Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Sex Journey

Tambahin mulustrator?


  • Total voters
    533
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Wah pertama sama kakaknya ternyata.. Habis ini bakal sering ngentot nih kayanya
 
Part 8. Kakakku Tersayang 3

Setelah berganti pakaian lalu aku pergi ke tempat tidurku, sejenak kulihat jam dinding yang terpampang di tembok kamarku.

"Whattt??? Jam tiga pagi!!!" pekik ku.

Itu artinya aku hanya bisa tidur 3 jam saja sebelum aku bersiap untuk berangkat sekolah.

"Shit!" umpatku dalam hati.

Aku buru-buru naik ke ranjang ku, dan langsung tertidur lelap karena aku rasa badanku sangat lelah.

Skippp.....

Aku terbangun ketika sinar matahari melewati jendela kamarku dan menembus kelopak mataku.

Aku kucek mataku sambil menguap, saat itu aku merasakan pegal-pegal di seluruh badanku. Kemarin memang aku sangat cape setelah pagi bermain basket, siang jalan-jalan dan malam ngen.....tot? hmm.

Aku jadi teringat tentang kejadian tadi malam, aku masih tidak percaya atas apa yang aku alami dengan kak Ranty. Aku melepas keperjakaanku untuknya, kita sudah berhubungan seks.

Aku kembali memejamkan mata sambil senyum-senyum membayangkan kejadian tadi malam, aku harap itu akan terulang kembali.

Aku pun bangkit, bukan saatnya membayangkan hal itu, sekarang waktunya berangkat sekolah.

Langkahku terhenti saat aku melihat jam dinding.

"Waduh jam delapan, telat gue!!!"

Buru-buru aku keluar kamar, namun sesaat kemudian aku berhenti.

"Hemm...udah jam delapan, mau berangkat sekolah ngapain juga, mending bolos aja lah," ujarku.

Lalu aku berjalan menuju dapur karena aku rasa perutku lapar. Setelah aku cari-cari ternyata tidak ada makanan.

Ibuku memang tidak pernah memasak untuk sarapan, dia lebih sering membeli makanan yang sudah jadi.

Aku pun lalu bermaksud untuk membeli makanan di luar karena perutku sudah keroncongan.

Tapi saat melewati kamar kak Ranty tiba-tiba aku mendengar suara.

"Uhuk...uhuk..."

Aku yang mendengarnya lalu berhenti.

"Kak Ranty gak berangkat kuliah kah," pikirku.

Kemudian aku coba membuka pintu kamar kak Ranty secara perlahan, aku intip sedikit celah pintu yang terbuka.

Aku melihat kak Ranty sedang tidur di atas ranjangnya dengan selimut tebal yang ia kenakan. Kak Ranty tampak melirik ke arahku.

"Kakak gak kuliah?" tanyaku sembari menutup pintunya lagi.

"Kakak lagi kurang enak badan," jawabnya singkat.

Aku lalu mendekatinya, kemudian aku tempelkan punggung tanganku di keningnya.

"Ya ampun kak, badan kakak panas banget," ujarku panik mengetahui kakakku demam.

Pasti karena semalam pulang larut malam dan berendam. Aku jadi merasa bersalah karena aku lah yang mengajaknya berendam, aku sudah berjanji akan melindunginya tapi justru aku lah yang membuatnya sakit.

"Kak ke dokter yuk," ajakku kepadanya.

"Gak usah Ran, buat istirahat bentar juga sembuh kok," tolaknya lembut.

"Tapi kakak harus ke dokter biar gak tambah parah sakitnya," bujukku lagi.

"Iya udah nanti aja, kakak masih mau tiduran sebentar."

"Kakak udah sarapan?"

"Belum Ran, gak ada makanan," jawabnya.

"Ya udah, Randy beliin bentar ya kak." Tanpa menunggu jawabannya aku langsung pergi meninggalkan kakakku untuk membelikan sarapan.

Setelah keliling mencari makanan akhirnya aku menemukan tukang bubur gak haji-haji.

"Mang pesen bubur ayamnya dua aja gak pake lama ya mang," pesanku kepada tukang bubur itu.

"Sabar atuh kang," ujarnya singkat.

Setelah aku membeli bubur ayam itu, aku langsung tancap gas pulang. Aku tidak mau membuat kakakku menunggu terlalu lama.

Sesampainya di rumah, aku bawa sarapan itu ke dalam kamar kak Ranty.

"Kak sarapan dulu, Randy udah beliin bubur ayam nih," kataku kepadanya.

Kak Ranty kemudian bangkit dan duduk bersandar di sandaran ranjangnya. Aku kemudian membuka bungkus bubur ayam itu yang terbuat dari styrofoam lalu ku tuangkan kuahnya.

"Nih kak, makan," ucapku seraya menyendokkan bubur itu ke dalam mulutnya.

Kak Ranty pun membuka mulutnya lebar-lebar, aku menyuapinya beberapa kali. Aku lihat dia terus menatapku selagi aku menyuapinya.

Aku jadi deg-degan waktu itu.

"Aduh, kenapa gue jadi gugup gini diliatin kak Ranty, padahal semalem kita udah berhubungan seks loh, seks," gerutuku dalam hati.

"Ran, kita makannya barengan aja," pinta kakakku.

"Gak usah kak, aku udah beli sendiri kok," tolakku kepadanya.

"Gak papa, lagian kakak gak akan habis satu porsi sendirian, yang satunya kamu makan lagi nanti, kamu kan makannya banyak," ucap kak Ranty panjang lebar.

Aku setuju saja karena aku juga sudah lapar, beberapa kali aku menyuapinya lalu aku menyuapi diriku sendiri.

Sedang asik makan tiba-tiba kak Ranty mengarahkan jarinya ke arah bibirku, lalu dia mengelap bibirku yang ada sisa makanan di sana, lalu dia masukkan sisa makanan itu ke dalam mulutnya.

"Kamu tuh nyuapin kakak rapih, tapi makan sendiri malah belepotan gitu, hehehe," ucapnya terkekeh.

Aku hanya melongo saja melihat kejadian itu, ingin rasanya aku dekap kak Ranty saat itu juga tapi aku sadar kakakku sedang sakit, jadi aku harus tahan.

"Ah kakak nih," ujarku malu-malu. Wajahku sudah memerah layaknya kepiting rebus.

"Jangan baper...jangan baper...jangan baper...Randy!" batinku seraya menggelengkan kepala.

Setelah selesai makan kak Ranty kembali merebahkan diri.

"Sini Ran!" ucapnya sembari mengangkat selimut yang ia kenakan.

Aku pun mengerti maksudnya lalu ikut masuk ke dalam selimut itu. Kak Ranty kemudian menyelip di antara ketekku lalu menyandarkan kepalanya di dadaku.

Kakinya melintang di atas kedua kakiku, lututnya menyentuh kontolku membuatnya memuai dan mengeras.

Tetapi aku tidak berbuat apa-apa, aku tahu kalau kakakku itu sedang sakit jadi aku haruslah mengerti dan menjaganya, bukan malah 'menggunakannya'.

Aku merasakan hawa panas keluar dari tubuh kakakku, aku peluk dia dengan erat, nyaman sekali.

"Gini ya rasanya jadi pengantin baru, duh gue pengin jadi pengantin deh, pengantin sama kak Ranty," bayanganku melayang-layang.

Tidak lama kemudian kami sama-sama terlelap, aku yang merasakan tubuhku belum pulih karena kecapean kemarin tidak dapat menahan kantukku.


Entah berapa lama aku tertidur di ranjang kak Ranty, saat aku terjaga aku melihat wajah kak Ranty tepat di hadapanku sedang menatapku dengan tangan kirinya sedang membelai pipiku.

Ternyata posisi kak Ranty yang semula kepalanya bersandar di dadaku naik hingga kepala kami sejajar, saat itu posisiku sudah miring ke arah dirinya.

"Kenapa kak?" tanyaku kepadanya.

"Ran, kakak tuh sebenernya pernah naksir loh sama kamu," ucap kak Ranty membuatku kaget.

"Hah kapan itu kak?"

"Waktu kakak masih SD, kamu waktu itu masih TK," ujarnya.

"Kok bisa?" Aku balik bertanya.

"Waktu itu kakak dibully sama anak tetangga yang namanya Roni, kamu masih inget gak?" Kak Ranty coba menjelaskan.

Aku coba mengingat-ingat.

"Ouh Roni yang gemuk item itu yah," tanyaku memastikan.

"Iya yang itu."

Aku ingat, dia dulu memang suka membully anak-anak sekitar rumahnya, dulu dia memang terkenal anak nakal.

"Terus?"

"Terus kamu pukul dia di bagian perut sampe dia jatuh terus nangis." Aku sedikit demi sedikit mengingatnya.

"Habis itu dia ngadu sama ibunya terus kamu dimarahin."

"Karena itu kakak jadi naksir sama Randy?"

"Iya, kakak ngerasa kamu jadi malaikat pelindung buat kakak," lanjutnya lagi.

"Ah kakak lebay banget nih, hehehe," jawabku bercanda.

"Yah namanya kan anak kecil, belum tau yang mana yang boleh, yang mana yang enggak." jelasnya kepadaku.

"Terus kalo sekarang gimana?" tanyaku sedikit memancingnya.

"Kalo sekarang kayaknya kakak udah jatuh cinta sama kamu Ran," jawabnya lalu mencium bibirku.

Aku yang mendapat serangan tiba-tiba itu kemudian langsung membalasnya.

"Ehmmmhhh....eemmmuahhh."

"Mmmhhhhh....ehhmmmmhh."

Kami berciuman dengan ganasnya, lidah kami saling melilit. Lidahnya terasa panas di lidahku, mungkin karena sedang demam, tapi aku bodo amat justru hal itu menjadi sensasi tersendiri.

"Ehmmmmscpppp"

Ciuman kami terlepas.

"Ran!" panggilnya.

"Iya kak?"

"Jangan pernah tinggalin kakak," pintanya kepadaku.

"Gak akan pernah," jawabku singkat namun tegas.

Lalu kami kembali berciuman.

To Be Continue...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd