Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Sex Journey

Tambahin mulustrator?


  • Total voters
    533
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part 9. Kakakku Tersayang 4

Kak Ranty memagut bibirku, aku balas ciumannya dengan lembut. Ada rasa berbeda setelah kak Ranty mengungkapkan isi hatinya.

Kak Ranty jatuh cinta denganku, entah itu sungguhan atau bohongan yang jelas itu membuatku senang, dan mungkin aku juga sudah jatuh cinta kepada dirinya.

"Emphhhh....mmmhhh..."

Aku melihat wajah kak Ranty yang pucat, aku lepaskan ciuman kami. Aku tak mungkin tega melakukan ini di saat kakakku sakit, meskipun saat itu dia yang memulai.

"Kak kita ke dokter ya, biar kakak cepet sembuh," bujukku kepadanya.

"Iya Ran," jawabnya singkat.

"Tapi Randy mandi dulu yah, gerah banget."

"Kakak juga Ran, pengin mandi."

"Jangan kak, kakak kan lagi sakit," tolakku.

"Gak papa Ran, biar seger." Kak Ranty tetap memaksa.

"Ya udah kak, Randy siapin air hangat dulu ya," ucapku lalu pergi meninggalkan kamar kak Ranty untuk memanaskan air.

Setelah air siap, aku membawa kak Ranty ke kamar mandi.

"Ran, kamu sekalian mandi aja, biar cepet" ajaknya.

"Gak usah kak, kakak duluan aja," jawabku menolak. Bisa gawat kalau aku sampe sange liat tubuh telanjang kakakku.

"Udah sini!" Tanpa mendengarkan perkataanku kak Ranty kemudian menarik tanganku ke dalam kamar mandi.

Aku yang tidak bisa apa-apa hanya menurut.

Di dalam kamar mandi, kakakku mengikat rambutnya lalu melepaskan pakaiannya satu per satu, aku yang melihatnya hanya bisa menelan ludahku.

Setelah kak Ranty bugil, dia kemudian duduk di kursi plastik yang ada di kamar mandi itu lalu mulai menyirami tubuhnya.

"Loh kok kamu belum buka baju? buka bajunya Ran!" suruh kakakku untuk melepaskan pakaianku.

Aku kemudian melepaskan pakaianku. Kakakku masih menyabuni tubuhnya bagian depan, saat itu posisinya membelakangiku.

Setelah aku bugil, aku menyusul kakakku untuk mandi, aku siram seluruh tubuhku dengan air dingin yang ada di bak, sedangkan kakakku dengan dengan air hangat yang sudah aku siapkan di ember besar.

"Ran, tolong sabuni punggung kakak dong." Kak Ranty memintaku untuk menyabuni punggungnya.

Aku pun lalu duduk di kursi plastik yang lain, aku duduk tepat di belakangnya. Namun saat aku akan menyabuni punggungnya tiba-tiba kak Ranty berbalik.

"Kakak bantu sabuni punggung kamu juga ya," pintanya.

"Duh, ada-ada aja nih kakak," ujarku dalam hati.

Kami pun saling menyabuni punggung kami, aku menyabuni punggungnya dari depan sehingga toket kakakku tepat terpampang di hadapanku.

Kontolku seketika itu mengeras, namun aku berusaha tetap bertahan untuk tidak mendekapnya.

Karena dirasa terlalu jauh tangan kak Ranty menjangkau punggungku, dia kemudian berpindah posisi yang semula di kursi plastik ke pangkuanku.

Karena pahaku licin terkena sabun membuat bokong kak Ranty tergelincir ke arah kontolku, membuat kontolku terhimpit antara memeknya dan perutku.

Pertama-tama dia sabuni bagian depan tubuhku lalu ke bagian belakang.

Saat menyabuni bagian belakang kak Ranty sengaja menempelkan toketnya ke dadaku membuat aku melenguh kenikmatan.

Dia gesekkan toketnya yang menempel di dadaku membuatku merasakan sensasi digelitik oleh puting payudara kak Ranty.

Kemudian kak Ranty mendekap tubuhku semakin erat, membuat tubuh kami menempel dari dada hingga kelamin kami.

Di gerakkannya tubuh kak Ranty naik turun, karena sabun yang terdapat di tubuh kami, membuat gesekkan itu terasa licin dan nikmat.

Pun dengan kontolku, karena gerakkan naik turun kakakku membuat kontolku beberapa kali hampir terselip ke dalam memek kak Ranty.

"Kak, masukin?" Lagi-lagi aku menanyakan hal bodoh itu.

"Gak usah," jawabnya masih dengan gerakkan naik turun.

Sesaat kak Ranty menghentikan gerakannya, lalu dengan setengah jongkok dia mengarahkan memeknya ke arah kepala kontolku yang berdiri kokoh menghadap ke atas bag menara eifel.

Diturunkannya sedikit bokong kak Ranty hingga kepala kontolku masuk, lalu kak Ranty menggerakkan bokongnya memutar seperti goyang ngebor membuat kontolku ikut berputar seirama dengan goyangannya.

"Aishhhhh....kak...tolong kak...." desahku menerima rangsangan itu.

Kak Ranty hanya tersenyum melihat raut wajahku yang mupeng parah.

Kemudian kak Ranty mengeluarkan kepala kontolku lagi lalu menggesekkan bibir memeknya di sepanjang batang kontolku naik dan turun.

"Shhhh...kak...Randy gak kuat kak! Masukin ishhhh....." Aku benar-benar tersiksa diperlakukan seperti itu.

Lalu kakakku kembali mengarahkan kontolku lagi ke memeknya, kemudian dimasukkan kepalanya lagi.

Namun kali ini aku sudah tidak tahan lagi. Aku letakkan telapak tanganku di lantai kamar mandi itu lalu dengan sekali hentakkan aku angkat bokongku dan ku dorong kontolku masuk ke dalam memek kak Ranty.

Jlebbbbb.........

"Ehmmmmhhhh.......akhirnya....." desahku saat kontolku tertancap sepenuhnya ke dalam memek kak Ranty.

"Awhhhh.....shhhhh....." Kak Ranti lalu memelukku.

Sejenak aku menikmati saat-saat kontolku tertanam di memek kak Ranty, aku rasa nafsu birahi di ubun-ubunku terbang bebas.

Lalu aku kembali terduduk di kursi plastik itu, kak Ranty sudah tidak menahan bokongnya lagi dan duduk di pangkuanku mengikuti kontolku.

Kak Ranty kemudian melepaskan pelukannya, ditatapnya wajahku lalu dia mencolek hidungku dan berkata.

"Kamu tuh ya Ran, dari tadi kakak kasih kode kamu gak peka-peka, jadi kakak kerjain aja deh."

"Aduh kak, Randy taunya kakak lagi sakit jadi Randy gak mau dikira manfaatin kakak kalo minta duluan."

"Kalo mau minta tinggal minta aja kak, gak usah pake kode-kodean segala, Randy bukan peramal," lanjutku panjang lebar.

"Malu lah Ran, kakak kan cewek masa minta duluan," ujarnya tersipu malu.

Aku tidak melanjutkan perkataanku, namun aku langsung mencium kak Ranty.

Kak Ranty kemudian membalas ciumanku, aku mulai menggerakkan kontolku keluar masuk.

Kak Ranty membantuku dengan menaik turunkan bokongnya. Alhasil bagian depan tubuh kami bergesekan seluruhnya.

Aku kemudian memindahkan kursi plastik yang sedari tadi aku duduki, lalu aku membaringkan tubuhku di lantai kamar mandi.

Kak Ranty menindihku, lalu ia kembali menggerakkan tubuhnya naik turun, sabun di tubuh kami membuat gesekan semakin licin.

"Emhh...kak enak kak...." Aku mendesis kenikmatan.

"Akhhh....iya Ran, kakak juga nikmat emphhh...." Kak Ranty menimpali dengan desahan juga.

Aku tak tinggal diam, dari bawah aku ikut memompa memeknya sehingga pompaanku menjadi lebih cepat dan keras. Hingga tiba saatnya.

"Emhhh....Ran, kakak mau nyampe" ucap kakakku di sela-sela desahan kami.

Aku percepat pompaanku di memeknya, lalu kakakku mengejang.

"Arghhhhhh....Randyyyy!!!!" Kak Ranty berteriak dengan keras, aku takut kalau tetangga sampai dengar, bisa panjang urusan.

Setelah itu kak Ranty ambruk di atas tubuhku, nafasnya memburu.

Kontolku masih keras di memek kakakku, namun tidak aku gerakkan. Aku masih memberi kesempatan kak Ranty untuk menikmati sisa-sisa orgasmenya.

Beberapa saat kemudian aku menggoyangkan tubuh kakakku yang masih tiduran di atas tubuhku.

"Kak, udah belum kak?" bisikku kepadanya.

Kak Ranty kemudian bangkit terduduk di atas tubuhku masih dengan kontolku yang menancap di memeknya.

"Kakak si udah, kamunya kan belum," ujarnya.

"Gak papa kak, takut kelamaan nanti dingin, kakak kan lagi sakit."

"Beneran gak papa?" tanya kakakku memastikan.

"Iya kak, gak papa."

Setelah menerima persetujuanku kak Ranty kemudian bangkit.

Plopppp.....

Bunyi kontolku yang terlepas dari memek kak Ranty, terlihat cairan orgasmnya melumuri kontolku terlihat mengkilap.

Kemudian kami menyelesaikan mandi, setelah sebelumnya tertunda.

Kak Ranty keluar kamar mandi untuk ganti baju di kamarnya, aku dengan self service menyelesaikan pekerjaan yang tadi tertunda. Aku keluarkan sperma di bekas celana dalam kak Ranty.

To Be Continue...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd