Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    847
Melihat foto yang terpampang jelas dilayar HP membuat gue juga menjadi semakin salah tingkah, satu satunya momen dimana Dyah memutuskan untuk mempamerkan asetnya diluar sang suami dan kini orang lain pun dengan mudahnya bisa ikut menikmati asetnya yang lama tak terjamah

“Keliatan gendut ya? Duhhh malu Ril baru kali ini ngirim foto ginian hehe”

Dyah memang tidak memiliki tinggi average cewek Indonesia. Mungkin kurang lebih di bawah 160 karena saat berdiri sejajar dengan gue, tingginya hanya sampai disekitaran dada

Dengan badannya yang bisa dikatakan “imut” membuat payudara dan pantatnya terlihat lebih besar dibandingkan cewek dengan badan tinggi namun memiliki berat badan yang sama (untuk bentukannya ada disebelah)

Ms.Vnya terlihat berbentuk garis seperti tidak pernah terjamah karena bibir V nya juga belum sama sekali terlihat, foto di HP memperlihatkan Dyah membuka sedikit belahan Vnya sehingga memperlihatkan dinding bagian dalamnya yang berwarna pink segar dan membuat imajinasi gue ke Dyah terbang tinggi

“Ngga kok, malah ga keliatan klo udah punya suami hehe”

“Mulai godanya :p

“Beneran dong, emang suami kamu aja itu yang ga bisa bersyukur ckckck…”

“Entahlah Ril, tapi makasih yaaa udah nemenin chat an, baru kali ini semenjak aku nikah Ril ngerasain deg deg an lagi hehe”

“Aku blm bantu apa apa kok, jadi santai aja selama aku ga sibuk pasti aku usahain bantu apapun itu buat kamu”

“Helehhh, jago pasti cewek banyak yang deketin ya Ril? Mbak pacar gimana?”

“Dibilang jomblo lho ini masa ga percaya, g ada yang mau juga ama bentukannya yang kayak gini ahahaha”

“Merendah terussss, buktinya bisa dapetin Bule tuhhh”

“Yah lagi ga sehat kali bule nya kemaren jadi mau hehe”

“Siapa yang ga mau sih Ril, dapet cowok kyk kamu? Udah ganteng, gede lagi hehe”

“Yah kan blm liat langsung kok bisa dibilang gede? Cuman foto sapa tau editan kan :p

“Ga percaya klo editan, eh udah dulu suami dateng, bye bye ganteng”

“Iya, semoga ga ngambek lagi udah dapet hadiah, jangan lupa mandi”

“Berisik ;p”



Malam itu gue lalui dengan Dyah yang menjadi lebih dekat, namun gue masih juga merasa bersalah karna telah memporak porandakan situasi di grup yang sekarang menjadi sunyi senyap, namun apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur sehingga tidak ada yang bisa gue lakukan

Di sela kesibukan gue untuk mengurus toko dan juga sekarang mendapatkan kembali perasaan deg deg an saat bercanda secara digital membuat gue tidak lagi merasakan yang namanya sepi, terlebih saat masalah yang tak berujung dari sekitar, setidaknya ada seseorang untuk membantu melewati

Hari berganti hari membuat hubungan kami berdua semakin dekat, namun karena jarak yang lumayan jauh membuat kami hanya bisa berhubungan melalui digital terlebih kondisi Dyah sebagai ketua yayasan keagamaan di tempat dia tinggal dan juga peran sebagai seorang istri dari orang yang memiliki nama disana membuat gue juga sedikit banyak menjadi lebih berhati hati karena gue percaya Tupai akan jatuh suatu saat dan bau bangkai pun semakin lama akan tercium juga

Kondisi grup juga kembali seperti sedia kala meskipun masih ada jarak diantara anggotanya, gue sebagai pelaku hanya bisa menyimpan sendiri karena teman teman dekat gue di SD percaya, terlebih Title yang mereka berikan sendiri yang membuat mereka semakin percaya

Dan karena dipenghujung tahun juga akhirnya gue inisiatif untuk mengajak liburan dengan menyewa Villa di daerah Batu yang ternyata disambut meriah dengan yang lain

“Ayok ayok, mumpung belum ada planning nih, Ril kamu kan udh lama disana, km yang cari ya” Sania yang seperti biasa selalu paling nomer 1 saat menyuarakan sesuatu

“Beres, tinggal budgetnya aja”

“Ya udah budjet sejutaan cukup lah ya? Berapa orang sih?” Putri kini ikut menimpali

“Lebih dari cukup sih, nanti gue cariin”

“Yah, aku g bisa ikut” Dyah ikut muncul di sela sela obrolan kami

“Waduh bu ustadzah ya sibuk jgn dipaksain” jawab yang lain

Gue tau Dyah sebenarnya tidak ingin melewatkan kesempatan, namun di kondisi Suaminya yang posesif membuat Dyah sebagai seorang istri yang baik mau tidak mau juga nurut

Setelah beberapa lama berdiskusi, terpilih lah 7 orang yang ikut, Gue, Rizal, Aris, Sania, Putri, Ayu dan Icha

Icha ini merupakan cewek yang sebenarnya juga suka ke gue dari pengakuan dia sendiri dan juga teman yang lain tapi karena gue juga belum bisa untuk menetap ke 1 hati, jadi gue hanya bisa mengikuti alur derasnya sungai

Aris yang juga menyukai Putri tidak melewatkan kesempatan untuk bisa menginap di Villa Bersama meskipun tidak mereka berdua saja namun karena Putri yang dalam waktu dekat menikah anggapannya untuk pesta melepas lajang sebelum di peristri orang

Karena gue harus mencari Villa nya, gue memutuskan untuk cek TKP dan entah kenapa Ayu juga ikut bersedia menemani gue

Gue hanya bisa mengiyakan karena siapa yang menolak untuk ditemani? Daripada sendirian tidak ada yang bisa diajak mengobrol akhirnya pun gue setuju

Dengan berbekal motor matic gue jemput Ayu, karena baru kali ini gue bertemu entah kenapa hati juga tidak bisa tenang, terakhir kali bertatap muka lebih dari 15 thn yang lalu sehingga gue juga belum tau lebih dalam

Saat bertemu, wajahnya tidak jauh berubah dari sejak kecil dulu, kulitnya yang tetap terlihat putih, dan tingginya juga mungkin hampir sama dengan Dyah di 150+cm, Ayu tidak mengenakan hijab seperti teman teman yang lain, rambutnya hitam menjulang ke bawah hampir menyentuh pantatnya, payudaranya yang kini terlihat lebih besar daripada yang gue lhat di foto profilnya, mungkin karena angle dan hal hal lain yang ga gue tau

Di sepanjang perjalanan kedua tangan Ayu memegang erat pingang gue dan beberapa kali jemarinya bergerak nakal, entah menggelitik atau masuk kedalam sela sela jaket hoodie yang gue kenakan, dan tak jarang pula hinggap tepat di tengah paha

Yang ga gue paham entah kenapa dari sekian banyak wanita yang dekat dengan gue, mereka seperti bergerak lepas tidak seperti di dalam sangkar, menurut Adit aura aura cowok Virgin yang sudah pernah dan belum “begituan” memang terlihat berbeda apalagi ditambah “Energi” bawaan dari gue membuat banyak wanita merasa “aman” saat dekat bahkan ga sedikit yang tiba tiba hilang control dan mencurahkan hatinya tanpa dia sadari

Setelah 2 jam lebih perjalanan, gue memutuskan untuk beristirahat di alun alun kota, sekedar melepas penat dan merefresh kondisi badan terlebih tease dari Ayu selama di perjalanan

“Km udah nikah berapa lama yu?”

“Udah hampir 5 tahunan si Ril? Kenapa emang?”

“ga keliatan kyk emak emak, masih kayak anak kuliahan malah”

“Jago gombal ya? Km sendiri gimana? Kok belum nikah nikah?”

“Cowok susah si yu, apalagi ga modal orang doang, apalagi soal harta udah nomer sekian haha”

“Yak an ga semua Ril cewek cari hartanya”

“Ya emang ga semua yu, tapi kan hampir semua yang deket ama aku nyatanya gitu sih”

“Lihat dari hartanya Ril?”

“Iya, lagian bawa beban gini mangkanya susah haha”

“Beban apa Ril? Bukannya km malah gampang deket ama orang ya? Apalagi bisa gitu gitu”

“Gitu gimana?”

“Ya ramal ramal gitu ga sih? Kayak yang pernah km post diawal awal tuh, baca tangan ya?”

“Ya lumayan sih, ga jago jago amat cuman bisa gitu”

“Mumpung ketemu, nih coba aku Ril” Ayu menyodorkan tangan kirinya, setelah gue pegang, terasa lembutnya telapak tangannya, beda dengan gue yang kasar tak jauh dari kegiatan kegiatan yang membutuhkan tenaga

Dari telapaknya, gue lihat Ayu memang cenderung wanita yang sederhana, karena dia juga bekerja meskipun bukan kantoran tapi menjadi wanita yang mempunyai pendapatan membuat Ayu sedikit berbeda dibandingkan dengan teman teman wanita lainnya di grup, menjadi pribadi yang sedikit bebas namun tidak seperti Putri yang semau gue, tapi masih dalam tahap pantas dan digaris batas seorang istri yang masih menjadi dan memiliki peran untuk suaminya, meskipun ada 1 2 hal yang gue liat di Ayu bermasalah dengan sang suami namun masih belum tahap jauh seperti yang Dyah alami dan hal ini juga yang membuat gue sangat yakin bahwa berumah tangga tidak hanya butuh harta tapi kebutuhan biologis juga sangat berpengaruh

Ayu menatap gue dengan kedua matanya yang sayu, entah apa yang ada dipikirannya saat gue sibuk menjelaskan, kejadian kejadian di masa lalu kembali teringat dimana saat kami karnaval berdua dan menjadi pasangan, dimana kejadian konyol yang menjadikan momen itu untuk dikenang dan diingat kembali, karena pakaian yang kami kenakan yaitu seperti kebaya dan jarik membuat langkah kami menjadi lambat yang mengakibatkan kami terlambat jauh dari waktu yang ditentukan, genggaman tangan kecilnya seakan masih terasa dan berubah menjadi tangan lembut yang kini ada digenggaman tangan gue yang jauh lebih kokoh daripada dahulu

Ada sedikit rasa penyesalan di mata Ayu, entah apa itu karena gue ga berhak untuk tau lebih dalam tanpa sepengetauannya sehingga gue hanya “melihat” apa yang boleh dilihat

“Km bisa dibilang wanita hebat yu, karena bisa bertahan ditengah banyak godaan bahkan aku tau hubungan km dengan sekitar mu… memang susah sih ya, apalagi wanita secantik km yang pastinya ga menutup kemungkinan untuk banyak laki laki acuh atau ga menganggap km ada

Angin yang berhembus seakan ikut menggoda gue karna bau parfum dan shampoo di rambutnya membuat gue sedikit membayangkan hal yang tidak tidak, apalagi saat tangan itu gue genggam dan Ayu membalas genggaman itu

“Hidup memang ga ada yang tau ya Ril, klo dipikir pikir lucu juga lho, masih TK disuruh pake jarik buat jalan ya telat dong ya? Mungkin dulu ga ada pikiran aneh aneh, tapi klo aku inget lagi ya jadinya lucu aja, dari banyak kenangan di masa lalu entah kenapa kejadian dan hari itu yang aku inget” Ayu melemparkan pandangannya ke depan, menghindari tatapan gue, sehingga gue bisa melihat pipi dan garis wajah cantiknya

Gue lihat Ayu cukup fashionable karna rambutnya yang berwarna kecoklatan ditambah kemeja dan baju polos didalamnya membuat badannya yang terlihat ramping itu semakin modis tapi itu tidak membuat gue menjadi lebih terbebani karna memang hati gue tampaknya menjadi seperti batu yang tidak lagi bisa melunak dihadapan wanita cantik sekalipun

“Klo km mau cerita, cerita aja yu, mumpung ketemu ini” gue tersenyum saat kepalanya menoleh kearah gue

“Hehehe, ga bisa nyembunyiin apapun Ril, enak ya bisa tau gitu?”

“Yah semua balance sih yu, ada ga enaknya jga, tau lah apa klo tau banyak hal dan hal hal yang seharusnya km ga tau jadi tau ahaha”

“Ya udah Ril, gampang itu, lanjut aja yuk, mumpung masih siang, ga enak kesorean nanti baliknya”

Perjalanan kami berdua berlanjut tidak jauh dari Alun alun kota, menyusuri setiap sudut dan menyesuaikan budget tentunya kami beralih dari 1 villa ke villa lain, namun karena memang akhir tahun membuat kami sedikit kesulitan untuk mencari yang sesuai hingga akhirnya kami berdua tiba di satu villa yang lumayan besar dan sesuai budget

Penampakan villa masih tergolong bangunan tua yang hanya dipermak sedikit tidak meninggalkan basic bangunanannya, suasana pepohonan sekitar juga menambah kesan asri di halaman, sementara letak bangunan diujung tebing dan juga kondisi yang lumayan sepi lalu Lalang karna yang ada hanyalah bangunan bangunan villa yang di sewakan tanpa ada yang menempati

Kami berdua disambut sang penjaga villa, seorang nenek yang terlihat membersihkan halaman dengan daster sebagai penutup badannya, berjalan berlahan kearah kami dengan senyum ramah terpampang di wajahnya

Karena obrolan dalam Bahasa jawa halus akan gue persingkat menjadi bhs Indonesia untuk memudahkan

“Assalamualaikum, permisi bu”

“Oh iya mas, mbak, silahkan”

“Iya setelah tanya tanya didepan, villa nya yang ini disewakan ya?”

“Oh iya disewakan, tapi harganya agak mahal dari biasanya mas, karna sekalian 1 rumah”

Biasanya villa disana di sewakan tergantung si empunya, kadang per kamar atau ada juga yang per lantai jadi 1 villa bisa dibagi untuk beberapa kelompok orang

“Oh iya bu, jadi fix nya kena berapa yak lo boleh tau”

“1.2 mas, ada kolam renang di belakang jga, kalau mau lihat gpp saya anter”

Gue ga merasakan ada yang aneh meskipun bangunan villa termasuk bangunan tua atau bisa dibilang seperti bangunan Belanda yang khas dengan keangkerannya

Bangunan bagian dalam juga tampak seperti bangunan villa yang ada di film atau sinetron horror, 4 Kamar Tidur yang berukuran besar, 3 kamar mandi/WC dan juga area kitchen. Ruang tamu, tipikal rumah orang kaya. Dibagian belakang ada halaman dan juga kolam renang yang memanjang, cukup untuk BBQ party dan semacamnya, belum lagi di beberapa space ada tanaman hias dan juga dinding besar yang menutup akses meskipun terlihat waste karena tidak ada yang bisa dilihat di area belakang luar tembok karena tebing dan pepohonan liar disekitarnya

Di lantai 2 juga tidak banyak yang bisa dilihat kecuali veranda di depan 2 kamar dengan ranjang ukuran besar, banyak lukisan dibeberapa tempat yang semakin membuat kesan angker dan juga “berpenghuni” semakin terasa

Setelah berkeliling villa, kami memutuskan untuk deal karena selain harga yang terjangkau juga tidak ada villa lain disekitaran yang cocok untuk kriteria kami, ditambah tidak adanya larangan ini itu dan spesifik membuat villa ini menjadi nilai +

“Kalau untuk bulan madu sepertinya terlalu besar ya mas? Tapi karena memang untuk kenyamanan tamu jadi ga saya sewakan secara terpisah”

Tampaknya si nenek salah kaprah mengenai status gue dengan Ayu, tapi melihat Ayu tidak menyanggah omongan si nenek dan juga fine fine aja gue pun memutuskan untuk tidak mempermasalahkan juga.

“Gpp bu, karna ada beberapa kawan juga yang ikut, dan terima kasih juga sudah membolehkan kami menyewa secara menyeluruh”

“Iya sama sama, karena memang lagi mau ditinggal dan masnya juga keliatan orang baik baik jadi saya yakin ga ada masalah nyerahin ke masnya

“Ya sudah bu, kami mau pamit dulu, karena takut kemalaman di jalan”

“Ga menginap disini sekalian? Gpp mas, mbany klo mau, karena tampaknya juga mendung itu” si nenek menampakkan perasaan khawatir namun karena memang tidak ada rencana untuk menginap gue dan Ayu juga tidak ada persiapan baju dll

“Gimana yu? Mau balik kah?”

Tampak sikap Ayu juga terlihat kebingungan karna selain perjalanan yang lumayan jauh karena sudah sore hari pastinya akan sampai pulang malam, belum macet dllnya ditengah jalan

“Kalau menginap kira kira kena charge berapa ya bu?”

“400 aja mas, itung itung adaptasi juga mas sama mba nya, karena saying juga ini mau saya tinggal ke luar kota nanti”

400 tergolong sangat murah dibandingkan hotel dan juga penginapan lain terlebih weekend dan juga ada di akhir akhir bulan, gue masih berpikir keras sementara Ayu nampaknya juga ikut berpikir karena selain sudah berumah tangga, dia juga butuh untuk memberikan alasan khusus ke suaminya

“ya udah bentar ya bu, saya tanya ke orang rumah terlebih dahulu”

Ayu pergi keluar sementara gue masih ngobrol dengan si nenek yang terlihat cukup ramah

“Disekitar sini memang sepi ya bu? Saya dari depan kyk g ketemu orang selain yang nyewain Villa”

“Iya memang karena akses yang lumayan jauh untuk kemana mana jadi terasa terpencil, padahal bagus bagus lho mas bangunan villa nya”

“Iya bu, masih keliatan asri dibandingkan daerah daerah dekat alun alun sana”

“Iya mas, mangkanya lumayan sepi karena memang aksesnya kalah ama yang depan depan, tapi soal kualitas saya jamin bisa bersaing kok harganya”

“Iya sih bu, karena memang dibandingkan yang lain ini tergolong ramah dikantong”

“Iya mas, apalagi memang keadaan juga lagi sepi meskipun hari hari libur, tampaknya orang orang juga agak males klo masuk masuk kedalam”

“Iya bu, klo saya ga masuk masuk juga g akan nemu villa sebagus ini”



Setelah beberapa saat mengobrol, Ayu kembali dari dengan berita yang bisa dibilang cukup menggembirakan

“Orang rumah gpp si Ril, gmn kamu?”

Gue masih menimbang nimbang, selain karena ga enak juga dan ini diluar planning, tapi kondisi badan yang cukup Lelah juga menjadi factor gue harus menimbang dengan matang

Melihat langit sore yang semakin gelap tertutup mendung membuat gue kembali berpikir 2x ,,,

“Ya udah bu, saya sewa semalam ya”

“Iya mas, gpp toh mba nya juga keliatan seneng bisa refreshing” si nenek tersenyum kearah Ayu dan membuat Ayu juga terlihat malu malu mengakui

Setelah kepergian si nenek, suasana akward kembali terasa terlebih kami tidak mempersiapkan apa apa untuk menginap, baik baju ganti ataupun bekal

“Ya udah yu, km mau bersih bersih sekalian? Atau langsung cari makan aja keluar? Mumpung belum hujan juga”

“Bersih bersih dulu Ril, lengket semua badan ini hehe”

“Ya udah gue tinggal keliling mau ke belakang”

Bangunan Villa berukuran besar dengan hanya di huni 2 orang tentu saja seperti tidak terasa nyata karena memang baru kali ini gue tinggal berdua dengan seorang wanita yang belum lama gue kenal dan bertemu, entah apa yang akan terjadi selanjutnya ditengah hening dan dinginnya suasana kota Batu ditambah banyaknya pepohonan yang menambah kesan “akan terjadi sesuatu nanti…



To be continue
 
Update malam natal, selamat menikmati liburannya suhu suhu sekalian, maap keun karna sudah berbulan bulan ga update, jujur pengalaman mengingat kejadian ini bikin merinding lagi setelah sekian lama? karena kejadian ghaibnya? atau karna kejadian lain? tunggu saja update selanjutnya, stay tune wkwkwk~
 
nah ada hadiah christmas eve, baca tengah malem ntar cocok kayanya :papi:
 
Bimabet
Nah si Ariel nongol lagi.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd