Klo menurutku sih sah - sah aja cerita begituan... Tapi kalau ngeliat minat pembaca, minat untuk membaca cerita gay sangat kurang... Bahkan cenderung jarang bagi penulis untuk memasukan unsur seperti itu... Suhu PB sebagai master cerbung pernah memasukkan unsur gay di ceritanya, lebih tepatnya di cerita XYZ yg skrg di ubah judul jadi XTC... Cuma disana beliau gak jelasin sampe ekse pedang - pedangan atau masuk anal gitu... Ya cuma mau ciuman trus di skip... Cuma mau loh yah... Itupun udh bikin pembaca enek & merinding... Ya bisa dimaklumi karena kebanyakan pembaca disini kan laki - laki dan semuanya masih normal
soal cerita Gay mending skip aja, gak usah di kasih ruang, gay disini juga termasuk lesbi ya kalau mau adil, ini adalah forum hetero saya rasa, bukan forum homo.
kalau soal sara kita musti melihat cerita secara keseluruhan, misalnya di genre beauty and beast, genre itu kan genre pavorit buat pembaca, biasanya genre itu bercerita tentang cowok jelek/tua/kalangan bawah dengan cewek seksi bisa amoy atau lainnya, biasanya yang favorit kan amoy. nah kalau dicerita ada percakapan "Gurih banget nih memek ****." itukan hanya sekedar bumbu penyedap, namun jika digambarkan main di tempat ibadah, atau menyudutkan ras tertentu apapun rasnya dan menganggu maka wajib di banned
satu lagi kalau boleh usul, bisakah kira-kira admin memberikan semacam previlage buat ts ngeblock member tertentu, mksd saya, ts bisa ngeblok member tertentu untuk melihat postingan yang dibuat oleh ts, apakah dimungkinkan?
kalau sampai biseksual lesbian dilarang juga aku ingin mod will yg ambil keputusan trit aku mau diapainKuncinya ada di momod, apakah akan mendukung unsur gay eksis di forum cerpan ini, atau melarangnya dengan tegas seperti melarang unsur SARA&underage.
Tinggal menunggu sabda momod seperti biasa. Selesai.
yup kita lihat aku masih bisa posting update cerita ndak.Nah. Semua kembali kepada momod as usual.
Member tinggal nulis, sisanya terserah momod aja mau diapain tulisannya dan akun penulisnya. Simple kl disini.
Lanjutkan saja tante apa yg sudah ada...soal diterima pembaca atau ndak itu nomer sekian...pro dan kontra mah udah biasa jd tak perlu menjadi beban yg berarti...selama masih dlm rules yg sudah ditentukan oleh jajaran admin sih sah2 saja mau bikin cerita gay atau lesbi.itu makanya beda nulis real story gaya Diary dan mengarang bebas.
klo aku nulisin pengalaman yg terjadi berusaha utk nulis seapa adanya yg terjadi (harus liat rules forum jika ada yg nyerempet SARA atau UnderAge)
aku nulis ndak disetir pembaca, karena apa yg kutulis pengalamanku. bdsm lesbian 3some dll.
pembaca minta ini itu juga gak akan kutulis klo bukan dari pengalamanku/ pengalaman teteh-teteh dirumah ini.
beda sama penulis yg bikin kerangka cerita mengkhayal plotnya begini adegan seksnya begitu. bisa lebih bebas dan ngasih apa yg pembaca mau tinggal mau menghayal gimana plot dan adegan seksnya.
pembaca ndak suka ada adegan sesama cowok sodomi? kk schitzler tulis kok adegan gay sodomi gitu.
aku kedepannya bakalan tulisin biseksual bukan lesbian aja. ada adegan biseksual MMF di salah satu diari aku yg bdsm itu harusnya ada sodomi antar cowok sambil main sama istri pake hijab cuckold. itu aku ubah jadi DP scene.
Setuju ama Om ini. Kayaknya lebih nyaman baca kalau dikasi penjelasan, bukan hasil terjemahan.Kalau menurut nubi yang masih polos dan gak banyak dosa sih, ada baiknya kata asing selain bahasa indonesia di Italic aja... Terus klo pake bahasa asing yang gak banyak orang pahami gimana ? Kalau di translate sih menurut nubi kaya pemborosan kata, lagian buat apa pake bahasa asing kalau bawahnya ada terjemahannya... Kalau nubi sih pake penjelasan aja...
Misal : “Pareuman heula atuh kamerana. Kawas vlogger wae, ih!” lengosnya pelan saat memintanya mematikan kamera.
Tapi itu menurut nubi sih, pasti ada saran lain yang lebih baik... Dan ada baiknya suhu baca-baca aja cerita lainnya di cerbung, banyak kok yang menggunakan selipan bahasa asing di ceritanya. Semoga membantu.
Selamat sore para jajaran maestro. Misi suhu suhu mohon maaf saya mau bertanya. Perihal menulis sih. Kalau dalam dialog hendak menyertakan bahasa selain indonesia (Baik bahasa daerah atau mancanegara) itu benarnya di artikan dibawahnya atau bagaimana ya? Dan apakah harus di italic untuk bagian bahasa lainnya?
Contoh:
“Pareuman heula atuh kamerana. Kawas vlogger wae, ih!”
“Matiin dulu dong kameranya. Kayak vlogger aja, ih!” lengosnya pelan dengan bahasa dan logat sunda kental.
Atau langsung saja:
“Pareuman heula atuh kamerana. Kawas vlogger wae, ih!” lengosnya pelan dengan bahasa dan logat sunda kental.
Mohon arahan ilmunya suhu-suhu semua. terima kasih sebelumnya
Kalau menurut nubi yang masih polos dan gak banyak dosa sih, ada baiknya kata asing selain bahasa indonesia di Italic aja... Terus klo pake bahasa asing yang gak banyak orang pahami gimana ? Kalau di translate sih menurut nubi kaya pemborosan kata, lagian buat apa pake bahasa asing kalau bawahnya ada terjemahannya... Kalau nubi sih pake penjelasan aja...
Misal : “Pareuman heula atuh kamerana. Kawas vlogger wae, ih!” lengosnya pelan saat memintanya mematikan kamera.
Tapi itu menurut nubi sih, pasti ada saran lain yang lebih baik... Dan ada baiknya suhu baca-baca aja cerita lainnya di cerbung, banyak kok yang menggunakan selipan bahasa asing di ceritanya. Semoga membantu.
Wahhh, terima kasih pencerahannya. Jujur ane juga sempet baca di cerbung² om luffy cuma ya itu.. karena cara mereka macem². Jadi weh sirah teh rada lieur pas ikut lomba gini.. benernya dipake yang gimana mau ane ga pake terjemahan tadinya. Cuma ya itu tadi, ga semua pada ngarti kana sunda mahKalau menurut nubi yang masih polos dan gak banyak dosa sih, ada baiknya kata asing selain bahasa indonesia di Italic aja... Terus klo pake bahasa asing yang gak banyak orang pahami gimana ? Kalau di translate sih menurut nubi kaya pemborosan kata, lagian buat apa pake bahasa asing kalau bawahnya ada terjemahannya... Kalau nubi sih pake penjelasan aja...
Misal : “Pareuman heula atuh kamerana. Kawas vlogger wae, ih!” lengosnya pelan saat memintanya mematikan kamera.
Tapi itu menurut nubi sih, pasti ada saran lain yang lebih baik... Dan ada baiknya suhu baca-baca aja cerita lainnya di cerbung, banyak kok yang menggunakan selipan bahasa asing di ceritanya. Semoga membantu.
Oke suhu ser. Terima kasih sudah membantu menjawabSetuju ama Om ini. Kayaknya lebih nyaman baca kalau dikasi penjelasan, bukan hasil terjemahan.
Edun, jadi ngegas kitu si nura "Gandeng sia anying, ieu ge keur aing pareuman, kehed! Heh, raruab nya jalema teh!"Umumnya sih arti dari bahasa asing/daerah ditaro di samping atau bawah dialog.
Bisa menggunakan italic atau bisa juga pakai ( dalam kurung ) biar jadi pembeda antar dialog selanjutnya
lalu dialog tag, tetep dibelakang dialog aslinya bukan diterjemahaanya.
“Pareuman heula atuh kamerana. Kawas vlogger wae, ih!”lengosnya pelan dengan bahasa dan logat sunda kental.
(Matiin dulu dong kameranya. Kayak vlogger aja, ih!)
Atau kalau mau sedikit jahat, sebodo teing orang paham atau nggak yah gak usah dikasih terjemahannya.
Paling nanti dapet komen 'Woy, gak semua orang bisa bahasa sunda kali!!"
Pakai footnote
Bisa juga kasih terjemahannya di bawah postingan. Tapi, ini baiknya digunakan untuk istilah yang susah dijelasin dengan satu dua kata.
Jadi biar postingan baraya tetep rapi biasanya ditaro dipaling bawah.
Teknik ini juga bisa dipakai kalau TS mau memberikan efek penasaran pada pembaca, 'istilah itu maknanya apa sih'
Bener kata om Luffy kasih penjelasan juga lebih bagus, secara estetika lebih enak dilihat karena rapi. kedua
Misal :
“Pareuman heula atuh kamerana. Kawas vlogger wae, ih!”lengosnya pelan dengan bahasa dan logat sunda kental.
Usai menekan tombol off, Nura meletakan kamera miliknya diatas meja. Lalu gadis iru menatap sang lelaki seraya berkata,"Gandeng sia anying, ini juga keur aing juga mau dimatiin, dasar anjing"
Selamat sore para jajaran maestro. Misi suhu suhu mohon maaf saya mau bertanya. Perihal menulis sih. Kalau dalam dialog hendak menyertakan bahasa selain indonesia (Baik bahasa daerah atau mancanegara) itu benarnya di artikan dibawahnya atau bagaimana ya? Dan apakah harus di italic untuk bagian bahasa lainnya?
Contoh:
“Pareuman heula atuh kamerana. Kawas vlogger wae, ih!”
“Matiin dulu dong kameranya. Kayak vlogger aja, ih!” lengosnya pelan dengan bahasa dan logat sunda kental.
Atau langsung saja:
“Pareuman heula atuh kamerana. Kawas vlogger wae, ih!” lengosnya pelan dengan bahasa dan logat sunda kental.
Mohon arahan ilmunya suhu-suhu semua. terima kasih sebelumnya
Wahh, ada kak davina. Saya udh baca loh diary nya. Keren nahhh kannnn bener, setiap Ts punya caranya sendiri dalam cara menyampaikan bahasa daerah. Makanya itu saya bingung tolak ukur benarnya kayak bagaimana. Apa lebih baik diberi penjelasan tanpa harus di translate, atau dikasih terjemahan dalam kurung sesuai dengan metode master @Marucil dengan dialog tag bukan di terjemahannya, atau kek sis davina yang di kasih kurung dalam kutipan nya langsung"Eh Davina meuni geulis, bade kamana? (Eh, Davina betapa cantik, mau kemana?)" seru Kak Bimo padaku.
klo aku di cerbung Diary nulisnya gini. jadi harus ada arti bahasa indonesianya.
mau nulis seting Kota Bandung juga?
Wahh, ada kak davina. Saya udh baca loh diary nya. Keren nahhh kannnn bener, setiap Ts punya caranya sendiri dalam cara menyampaikan bahasa daerah. Makanya itu saya bingung tolak ukur benarnya kayak bagaimana. Apa lebih baik diberi penjelasan tanpa harus di translate, atau dikasih terjemahan dalam kurung sesuai dengan metode master @Marucil dengan dialog tag bukan di terjemahannya, atau kek sis davina yang di kasih kurung dalam kutipan nya langsung
Anyway, nggak kok. Saya mau ambil setting Bogor. Cuma memang ada dari Bandung karakternya.