Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Menembak pacar dengan semprotan

Bimabet
(sambungan)

Korban ke 2

Oke.. Mari kita lanjut nembak pacar orang. Eh nembak cewe lain maksudnya..

Prolog

Melinda adalah karyawan di tempat perusahaan klienku. Bergerak di bidang perkapalan, bagian Procurement. Kami bertemu pertama kali saat perusahaan tempatku bekerja di undang dalam sebuah tender. Dia janda muda karena ditinggal suaminya yang selingkuh. Belum memiliki anak. Kami cukup intens komunikasi selama proyek berjalan. Berkat keahlianku mendekati wanita, hubungan kami menjadi cukup dekat. Dia sampai mau curhat mengenai kehidupan pribadinya kepadaku. Secara fisik sih tidak terlalu cantik, tapi manis sekali. Penampilannya sederhana.

bwyv3st.jpg

Sudah setahun kami saling mengenal. Beberapa kali bertemu kami sudah seperti sahabat. Kalau dia ada acara atau meeting ke Jakarta, selalu membawa oleh2 untukku. Begitupula sebaliknya.



Kisah bermula pada hari senin malam...

Hari itu aku dikirim keluar kota, ke Bandung. Untuk mengurusi proyek tahap ke 2 yang sedang berjalan. Proyek tersebut adalah proyek ekspansi kantor barunya Melinda, klienku. Besok pagi kami akan bertemu, Meeting dengan bos nya.

Aku baru sampai Bandung dengan kereta api. Sekitar 2 jam lalu. Setelah check in dengan bookingan yang diurus oleh Deasy, sekretaris kantorku.

Hotelnya cukup enak, dataran tinggi seperti bukit sehingga dapat melihat pemandangan kota.

Kemudian aku diantar pelayan hotel menuju kamarku. Aku meletakkan barang2, lalu tiduran di kasur.

Di kamar hotel aku ditelepon oleh Fitri. Pacarku. Aaww... (ciee udah jadian)

"halo.. mas Jimmy.. Udah sampe?" katanya penuh khawatir.

"udah nih. Udah di hotel" jawabku.

"kok gak ngabarin?" kata Fitri

"sabar dong sayang.. Baru aja ngurus check in.. Nih aja baru masuk kamar" kataku

"iya.. Maaf mas.." kata Fitri pelan..

"gak apa2.. Sayang di kamar ini enggak ada kamu" kataku menggoda.

"iihh.. Apaan sih mas.." suara Fitri manja malu2.

Seperti biasa. Aku basa basi ngegombal. Fitri mengatakan kalau dia kangen banget sama aku.

Setelah ngobrol sejam lebih, aku mengakhiri telepon dengan alasan mau mandi. Padahal sih kuping udah gerah nelpon kelamaan. Cukup sulit mengakhiri pembicaraan dengan Fitri yang sedang mabuk cinta kepadaku.

Pada saat mengambil handuk, berjalan ke kamar mandi, tiba-tiba hp ku berbunyi lagi...

Fitri kenapa lagi sih. Batinku..

Ternyata pas kulihat, yang memanggil adalah Melinda.

"ya.. Hallo..." aku menjawab hp ku.

"pak Tommy. Sudah sampai ya?" suara Melinda merdu sekali.. Duhh pengen banget bisa nyicipin doi. Batinku.

"ya sudah Mel. Besok kita meeting jam 9 pagi kan?" tanyaku memastikan acara besok.

"yes of course. Mmm.." Melinda terdengar ingin mengatakan sesuatu.

"kenapa Mel..? Kamu dimana" tanyaku

"mm.. Gpp pak.. Anu.. Udah makan belum?" katanya.

"mau nraktir yaaaa" kataku menggoda.

"hahaha.. Dasar.." suaranya lembut tertawa. Menggoda sekali mendengar tawanya.

"do you want to hangout?" tanyanya lagi.

"boleh.. Dimana?" aku balik bertanya..

Singkat cerita aku turun ke loby menunggu Melinda menjemputku. Kami akan pergi ke suatu rumah makan dekat hotelku.

Tidak lama kemudian muncul mobil SUV putih merek jerman. Berhenti di depanku, kacanya terbuka...

"pak Jimmy.. Ayo" suaranya kukenal..

Ternyata Melinda. Aku masuk ke mobilnya dan kami berangkat ke tujuan.

Melinda mengenakan kaos ketat hitam lengan panjang dengan tali2 menyilang bagian dadanya seperti pada tali sepatu. Pinggulnya sedikit terlihat diantara kaos dan jeans ketat biru muda yang banyak sobekan di lututnya. Modis sekali.

Wanginya enak banget, mengusik gairahku.

"nih oleh2 buat kamu" aku memberikan bingkisan makanan ringan dari salah satu toko terkenal di Jakarta.

"wah thanks ya. It's very nice.. " kata Melinda tersenyum lebar. Ia kelihatan senang sekali.

Kami mengobrol di perjalanan. Tangannya putih mulus memegang perseneling matic dengan gelang emas putih dan jam tangan digital berwarna senada menghiasi pergelangan tangannya. Rasanya pengen kugenggam tangan mungil itu.

Sambil ngobrol, dari samping saat ia menyetir aku mencuri pandang melihat dadanya yang putih mulus. Belahan payudaranya terlihat jelas. Apalagi saat melewati polisi tidur, payudaranya berguncang. Terlihat kenyal...

Melinda bercerita bahwa mantan suaminya mencoba menghubungi lagi, ia sempat galau katanya.

Aku mendengarkan dan hanya sedikit memberi masukan mengenai hubungannya. Intinya, aku menjelaskan bila suatu hubungan rumah tangga berakhir cerai artinya sudah ada kesepakatan diantara dua pihak. Buat apa dilanjutkan lagi? Bukankah begitu?

Melinda hanya mengangguk, pandangannya kedepan memperhatikan jalan.

Kalau memang masih ada perasaan buat apa bercerai? Mengambil keputusan bercerai dengan mudah dan tidak berpikir panjang itu sangat kekanakan. Sebaiknya beri aku giliran untuk mencicipi tubuh indah itu supaya kamu tambah dewasa, batinku.

Beberapa saat setelah sampai di cafe..

Aku makan cukup banyak karena kelaparan, Melinda hanya makan sedikit. Ia cuma memesan salad. Sesudahnya kami mengobrol sambil minum wine.

Banyak mata pria yang mencuri pandang ke Melinda. Penampilannya memang cantik menggoda. Aku merasa beruntung..

Hp ku beberapa kali bergetar karena panggilan masuk dari Fitri, tapi aku tidak menjawab, kuaktifkan mode senyap. Pikirku besok saja kuberi alasan kalau aku sudah tidur. Karena saat ini toh sudah jam 10 malam. Banyak pesan tidak terbaca, mungkin salah satunya dari Fitri.

Aku tidak berani membuka HP selama bersama Melinda.

Kami ngobrol semakin jauh sampai bercerita hal2 lucu. Kadang tertawa sampai ngakak sampai tidak terasa kami sudah menghabiskan 2 botol wine.

Banyak jurus mautku keluar menggoda Melinda sampai dia mencubit tanganku sambil tertawa terpingkal-pingkal.

Aku yakin dia ada perasaan padaku. Dari caranya memandang, dari sikapnya, dari gaya bahasanya. Terlihat kalau dia menutupi perasaan itu. Sebagai janda sudah seharusnya ia merasa kesepian. Butuh cinta baru untuk mewarnai hatinya kembali.

Ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam, akhirnya kami pulang. Melinda sudah sangat tipsy, aku inisiatif menyetir. Seharusnya bisa saja kuantarkan dia pulang dulu. Toh nanti aku bisa naik taksi. Tapi Melinda bersikeras mengantarku dulu ke hotel. Alasannya karena ia sebagai tuan rumah di kota itu.

"it's okay, ini daerah gue.. Dah biasa kok" kata Melinda.

"tapi kamu kan mabuk Mel" kataku.

"enggaklah. Aku masih sadar kok." katanya percaya diri.

Sepanjang perjalanan pulang ke hotel kami banyak diam. Mungkin karena cape kebanyakan ngobrol, cenderung menikmati suasana malam pemandangan kota.

Sesampai di hotel aku tidak berhenti di loby, tapi memarkirkan mobil.

"kenapa..?" kata Melinda heran.

"ada dokumen yang mau aku titip ke kamu" kataku beralasan. Padahal ini salah satu modus mengajak dia ke kamarku.

"oh.. Aku tunggu disini?" katanya.

"naik aja, aku mau kasih lihat kamu sesuatu" jawabku.

"oh what is that?" tanyanya penasaran.

"ada deh.." jawabku singkat lalu membuka pintu keluar dari mobil.

Sambil berjalan menuju ke kamar aku nekat menggandeng tangannya.. Melinda cuek aja awalnya. Namun beberapa detik kemudian dia merasa risih dan melepaskan gandengan tanganku. Di dalam lift dia terdiam.

Aku mencuri pandang melihat tubuhnya, memperhatikan posturnya, merasakan wanginya.. Hmmmmm.. Nyaris sempurna nih cewe. Batinku mulai birahi.

Saat berjalan di koridor aku mengungkit cerita lucu tadi di cafe. Dia tertawa lalu tangannya mengacungkan telunjuk di bibirnya, ia sadar tawanya cukup keras. Aku menggodanya mengelitik pinggangnya dari belakang. Melinda kaget menggeliat.

"iihh... Rese dech" katanya sambil tertawa.

Sampai di kamar.. Dia melihat suasana kamarku..

"wah.. Kamarmu luas ya pak? Ambil yang suite ya?" tanya Melinda.

Aku hanya mengangguk sambil menaruh barang2 di meja.

"kamu ambil aja minuman di kulkas kalau mau" kataku

"hmm.. No thank you" jawabnya sambil menarik celana jeansnya yang ketat seperti mencegah melorot. Payudaranya berguncang saat ia melakukan itu.

Melinda berjalan ke sofa dekat TV lalu ia duduk disitu menyilangkan kaki.

"so.. Apa yang mau kasih lihat ke aku?" tanya Melinda sambil mengambil remote TV..

Aku membuka bajuku, telanjang dada. Bodyku banyak yang bilang bagus dengan six pack yang kering. Hanya celana jeans yang masih kupakai.

Melinda terpukau melihat badanku, wajahnya merah kedua tangannya memegang pipinya. Ia kelihatan salah tingkah lalu dia mengalihkan pandangan ke TV.

"panas yah" katanya sambil menatap TV tangannya memencet terus tombol channel mengganti saluran.

"oh.. AC baru nyala, belum dingin lah.." jawabku sambil berjalan mendekat.

"mungkin aku tipsy" katanya sesekali melirik padaku.

Aku sudah berdiri disampingnya persis. Melinda terlihat semakin salah tingkah. Ia tidak berani melihatku. Pandangannya terus ke arah tv. Padahal channelnya diganti terus.. Entah apa yang ditonton..

Di atas pandanganku melihat dadanya bergerak naik turun, sangat terlihat ia bernafas dengan gugup.

"umm.. I better go home..." kata Melinda langsung bangkit berdiri.. Namun ia terdiam sesaat berdiri berhadapan denganku.

Matanya melihat dadaku yang bidang, ia memegangi lehernya dan pipinya, sambil mengangkat bahunya ia tersenyum kecil.

Aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya...

Mmhh... Kami berciuman... Bibir Melinda lembut sekali

Tangannya menekuk didepan dadanya berpegangan pada bahuku. Matanya terpejam menikmati ciuman.

Beberapa saat ia tersadar... Lalu mundur...

"sorry, sebaiknya aku pulang" katanya pelan menatap mataku lalu menunduk sambil berjalan melewatiku...

Saat Melinda mau membuka pintu, tanganku menahan pintu itu dari belakangnya.

Ia terkejut berbalik badan. Matanya sipit cantik menatapku dengan grogi...

Langsung saja kucium bibirnya, kedua tangannya menahan dadaku.. Hanya beberapa detik Melinda menerima ciumanku lalu ia mendorong dadaku menjauh..

"pak... Stop it. Gak seharusnya kita begini" bisiknya.

Wajahnya merah merona karena anggur, semakin terlihat sensual... Bibir merahnya merekah, seksi sekali.

Tanpa berbicara sepatah katapun aku nekat mencium lehernya yang mulus..

"mmh.." Melinda mendesah memejamkan mata, kedua bahunya naik. Tangannya memegang pundakku.

Wanginya bener2 membakar libidoku. Tubuhnya lembut, kupeluk erat, aku mencium telinganya...

"ahh..." Melinda mendesah kaget, tangannya mencengkeram bahuku.

Lalu aku sedikit bungkuk mencium dadanya... Lehernya... Dagunya...

"pak.." katanya pelan sambil menahan kenikmatan nafsu.

Aku tidak merespon, terus mencium. Bibirnya merah seksi sangat lembut kulumat.

"mmmh..." Melinda tidak bisa berkata-kata saat kucium

Tanganku mulai bergerak ke bawah, pinggulnya, kuremas pantatnya...

Seketika ia terkejut, melepaskan ciuman..

"sudah sudah.. Ini terlalu cepat deh" katanya pelan sambil menatapku.

Aku tersenyum lalu kupeluk dia, kugendong ke atas kasur sampai ia terlentang. Wajahnya merah, matanya menatapku malu...

"kita gak seharusnya begini.." bisiknya sambil menatap perutku yang berotot.

Wajahnya sangat sensual. Aku langsung menindihnya

"kamu manis sekali Lin.." bisikku. Lalu kucium telinganya...

Melinda mendesah, kedua tangannya naik ke leherku. Ia terangsang saat kujilati lubang telinganya... Matanya terpejam, bibirnya merekah terlihat deretan giginya mengunci rapat mendesis...

"ah.. ! Ssshh"

Kedua tangannya memegang pipiku, mengarahkan kepalaku supaya memandangnya...

Kami terdiam sesaat.

"hey.. . Kok nekat banget sih. Kita gak boleh begini" katanya berbisik sambil menggelengkan kepalanya. Ia mencoba menyadarkanku..

Wajahnya cantik banget....

"kamu gak suka ya?" kataku pelan menatap matanya...

"mm... Bukan begitu.. Tapi.." belum selesai ia berbicara langsung kucium lagi...

"mmmh..!" Melinda menggumam nadanya meninggi saat bibirnya kulumat. Mata kami saling beradu sangat dekat sekali....

Aku merasakan nafasnya hangat, gairahku semakin tidak terbendung.

Penisku sudah mengeras dibalik celana, Melinda memegang pinggangku sambil menikmati ciuman ini..

Sesaat ia melepas ciuman...

"Jimmy... Ini terlalu cepat" kata Melinda mendesah..

Nafasnya mulai cepat seiring adrenalin kami yang sama2 terpompa oleh gairah cinta.

Tangan kananku membuka resleting celananya sambil kucium dadanya...

"jangan..!" katanya panik dengan nafas menggebu-gebu

Tangannya mencengkeram lenganku. Kepalanya menggeleng sambil menatap mataku....

Aku mencium payudaranya yang masih terbungkus kaos hitam itu....

"ah..." Melinda kaget

Wajahnya semakin merah karena malu...

Resleting celananya berhasil kubuka, lalu kutarik celananya walaupun seret, tapi berhasil sampai separuh pahanya. Pinggulnya putih kenyal, terlihat celana dalam warna hitam tipis, bahannya sangat bagus.

"jangan, nekat banget sih" bisiknya sambil menahan menarik celananya...

Lalu aku mengangkat kaosnya ke atas dadanya sampai terlihat payudaranya yang mulus putih terbungkus bra warna merah marun. Ukuran payudaranya tidak besar, tapi juga tidak kecil, kira2 cup B lah.

Melinda mencoba bertahan untuk tidak berzinah namun aku yakin rasa kesepiannya selama ini tidak mampu menutupi kebutuhan birahinya yang sudah lama ia tidak mendapatkannya.

Aku membuka cup bra nya sampai payudaranya terlihat jelas, putingnya berukuran sedang berwarna cokelat muda dengan aerola yang kecil.

"aaah..." Melinda mendesah saat aku memilin putingnya.. Lembut sekali..

Lalu ku emut payudaranya, putingnya kujilati...

Lidahku berputar memainkan putingnya sampai mulai mengeras. Melinda memejamkan mata dengan nafas menggebu.. Dadanya putih mulus bergerak naik turun.

Payudaranya kenyal dan mulus.

"mmhh..." Melinda mendesah mulai tenggelam dalam birahi

Lalu aku kembali ke celananya. Kutarik turun sampai lututnya, kutarik lagi sampai pergelangan kakinya, dan kutarik lagi sampai terlepas... Kakinya tidak banyak berontak...

Aku mencium vaginanya yang masih terbungkus celana dalam itu..

"mmhhh...!" Melinda mendesah tinggi mencoba menolak libidonya namun tidak mampu menutupi rasa nikmat...

Kedua tangannya memegang kepalaku...

"stop Jim... Jangan dong" katanya pelan, kepalanya naik dari kasur berusaha melihatku yang sedang mencium kemaluannya.

Kemudian aku merangkak ke atasnya... Aku menindih Melinda dan mencium bibirnya...

Mmuach.. Muach....

Ia tidak menolak ciumanku... Sekali lagi.. Aku melumat bibirnya, lidahku masuk diantara giginya. Lidahnya menyambut lidahku. Melinda tenggelam dalam ciuman penuh nafsu. Aroma nafasnya dan hangat bibirnya terasa di mulutku.

Sambil berciuman aku menggesekkan penisku di kemaluannya. Walaupun masih pakai celana tapi gundukan dibalik celanaku merasakan kenyalnya vagina Melinda yang masih tertutup celana dalam itu.

Sesaat ia melepas ciumanku..

"this is too early.. " bisiknya sambil kembali berciuman

Bibir kami sudah sangat basah, berpagutan dengan cepat. Sesaat aku melepaskan ciuman..

"I don't care.. I really likes you" jawabku berbisik lalu kucium lagi bibirnya...

Nafas kami saling menggebu... Tangan kananku ke selangkangannya, jariku bermain di kemaluannya dan menggesek...

Melinda menggeliat terasa geli sekaligus enak

Mmhh.. Muach.. Mmhh... Kami terus berciumam dengan penuh nafsu

Tangannya mencengkeram lenganku yang berotot.

Aku mencium lehernya, terasa hangat dengan basah keringat. Aromanya wangi sekali, menusuk gairah kejantananku..

"ahh.. Hsssh" Melinda nafasnya penuh gairah

Sambil terus mencumbu kubuka celanaku sampai telanjang bulat. Penisku sudah mengeras kaku...

Lalu aku menarik kaos lengan panjangnya, melepaskan melewati kepala dan lengannya. Melinda masih mengenakan celana dalam dan bra.

"kamu bener2 gila.." katanya dengan nafas menggebu..

Melinda menatapku tajam tapi kedua tangannya meraba perutku, kedua kakinya tidak sadar mengangkang, seolah siap menerima sesuatu yang nikmat.

Langsung kutindih tubuhnya. Penisku kugesekkan, menyundul vaginanya yang masih terbalut celana dalam.

"mmhh...." ia mendesah menggigit bibir bawahnya.. Matanya terpejam merasakan sundulan penisku yang keras

Melinda memalingkan wajahnya kesamping masih memejamkan mata, tidak berani menatapku. Pipinya kucium sampai telinganya kujilati, Melinda menggelinjang hingga payudaranya bergoyang dan aku meremasnya dengan lembut...

Bahan bra nya cukup tipis dan lembut sehingga aku bisa merasakan kenyal payudaranya.

Aku merasakan celana dalamnya sudah basah sekali..

Terus kusundul penisku di bibir vaginanya yang masih terhalang celana dalam.

Lalu tanganku diam2 kebawah, jari telunjukku menggeser celana dalam bagian yang menutupi vaginanya...

Begitu kugeser kesamping, kepala penisku langsung menempel pada bibir vaginanya. Rasanya hangat dan panas..

Pelan tapi pasti. Penisku masuk kedalam vaginanya...

Slebb....

"oohh...." Melinda terkejut matanya melotot padaku...

Tangannya kuat mencengkeram kedua lenganku. Mulutnya mangap merasakan penisku masuk terus makin dalam..

"masuk ya..??" katanya berbisik...

Dadanya naik turun seiring dengan nafasnya yang menggebu-gebu...

Pelan penisku kutarik lagi sedikit lalu masuk lagi terus makin sedikit cepat...

"mmfff!" Melinda menggelengkan kepala sambil memejamkan mata.. Ia menggigit bibir bawahnya...

Merasakan penisku keluar masuk dalam vaginanya membuat ia melayang merasakan nikmat tiada tara. Pasti sudah lama sekali vaginanya tidak merasakan penis..

"Enak nggak Mel.." kataku berbisik sambil menggenjot dengan pelan...

"ahh.. Enak..." katanya pelan, matanya Melinda sayu menatapku.

Sepertinya sudah tidak ada rasa malu atau canggung lagi baginya. Melinda sudah terbakar nafsu, ia mulai berani menggoyangkan pinggulnya menerima genjotanku..

"aah... Sshh." Melinda terus mendesah sambil terus menatapku... Seolah menantang.

Vaginanya sangat hangat dan memijit penisku dengan kuat. Duh.. Rasanya bener-bener enak. Apalagi saat ia menggoyangkan pinggulnya mengiringi sodokan penisku.

Kami benar-benar dimabuk asmara. Bukan hanya nafsu. Tapi memang ada perasaan terpendam diantara kami.

Melinda masih mengenakan bra dan celana dalam. Bagian celana dalam tadi yang kugeser, supaya penisku bisa masuk. Dengan posisi missionaries... Aku menggenjot dengan semangat cinta yang disambut dengan goyangan pinggulnya. Sangat berirama.

Kami berciuman lagi dengan nafsu cinta yang menggebu.

Muachh... Aah... Shh.. Muach.. Aahh... Aahh... Muach

Suara kami kompak mengisi kamar dengan suara ciuman, desahan dan bisikan-bisikan. Ditambah lagi dengan suara tepukan pangkal penisku dengan selangkangannya.

Plok.. Pok.. Pokk... Pokk...

"ahhh... Ahh.. Ahh.." Melinda mendesah dengan merintih merasakan sodokan penisku. Matanya tidak lepas dari tatapanku.

Plok.. Pok... Pok...

Badanku bangkit tegak sambil menggenjot. Payudaranya bergoyang dibalik bra itu. Kedua tanganku memegang kedua tangannya telapak tangan kami saling mengunci, jari2nya mungil kugenggam. Pinggulku terus kugoyang dengan agak cepat.

"aah... Aah... Sshh.." Melinda menatapku terus sambil mendesah...

Kedua kakinya mengangkang semakin lebar, sambil terus menggoyangkan pinggulnya.

Nafsu birahinya sangat tinggi pikirku, hanya saja selama ini dipendam.

Pokk...pok..pok..pok...

"aagh...uuuhh.." Melinda mendadak melenguh menggigit bibir bawahnya lagi... Matanya terpejam...

"kenapa sayang.." bisikku bertanya...

Pok.. Pok.. Pok... Pok...

"mmm, mau keluar..." bisiknya malu2...

Pokk.. Pok.... Pok...

"keluarin aja sayang.." bisikku dengan ngos2an...

Lalu kupercepat sodokan penisku...

Plok... Plok... Plok... Plok.. Plok..

Suara tepukan selangkangan kami terdengar becek..

"aah.. Ahhh.. Ah ah" desahan Melinda semakin cepat.

"ayo keluar aja sayang..." kataku dengan nada naik turun karena menggenjot dengan cepat.

Plok.

Plokk...

Plokk...

Plok..

"hegh.. Hegh... Iiihhh" Melinda seperti merintih menjerit pelan matanya memejam...

Plok...

Plokk....

Plokk..

"ayo sayang.. Keluarin" bisikku keras.

Genjotanku semakin cepat dan kuat. Melinda merasakan kerasnya sodokan penisku sampai meringis tidak membuka matanya..

"iihh.... Heghh ehh" Melinda meracau kedua tangannya menggenggam kuat genggamanku.

Tiba-tiba aku merasakan cairan panas seperti air kencing membasahi penisku. Membasahi kasur..

Melinda terlihat ngos2an menatapku sayu.. Sambil terus menggenggam kuat kedua tanganku.

Cairan itu banyak sekali keluar. Bener2 seperti pipis.

Peluh keringat terlihat dibelakang pipi dan lehernya. Melinda terlihat seksi banget.

Genjotanku mulai pelan...

Plokk.. Plokk... Plok...

Suaranya sangat becek terdengar.

Lalu aku merebahkan badan menindih Melinda tapi kedua tanganku disamping kepalanya menopang di kasur sambil mengusap rambutnya, mengelus kepalanya... Aku terus menggenjot dengan sangat lembut...

"enak..?" bisikku...

Melinda menatap mataku.. Hanya mengangguk..

Kedua matanya sipit cantik, menggemaskan...

Lalu kami berciuman lagi sambil terus kugenjot. Vaginanya basah masih memijit batang penisku...

Sekitar sejam diposisi ini, tiba-tiba Melinda mendorong bahuku.

"sini gantian..." katanya

Lalu aku mencabut penisku dan berbaring disampingnya. Melinda bangkit dari kasur sesaat ia melepaskan celana dalamnya lalu jongkok duduk diatasku, vaginanya pas di atas penisku, dia seperti berlutut seperti duduk lesehan.. Bibir vaginanya terlihat jelas tanpa bulu kemaluan, ia memegang penisku mengarahkan ke vaginanya..

Dan kemudian..

Slebb....

Penisku masuk lagi ke dalam kemaluan Melinda..

"mmmhhh....." Melinda sesaat memejamkan mata saat penisku masuk..

Dia terdiam sebentar menikmati penisku yang berdenyut di dalam vaginanya. Melinda duduk tegap, badannya penuh keringat, lalu kedua tangannya kebelakang membuka kait bra nya..

Aku hanya berbaring menikmati cantiknya Melinda.

Sesaat kemudian ia melepaskan bra nya, dengan perlahan menurunkan tali Bra nya melewati lengannya yang mulus.. Sedikit mengangkat bahunya.. Wajahnya merah tersenyum kepadaku...

Waduuhhh... Cantik bangeeeet! Sumpah.

Kemudian ia melempar bra nya ke sofa disamping kasur

Payudaranya terlihat proporsi indah sekali

Sambil berbaring kedua tanganku meremas payudaranya.. Sangat lembut.... Aku hanya terlentang pasrah...

Melinda mulai menggoyangkan pinggulnya. Ia bermaksud mengaduk penisku di dalam vaginanya tetapi karena penisku yang besar dan keras malah membuatnya merasa diaduk sendiri.

"ooh... Ahh..." wajahnya meringis.. Menahan nikmat.

Kedua tangannya menopang diatas dadaku. Sesekali ia meraba perutku.. Pinggulnya mulai bergoyang agak cepat setelah liang vaginanya sudah menyesuaikan padatnya penisku.

Sambil menggenjotku, Melinda menunduk kebawah memandangku dengan sayu dan merintih.

"do you want it..? " bisiknya seolah menantangku. Ia terus menatapku sambil menggenjot cukup cepat.

"aahh... Shh...." sesekali ia mendesah menahan nikmat penisku karena goyangannya sendiri..

Payudaranya menggantung bergoyang maju mundur, terlihat sangat proporsi, indah sekali. Sesekali aku meremasnya sambil menikmati genjotan Melinda.

"ah.. Ah.. Ah.." Melinda mendesah dengan cepat seiring dengan genjotannya. Sepertinya mau klimaks, pikirku.

Pinggulnya digoyangkan memutar. Penisku terasa mengaduk memutar di dalam vaginanya... Wajahnya mengadah ke langit2..

"ah.. Ahh.. Ahh.. Ah.." desahannya semakin meninggi.

Tidak lama kemudian, selangkanganku basah oleh cairannya..

"oohh... Shit." Melinda setengah teriak menunduk sambil memejamkan mata..

Goyangannya tidak berhenti masih cepat..

"oh.. Shhh..." ia merintih menahan nikmat yang amat sangat. Peluh keringatnya mengalir di payudara dan perutnya.. Terlihat sensual sekali.

"this is good.." katanya meracau sambil memejamkan mata

Pinggulnya terus bergoyang. Tubuhnya terlihat mengkilap licin oleh peluh keringat. Rambutnya agak acak ada yang menempel di lehernya kena keringat semakin terlihat seksi.

Genjotan Melinda semakin pelan, ia mengatur nafas.

Matanya kembali menatapku...

"do you like it.." bisiknya dengan tatapan tajam.

Aku hanya mengangguk, memegangi pinggangnya. Lalu meraba pahanya sambil tersenyum.

"bangun Mel.." kataku memberi isyarat ganti posisi.

Lalu Melinda bangkit melepaskan penisku dari vaginanya. Ia menhgemaskan tubuhnya ke kasur disampingku. Aku bangun memintanya balik badan tengkurap.

Setelah Melinda telengkup, aku menindihnya dari belakang aku mencium leher belakangnya, penisku menempel tepat di belahan pantatnya. Rasanya licin dan empuk sekali. Kugesekkan penisku di tengah pantatnya sampai menyentuh bibir vaginanya...

"mmhh.. Cepet masukin.." bisiknya pelan..

Kepalanya menghadap samping, aku mencium pipinya, jariku meraba wajahnya lalu masuk ke bibirnya, Melinda sudah sangat mabuk nafsu, ia mengulum jariku sambil memejamkan matanya..

Dan penisku sudah tidak sabar menyundul bibir vaginanya..

Kemudian...

Slebb....

"uuhh.. Shhhh" Melinda mendesah saat penisku masuk.

Pantatnya digoyangkan naik turun melayani sodokanku. Vaginanya memijit mijit lembut batang penisku..

"mmh.. Ah.." desahannya semakin liar...

Pinggulku maju mundur menggenjot pantat Melinda...

Plok.. Plok.. Plok... Plok..

"mmh.. Mmh...." ia menggumam, badannya bergoyang maju mundur oleh sodokanku.

Plok.. Plokk.. Plok..

Wangi tubuhnya tidak hilang, terus merasuk hidungku semakin membakar birahi.

Sekitar 10 menit, aku bangkit mencabut penisku.. Posisiku berlutut, aku menepuk pantatnya sampai bergetar.

"naik Mel.." bisikku.. Memberi isyarat untuk doggy style.

Lalu Melinda mengangkat pantatnya sampai menungging.

Kedua tangannya menopang kasur dengan sikutnya. Pantatnya cukup besar kalau kuoerhatikan. Aku meremasnya dengan gemas.

Lalu aku mengarahkan penisku ke bibir vaginanya..

Aku gesekan naik turun membelah bibir kemaluan Melinda.. Ia menoleh kesamping berusaha melihatku dibelakangnya...

"jangan keluarin di dalem ya.." katanya pelan.

Lalu ia menundukkan kepala di atas kasur itu...

Penisku sudah menempel bibir vaginanya yang empuk dan basah.. Lalu....

Slebb....

"mmh.... Fuck..! " Melinda mendesah setengah teriak.

Aku menarik pelan penisku lalu kusodok lagi...

Plok..!

"mmhh!" ia menggumam menahan suara.

Kutarik lagi sedikit.. Dan kusodok lagi..

Plok..!

"mmh...! Shiit!" ia menjerit kenikmatan..

Akhirnya sodokanku makin kupercepat..

Plok.. Plok... Plok...

"ah.. Fuck.. This is so good" katanya meracau...

Aku melihat tubuhnya dari belakang indah sekali, seperti body gitar... Pinggulnya pantatnya besar dengan pinggang yang kecil..

Plok.. Plok... Plok...

"ahh... Ah.. Ah... Enak banget... Shit" Melinda tidak berhenti meracau...

"enak sayang..?" bisikku sambil menggenjotnya..

"banget.." jawabnya singkat...

Plok.. Plok... Plok...

"rasanya mentok.. Ah.. Ahh.." katanya sambil mendesah.

Plok.. Plok...

"ahh.. Ahh.." pinggangnya lembut kugenggam maju mundur berlawanan dengan sodokan penisku...

Semakin cepat kugenjot... Melinda semakin menggila...

"ooh... Aah... Cepet yang cepet..." katanya.

Plok. Plok.. Plok.. Plok... Plok..

Sodokan semakin cepat, penisku sudah terasa sangat licin keluar masuk vaginanya yang sangat becek...

"Mel aku mau keluar.." kataku sambil ngos2an..

Plok.. Plok.. Plok..

"jangan di dalem.." jawabnya sambil ngos2an juga..

Plok.. Plok.. Plok.. Plok...

Aku sedikit menunduk memeluknya dari belakang, tangan kiriku disamping pinggangnya menopang kasur, tangan kananku meraih dadanya, meremas payudaranya yang menggantung bergoyang oleh genjotan...

Plok.. Plok.. Plok...

"mmh.. Mmh.. Mmmh.." desahannya tertahan...

Payudaranya kenyal enak banget diremas remas... Licin keringatnya membuatku semakin bernafsu...

Plok.. Plok.. Plok... Plok...

"oohh.. Mmhh.. Mmhh." Melinda terus mendesah..

Plok.. Plok... Plok... Plok..

Tiba-tiba aku menahan sesuatu, kucabut penisku sambil menepuk pantatnya..

"balik Mel.." bisikku tegas.

Seketika Melinda balik badan merebahkan tubuhnya terlentang... Wajahnya melihatku...

"aaaaahh....." aku melenguh panjang.

Kuarahkan penisku ke tubuhnya... Air mani ku menyemprot di atas perutnya, payudaranya. Sambil terus kukocok penisku

Melinda ngos2an sambil melihat penisku yang menyemprot di tubuhnya...

Rasanya nikmat banget. Air mani ku menyemprot banyak..

Melinda memegang buah zakar ku merabanya sementara penisku terus menyemprotkan air mani..

Gila.. Enak banget.. Sumpah... Aku membatin.

...

...

..

Setelah itu kami sempet tiduran sebentar berpelukan...

Sebelum akhirnya Melinda beres2 memakai baju lagi. Dan kuantar dia pulang. Kami berciuman di mobil sebelum aku pulang. Dia seperti tidak tau harus berkata apalagi. Dia hanya diam lalu masuk rumah..

Waktu itu sudah jam 1 malam.. Aku harus cepet istirahat.

Besok pagi akan meeting dengan dia.

(bersambung)
 
Terakhir diubah:
(sambungan)


Pagi2 jam 7 aku sudah siap berangkat meeting. Di depan cermin aku memastikan penampilanku rapih. Aku mengenakan jas hijau tua berbahan jeans, daleman kemeja putih polos, bagian bawah menggunakan celana jeans hitam polos, tidak terlihat seperti jeans. Aku memakai jam tangan digital yang bermerek sambil berjalan ke lobby...

Cuaca kota bandung hari itu mendung. Aku tidak membawa payung. Repot juga kalau hujan deras.. Mudah2an sih enggak hujan deh. Batinku.

Sampai di sebuah gedung, aku naik ke lantai 7, kantor klienku, tempat Melinda bekerja.

"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu?" tanya resepsionis itu dengan suara merdu.

Aku melihat name tag nya di dada sebelah kiri, tertulis nama 'Tari' , orangnya lumayan oke. Malah keliatan hot banget seperti penari striptis yang sering kulihat di salah satu club di Jakarta.

"saya dari PT Oregon Kreasi Ber..." aku belum selesai bicara dipotong..

"oh.. Pak Jimmy ya. Tadi pagi bu Melinda sudah info. Silahkan tunggu di ruang meeting.. " katanya sambil berjalan mengarahkanku ke ruang meeting di samping meja resepsionis itu.

"ohh..." jawabku sambil melihat bokongnya yang besar bergoyang dibalik rok mini ketat warna putih. Garis celana dalamnya terlihat cukup jelas.

Aduh... Pagi-pagi udah dikasih liat beginian. Batinku sambil menggigit tanganku yang mengepal.

"silahkan..." kata Tari tersenyum sambil mempersilahkanku masuk ke dalam ruang meeting.

"Te... Terima kasih.." jawabku sambil sedikit membungkuk.

Sekilas aku mencuri pandang dadanya, sedikit terlihat jelas buah dadanya yang putih besar di balik sela-sela kancing kemeja nya yang ketat berwarna biru muda. Warna BH nya pun keliatan berwarna hitam.

Alamakk... Toket, bokong kemana-mana, bikin gue kepengen aja nih cewek, batinku.

...

Beberapa menit aku menunggu di ruang meeting sambil memainkan HP. Iseng melihat kembali foto-foto syur Sabrina yang dikirimkan Arman beberapa minggu lalu.

Tiba-tiba ada suara langkah mendekat. Langsung kututup galeri foto di HPku...

Pintu ruang meeting dibuka... Aku langsung berdiri.

"halo pak Jimmy..!" kata pria itu dengan suara lantang menjulurkan tangan untuk bersalaman.

"pak Jason.." jawabku sambil berjabat tangan.

Pak Jason adalah bos perusahaan.

Dibelakangnya ada staff pria dan Melinda...

"kenalkan.." kata pak Jason kepadaku...

"Roy.. Bagian design" jawab staff pria itu berjabat tangan denganku..

"kalau ini sih kalian sudah saling kenal ya.." kata pak Jason tertawa sambil menunjuk Melinda.

Aku dan Melinda tersipu tersenyum...

"ya.. Kan bu Melinda yang sering saya gangguin pak" kataku sambil tertawa bercanda. Diikuti tawa mereka membahak..

"apaan sih.." kata Melinda tersenyum, wajahnya merah..

....

Lalu kami meeting membahas proses pekerjaan, terutama berkaitan dengan jadwal pekerjaan dan pembayaran.

Beberapa kali aku melihat hp, Fitri menelepon terus tapi kuatur mode silent. Posesif sekali dia, pikirku.

Pagi itu Melinda terlihat tinggi dengan heels warna merah Ferrari. Ia mengenakan kemeja hitam lengan panjang dengan bawahan celana bahan warna krem. Rambutnya diikat sanggul ke atas, dan mengenakan kacamata dengan bingkai warna merah tua.

Penampilannya berbeda banget dari semalam. Didandanin kaya apa juga terlihat cakep aja nih cewek. Pikirku.

Sekitar 15 menit kami meeting, pintu ruang meeting diketuk, Tari masuk membawa nampan dengan minuman.

Aku bisa melihat mata Roy memperhatikan tubuh Tari.. Yah maklumlah. Pria. Bahkan pak Jason juga sekilas menatap bokong Tari dari belakang.

Saat dia membagikan minuman menunduk, aku melihat belahan payudaranya yang besar putih mulus itu menghadapku persis, buah kenyal itu nampak sesak dibalik kemeja, membuat pria manapun berharap kancingnya terlepas.

Aku menelan ludah. Pengen kusosor rasanya, dalam hatiku. Tapi ekspresiku tetap dingin, pura-pura tidak melihat pemandangan itu dan tetap membahas proyek.

Berharap Melinda tidak melihat arah mataku tadi...

Melinda maju berdiri di depan, ia mempresentasikan proyek selanjutnya kedepan. Ekspansi kantornya luar biasa pesat, aku mengamati dengan cermat, karena berkaitan dengan prospekku.

Tapi disamping itu aku mengamati tubuh Melinda dari belakang saat dia menunjuk papan tulis dengan pointer laser... Baju kemejanya ketat membentuk tubuhnya. Pingangnya ramping. Mengingat semalem telah kugagahi. Duh... Cantiknya dia.. Pengen lagi rasanya.

Saat berbicara di depan dia terlihat profesional, pintar menutupi perasaannya padaku. Padahal semalem kami abis bersetubuh.

.....

Siangnya setelah selesai meeting, aku dijamu makan oleh mereka di salah satu restoran ternama. Kecuali pak Jason, beliau tidak ikut karena ada urusan.

Kami ngobrol ngalor ngidul, tertawa..

Setelah makan mereka membawaku ke lokasi proyek untuk survey. Sampai sekitar jam 4 sore, sebelum pulang aku berpamitan pada mereka..

"baiklah terima kasih kalau begitu, saya pamit pulang" kataku sambil menjulurkan tangan ke Melinda

"ohh baik pak.. Thank you.." kata Melinda tersenyum sambil bersalaman tangan denganku.

"oke deh kalau begitu. Thanks ya pak sudah datang" kata Roy sambil menjulurkan tangan

"ya.. Sama-sama.. Terima kasih juga" jawabku bersalaman dengannya..

"naik apa dari sini?" tanya Roy

"kereta cepat" kataku sambil memikul tas laptop dan jas..

Melinda menatapku seolah ingin mengatakan sesuatu tapi dia hanya diam saja.

"berapa jam pak perjalanan?" tanya Roy..

"ya sekitar sejam lah" jawabku...

Sambil berjalan Roy mengajakku berbicara, Melinda hanya diam saja.

Setelah itu kami berpisah. Aku diantar supir kantornya ke hotel.

.....

Malamnya aku ingin menelepon Melinda, tapi ragu.. Lalu Fitri menelepon lagi.. Aku kaget, ketika kujawab suaranya putus2. Intinya signal sedang jelek. Sehingga aku dan Fitri sulit berkomunikasi. Hanya chat. Itu pun pending terus.

Tapi ketika Melinda meneleponku, suaranya jernih tidak ada gangguan signal sama sekali. Mungkin karena satu kota.

Aku senang sekali dia menelponku.

"pak Jimmy, thank you ya sudah mau datang" katanya..

Terdengar seperti basa basi. Kami mengobrol cukup kaku. Kemudian aku memutuskan untuk bertemu dengannya sebelum pulang.

"Mel mau makan bareng gak?" tanyaku.

"oh, emangnya bapak masih menginap di hotel?" tanya Melinda

"engga, pulang malam ini. Saya pengen dinner sama kamu sebelum pulang" kataku..

"hmm... Ya udah. Dimana?" katanya..

Lalu akhirnya aku menunjuk salah satu restoran ternama di daerah Dago. Kami bertemu di sana, aku sampai duluan...

Tidak lama kemudian...

Melinda datang, penampilannya selalu mempesona..

Ia mengenakan kaos lengan pendek terusan sepanjang atas lututnya.. (seperti di foto)

Lekuk tubuhnya terlihat indah sekali. Semua mata memandangnya...

Cantik banget... Aku bener-bener terpesona.

....

Kami ngobrol ringan sambil makan. Aku tidak membahas kejadian kemarin malam sama sekali.

Beberapa jam kami ngobrol sambil menghabiskan makanan, lalu kami memesan wine.

"wah.. Tar kejadian lagi deh.." kata Melinda tersenyum kecil..

Aku sempet kaget mendengar ucapannya... Mungkinkah ia mengungkit kejadian kemarin?

"hahaha.. Engga lah. Tenang aja, abis ini kan aku pulang" kataku.

Kami melanjutkan obrolan dengan topik yg lain. Komunikasi kami sangat baik, selalu nyambung.

Saat melihat jam tangan, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Lalu aku meminta bill kepada pelayan restoran..

Akhirnya aku memutuskan pulang sekarang, berpamitan padanya...

"aku anter ke stasiun deh" kata Melinda..

Aku melihatnya seperti sedikit mabuk, wajahnya merah seperti kemarin malam..

"wah. Beneran nih..? " kataku

"eh.. udah pesen tiket pak?" tanya Melinda sambil berdiri dari kursi mengambil tasnya..

"belum, nanti saja di stasiun" jawabku..

Saat berjalan keluar restoran, aku berjalan di belakang Melinda. Melihat tubuhnya dari belakang, pinggulnya kecil, pantatnya bergoyang kanan kiri saat berjalan, garis celana dalamnya terlihat cukup jelas. Lengannya putih montok.. Duhh mendadak horny....

Sampai di mobilnya...

"Mel.. Mmm... Sebaiknya aku anter kamu aja deh.." kataku.

Melinda sempat kebingungan sebelum akhirnya ia setuju..

Aku menjelaskan akan mengantar dia, nanti naik taksi dari rumahnya ke stasiun..

......

Setelah sampai di rumahnya.. Lebih tepatnya kost. Ternyata dia kost di rumah besar. Kost yang mewah menurutku, karena hanya ada beberapa kamar saja. Tapi fasilitasnya lengkap.

"mau liat? Masuk aja.." kata Melinda..

Hmm... Kebetulan banget. Batinku..

....

Singkat cerita aku sudah berada di dalam kamarnya. Cukup luas, nyaman. Ada rak dinding penuh dengan botol wine.

Melinda meletakkan tas, melepaskan jam tangan, sambil merapihkan meja di kamarnya....

"mau minuman lagi..?" tanya Melinda...

Aahh. Sudah cukup basa basi ini....

Langsung saja aku mendekat. Kupeluk Melinda dari belakang..

Melinda tersentak... Tapi ia tidak terlihat kaget atau bingung. Seolah sudah tau apa yang akan terjadi.

"mmmhhh... Pak... Ini di kost an loh... Jangan aneh-aneh" kata Melinda berbisik...

"so...? Sebaiknya kita ngapain? Ngobrol saja?" bisikku sambil mencium pipinya... Memeluk erat tubuhnya yang lembut wangi...

"mmh... Iya. Ngobrol aja.. Yuk.." katanya pelan..

Kedua tangannya memegang tanganku di perutnya yg sedang memeluk.

"yakin ngobrol aja?" kataku meledek..

Melinda mencoba menoleh kebelakang

"maksudnya..?" tanya dia sambil mencengkeram lenganku..

Lalu aku membalikkan badannya berhadapan denganku, dan aku cium bibirnya...

"mmmhhh....." Melinda memejamkan mata menerima ciumanku...

Aku melihat wajahnya dekat sekali, nafasnya tercium di hidungku.. Matanya, hidungnya, aku menikmati cantiknya sambil merasakan lembut bibirnya..

Sesaat dia melepaskan ciuman...

"kan.. Mulai lagi deh.." bisiknya

Aku hanya tersenyum...

"kamu keberatan ya..?" tanyaku pelan.

Melinda tidak menjawab, dia memelukku, kepalanya disamping leherku.

"memangnya kita ada hubungan apa?" tanya dia...

Ternyata Melinda menanyakan status hubungan ini. Kupikir dia memintaku menembaknya...

Kami terdiam.. Aku masih memeluknya. Lalu aku mencium kepalanya. Rambutnya wangi sekali...

"ya kamu tau lah. Aku suka banget sama kamu" kataku berbisik didekat telinganya.

Melinda tidak menjawab, ia tetap memelukku, kepalanya sembunyi disamping leherku.

Aku merasakan payudaranya yang kenyal...

Duh.. Susah banget berpikiran jernih saat ini. Aku jadi semakin sange, akibat minuman anggur.

"lalu..?" tanya Melinda lagi..

Aku diam....

Lalu aku mencoba memegang pundaknya menjauh, supaya ia menatapku...

Saat Melinda menatapku.. Matanya cantik banget, terlihat polos sampai aku meleleh...

"aku sayang kamu" jawabku... Langsung kupeluk, kucium lagi bibirnya...

Akhirnya kami berciuman lama sampai membasahi bibir.

Penisku mulai bangkit... Mengeras dibalik celana...

Muach.. Mmmh. Muach... Mmmmhh

Bibir kami saling berpagutan... Lidah dengan lidah saling bermain...

Dengan nafas menggebu-gebu aku menarik bagian bawah sampai keatas.. Aku meraba paha dan pantatnya yang lembut kenyal, meremas-remas...

"aah... Pak.. Mau lagi..?" lirihnya...

Melinda menahan tanganku... Wajahnya cemas.. Karena suasana kamar sangat hening. Ia takut terdengar penghuni sebelah kamar...

Aku tidak perduli. Darahku sudah berdesir sampai ubun2.. Eh, maksudku ubun2 palkon.

Lehernya jenjang mulus kucium, kusedot sampai membekas...

Muach... Spock...!

"ah..!" Melinda mendesah... Tangannya mencengkeram kuat kedua lenganku.

Kaos terusannya itu sudah kuangkat naik sampai menggulung di perutnya. Pantat dan dipinggulnya terlihat bebas menampakkan celana dalam warna hitam...

Aku meremas bongkahan pantatnya dengan kedua tanganku.. Rasanya kenyal lembut banget..

Penisku semakin keras...

"Mmmh.." Melinda menggumam sambil terus berciuman...

Lalu kugendong dia, kubaringkan dikasurnya...

Aku menindih tubuhnya. Kedua tanganku menekuk menopang kasur disamping kepalanya.

Sesaat aku menatap wajahnya lagi... Manis.

Melinda menatapku sayu.. Bibirnya merekah..

Aku kembali melumat bibirnya yang lembut itu..

Muachh... Mmmh...muach...

Sesaat ia menahan ciuman...

"pak.. Stop... Nanti kedengeran org.." bisiknya...

Aku tidak perduli, terus kucium lagi..

Muach.. Mmhh....

Penisku dibalik celana ini kugesekkan di vaginanya yang juga masih terbalut celana dalam...

Melinda merasakan gundukan penisku dibalik celana..

"mmh...." pinggulnya bergoyang menerima sodokan gundukan penisku..

"sshh... Ahh... Kamu bikin aku horny" bisiknya penuh nafsu

Kedua tangannya menarik kemeja bawahku, ingin membuka... Lalu aku melepaskan kemeja dan celanaku dengan nafas menggebu-gebu...

Melinda tidak sadar kalau aku sudah telanjang bulat... Penisku tegang mengeras siap menyodok...

Aku menindih tubuhnya, menggesek-nggesekan penisku di bibir vagina yang masih terlindung kain celana dalamnya..

Payudaranya kuremas-remas..

"aah... Sshh...." Melinda merintih menahan nafsunya yang bergejolak..

Tanganku menyelinap dibalik gaunnya dari arah perut merayap keatas, meremas payudaranya yang masih terbungkus BH..

Sambil bergumul, Melinda melepaskan gaunnya dengan posisi terlentang...

Ia hanya mengenakan BH dan celana dalam. Tubuhnya indah sekali, sesuai seleraku...

"jangan nekat ah.. Nanti kedengeran.." kata Melinda panik..

Lalu aku membungkuk menarik celana dalamnya kebawah lututnya sampai terlepas..

"ohh..." Melinda hampir menjerit kaget.

Langsung kujilati bibir kemaluannya..

Slurrpp.. Sshh. Mslurrpp...

"ouh... Sshh.." Melinda terhentak memejamkan mata, melipat bibirnya kedalam sambil memegang kepalaku...

Kedua kakinya mengangkang semakin lebar...

"ouh...." Melinda mendesah menahan nikmat di vaginanya.

Rasanya basah dan asin2 gimana gitu... Lidahku terus bermain di klitorisnya...

"ouhh... Fuck.." Melinda mendesah menggelinjang. Bola matanya berputar keatas seperti mau pingsan...

Dadanya naik turun bernafas dengan menggebu...

Kedua tanganku meraba pinggangnya meremas pahanya sambil terus kujilati vagina yang kemerahan itu..

Setelah beberapa menit...

Aku bangkit menindih tubuhnya. Penisku kuarahkan ke bibir vaginanya.. Menempel.. Basah banget...

Kepala penisku menyundul belahan bibir vagina itu..

Keluar masuk sekitar 3 cm, clep.. Clep.. Clep...

Sangat menggoda hinga Melinda merasa gatel.. Tidak tahan pengen cepet dimasukin. Ia menggoyangkan pinggulnya..

"sssh.... Sssh.." desah Melinda, nafasnya tidak beraturan, kepalanya naik dari kasur menatap penisku. Penasaran kenapa gak segera dimasukin..

Kedua tangannya meraih pinggangku, dia menariknya supaya penisku cepetan masuk...

Akhirnya dengan kekuatan penuh namun lembut.. Kumasukkan batang penisku kedalam secara pelan...

Slebb...

"oohh.... Sss.." Melinda melotot... Sampai mulutnya melongo merasakan batang kenikmatan menembus vaginanya semakin dalam dan makin dalam...

Vaginanya hangat sekali memijit-mijit batang penisku..

"mmmh....." ia mendesah panjang, nadanya tinggi. Bibirnya dilipat kedalam...

Tangannya mencengkeram kuat pinggangku. Badannya agak menekuk dengan kedua kakinya mengangkang lalu melingkar di pinggangku..

Pinggulku mulai kugoyangkan maju mundur supaya penisku keluar masuk...

Slebb.. Slebb....

"oouh... Shit." Melinda meracau.. Matanya memejam...

Badannya sampai bergetar membuat buah dadanya bergoyang seperti puding..

Tangannya terus menarik-narik pinggangku supaya penisku menggenjot makin cepat.

Kemudian kedua tanganku lurus menopang kasur disamping kanan kiri pinggangnya.. Dan kugenjot dengan semangat..

Plok... Plok... Plok....

Sampai bunyi tepukan selangkangan terdengar...

"aah.. Ahh.." Melinda tidak sanggup menahan desahannya...

Payudaranya bergoyang-goyang...

Plok.. Plok.. Plok.. Plok..

"pelan mas.. Jangan berisik.." bisik Melinda mengingatkan, sambil terus menggoyangkan pinggulnya.

Vaginanya terus memijit dengan lembut... Duhh enak banget. Rasanya bener-bener mantul.

Plok.. Plok.. Plok...

"ughh... Sshh.."

"ughh..... Ssshh"

Melinda semakin liar, kepalanya menghadap samping, memejamkan mata sambil terus mendesah...

Kedua tangannya disamping kepala mencengkeram sprei kasur...

Plok... Plok... Plok....

Lalu genjotanku mulai melambat dan tiba-tiba saat menarik penisku pelan2.. Lalu kusodok kencang..

Plok..!

"uuhh... Shitt.." Melinda setengah menjerit, payudaranya berguncang..

Lalu kutarik pelan lagi penisku.. Dan kusodok kencang..

Plok..!!

"Uugh.. Fhhhh..." ia mendesah setengah berteriak...

Rambutnya mulai berantakan. Matanya terus terpejam menikmati penisku yang terus menyodok kencang..

Kutarik lagi pelan.. Dan kusodok lagi kencang..

Plokk..!

"ohhh..!" matanya terbuka terlihat bola matanya berputar keatas lagi. Seolah ia merasakan kenikmatan luar biasa..

Tangannya mencengkeram sprei dan menariknya... Sampai sprei kasurnya berantakan.

aj9lna1.jpg


Lalu genjotanku kembali cepat..

Plok.. Plok.. Plok.. Plok...

"oouh.. Sshh.." Melinda merasa seperti melayang, wajahnya tersirat sangat menikmati penisku yang menyodok-nyodok.

Payudaranya terus bergoyang...

Pahanya bergetar setiap sodokan penisku masuk.

Semakin lama semakin cepat.. Dan makin cepat.

Plok.. Plok.. Plok.. Plok.. Plok..

"ooouuhh... Shhh" Melinda menjerit tertahan merasakan vaginanya disodok bertubi-tubi...

Kepalanya naik dari kasur. Matanya melotot kepadaku sampai mulutnya terbuka...

"oooh....." badannya berguncang cepat karena sodokanku

Lama-lama aku merasakan cairan vaginanya keluar seperti pipis... Basah sekali...

Kepalanya kembali terhempas di kasur menatap langit2... Keringatnya membasahi wajahnya...

Nafasnya ngos2an....

Sodokanku tidak berhenti.. Tetap cepat..

Plok.. Plok.. Plok... Plok....

"oouh h.. Sshhiit" Melinda setengah menjerit..

Badannya gemetaran... Beberapa kali Melinda klimaks sampai kasurnya basah...

Ia sudah tidak perduli suara yang kami hasilkan bakalan kedengeran orang lain atau enggak. Melinda benar-benar menikmati persetububan ini..

Aku merebahkan badanku menindihnya sampai payudaranya terjepit kenyal menempel dadaku...

Kami berciuman.. Aku melihat wajahnya dari dekat seperti orang teler. Matanya sayu.. Mulutnya meladeni ciumanku...

Genjotanku sedikit melambat

Plok.. Plok.. Plok... Plok.....

Sesaat ia melepaskan ciuman...

"Jim..." desahnya pelan..

Plok.. Plok..

"kenapa sayang?" tanyaku berbisik sambil mencium pipinya..

"ka kamu beneran ohh...! Sa.. Sayang aku?" tanya Melinda dengan nada terputus-putus karena genjotanku..

Wajahnya terlihat memelas cantik menatapku dalam..

"ya sayang.." jawabku sambil mengenjot

Plok.. Plok....

"oh.. Shh... Beneran?" tanyanya berbisik sambil terus menatapku..

Plok.. Plok... Plok...

Aku tidak menjawab lagi lalu kugenjot semakin cepat sambil mencium telinganya...

Muachh.. Mmh.

Plok.. Plok.. Plok.. Plok..

"aaahh... " Melinda mendesah panjang ia memelukku erat.

Kedua kakinya kembali melingkar dipinggangku mengunci

Plok.. Plok.. Plok.. Plok...

"ughh... Shh...." bibirnya basah mendesah terus..

Rasanya mau meledak.. Semakin cepat kugenjot. Payudaranya kenyal bergoyang terjepit dadaku.

Plok

Plok..

Plok..

"ahh.. Aahh..." desahan Melinda juga semakin cepat

Plok..

Plok..

Cairan vaginanya keluar lagi sampai Melinda gemetaran memelukku kuat-kuat.

"mmhh..." ia menggumam merasakan kenikmatan

Dan saat yang hampir bersamaan itu...

...


Crottt.....

Air mani ku menyembur deras di dalam liang rahimnya...

Crottt..

"aah... Jim..." desah Melinda terkejut.. Tangannya mencengkeram bahuku..

Ia merasakan cairan panas menyemprot-nyemprot di dalam vaginanya..

"ini bukti sayangku.." kataku berbisik disamping telinganya

Air mani ku terus menyemprot banyak sekali..

Melinda menatapku terdiam. Merasakan penisku berdenyut menyemprot sambil mengatur nafasnya..

"... Hhh.. Hhhh.. Hhhh.. "

Vaginanya memijit penisku pelan namun kuat. Duh.. Rasanya luar biasa.

Klimaksku sangat maksimal..

Melinda menatapku penuh arti lalu kedua tangannya mengusap pipiku, ia menarik wajahku mendekat. Berciuman..

"Jim.. mau dibawa kemana hubungan ini.?" tanya Melinda berbisik..

"maunya..?" tanyaku tersenyum..

"iih serius nih.." tanyanya..

Lalu aku mencium keningnya.

.....

Setelah itu kami tertidur berdua berpelukan masih telanjang bulat. Kami kelelahan, tidak sempat membersihkan diri..

Aku menginap di kostnya malam itu.


Dan kami resmi jadian
 
Nambah lagi selir jim, tinggal ngatur waktu biar dapat semua, di tunggu next ny gan..
 
Bimabet
Hu ktnya suka bau nya Melinda, kok engga diciumin dijilatin ketek nya Hu...
Hehehe...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd