Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Memuaskan Nafsu Pacarku

Chapter 3 : Kegalauan Rara



Rumah

“Nih dildo, lo sange kan, Ra?” tanya Bella sambil melemparkan sebuah dildo ke arahku. Dildo itu sudah dalam keadaan bergetar dan ketika tak sengaja benda tersebut mengenai tubuhku, reaksi nafsu birahiku langsung tertuju hingga ke puncak tertingginya karena membayangkan yang menyenggol tubuhku adalah penis pria.

“Ahhh ... Bell. Sudah ... ahhh! Gila gue lama-lama sama lo!” teriakku yang bibirku bersungut-sungut muram, berpura-pura ngambek pada Bella.

“Hahaha ... gak usah pura-pura ngambek deh lo, Ra. Pake aja selagi gue gak pake itu dildo,” goda Bella dengan mengambil sex toy yang dimiliki lainnya. Sahabatku itu lalu menjilat benda keras berbentuk penis pria berwarna merah muda tersebut dengan begitu pelan dari bawah ke atas seolah-olah sedang menjilati batang pria.

Aku panas dingin melihat tingkah nakal sahabatku itu. Bella memang mempunyai banyak sex toys di rumahnya. Bahkan bisa aku bilang sahabatku itu mempunyai sex toys yang cukup lengkap. Seperti dildo, nipple clamp, nose hook, vibrator, dan berbagai macam sex toys lainnya Bella mempunyainya.

Tak jarang ketika aku menonton bokep bersama Bella, sahabatku itu sering kali memainkan dildo ataupun vibrator di area payudara ataupun selangkangannya. Suara desahan Bella yang khas itu terkadang membuatku turn on. Ditambah lagi dengan ocehan kotornya yang membayangkan tubuhnya sedang disetubuhi oleh banyak pria. Hal itu tentu saja membuat fantasi-fantasi sex gila yang selama ini bersemayam di kepalaku saja mulai bangkit tak terbendung.

“AHHH ... INI, RA. UGRHHH ... LO BAYANGIN KONTOL NGENTOT MEMEK LO KAYAK GINI. AGRHHH ... ENAK BANGET. SHHH ... RA, MEMEK GUE ENAK BANGET DIENTOT. AHHH … AHHH … AHHH … AYO, RA! UGRHHH … NIKMAT BANGETGRHHH....” Bella sambil menyenderkan tubuhnya pada sofa dan mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, mendesah nikmat dengan tangannya memainkan dildo yang cukup besar itu untuk keluar masuk lobang vaginanya.

Bella benar-benar memperlihatkan raut wajah binalnya kepadaku. Aku pun sering kali tak sadar setiap kali melihat kegilaan yang sahabatku lakukan hingga aku meremas-remas payudaraku ataupun memegang area selangkanganku sendiri. Kalau aku sudah tidak dapat membendung rasa sangeku lagi, aku pasti langsung pergi ke kos Rian dan meminta pacarku itu untuk langsung menyetubuhiku.

Rian yang sudah terbiasa dengan kegilaanku yang tiba-tiba datang ke kosnya dan memintanya untuk making love denganku sama sekali tidak tahu kalau sebenarnya Bella lah yang membuatku menjadi sange berat. Apalagi ocehan-ocehan kotor Bella yang terngiang-ngiang di kepalaku kalau menikmati banyak penis pria itu benar-benar membuat nikmat. Saat sampai di kos Rian aku langsung berubah menjadi wanita nakal yang menginginkan penis pria.

“Ahhh ... lo gila banget sih, Bell. Udah ... ahhh! Jangan goda gue lagi! Shhh....” Aku tanpa sadar meliuk-liukkan tubuhku dengan kedua kakiku yang menyempit karena melihat bagaimana dildo besar itu keluar masuk vagina Bella. Kedua kakiku mengapit tanganku yang berada di selangkangan karena seolah-olah ingin menahan sesuatu yang ingin keluar dari dalam vaginaku. Semua rasa sange itu ditambah lagi dengan bagaimana raut wajah sahabatku itu yang begitu menikmati saat gesekkan-gesekkan benda keras tersebut tergesek dengan dinding-dinding otot vaginanya.

“Shhh .. ayolah, Ra! Ougrhhh ... lo gak mau ngerasain enak yang kayak gue rasain sekarang!? Ugrhhh … nikmat banget ini, Ra. Egrhhh … udah ada temen gue juga yang nanyain lo. Owhhh ... lo tahu kan Pak Bram. Egrhhh .... yang pas itu gue ceritain ngentot dengan gue di balkon hotel. Ahhh ... nah dia jadi mau ngentot sama lo setelah gue lihatin foto lo. Ougrhhh....” Bella tetap dalam posisinya yang mengangkang lebar tapi sudah terdengar bagaimana betapa beceknya liang kewanitaan wanita keturunan Chinese itu.

“ANJING! Lo kasih lihat foto gue ke Pak Bram, Bell?” tanyaku yang sungguh tidak percaya kalau Bella sampai menjualku ke om-om hidung belang.

“Shhh ... iya. Agrhhh ... tapi gue gak bilang lo mau, kok. Owhhh ... owhhh ... owhhh ... cuma dia bilang lo punya potensi jadi Lonte. AGRHHHANJING ENAK BANGET MEMEK GUE!” raung Bella yang menggila dan aku lihat matanya yang memutih serta sekujur tubuhnya bergetar karena dia mendapatkan klimaksnya.

HUHHH ... HUHHH ... HUHHH....

Hening sesaat terdengar di kamar Bella setelah sahabatku itu meraung dengan keras karena puncak kenikmatan menghampirinya. Hanya suara nafas memburu Bella saja yang terdengar di ruangan tersebut karena seketika aku terdiam kelu karena mendengar ocehan gila sahabatku itu.

“Aku punya potensi seorang wanita murahan?” tanyaku dalam hati dengan bayangan di otakku sudah membayangkan bagaimana tubuhku digunakan oleh banyak pria untuk memuaskan nafsu birahi mereka dengan aku suak rela menyerahkan tubuhku.

“Gila, gila banget ini Bella! Udah gak ke tolong lagi ini sahabat gue!” ucapku berkali-kali di dalam hatiku.

“Huhhh .... ya kalau lo belum mau gpp, Ra. Huhhh ... tapi nanti jangan iri lo ya kalau nanti gue ceritain, huhhh ... gimana gue dientot sama Pak Bram,” goda Bella dengan nafasnya masih memburu dan senyuman nakal di wajahnya.

“AHHH ... GILA LO, BELL!” teriakku langsung mengambil barang-barangku di kamar Bella lalu pergi menuju kos Rian.

*******​

Kos Rian

PLOK ... PLOK ... PLOK....

“Ahhh ... Sayang. Kok kamu jadi beringas banget, sih? Ahhh ... ahhh ... ahhh ... gila ulekan memek kamu nikmat banget, Sayang. Shhh ... shhh ... shhh ... terus, Yang! Owhhh ... begitu. Ugrhhh....” Rian mendesah nikmat dengan kedua tangannya mencengkeram di pinggulku dan terkadang meremas-remas payudaraku juga.

Aku menunggangi penis Rian sambil kedua tanganku bertumpu pada dada bidangnya. Sedangkan pinggulku bergerak maju-mundur atau pun naik-turun untuk menikmati setiap penis milik pacarku yang tertanam di dalam liang kewanitaanku. Rasanya kalau nafsu sex-ku sudah tinggi-tingginya seperti ini, semua bagian di tubuhku terasa sangat sensitif. Semua sentuhan tangan Rian membuatku merasakan nikmat yang tak terkira.

Aku sendiri dapat merasakan bagaimana otot-otot vaginaku itu mencengkeram penis milik Rian. Ukuran penisnya yang tergolong cukup besar untuk ukuran penis orang Indonesia yaitu sekitar 17.5 cm, membuatku menjadi tergila-gila setiap kali melakukah hubungan badan dengan pacarku.

Setiap gesekkan penis Rian yang tergesek di dinding-dinding vaginaku itu membuatku semakin merasakan nikmat yang berkali-kali lipat karena rasanya vaginaku itu penuh dengan penisnya tersebut. Ditambah lagi aku yang sudah benar-benar sangat sange sepulang dari tempat Bella, membuatku seperti wanita nakal yang haus akan penis pria.

“Ahhh ... Sayang. Ugrhhh ... gpp, kok. Agrhhh ... aku kangen sama kamu. Owhhh ... Sayang remes juga tetek aku! Shhh ... enak kan, Sayang?” tanyaku dengan menatap sayu wajah Rian sambil mengarahkan kedua tangannya yang sempat berada di pinggangku untuk meremas-remas payudaraku.

“Iya begitu, Sayang. Ahhh ... ahhh ... ahhh ... goyang terus! Ugrhhh ... nikmat banget memek kamu. Owhhh ... tetek kamu nafsuin banget, Ra. Egrhhh ... Sayang,” erang Rian yang sepertinya tidak bisa menahan sesuatu yang meledak di ujung alat kelaminnya itu.

PLOK ... PLOK ... PLOK....

Sebelumnya, selepas pergi dari rumah Bella. Aku langsung menghubungi Rian untuk menanyakan keberadaannya. Untungnya pacarku itu berada di kosnya dan tidak pergi ke mana-mana hari itu sehingga aku langsung datang ke kos Rian. Sesampainya di kamar Rian, tanpa babibu aku langsung mendorong tubuh pacarku ke kasur dan melucuti semua pakaian yang ada di tubuhku.

Bagai wanita gila yang sebelumnya aku belum pernah memperlihatkan sikapku yang begitu nakal pada Rian, aku langsung melepaskan celana pacarku dan mengulum penisnya yang masih tertidur. Setelah beberapa saat kemudian aku menaiki penis pacarku dan mulai menggoyang pinggulku seperti kuda binal.

“AGRHHH ... SAYANG, GILA BANGET MEMEK KAMU! AGRHHH ... AKU MAU KELUAR, SAYANG. OWHHH ... RARA, AKU MAU KELUAR. UGRHHH ... GAK TAHAN LAGIGRHHH....”

CROT ... CROT ... CROT....

Tanpa memikirkan konsekuensi dari kegilaan yang aku lakukan, aku membiarkannya saja saat Rian menyemburkan benih cintanya di dalam liang kewanitaanku. Saat itu aku masih belum merasa puas dan tetap menggoyangkan pinggulku untuk mencari kepuasanku tersendiri. Tetapi Rian berteriak ngilu dan mendorong tubuhku hingga penisnya terlepas dari dalam liang kewanitaanku.

“Sayang, udah! Ahhh ... kontol aku ngilu!” erang Rian dengan wajahnya mengernyit kesakitan.

Mood-ku seketika memburuk karena Rian sama sekali tidak bisa membaca situasi. Aku sebenarnya ingin melanjutkan hubungan sex bersamanya. Tetapi pacarku sama sekali tidak terlihat mengerti akan nafsuku yang masih menggebu-gebu. Padahal sering kali dia yang membuatku sampai kewalahan meladeni nafsu sex-nya. Namun sekarang aku merasa ada yang aneh dari sikap Rian.

Bersambung....​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd