Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Chapter 2 Mustika Dara : Penasaran dan Kejutan

Dara

Ketika aku berjalan menuju tangga bermaksud untuk turun ke lantai 1, di fikiranku masih berkecamuk marah, sedih dan penasaran, “sebenarnya siapa yang di kamar abi tadi dan berbuat apa dengan abi?” batinku. Aku akhirnya membatalkan niatku untuk turun, aku menuju kamar mandi di lantai 2 yang berseberangan dengan kamar abi dan tepat disamping kamar randi, aku menunggu kalau-kalau wanita itu keluar dari kamar abi.

Sekitar 15 menit aku menunggu, aku dengar suara pintu terbuka dari kamar abi, dan kubuka kecil pintu kamar mandi ini, dan betapa terkejutnya aku ternyata yang keluar dari kamar abi itu adalah Perawat di RS yang biasa menjadi asistennya abi, dan mereka memang sudah lama akrab di RS, bahkan saat umi di rawat, si perawat ini lah yang menjaga dan merawat umi dengan sangat telaten, kami biasa memanggil perawat ini dengan panggilan mbak Is atau mbak Isna.

Kulihat mbak isna celingak celinguk di pintu kamar abi, dan beliau keluar dari kamar abi berlari kecil ke bawah dengan sudah berseragam lengkap perawat di susul dengan abi yang ikut keluar dan bicara berbisik ke mbak isna yang sudah di bawah

“Isna, aman?” bisik abi

“Aman pak” bisik mbak isna

Lalu kulihat abi juga ikut turun, aku memastikan abi sudah dibawah dan aku mengendap endap turun menuju pintu belakang dan mengendap ke pintu depan. Kulihat abi dan mbak isna berpelukan dan berciuman bibir di teras, semakin panas kepalaku karena amarah pada mereka berdua.

“Makasih ya isna untuk malam ini” ucap abi

“Siap komandan hehe, aku otw dulu ya, masuk malem huuu nda ada bapak” rengek mbak isna

“Hehe next kita satu shift ya” ucap abi

“Okaaay, bye pak” ucap mbak isna seraya menjalankan sepeda motornya


Randi

Setahun sudah umi ku berpulang, dibilang sedih itu pasti namanya juga seorang anak, anak bungsu dan laki-laki satu-satunya yang paling di sayang umi. Dibanding kedua kakak perempuanku, aku paling diperhatikan umi, kata umi aku mirip sekali dengan abi secara paras dan perilaku. Umi selalu bilang “Dek, nanti kalau sudah besar, ambil kedokteran ya biar sama seperti abi yang bisa menyembuhkan banyak orang”, ucapan umi tersebut yang membuatkan semakin giat belajar dan memutuskan mengambil studi di SMA jurusan IPA.

Sepeninggal umi, Kakak perempuan tertua ku yaitu kak dara yang mengambil peran sebagai ‘Ibu’ di rumah kami, beliau cukup keras dan tegas terhadap kakak kedua ku dan begitu juga aku. Kak dara memang cocok untuk kami panggil “Ibu Tiri” karena ketegasannya hehe, dan itu berbanding terbalik dengan kak Hana yang lembut tapi tomboy, serba gragas, mereka berdua selalu berhijab dan berpakaian tertutup, Kak dara berparas cantik dan manis dibanding kak Hana yang wajahnya lebih ke sensual kalau menurutku, Kak Dara dari kecil sampai sekarang dia masih jomblo alasannya sih karena ingin fokus studi dulu, sementara kak Hana sering bergonta ganti pacar sejak sekolah dasar kelas 6. Kak dara mungkin paham sekali dengan keluarga yang penuh kerandoman ini tapi ada satu hal yang selama ini dirahasiakan dari Kak Dara yaitu tentang Kakak keduaku atau kak Hana.

Lebih tepatnya beberapa tahun lalu, ketika aku masih esempe, kak Dara baru masuk esemka dan kak Hana sedang persiapan UN esempe. Kak Hana dengan pacarnya yang terakhir sering kali bermesraan di rumah ketika orang tua kami pergi dan tentunya ketika Kak Dara lagi ada kegiatan di sekolah, jadi hanya ada aku, kak hana dan pacarnya yaitu mas Deri. Aku pernah gak sengaja melintas di ruang tamu dan bertepatan Kak Hana sedang dalam pelukan mas deri, mereka seketika melompat dan saling menjauh, aku berlalu saja masa bodoh ke dapur, tiba-tiba kak Hana menghampiri ku dan berkata “Dek, pleaseeee banget jangan di aduin ke abi umi atau kak dara yaaa”, “Amaaan, tapi…” ucapku. “Tapi apa dek?” ucap kak Hana. “Uang tutup mulutnya mana?” ucapku seraya terkekeh. “Dasar! Yaudah ntar kukasih, sana ambil makanan simpananku dan balik ke kamar cepet” ucap kak Hana seraya mencubit pinggangku, “Auh okeee tuan putri” ucapku.

Aku memang naik ke lantai 2, tapi aku tidak kembali ke kamar. Aku mengendap-endap di dekat pagar lantai 2, mencari posisi yang pas, karena tepat di bawahku ini adalah sofa ruang tamu dimana kak Hana dan mas Deri tengah berpelukan.

“uhhh mas” lenguh kak Hana

“Buka ya dek, penasaran mas nya ini” ucap mas deri

“ahhh jangan mas, nanti adik ku turun lagi berabe” ucap kak Hana

“Ahhh mas kok masuk sih tangannya” ucap kak hana lagi

“Abisnya nda boleh dibuka sih, padahal aku gemes” ucap mas deri

Aku melihat tangan mas deri menggerayangi dada kak Hana dari dalam bajunya.

“Mas udah yuk ahhh sssh geli putingku mass uhh” lenguhan Kak Hana semakin menjadi

Kulihat gerakan tangan mas deri semakin aktif dan samar-samar kulihat bentuk buah dada kak Hana yang ternyata lumayan besar untuk ukuran tubuh kutilangnya dia, aku rasanya ingin masturbasi melihat situasi ini, dalam benak terdalam ku juga bertanya “Apakah aku normal begini? Suka atau nafsu dengan Kakak kandungku sendiri”

Lamunanku dipecahkan oleh suara motor kak Dara yang berhenti di garasi rumah kami, begitu juga Kak Hana dan mas deri yang buru-buru merapikan pakaian dan kembali ke posisi belajar kelompok, yaitu mas deri berhadapan dengan kak Hana yang padahal tadi bersebelahan dan berpelukan.

Itu adalah momen pertamaku melihat dan memiliki hasrat nafsu syahwat ke kakak kandungku yaitu Kak Hana.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd