Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Miskin Vs. Kaya

Menurut pembaca disini, Asep cocoknya berpasangan dengan siapa?


  • Total voters
    484
Status
Please reply by conversation.
Daughter of Joanne d’Arc

“idiiih parah banget dia, sombong amat. Sudah miskin lagaknya sok” sindir seorang laki-laki yang kesal karena kontennya gagal total akibat ulah seorang pemuda.


Itu adalah saudaraku, dia adalah seorang Youtuber yang besar dan terkenal karena kontennya yang membantu kaum marjinal di kota ini. Namanya Jaim Wong, tapi nama itu nama panggung sih, namanya aslinya Erick. Sejujurnya konten menjual iba itu agak klise, tapi yang membuat aku tidak habis pikir adalah konten seperti masih banyak yang menonton dan menyukainya. Aku saja muak menontonnya hal semacam itu. Oh sampai lupa, hehe. namaku Joanne. Iya hanya itu namaku, tidak ada kepanjangan apapun di belakang nama Joanne itu. aku belum paham kenapa almarhum ibuku menamaiku nama itu. bagus sih tapi masak Joanne saja, tidak ada kepanjangan apa gitu? Huuufftt..


Umurku 25 Tahun dan baru saja lulus kuliah, aku mengambil jurusan Psikologi. Jadi yaa tujuanku hanya penasaran dengan hal-hal yang terjadi di masyarakat, selebihnya aku tidak peduli karena aku udah kaya, tinggal nerusin bisnis ayahku dan semuanya selesai tanpa ribet-ribet mencari kerjaan.


Banyak laki-laki yang mendekatiku, entah dengan alasan mau kenalan, pacaran atau bahkan one night stand denganku. Yaa aku tolak mentah-mentah lah, bagiku mendekati seorang wanita memperlukan effort yang harus besar, bukan hanya soal selangkangan saja. Aku terbiasa menerapkan standard tinggi terhadap “Pangeranku”, yaitu harus berintelektual dan bisa “mikir”. Karena menurutku itu yang paling penting. Dua point tersebut bisa dicapai seorang laki-laki, maka aku akan berpikir untuk tunduk padanya, hehe. Harta sudah bukan alasan lagi buatku


“Tumben nyonya intelektual ini diem aja, biasanya dia paling cerewet kalau lagi sama aku” ledek kak Erick padaku


“sudah kubilang, jangan harapkan hasil yang beda jika caranya tetap sama” ucapku sambil terus membaca Novel kesukaanku


“terus kamu punya ide apa adekku sayang?” tanya kakakku yang seperti meledekku lagi


“buat mereka seperti tidak di eksploitasi, buat mereka nyaman tapi intinya sama. Seperti membuat Podcast, dan semacamnya”


“lagian hal seperti itu sudah kuno kak, seharusnya kakak juga selingin dengan konten-konten yang lain. Kayak konten click bait lainnya” kataku yang sudah mulai malas meneruskan membaca novelku


“waaah ide bagus tuh rick, cobalah kita konten yang lain, lagian sekarang orang-orang miskin pada rese. Mungkin mereka sudah paham ya polanya kita ini seperti apa” kata Agus sang Cameramen


“bisa sih, tapi btw gimana dek soal Putra Petir itu. kamu mau gak soal ajakannya? Kalau bisa mau lah dek, biar kakak bisa collab sama dia. Subscribernya udah puluhan juta loo” kata kakakku mengalihkan pembicaraan


Sejenak aku menerawang jauh beberapa hari yang lalu saat salah satu youtuber juga mendekatiku. Well, aku bukannya sombong. Tapi aku jijik berurusan dengan orang yang serba tidak punya privasi. Hidupnya semuanya soal entertaint dan tetek bengeknya, memang dia hidup dan cari uang melalui media itu, tapi aku kurang cocok karena itu tidak membuatku penasaran dengan kehidupannya yang serba ngartis dan flat itu.


“aku gamau kak, risih aku jalan sama dia. Pasti pas nge-date dia bawa kamera dan salam-salam gajelas seperti kakak itu. aku gak nyaman jalan dengan laki-laki seperti itu” kataku blak-blakan.


“Yah, masak adek kayak gitu ke kakak, Please lah dek, bantu kakak kali ini aja”


Sejujurnya aku benci posisi seperti ini, tidak punya pilihan dan terpaksa harus membantu kak Erick. Pikiranku menerjang jauh saat ngedate dengan Putra Petir itu. Oh iya aku lupa, Putra Petir itu nama panggungnya, Nama Aslinya yaa Leo. Huuufftt menyebalkan sekali berurusan dengan hal-hal seperti itu.


“Mau ya dek, Please… nanti kakak belikan mobil dah kalau subscribernya 5 juta”


“Bawel aah, aku juga bisa beli mobil sendiri pakek uangku” ujarku sewot dan melempar novelku kearah kananku. Kebetulan didalam mobil hanya bertiga. Aku di belakang sementara kakak di depan yang yang sedang nyetir Agus.


“hehehe, saatnya kita kerja keras gus. Ingat jangan sampek lepas tuh putra petir. Target kita harus mencapai 5juta subs sebelum bulan ini berakhir” kata kakaku dengan antusias.


Mari kita lupakan dua orang menyebalkan ini, kuceritakan keluargaku. Aku saat ini hidup bersama ayahku dan dua saudara. Kakak yang paling tua sudah berkeluarga dan pindah ke Kalimantan untuk mengurus usaha tambang disana, praktis di kota ini hanya ada kakak dan aku yang tinggal bersama ayah. Ayahku adalah pengusaha tambang juga dan lagi melebarkan sayapnya ke ranah usaha lain, denger-denger ayahku mengincar sebidang tanah di kota ini untuk dijadikan tambang emas, tapi aku tidak tau persis benar atau tidak. Aku tidak peduli dengan semua itu asal uang bulananku lancar.


Semnentara mamaku sudah meninggal saat aku umur 23 Tahun, rasanya berat kehilangan sosok ibu pas umur segitu, umur dimana kita sangat menyanyangi dan paham arti sosok Ibu dalam hidup kita. Apalagi ibuku tidak bisa melihat 2 anaknya menikah, hal tersebut yang membuatku sakit saat ingat ibuku. Mungkin kakakku agak norak, tapi aku paham dia melakukan itu agar bisa survive dilingkungannya yang sudah kadung menetapkan standard tinggi soal materi.


Sementara aku bodoh amat, aku tidak peduli dengan itu semua, aku milih-milih mencari teman dan sangat tidak suka sekali dengan sekat soal kaya dan miskin ini, siapa saja yang mau berteman denganku entah itu kaya atau miskin aku terima asalkan orangnya asik dan nyambung kalau diajak bicara.


Bahkan aku punya mimpi untuk mendirikan sebuah kelas di desa untuk membantu mereka mereka yang tidak beruntung di dunia sehingga putus sekolah dan semacamnya. Tapi itu mimpi jangka panjang, untuk aktivitasku sekarang ini yaa bantu kakakku untuk mencapai target youtubenya.


Mobil yang kami kendarai sudah sampai ke halaman rumah, kami pun turun dan aku berniat untuk istirahat. Karena aku yakin kakakku masih bingung buat konten apa hari ini, jadi aku berpikir tenagaku tidak terlalu dibutuhkan untuk saat ini. Jadi aku masuk ke rumahku dan mendekati the yang sudah siap di meja ruang tamu.


“Selamat siang non, Tuan besar tadi titip pesan kalau salon yang biasanya Non kunjungin sekarang tutup untuk beberapa hari, sebagai gantinya Tuan Besar langsung bawakan salonnya kesini, besok jam 9 pagi. Jadi non tidak perlu keluar rumah” sapa pembantu rumahku.


“Ayahku kemana bi” kataku sambil menuangkan teh ke cangkir dan duduk di kursi ruang tamu.


“Tuan Besar lagi keluar kota untuk bisnisnya, katanya seminggu baru bisa balik ke kota ini”


Sluurrppphhh Aaahhhh… aku suka sekali dengan teh ini.


“Yaudah, makasih ya bi. Aku mau istirahat dan tolong nanti kalau misal kakak tanya, bilang saja aku gabisa diganggu” kataku dan terus beranjak ke kamarku di lantai 2.


“Baik non”


Aku berbaring diatas kasur yang sangat empuk, aku menerawang sambil melihat langit-langit kamarku, aku mencoba berpikir soal rencanaku. Aku tidak mungkin terus-terus ngikutin arus seperti saat sekarang, aku harus membuat arusku sendiri.


Aku beranjak dari kasurku dan aku berdiri didepan kaca sambil melihat lekuk tubuhku, hmm lumayan seksi menurutku. Apa aku harus nyari pacar ya? Tapi buat apa kalau ujung-ujungnya bikin ruwet. Lagian aku berani taruhan seratus persen semua laki-laki yang mendekatiku ingin ini, sambil mengelus selangkanganku dibalik celana jeans.


“Ssssshhhhhhh aaaahhhh”


Aaah apa yang aku lakukan? Jijik sekali rasanya. Hahaha

---

Akhirnya waktu yang aku tidak inginkan datang juga. Hari dimana aku janjian bersama Leo untuk ngedate. Aku merasa tidak nyaman sekali melakukan ini semua, tapi aku terpaksa demi kakakku juga.


Kudengar klakson mobil meraung-raung di luar, dan aku yakin pasti si Leo sudah datang. Tidak sopan banget jadi orang, datang ke rumah orang bukannya duduk atau turun dari mobilnya, malah tetep diem disana dan klakson tidak jelas.


Aku dandan agak males-malesan mala mini, tapi aku paksakan se anggun mungkin agar tidak malu sendiri nantinya. Aku menggunakan Gaun warna ungun dengan model V di dadaku, dengan setelan sepatu high heels yang tidak terlalu tinggi. Aku melenggak turun dari lantai 2.


“Bi, bilang ke kak Erick untuk selalu mengaktifkan HPnya ya, aku pergi keluar sebentar” kataku berjalan sambil bicara ke pembantuku.


“baik non”


Aku mempunyai firasat kurang baik malam ini, jaga-jaga aja takutnya aku mengacaukan date pertamaku dengan laki-laki narsistik itu.


“Selamat malam cantik, weeeh cantik sekali mala mini dirimu” sapa Leo yang langsung membuatku illfeel melihatnya. Masak dia nge-date pakek bandana sih, anjing banget lah.


Braaakkkk…. Aku tutup pintu mobilnya dan aku mencoba untuk duduk tenang dan berusaha menahan emosiku.


“hari ini mau ke tempat yang kamu saranin atau tempat yang aku mau, tapi itu percuma sih karena aku sudah mesen kafetaria hanya untuk kita berdua. hehehe”


Kan sudah mulai gak jelas nih orang, baru duduk gak nyampek 2 menit, darahku hamper dibuat mendidih olehnya.


Memang bener kata orang, kalau kita benci ke sesuatu kita tidak bisa melihat sisi positif dari apa yang kita benci. Ya kayak aku ke Leo, sama sekali aku tidak melihat hal menarik di dalam dirinya.


Mobil lambo pun segera meluncur ke sebuah kafe yang terletak di tengah kota. Kita tidak banyak bicara satu sama lain, bukan karena canggung, tapi karena si leo sibuk merekam aktifitas kita di dalam mobil untuk dia jadikan konten.


“Halo gais, lihat nih aku bareng siapa? Seorang Anne gais. Waah akhirnya keinginan kalian terkabul juga. Malam ini aku mau ngedate bareng dia gais. Pasti bakalan seru ini, Iya gak ne?”


“hehehe…” aku hanya menjawab dengan senyum masam yang aku paksakan.


“kalau begitu kita skip dulu ya gais, nanti kita lanjut saat sudah ditempat. Okeh?? Lets Gooo” katanya sambil mematikan kamera yang ia pasang di mobilnya.


“Kamu gimana sih kok gak asik diajak bikin konten, malah masang muka masam gitu” Protes Leo


“Ya lagian kamu kayak orang gila yang terus-terusan teriak didepan kamera”


“itu bukan gila, aku lagi buat konten. Kamu tau gak, kita ngedate kayak gini itu potensi viewnya besar looo” dia menimpali


“Oh jadi kamu ngajak aku ngedate hanya demi konten?”


“Ya bukan gitu, kita kan tau sendiri circle youtuber seperti apa? Simbiosis mutualisme lah”


Karena bukan aku inget kakakku, udah kutonjok nih laki-laki. Sebel banget, dandan udah dibelain agar cantik, pakek gaun yang bagus juga. Eh malah dijadikan konten. Memang anjing nih orang.


“Looh kok diem sih? tadi protes saat aku hidupin kamera, sekarang setelah dimatiin kamu malah diem”


“Kamu bisa gak sih diem dan focus nyetir dulu, bawel banget jadi orang” aku kesel karena dia memang tidak focus nyetir saat ngajak ngobrol


“Ih kalau lagi marah makin cantik lo, cini cini kucubit pipi…”


“LEO AWAASS ADA ORANG DIDEPAAN!!!”


BRAAAAKKKKKKK……


CRIIITTTTTTTTT……


Mampusss… kataku dalam hati saat tau Leo menabrak sepeda motor.


“Mampusss…. Tadi motor beneran dideapan ne?”


“iyalah ******, Gila kamu ya. Baru saja aku ingetin malah kejadian beneran”


“Ayok turun, kita liat orangnya” kataku dengan segera membuka pintu mobil


“Mati aku, mati aku. Sana kamu cek ne, aku tunggu disini aja” kata Leo ketakutan


“Aarrrrggghhhhh…..” aku sudah tak bisa berkata-kata lagi. aku banting pintu mobilnya dan segera menghampiri korban yang kita tabrak tadi.


“Ayaaah… Bangun, Ayah Bangun” teriak seorang pemuda yang berjalan merangkak ke tubuh ayahnya yang tergeletak lemes di pinggir jalan.


Mati aku, bisa berabe nih urusan batinku sambil terdiam sejenak melihat hal yang sangat menakutkan didepanku.


“Gimana ne? duuh mampus, kayaknya parah tuh orang” kata Leo saat menghampiriku


“Cepet panggil ambulans!!!!!” teriakku ke Leo


“Mas mas, tenang dulu jangan panic. Kita panggilkan ambulans kok, tenang yaa” kataku menenangkan pemuda yang sedari tadi nangis melihat kondisi ayahnya


“cepet Leo panggil ambulans” teriakku sambil menyumbat darah yang terus mengucur di kepala pria setengah baya ini.


“hiks..hiks..hiks.. Ayah bangun dulu yaah!” kata pemuda tersebut terisak


“Udah ku telpon ne, sudah dijalan ambulansnya. Eeeee… aku tunggu di rumah sakit ya. Larikan kerumah sakit langgananku aja di jalan ini” kata Leo dengan gugup


Sialan nih anak, malah mau kabur. Tapi masa bodoh lah, aku tidak mau focus kesana. aku lagi sibuk memberikan pertolongan pertama ke orang ini.


“hey, kamu tenang ya. Ambulans segera datang” kataku


Dia tetap menangis


“hey!!!!”


Tetap menangis


“WOOOOOIIIIII!!!”

Dia melihatku dengan tatapan pasrah.


“Ambulans bentar lagi datang, jadi tenang yaa”


“siapa namamu?” tanyaku agar bisa menenangkannya


“Asep”


“Oke Mas Asep, ambulans bentar lagi datang. Jadi tenang yaa”


Dia mulai bisa mengendalikan diri dan berhenti menangis.


Singkat cerita ayah Asep aku bawa ke RS langganan keluargaku untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Dan untungnya Ayahnya bisa ditolong. Aku bersyukur karena tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.


Kulihat Asep duduk di ruang tunggu dengan posisi menunduk, aku menghampirinya untuk memberitahu keondisi ayahnya


“Ayah kamu baik baik saja, kamu tenang ya. dokter sudah melakukan hal yang terbaik buat ayahmu” kataku duduk disebelahnya.



Dia tetap diam dan sambil menundukkan kepalanya seperti semula, bahkan tidak pernah melihat wajahku sama sekali. Aku piker ini orang terlalu culun untuk melihat wanita sepertiku.


“Boleh kupinjam HPmu?”


“Aku mau menghubungi orang rumah”


Aku segera merogoh tasku untuk mengambli HP dan kuserahkan ke dia.


“Nih” kataku sambil menjulurkan HPku


“Eeee. Bisa sekalian ketikkan nomornya? Aku tidak paham cara kerja HP seperti punyamu” katanya dengan nada yang agak lirih


Aku tidak terlalu kaget karena HPku masih tergolong baru yaitu Iphone 12, mungkin dia terbiasa makek Android atau semacamnya sehingga tidak mengerti.


“Nomernya berapa”


Dia mengangkat kepala dan mencoba mengingat sesuatu dengan memejamkan matanya sebentar.

“098”

“799”

“849”

“743”


Saat aku sedang mengetik nomor tersebut, aku merasa ekor matanya melihat wajahku dan kemudian turun ke dadaku. Ternyata memang semua laki-laki pandangannya dari wajah turun ke payudara. Dasar mesum, batinku.


Tunggu dulu,


Aku baru nyadar pakaian yang aku pakai adalah gaun dengan bentuk V dibagian dada, pantesan matanya jelalatan. Bukannya mikirin kondisi ayahnya, dia malah mikirin hal yang lain.


“Nih udah aku sambungkan” kataku menyerahkan HPku yang sudah aku pencet memanggil nomor tujuan yang aku ketik tadi.


Asep segera mengambil HPku dan beranjak menjauh untuk dariku dan kulihat dia mulai bicara dengan pembawaan yang sedikit cemas. Mungkin dia lagi membahas biaya RS yang terbilang mahal baginya. Beberapa menit kemudian dia kembali kepadaku dan menyerahkan HP.


“Makasih” sambil menjulurkan HP dan duduk kembali disampingku


“kamu tidak perlu khawatir, aku yang tanggung semua biayanya sampai ayahmu pulih sedia kala”


“sekalian aku ganti motormu, kulihat motornya sudah hancur”


“tapi aku minta dengan semua yang aku lakukan itu kita bisa damai dan kamu tidak mempermasalahkan itu semua” gara-gara Leo, aku sampek negosiasi macem taik kayak gini.


Kenapa aku bilang taik? Ya karna meskipun dia memperpanjang urusan ini, dia tetap kalah dan akhirnya masuk penjara. Ayahku punya banyak channel soal masalah..


“tidak perlu, cukup biaya pengobatan ayahku saja. Selebihnya tidak perlu” katanya membuyarkan lamunanku soal segala kemungkinan yang akan terjadi kedepannya.


“namaku Joanne, kamu bisa panggil apapun yang kamu mau” eh sial, kok aku malah gajelas gini didepan dia. Duuh malu.


“…..” kan, dia hanya diam kan. jatuh harga diriku.


“ini pakai, bentar lagi keluargaku datang. Ga enak kalau kamu diliat mereka dengan pakaian seperti itu” dia menjulurkan jaket yang tadi ia kenakan


“Makasih”


Mungkin aku pakai dulu kali, karena udara mala mini cukup dingin. Sebenarnya aku ingin menelpon Kak Erick untuk minta jemput, tapi rasanya masih belum dulu. Aku harus selesaikan masalah ini dulu.


Lagian aku masih penasaran sama pria yang bernama Asep ini.


Tiba-tiba datang segerombolan orang yang jalannya agak terburu-buru mengarah ke kami. Aku dan Asep langsung berdiri menyambut kedatangan segerombolan orang tersebut.

- Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd