yang menggairahkan ini.

“Terus…ahh….Dre….tante juga mau dapet….. terusssss……enakkkkk” racau mama.

“Tante, aku mau keluar…nnhggggg…..” dengus Andre dengan nafas memburu. Aku bisa melihat genjotannya di memek mama semakin brutal. Sambil merem melek, mama juga meraung-reaung hebat karenai genjotan Andre.

“Keluar di dalam sayang plisssss……hamilin tanteeee…..” mohon mama kepada Andre.

“Fuckkkk…… gw hamilinnn nyokap lo Heennn!” teriak Andre yang di ikuti sentakan-sentakan kuat tubuhnya. Pasti Andre sedang memompa benihnya ke dalam rahim mama.

“Andree…..peju kamu angetttt…ohhhhh…tante keluar…jugaaaa…” erang Mama saat lubang memeknya di semprot peju oleh Andre. Membayangkan tempat aku dulu kembali di nodai dengan peju Andre, membuat aku tidak tahan lagi. “Ohhhhhhh…………” erangku saat aku berejakulasi. Berkali-kali kontolku berkedut-kedut memuntahkan isinya, mengotori keyboard-ku hingga layar monitorku sendiri. Sensasi menonton mama bersenggama di sertai dengan penghinaan terhadap diriku membuatku meraih ejakulasi yang sangat hebat. Ini benar-benar orgasme terbaik dan tergila yang pernah kurasakan.

“Hah…hah…hah…” nafasku tersengal-sengal akibat orgasmeku yang hebat.

Sayup-sayup hanya terdengar deru nafas mereka yang tersengal-sengal. Kembali ke layar, aku melihat keduanya terdiam dengan kemaluan mereka masih menyatu. Andre memeluk tubuh mama dari belakang. Sesekali ia mengecupi tengkuk dan leher mama. Tubuh keduanya terbalur keringat.

“Dre, Peju kamu di rahim tante banyak banget, hanget lagi!” ucap mama lembut, seraya tetap dalam dekapan mama.

“Semoga jadi ya tan” balas Andre, sambil mengelus mesra perut mama.

“Iyahhh sayang, tante pengen punya anak dari kamu” balas mama yang lalu memberikan kecupan kecil di bibir Andre. Ibu kandungku, Santy meminta untuk di hamili oleh teman anaknya sendiri. Sinting, benar-benar sinting mereka semua. Tidak bisa kubayangkan kalau mama betul-betul hamil oleh Andre. Hancurlah hidupku.

“Cabut sayang, tante sudah pegel banget nih” pinta mama. Andre menarik tubuhnya menjauh dari mama, sehingga penis besarnya tercabut. Aku bisa lihat sekujur kemaluan Andre yang masih setengah ereksi itu terlihat basah, terbalur cairan putih, yang merupakan cairan orgasme mama dan sperma Andre.

“Oops….peju kamu netes ke muka Henry” ucap mama. Aku tidak bisa melihatnya, tapi Aku merinding mendengarnya.

“Dre, tolong ambil kameranya lagi dong” ucap mama.

Dugaanku mama ingin memperlihatkan hasil percampuran lendir cinta mereka yang tumpah di wajahku. Dengan wajah yang terlihat capek namun memancarkan kebahagiaan, mama memperlihatkan kondisi wajahku. Aku bisa melihat wajahku sendiri terlumur peju Andre yang sudah bercampur dengan orgasme mama. Terlihat sangat banyak dan kental sekali campuran cairan hina itu Kini seluruh layar menampilkan wajahku sendiri yang sudah dihinakan oleh mereka. Oleh mama ku sendiri, beserta temanku sendiri. Aku tidak bisa lagi berkata-kata.

“Aduh maaf ya Henry, muka kamu jadi tambah kotor gini hihihi……” tawa mama enteng.

“Hahaha gilaaaa! Hen, kacau banget tuh muka elu” tambah Andre memanas-manasi.

“Dadah sayang…jangan lupa coli ya sayang…muachhhh” ucap mama seraya melambaikan tangan ke kamera. Seketika video itu selesai. Aku di hina secara habis-habisan oleh mama, dan aku malah masturbasi. Bahkan aku menikmatinya.

Karena muncrat dengan hebatnya, kupejamkan mataku karena rasa lelah menerpa tubuhku. Ku istirahatkan diriku di atas kursi yang kududuki ini. Binggung harus ngapain lagi, video sudah habis. Sedangkan mama belum menampakan batang hidungnya.

*Ceklek (bayangkan suaranya kecil)

“Enak colinya sayang…..”.

Eh?! Hah?! Suara mama? Tapi kan videonya sudah selesai……

Berarti……

Aku menoleh kebelakang…..*DEGH

Mama…..

Bersambung……..

Pesan penulis
  1. Semoga suka ya.​
  2. Kemungkinan ada komentar kalau part atau cerita ini terlalu berlebihan atau over the top, yahhhh namanya juga fiksi, harap maklum hehehe.​
  3. Part 14 (final) belum tahu kapan ya.​
  4. Next story sesuai dengan vote yang kemarin di buat, judul masih di cari yang pas.​





 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd