Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Sex Journey

Tambahin mulustrator?


  • Total voters
    533
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Mau lembek aktornya yg pnting bersebutuh terus dan hamiiilll...hhhhhhhh,cuman jg bekas orang terus hu....
 
Sorry hu, kalo di sini Randy terkesan lembek dan gak tegas, ane terinspirasi cerita ntr yang pernah ane baca, dan yang namanya ntr kan kebanyakan tokohnya lembek cuma bisa liatin doang.

Next ane hapus ntr nya deh, ane balikin Randy kaya dulu lagi.

Entar ane damprat si Randy biar sadar wkwwk...😋
Bagus lah Hu.. Klo jagoan nya terlalu jagoan malah ngk seru Hu..
 
nongkrong dulu sambil ngopi.....
nice suhu ditunggu upatenya....thx
 
Sorry hu, kalo di sini Randy terkesan lembek dan gak tegas, ane terinspirasi cerita ntr yang pernah ane baca, dan yang namanya ntr kan kebanyakan tokohnya lembek cuma bisa liatin doang.

Next ane hapus ntr nya deh, ane balikin Randy kaya dulu lagi.

Entar ane damprat si Randy biar sadar wkwwk...😋
jadikan Randy tokoh yg dominan dan tegas bro...
 
Thanks suhu buat update an nya.
Sepertinya teh abidah yg mnjanda 5tahun juga butuh belaian itu suhu. .

Apakah ada scene balas dendam dengan ibu reza? Hahahaahha
 
Sorry hu, kalo di sini Randy terkesan lembek dan gak tegas, ane terinspirasi cerita ntr yang pernah ane baca, dan yang namanya ntr kan kebanyakan tokohnya lembek cuma bisa liatin doang.

Next ane hapus ntr nya deh, ane balikin Randy kaya dulu lagi.

Entar ane damprat si Randy biar sadar wkwwk...😋
Mau lembek dan gak tegas yg penting Randy pemenangnya dan banyak cwe" yg takluk sama Dy😀😀😀
 
Part 19. Menaklukan Icha

"Woy Randy! lu jadi cowok lembek banget!"

"Woy Randy! nyokap lu dientot orang lain lu diem aja!"

"Woy Randy! tunjukin kalo di sini lu yang berkuasa!"

"Woy Randy! Reza udah ngancurin keluarga lu!"

"Woy Randy!!!"

"Randy!!!"

"Randy!!!"

"Randy!!!"

Gubrakkk!!!!

Aku terbangun dari tidurku, lalu aku duduk di pinggiran ranjangku dan menutupi wajahku dengan telapak tanganku.

Aku teringat dengan cerita kak Ranty kemarin.

Flashback...

"Jadi gimana kak? tadi Reza bilang apa sama kakak?"

Kulihat kak Ranty menitihkan air mata, aku merasa tidak beres dengan itu.

Kemudian kak Ranty mulai bercerita tentang apa yang dikatakan oleh Reza di dalam kamar tadi.

"Tadi Reza bilang kalo dia..." kak Ranty menahan kata-katanya.

"Selingkuh dengan mamah!" serunya dengan nada tinggi.

"Brengsek!" umpatku dalam hati.

Ternyata Reza tidak bermaksud untuk balikan dengan kak Ranty, namun justru benar-benar ingin menghancurkan keluargaku.

"Awalnya kakak gak percaya, tapi waktu dia tunjukin video dia sama mamah lagi..." Kak Ranty tak mampu melanjutkan kata-katanya, lalu tangisnya pecah.

Aku lalu memeluk dirinya.

"Kenapa Ran? kenapa mamah tega ngelakuin itu sama kakak, apa salah kakak?" pungkasnya dengan berlinangan air mata.

"Udah kak jangan sedih, Randy yakin kalo Reza yang jebak mamah," ucapku menenangkannya.

"Tapi Ran, kakak liat sendiri kalo mamah ngelakuin itu tanpa paksaan."

Aku sandarkan kepala kak Ranty di dadaku, aku lihat kak Ranty sangat terpukul dengan hal itu.

"Awas kau Reza! tunggu pembalasanku."

Flashback End...

Aku bangkit lalu pergi untuk mandi, sejenak aku menghampiri kamar kak Ranty.

"Terkunci!" pikirku.

Mungkin kak Ranty masih butuh waktu untuk sendiri, aku tidak akan mengganggunya sementara waktu.

Aku sudah menyiapkan rencana untuk menjauhkan Reza dari keluargaku, setelah itu baru aku hancurkan keluarganya.

Selesai bersiap-siap aku pun pergi ke sekolah dan menjalani pelajaran seperti biasa.

Sepulang sekolah aku akan mencoba menemui Icha, mungkin dia bisa menolongku untuk menjalankan rencanaku.

Setelah sekolah bubar aku langsung memacu motorku menuju kampus kak Ranty itu.

Sesampainya di sana aku langsung mencari dia, tidak susah mencarinya karena banyak yang mahasiswa yang mengenalnya.

"Hi icha!" sapaku kepadanya.

Icha mengernyitkan dahinya seraya menunjuk ke arahku.

"Lu itu kan..."

"Basket!!!" potongku.

"Oh iya inget, ada perlu apa..." ucapnya sambil mengingat-ingat namaku.

"Randy," jawabku sembari mengulurkan tanganku tangannya.

"Iya..."

Dia lalu menjabat tanganku.

"Gak papa sih, gue cuman mau kenal lebih deket aja."

"Hahaha...."

Tiba-tiba dia tertawa lalu memukul lenganku.

"Kenapa emangnya?" Aku bertanya padanya.

"Aneh aja gitu, hehehe..."

"Emm...gue cuma pengin punya temen cewek aja," jawabku sekenanya.

"Lha kemarin si Ranty?"

"Ya gue kan tertariknya sama lu," balasku berbohong.

"Duh, banyak nanya nih cewek!" batinku.

Icha kemudian mendekatiku hingga wajah kami hanya berjarak beberapa senti.

"Emang bisa apa lu berani deketin gue?" tanya Icha dengan nada sindiran, lalu tangannya dilipat di depan dadanya.

"Ya kita liat aja nanti sih," jawabku dengan santai.

"Oke entar malem jemput gue di kost gue jam 10, sini nomor wa lu nanti gue sharelok."

Lalu kami pun bertukar nomor wa, setelah itu Icha kembali membisikan sesuatu.

"Gue gak suka sama cowok lembek."

Icha kemudian menyeringai lalu pergi.

"Aihh, belum tau dia," ucapku dalam hati kemudian pergi.

Skip...

Malam pun tiba, aku bersiap-siap untuk menjemput Icha. Aku cek kak Ranty, tampaknya dia masih murung.

"Tenang aja kak, Randy bakalan balaskan dendam kakak," batinku.

Aku pun pergi ke kost Icha sesuai petunjuk lokasi yang dikirim olehnya.

Sesampainya di sana aku melihat dia mengenakan pakaian yang seksi, khas anak klub.

"Hmm...oke juga ini anak," ujarku dalam hati.

Kami pun pergi ke tempat yang di arahkan oleh Icha. Benar saja, aku diajaknya ke sebuah diskotik.

Aku sedikit bengong karena baru pertama kali masuk ke situ, seharusnya untuk masuk harus menunjukkan KTP, tetapi aku hanya menunjukkan KTM palsu yang pernah diberikan oleh Dimas untuk pendaftaran POM.

"Jangan bilang kalo lu baru pertama kali masuk ke klub!" ucap Icha menerka.

Aku tak menjawab melainkan hanya mengangkat kedua bahuku.

Di dalam suasananya riuh sekali, kami langsung larut dalam situasi klub itu.

Icha tampak melenggang menari di atas lantai diskotik itu.

Aku menari sekenanya saja, karena aku tak tahu caranya. Namun melihat orang-orang menari random aku mulai bisa mengimbanginya.

Beberapa gelas minuman beralkohol berhasil diteguk olehnya, aku hanya minum segelas itupun aku lakukan dengan sangat terpaksa. Rasanya benar-benar aneh di lidahku.

Semakin lama suasana semakin high, Icha kemudian menarik ku untuk ikut berdansa.

Dia melakukannya dengan gerakkan yang sensual, jari telunjuknya mengajakku untuk mendekat, bibir bawahnya ia gigit sembari menyunggingkan senyum manja.

Aku pun mendekatinya, dia melingkarkan kedua tangannya di leherku, aku melingkarkan tanganku di pinggangnya.

Semakin lama semakin panas, Icha kemudian mendekatkan wajahnya ke telingaku lalu berbisik.

"Show me what you've got!" ungkapnya dengan nada sensual lalu menjilat telingaku.

"For sure, baby..." jawabku menggoda.

Beberapa saat kemudian Icha mengajakku untuk pulang, sepertinya Icha sudah dalam kondisi high berat.

Sesampainya di kostnya, dia menarikku masuk ke kamarnya dengan kasar. Di dalam kamarnya dia lalu melemparkan tasnya ke sembarang tempat.

Dia tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya, kemudian Icha menarik kerah bajuku dan ditarik ke arahnya.

"Let's see..." ucapnya singkat lalu ia jilat ujung hidungku.

Aku pun lalu menarik pinggulnya dengan kasar ke arahku hingga bertabrakan dengan pinggulku.

"Heghhh...." Icha tersentak dengan perlakuanku.

Kemudian aku langsung mencium bibirnya dengan buas.

"Emphhhh...cpppmmhhh....."

Icha membalas ciumanku.

"Ehmphh...shhh...cpppmmm..."

Lidah kami saling melilit, kami saling bertukar air liur.

Lalu Icha melepaskan ciuman kami kemudian melepaskan bajunya hingga hanya tersisa tank topnya.

Dengan gestur manja dia kemudian menurunkan badannya, telapak tangannya ia gerakkan di sepanjang dadaku hingga perut.

Setelah Icha berjongkok, dia kemudian membuka resleting celanaku lalu menurunkan celananya hingga kontolku yang sudah mengacung dengan keras bebas menggantung.

Sesaat Icha sedikit terperangah ketika melihat kontolku, namun kemudian dia tersenyum lalu memegang batang kontolku yang pas di genggamannya.

"Boleh juga punya lu!" ucapnya mengagumi.

Icha tersenyum seraya menjilat kepala kontolku. Lidahnya bergerak mengitari kepala kontolku yang membengkak seperti helm.

"Ini belum seberapa, entar gue tunjukin pertunjukan yang sebenernya, gue bikin lu takluk dan mohon-mohon sama gue," batinku.

Kemudian dia masukkan batang kontolku ke dalam mulutnya hingga mentok sampai kerongkongan.

Lalu dikeluarkan lagi dan dimasukkan lagi, kontolku bergerak di dalam mulutnya dengan lancar.

"Ouhh....hmm...nikmattt..." desahku menerima serangannya, tetapi aku masih jauh dari kata kalah.

Icha tampaknya berusaha untuk membuatku klimaks, atau hanya mengetesku seberapa lama aku kuat bertahan.

Setelah beberapa lama dia menyepong kontolku akhirnya dia menyerah, Icha keluarkan kontolku dari dalam mulutnya. Tampak air liurnya menempel diantara kontolku dan mulutnya.

"Kuat juga rupanya." Dia mengucapkannya sambil mengocok kontolku dengan tangannya.

Kemudian dia kembali berdiri namun sambil melepas bajuku dari bawah.

"Mau yang lain?" tanyaku kepadanya.

"Tunjukin semua yang lu punya!" jawab dia menggoda.

"Jangan nyesel!" balasku singkat.

Aku langsung memagut bibirnya lagi, aku jilat bibir itu lalu jilatanku turun ke lehernya. Di sana aku sedot-sedot hingga menimbulkan bercak.

"Ouhh....Randyyy....nikmattt..." desahnya menerima seranganku.

"Emhpp.....Rhanddyyy...theerrhuuss..."

Merasa situasi sudah di dalam kendaliku, aku lalu melepaskan cumbuanku di lehernya.

Dia tampak memicingkan alisnya, aku kemudian mendekatkan bibirku ke telinganya dan membisikkan sesuatu.

"Lu mau dipuasin? ada syaratnya," bisikku kepadanya.

"M...maksud lu???"

Aku kemudian mulai membisikkan rencanaku terhadap Reza kepadanya. Mendengar itu matanya terbelalak seraya mendorong tubuhku menjauh.

"Gila lu! Gue gak mau ngelakuin itu sampai kapanpun!" bentaknya dengan tegas.

Lalu dia berpaling, namun saat dia berpaling aku menahan tangannya lalu aku tarik kembali sehingga dia berada di hadapanku lagi.

Dengan kasar aku dorong tubuhnya hingga dia terlentang di atas ranjangnya, aku tindih dia lalu aku robek tank topnya itu, menampakkan dadanya berbalut bra pink miliknya.

Dia meronta-ronta, namun dengan kekuatanku aku mampu menahan rontaan itu.

Kembali aku pagut lehernya sembari masih menindih aku mulai melepaskan resleting celananya hanya dengan satu tangan.

Setelah berhasil terlepas, tanganku aku gunakan untuk memutus tali bra yang ada di depannya.

Blusss.....

Toketnya terpampang jelas dihadapanku. Tak aku sia-siakan aku remas toket itu yang tidak terlalu besar namun kenyal.

Aku rangsang puting payudaranya hingga ia mendesah-desah.

"Ouhhhh.....ouhhhh...shhhh...achhhh..."

Lalu tangan kiriku aku gantikan dengan mulutku untuk menyedot-nyedot puting kanannya, dan tangan kiriku aku gunakan untuk menurunkan celananya.

Tampaknya dia mulai pasrah, terbukti dia malah membantuku untuk melepaskan celananya itu.

Setelah terlepas, aku kemudian menurunkan jilatanku di sepanjang tubuhnya hingga mencapai memeknya.

Sejenak aku pandangi memeknya itu yang berbulu halus dalam keadaan basah kuyup, mungkin dia sudah menahan birahi itu cukup lama.

Seketika aku langsung memagut memeknya hingga ia kembali mendesah.

"Achhh....shhh....achhhh....Rhanddyyy...."

Aku cium, aku sedot, aku gigit-gigit kecil klitorisnya lalu aku masukkan lidahku ke dalam memeknya.

Icha menjambak rambutku lalu digerakkannya untuk lebih dalam lidahku masuk ke dalam memeknya.

"Emhhh...emhhh...emhhh..." desahnya lagi.

Aku kemudian melepaskan cumbuanku di memek Icha lalu bergerak naik untuk melakukan penetrasi kontolku ke memeknya.

Aku arahkan kepala kontolku ke lubang memeknya selagi aku menatap matanya yang sayu menahan birahi.

Saat pas aku tahan posisi itu lalu berkata," Gimana? mau kan bantuin gue buat jalanin rencana itu?"

"Jangan harap!" balasnya dengan tegas, lalu...

Jlebbb.....

"Achhhhh........!!!!!" jeritnya saat kontolku masuk ke dalam memeknya.

Sejenak aku tahan, Icha memejamkan matanya dan menggigit bibirnya berusaha beradaptasi dengan kontolku yang baru pertama kali masuk ke memeknya.

Beberapa saat kemudian aku pompa memeknya dengan kontolku, awalnya pelan tapi lama kelamaan menjadi cepat

"Ouhhh....Rhann...ssshh...achhh...Rhann" desahnya terus menerus.

Mulut dan tanganku tidak tinggal diam, aku gunakan untuk mencumbui lehernya dan meremas toketnya.

"Achh...ach...ach...ach..." Desahan Icha semakin keras dan cepat menandakan dia sebentar lagi akan orgasme.

Aku percepat pompaan kontolku di memeknya, lalu aku rasakan dia akan mencapai klimaks.

"Ouhh...Rhandhyyy...ghuee...mhauu...khelluarr.."

Mengetahui hal itu aku langsung mencabut kontolku dari memeknya, aku lihat matanya terbelalak, tangannya mencengkeram sprei, kakinya kelojotan.

"Achhh....Rhandddyyy...anjhinkkk...kenapa dilepasss!!!" protesnya kepadaku.

Aku tersenyum kemudian bangkit.

"Orang gue mau minum dulu, hehehe..." jawabku lalu mengambil botol air yang ada di meja dan meneguknya.

Icha tampak menutup matanya dengan kedua telapak tangannya tidak percaya orgasme yang sedikit lagi ia raih tiba-tiba hilang entah kemana.

Aku kemudian kembali mendekati Icha, lalu...

Jlebbb....

Kumasukkan lagi kontolku ke dalam memeknya lalu ku genjot hingga Icha kembali mendesah.

"Achhh...shhh...ahhh...shhh...ouhhh..."

Karena tadi Icha hampir mencapai orgasme, tidak butuh waktu lama untuk membuat dirinya kembali merasakan sensasi akan orgasme.

"Achhh...Rhandhyyy...jhangannn...dilhepasss...ahwaass...khaauu..."

Lagi-lagi saat Icha akan orgasme aku kembali mencabut kontolku.

Icha tampak mengejang tertahan, tangan kirinya dengan cepat ia arahkan ke memeknya agar bisa ia gesek sendiri.

Namun aku langsung menahan tangannya agar hal itu tidak terjadi, Icha mengarahkan tangan yang satunya dan lagi-lagi aku tahan.

"Arkkkhhhh...Rhanddhyyyy...bhankkkkshhhaatt...khauu" umpatnya kepadaku.

Aku hanya tertawa puas melihat Icha tersiksa seperti itu.

Aku kemudian mengambil sabuk yang ada di celanaku lalu ku angkat tubuhnya hingga tangannya sejajar dengan sandaran ranjang.

Kemudian aku ikat tangannya di sandaran ranjang itu agar tangannya tidak merepotkan aksiku nanti.

Aku kembali menurunkan badanku, lalu...

Blesss....

Kontolku kembali masuk ke dalam memeknya dan memompa hingga dia akan mencapai orgasme lagi.

"Ouhhh...shhh...achh...shhh...ouh..."

Dia kemudian melingkarkan kakinya di pinggangku agar aku tidak dapat mencabutnya, namun aku tidak habis akal, aku angkat kedua kakinya hingga bersandar di bahuku.

Aku merasakan dia kembali akan orgasme.

"Achhh....Rhann...Rhann...ghakk...ghittuu..jhuuggaa...charaanyhaa...Rhann..."

Kemudian secepatnya aku cabut sebelum dia mencapai orgasme.

"Arkkkhhhh...Rhanddyyy...annjhinkkk..."

Aku kembali tertawa melihatnya.

"Gue ambil cemilan dulu yah, ngentot lama-lama cape juga," ucapku hanya mencari alasan.

Aku kemudian membuka cemilan yang aku bawa, aku lihat Icha sudah tergolek diam tak berdaya.

Kasurnya sudah basah kuyup terkena keringat dan cairan pelumas yang keluar dari memek Icha.

Kemudian aku kembali memasukkan kontolku ke dalam memeknya, Icha sepertinya sudah pasrah dengan apa yang akan aku lakukan, namun beberapa saat kemudian dia kembali mendesah.

"Achhh...Rhann...plisss...bhiarriinn...guee...kliimaakksss...shekkhalii...ajhaa..." mohonnya kepadaku.

"Hehehe...Tergantung..." jawabku singkat.

Aku kembali memompa kontolku dengan cepat dan keras.

"Ouhh...Rhannddyyy...okhee...okheee...guee...mauuu...nhuruttiinn...rhennchanaa...luu...thapiii...plisss...bhiarriinnn...ghuee...nyhampee..."

Aku tersenyum mendengan perkataannya.

"Haha...akhirnya takluk juga dia," batinku.

Setelah Icha menerima tawaranku aku langsung totalitas dalam memompa dirinya.

Aku pagut bibirnya yang langsung dibalas olehnya, kemudian aku lepas ikatan di tangannya.

Tangannya langsung memelukku sambil bibir kami berpagutan. Hujaman kontolku aku percepat. Aku juga sebentar lagi akan jebol.

Desahan Icha semakin lama semakin keras.

"Ouhhh....ghueee...nyhammpeeee.....!!!!"

Srrr.....srrrrr......srrrr.....srrrrr.....

Hal itu dibarengi dengan orgasmeku di dalam memeknya.

Crotttt....crotttt...crotttt....crotttt....

Sekejap Icha dan mendorong tubuhku karena aku keluar di dalam memeknya, namun karena tubuhku yang terlalu berat akhirnya dia hanya pasrah saja.

To Be Continue...
 
Oke next jalanin rencana buat balas dendam hehehe...
Part 19. Menaklukan Icha

"Woy Randy! lu jadi cowok lembek banget!"

"Woy Randy! nyokap lu dientot orang lain lu diem aja!"

"Woy Randy! tunjukin kalo di sini lu yang berkuasa!"

"Woy Randy! Reza udah ngancurin keluarga lu!"

"Woy Randy!!!"

"Randy!!!"

"Randy!!!"

"Randy!!!"

Gubrakkk!!!!

Aku terbangun dari tidurku, lalu aku duduk di pinggiran ranjangku dan menutupi wajahku dengan telapak tanganku.

Aku teringat dengan cerita kak Ranty kemarin.

Flashback...

"Jadi gimana kak? tadi Reza bilang apa sama kakak?"

Kulihat kak Ranty menitihkan air mata, aku merasa tidak beres dengan itu.

Kemudian kak Ranty mulai bercerita tentang apa yang dikatakan oleh Reza di dalam kamar tadi.

"Tadi Reza bilang kalo dia..." kak Ranty menahan kata-katanya.

"Selingkuh dengan mamah!" serunya dengan nada tinggi.

"Brengsek!" umpatku dalam hati.

Ternyata Reza tidak bermaksud untuk balikan dengan kak Ranty, namun justru benar-benar ingin menghancurkan keluargaku.

"Awalnya kakak gak percaya, tapi waktu dia tunjukin video dia sama mamah lagi..." Kak Ranty tak mampu melanjutkan kata-katanya, lalu tangisnya pecah.

Aku lalu memeluk dirinya.

"Kenapa Ran? kenapa mamah tega ngelakuin itu sama kakak, apa salah kakak?" pungkasnya dengan berlinangan air mata.

"Udah kak jangan sedih, Randy yakin kalo Reza yang jebak mamah," ucapku menenangkannya.

"Tapi Ran, kakak liat sendiri kalo mamah ngelakuin itu tanpa paksaan."

Aku sandarkan kepala kak Ranty di dadaku, aku lihat kak Ranty sangat terpukul dengan hal itu.

"Awas kau Reza! tunggu pembalasanku."

Flashback End...

Aku bangkit lalu pergi untuk mandi, sejenak aku menghampiri kamar kak Ranty.

"Terkunci!" pikirku.

Mungkin kak Ranty masih butuh waktu untuk sendiri, aku tidak akan mengganggunya sementara waktu.

Aku sudah menyiapkan rencana untuk menjauhkan Reza dari keluargaku, setelah itu baru aku hancurkan keluarganya.

Selesai bersiap-siap aku pun pergi ke sekolah dan menjalani pelajaran seperti biasa.

Sepulang sekolah aku akan mencoba menemui Icha, mungkin dia bisa menolongku untuk menjalankan rencanaku.

Setelah sekolah bubar aku langsung memacu motorku menuju kampus kak Ranty itu.

Sesampainya di sana aku langsung mencari dia, tidak susah mencarinya karena banyak yang mahasiswa yang mengenalnya.

"Hi icha!" sapaku kepadanya.

Icha mengernyitkan dahinya seraya menunjuk ke arahku.

"Lu itu kan..."

"Basket!!!" potongku.

"Oh iya inget, ada perlu apa..." ucapnya sambil mengingat-ingat namaku.

"Randy," jawabku sembari mengulurkan tanganku tangannya.

"Iya..."

Dia lalu menjabat tanganku.

"Gak papa sih, gue cuman mau kenal lebih deket aja."

"Hahaha...."

Tiba-tiba dia tertawa lalu memukul lenganku.

"Kenapa emangnya?" Aku bertanya padanya.

"Aneh aja gitu, hehehe..."

"Emm...gue cuma pengin punya temen cewek aja," jawabku sekenanya.

"Lha kemarin si Ranty?"

"Ya gue kan tertariknya sama lu," balasku berbohong.

"Duh, banyak nanya nih cewek!" batinku.

Icha kemudian mendekatiku hingga wajah kami hanya berjarak beberapa senti.

"Emang bisa apa lu berani deketin gue?" tanya Icha dengan nada sindiran, lalu tangannya dilipat di depan dadanya.

"Ya kita liat aja nanti sih," jawabku dengan santai.

"Oke entar malem jemput gue di kost gue jam 10, sini nomor wa lu nanti gue sharelok."

Lalu kami pun bertukar nomor wa, setelah itu Icha kembali membisikan sesuatu.

"Gue gak suka sama cowok lembek."

Icha kemudian menyeringai lalu pergi.

"Aihh, belum tau dia," ucapku dalam hati kemudian pergi.

Skip...

Malam pun tiba, aku bersiap-siap untuk menjemput Icha. Aku cek kak Ranty, tampaknya dia masih murung.

"Tenang aja kak, Randy bakalan balaskan dendam kakak," batinku.

Aku pun pergi ke kost Icha sesuai petunjuk lokasi yang dikirim olehnya.

Sesampainya di sana aku melihat dia mengenakan pakaian yang seksi, khas anak klub.

"Hmm...oke juga ini anak," ujarku dalam hati.

Kami pun pergi ke tempat yang di arahkan oleh Icha. Benar saja, aku diajaknya ke sebuah diskotik.

Aku sedikit bengong karena baru pertama kali masuk ke situ, seharusnya untuk masuk harus menunjukkan KTP, tetapi aku hanya menunjukkan KTM palsu yang pernah diberikan oleh Dimas untuk pendaftaran POM.

"Jangan bilang kalo lu baru pertama kali masuk ke klub!" ucap Icha menerka.

Aku tak menjawab melainkan hanya mengangkat kedua bahuku.

Di dalam suasananya riuh sekali, kami langsung larut dalam situasi klub itu.

Icha tampak melenggang menari di atas lantai diskotik itu.

Aku menari sekenanya saja, karena aku tak tahu caranya. Namun melihat orang-orang menari random aku mulai bisa mengimbanginya.

Beberapa gelas minuman beralkohol berhasil diteguk olehnya, aku hanya minum segelas itupun aku lakukan dengan sangat terpaksa. Rasanya benar-benar aneh di lidahku.

Semakin lama suasana semakin high, Icha kemudian menarik ku untuk ikut berdansa.

Dia melakukannya dengan gerakkan yang sensual, jari telunjuknya mengajakku untuk mendekat, bibir bawahnya ia gigit sembari menyunggingkan senyum manja.

Aku pun mendekatinya, dia melingkarkan kedua tangannya di leherku, aku melingkarkan tanganku di pinggangnya.

Semakin lama semakin panas, Icha kemudian mendekatkan wajahnya ke telingaku lalu berbisik.

"Show me what you've got!" ungkapnya dengan nada sensual lalu menjilat telingaku.

"For sure, baby..." jawabku menggoda.

Beberapa saat kemudian Icha mengajakku untuk pulang, sepertinya Icha sudah dalam kondisi high berat.

Sesampainya di kostnya, dia menarikku masuk ke kamarnya dengan kasar. Di dalam kamarnya dia lalu melemparkan tasnya ke sembarang tempat.

Dia tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya, kemudian Icha menarik kerah bajuku dan ditarik ke arahnya.

"Let's see..." ucapnya singkat lalu ia jilat ujung hidungku.

Aku pun lalu menarik pinggulnya dengan kasar ke arahku hingga bertabrakan dengan pinggulku.

"Heghhh...." Icha tersentak dengan perlakuanku.

Kemudian aku langsung mencium bibirnya dengan buas.

"Emphhhh...cpppmmhhh....."

Icha membalas ciumanku.

"Ehmphh...shhh...cpppmmm..."

Lidah kami saling melilit, kami saling bertukar air liur.

Lalu Icha melepaskan ciuman kami kemudian melepaskan bajunya hingga hanya tersisa tank topnya.

Dengan gestur manja dia kemudian menurunkan badannya, telapak tangannya ia gerakkan di sepanjang dadaku hingga perut.

Setelah Icha berjongkok, dia kemudian membuka resleting celanaku lalu menurunkan celananya hingga kontolku yang sudah mengacung dengan keras bebas menggantung.

Sesaat Icha sedikit terperangah ketika melihat kontolku, namun kemudian dia tersenyum lalu memegang batang kontolku yang pas di genggamannya.

"Boleh juga punya lu!" ucapnya mengagumi.

Icha tersenyum seraya menjilat kepala kontolku. Lidahnya bergerak mengitari kepala kontolku yang membengkak seperti helm.

"Ini belum seberapa, entar gue tunjukin pertunjukan yang sebenernya, gue bikin lu takluk dan mohon-mohon sama gue," batinku.

Kemudian dia masukkan batang kontolku ke dalam mulutnya hingga mentok sampai kerongkongan.

Lalu dikeluarkan lagi dan dimasukkan lagi, kontolku bergerak di dalam mulutnya dengan lancar.

"Ouhh....hmm...nikmattt..." desahku menerima serangannya, tetapi aku masih jauh dari kata kalah.

Icha tampaknya berusaha untuk membuatku klimaks, atau hanya mengetesku seberapa lama aku kuat bertahan.

Setelah beberapa lama dia menyepong kontolku akhirnya dia menyerah, Icha keluarkan kontolku dari dalam mulutnya. Tampak air liurnya menempel diantara kontolku dan mulutnya.

"Kuat juga rupanya." Dia mengucapkannya sambil mengocok kontolku dengan tangannya.

Kemudian dia kembali berdiri namun sambil melepas bajuku dari bawah.

"Mau yang lain?" tanyaku kepadanya.

"Tunjukin semua yang lu punya!" jawab dia menggoda.

"Jangan nyesel!" balasku singkat.

Aku langsung memagut bibirnya lagi, aku jilat bibir itu lalu jilatanku turun ke lehernya. Di sana aku sedot-sedot hingga menimbulkan bercak.

"Ouhh....Randyyy....nikmattt..." desahnya menerima seranganku.

"Emhpp.....Rhanddyyy...theerrhuuss..."

Merasa situasi sudah di dalam kendaliku, aku lalu melepaskan cumbuanku di lehernya.

Dia tampak memicingkan alisnya, aku kemudian mendekatkan bibirku ke telinganya dan membisikkan sesuatu.

"Lu mau dipuasin? ada syaratnya," bisikku kepadanya.

"M...maksud lu???"

Aku kemudian mulai membisikkan rencanaku terhadap Reza kepadanya. Mendengar itu matanya terbelalak seraya mendorong tubuhku menjauh.

"Gila lu! Gue gak mau ngelakuin itu sampai kapanpun!" bentaknya dengan tegas.

Lalu dia berpaling, namun saat dia berpaling aku menahan tangannya lalu aku tarik kembali sehingga dia berada di hadapanku lagi.

Dengan kasar aku dorong tubuhnya hingga dia terlentang di atas ranjangnya, aku tindih dia lalu aku robek tank topnya itu, menampakkan dadanya berbalut bra pink miliknya.

Dia meronta-ronta, namun dengan kekuatanku aku mampu menahan rontaan itu.

Kembali aku pagut lehernya sembari masih menindih aku mulai melepaskan resleting celananya hanya dengan satu tangan.

Setelah berhasil terlepas, tanganku aku gunakan untuk memutus tali bra yang ada di depannya.

Blusss.....

Toketnya terpampang jelas dihadapanku. Tak aku sia-siakan aku remas toket itu yang tidak terlalu besar namun kenyal.

Aku rangsang puting payudaranya hingga ia mendesah-desah.

"Ouhhhh.....ouhhhh...shhhh...achhhh..."

Lalu tangan kiriku aku gantikan dengan mulutku untuk menyedot-nyedot puting kanannya, dan tangan kiriku aku gunakan untuk menurunkan celananya.

Tampaknya dia mulai pasrah, terbukti dia malah membantuku untuk melepaskan celananya itu.

Setelah terlepas, aku kemudian menurunkan jilatanku di sepanjang tubuhnya hingga mencapai memeknya.

Sejenak aku pandangi memeknya itu yang berbulu halus dalam keadaan basah kuyup, mungkin dia sudah menahan birahi itu cukup lama.

Seketika aku langsung memagut memeknya hingga ia kembali mendesah.

"Achhh....shhh....achhhh....Rhanddyyy...."

Aku cium, aku sedot, aku gigit-gigit kecil klitorisnya lalu aku masukkan lidahku ke dalam memeknya.

Icha menjambak rambutku lalu digerakkannya untuk lebih dalam lidahku masuk ke dalam memeknya.

"Emhhh...emhhh...emhhh..." desahnya lagi.

Aku kemudian melepaskan cumbuanku di memek Icha lalu bergerak naik untuk melakukan penetrasi kontolku ke memeknya.

Aku arahkan kepala kontolku ke lubang memeknya selagi aku menatap matanya yang sayu menahan birahi.

Saat pas aku tahan posisi itu lalu berkata," Gimana? mau kan bantuin gue buat jalanin rencana itu?"

"Jangan harap!" balasnya dengan tegas, lalu...

Jlebbb.....

"Achhhhh........!!!!!" jeritnya saat kontolku masuk ke dalam memeknya.

Sejenak aku tahan, Icha memejamkan matanya dan menggigit bibirnya berusaha beradaptasi dengan kontolku yang baru pertama kali masuk ke memeknya.

Beberapa saat kemudian aku pompa memeknya dengan kontolku, awalnya pelan tapi lama kelamaan menjadi cepat

"Ouhhh....Rhann...ssshh...achhh...Rhann" desahnya terus menerus.

Mulut dan tanganku tidak tinggal diam, aku gunakan untuk mencumbui lehernya dan meremas toketnya.

"Achh...ach...ach...ach..." Desahan Icha semakin keras dan cepat menandakan dia sebentar lagi akan orgasme.

Aku percepat pompaan kontolku di memeknya, lalu aku rasakan dia akan mencapai klimaks.

"Ouhh...Rhandhyyy...ghuee...mhauu...khelluarr.."

Mengetahui hal itu aku langsung mencabut kontolku dari memeknya, aku lihat matanya terbelalak, tangannya mencengkeram sprei, kakinya kelojotan.

"Achhh....Rhandddyyy...anjhinkkk...kenapa dilepasss!!!" protesnya kepadaku.

Aku tersenyum kemudian bangkit.

"Orang gue mau minum dulu, hehehe..." jawabku lalu mengambil botol air yang ada di meja dan meneguknya.

Icha tampak menutup matanya dengan kedua telapak tangannya tidak percaya orgasme yang sedikit lagi ia raih tiba-tiba hilang entah kemana.

Aku kemudian kembali mendekati Icha, lalu...

Jlebbb....

Kumasukkan lagi kontolku ke dalam memeknya lalu ku genjot hingga Icha kembali mendesah.

"Achhh...shhh...ahhh...shhh...ouhhh..."

Karena tadi Icha hampir mencapai orgasme, tidak butuh waktu lama untuk membuat dirinya kembali merasakan sensasi akan orgasme.

"Achhh...Rhandhyyy...jhangannn...dilhepasss...ahwaass...khaauu..."

Lagi-lagi saat Icha akan orgasme aku kembali mencabut kontolku.

Icha tampak mengejang tertahan, tangan kirinya dengan cepat ia arahkan ke memeknya agar bisa ia gesek sendiri.

Namun aku langsung menahan tangannya agar hal itu tidak terjadi, Icha mengarahkan tangan yang satunya dan lagi-lagi aku tahan.

"Arkkkhhhh...Rhanddhyyyy...bhankkkkshhhaatt...khauu" umpatnya kepadaku.

Aku hanya tertawa puas melihat Icha tersiksa seperti itu.

Aku kemudian mengambil sabuk yang ada di celanaku lalu ku angkat tubuhnya hingga tangannya sejajar dengan sandaran ranjang.

Kemudian aku ikat tangannya di sandaran ranjang itu agar tangannya tidak merepotkan aksiku nanti.

Aku kembali menurunkan badanku, lalu...

Blesss....

Kontolku kembali masuk ke dalam memeknya dan memompa hingga dia akan mencapai orgasme lagi.

"Ouhhh...shhh...achh...shhh...ouh..."

Dia kemudian melingkarkan kakinya di pinggangku agar aku tidak dapat mencabutnya, namun aku tidak habis akal, aku angkat kedua kakinya hingga bersandar di bahuku.

Aku merasakan dia kembali akan orgasme.

"Achhh....Rhann...Rhann...ghakk...ghittuu..jhuuggaa...charaanyhaa...Rhann..."

Kemudian secepatnya aku cabut sebelum dia mencapai orgasme.

"Arkkkhhhh...Rhanddyyy...annjhinkkk..."

Aku kembali tertawa melihatnya.

"Gue ambil cemilan dulu yah, ngentot lama-lama cape juga," ucapku hanya mencari alasan.

Aku kemudian membuka cemilan yang aku bawa, aku lihat Icha sudah tergolek diam tak berdaya.

Kasurnya sudah basah kuyup terkena keringat dan cairan pelumas yang keluar dari memek Icha.

Kemudian aku kembali memasukkan kontolku ke dalam memeknya, Icha sepertinya sudah pasrah dengan apa yang akan aku lakukan, namun beberapa saat kemudian dia kembali mendesah.

"Achhh...Rhann...plisss...bhiarriinn...guee...kliimaakksss...shekkhalii...ajhaa..." mohonnya kepadaku.

"Hehehe...Tergantung..." jawabku singkat.

Aku kembali memompa kontolku dengan cepat dan keras.

"Ouhh...Rhannddyyy...okhee...okheee...guee...mauuu...nhuruttiinn...rhennchanaa...luu...thapiii...plisss...bhiarriinnn...ghuee...nyhampee..."

Aku tersenyum mendengan perkataannya.

"Haha...akhirnya takluk juga dia," batinku.

Setelah Icha menerima tawaranku aku langsung totalitas dalam memompa dirinya.

Aku pagut bibirnya yang langsung dibalas olehnya, kemudian aku lepas ikatan di tangannya.

Tangannya langsung memelukku sambil bibir kami berpagutan. Hujaman kontolku aku percepat. Aku juga sebentar lagi akan jebol.

Desahan Icha semakin lama semakin keras.

"Ouhhh....ghueee...nyhammpeeee.....!!!!"

Srrr.....srrrrr......srrrr.....srrrrr.....

Hal itu dibarengi dengan orgasmeku di dalam memeknya.

Crotttt....crotttt...crotttt....crotttt....

Sekejap Icha dan mendorong tubuhku karena aku keluar di dalam memeknya, namun karena tubuhku yang terlalu berat akhirnya dia hanya pasrah saja.

To Be Continue...
Mantap huu update nya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd