Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Sex Journey

Tambahin mulustrator?


  • Total voters
    533
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part 3. Teman Sebangku 3

Hari pertandingan pun tiba, aku yang telah menyanggupi permintaan untuk bergabung dengan tim Dimas sedang bersiap-siap berangkat.

"Ran, udah siap? ditunggu ya," ketik Lisa melalui aplikasi wa, kemudian dia mengirimkan lokasi tempat bertandingnya.

"Otw," balasku singkat.

Aku lalu mengeluarkan motorku bersiap-siap berangkat, aku lalu mengunci rumahku. Di rumah tidak ada orang, ibuku seperti biasa pergi ke pasar untuk berjualan, hari ini bersama ayahku karena pada hari sabtu dan minggu ayahku libur. Aku pun berangkat ke tempat pertandingan.

Sesampainya di sana aku langsung memarkirkan motorku, saat masuk ke stadium aku disambut oleh Dimas dan tim, di sana ada Lisa juga yang sudah bersiap mendukung kami.

"Yo selamat datang di tim kita," ucap Dimas menyalamiku.

Satu persatu mereka memperkenalkan diri padaku, ada yang kerempeng tinggi ada yang gendut, rata-rata bukan tipe seorang pemain basket.

"Pantas aja tim ini gak pernah juara, isinya pemain kaya gini semua," kataku dalam hati.

"Randy semangat," ucap Lisa sambil mengepalkan tangannya.

Aku tak membalas hanya mengacungkan jempol tanda 'beres' kepadanya.

Saat kami sedang melakukan pemanasan tiba-tiba datang satu pemain lagi bersama seorang wanita. Dia adalah pemain dengan postur paling ideal di antara pemain lain, menurutku.

"Sorry bro agak telat, tadi ada urusan bentar," ucapnya meminta maaf.

"Santai aja, udah sekarang ganti baju terus pemanasan," suruh Dimas.

"Oke," jawab lelaki itu yang ku ketahui bernama Reza.

Saat kami akan melanjutkan pemanasan tiba-tiba si wanita yang datang bersama Reza pun menyeletuk.

"Randy?" panggil si wanita itu.

Aku yang merasa dipanggil pun menoleh.

"Kakak?" Aku kaget melihat wanita yang datang bersama Reza itu adalah kakakku sendiri.

"Kok kamu ada di sini?" tanyanya heran melihat aku bersama tim dari kampusnya.

"Ouh jadi kalian kakak adik?" Dimas bertanya memastikan.

Aku hanya mengangguk sambil cengengesan, kakakku pun mengiyakan pertanyaan itu.

Dimas kemudian menjelaskan kepada kak Ranti tentang diriku yang ikut dalam lomba ini.

"Shttt, jangan sampai Randy ketahuan kalo dia bukan mahasiswa sini ya," ucap Dimas kepada kak Ranti.

"Oke," balasnya mengangguk.

Pertandingan pun dimulai, para pendukung dari kedua belah tim saling melontarkan yel-yel mereka. Lisa dan kak Ranti duduk di bangku penonton membaur dengan suporter yang lain.

Seperti dugaan ku, para pemain di timku super amatir, si gendut yang sering dipanggil Gembul itu hanya bisa berlari ke sana kemari membawa bola yang ada di perutnya itu, sedangkan si cungkring yang bernama Junet, dia kena bola saja mungkin mental entah kemana.

Hanya Dimas dan Reza yang lumayan bisa bermain, sedangkan si mesum Boni hanya bermulut besar, memprovokasi lawan dengan kata-kata hinaan.

Di situ aku langsung show off skill di depan kawan, lawan, dan cewek-cewek suporter yang hadir.

Untung saja lawan kami saat itu tidak beda jauh dengan timku, jadi aku bisa melewati mereka semua dengan mudah dan mencetak skor demi skor.

Pendukung kami selalu bersorak ketika aku mencetak angka entah dari 3-point ataupun dunk.

Quarter pertama pun selesai, skor 21-7 untuk keunggulan timku, kami semua menepi untuk diberi arahan.

"Ran, lu pemain pro ya?" tanya Reza tidak percaya dengan permainanku barusan.

"Bukan kok, tapi kalo jadi pemain pro boleh juga tuh,hehehe.." jawabku sambil tertawa.

"Mantappp lah, gak sia-sia kita rekrut lu," ucap Dimas menimpali.

Quarter dua dimulai, seperti dugaan aku selalu dijaga oleh dua sampai tiga pemain. Tap memang dasar mereka amatiran, aku dengan mudah melewati mereka.

Quarter dua selesai, Dimas digantikan oleh pemain lainnya. Skor saat itu 44-17.

Aku melihat Dimas mengambil sesuatu dari dalam tasnya seperti sabun pembersih muka yang dikemas dalam botol, tapi aku tidak yakin juga akan hal itu. Setelah mengambilnya dia kemudian berlalu pergi.

Permainan kembali dimulai, di quarter ketiga tempo permainan mulai menurun, kami semua sudah mengalami kelelahan terutama aku yang sejak quarter pertama selalu bermain aktif.

Quarter ketiga belum selesai, Aku meminta diganti karena aku kebelet kencing. Setelah diganti aku buru-buru pergi ke kamar kecil karena sudah tidak tahan lagi.

Saat berada di kamar kecil aku langsung membuang air yang sedari tadi tertahan di kemih ku. Saat itu aku mendengar di sebelah bilik yang aku pakai itu suara air yang keluar dari kran deras sekali.

Namun dibalik suara itu aku mendengar suara 2 orang sedang...mendesah?

"Ahh, apa ada orang yang sedang 'main' di sebelah ya? dan mereka menyamarkan suara mereka dengan membuka air kran dengan deras" tanyaku dalam hati.

Iseng aku mencoba untuk mengintip, namun saat itu tidak ada pijakan yang cukup tinggi untuk aku gunakan.

Terpaksa aku melompat ke bagian atas tembok itu dan dengan mengandalkan otot lenganku, telapak tanganku bertumpu pada puncak tembok hingga mataku bisa melihat sesuatu yang ada di baliknya.

Antara syok dan kaget aku melihat dua orang yang sedang memacu birahi di sana, aku melihat lelaki itu adalah Dimas yang sedang memompa kontolnya dari belakang.

Namun yang membuat paru-paru ku sesak dan jantungku nyaris berhenti ialah wanita yang sedang dipompa oleh Dimas itu adalah LISAAAA!!!!!!

Degggg!!!!!

Rasa marah, kecewa, sedih bercampur menjadi satu, saat itu posisi mereka membelakangi ku, namun aku bisa melihat dari sudut mata wanita itu yang setengah menoleh memang benar Lisa.

Aku lihat disela-sela pompaan kontol Dimas di memek Lisa itu tiba-tiba Dimas mengeluarkan kontolnya membuat Lisa melenguh.

"Emhhh,, kak!" hanya itu yang Lisa katakan ditengah persenggamaan mereka.

Di situ aku melihat kontol Dimas mengacung dengan keras, lalu Dimas menuangkan sebuah cairan dari botol yang tadi aku lihat dibawanya di lapangan. Ternyata itu adalah cairan pelumas.

Setelah Dimas melumuri kontolnya dengan cairan tersebut Dimas kembali memasukkan kontolnya itu ke dalam memek Lisa.

Lisa kembali melenguh, lalu Dimas langsung memagut bibirnya yang merekah itu dari belakang dan mereka berciuman secara ganas selagi kontol Dimas berperan mengaduk-aduk memek Lisa.

Aku melihat mereka melakukannya tanpa paksaan, mereka lakukan atas dasar suka sama suka. Hal itu semakin membuat hatiku hancur lebur.

Tak kuasa melihat adegan itu terlalu lama, aku memutuskan untuk pergi saja. Lalu aku melompat dari tembok itu, namun naas lantai toilet itu agak licin dan aku pun tergelincir.

Tidak hanya sampai disitu, saat terjatuh tanganku mengenai tuas kran yang patah dan membuat lengan bawahku terluka. Sudah jatuh tertimpa tangga, sial sekali!

Aku mencoba untuk tidak membuat suara, suara air kran di sebelah agaknya sedikit menyamarkan suara jatuhnya diriku sehingga Dimas dan Lisa tidak menyadarinya.

Aku kemudian menyembunyikan luka ditangan ku dengan menempelkannya di kostum basket yang aku kenakan, lalu bergegas pergi.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd