Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Sex Journey

Tambahin mulustrator?


  • Total voters
    533
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Makasih update nya huu, ditunggu update selanjutnya.
Dan ditunggu kabar baik tentang season 2
 
Terina kasih suhu updatenya. .

Apakah kelanjutannya ada threesome antara ibu dan anak. Hahahaha. .
 
Part 24. Gejolak Di Warung Ririn 2

Ckrekkk...

Pintu dibuka oleh bu Siti, Ririn kemudian masuk dan langsung mencium tangan ibunya seperti biasa.

"Assalamualaikum bu, Ririn pulang," salam Ririn kepada ibunya.

"Waalaikumusalam," balas bu Siti.

Ririn pun menoleh ke arahku.

"Loh Randy, kok ada di sini?" tanya Ririn heran.

Ririn kemudian memalingkan wajahnya ke ibunya.

"Loh bibir ibu kenapa?" lanjutnya lagi kebingungan.

Bu Siti kemudian mengarahkan Ririn untuk duduk sembari menjelaskan apa yang terjadi.

"Jadi gini Rin, tadi ada preman dateng ke sini mau minta uang sama rokok tapi ibu gak kasih, jadinya ibu dipukul deh sama mereka, untungnya ada Randy yang nolongin ibu tadi ngehajar preman-preman itu terus langsung pergi," jelas bu Siti panjang lebar.

"Jadi lu yang nolongin ibu gue? kok bisa, kan belum pulang sekolah?"

"Iya tadi ada urusan jadi gue minggat, terus habis urusan gue selesai gue mampir deh ke sini."

"Emang ada urusan apa sampe minggat segala?" tanya Ririn kepo.

"Ya ada deh, mau tau aja lu," jawabku sambil menjulurkan lidah.

Ririn tidak membalas perkataanku namun hanya mencubil lenganku.

"Udah sanah ajak Randy ke depan, ibu mau bikinin makan siang buat Randy, nak Randy mau makan apa?"

"Waduh bu, uang jajan Randy udah abis, kapan-kapan aja deh," tolakku dengan halus.

"Buat nak Randy gratis, mau makan tiap hari pun ibu gratisin deh, khusus buat nak Randy, jadi jangan bilang siapa-siapa ya hehhehe..." ucap bu Siti sembari tertawa kecil.

"Gak enak lah bu, tapi kalo ibu maksa gak papa deh, mie goreng aja bu, hehehe..."

"Siiip!" balas bu Siti singkat.

Aku dan Ririn kemudian berpindah ke depan, belum ada pelanggan yang datang pada waktu itu, jadi aku lebih leluasa di sana.

"Makasih ya Ran, udah bantuin ibu gue tadi," ujar Ririn membuka pembicaraan.

"Tenang aja, lu tau kan gue paling sebel sama orang yang suka nindas, ya tadi gue kebetulan aja mampir."

Kami lalu ngobrol seperti biasa, membicarakan tentang sekolah, guru, bahkan murid yang suka mengusili Ririn. Sampai beberapa saat kemudian bu Siti menyeletuk dari belakang.

"Rin! tolong seduhin kopi di meja belakang," perintah bu Siti kepada Ririn.

"Iya bu, bentar!"

Ririn kemudian beranjak dari duduknya dan pergi ke bagian belakang warung itu.

Setelah Ririn berlalu, bu Siti datang dengan membawa mie goreng pesananku menggunakan nampan.

Saat sedang menaruh piring berisi mie goreng itu di meja tiba-tiba tangan bu Siti menyelipkan sebuah sobekan kertas di telapak tanganku.

Lalu bu Siti tersenyum penuh arti sambil menaruh satu jarinya di depan bibir, kemudian dia kembali berlalu.

Aku langsung membuka sobekan kertas itu, setelah terbuka ternyata di dalamnya ada sebuah tulisan.

"Kalo nanti malam ada waktu, mampirlah ke warung ibu. jam 10 pas."

Begitulah isi pesannya.

Setelah aku baca, aku kemudian merobek-robek kertas itu untuk menghilangkan bukti lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Apa maksudnya ya? undangan kah?" tanyaku dalam hati.

Tak berselang lama, Ririn datang dengan membawa secangkir kopi untukku. Aku berusaha untuk bersikap normal untuk menghindari kecurigaan.

"Makasih Rin!"

"Sama-sama."

Aku lalu menyantap mie goreng itu dengan ditemani oleh Ririn. Sebenarnya makanan favoritku di warung ini adalah nasi goreng ati ampela.

Namun berhubung ini gratis aku lebih memilih mie goreng yang tidak terlalu memberatkan.

Aku lihat Ririn menyanggah dagunya dengan telapak tangan sembari memandangiku.

"Ngapain sih liatin gue terus?" tanyaku karena sedikit merasa risih.

"Ya gak papa, emang kenapa? gak boleh?" jawab Ririn ketus.

"Ya bukan gitu juga." Aku masih menyantap mie goreng itu.

"Bentar lagi kan UN, berarti bentar lagi kita pisah dong setelah lulus."

"Hehehe,, gue malah belum mikir sampe ke situ."

"Huu,, dasar, mulai sekarang lu harus rajin belajar biar nanti UNnya bisa lulus, pelajaran yang keluar di UN susah loh."

"Gue ngandelin contekan ada dah, hehehe..." ucapku dengan candaan.

"Beh, soalnya aja ada 24 paket, jadi satu ruangan gak ada yang sama soalnya, gimana cara lu nyontek kalo gitu?"

"Ya udah serahkan pada yang di atas," balasku santai.

"Entar kalo lu gak lulus gimana?" sergah Ririn kepadaku.

Aku hanya mengangguk pelan. Kalau dipikir-pikir memang berabe kalau aku sampai tidak lulus, usahaku untuk meminang kak Ranty pasti menjadi tertunda.

"Apa lu mau belajar bareng sama gue?" tawar Ririn.

Aku mengernyitkan dahiku.

"Hah,, belajar bareng maksudnya?" tanyaku tidak mengerti.

"Iya kita belajar bareng di rumah gue kalo lu mau itu juga."

Sebenarnya aku sangat malas untuk belajar, karena setiap pelajaran yang aku pelajari sama sekali tidak masuk ke otak.

Tapi kalau aku tidak lulus maka aku lah yang rugi, mumpung ada temanku yang pintar yang mau mengajariku, kalau tahun depan Ririn pasti sudah lulus.

"Ya udah lah, tapi kalo gue udah gak kuat gue angkat tangan yah!"

Ririn tertawa mendengarnya.

"Haha,, masa belum apa-apa udah nyerah sih, cemen ahh."

"Ya lu kan tau sendiri kalo keahlian gue bukan di otak gue tapi di sini," jawabku sambil menunjuk ke otot bisep lengan kananku.

"Iya gue tau, tapi emang dengan otot lu bisa lulus apa?"

"Hmm,, iya juga sih, kenapa harus ada UN segala sih!" umpatku.

"Ya lu terima aja, kan sistem pendidikan di Indonesia emang kaya gitu."

Aku hanya manggut-manggut mendengar jawaban dari Ririn.

"Ya udah nanti malem sekitar jam 7 lu dateng aja ke rumah gue, tau kan?"

"Belum sih," jawabku singkat.

"Entar gue sharelok deh, tapi rumah gue jelek gak papa?" ujar Ririn agak sedikit minder.

"Alah sama aja sama rumah gue."

Setelah sepakat aku kemudian menyelesaikan makanku lalu menyeruput kopi yang sudah disajikan.

Aku kembali mengingat kalau bu Siti mengajakku untuk bertemu di warung ini pada pukul 10.

Mungkin sebaiknya aku belajar dulu bersama Ririn di rumahnya setelah itu aku baru pergi menemui bu Siti di warungnya.

Setelah selesai aku kemudian pamit pulang, sebelum pulang aku sempat melirik ke arah dapur warung itu, tampak bu Siti menunduk namun sorot matanya melihat ke arahku.

Aku kemudian mengambil motorku yang diparkir tak jauh dari warung itu.

Saat aku memacu motorku melewati gerbang depan sekolah tiba-tiba aku dicegat oleh Lisa.

"Stop!!!"

Aku kemudian mengerem mendadak.

Ciiiittttt....

"Apaan sih, lu mau gue tabrak apa?" omelku dengan nada keras.

Lisa tidak menjawab tapi langsung naik ke atas motorku. Aku yang tidak punya pilihan lain kembali memacu motorku menuju ke rumahnya.

Sesampainya di rumah Lisa, aku kemudian diajaknya untuk mampir.

"Ran, mampir sini gue mau kepo," ucap Lisa seraya menarik tanganku.

Aku ikuti saja kemauan dia, lalu aku duduk di sofa rumahnya.

"Lu tunggu di sini dulu," perintahnya lalu Lisa pergi ke belakang untuk berganti pakaian dan mengambil cemilan.

Tidak lama kemudian Lisa kembali dengan mengenakan kaos putih polos berukuran cukup besar dengan membawa beberapa makanan dan softdrink.

Aku melihat puting toket Lisa tercetak jelas di balik kaosnya itu menandakan kalau dia tidak memakai apapun dibaliknya.

"Jadi tadi gimana urusannya?" tanya Lisa sembari duduk di sebelahku.

"Udah beres tenang aja," balasku santai.

"Hah,, maksudnya? lu jadi tanggung jawab? nikah kapan?" ujar Lisa memberondongku dengan pertanyaannya.

"Sembarangan lu, enggak, gue enggak jadi tanggung jawab, hehehe..." jawabku sambil tertawa.

"Kok bisa? gimana ceritanya?"

Lalu aku menceritakan kepada Lisa tentang hal itu secara detail, bahkan setelah itu aku menceritakan tentang kejadian di warung Ririn.

Mata Lisa terbelalak mendengarkan ceritaku, ternyata Lisa justru lebih tertarik dengan ceritaku dengan ibu Siti dibandingkan tentang Icha.

"Ahh,, terus gimana jadinya?" tanya Lisa antusias.

"Entar malem gue ke warungnya, hehehe..."

"Oh, gitu."

Lisa kemudian beranjak dari tempat duduknya lalu berpindah ke pangkuanku, posisi kami berhadapan.

"Dengerin cerita lu, gue jadi kepengen Ran, kayaknya emang lu berbakat jadi player deh, cuman liat muka lu aja gue jadi nafsu," pungkasnya kemudian mencium bibirku.

Aku balas ciumannya, aku remas toketnya, benar saja dia tidak memakai bh di dalamnya.

Diangkat kaosnya lalu kepalaku dimasukkan ke kaos itu sehingga tubuh bagian atasku terbungkus bersama tubuh Lisa.

Bau badan Lisa menjadi semakin terasa memabukkan, aku cium dan aku sedot puting payudaranya kanan dan kiri, tiba-tiba terdengar suara orang masuk ke dalam rumah.

"Dimas ya Lis?" tanya seorang wanita yang baru saja datang.

"Bukan mah, Randy temen Lisa," balas Lisa singkat.

Degggg....

Seketika itu aku mati kutu karena ketahuan ibu dari Lisa, aku pun masih berada di dalam kaos Lisa menyembunyikan wajahku.

"Baru yah, ya udah mamah masuk dulu cape mau istirahat."

Kemudian aku mendengar langkah ibunya pergi. Aku kemudian keluar dari kaos Lisa dan menoleh ke arah ibunya yang sudah berlalu.

Lisa mengambil kesempatan untuk memagut leherku.

"Lis, tadi itu nyokap lu?" tanyaku dengan sedikit was-was.

Lisa hanya mengangguk pelan lalu melanjutkan aktivitasnya.

"Kok dia gak marah?"

"Udah biasa kok, di kamar aja yuk!" ajak Lisa kepadaku.

"Ta..tapi ini serius gak papa?"

Lagi-lagi Lisa hanya mengangguk lalu menarik tanganku ke kamarnya. Sesampainya di sana aku langsung di dorong ke ranjangnya.

Kemudian Lisa melepaskan kaosnya dengan gaya yang sensual membuatku jadi konak.

Saat itu Lisa hanya mengenakan celana dalam dengan bagian atas tubuhnya tidak berpenutup lagi.

Lisa lalu membalikkan badannya kemudian menurunkan celana dalamnya secara perlahan hingga mata kaki.

Posisi Lisa kini sedang menungging dengan kaki yang tegak lurus membuat lubang anusnya terlihat merekah.

Dari bawah lisa menoleh ke arahku sambil tersenyum. Karena nafsuku sudah di ubun-ubun melihat bongkahan pantat di depan mataku, aku langsung menarik pinggulnya ke arahku.

Sekejap langsung sosor saja lubang anusnya tanpa rasa jijik lalu aku julurkan lidahku masuk ke anusnya.

Itu adalah pertama kalinya dalam hidupku aku menjilat anus seseorang, agak sedikit pahit namun hal itu membuat sensasi tersendiri.

Lisa kemudian mulai melenguh nikmat.

"Ouhhh...Rann..nikmatttt...!!!"

Seketika kemudian Lisa mendorong pantatnya ke arah wajahku lalu mendorong dadaku dengan tangan kanannya.

Aku pun sekarang dalam posisi terlentang di atas ranjangnya kemudian Lisa naik ke atas tubuhku. Didudukinya kepalaku dengan memeknya.

Aku secara reflek langsung menjilat memek Lisa itu, kedua tanganku berpegangan pada kedua buah bokongnya dan aku dorong agar lebih dekat dengan wajahku.

Lisa yang sedang duduk dengan santainya di kepalaku lalu membuka celana osisku hingga keluarlah batang kebanggaanku sudah mengacung dengan keras.

Kemudian Lisa langsung mengocoknya dengan tangan lalu memasukkan batang kontolku ke mulutnya. Saat itu kamu sedang dalam posisi 69.

Batang kontolku keluar masuk di mulut Lisa, lalu jilatannya berpindah kedua bola yang menggantung.

Lalu kakiku ditariknya ke depan sehingga pinggulku sedikit naik kemudian Lisa menjilati lubang anusku yang terbuka karena meregang.

"Ouhhh...nikmat...Lisss...!!!" desahku menerima serangan itu.

Lisa melakukan sama persis dengan apa yang dia rasakan di anusnya, bisa dibilang dia mengkopi gerakanku.

Lalu secara tak terduga jari tengahnya ia masukan ke anusku membuatku terlonjak kaget namun beberapa saat kemudian aku mulai bisa menguasai.

Lisa mulai memijat bagian dalam anusku , terasa sedikit nyeri tapi karena aku sedang bernafsu berat maka aku nikmati saja.

Setelah beberapa lama Lisa bangkit dan mengarahkan kontolku ke memeknya dengan posisi memangku dan...

Blessss.....

Kontolku dengan mudah masuk ke dalam memek Lisa. Sejenak Lisa terdiam merasakan kontolku tertanam di memeknya.

Aku kemudian bangkit terduduk dan memeluk Lisa dari belakang. Tepat berada di depan kami, terdapat sebuah kaca yang cukup besar.

Aku dapat melihat pantulan kami di kaca itu. Wanita yang dulu pernah aku cintai itu memeknya kini sedang menelan kontolku.

Lisa kemudian menoleh ke arahku dengan tatapan yang penuh nafsu, langsung kupagut bibirnya yang ranum dan dibalas olehnya.

Kami berciuman dengan ganas, pinggulnya mulai bergerak naik turun secara pelan.

Kedua tanganku meremas toketnya dari belakang.

"Enghhh....shhhh...mmmhhh..." desah Lisa disela-sela persenggamaan kami.

Karena dirasa kurang nyaman kami mengganti dengan posisi doggy style. Lisa tengkurap di atas ranjang dan aku memompanya dari belakang.

"Ouhhh...Rhann...enhaakkk...bhangettt..."

"Ouhhh...iyaaa...Lisss....ssshhh..." timpalku kepadanya.

Kemudian pompaanku aku percepat.

Plokkk...plokkk...plokkk...plokkk...

Suara memeknya dan kontolku saling beradu.

Beberapa saat kemudian aku merasa akan jebol. Lisa juga terlihat sebentar lagi akan mencapai orgasme.

"Engghh...Rhann...ghuee...bentharrr...laghii...nyampheee...."

"Iyaaa...Lisss...gueee...jugaaa...bentarrr...lagiii...nyampeee..."

Sesaat kemudian...

Srrrr...srrrr...srrrr....srrrrr....

Crottt...crottt...crottt...crooottt...

Kami mencapai orgasme secara bersamaan. Tubuh Lisa ambruk ke depan, aku langsung mencabut kontolku dari memeknya.

Terlihat cairan putih keluar dari dalam memek Lisa mengalir melewati pahanya lalu aku merebahkan diriku di sampingnya.

Sekilas aku melihat sepasang mata sedang mengintip di sela-sela pintu kamar yang terbuka lalu menghilang.

Aku tak memperdulikannya lalu beberapa saat setelah istirahat aku bangkit dan berbenah. Aku pakaikan kembali celanaku.

Kemudian setelah rapi aku pamit pulang.

"Ran!" panggil Lisa.

"Iya?"

"Semangat entar malem yah," ucapnya sembari mengerlingkan sebelah matanya.

"Gak tau deh, udah dihabisin sama lu barusan," jawabku singkat.

Aku yakin Lisa tahu maksudku.

"Halah,, baru aja sekali masa udah abis."

Aku tak membalasnya lagi kemudian aku cium bibirnya tanda perpisahan siang itu.

Lalu kami keluar kamar, tidak ada tanda-tanda dari ibunya itu. Mungkinkah tadi yang mengintip dia atau hanya halusinasiku saja, entahlah.

Setelah itu aku memacu motorku untuk pulang.

To Be Continue...
 
Bimabet
Wah nyokap lisa kacaau juga yaa. Bisa jadi nyokapnya lisa bergairah juga sama randy. .
Makin banyak aja nih randy buat pengalamannya. .

Mantap banget updatenya suhuu. Makin kudu wajib ditunggu nih update selanjutnya.

Tks ya udh diupdate suhu 😍😍😍😍
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd