Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My HEROINE [by Arczre]

Siapakah Tokoh yang Paling disuka?

  • Jung Han Jeong

  • Yuda Zulkarnain

  • Hana Fadeva Hendrajaya

  • Ryu Matsumoto

  • Azkiya a.k.a Brooke

  • Rina Takeda

  • Jung Ji Moon

  • Ray

  • Astarot

  • Putra Nagarawan


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
BAB VII: INNER POWER

1fd9a1382649111.jpg



Ray terbangun. Matanya terbuka dan mendapati dirinya berada di kamarnya. Ia menoleh ke kanan dan kiri. Dia sendirian. Hari ternyata sudah siang. Seorang wanita dengan lembut melarangnya untuk bangun.

"Kamu istirahat dulu, sepertinya kelelahan setelah kejadian kemarin," kata Maria.

"Maria?! Oh iya, aku terlalu banyak mengeluarkan tenagaku kemarin," kata Ray. Dia tersenyum ketika istrinya yang sangat setia itu mengusap rambutnya yang sudah memutih. "Bagaimana tampangku? Pasti berantakan, kucel?"

"Bagiku kamu tetap tampan koq"

"Kamu juga tetap cantik"

Maria mengecup kening Ray, "Istirahatlah!

Ray sungguh tak menyangka seorang Destroyer akan muncul lagi. Tapi ia kini sepertinya tak sanggup lagi menghadapi Putra Nagarawan. Destroyer bisa saja menjadi orang yang baik kalau ia dididik dengan baik. Sayangnya ia dulu tak bisa melakukannya. Kesempatan satu-satunya yang ia miliki justru ia lepaskan. Walaupun tahu ia adalah seorang Creator, tapi ia bisa juga kan mendidik sang Destroyer agar mempunyai sifat yang baik, agar ia bisa melihat kehidupan yang sesungguhnya dan memaafkan dirinya sendiri?

Mungkin memang sebuah keberuntungan bagi dirinya ketika anak-anaknya tak ada satupun yang menjadi Creator ataupun Destroyer. Mereka semua normal. Mungkin juga Ray tak menginginkannya. Mungkin sebentar lagi Tak akan ada lagi Creator, tak akan ada lagi Destroyer, bahkan Balancer atau pun Mist. Ketika seluruh elemental tak tersisa lagi, dan ketika manusia hanya akan hidup sesuai dengan kemampuan mereka sendiri, bisa jadi Ray akan sangat bersyukur andai dia bukan seorang Creator. Hidup bersama dengan kedua orang tuanya dan menjadi manusia normal.

Ray sedikit menyesal. Tidak, bahkan ia menyesal. Ia bahkan akhir-akhir ini memimpikan Michele. Setelah Yuki memberitahukan kepada dirinya letak di mana kuburan wanita itu, ia pun menjenguknya. Sebuah pusara dengan batu nisan terbuat dari kayu dan satu-satunya yang ada di Siberia. Ray masih ingat tempat itu. Dia mengusap-usap nisannya dan menciumnya. Sejak kecil, hidup tanpa orang tua, dan ketika dewasa ia harus memilih pilihan yang sangat berat. Ia tak tahu apa yang ia beritahukan kepada Yuki kecil tentang dirinya. Tapi melihat Yuki yang sangat menghormatinya ia yakin pasti Michele memberitahukan bahwa dirinya adalah orang baik.

Ray sempat tidur sambil memeluk makamnya Michele. Berkelakar seolah-olah Michele masih hidup dan mendengarkan semua ceritanya. Ray bercerita tentang keluarganya, tentang bagaimana Maria yang merindukannya. Sayangnya seiring bertambahnya usia, maka berkurang jugalah kekuatan Ray. Ia tak sekuat dirinya ketika muda dulu.

Ray terbangun lagi dari mimpi. Ia mimpi melihat Michele.

Michele dengan wajah yang sangat cantik bersama Maria sedang berada di dapur. Mereka ingin memberikan kejutan kepada Ray.

"Ray, bukankah hari ini kamu ulang tahun?" tanya Maria. "Kami akan berikan kejutan buatmu"

"Jangan protes yah, aku baru kali ini bikin kue," sambung Michele.

"Hari ini, aku ulang tahun? Kamu tahu aku benci dengan ulang tahun bukan?" kata Ray.

"Iya, tapi setidaknya biarkan kami merayakannya walaupun hanya sekali," kata Maria.

"Ini pasti mimpi, tapi walaupun ini mimpi, aku ...tak ingin terbangun dulu," kata Ray namun ia tiba-tiba terbangun. Ia masih berada di kamarnya, sepi tak ada orang, tak ada suara. Hari sudah gelap lagi. Entah berapa kali ia seharian ini terbangun lalu tidur lagi. Tubuhnya benar-benar tak ada tenaga.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamar diketuk, kemudian muncullah Maria.

"Ada tamu, boleh masuk?" tanya Maria.

"Siapa?" tanya Ray.

"Raja, mantan agen rahasia Redtails," jawab Maria.

"Iya, suruh dia masuk!" kata Ray.

Maria meninggalkan Ray kemudian masuklah seorang yang rambutnya sudah putih, kumisnya pun juga memutih. Ia memakai kemeja putih dengan jaket berwarna hitam. Orang itu berjalan menuju ke sebuah kursi yang terletak di samping ranjang Ray. Kemudian dia duduk di sana.

"Bagaimana keadaanmu? Kudengar dari istrimu katanya engkau kecapekan," kata Redtails. Mantan agen rahasia itu menghirup nafas dalam-dalam melihat keadaan Ray yang sudah tidak seperti dulu.

"Begitulah, usiaku sudah lanjut. Aku bahkan takut untuk mengakuinya kalau aku sudah tidak sekuat dulu. Beberapa hari yang lalu bahkan aku mengeluarkan kekuatanku lagi hingga aku pingsan," jawab Ray.

Redtails menggelengkan kepalanya. Ia seakan tak percaya bahwa Ray yang dulu pernah menolong nyawa Arci sekarang tergeletak tak berdaya. Redtails masih ingat ketika Inspektur James membawanya ke tempat ini. Dia memperkenalkan dirinya kepada Ray karena saat ini yang paling dekat dengan Arci adalah Redtails.

Tentu saja ia masih ingat walaupun kejadiannya sudah lama. Setelah pertempuran Arci dengan Isna dan Arci dirawat di rumah sakit. Inspektur James segera menemui Redtails, satu-satunya orang yang bisa dipercaya saat itu.

"Ikutlah aku, kuharap kamu tak banyak bertanya dulu sampai aku bercerita tentang apa yang terjadi," kata Inspektur James kala itu.

Inspektur James bercerita panjang lebar tentang Putra Nagarawan, tentang Ray, tentang segala hal yang sebenarnya teradi. Tentu saja hal itu membuat Redtails seakan-akan tak percaya. Ia hanya tahu tentang PRoject Super Human Soldier Gnome Soldier, tapi tak tahu kalau kondisinya separah itu. Menghabisi banyak nyawa hanya untuk sebuah project. Kemudian Inspektur James bercerita siapa Ray, yang tak lain adalah anaknya sendiri. Ia juga bercerita tentang kekuatan Ray yang tak diketahui banyak orang, tentang elemental dan lain-lain.

"Kenalkan, ini anakku Ray," kata James setelah mereka bertemu di rumah Ray.

"Ini yang katanya sang Creator itu?" tanya Redtails.

"Iya, ini dia"

"Aku ingin orang yang bisa membantuku untuk mematikan langkah Putra Nagarawan," kata Ray. "Kuharap engkau orang yang tepat."

"Hah? Aku?" tanya Redtails.

"Kita punya masalah besar di sini, pertama Putra Nagarawan adalah seorang Destroyer. Dan kedua dia membutuhkan Gnome Soldier," jawab Ray.

"Sebentar aku masih belum faham"

Ray menggerak-gerakkan tanggannya seperti memberikan instruksi, tiba-tiba air yang ada di dalam gelas yang diletakkan di atas meja melayang-layang. Tentu saja Redtails hampir saja melompat karena terkejut, namun ketika Inspektur James menahan tubuhnya akhirnya ia pun percaya. Kemudian air itu kembali lagi ke gelas sesuai dengan arahan dan aba-aba dari Ray.

"Aku benar-benar baru saja melihat sesuatu yang tidak aku percayai setelah aku melihatnya sendiri," kata Redtails.

"Ya, seharusnya memang begitu. Ketahuilah, di dunia ini ada 6 jenis manusia, yang pertama manusia biasa, kemudian Mist, Elemental, Balancer, Creator dan Destroyer. Mereka semua hidup di antara kita. Dan mungkin aku adalah Creator terakhir. Semuanya bermula ketika Azrael ingin berkuasa di dunia ini, tapi setelah Azrael berhasil aku kalahkan tak akan ada lagi elemental, karena Balancer sudah tiada, dan aku adalah Creator terakhir, Yuki adalah Mist terakhir, dan Destroyer masih ada. Dan dia adalah Putra Nagarawan.

"Putra Nagarawan, bukan Destroyer biasa. Ia lahir dari seorang Destroyer, kekuatannya lebih besar daripada yang dimiliki oleh kakeknya Thomas van Bosch. Ada dua macam elemen yang bisa dikendalikan oleh para elemental, pertama elemen anorganik, yang kedua adalah elemen organik. Putra Nagarawan mengetahui hal ini. Dia sejatinya adalah elemental anorganik, untuk benda-benda organik dia tak akan mampu mengendalikannya.

"Maksudnya adalah elemen organik yaitu elemen yang melekat pada diri makhluk hidup, seperti tumbuhan, darah, kulit manusia dan lain-lain. Seperti manusia yang terdiri dari elemen air dan tanah, maka ada beberapa elemental yang tidak bisa mengendalikan mereka. Salah satunya Putra Nagarawan. Dia lebih hebat daripada yang kita kira tapi kelemahannya hanya satu, dia tidak bisa mengendalikan eleman organik. Sedangkan elemen anorganik berasal dari benda-benda mati yang terlepas dari makhluk bernyawa. Bedanya adalah mereka punya nama, sedangkan elemen organik tidak mempunyai nama. Aku dulu ketika terluka memakai elemen air yang berasal dari darah di dalam tubuhku. Mereka semua tak punya nama. Padahal untuk bisa mengendalikan elemen, maka kita harus memanggil nama mereka, dan aku menamai elemen air darahku dengan namaku sendiri. Maka dari itulah mereka bisa aku perintah. Dan yang akan kita lakukan kali ini adalah membawa sesuatu yang sangat berguna kelak untuk melawan Putra Nagarawan," jelas Ray dengan panjang lebar.

"Sebentar, bagaimana mungkin kita bisa melawan presiden kita sendiri? Bagaimana mungkin dia orang yang seperti kamu katakan?" tanya Redtails.

"Percayalah, sebab dia sendiri datang kepadaku untuk berguru. Tapi aku menolaknya, waktu kita tak banyak. Kita pergi ke Kepulauan Seribu, tempat di mana Project SHS itu berada, kamu tahu tempatnya bukan?" tanya Ray.

"Dulu aku pernah mencuri data tentang Gnome Soldier, kalau memang itu project yang dimaksud aku sangat tahu sekali," kata Redtails. "Kapan kita berangkat? Naik apa?"

"Naik kilat," jawab Ray sambil tersenyum.

"Hah?"

Tanpa banyak berkata lagi Ray segera menarik Redtails dan ayahnya untuk ikut bersamanya. Ray memerintahkan elemen petir untuk mengantarnya ke sebuah pulau di kepulauan seribu. Tentu saja hal ini adalah yang pertama bagi Redtails menaiki elemen petir. Dia berjalan bersama Ray di sebuah jembatan yang menghubungkan tempat mereka dengan pulau itu. Hingga ketika mereka sampai di pulau itu rasanya mereka hanya melangkah satu jengkal.

"Apa yang terjadi? Di mana kita?" tanya Redtails.

"Kita sudah sampai di salah satu pulau di Kepulauan Seribu," jawab Ray.

"Maksudmu Pulau Salak, tempat laboratorium Project Super Human Soldier?" tanya Redtails.

"Kamu benar, aku sengaja memilihmu karena ada yang harus kita lakukan," jawab Ray.

"Lagi pula engkau dekat dengan Arci bukan? Dan aku yakin engkau sudah tahu sedikit banyak tentang project ini. Jadi aku mohon kepadamu," sambung Inspektur James.

Ray memimpin rombongan. Mereka pun kemudian berjalan hingga ke tengah pulau. Di tengah pulau itu ada sebuah hutan yang cukup lebat, seolah-olah tak pernah ada orang yang berada di dalam pulau tersebut. Mereka bertiga berjalan beberapa meter hingga akhirnya menemukan sebuah batu yang formasinya cukup aneh.

"Ah, ini dia lokasinya. Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Redtails.

"Alam berbicara kepadaku," jawab Ray.

Ray menyentuhkan telapak tangannya di batu itu secara ajaib semua batu bergerak menyingkir. Seperti orang yang baru saja melihat keajaiban Redtails terbelalak. Dari tanah tampaklah bebatuan bergeser ke samping, sebuah pintu terbuat dari besi terbuka secara perlahan-lahan. Semuanya kemudian masuk turun melalui anak tangga. Begitu masuk semuanya berdecak kagum melihat fasilitas yang ada di laboratorium itu.

"Ini dibuat sejak jaman penjajahan Jepang? Aku aku tak percaya," kata Redtails.

"Tentunya tidak, fasilitas ini berkembang," kata Inspektur James. "Coba lihat beberapa desain kursi dan komputernya, masih ada capnya segala yang menunjukkan tahun pembelian. Beberapa tahun lalu. Berarti fasilitas ini terus berkembang. Teknologinya pun terbaru. Tapi aku bisa mengerti kalau tempat ini sepi."

"Iya, kelima menteri yang berhubungan dengan project ini sudah dihabisi," kata Ray.

"Yang kita lakukan di sini?" tanya Redtails.

Ray tak menjawabnya, dia berjalan hingga sampai ke sebuah ruangan yang mana di tengah ruangan itu ada sepasang gelang. Sepasang gelang itu berada di sebuah kaca tebal peluru. Tampak di layar monitor gambar sesosok manusia dengan armor Gnome-X terpampang di sana.

Ray memancarkan cahaya biru dari telapak tangannya. Kemudian beberapa buah besi melayang-layang dan menuju ke arahnya. Tangan Ray seolah-olah melengkung-lekungkan besi itu membentuknya menjadi sebilah pedang. Ia kemudian menggenggam pedang itu lalu ditebaskannya ke box kaca tersebut. Box kaca itu pun terbelah. Ray segera mengambil kedua gelang itu dan menyerahkannya kepada James.

"Ayah, bawa ini ya!" kata Ray. "Simpan di tempat rahasia. Suatu saat nanti biar Arci yang membawakannya kepadaku."

"Aku mengerti," kata James.

"Sekarang yang kita lakukan adalah menghancurkan tempat ini," ujar Ray.

"Maksudmu? Menghancurkan fasilitas ini?" tanya Redtails.

"Iya, apalagi? Sebelum Presiden ke tempat ini kita harus menghancurkannya. Jangan sampai Gnome Soldier jatuh ke tangannya!" kata Ray.

Setelah itu Ray masih mengingat bagaimana mereka berdua menghancurkan fasilitas itu hingga hancur lebur terkubur. Terakhir yang diingat Ray adalah James menyimpan sepasang gelang itu di sebuah deposit bank kemudian menyerahkan kuncinya kepada Arci. Sampai kemudian Arci menemuinya. Dengan bantuannya Arci pun mendapatkan terapi untuk kesembuhannya. Setelah Yuda lahir Ray pun kemudian mengubah kode DNA yang ada pada gelang itu menjadi kode DNA untuk Yuda. Ada satu hal lagi alasan kenapa Putra Nagarawan tak akan bisa mengendalikan elemen yang ada pada gelang Gnome-X, karena Ray sudah memberi nama kepada Adamantium. Hanya Ray yang tahu namanya, tak ada siapapun yang mengetahuinya. Ray jugalah yang membuat elemn baru dengan bantuan Dark Matter dan Void sama seperti ketika Moon meminta bantuan kepadanya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Redtails. "Kamu juga tahu aku sudah tidak muda lagi, urusan ini memang pelik sebenarnya."

"Benar. Ada hal yang harus kamu lakukan, pimpinlah para pemberontak untuk menghancurkan kota Jakarta. Jangan takut dengan para Titan dan para robot. Dengan kekuatan terakhirku aku akan menghancurkan mereka semua. Aku sudah siap untuk ini semua," kata Ray.

"Tapi, kondisimu seperti ini! Kamu bisa mati!" kata Redtails.

"Aku lebih akan bersedih kalau tidak bisa menyelamatkan manusia dari dia. Istriku juga sudah mengerti dan dia tidak bisa menghalangiku. Bergeraklah, kamu adalah mantan agen rahasia. Kamu tahu bagaimana protokol presiden, kamu tahu cara untuk mendekati mereka. Pimpin para pemberontak untuk bisa melumpuhkan Jakarta, kalau perlu bakar kota Jakarta!"

Redtails mengangguk.

"Sudah tak ada cara lain. Kita akan menyerbu Jakarta setelah ini. Terima kasih Ray," kata Redtails.

"Jangan berterima kasih kepadaku, belum. Simpan dulu. Kamu akan berterima kasih nanti kepada para pahlawan kita nanti, walaupun mungkin saat itu kita tak akan bertemu dengan mereka," lanjut Ray.

Ray perlahan-lahan bangun dari tempat tidurnya. Langkahnya masih tertatih-tatih ketika ia sudah bangun dari tempat tidur. Melihat Ray bangun dari tempat tidurnya membuat Maria khawatir.

"Ray, kamu tak harus melakukan ini!" kata Maria.

Ternyata di ruang tengah sudah berkumpul banyak orang. Mereka semua adalah anak-anak Ray. Mata Maria berkaca-kaca, ia tahu apa yang terjadi ketika Ray sudah bangun. Ray membelai pipi istrinya itu.

"Aku harus melakukannya, maafkan aku. Karena tak ada lagi yang bisa menghentikannya," kata Ray.

"Papaaaaaa!" semua anak-anak Ray yang berjumlah empat orang segera berhamburan memeluk ayah mereka. Ya, Ray akan melakukan tindakan heroik untuk terakhir kalinya. Dia harus menghentikan semua Titan dan seluruh robot-robot yang ada di pulau Jawa. Agar semuanya siap, agar Putra Nagarawan bisa dilumpuhkan. Agar Indonesia kembali damai.

Rakyat telah bersiap, mereka siap bergerak untuk sebuah kemerdekaan. Apa yang bisa dilakukan maka harus dilakukan.

Maria sangat berat ketika Ray berdiri di pantai, dengan telapak tangannya memancarkan cahaya berwarna biru. Memanggil seluruh elemen yang ada di bumi untuk mematuhinya. Mematuhi kata-kata seorang Creator untuk terakhir kali. Inilah pertama kalinya Ray membiarkan Dark Matter dan Void yang ada di dalam dirinya pergi. Dan karena itulah ia pun telah melepaskan seluruh kekuatannya sebagai seorang Creator.

Seluruh robot dan generatornya yang tersebar di pulau Jawa kecuali Jakarta tumbang. Demikian juga seluruh Titan yang berada di seluruh pulau Jawa tumbang. Kenapa hanya Jakarta yang tersisa? Sebenarnya bukan saja Jakarta yang tersisa, pulau-pulau lain masih ada. Tapi karena di Jakarta ada kekuatan yang mencegah hal itu, Ray menyadarinya. Maka dari itulah ia tak sanggup lagi menyentuh Jakarta. Jakarta, diserahkan kepada mereka generasi baru, para pahlawan masa depan. Black Knight, Gnome-X, Zero dan yang lainnya.

Ray ambruk di atas pasir, ia menghembuskan nafas terakhirnya. Maria bersedih. Semua anggota keluarga yang ditinggalkannya pun tak kuasa menahan tangis. Mereka meratap dengan disaksikan oleh Redtails.

Han-Jeong, Yuda, Ryu dan semua orang keheranan ketika seluruh robot tumbang begitu saja. Tak ada satu pun yang mengerti kecuali Redtails.

"Pengorbananmu tak akan sia-sia Ray..."

(bersambung......)

That's it. The end of Creator.

Ok, ini chapter yang sedih. Maaf bagi penggemar Ray :) :Peace:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
:hua:
om ganteng mulai merusuh

:aduh: :aduh: :aduh:

Awas semua, bakal ada copas komen di semua trit. Ini bot! ini bot!

:aduh: :aduh: :aduh:
 
huaaaaaaaaaaaa sedihhhhhh mlm" baca nya bikin mata air keluarrrrr huaaaaaa huaaaaa huaaaaa
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Baca bab terakhir ini sambil dengerin Sonata Moonlight bakal kerasa feelnya.
 
sang creator wafat, tinggal duet yuda dan hanjeong :beer:
AREP komen opo? Bisane mung menikmati tok!
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Farewell Creator
Sekarang nasib dunia ada di tangan para super hero generasi baru
 
Ayo PN,maju terus..the creator has passed away.melihat yg trkuat dah down itu..
#edisiturutberduka..:galau:
 
Bimabet
Ketika kematian azkiya efeknya sama dengan membunuh karakter hisoka di hunter x hunter. Kalo ray mati mungkin efeknya sama dengan membunuh karakter jiraiya di manga naruto. Hisoka and azkiya are vilains but theirs figure always in the best place and soul in theirs reader. If i born for nothing or live for nothing but i'm ready to die for someone.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd