Part 14. Affair Ibuku 2
Betapa terkejutnya diriku mendapati pemilik kontak itu adalah.
"REZAAAA!!!!!"
Aku lihat ibuku mulai memainkan kemaluannya sambil mendesah.
"Ouhh....nak Reza...***uli tante nak....emhhh."
Ibuku meracau sendiri, diciumnya dan dijilatinya layar hp itu yang ada gambar kontol Reza hingga basah.
"Kenapa mamah bisa jadi begini!!!" umpatku dalam hati.
Tak berselang lama tiba-tiba ada video call masuk dari Reza, buru-buru aku menggeser badanku agar tidak tertangkap oleh kamera hp ibuku.
Setelah diangkat, ibuku menaruh hp itu di meja dengan disandarkan ke asbak dan kamera mengarah ke dirinya.
Aku melihat Reza di layar hp ibuku sedang mengocok kontolnya. Ibuku lalu melebarkan pahanya.
"Ouhh....nak Reza....memek tante udah basah....sayang....masukin sekarang yahh...plissss....emhh..." mohon ibuku penuh birahi.
"Iya tante sayang.....Reza masukin yah....ohhh...."
Ibuku mulai memasukkan jarinya ke dalam kemaluannya sembari mendesah penuh gairah.
Aku jadi ikutan konak pada saat itu, aku buka resletingku dan ku keluarkan kontolku, lalu ku kocok sambil melihat mereka sedang merengkuh birahi bersama.
"Ouhh...nhak Rhezzaa...enhakkk...." racau ibuku.
"Iyhaa...tantheee....mehmheekk...thantee...yhangg...palhinggg...nhikmahtttt...."
Beberapa saat kemudian aktifitas mereka hampir mencapai puncaknya. Aku juga semakin mempercepat kocokan kontolku.
"Ohh....thanteee....Rhezzhaa...mhauu...chrotttt...nihhhh...."
"Emphh...chroottiinn...thaanntee...shayyhankkkk...dii...dhalemmmphhh"
Sesaat kemudian aku melihat ibuku mendongak ke atas dan pinggulnya kelojotan menyemprotkan cairan cintanya, disusul oleh kontolku yang menyemprotkan spermaku di lantai.
Aku tak melihat ke layar hp, namun sepertinya Reza juga sudah mencapai klimaks.
Sejenak ibuku tampak mengatur nafasnya setelah orgasme barusan.
"Tante, enak banget tante tapi lebih enak kalau langsung, Reza kangen tante" ucap Reza dari layar hp ibuku.
"Tadi siang kan udah sayang, masa masih kangen sih," jawab ibuku.
Tadi siang???
Tadi siang berarti setelah pertandingan!
Bisa-bisanya Reza meminta maaf kepada kak Ranty atas apa yang dia lakukan dan di hari yang sama dia malah ngentotin ibunya.
"Shit!!!" umpatku dalam hati.
"Harus dikasih pelajaran ini orang," lanjutku.
"Iya masih kangen lah tante, pokoknya kalo tante gak sama Reza, Reza bakalan tetep kangen," ujarnya merayu ibuku.
"Aduh nak Reza segitunya, tante jadi ge'er nih tante kan udah tua, masa nak Reza masih suka."
"Kalo sama tante sih Reza gak ada bosen-bosennya tante, malah ketagihan terus hehehe..."
"Ya udah, kalo gitu nak Reza maunya kapan?" tanya ibuku.
"Besok yah tante, jam kaya tadi siang."
"Emang nak Reza gak jalan sama Ranty? kan besok weekend."
Tampaknya ibuku belum tahu kalau Reza dan kak Ranty sudah putus.
"Enggak ah, lebih enak weekend sama tante hehehe..." ucap Reza menutupi hal yang sebenarnya terjadi.
"Ehmm..ya udah deh, liat nanti yah."
"Oke tante sayang."
Kemudian ibuku menutup video callnya dengan Reza, aku masih bersembunyi di belakang sofa lalu ibuku tampak beranjak dari sofa itu menuju ke kamarnya kembali.
Setelah ibuku menghilang di balik pintu kamarnya, aku lalu masuk ke kamarku dan merebahkan diriku di atas ranjang.
Aku masih tidak percaya atas apa yang terjadi barusan, ternyata ibuku menyimpan rahasia kotor di belakang kami semua.
Dari percakapan tadi terlihat bahwa hubungan mereka sudah sangat jauh dan cukup lama, yang pasti terjadi saat Reza dan kak Ranty masih pacaran.
Teganya ibuku selingkuh dengan pacar anaknya sendiri, kalau kak Ranty sampai tahu pasti perasaannya akan sangat hancur.
Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, aku sudah berjanji pada diriku sendiri akan menjaga kak Ranty apapun yang terjadi.
Aku akan balaskan dendam kak Ranty, tapi sebelum itu aku harus menyelidikinya terlebih dahulu.
"Hmm,, besok mereka janjian setelah selesai pertandingan."
Aku memikirkan rencana untuk menghancurkan Reza.
"Awas kau REZA!!!" ucapku dalam hati.
Aku lalu mencoba untuk tertidur.
Skip....
Paginya aku terbangun jam setengah 5, entah kenapa aku bisa bangun sepagi itu, aku ingat biasanya ibuku berangkat pada jam itu.
Aku kemudian beranjak dari ranjangku lalu keluar, tepat sekali ibuku sedang bersiap-siap pergi ke pasar.
"Loh Ran, kamu udah bangun?" sapa ibuku pagi itu.
"Iya mah, mamah mau berangkat ya?"
"Iya nih, lagi siap-siap."
"Pulangnya jam berapa?"
"Gak tau Ran, sehabisnya dagangan lah, mungkin sore."
"Bilang aja mau ngentot," batinku.
"Ya udah Ran, ibu pergi ke pasar dulu," ucapnya kemudian menyodorkan tangannya lalu kucium.
Setelah ibuku berlalu, aku kemudian mengecek kamarnya, ternyata ayahku masih tidur, biasanya dia bangun satu jam kemudian.
Aku meninggalkan kamar itu lalu aku pergi ke kamar kak Ranty, ternyata kak Ranty tidak mengunci pintunya, di sana aku lihat kak Ranty masih tertidur lelap.
Aku kunci pintunya untuk jaga-jaga, lalu aku hampiri dia, tanpa membangunkannya aku buka selimut yang membungkus tubuh kak Ranty dan aku langsung masuk ke dalam selimut tersebut.
Kemudian aku peluk kak Ranty dari belakang, kak Ranty masih tidak bergeming, aku sibakkan rambut panjangnya lalu aku cium leher belakangnya, kak Ranty melenguh.
"Emphh....mhhhh...."
Aku gigit kecil lalu ku kenyot leher kak Ranty, sesaat kemudian kak Ranty membalikkan badannya.
"Ran, kok udah bangun?" tanya kak Ranty.
"Iya kak, kebangun," jawabku singkat.
Kak Ranty kemudian meregangkan badannya sembari menguap.
"Hoooammm...."
Aku lalu memeluk kak Ranty erat, kak Ranty balas memelukku.
"Kak kepingin."
Kak Ranty tersenyum kemudian mengangguk.
"Sebentar aja ya Ran, takut papah bangun."
"Iya kak," jawabku singkat.
Kami pun melakukan sex di pagi itu, meskipun hanya sebentar karena takut ketahuan ayah tapi aku tetap puas.
Lagi-lagi aku crot di dalam memek kakakku, untung saja kakakku sudah rutin mengkonsumsi pil anti hamil jadi aku tidak perlu khawatir.
Setelah selesai aku keluar dari kamar kak Ranty dengan hati-hati, untung saja saat itu ayahku masih tertidur.
Karena tanggung untuk tidur kembali, aku memutuskan untuk mandi saja sekaligus untuk membersihkan kontolku dari persenggamaan dengan kak Ranty.
Skip...
Pukul 08.30 WIB aku sedang bersiap-siap untuk berangkat ke pertandingan. Aku sudah merencanakan sesuatu setelah pertandingan selesai.
Setengah jam kemudian kami berangkat ke tempat pertandingan, di dalam perjalanan aku sama sekali tidak memikirkan pertandingan itu, aku sama sekali tidak fokus.
Sesampainya di stadium tempat menggelar pertandingan final itu seperti biasa aku dan kak Ranty berpisah di pintu masuk stadium, kak Ranty masih memilih tribun sebagai tempat menontonnya.
"Ran! Sini!" panggil seseorang dari kejauhan, ternyata itu Boni si cowok mesum, aku pun menghampirinya.
"Ngapain kok lu gak ikut gabung sama yang lain?" tanyaku kepadanya.
"Gue juga baru dateng nih, eh gue mau ngomong sesuatu sama lu."
"Mau ngomong apa?"
"Gini, lu yakin gak kalo pertandingan ini kita bakalan menang?"
"Mana gue tau lah, pertandingan aja belum mulai, emang kenapa sih?" tanyaku penasaran.
"Jadi gue ada taruhan sama temen gue, kalo pertandingan ini gue kalah gue harus bayar 10 juta ke temen gue," jawabnya membuat aku kaget.
"Gila lu, banyak amat!" seruku.
"Tunggu dulu Ran!" sergahnya lagi.
"Gue gak harus ngeluarin duit kalo gue menang, sebaliknya kalo gue menang...emm...maksudnya kalo kita menang, gue boleh ngentotin pacarnya, gila gak tuh pacarnya tuh amoy Ran, gue waktu liat dia bawaannya sange mulu, cewek idaman lah pokoknya," ucapnya panjang lebar.
"Ya itu urusan lu lah, gak ada untungnya buat gue," balasku hendak pergi.
"Tunggu dulu Ran!"
"Apalagi sih?"
"Siapa bilang gak ada untungnya buat lu?"
"Emang apa untungnya buat gue?"
"Kalo kita menang, lu gue ajak deh nyicipin amoynya itu, atau gue kenalin sama temen cewek gue, sama-sama yahud," bujuknya kepadaku.
"Gue gak tertarik," tegasku untuk menolak ajakannya.
"Bentar Ran! jangan pergi dulu!"
Boni masih saja menahanku.
"Apalagi sih?" jawabku mulai kesal terhadapnya.
"Gue bakalan kasih tau rahasia Reza yang bakalan bikin lu shock berat, dan ini berhubungan sama keluarga lu, bukan cuma sama kakak lu ya."
Aku kembali berbalik menatap Boni, aku mulai tertarik dengan apa yang dikatakannya.
Apakah ini soal ibuku? Mungkin si Boni mesum ini tahu sesuatu tentang hal ini.
"Lu tau kan kalo gue itu satu kost sama Reza cuma beda kamar aja, dan gue tau apa aja yang dilakuin Reza di kostnya," ujar Boni dengan mengangkat alisnya.
Aku mulai menimbang-nimbang tawarannya itu.
"Kalo gue kasih tau ke lu, kalo Reza sering ngentotin kakak lu di kostnya, lu gak akan kaget kan? tapi ini beda, dia ngentotin orang yang gak bakal lo sangka-sangka," jelasnya sambil cekikikan.
Aku yakin sekali kalo yang dia maksud itu ibuku, mungkin dia bisa berguna juga untuk mengorek informasi yang lebih dalam lagi.
"Oke deh, gue usahain menang di pertandingan ini."
"Nah sip! gue percaya sama lu, tapi awas aja kalo sampe kalah ya, gue bakal..."
"Bakalan apa!" potongku terhadap kata-katanya.
"Gak, kita liat aja nanti," ucapnya seraya meninggalkanku dan bergabung dengan tim.
Aku kemudian menyusulnya untuk melakukan pemanasan bersama tim sebelum pertandingan.
To Be Continue...