Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    845
Asyik kisahnya, yg namanya kehidupan pastilah rasanya nano-nano. Banyak pahitnya daripada manisnya. Kalo kita menerimanya dengan ikhlas, akan membuat kita jadi matang/kuat, kalo sebaliknya malah akan menggerogoti jiwamu makin rusak.
Btw kalau sedang di GANGGU makhluk halus, tetaplah tenang, jangan panik, memang sih aura saat itu akan mencekam, susah bergerak, seperti di gendam. Tenangkan diri lalu berdoa, nanti akan lepas sendiri.

Sebetulnya mudah membedakan antara diganggu dengan sekedar ingin bertemu atau berkenalan. Kalau mereka niatnya memang mengganggu ya seperti itu, ada aura mistis dan susah beregerak. Tapi kalau mereka sekedar pengin bertemu auranya biasa saja, hanya hawanya emang aga anyep/ dingin tapi bukan karena cuaca/suhu dingin.

Aneh tapi lumayan menyenangkan. Tapi ya harus hati-hati, jangan sembarangan. Tetap saja kita harus menghargai mahkluk lain ciptaan Tuhan.
 
Cindy​


Celine


Melinda





Waktu berjalan begitu cepatnya tanpa kita sangka, semua disekitar kita pasti mengalami suatu perubahan baik dari pribadinya atau kondisi mereka, begitu pula gue..

Gue yang sangat bucin pada akhirnya hanya bisa menerima nasib tentang hubungan gue dan Yuuka, meskipun Yuuka ga bosan bosannya memberi semangat gue tapi apalah daya, jarak dengan kejam memaksa memisahkan kami berdua

"Takdir memang bisa diubah yang, tapi klo tanpa restu dari-Nya berarti ada waktu dan tempatnya masing masing kan?" Suara lembut Yuuka yang gue rindukan terdengar dari sebrang sana
"emm..."
"Selama kita berusaha pasti ada jalan, kamu yang sabar ya! btw, kamu bentar lagi ujian kan yang?"
"Iyaa... tapi selama ini ga ada problem kok!"
"Semangat ya, mwah❤️, goodnight!"

Begitulah komunikasi yang hampir tiap hari kami lakukan, sebagai pasangan LDR yang hampir mustahil untuk dipertemukan, untuk melepas kerinduan yang kian membesar hanya bisa terlapiaskan dengan telepon

Hubungan gue dengan para bidadari juga stagnan mungkin karena gue yang bagi fokus antara skripsi dan perasaan mereka karena terakhir kalinya gue memperawani Rani, gue merasa sangat bersalah dan selama gue belum bisa berdamai dengan diri gue sendiri mungkin lebih baik menjaga jarak


Gue yang merasa bakalan ada sesuatu pun akhirnya mempunyai jawaban atas itu, hal pertama adalah dosen pembimbing, gue yang kerja ekstra keras mengerjakan skripsi sampai 3 bab sekaligus dipandang sebelah mata dan dipersulit untuk lanjut, tapi temen gue cewek yang lumayan 'nakal' dipermudah meskipun hanya copas sana sini, dan gue maklumin itu sampai akhirnya


Pagi itu gue berangkat ke kampus untuk diskusi dan bimbingan, di ruangan luar dosen gue dengar dospem gue ketawa ketiwi dan gue lihat ternyata sedang "membimbing" temen cewek gue, gue yang diluar ruangan kerasa sedikit lega karena paling ngga mood si dospem sedikit lebih cerah

Dan keluarlah temen cewek ane yang emang dandanannya kurang ajar, bayangin aja siapa yang kepikiran bimbingan dengan memakai baju kemeja polos dengan dua kancing atas dibuka dan memperlihatkan leher putihnya, sedangkan bagian bawahnya menggunakan rok dengan belahan yang lumayan lebar juga sehingga kalau duduk pasti paha putihnya tersingkap dan kalaupun mau dia bisa memperlihatkan CDnya, gue hanya geleng geleng kepala sembari tersenyum saat dia menyapa

Giliran gue masuk ke ruangan, wajah si dospem yang lumayan senior dan galak tidak berubah sedikitpun

"Mana skripsi kamu?"
"Ini pak" sembari gue menyerahkan proposal skripsi

Hanya beberapa detik dan gue yakin cuman baca judul tanpa isinya, skripsi gue dibanting di depan mejanya

"Ini proposal apaan? judul kamu pasti ngikutin murid bimbingan saya yg s3, sudah pasti lebih baik saya bimbing dia daripada kamu, ga mau tau, ganti!"

Gue pun ikut tersulut karena banyak makian yang gue dengar setelahnya, mulai dari mahasiswa tanggung, ****** dan semacamnya

"Mending kamu ganti dosen sana, ga sudi saya bimbing kamu" wajahnya memerah dan dengan berlagak sibuk mulai mengotak atik HP ditangannya

Gue pun hanya bisa pasrah sambil memaki dalam hati karena gue hanya bisa iri melihat temen temen gue lancar tapi gue malah di dorong ke titik start

Langkah kaki menyusuri lorong lorong kampus yang ramai tapi gue hanya bisa menunduk meratapi nasib dan gue pun menyusul anak anak ke kantin

"Gimana bimbingannya?" si ranu menyodorkan segelas es teh ke gue
"Dosen taek! mari dipisuhi aku cok (habis di maki aku cok)"
"Hah? tenan? (beneran)" kali ini si ucup yang menanggapi
"Iyo cok, padahal tadi si Marta (cewek temen bimbingan) ama si dospem ketawa ketiwi, giliran gue di maki, asu"
"Wkwkwk mari dikek i bonus paling (habis dikasih bonus mungkin)" kali ini mamad menimpali
"Ah taek, cari dosen lagi dah gue"

Masih seru serunya gue ngobrol ama anak anak tiba tiba ada yang nyubit lengen gue dari belakang

"Aduh," dengan reflect gue menengok ke belakang dan gue lihat sepasang payudara yang tertutupi kaos membulat tepat di hadapan gue, dan gue lihat ternyata Cindy
"Seru amat ngobrolin apa sih"
"Iki Ariel mari dipisuhi pak Agus wkwkwk (ini Ariel habis di maki pak Agus)" Ranu masih terpingkal pingkal diatas penderitaan gue
"Asu ancen (Anjing emng)" gue masih ikut emosi
"Udah udah, lagi baper kali pak Agus, semangat Ril hehe" Cindy duduk disebelah gue, karena anak anak ini juga tau Cindy easy going jadi ga ada pikiran apa apa tapi tiba tiba saat Cindy duduk tangannya meraba tepat di atas penis gue yang tengah tertidur, untungnya meja kantin menutupi gerakan tangan Cindy dan Ranu yang ada disamping gue juga ga memperhatikan

Gue yang kaget hanya dibales ketawa Cindy dan telapak tangannya kini seakan dengan gerakan membelai sampai akhirnya dia tarik

Mata kami bertemu dan dia hanya menjulurkan lidahnya

"Trus habis ini mau kemana ril?" Tanya mamad
"Tau dah, ga mood gue"
"Net aja gimana? mumpung free nih"
"Ga mood cuk, nanti malah kalah wkwkwk"
"Wkwkwk ya udh, nanti kabarin aja klo mau keluar"

"Mau ikut ga ril?" kali ini Cindy yang bersuara
"Nah tuh Cindy ngajak, udah sana, itu ga mood gara gara jomblo wkwkwk" anak anak dengan gembiranya meledek gue
"Matane jomblo... Emang mau kemana Cind?"
"Anter ke kosan, sekalian jalan jalan klo mau, deket ama Mall tuh"
"Oke deh, oi anjing tak tinggal disek (dulu) ya" gue bangkit dan meninggalkan anak anak di kantin
"Awas mripat e (matanya), Cind, titip ya klo macem macem cubit aja wkwkwk" Ucup menimpali
"Hahaha, si ril endi wani macem macem (mana berani macam")" kali ini Ranu ikut bersuara dan hanya dibalas senyum ama Cindy

Kosan Cindy lumayan elite juga, bagi yang tau daerah Mall di belakang kampus pasti paham, semacam rumah rumah ftv ftv, dan di dalam ada 3 Mobil mungkin punya penghuni lain, karena mungkin kosan bebas jadi gue diajak masuk

Diteras gue melihat cewek cantik khas keturunan, pakaiannya casual, hanya kaos dan celana pendek yang memperlihatkan paha putihnya, rambutnya di cat kecoklatan dan panjang sebahu, ukuran dadanya yang menyembul mungkin seukuran telapak tangan, ditambah dengan kakinya yang jenjang

"Eh Cind, ama siapa tuh cieee" wanita itu melihat ke arah gue
"Temen cee, nih Ril kenalin cece Celine, dia baru lulus tahun lalu di kampus sama kyk kita"

Tangan Celine menjulur kearah gue dan gue respon dengan menggenggam telapaknya, dan entah kenapa jemarinya menggelitik telapak gue tanpa sepengetauan Cindy dan dia tersenyum yang gue timpali dengan senyuman juga
"Celine"
"Ariel" dengan gugup gue timpalin karena tampaknya Celine ini tipikal yang bertolak belakang banget ama Cindy

"Ya udh Ce, masuk dulu yaaa, yuk ril kedalam" Cindy berjalan mendahului dan gue hanya bisa mengangguk ke arah Celine seakan mengucap permisi


"Berapa orang yang kos disini Cind?"
"4 orang, 2 kerja, satunya mahasiswi akhir juga"
"Ohh, tajir ya, mobil didepan tuh"
"Iya ril, punya mereka itu, aku ga punya haha"

Setibanya di depan kamar Cindy

"Aku ganti dulu Ril, km mau tunggu didalam?" Cindy menatap ke arah gue sambil tersenyum menggoda
"Hush, dah tak tunggu sini aja"
"Ishh, padahal kangen, upss hehe" Cindy berlari kecil sembari menutup pintu kamarnya

Gue pun duduk di sofa kecil ruang tamu, dan Celine yang tadinya didepan masuk dan duduk disebelah gue

"Kenal berapa lama ril ama Cindy?" tangannya memangku dagunya dan menatap ke arah gue
"Udah lama si mba dari jaman jaman Maba udah sekelas"
"Jarang jarang lho aku liat Cindy bawa cowok ke kosan, atau mungkin kamu yang pertama kali" Celine dengan senyum tampak berusaha menggoda gue
"Padahal di kampus anaknya easy going sih mba, atau kosannya emang ga ngebolehin cowok masuk kali" gue dengan garuk garuk kepala yang ga gatal
"Hahahahahaha!" Celine tertawa keras, gue yang dengernya pun jadi agak panik
"Aduuhh duhhhh, polos banget sihhh jadi cowok" sembari menghapus air mata yang keluar dan masih dengan memegang perutnya
"Hehe..."
"Hadeh hadeh... tapi hmm" Celine memperhatikan gue dari bawah ke atas
"Ada sesuatu nih pasti, ngaku g?" Celine merapatkan duduknya disebelah gue

Gue cuman diem aja salah tingkah karena paha putihnya itu seakan lengket ke paha

"Ada apa sih Cel, ribut ribut mulu nih" suara yang asing muncul dari arah belakang dan keluar lah sesosok wanita dengan pakaian yang hampir sama, atasannya memakai youcansee putih tapi dengan payudara yang terlihat besar itu seakan memperketat kaos sehingga pusar kecil di perutnya terlihat, dengan memakai celana pendek sepaha, wajahnya cantik dengan rambut yang dicat coklat sebagian, rambutnya pendek sebatas leher diatas bahunya tapi itu semua teralihkan karena aura yang lumayan gelap disekitar badannya sampai bikin gue sesak dan terbatuk

Wanita itu menatap ke arah gue dan pandangannya berubah tapi setelah sepersekian detik raut wajahnya kembali seperti sebelumnya

"Lho siapa ini Cel? kok cece ga pernah liat" wanita itu duduk di sofa seberang gue
"Temennya Cindy ce, ariel namanya, ril kenalin cece Mely"

Gue pun menyodorkan tangan sembari mengangguk dan di respon ama cece Mely

"Ariel"
"Melinda"

"Si Cindy ga ngomong ngomong mau bawa temen ke sini, klo tau pasti cece siapin ril"
"Ah nda usah repot repot ce, ini juga mendadak kok dan ga lama lama hehe" gue masih "terganggu" ama aura cece Mely tapi berhubung orangnya fine fine aja akhirnya gue ga berusaha gubris lebih lanjut

"Terus mana Cindy ny?" Tanya cece Mely
"Ganti ce tuh di kamar" gue salting setengah mati karena layaknya kriminal yang sedang di introgasi

Kedua tangan cece Mely dilipat dibawah payudaranya sehingga payudara yang menyembul itu kini kian membesar

Sedangkan Celine beberapa kali menggoda gue dengan pertanyaan pertanyaan absurd yang jarang banget dipertanyakan saat pertama kali bertemu

Setelah beberapa menit "mengakrabkan" diri dengan 2 wanita cantik ini, akhirnya Cindy keluar, sweater, tas kecil dan pakaian "modis" cewek yang ga gue paham namanya

"Lho kok pada ngumpul disini" Cindy ikut duduk disebelah Celine
"Kamu itu bawa bawa cowok kok ga bilang bilang" Celine dengan menekankan kata "cowok" seakan menggoda Cindy
"Eh bukan gitu maksudnya ce, ini mau keluar bentar ke Mall kan sekalian ganti jadi si Ariel tunggu sini"
"Kamu itu klo bawa temen dikasih minum atau apa gitu, untung ad cece tadi"
"Lupa ce hehe"
"Kalau lagi kasmaran emang gitu ce hahaha" Celine memang sepertinya tipikal cewek yang rame tapi gue lihat itu hanya untuk menutupi sebagian dirinya
"Hush, dah dah, maaf ya Ril, emang Celine orangnya gitu suka nyerocos ga liat liat"
"Haha, gpp ce, kan enak rame, asyik gitu ditambah cantik ya betah betah aja" jawab gue sekenanya

Celine yang mendengar itu sedikit tersipu dan akhirnya mengobrak abrik rambut gue dan Cindy juga ikut mencubit paha gue

"Dasar cowok" Cindy menambah cubitannya

"Udah udah, mendung tuh kalian ga takut hujan, atau pinjem aja mobil cece tuh"
"Ga bisa nyetir aku ce" jawab gue
"Cindy bisa tuh, matic lagi gampang lah"
"Tapi motor.."
"Udah parkir sini gpp" cece Mely tersenyum
"Yuk Ril, mumpung baiknya cece mode on turutin aja, jarang jarang hihihi" Cindy menarik tangan gue keluar sembari meminta ijin

Kami pun keluar menggunakan mobil cece Mely, selama perjalanan ga ada bahasan menarik kecuali pertanyaan mengenai Celine dan Mely

Siang itu kami berdua berkeliling, nonton, makan, jalan jalan bahkan Cindy sempat beberapa kali belanja baju dan tanya pendapat tentang pilihan bajunya sebelum memutuskan untuk membeli

Dan tidak terasa hari menjelang malam saat kami keluar dari Mall, hujan deras turun untungnya kami membawa mobil

Di dalam mobil sembari menyalakan mesin, Cindy menatap ke arah gue

"Makasih ya Ril, padahal tujuannya buat hibur kamu malah aku yang terhibur hihi"
"Halah, udah seneng juga kok ini, dah pulang" saat gue mengaitkan seatbelt tiba tiba dari samping Cindy mengecup pipi gue dan gue reflect menoleh ke kanan, dan kini bibirnya yang manis itu mengecup bibir gue

"Kangen ril hehe" wajah Cindy memerah tapi karena gue masih sadar ini tempat umum jadinya berusaha menghentikan Cindy untuk melanjutkan

"Kangen apa nih? dah dah tmpt umum ini" Cindy hanya cemberut sembari kembali mencubit paha gue, untungnya pakai celana jins jadi ga seberapa sakit

Di kosan Cindy ada 1 mobil yang ga gue temui tadi terparkir di parkiran dan saat gue tanya Cindy, dia jawab punya pacar temen kosan satunya

"Lho udah pulang? kehujanan?" Cece Mely menyapa kami di ruang tamu, dengan masih berpakaian minim seperti tadi siang
"Makasih ya ce, ga kehujanan nih hehe" Cindy memberikan kunci mobil dan beranjak duduk di sofa
"Udah makan ril?"
"Udah ce, makasih, mau balik ini"
"Lho masih hujan deras lho, gpp disini aja dulu"
"Ngerepotin ce, nda enak juga cowok lama lama ke rumah full cewek gini" gue masih salting entah kenapa ce Mely ini orgnya juga gampang akrab apalagi pakai baju minim, entah emang percaya atau orgnya seperti itu
"Halah, kayak ama siapa aja, temennya Cindy juga temen cece, Cindy udah tak anggap adek sendiri jadi ya ga usah malu malu gitu"

Disela sela hujan deras, gue dengar desahan, gue pikir gue salah dengar tapi tampaknya cece Mely dan Cindy juga dengar tapi ga menganggap hal penting, tiba tiba Celine muncul turun dari tangga

"Taik bener ini si Angel, ngentot pake berisik"

Sembari turun, wajah Celine berubah karena mendapati gue diruang tamu, wajahnya yang tadinya kesal tampak berubah sedikit panik

"Eh ada Ariel ama Cindy, baru nyampe?" Celine ikut duduk dan ngobrak ngabrik belanjaan Cindy
"Iya ce, baru aja hehe"

Karena Celine ini orangnya bocor jadi ga bosan ngobrol meskipun kadang pertanyaan absurd masih aja dilontarkan,

Sampai akhirnya ada laki laki turun dan melihat kami di ruang tamu dengan muka memerah meminta ijin untuk balik sedangkan Ce Mely dan yang lainnya ga begitu memperhatikan atau ga menganggap

Karena merasa di acuhkan akhirnya laki laki itu lari ke depan dan meninggalkan kosan dengan terburu buru

"Hihh, ada ya cowok kayak gitu?" kali ini Celine membuka suara
"Udah ce, ga usah diurusin ish" Cindy masih memegang biskuit yang dia makan
"Ya kyk ga ada etika gitu, mentang mentang kosan bebas bisa ngentot seenaknya, upss, hehe"
"Iya, coba kayak Ariel orangnya" cece Mely tiba tiba tersenyum ke arah gue, gue yang diliatin kyk gitu cuman bisa salting (lagi)
"Iya ce, Ariel ini super duper baikkkk" kali ini Cindy bersuara dan mencubit lagi paha gue
"udah udah, malah di godain trus tuh malu anaknya"
"Haha.... ijin pulang ya, udah malem "
"Lho masih hujan deras diluar ril, udah malem juga..." Ce Mely meletakan HPnya dan menatap ke arah gue
"Iya ril, tuh di kamar belakang ada kosong pakai aja" kali ini Cindy juga ikut mendukung

Bukan apa apa, takutnya karena hal yang sama ke laki laki sebelumnya kejadian di gue juga, klo nginep sih ya tentunya ga nolak apalagi serumah ama cewek cewek kece macam mereka

"Tapii..." belum lengkap gue ucapkan kalimat tiba tiba Celine ikut memotong
"Dah, kunci aja pintunya Cind, biar ga bisa pulang dia hahaha"

Tanpa disangka, Cindy mengunci pagar dan pintu, gue cuman bisa bengong

"Eh ta-tapi"
"Udah, mending temenin ngobrol kita, udah lama nih ga ngelakuin hal hal seru" Celetuk Celine
"Eh iya aku baru inget, si ariel jago lho ce, bisa baca baca orang gitu"

Gue hanya bisa melihat ke arah Cindy, memberi kode untuk diam tapi Cindy hanya menjulurkan lidahnya

"Eh? Beneran ril?" Celine dengan wajahnya yang seperti takjub kini ingin jawaban lebih jelas
"Dikit ce.." gue hanya bisa garuk garuk kepala
"Coba coba"

Cindy, Celine dan ce Mely duduk menghadap ke gue dan dimulai dari Celine...

"Pake tangan aja ya cee? ga pd klo langsung tkt salah haha"

Celine menyodorkan tanganny, dan Cindy pun ikut berkomentar

"Modus itu ce, pengen pegang pegang tangan hahaha" Cindy tertawa dan dibarengi oleh senyuman ce Mely sementara Celine seakan berubah jadi serius mode

Gue pegang telapaknya dan..

"Cece nih orgnya easy going dan terbilang tsundere sih, mau mau malu, pengen minta tapi berhubung malu atau jaim jadinya ya nunggu momen, keliatan galak padahal pengen di perjuangin, agak temperamen juga tpi bukan berarti marah tapi pengen dilunakin aj...", belum selesai gue baca tangannya dia tarik
"Kok...." Celine berusaha menelaah setiap perkataan gue sementara Cindy dan Mely saling berhadapan
"Bener bener tuh ril" Cindy memecah keheningan dan di barengi dengan anggukan kepala ce Mely
"Aku coba ril..." kali ini ce Mely menyodorkan tangannya, bulu bulu halus di lengannya membuat gue sedikit berdesir tapi setelah beberapa saat

"Cece ini orangnya bucin banget sih, di kasih 1 kebaikan balesnya berkali kali lipat, orgnya ga bisaan jadi sering dimanfaatin juga, meskipun disakitin tetep aja mau maafin apalagi klo udh ad pengaruh ama pribadinya, orgnya juga mengedepankan org lain, bagus sih cuman klo terlampau jauh ya ruginya di cece sendiri, apalagi klo soal cowok..."

Sebelum gue selesain, kali ini tangannya juga di tarik, Cindy dan Celine juga terdiam begitupula ce Mely yang akhirnya malah gue yang ga enak

"Katanya dikit ish, itu mah hampir keliat semua klo ga disetop hahaha" ce Celine pun kembali tertawa memecah keheningan sementara ce Mely masih terdiam

"Trus, ada solusi buat kita ril?"
"Hmm, klo buat ce Celine sih, jgn jaim sih, atau tsunderenya jangan dibanyakin karena nanti pada kabur dan ga berani deket, klo buat ce Mely, mending jgn terlalu baper karena udh banyak yg aku liat apalagi ada 1 cowok yang..."

"Udah ish, jadi cowok kok ga peka sih, udah malem tidur tidur" Cindy menyeret tangan gue dan mengantarkan ke kamar belakang, di dalam kamar seperti kebanyakan kamar mewah lengkap dengan fasilitasnya

"Dah tidur sini ril, night"

gue yang masih bengong ama kejadian barusan akhirnya malah cuman terdiam sampe akhirnya gue merasa bibir gue kecup dan Cindy tersenyum

"Good night ril"


Ada yang ga beres nih, tapi sebagai orang yang emang sensitif bukan ga mungkin gue bakalan ikut campur meskipun gue g ada keharusan, tapii....


To be continued
baca kata kata ada yang gak beres saya tiba tiba jadi merinding suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd