Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Boss

Suwun hu... mantab

Hara mending nyerah dan ngaku kalah .... susah bro kalo kerja 4 tahun cuma nguli buat ngebuktiin bisa mandiri dan sukses.... emang hara gak bawa ijazah apa ya buat ngelamar kerja di perusahaan lain dan bisa sukses lagi....keburu nia diembat harsa dan bella juga cuma dpt ampas si hara

Lanjuuuuttttt
 

Duapuluh Empat


Nia

Aku gak pernah bisa menebak apa yang di pikirkan harsa, hari ini dia memintaku memakainya kalau sudah di apartementnya. pasti pakian yang membuat aku geleng-geleng kepala karena fantasinya yang aneh-aneh.

"sabar ya bukanya" ledeknya saat aku mencoba mengocok kotaknya.

"hehe ia pak"

“tapi kita ke rumah sakit dulu” ucapnya.

“siapa yang sakit?”

“papaku, barusan mama kabarin aku”

“oh ia pak baik,” aku menangguk ikut ke arah rumah sakit. Wajahnya harsa langsung berubah drastis setelah dapat kabar itu. Selama perjalanan dia tak banyak bicara sedikit pun.

Perjalanan dari kantor ke rumah sakit cukup memakan waktu sekitar satu jam dari kantor,

“kamu ikut masuk aja ya” ajaknya saat turun dari mobil.

"tapi pak, saya tunggu disini aja" kataku

“gak apa-apa, ayo” harsa sempat memegang tanganku menuju lift, dan reflek aku melepaskan pegangannya saat pintu lift terbuka. aku terpaksa ikut ke dalam.

Lift menuju lantai empat, dan sesampainya ada dua satpam memeriksa isi tasku, untungnya aku gak membawa kotak yang harsa berikan. kalau aku bawa bisa-bisa menemukan sesuatu yang aneh.

Boss harsa langsung masuk, tetapi aku memilih tunggu di luar. Dan tak lama keluar seseorang.

Perawakannya tinggi, dan matanya berbeda dari orang biasanya. Warnanya biru, tak seperti yang lain berwarna coklat. Pasti ini orang blesetran Indonesian sama bule.

yang jelas orang ini mungkin satu keluarga boss harsa, tapi gak mungkin boss harsa punya saudara yang berbeda seperti ini, aku gak bisa lepas dari wajahnya yang mempunyai daya tarik sendiri.

Tak lama harsa pun keluar, wajahnya yang tadi tegang sekarang lebih rileks, bearti kondisi papanya tak terlalu menkwahtirkan, aku juga sedikit lega melihat wajah boss harsa seperti itu.

“kalau gitu harsa balik ke kantor, ma, kak yua kak Maxwell” ucapnya saat di pintu ke mamanya, sastu orang cewek bernama kak yua, dan kak maxwell, bearti dia kakaknya boss harsa

saat boss harsa Entah kenapa rasanya mata mereka semua tertuju kepadaku, pasti di dalam pembicaraan mereka aku adalah pacar atau sejenisnya.

"saya pamit semua, " kataku langsung pamit,

“kita kembali ke kantor?” tanyaku saat sudah ada di dalam mobil.

“menurut kamu?”

“hee?”

“jawab aja” ucapnya pegang dagu sambil jempolnya mengelus bibirku. Dan sesekali di masukan ke dalam bibirku.

“pasti mood kamu turun setelah melihat papa kamu masuk rs?”

“gak juga, papa aku cuman kelelahan, terlalu banyak pikiran tentang anaknya yang kabur dari rumah udah empat tahun”

“adik kamu kah?”

“ia harusnya,”

“hmm namnya hara kah??”

“hee? Kamu nguping ya?”

“ehm, ngak, kan mama sama papa pak harsa selalu bicarain Namanya itu.” Boss harsa cuman senyum aja

“tega banget yah gak pulang-pulang, jahat banget jadi anak” gumamku pelan.

“begitulah, sekarang kita ke apartement atau kantor?”

“apartement ajalah, di kantor bisa skandal nanti hehe”

“kamu lebih banyak bicara yah sekarang, “ celetuk harsa, membuat aku langsung terdiam.

“gak apa-apa aku suka orang terbuka, apa lagi terbuka semuanya” lanjtunya ketawa sambil liatain tajam ke arahku, pasti libidonya sudah meninggi dari kemarin. Aku gak bisa bayangin se nafsu apa dia.

"oh ia, tadi kakak kamu yang matanya biru?" kataku pelan.

"iah kakakku pertama, kenapa? ganteng ya?"

"tapi sayang udah punya istri sama anak" kata harsa tertawa geli,

"ohh, ngak aku kaget aja matanya beda gitu"

"ohh ia, dari kakeknya papa bule, cuman kak maxwell doang yang berubah matanya ikutin kakek" jelasnya singkat,

***

Sesampainya boss harsa langsung ke kamar mandi seperti biasa, dan pasti aku juga di suruh bersih-bersih.

Selama dia mandi aku buka kotak yang di kasihnya, aku bisa lihat isinya tangtop putih tipis dan juga hotpants tipis, yang aneh dari tangtopnya ternyata berenda, jadinya bagian bawahnya pasti gak ketutup pasti saat aku pakai.

“langsung pakai aja” ucap harsa saat aku menariknya untuk mengecek ukurannya sesuai apa ngak.

“hee?” aku reflek langsung memasukannya lagi dalam kotak. Aku tersipu malu kalau di pergoki seperti itu,

"giliran kamu bersih-bersih dan langsung pakai yah" pintaa

"aaahhh~" pekik saat pantatku di tampar cukup keras.

"hahahaa sorry, " tawanya sebelum aku masuk ke kamar mandi.

“lebih banyak sabunnya daripada aku” gumamku saat tak sengaja membuka lemari kecil yang isinya sabun, cream, dan masker juga ada. lebih lengkap di banding aku.

Selesainya aku langsung pakai tangtop dan hotpantsnya, benar-benar tipis dan muat saat aku pakai, dugaan aku benar bagaian bawah dadaku tak tertutup rapat, dan juga berbayang lepitan vaginaku dari luar.

Saat keluar aku tak melihat harsa ada di tempat tidur, melainkan dia sedang menyiapkan Kasur kecil dekat balkon.

“lagi apa?” tanyaku sambil menutupi bagian bawah buah dadaku yang terbuka,

“tempat buat threatment dongg”

“kenapa gak di tempat tidur?”

“takut kotor, tema hari ini pijat memijat” senyumnya yang sudah menyiapkan semuanya, termasuk minyak zaitun. Aku sekarang paham kenapa aku harus memakai pakaiannya seperti ini, pasti dia kebanyakan nonton film JAV.

“sini dong” ajaknya aku duduk langsung dekatnya, tanganya dengan cepat meremas buah dadaku perlahan.

“ohh kenyalnya” bisiknya

“kamu pernah liat adegan pijat memijat di film gitu??” tanyanya, aku jawab tidak tau padahal aku tau sedikit soal itu.

“okeh, kamu tonton ini dulu, aku siapin minyaknya lagi, pasti butuh banyak” ucapnya pergi entah kemana, aku di kasih film jav yang isinya tenang pijat memijat,

Aku paham kemauannya, pertama harsa mau di pijat perlahan, dikit demi sedikit aku membasahi buah dadaku dan memijatnya lagi, sampai seluruh tubuh aku berlumuran minyak.

Putting aku mengeras membayangkannya, tapi itu tak akan lama, karena harsa kurang bisa membuat aku klimaks dengan jarinya kalau sudah horny,



***​

Harsa pun muncul membawa empat botol minyak zaitun, dan langsung berbaring di kasur yang sudah di siapakan, dia pun membuka gordennya, agar lebih terang.

“udah paham?” tanyanya yang hanya memakai celana dalam dan berbaring terlungkup di kasurnya.

“ia udah. semoga aku bisa” aku mencoba sebisanya apa yang aku lihat tadi, tangan aku yang udah berminyak langsung usap punggungnya perlahan. Terasa kulitnya begitu putih dan halus di bandingkan kulit aku yang sekarang,

“aku gak bisa pijat gak ada tenaga” kataku terasa pegal pijat punggungnya.

“oke kalau gitu gantian” ucapnya langsung posisi duduk membelakangiku, harsa merapihkan rambutku dan tak lama tiupan halus di leherku membuat seketika putingku terasa mengeras.

“engghh” lenguhku saat harsa menuangkan lumayan banyak minyak di buah dadaku, tanganya langsung meremas pelan. Dan jari-jari dengan mudah mengelus putingku dengan ujung-ujung jarinya.

Kali ini tangannya mengusap tepat di bagian bawah buah dadaku, dan gak lama tangannya masuk dari bawah tanktopku, kembali memainkan putingku, aku hanya bisa mendesah sambil menggeliat geli.

Harsa mengarahkan tanganku ke dalam penisnya, aku meremas pelan dari luar celana dalamnya.

“pakai itu” pintanya, aku langsung mengambil satu botol minyak lagi. harsa duduk terlentang dan aku menuangkan setengah botol ke celana dalamnya.

Dengan jelas bentuk penisnya yang sudah menegang, perlahan aku membukanya dan mencoba mengenggamnya.

“licin ih” ucapku spontan, harsa tertawa kecil. Aku mencoba mengocoknya perlahan, tetapi sangat licin lebih licin saat penisnya basah dengan sperma. sesekali aku mengusap perutnya dan dadanya dengan minyak.

“ohh yah gitu” gumam harsa saat tanganku yang sudah sangat licin naik turun di penisnya. dant tangan satunya elus putingnya. aneh rasanya mainin putingnya boss harsa,

"geliii niaaaaa" ucapnya tertawa menahan rasa geli di putingnya. dan kini penisnya berdiri sangat tegak sekaligus mengkilap saat kena sinar matahari.

“lumat aja, minyak gak ada rasanya kok dan aman kalau ke telan” pintanya, aku dikit sedikit menciumnya dulu, di lumat dari kepala penisnya.

“asslrruupppp” .Benar tak ada rasa minyak di penisnya, bedanya hanya ada yang licin di dalam mulutku. Tapi mulutku terasa tak nyaman.

“ohh yahh gituu” penisnya dengan mudah keluar masuk kedala mulutku sambil sesekali aku kocok.

Selang Sepuluh menit kemudian harsa memintaku unuk boobsjob, tanpa melepaskan tanktop aku yang sudah sangat basah dan licin karena minyak.

Perlahan aku menaik turunkan buah dadaku sambil tekan, menggerakannya maju mundur sampai kepala penisnnya ddekat dengan bibirku

“kita petting lagi oke?” ajaknya, aku hanya senyum menuruti kemauannya. Aku langsung posisi menungging, harsa kembali tuang minyak ke hotpantsku. Di remasnya pelan sambil menyingkap belahan hotpantsku seperti celana dalam.

“enggghh” jarinya sesekali mengelus vaginaku.

Tak lama terasa penisnya masuk ke hotpantsku, harsa kembali menambahkan minyak di dalamnya sambil menggerakan maju mundur pinggulnya.

“uhhhmmmm” desisku pelaan saat penisnya yang licin menggesek belahan vaginaku dan klitorisku perlahan.

“auhhs ssasshhh” desahku saat kepala penisnya mencoba masuk ke belahan vaginaku, tetapi meleset seolah tak bisa masuk ke dalam penisku.

“ahhh noo” pekikknya terasa kepala penisnya masuk lagi ke dalam vaginaku, aku menoleh ke arahnya, dan harasa melepas kepala penisnya, harsa kembali menlajutkan gerakannya

“ohhh yeahh baby” gumam harsa sambil memainkan buah dadaku, bergannti posisi demi posisi sesuai permintaanya.

Sampai akhirnya aku dan dia telanjang bulat dengan tubuh penuh minyak, aku pasrah saat kedua kaki di buka selebar-lebarnya, dan kembali penisnya mengesek belahan vaginaku.

“enggghhh ssshhh oh” desahkumenikmati gesekannya, andai posisi seperti terus aku akan cepat klimaks.

“oohhh no” pekik lagi saat harsa memasukan lagi kepala penisnya lagi, tapi kali ini terasa kepalanya penisnya benar-benar masuk ke dalam vaginaku,

"aaswh ngghh", aku pasrah andai penisnya masuk lebih dalam ke vaginaku, karena aku menikmati gesekannya dan hampir klimaks.

“ohh shitt,, im cumming” gumamnya, aku langsung posisi menungging dan harsa memasukan penisnya ke mulutku sambil keluar masukan dengan cepat. Tak lupa tangannya memainkan buah dadaku.

“ohhhhhhh” pekiknya di ikutin semburan sperma yang langsung masuk ke dalam kerongkokangaku, kali ini aku tak tersedak seperti dulu. Menelannya sampai habis.

“ohh yeahhh” aku terus menjilati sisa-sisa sperma penisnya. Harsa langsung berbaring, dan aku langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih. dan berniat untuk manstrubasi di kamar mandi,

“tunggu nia” harsa bangun dan memeluk dari belakang,

“kamu belum klimaks kan?” aku terdiam sejenak.

“gak usah, hehe kamu udah klimaks sudah cukup” kataku sambil mendesah pelan saat jari-jarinya masuk ke selangkanku.

“kalau aku bisa bikin kamu klimaks, kamu mau turutin permintaanku?”

“kalau gagal?”

“aku gaji kamu dua kali lipat bulan ini”

“okeh ” kataku, lagi pula harsa tak bisa membuatku klimaks, sikap terburu-burunya membuat aku susah klimaks.

Harsa mengajaku ke kasurnya, kakiku langsung di buka lebar, jari-jarinya sperti biasa dengan cepat memainkan vaginaku. Dan aku bisa tahan untuk itu.

Tetapi semakin lama gerakannya semakin lembut, “ohhhhhhh” desahku panjang saaat satu jarinya masuk ke dalam vaginaku.

“ohh noo ohhhh” Gerakan cepat tetapi lebih lembutt...

“ohhhh oohhh” aku harus tahan, tetapi Gerakan jari-jarinya berbeda sangat jauh seperti kemarin

“aahhhhhhhhhhhh” aku tak tahan, aku merasakan seperti ingin pipis. aku mencoba tahan karena sebentar lagi klimaks.

"ohhhhhhhh ahhh" jeritku agak kencang saat persaaan itu bersamaan klimaks dan pipis bersamaan keluar, tubuhku benar-benar mengejang cukup keras.

Gak mungkin harsa bisa melakukan hal seperti itu, nafasku benar-benar tak bearaturan, klimaks yang aku rasakan sangat berbeda dari biasanya,

Tubuhku benar-benar lemas, dan hanya bisa mengatur nafasku yang tak berturan. Dengan mata sayu aku hanya bisa melihat harsa sedang melihatku, aku belum pernah merasakan klimaks seperti ini,


Bersambung....
Saya sukaaaa part ini....
 
Duapuluh Lima


Harsa

Aku tak percaya melihat nia terkencing-kencing saat klimaks, aku hanya melakukan apa yang bella ajarkan kemarin. Ternyata nia juga bisa squirt. Air pipisnya lebih banyak dari bella, dan erangannya begitu menikmati seolah apa yang di tahan telah keluar semua.

Aku membuka ponselku untuk melihat foto nia yang aku foto diam-diam. Wajahnya tak aku foto hanya tubuhnya yang terlentang pasrah seperti ini. Terutama bagian vaginanya yang basah.

lima menit aku tinggal untuk mandi, nia masih duduk terdiam sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.

“kenapa?”

“ehmm enggak kok” jawabnya seperti ada sesuatu yang di sembunyikan.

“soal deal yang tadi boleh di batalkan kok, itu hanya spontan karena terbawa nafsu” kataku duduk di sampingnya.

“gak apa-apa kok, asal tak melebih batas perjanjian hmm” ucapnya menoleh kearahku sambil senyum, dan bibirnya ternyata sangat menggoda.

“yakin?”

“iah”

“kalau gitu aku boleh tau social media kamu gak atau yang lainnya?” nia langsung terlihat terkejut.

“aku udah hapus, eh maksudnya gak punya” jawabnya terbata-bata. Pasti dia gak mau kasih tau

“sebelum aku bersih-bersih, permintaannya apa?” tanyanya

“kissing” jawabku spontan, sekaligus ragu karena selama ini hanya kissing yang belum pernah.

“ehmm, maksudnya setiap kayak gini ada kissing?”

“iah,”

“ouhh, boleh seterah kamu kan kalau lagi threatment kayak gini” jawabnya pelan, padahal aku berkhayal dia langsung minta di pangku dan langsung kissing.

“sialahkan “ ucapnya tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku pun langsung menciumnya tapi di pipinya dekat bibir.

“aku tau ciuman kamu untuk orang yang suka kan?” kataku pelan, nia hanya diam. Aku mulai tau perasaan nia terhadapaku

Tak lama dia beranjak dari tempat tidurku dengan telanjag bulat, bongkahan pinggulnya benar-benar bulat sekal. Rasanya mau aku masukan langsung ke dalamnya,

Rasanya masih gak percaya aku bisa nahan libido selama satu minggu walau hanya satu klimaks, dan aku bisa aja dua kali dalam waktu itu, pastinya akan berdampak proses threatment.

“aku pulang yah” ucapnya selesai rapih, memakai pakian sehari-hari tak tampak ada yang menonjol, benar-benar seperti orang biasa.

“dan ini punya kamu?” tanyanya sambil tunjukin bungkusan kondom yang reflek aku pakai saat melakukan petting.

“sorry ya, tadi aku pakai itu, takut kebablasan” kataku,

“ohh uhm, tapi selama gak masuk ke dalam gak masalah kok kayak tadi, bikin gatel hehe” jawabnya tertawa, aku tau maksudnya soal aku keluar masukin kepala penisku.

“aku antar ya,?”

“gak usah aku naik taksi aja, bisa “

“gak apa-apa aku sekalian ketemu bella”

Akhinya nia pun mau ikut tapi dia turun di jalan dan sisanya di naik angkutan umum, dan aku harus menemui bella di kliniknya.

***​

Aku menunggu cukup lama sampai jam lima sore, hampir tiga puluh menit lebih dikit aku tunggu bella keluar dari ruang prakteknya.

“sorry lama” ucapnya.

“gak kok cuman tiga puluh menit doang” kataku.

“heeehe bisa banget nyindirnya, habis mandi soalnya di dalam juga, sekalian makan dan jengguk papa kamu jugakan ?” ucapnya sambil jalan ke parkiran.

“kamu tau darimana?”

“mama kamu, tadi pagi dia telepon tanyain aku ketemu gak sama kamu, gitu dehh” tapi wajar sih bella kasih tau mama, soalnya bella sering main ke rumah pas masih sama si hara dan udah akrab.

“kamu ngak dari kantor emang?"

“ngak, dari apartement langsung kesini”

“ya udah makan dulu habis itu kesana” mau gak mau gue ikutin kemauan bella, dan semakin hari setelah pembelajaran dari bella, dia semakin intens hubungin aku sama dia. Saat makan aku dapat kabar lagi, kalau papa boleh pulang hari ini juga, dan kak Maxwell sedang urus administrasinya.

“kenapa harsa?” tanya bella

“papa boleh pulang hari ini juga, padahal tadi siang kondisinya masih belum stabil, dua hari lagi baru pulih”

“masa?? Kok bisa? Aneh loh” aku sependapat dengan bella, ada yang aneh. Papa bisa fit dalam sehari juga.

Aku sama bella selesai makan langsung ke rumah sakit, dan kebetulan lagi jam besuk, jadinya taka da pembatasan kunjungan selain keluarga jam segini. Dan benar, saat aku sampai papa sudah lepas selang infus.

“kamu berdua janjian keesini?” tanya mama,

“iah dong, di jemput sama harsa, baik deh” ucap bella saat aku mau jawab. mama cuman tersenyum mendengar ucapan bella.

“papa seriusan udah boleh pulang?” tanyaku langsung ke papa,

“iah, buktinya ini selang infius udah boleh di cabut sama dokter”, ucap papa dengan raut wajah yang lebih segar.

“papa kamu sembuh gara-gara dengar hara kesini diam-diam jenguk” ucap mama buat aku sama bella langsung menoleh ke mama.

“seriusan?”

“Seriusan?” pertanyaan yang sama dengan bella.

“ia iwan kasih tau hara kesini, dia menghilang perjalan kesini, dan tau-tau udah jenguk papa diam-diam saat papa masih belum sadarkan diri” jelas mama.

“harsa aja gak habis pikir, dia harus diam-diam masuk kesini, kalau dari liat kondisinya seharusnya dia gak bisa masuk apa lagi ruangan VIP”

“Aku yang bantu hara kesini pa ma, dia nyamar office boy buat bersihin kamar, office yang asli sengaja gak suruh ke atas” ucap kak Maxwell masuk ke kamar. Dan semua orang di dalam kamar langsung diam seribu Bahasa.

“aku sengaja kasih tau, soalnya papa sakit karena dia, dan papa juga sembuh juga harus sama dia” dan semuanya jelas hari ini alasan kenapa papa bisa pulih dengan cepat, factor utamanya adalah si hara. Karena memang papa juga terbebani karena terus memikirkan hara.

aku sendiri gak tau detail perdebatan mereka sampai hara minggat dari rumah dengan pakian yang ia pakai, dan beneran tak kembali sampai hari ini. untung ego aku gak sama papa sama hara.

di laoin Papa cuman menghela nafas panjang mendengar ucapan kak maxwell, yang diam-diam dia perduli sama hara. dia yang lebih bijak kalau ada masalah di keluarga. sayangnya saat debat sama papa versus hara, kak maxwell gak ada di rumah.

dari itu semua gue masih belum percaya kalau dulu kak maxwell pisah sama papa mama, entah kenapa saat dia umur lima tahun baru ketemu. itu yang belum gue tau sampai saat ini.

bella sepertinya lagi asik ngoobrol sama mama, seolah bella anak mama sendiri,
"niaa nia... andaaaiiii hubungan kita special, papa mama apa setuju" gumamku menarik nafas dalam-dalam.

***​

Mada

"huaaaccccciiiiiiii" entah kenapa hidung gue gatal, kayak ada yang omongin gue.

di tambah Perjalan pulang yang paling melelahkan, hampir empat jam perjalanan dari rumah sakit ke rumah. salah satu penyebabnya buat gue lama di jalan, salah satunya salah naik mobil. Bukan semakin dekat malah semakin jauh.

Sejujurnya gue masih mau lamaan dikit di dalam, tapi kesempatan dari kak Maxwell gak boleh di sia-siain, sepuluh menit sudah cukup. Dan beraharap papa cepat pulih.

Akhirnya sampai di pasar, gue langsung cari motor yang di parkir di depan pasar. Dan ternyata ada nia yang lagi berdiri sambil menelpon seseorang. Reflek gue langusng liat telepon yang mati entah kenapa.

“hii” sapa gue.

“haaaaa,, kamu kemana aja? Tiba-tiba ngilang loh seharian” tanyanya

“ada urusan keluar kota, sorry gak kabarin hp matot” aku tunjukin ponsel gue yang mati.

“matot?”

“ia mati total” nia sepertinya baru paham aritnya matot.

“emang ada apa cariin?”

“hmm tadinya minta jemput di perempatan lampu merah hehe,”

“ouh, bukannya jam segini ya baru pulang?”

“pulang cepat, tadi terpaksa ikut ke rumah sakit sama atasan, orang tuanya sakit gitu” jelasnya, membuat gue langsung sedikit bingung kok bisa sama hari ini tujuannya rumah sakit. Paling kebetulan semata.

gue lihat kakinya kotor, mungkin karena di masuk kedalam,
"kamu dari dalam pasar?" tanya gue.

"iah kok tau?"

"tuh kaki kamu kotor, emang beli apa?"

"hmm, itu.. ngak aku cek barang titipan mama udah habis apa belum"

"ohh, makanan?"

"iah, kue gitu hehehe," gue buka botol mineral gue yang tadi belum sempet gue minum.

"kakinya julurin" kakinya yang kotor gue langsung siram, sampai cukup bersih, setidaknya gak terlalu kotor kayak tadi.

"yuk" ajak gue naik ke atas motor

Gue sama nia sama-sama diam, biasanya ada satu dua pertanyaan saat di jalan, kali ini ngak ada sama sekali, mungkin lagi sama-sama Lelah, gue juga Lelah karena perjalanan.
nia cuman senyum sambil lambaikan tangannya.

Minggu paginya

gue langsung ke toko nci buat beli sisa roti yang mau habis masa expired nya dua hari lagi. Biasanya dia kasih harga miring, tapi tetap layak di makan.

Seperti biasa semua udah di kardusin dengan rapih, jadinya gue tinggal bayar, biasanya buat serratus roti dia kasih murah cuman dua ratus ribu.

“itu kue apaan ci, baru liat?” tunjuk gue ke kue warna ijo.

“ohh itu titipan, dah dari kemarin, dadar gulung namanya”

“berapa?”

“lima ribu duaitu, sepaket,”

“boleh deh semuanya”

“heee?”

“ia seriusan, sesekali cobain hehe” nci langsung bungkus lima puluh biji, dengan harga lima ribu, gue gak nawar kalau buat kasih orang.

Selesainya, gue langsung ke belakang pasar. Tempatnya ada perkampunngan kecil, disana tempatnya para anak jalanan tinggal,

Gak hanya satu tapi hamper lima puluhan dari anak-anak, orang tua, sampai lansia yang kerjaannya memulung mengamen.

Gue setiap satu bulan sekali pasti beli roti buat mereka, walau ada seseorang yang terus awasin disini, yaitu sang preman pasar Boris,

Untungnya dia gak larang atau gimana, dia cuman awasin gerak gerik gue kalau kesini, hanya dia yang awasin gue, kalau teman-temannya langsung bantu gue bawain kardus dan di bagi-bagi ke anak-anak, orang tua dan lansia lainnya.

Memang gak seberapa, setidaknya gue mencoba berbuat baik di lingkungan yang membuat gue mengerti kehidupan. Kalau hidup tidak mudah di bayangkan.

***​

Gak sampai sepuluh menit semua udah habis merata buat mereka semua, selama gue gak di ganggu sama boris sih gak masalah.

Walau kadang ada beberapa dapet kabar kalau mereka suka tawuran sama anak kampung sebelah yang suka cari masalah di daerahnya atau dekat pasar.Gue sendiri kurang tau kampung mana yang buat masalah,

Yang jelas boris dan kawan-kawannya yang jaga ini pasar, makanya beberapa orang kasih uang untuk jaga lapaknya yang sering berantakan kalau tawuran antar kampung.

Itu semua gue tau dari babeh resin, masih banyak yang belum gue tau selama gue tinggal disini. Semua hanya masih sekedar ommongan dari mulut ke mulut.

Gue langsung ke tempat babeh resin, gue sisain Namanya dadar gulung, sekalian cicipin bareng babeh.

“nah kebetulan” gumam gue pas dia lagi santai di dalam becaknya, kayaknya sih habis narik.

“baru selesai narik beh?’

“ia baru mandi ini di toilet belakang”

“bagus deh, biasain mandi jangan teralu malem”

“harusnya lo sekolah terus jadi dokter mad... cocok lo kalau di pikir-pikir” gue cuman ikut ketawa ucapan babeh resin.

“aminnn…. dah sekarang kita makan” Kata gue langsung kasih dadar gulung babeh biair cicipin duluan.

“enak ini dadar gulungnya,” babeh resin aja tau namanya, bearti gue doang yang belum tau ini nama makanan. Gue langsung ikut makan dengan satu suapan sastu buah dadar gulung langsung habis.

Rasanya lumayan enak, soalnya gue gak terlalu suka sama isinya kelapa, alhasil gue cuman makan luarnya, tapi rasanya masih enak.

“oh ia beh, emang akhir-akhir banayak masalah di pasar?”

“masalah apa?”

“tawuran sama anak kampung sebelah” babeh cuman angguk-angguk sambil lanjutin makan dadar gulung yang masih tersisa.

“kalau kata pak lurah mah, gara-gara sengketa tanah hak waris,”

“dulu yang punya orang tersohor, dan bangun pasar buat orang-orang sini, sekarang giliran cicit-cicitnya mendesak buat jual ini pasar”

“ohh, di hibain gitu buat masyarakat?”

“nah ia, Namanya urusan sama duit,susahlah” gue sih paham maksdunya,

"jadi ini masalah antar keluarga ya, " angguk babeh.

"mendingan gak usah ikut campur, kecuali mereka cari masalah sama kita duluan" lanjut babeh, gue setuju sama babeh, gue sama babeh gak ada hubungannya kecuali ikut masalah sama mereka.

yang jelas ini kue dadar gulung ingetin gue sama ucapan nia kemarin, apa yang titipan mamanya adalah dadar gulung. kalau ia, gue bisa pesan nanti ke mama nia buat bulan depan.


Bersambung....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd