Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Miskin Vs. Kaya

Menurut pembaca disini, Asep cocoknya berpasangan dengan siapa?


  • Total voters
    484
Status
Please reply by conversation.
Followers


5bfc281376029965.jpg


Nuri Maulidina

9cfeba1376029968.jpg


Joanne

-----

Aku malam ini tidak bisa tidur dengan nyenyak, banyak sekali pikiran yang melayang mengganggu ketenanganku. Tentu saja orang tuaku menentang keinginanku untuk menikah dengan Mas Asep, apalagi Bapak. Sedih iya, kecewa juga iya. Ternyata keluargaku masih memandang kasta soal materi. Aku paling benci jika ada orang seperti itu, aku merasa pernah diposisi seseorang yang ditindas atas harapan yang tidak pernah kita harapkan.


Tok.. Tok… Tok…


“Nak, buka pintunya. Ibu mau ngomong”


Aku tetap diam dan tetap membisu, ternyata ibuku sama saja dengan bapakku, memandang seseorang dari materinya. Padahal Mas Asep orangnya baik dan tidak neko-neko.


“Nak, Bapak sama Ibu minta maaf atas respon kami, kami tidak marah Cuma kaget saja tiba-tiba kamu mau seperti itu” Ibu tetap berusaha membujukku untuk membuka pintu.


“Nak, Ayok dong buka pintunya, Ibu gamau anak satu-satunya ibu kayak gini”


Aku mulai goyah dan berpikir untuk membuka pintu. Mungkin tidak ada salahnya aku ngobrol sama ibuku. Aku segera bangkit dan membuka kunci pintu kamarku.


“Krekk…”


Aku kembali rebahan dikasurku dengan posisi membelakangi pintu, aku lagi tidak mood melihat ibuku, perasaan kecewa masih menyelimuti perasaanku. Kudengar pintu dibuka dan langkah kaki mendekat kearah kasurku. Sekejap kemudian kasurku bunyi pertanda ibuku duduk di pinggir kasur.


“Ibu minta maaf ya, Ibu gak marah, Ibu hanya kaget. Bahkan ibu bahagia ternyata anak kesayangan ibu menentukan pilihan untuk menikah”


Aku langsung membalikkan badanku kea rah ibuku, mataku yang sembab karena nangis langsung menatap ibuku yang terlihat tersenyum tipis dan anggun. Aku manyunkan bibirku karena masih kesal sama beliau.


“Ih kayak anak kecil saja, sini-sini peluk dulu. Cerita sama Ibu bagaimana kamu suka sama Asep”


Aku beranjak dan memeluk beliau, disatu sisi aku selalu tenang saat memeluk ibuku. Serasa kuat menghadapi segala beban didunia ini. Memang sosok ibu adalah sosok yang berperan besar dalam kehidupan seorang anak. Sebenarnya aku tidak mau cerita soal Mas Asep, karena aku malu dan mungkin ibu tertawa jika mendengar ceritaku


“Jadi mau cerita atau hanya pelukan nih?”


Aku melepas pelukan ibu dan menatap wajahnya dengan wajah yang sayu seakan memberi kode kalau malu.


“Nur malu bu” kataku


“Udah cerita saja, ibu bakal dengerin kok”


Akhirnya aku memberanikan diri untuk cerita kenapa aku suka Mas Asep. Selain peristiwa gelang tersebut. Ada juga beberapa momen dimana Mas Asep menunjukkan perhatiannya padaku. Aku tidak mengelak kalau itu dia lakukan pas masa kecil dan mungkin ada beberapa yang sudah ia lupakan. Tapi itu sudah mampu membuatku setia menunggunya dan menolak semua laki-laki yang melamarku.


“Hmm, Tapi Ibu lihat kalian tidak terlalu akrab. Bahkan ibu ga pernah liat kalian berduaan” Kata ibu memotong ceritaku


“Mas Asep kan kerja buk, jadi pulangnya sore atau bahkan sampek malam gitu” kataku menjelaskan


“Andai nih, seandainya.. Asep sudah punya pacar bagaimana? Soalnya ibu liat di RS dia bersama seorang wanita seumuranmu kalau tidak salah. Bagaimana?”


“Ya Nur gamau tau, Pokoknya Nur gamau nikah kalau bukan sama Mas Asep”


“Husshh.. anak perempuan ga boleh punya sifat seperti itu. Kamu boleh suka sama seseorang. Tapi bukan berarti kamu merendahkan dirimu nak”


“terus gimana Buk? Nur juga bingung. Kalau Nur diam aja Mas Asep juga tidak peka”


“Ya kamu tunjukin perhatianmu ke Asep, buat dia selalu mengingat kamu. Bukan ngode-ngode gajelas gini” kata ibuku seolah gemes dengan tingkahku


“Eh…”


“Eh Eh aja kalau diomongin orang tua. Hihi”


“Gini aja, kamu coba deketin Asep dan soal bapakmu biar ibu yang urus. Tapi satu hal, Ibu minta kamu jangan sampek ngemis-ngemis ke dia. Anak ibu ini cantik, pasti banyak yang mau sama Nur” kata ibu sambil memegang kedua pipiku


“Makasih bu, Ibu memang Ibu terbaaik didunia ini” aku kembali memeluk ibuku dengan erat.


“Ehem…”


Suara derhaman mengagetkanku. Jangan bilang bapak tadi menguping pembicaraan kami. Aah males ah, pasti dia mau marah-marah ke aku.


“jadi bener, dia Asep anaknya Astutik itu?” tanya Bapak


Aku hanya diam dan tidak menjawab, aku males berantem dengan beliau. Pasti beliau akan banding-bandingkan Mas Asep dengan laki-laki pilihannya yang selama ini aku tolak.


“Nak, ditanya bapaknya ya dijawab atuh, masak diem aja” bujuk Ibuku


“Iya Pak”


“Terus maumu gimana Nur? Apa kamu yakin dengan itu semua?” bapakku ikut duduk dipinggir kasur bersama ibuku


Aku kembali tidak menjawab. Aku benar-benar lagi males bicara dengan bapakku. Karena respon beliau yang paling kenceng memarahiku saat di mobil tadi.


“beri aku kesempatan untuk mengejar kebahagiaan Nur pak, Oke Nur gak akan minta nikah cepet-cepet dengan Mas Asep, tapi Nur minta waktu untuk memperjuangkan apa yang Nur inginkan”


Seketika semuanya senyap tidak ada suara sama sekali, bahkan suara jangkrik diluar rumahku terdengar jelas di kamarku.


“Haah, Pokok jaga diri dengan baik. Bapak tidak mau anak bapak satu-satunya sedih karena laki-laki” Kata Bapakku memecah keheningan.


Yessss akhirnyaaaaa…. Hahahahahaha. Tentu saja aku merayakannya di dalam hati. Tunggu besok mas, Nur akan mengembalikan kebaikan Mas Asep selama ini.


-------
Halo gaes, jumpa lagi bersama saya Jaim Wong. Kali ini ada sesuatu yang special gais, saya ditemani adik tercinta, Anne


Halo… apa kabar kalian semua hehe


Kali ini kita akan buat konten bla bla bla


“Anjir lah, Anne cantik amat yaa. Putih bersuh, wajahnya imut. Pokok sempurna lah. Andai saja dia mau jadi pacarku, pasti aku entot tiap malam”


“bangun ben, kamu modal ganteng doing ga akan dapetin dia. Kamu juga harus kaya anjing. Mimpi jangan terlalu tinggi” ucap temanku Andi


“Tau tuh, tiap hari kerjaannya mengkhayal terus nih anak” Sambung Aji tak kalah pedas


Aku seperti biasa setiap malam ngumpul dirumahku. Kadang kamu main ML, FF, PUBG. Pokok game yang lagi hits kami mainkan. Biasalah kami bertiga ini pengacara, alias pengangguran banyak acara haha. Aku juga tidak lupa mensubscribes channelnya Jaim Wong. Aku lakukan itu tidak lain dan tidak bukan untuk melihat pujaan hatiku, yaitu Anne.


“eh ada lowongan kerja gak ji?” tanya Andi


“ga ad abos, aku juga nyari-nyari ini. Males juga nganggur selama ini. Selalu jadi bahan bicaraan tetangga” jawab Aji


“aduh, udah tidak usah didengerin, pasti rejeki kita ada kok, Cuma belum sampai aja ke kita” aku berusaha menghibur 2 temanku


“ya kalau kerjaan kita hanya main game, nonton youtube tiap hari, rejekinya gak akan menghampiri kita ben”


“lah jangan salah, Tuh si Asep kerja banting tulang tiap hari tetep miskin, jadi apa bedanya?” aku membela status pengangguranku dihadapan sahabatku ini


“Ya memang dia tetep miskin, tapi kalau dia ngajak cewek jalan setidaknya dia punya duit sndri buat jajanin ceweknya” kata Andi menanggapi omonganku


“Lah memang si Asep punya cewek? Siapa yang mau sama dia?” singgung Aji


“Hahahahahahahah” kami akhirnya tertawa lepas dengan candaan seperti itu.


“eh ngomongin cewek, kamu gimana si Nur. Masak gak kamu sikat di. Keburu dilamar orang lain” kataku bertanya ke andi


“gataulah, males aku bahas dia. Jual mahal banget dia, nanti kalau tau rasanya kontol pasti dia juga gak akan mahal kek gitu” sinis Andi


“yeee. Ngomong doing tapi bukti ga ada”


Hahahahahaha


Ya begitulah keseharian kami, kami hanya nongkrong tidak jelas. Tapi bukan berarti aku tidak punya tujuan ya. Aku juga ingin menjadi youtuber kayak jaim wong agar aku cepat kaya dan mendekati si Anne. Huuuuh coba aku mulai buat akun youtube kali yaa. Sapa tau aku nanti seperti Putra Petir. Aku terus tenggelam didalam angan-anganku soal youtuber ini, aku memang bernafsu sekali menggapai kesusksean dengan cara seperti itu. siapa yang tidak mau banyak uang dengan hanya membuat video tiap harinya. Pasti menyenangkan.


“Lah si beni malah bengong, kebanyakn Coli banyangin Anne dia hahahaha”


“Sialan kau Ji, aku lagi mikir gimana caranya jadi Youtuber” kataku


“Ya ayok kita buat konten aja bertiga” timpal Andi


“Konten apa” tanyaku


“eeeemmmm mungkin prank seru tuh, kita Prank orang se-desa biar viral dan banyak subs deh”


“eh emang gitu cara mainnya?” kataku kaget


“laah kan kurang lebih begitu bro”


Hmmmmmmm boleh juga sih, tapi untuk jaga-jaga aku harus mikir itu secara matang biar aku tidak gegabah dan membuat warga sedesa marah kepadaku.


-------

Aku terbangun di pagi hari yang cukup cerah, aku segera bangkit dan mengambil segelas the yang sudah disiapkan oleh pembantuku. Entah kapan dia masuk ke kamarku, tapi yang jelas hamper semua orang di rumah ini tau kebiasaanku minum teh saat bangun tidur.


Saat lagi menikmati teh manisku, aku tidak sengaja melihat sebuah jaket yang tergantung di gantungan pakaianku. Hmmm jaketnya Asep ternyata, mungkin nanti aku kembalikan sekaligus jenguk ayahnya.


Gara-gara sifat culun si gledek itu membuatku terjebak ke masalah yang pelik, untung aku bisa handle sendiri, kalau tidak bisa bahaya ini. Aku semakin tidak suka dengan sikap Leo yang pengecut itu, membuatku muak tidak inging bertemu lagi dengan dia.


Aku yang tidur menggunakan tanktop warna putih yang tipis segera bangkit dan menghadap ke kaca besar dilemariku. Aku coba pose-pose didepan kaca dan membersihkan belek di mataku. Aku juga mencium ketekku dan mengecek takut sudah ada bulu yang tumbuh disana.


Kacau, uang memang tidak pernah bohong. Perawatan puluhan juta yang aku jalanin sangat memuaskan, bahkan bulu ketekku lama tumbuhnya. Dan wangi lagi hihi


Sebelum mandi aku coba hubungin dokter di RS Melati untuk menanyakan kondisi ayah asep.


“Halo dok, Pasien yang saya bawa itu bagaimana keadaannya?” tanyaku setelah tersambung dan langsung diangkat oleh dr, budi


“Oh anne, udah baikan dan menunjukkan kemajuan yang pesat. Luka di kepalanya ternyata tidak terlalu parah. Jadi gak ada yang membahayakan” kata dr. diujung sana


“Syukurlah, oh iya soal biayanya dr langsung telpon saya ya, nanti uangnya langsung saya transfer”


“Baik anne”


“Yaudah, makasih dok” kataku sambil menutup telpon


Pasti biayanya puluhan juta nih, tapi tidak apa-apalah karena uang segitu bukan masalah buatku. Yang penting masalah ini cepat selesai.


Aku segera mandi dan bersiap-siap untuk ke rumah sakit. Aku coba pilih baju yang agak sopan karena kejadian tempo hari itu membuatku sedikit malu dengan Asep. Aah dapat, mending pakek baju hitam kali ya.


Setelah selesai dandan, aku turun ke lantai satu untuk sarapan dulu. Saat itu ada kak Erick yang juga makan. Aku kalau ingat Leo juga agak kesal ke dia, karena dia yang memaksaku jalan sama Leo.


“Mau kemana dek?” tanya Kak Erick


“Mau ke RS. Balikin jaket anaknya yang ditabrak sama Leo” kataku ketus


Kakakku diam saja saat aku berkata demikian, saat malam itu aku luapkan kekesalanku kepada kakaku, seolah dia yang salah. Padahal engga, tapi aku bodo amat karena dia yang memaksaku buat jalan sama Leo.


“kaka kantar apa gimana dek?”


“Gausah, aku naik mobil sendiri”


Kami makan tanpa ada pembicaraan lebih lanjut, kalau begini aku sedikit kasian dengan kakakku, seolah rasa bersalah menghampiriku. Tapi bodo amat lah, aku diemin dulu beberapa saat.


Aku segera berangkat ke RS untuk mengembalikan jaket yang aku pinjam sekaligus menjenguk ayahnya Asep, entahlah kenapa aku begitu excited hari ini, apa mungkin karena mau ketemu Asep ya. Halah masak gitu sih. sepanjang jalan aku kebanyakan mikirin Asep, macam-macam pikiranku, tapi tidak jauh-jauh mikirin sikapnya sih yang menurutku agak gentle saat memberikan jaket ini.


Aku sudah sampai di rumah sakit. Aku liat jam tanganku ternyata sudah hampir jam 9 pagi. Aku segera bergegas ke ruangan dimana ayahnya Asep dirawat.


“Saelamat pagi” kataku sambil masuk keruangan pasien dimana ayahnya Asep dirawat


“Pagi. Waaah nak Anne, masuk nak.” Jawab tante tutik menyambutku.


Kita sudah kenalan pas malam kecelakaan itu, sebenarnya aku sedikit khawatir dia bakal marah padaku, tapi ternyata Tante Astutik ini sangat baik dan perhatian orangnya.


“Gimana kondisi Om Ahmad tan?” kataku


“Udah baik-baik aja kok, tadi dia sarapan, ini dia istirahat kembali”


Aku duduk di sofa ruangan ini bersama Tante Astutik. Aku sengaja memilihkan kamar VVIP untuk Om Ahmad biar keluarganya yang menunggu dan merawatnya juga kerasan. Ruangannya cukup besar untuk ukuran satu pasien, dilengkapi TV, AC dan kamar mandi. Untuk ranjang pasien ada semacam sekat gitu, mungkin dikasik biar tidak menggangu.


“ini tan, saya mau balikin jaketnya Asep yang kemarin malam dia pinjamkan” kataku memecah keheningan


“oh iya nak, si Asep masih mandi tuh, tadi dia habis balik dari rumah buat ambil beberapa pakaian”


Memang aku dengar percikan air di kamar mandi sana, jadi Asep lagi mandi to.


“Selamat pagiii”


Aku dan tante Astutik langsung menoleh kearah asal suara tersebut dan benar saja, si Susu gede juga datang kesini.


“eh Nuri, masuk Nur. Waaah kok gak bilang mau kesini” sambut tante


“Iya buk, kamarin sudah bilang ke Mas Asep kok kalau Nuri bakal kesini hehe” katanya langsung masuk dan wajahnya langsung berubah saat melihatku


“Mas Asep kemana buk?” kata Nuri yang cuek tidak menyapaku. Gila nih SUGE, bisa-bisanya dia kacangin aku


“Asep lagi mandi”


“duduk lah Nur, itu disamping Anne duduknya” suruh ibunya Asep


Aku menggeser sedikit pantatku untuk memberikan ruang kepada SUGE ini, aku sebenarnya tidak ada masalah sama nih orang. Tapi lama-lama dia melihatku seolah aku ini penjahat, apa jangan-jangan dia cemburu ya liat aku sama Asep tempo hari.


“eh ibu tinggal dulu ya nak, ibu mau beli tisu keluar sebentar. Tisunya sudah habis”


“iya buk gapapa” jawab Suge


Setelah Tante Astutik keluar, wajah suge langsung berubah cemberut kulihat.


“ngapain kamu disini?” tanya Nuri


Mungkin aku jailin kali yaa, hehe


“Kepo jadi orang” jawabku


“Heh, orang tanya baik-baik ya dijawab dong” katanya mulai meninggi suaranya


Lah kok malah ngegas? Waah gabisa aku biarin nih.


“duuh kenapa sih kamu rese banget mulai kemarin, kamu ada masalah apa sih denganku. Kenal aja engga” kataku ikut kesel


Kami sudah tidak memperdulikan ayah asep yang sedang istirahat, yang ada kami saling menyahut satu sama lain.


“Lah situ emangnya artis? Ya saya ga kenal lah” ketus Nuri


“Dasar SUGE!!!” aku tak mau kalah


“Apa kamu bilang?”


“S-U-G-E.. Si Susu Gede” kataku dengan penekanan kata-kataku


“Ih kalau tepos gausah banyak omong” dia menimpali tak kalah panasnya


“APA KAU BILANG!!!”


“HEH GAUSAH RIBUT WOI”…..


Aku dan Nuri langsung menoleh kearah suara itu..


“Aaaaaahhhhhh” aku dan nuri bersamaan teriak dan buang muka setelah melihat benda yang menggelantung di pangkal paha Asep.

- Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd