Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Sex Journey

Tambahin mulustrator?


  • Total voters
    533
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part 22. Hamil...!!!

Sudah beberapa minggu sejak ibuku lepas dari jeratan Reza dan sejak itu juga ibuku seperti menghindariku.

Dia hanya berbicara sekenanya saja tanpa mengungkit apa yang telah terjadi di antara kita, setelah itu ibuku lebih memilih untuk mengurung diri di kamar setelah pulang dari pasar.

Namun malam ini berbeda, waktu menunjukan pukul 23.14 dan aku masih belum bisa tertidur. Saat itu aku sedang membaca buku 'My Sex Journey' yang aku beli dulu.

Tiba-tiba...

Ckrekk...

Ibuku masuk ke dalam kamarku, aku hanya melirik saja dan berpura-pura acuh sambil terus membaca buku yang sudah aku beri sampul agar gambar covernya tidak kelihatan.

"Ran!" panggilnya seraya duduk ditepi ranjang.

Aku hanya menoleh sedikit, ibuku tampak hanya mengenakan daster tanpa bh di dalamnya karena payudaranya terlihat menggantung dan samar-samar putingnya mencuat.

Badannya basah berkeringat membuat bentuk tubuhnya tercetak di daster yang ia kenakan.

"Lagi ngapain?" tanya ibuku kepadaku.

"Lagi baca buku."

"Kok tumben, biasanya kamu paling malas baca buku," ucapnya berbasa-basi.

"Ya lagi pengin aja!" jawabku sekenanya.

Aku tak tahu sama sekali apa yang ibuku inginkan saat itu, yang jelas dia terlihat aneh sekali. Sebelumnya dia menghindariku tapi sekarang tiba-tiba dia mengajakku ngobrol basa-basi.

"Ouh gitu." Ibuku menyatukan tangannya di atas pahanya sambil memainkan kuku.

"Ada apa mah?" tanyaku melihat gelagat aneh darinya.

"Gak papa, mamah cuma pengin ngobrol aja sama kamu, kan udah lama kita gak ngobrol."

"Bukannya mamah yang gak mau ngobrol (menghindar) ya sama Randy," pungkasku dalam hati.

"Emm,, mau ngobrolin apa mah?" sahutku kepadanya.

"Ya apa aja,, ehh iya kamu udah punya pacar belum Ran?" Ibuku tiba-tiba sedikit menundukkan kepalanya membuat buah dadanya secara otomatis terlihat oleh diriku.

Sejenak aku tahu apa maksud ibuku masuk ke dalam kamarku, mungkin saja dia habis main dengan ayahku namun belum tuntas, sekalian aku kerjai saja dia.

"Ya punya lah mah," jawabku singkat.

"Oh, namanya siapa? orang mana?"

"Namanya Lisa, orang Jakarta aja," tandasku berbohong.

Aku tak mungkin bilang sejujurnya bahwa pacarku adalah kak Ranty, kakakku sendiri.

"Orangnya cantik ya?"

"Ya cantik menurut Randy."

"Kamu kalo pacaran biasanya ngapain aja?"

"Biasa aja sih, jalan, makan, nonton film, ya kaya orang pacaran biasa."

"Oh,, kamu pernah gak yang lebih dari itu?"

Tampak tali daster ibu sebelah kanan turun hingga menampakkan buah dada kanan bagian atasnya.

Sepertinya ibuku sadar dan sengaja membiarkan talinya itu turun. Aku tahu apa yang ibuku inginkan tetapi aku pura-pura bodoh.

"Contohnya gimana mah?"

"Contohnya gini," balas ibuku seraya mencium bibirku.

Aku masih diam saja saat bibirnya menempel di bibirku. Lidahnya ia julurkan untuk masuk ke mulutku namun aku mengatupkan gigiku agar lidahnya tertahan di luar.

Aku sengaja melakukan itu. Kemudian ibuku melepaskan ciuman itu.

"Oh, ciuman mah, tinggal bilang aja kok ngapain dipraktekin, hehehe..."

Wajah ibuku memerah, keringat masih mengucur di tubuhnya. Sepertinya ibuku sudah ingin melakukannya namun malu untuk mengatakannya terus terang.

"Iya ciuman!"

"Iya pernah lah mah, kaya gini kan."

Aku mencium bibir ibuku yang langsung dibalas dengan ganas olehnya. Kontolku diusap-usap dari luar celanaku.

Sejenak ciuman kita berhenti dan mata kita bertemu.

"Kalo blowjob?" tanya ibuku lagi seraya menurunkan resleting celanaku.

"Blowjob itu apa mah?" ucapku pura-pura tidak tahu.

"Kaya gini!" Kemudian ibuku menurunkan celanaku lalu langsung memegang batang kontolku yang setengah tegang dan memasukkan ke dalam mulutnya.

"Ouh....!!!" lenguhku nikmat.

Ibuku masih menaik turunkan kepalanya.

"Maksudnya nyepong toh!" imbuhku lagi.

Ibuku bernafsu sekali saat itu. Batang kontolku disedot-sedot hingga kepalanya tertelan sampai ke tenggorokannya.

Kemudian ibuku melepaskan sepongannya dan digantikan oleh tangannya yang masih aktif mengocok.

"Mamah lagi pengin ya?" tanyaku sembari tersenyum.

"Biasa aja sih, tapi kalo kamu kepengin ya gak papa mamah keluarin," jawabnya masih sambil mengocok kontolku.

"Hmm,, bilang aja mamah yang pengin, pake bilang gue yang kepengin lagi, gue kerjain kali yah," batinku.

"Ya udah deh kalo mamah mau suka rela ngelakuinnya."

Aku lalu sedikit merebahkan badanku dengan kedua tangan dilipat di belakang kepalaku sebagai bantalan.

Sesaat kemudian tiba-tiba ibuku mengangkat dasternya sampai ke pinggang yang ternyata sudah tidak mengenakan apapun.

Dia naik ke ranjangku untuk bersiap-siap memasukkan kontolku ke dalam memeknya, namun aku tahan.

"Loh mah, mau ngapain?" tanyaku pura-pura bego.

"Dimasukin sayang!" jawab ibuku dengan wajah yang sudah merah merona.

"Gak usah mah, dikocokin aja udah cukup kok, biar Randy keluar doang kan mah?"

"Bukannya lebih cepet keluar kalo dimasukin ya?" pungkas ibuku lagi.

"Kaya gini aja juga bentar lagi keluar mah," balasku dengan santai.

Muncul ekspresi kecewa ibuku mendengar jawabanku. Dia lalu duduk di pahaku sambil masih mengocok kontolku.

Memeknya yang menyentuh pahaku terasa basah, menandakan kalau ibuku sudah sangat on kala itu.

Aku menikmati saja momen itu sambil menunggu ibuku menyerah dan memohon untuk disenggamai.

"Ran, kenapa gak dimasukin aja?" tanya ibuku masih ngotot.

"Emang kenapa mah? Mamah pengin? kalo gak pengin ya gak usah dimasukin mah, kan tadi mamah bilangnya cuma biar Randy keluar aja," jawabku tampak acuh tak acuh seakan tidak tertarik atas tawaran ibuku.

Dalam hati aku tertawa puas bisa mengerjai ibuku sampai dia mupeng seperti itu.

Ibuku hanya diam saja seakan ingin memohon padaku agar dimasukkan tetapi dia masih gengsi. Akhirnya dia malah menggesekkan memeknya di pahaku.

"Duh, tangan mamah capek Ran, gantiin sama memek mamah aja ya?" Ibuku kembali mencari alasan.

"Tangan satunya kan masih ada mah."

Ibuku terpaksa mengganti tangannya yang sebenarnya tidak cape itu. Aku kembali tertawa dalam hati merasa puas.

Kocokannya sangat lemah, ibuku tidak fokus terhadap kocokannya, dia malah lebih fokus ke gesekan memeknya di pahaku. Aku pun berusaha berkilah.

"Mah,, pahaku kesemutan nih, gara-gara ditindih mamah."

Ibuku yang sedang asik-asiknya lalu menggeser duduknya ke sebelah kanan. Kemudian ibuku kembali menyepong kontolku.

Tangannya yang satu berusaha menggese-gesekkan memeknya sendiri namun aku mengetahuinya lalu aku tarik tangannya itu.

"Dikocokin pake dua tangan aja mah!" perintahku. Ibuku menurut saja.

Wajah ibuku sudah sangat gondok dengan tingkahku namun ia masih saja kekeh pada pendiriannya.

Tiba-tiba ibuku kembali bangkit dan mengangkangi kontolku.

"Eh,, mau ngapain mah?"

"Cuma mau digesekin aja, itu juga biar kamu cepet keluar Ran, jangan protes!" sergah ibuku dengan nada sedikit memaksa.

Aku hanya tersenyum lalu mempersilahkannya.

Setelah itu ibuku duduk di atas kontolku lalu pinggulnya bergerak naik turun.

"Ehh....shhhh..." lenguh ibuku lirih.

Buah dadanya menggantung tepat di depan mataku bergerak naik turun seirama dengan gesekan memeknya.

Lalu aku tangkap buah dada itu lalu aku kenyot putingnya. Ibuku tidak protes malah semakin menekan buah dadanya ke wajahku.

"Ouh...shhh...emhh..."

Saat konsentrasiku tertuju pada buah dadanya, tangan ibuku mengambil kesempatan untuk menahan kontolku agar menghadap ke atas.

Dan dalam sekali hentakkan tiba-tiba...

Bless.....

"Ouhh....enghhhh....mmmhhh..." lenguh ibuku saat kontolku masuk ke dalam memeknya.

Aku lalu menghentikan aktifitasku di toketnya karena menyadari kalau aku sudah kecolongan.

"Loh mah, kok dimasukin?" tanyaku protes.

"Barusan mamah agak kepeleset jadi masuk deh, kamu juga sih pake acara ngemut puting mamah jadi mamah hilang keseimbangan." kelakarnya panjang lebar.

"Kok jadi gue yang salah sih?" batinku.

Sejenak mata ibuku tertutup, mungkin sedang meresapi kenikmatan yang sedari tadi ia tunggu-tunggu.

"Keluarin mah?" tanyaku kepadanya.

"Udah terlanjur masuk ngapain dikeluarin lagi, udah lanjutin aja! biar kamu cepet keluar," perintahnya kepadaku.

Ibuku sedikit-demi sedikit menggoyangkan pinggulnya.

"Ouh....shhhh...emphhh...." desah ibuku.

Plokkk...plokkk...plokkk...

Bunyi kelamin kita saling beradu. Setelah beberapa lama aku membalikkan badan kami, aku yang di atas ibuku yang di bawah.

Kemudian aku kembali memompa memek ibuku dengan gaya missionary.

"Ehmm...therusss...Rhann..."

Aku semakin mempercepat pompaan kontolku sampai akhirnya ibuku hampir mencapai klimaks.

"Ouhhh...Rhanddyy...mamah
Sejenak aku tersenyum licik lalu seketika langsung kucabut kontolku dari memek ibuku.

Plopp....

Ibuku kejang-kejang merasakan kehampaan memeknya yang sebentar lagi akan klimaks.

"Rhanddyy!!!! kenapa dilepas...!!!" pekik ibuku memprotes.

"Randy mau keluar mah," jawabku berbohong sambil mengocok kontolku seakan mau keluar di seprei kasurku.

"Kalo mau keluar ya keluar aja, ngapain pake dilepas segala!!!"

Ibuku kembali menarikku agar memasukkan kontolku lagi ke dalam memeknya.

"Loh katanya mamah gak kepengin? kalo enggak biarin Randy keluar barusan terus kelar."

"Masa bodo kamu Ran, mamah kepengin dientot sama kamu sampe keluar, udah mamah jujur, dasarrr kamu Ran!!!"

Baru sekali dikentangin ibuku akhirnya menyerah juga dan bilang sejujurnya kalau dia menginginkannya juga.

"Hehehe,, gitu dong mah, jangan pake jaim segala, pengin tinggal bilang aja gau usah malu-malu."

Blesss...

Kontolku langsung masuk dengan lancar ke dalam memek ibuku yang sudah basah kuyup.

Lalu kembali aku pompa dengan kekuatan penuh.

"Ouhh...Rhann...therusss...Rhann...enhotinnn...mamahhh...therusss...Rhann...ouhh..."

Ibuku sudah kehilangan akal sehat, yang ada dipikirannya hanya mencapai kepuasan semata.

Tiba-tiba aku merasa akan jebol juga dan bersama itu ibuku juga kurasa sudah hampir mencapai klimaks.

"Ouh...Rhannn...Rhannn...mamahhh...khe...luu...arrrrr...!!!"

Srrrrr....srrrrr....srrrr....

Dibarengi dengan klimaksku.

Crotttt....crotttt....crootttt....

Tubuhku ambruk di atas ibuku. Nafas kami saling memburu, lalu aku cabut kontolku dari memek ibuku lalu berguling ke samping.

Lalu tak lama berselang ibuku bangkit dengan nafas yang masih tersengal kemudian dia buru-buru membetulkan dasternya lalu pergi keluar kamarku. Aku yang sudah puas lalu tertidur pulas.

Skip....

Keesokan harinya aku terbangun seperti biasa, aku berangkat sekolah dan belajar pelajaran yang sama sekali tidak masuk ke otakku.

Saat itu jam pelajaran fisika, salah satu pelajaran favoritku untuk ku bakar bukunya. Aku memutuskan untuk tidur sebentah saat guru menyuruh kita untuk mengerjakan soal.

Untungnya guru fisikaku meninggalkan kelas setelah memberikan tugas. Suasana kelas menjadi sedikit riuh karena banyak yang mencontek.

Tiba-tiba ada pesan masuk ke hpku. Aku mengernyitkan dahiku saat tau kalau yang mengirim pesan adalah Icha.

"Ada apa nih anak?" tanyaku dalam hati.

Aku pun membuka isi pesan tersebut.

"RANDYYY!!! GUE HAMIL!!! LU HARUS TANGGUNG JAWAB!!!"

JDARRRR......!!!!!

Bagai tersambar petir di siang bolong aku membaca pesan itu.

"Hayooo,, siapa tuh yang hamil, cieee yang mau jadi ayah, hehehe..."

Aku kembali terkejut karena ternyata Lisa yang duduk di sampingku sedari tadi mengintip pesan wa yang ada di hpku.

"Ssssssstttttt....!!!!"

Aku menaruh satu jariku di depan bibirnya agar dia memelankan suaranya. Aku tengok kanan kiri, hanya temanku yang duduk persis di belakangku yang sempat terbelalak dan melotot ke arahku.

Aku hanya cengengesan sambil menunduk karena tidak enak. Setelah itu aku kembali fokus terhadap Lisa dan pesan itu.

"Jangan keras-keras!" protesku kepadanya.

"Hehehe,, makannya Ran, jangan suka keluar di dalem, kan jadinya tekdung (hamil)"

Aku tak membalas perkataannya, hanya menggaruk kepalaku yang tidak terasa gatal lalu fokus ke pesan Icha lagi. Siapa tahu aku salah baca.

"Duh gue harus gimana nih? Gue gak mau tanggung jawab nikahin dia, gue gak cinta sama dia."

Tanganku dilipat di atas meja, kepalaku aku rebahkan di atasnya.

"Nanti pas nikahan jangan lupa undang-undang gue ya, hehehe..." canda Lisa sambil menepuk-nepuk punggungku.

"Bodo!" jawabku singkat.

To Be Continue...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd