Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menggapai Impian - All about Me

Part 29 – Kenakalan pertamaku (Cont. 5)

Saat sampai di restoran, kulihat sudah banyak mja terisi, mungkin karena ini weekend sehingga cukup banyak tamu yang menginap di hotel ini.
Mas Roni mengajakku duduk di sisi dekat kaca yang berbatasan dengan bagian luar hotel ini, sehingga dari tempatku duduk aku bisa melihat mobil dan orang berlalu lalang menghampiri lobby. Di dalam restoran posisi kami ini agak di tengah, sehingga masih banyak orang yang duduk di sekitar kami dengan dua kursi sofa yang berhadap – hadapan serta sebuah meja kaca transparan di tengahnya. Aku duduk di dekat kaca sedangkan mas Roni duduk di sebelahku, kemudian dia mengajarkan padaku bahwa aku bebas mengambil makanan yang kumau, belakangan aku mengetahui kalau cara makan seperti ini adalah “buffet”, dia bilang kalau aku makannya sedikit maka mas Roni rugi karena itu sudah termasuk dalam harga kamar. Restoran bintang lima ini terlihat mewah dengan makanan berjejeran di mana mana.

Mas Roni sudah berjalan meninggalkan sofa tempat kami duduk dan sesaat kemudian dia kembali dengan membawa 2 potong roti yang sudah dipanggang kelihatannya karena warna permukaannya yang berwarna kecoklatan, dia menaruhnya satu di piringku lalu mulai mengolesinya dengan mentega dan selai yang dibawanya. Aku yang kelaparan apalagi setelah begitu banyak orgasme yang kudapatkan mulai dari malam hingga pagi ini, segera melahap habis roti di hadapanku.

“hahaha, ada yang kelaperan nih kayanya, makan yang banyak ya, biar banyak tenaga buat mas puasin hari ini ya” katanya sambil matanya mupeng melihat kancingku yang terbuka.
“ihhhh, mas apaan sih, malu tau nanti kedengeran orang” kataku sambil merasakan wajahku bersemu
“Mas tadi pesan telur di sana, Nikki tolong ambilin ya sayang” katanya sambil menunjukkan tempat mengambil telur, lalu dia berdiri memberikanku jalan keluar dari sofa duduk.
"Nikki sekalian ngambilin minum ya, mas mau minum apa” tanyaku sambil beranjak dari sofa
“mas mau air putih, tadi mas minta telurnya dua sama orangnya” katanya lalu mulai mengunyah rotinya
“ohhh, mas Roni telurnya dua” jawabku tak sadar dengan ucapan serta suaraku yang cukup keras membuat beberapa orang di sekeliling kami melihatku begitu juga dengan mas Roni yang kemudian tertawa. Aku yang baru menyadari kalau ucapanku salah langsung berdiri mematung dengan muka yang sangat panas dan bola mataku memperhatikan kalau sekarang banyak orang yang melihatku dan tak lama baik lelaki maupun wanita matanya turun memperhatikan bagian kancingku yang terbuka. Para lelaki menatap dengan mesum sementara para wanita langsung membuang muka.

Aku langsung berjalan tergesa menuju tempat mengambil minum sambil berusaha tak peduli dengan pandangan para lelaki itu. “bego banget sih lo ki, kok bisa ngomong seperti itu, kenceng lagi” pikirku sambil mengambil air dan telur yang sudah dipesan. Saat aku kembali ke meja kuperhatikan masih banyak mata lelaki yang tak henti memperhatikan bagian dada dan pahaku yang sangat membuat orang orang penasaran. Saking terburu-burunya aku jalan tak sadar tanganku yang cukup repot membawa air putih dan sepiring telur menyenggol seseorang yang lewat. Sepertinya musibah belum berhenti karena sekarang air yang kupegang menumpahi bajuku dan sebagian baju orang yang kusenggol tadi. “maaf mas, ngga sengaja” kataku sambil melihat baju orang yang basah itu. Bukannya melihat bajunya yang basah dia malah melihat kemeja putihku yang ketumpahan air dan saat aku melihat ke bawah sekarang mukaku benar benar panas karena kulihat kemeja itu sudah menjiplak dadaku yang tidak mengenakan BH sehingga terlihatlah putingku yang coklat dari balik kemeja.

Aku langsung berjalan ke tempat dudukku dan begitu sampai di mejaku mas Roni langsung berdiri untuk memberiku jalan dan akupun langsung duduk di tempatku dengan wajah yang masih terasa panas.
“wah, kenapa baju kamu Nikki, ketumpahan air ya” sambil dia melihat gelas yang sudah kosong
“sudah, Nikki duduk di sini aja ya, biar mas yang ambilin makanan ke sini” katanya mengambil tissue dan memberikannya padaku untuk mengeringkan dadaku.
Matanya tak lepas dari tanganku yang melap dadaku yang terkena air, aku yang menunduk sambil melap dadaku secara tak sengaja melihat celana mas Roni yang terlihat mengeras, tanpa kusadari sekarang malah putingku ikut mengeras melihat celana mas Roni, sehingga diapun tak sadar terus memperhatikan buah dada dan putingku yang menjiplak jelas karena kebasahan.

Tiba2 kudengar “maaf mas, mba, boleh kami ikut duduk di sini, soalnya semua kursi sudah penuh”
Aku dan mas Roni memalingkan wajah bersamaan dan kulihat seorang pria muda beserta temannya berdiri di samping meja kami.

Aku dan mas Roni melihat ke sekeliling dan memang benar sekarang restoran itu sudah penuh, walaupun ada beberapa kursi yang kosong tapi sama seperti kami sebagian kursinya sudah ditempati.
 
Part 30 – Kenakalan pertamaku (6)

“Oh silakan mas, kebetulan memang kami hanya berdua” jawab mas Roni sambil matanya memperhatikan mereka, saat kedua anak muda itu terlihat mencuri pandang ke bagian dadaku yang bulat dengan puting coklat yang menonjol.
Kedua anak muda ini terlihat rapi dengan badan yang tegap dan perut yang rata, mungkin mereka sedang jalan-jalan ke kota ini pikirku.
“Nikki, mas ambil makanan dulu ya” lalu mas Roni pun beranjak dan kedua orang itu juga pergi mengambil makanan.
Tidak lama kemudian mereka kembali dengan makanan dan minuman yang cukup banyak, lalu mereka makan sambil sesekali mengobrol dan keketahui kalau mereka masih kuliah di akademi kepolisian di Semarang. “Pantas saja badan mereka bagus2” pikirku.
“mba, telurnya koq ngga dimakan” memperhatikan telur yang kuambil tadi belum kusentuh karena kedua tanganku sibuk menutupi kedua payudaraku dan salah tingkah karena duduk dengan orang lain, sementara mas Roni masih belum kembali.
“oh iya mas, sebentar masih nunggu minum, soalnya tadi airnya tumpah” jawabku
“oh tadi bajunya ketumpahan air toh, pantesan kemejanya basah” salah satu cowo itu menjawab sambil kemudian tersenyum nakal memperhatikan bajuku yang basah
Aku yang sadar dia melihat dadaku merasakan kembali mukaku bersemu merah, untung kemudian mas Roni datang dengan membawa air minum di kedua tangannya.
“kamu minum dulu ya, nih mas bawain dua, sebentar mas mau ngambil ayam bakar yang mas pesan, ngantrinya rame banget” lalu mas Roni menaruh gelas di meja dan kembali pergi.
Karena sudah ada minum, akupun tak punya alasan untuk tidak memakan telur, perlahan kedua tanganku turun mengambil sendok garpu, dari sudut mataku kedua cowo tadi sekarang leluasa melihat payudara dan putingku yang belum juga kering. Sambil makan telur, karena meja makan ini berbahan kaca dapat kulihat sekarang celana kedua cowo itu sudah terlihat mengeras.

Aku berpura-pura tidak sadar kalau sekarang merekapun telah memperhatikan payudara dan putingku. Sambil pura-pura makan, aku lihat nafsu makan mereka sudah tergantikan oleh nafsu yang lain. “dasar cowo, pasti otaknya mesum” pikirku, tak lama mas Roni datang membawa dua piring makanan berisi ayam bakar dan nasi goreng.
“Sorry ya kelamaan, habis ngantrinya lama banget” katanya sambil menaruh kedua piring di meja dan duduk di sampingku. Mas Roni mulai makan dan menoleh padaku “di sini ayam bakarnya terkenal banget Ky, kamu harus cobain deh” katanya dan akupun mengikuti sarannya, benar sekali ayam bakarnya enak banget, maka akupun terus makan sampai habis. Diam-diam mas Roni memperhatikan kedua cowo di depan kami dan diapun sadar kalau kedua cowo itu sulit mengalihkan pandangannya dari payudaraku, apalagi saat aku sedikit membungkuk untuk menyuap makanan, maka terlihat lebih dalamlah kedua bongkahan payudaraku yang kata mas Roni indah banget.

Sesudah selesai makan mas Roni ngobrol tentang apa yang akan kami lakukan hari ini, dan aku senang sekali karena mas Roni bilang kalau kami akan istirahat di kamar sambil dipijit dan yang bikin aku tambah senang, mas Roni bilang kalau dia sudah membelikanku sebuah kejutan.

Sambil ngobrol tangan mas Roni diletakkan di pahaku, kurasakan sekarang bagian bawah bajuku sedikit demi sedikit mulai naik mengarah ke pangkal pahaku. Sepertinya kedua cowo di depanku juga sadar dengan pemandangan di balik kaca meja karena mata mereka bolak balik melihat ke bawah. Sekarang tangan mas Roni sudah mengelus mulai dari betisku sampai naik ke pahaku, sambil berbisik “Nikki, semua orang di sini ngiri sama mas, karena jalan sama cewe yang seksi banget”, dan kurasakan tangan mas Roni semakin naik ke pangkal pahaku sehingga celana dalamku sudah mulai terlihat. Aku berusaha menahan tangannya sambil memperhatikan kedua cowo itu sudah tidak lagi menatap ke bawah dengan malu-malu. Mata mereka sudah lekat dengan apa yang terjadi di bawah sana.

Tangan mas Roni melepaskan tanganku yang menahannya kemudian menaruhnya di atas celananya dan menutupinya dengan serbet, sehingga orang yang lewat tidak akan menyadarinya. Kembali tangannya mengelus pahaku dan semakin naik sampai ke pangkal pahaku. Sekarang jemarinya mulai menggaris pangkal pahaku, aku tak kuasa lagi menahan sensasi ini karena kurasakan tanganku sudah mengenggam kontol yang sangat keras dari balik celana dan kulihat tonjolan di balik celana kedua cowo di depanku. Aku menahan supaya bibirku tidak mendesah, karena bagaimanapun banyak orang di restoran ini, tapi entah bagaimana kuperhatikan kalau orang berjalan dari samping kami, mereka tidak bisa melihat apa yang terjadi di bawah meja, karena banyaknya piring di meja kami.

Sekarang jari mas Roni mulai masuk dari sisi celana dalamku dan dapat kurasakan basahnya memekku, dielusnya terus itilku dan pantatkupun mulai bergoyang mengikuti gerakan jarinya. Kurasakan jari mas Roni bergerak untuk menurunkan celana dalamku, tanganku yang satunya langsung menahan jarinya, tapi tangan mas Roni mengambil tanganku dan diarahkannya ke depan dan entah bagaimana dia mengerti, dengan cepat cowo di depanku menggenggam tanganku.

Jari mas Roni langsung menurunkan celana dalamku dan melepaskannya, sehingga dari depan dapat terlihat jari mas Roni mengelus-elus itil dan memekku. Aku hanya bisa menahan desahanku. Elusan mas Roni terasa semakin cepat dan akupun semakin sulit menahan desahanku.

Kurasakan mas Roni mulai memasukkan jarinya ke dalam memekku, aku malu melihat kedua cowo di depanku sekarang berusaha menutupi area di sekelilingku sambil mata mereka tak lepas dari pemandangan di depannya. Aku terus menahan sensasi yang ditimbulkan oleh jari mas Roni, aku tidak mau orang di sekeliling kami menyadari apa yang terjadi, tapi kenikmatan yang ditimbulkan oleh sensasi di keramaian orang ini membuatku sangat terangsang, aku dapat mendengar sendiri suara becek yang dipompa oleh jari mas Roni “cok cok cok cok cok cok”, mukaku terus berusaha menahan desahan yang ingin keluar dari mulutku, kucoba menjepit tangan mas Roni agar dia menghentikan kegiatannya, tapi selalu kembali dibukanya pahaku oleh tangannya yang satunya, dan entah mengapa tanganku sendiri tak mau melepas kontol yang kurasakan mengeras dari balik celana mar Roni.

Aku tak peduli lagi, kugoyangkan pantatku untuk mengikuti gerakan jari mas Roni, bajuku yang masih menempel di payudaraku semakin membuat mata kedua lelaki di depanku tak berkedip dan samar kulihat celana keduanya seolah tak mampu lagi memuat kontol yang mengeras di baliknya “cokcokcokcokcokcokcok” semakin cepat jari mas Roni memompa memekku dan aku melepas tanganku secara paksa dari cowo di depanku lalu menutup mulutku saat aku mendesah akibat orgasme yang hebat.

Melihatku mengalami orgasme, mas Roni tersenyum sambil mengedipkan mata ke dua cowo di depan kami. Lalu mas Roni merapikan pakaianku dan mengajakku naik ke kamar kami meninggalkan kedua cowo yang masih tak percaya dengan apa yang mereka saksikan pagi ini.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd