Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    847
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Heningnya malam bertolak belakang dengan apa yang terdengar di ruang tamu, suara deru nafas 2 insan yang seakan saling bertautan

Lidah Dwi menari didalam relung mulut gue, menyesak masuk menyusuri semua yang bisa tersentuh, deru nafasnya bertambah keras, matanya sayu menatap tajam ke arah gue

Tangannya yang diam kini mulai menuntun tangan gue ke arah dadanya yang menyembul kedepan, gue merasakan sesuatu yang empuk ditelapak tangan gue, bibirnya ditarik dan Dwi pun tersenyum melihat tangan gue diam tanpa ada gerakan

Deru nafas kami mulai turun temponya, Dwi mulai melepas kaosnya, ditariknya kaos itu keatas melewati kepalanya, rambutnya yang kecoklatan tergerai indah, bra berwarna putih pucat yang seakan tidak mampu menampung volume didalamnya, dilepaskan pula bra itu sehingga menunjukan apa yang tersimpan didalamnya

Buah dadanya bulat hampir sempurna meskipun sedikit kendor mungkin karena volume yang terlalu besar, dengan proporsi badan yang kecil tampak sangat kontras, bahkan kulitnya yang putih berhiaskan puting kecil berwarna coklat muda dengan bulir keringat dibeberapa tempat berpadu dengan lampu temaram di ruang tamu

Gue hanya bisa menatap tanpa berkedip, badan gue kaku meskipun ini bukan pertama kalinya, Dwi tersenyum seakan bangga setelah melihat respon gue terhadap tubuhnya

Dia mendekat memeluk gue erat, mungkin karena malu atau perasaan lain, gue hanya bisa diam karena jujur saja, nafsu gue masih berjibaku dengan moral yang tentunya masih gue jaga karena masa kelamnya, dadanya yang empuk dan putingnya yang mulai mengeras serasa menusuk dibadan gue.

Gue tarik Dwi ke sofa, kini posisinya dia gue pangku dan berhadap hadapan, rambutnya yang kecoklatan tergerai dan beberapa helai menempel karena keringat, dadanya naik turun bersamaan dengan nafasnya yang menderu, tangannya kini melepas kaos gue dan pipinya semakin memerah

Kami kembali berciuman dengan lembut, tangan gue pun mulai menjelajah bagian dadanya, lehernya gue belai lembut sampai badan Dwi menggelinjang merasakan geli, lenguhan yang tertahan di bibirnya pun seakan menambah intensifitas gue buat puasin dia lebih lanjut

Tangan gue turun ke dadanya yang lumayan besar meskipun tidak sebesar punya Chelsea, bulir keringat menetes perlahan dan tanpa banyak waktu gue lepas ciuman gue dan gue telusuri leher putihnya dengan mulut gue, kedua tangan pun tidak tinggal diam, meraba dan mencubit kecil putingnya yang menggemaskan, Dwi menjerit tertahan, bibirnya di gigit untuk menahan kenikmatan yang sedang dialaminya

"ughhhhh, riiilllll...!!!!"

Selang beberapa saat badannya bergerak liar, badannya sedikit bergetar dan kurasakan basah di celana gue yang berasal dari rok punya Dwi, badannya terjatuh ke arah gue, nafasnya tersengal dan gue hentikan tindakan gue dileher dan dadanya, gue peluk kepalanya masuk kedekapan gue untuk beberapa saat

Dwi mendongakkan kepalanya ke arah gue dan tersipu malu, ada air mata yang keluar disudut kedua matanya, matanya sayu entah apa yang dipikirkan, gue elus lembut rambut coklatnya yang tergerai indah

"enakk?" gue tersenyum

Dwi hanya tersenyum dan mencubit pinggang gue, gue angkat badan mungilnya dan mengarah ke kamar mandi

Tidak ada suara apapun yang terdengar kecuali nafas kami berdua, gue turunkan badannya dan seakan Dwi tau, dia lepaskan roknya yang basah dan terlihatlah sebuah CD bermotif berwarna merah yang basah kuyup, dilepaskannya perlahan dan terlihat lah ms v yang cukup menggemaskan karna sedikit menggembung dan dihiasi dengan bulu bulu halus disekitarnya, paha yang putih bersih di tambah dengan adanya ms V yang chubby menambah kesan cute, bahkan gue masih belum terbiasa dengan hal ini meskipun sudah seringkali melihat punya Rani

"Ish, malah bengong, ga jadi nih?" Dwi menjulurkan lidahnya seakan menghardik gue yang terdiam seperti patung

Tanpa banyak waktu gue lepas celana dan CD, dan kini terpampanglah Burung gue yang sudah berdiri tegak, Dwi sedikit tertegun dan akhirnya tersadar sebelum mengarah ke shower

Gue peluk badan mungil Dwi dari belakang, dibawah guyuran dinginnya air shower, gue cium tengkuknya, gue raba kedua payudaranya dan tak lupa dengan cubitan cubitan kecil.

"Ssshhhhh, rilllll... uudaaahhhh" Badan Dwi menggelinjang, dan tangan kanan gue turun ke bawah, meraba perutnya yang rata dengan sedikit daging perut yang empuk, gue teruskan kebawah ke ms Vnya melewati bulu bulu halus yang tumbuh di atasnya

Dwi tersentak saat jari gue memilin clitnya yang menonjol keluar, lenguhan, erangan dan sedikit teriakan dari mulutnya menggema di kamar mandi, kepalanya menoleh kebelakang dan melahap rakus mulut gue

Badannya menggelinjang tidak beraturan, dinginnya air shower tidak mampu mendinginkan kami

"Rillll.... assshhhhh, aaaaahhhhh", badan Dwi bergetar hebat, bahkan ada cairan yg menyemprot keluar dari ms Vnya, gue hanya bisa memegang badannya agar tidak jatuh, badannya melemas dan bersender ke gue, deru nafasnya yang berat seakan berangsur berhenti, setelah beberapa saat karena merasakan kembali guyuran air shower, kami menghentikan kegiatan kami dan mematikan shower

Kini Dwi berjongkok di depan gue, dengan wajah yang sedikit khawatir dan kebingungan dia menatap burung gue yang tepat berada di depannya

Mata sayunya menatap gue seakan meminta sesuatu, gue hanya menggelengkan kepala berharap dia tidak memaksakan egonya, tapi tangan kanannya tiba tiba menggenggam burung gue, halus tangannya membuat nafsu gue kembali naik dan tanpa menunggu waktu yang lama, mulut mungilnya melahap burung gue

Berawal dari kepala sampai dengan batangnya, mungkin hanya setengah kurang yang masuk dan mulut Dwi tiba tiba maju mundur, gue sempet merasa kesakitan karena terkena giginya tapi masih bisa gue tahan karena rasa nikmat yang luar biasa gue rasakan, hangat basah serta lidahnya seakan menyapu dan mencari semua celah yang bisa dia temukan...

Ritme kepalanya seakan menggoda gue yang keenakan, bahkan dia tersenyum sambil melihat gue yang merem melek keenakan, ga butuh waktu lama sampe akhirnya gue rasakan sesuatu yang mendesak

"Wiiii, udah lepasss, gue mau keluarrr" gue berusaha tarik tapi kepala si Dwi tiba tiba dieratkan lebih erat, lidahnya bahkan lebih aktif menyusuri kepala burung gue yang akhirnya melepaskan beberapa semprotan kedalam mulutnya

Dwi dengan kagoknya berusaha menelan semua yang gue keluarkan meskipun dengan terbatuk batuk bahkan ada yang meluber keluar karena tidak tertampung semua

"sorry wiii" gue bantu Dwi untuk berdiri dan membasuh mulutnya yang belepotan
"hehee, enak kok! manis, ada sedikit rasa asin, anyir hehe"

Gue hanya bisa tersenyum mendengarnya, gue tarik Dwi dan gue dudukkan di closet, si Dwi sedikit menolak karena badannya yang mungkin sudah cukup lemas juga tapi akhirnya hanya mengikhlaskan badannya gue dudukkan

Gue buka kedua kakinya, dan tampaklah sebuah ms V dengan labia yang chubby, berhiaskan bulu halus hitam di sekitarnya dan saat gue pegang, badannya sedikit tersentak, gue majuin kepala gue dan lidah gue menjulur keluar ke Ms Vnya, membelah dan menjilat semua yang gue temukan

Ms Vnya berwarna merah daging, lebih merah daripada punya Rani, clitnya berkedut, dan Ms Vnya juga seakan siap menyedot apa yang ada dihadapannya, saat ujung lidah gue masuk, Dwi dengan ganasnya menjambak rambut gue

"Riill, kamu ngapainnnn, ashshhhh, udaahhhhh"

Karena kasian, gue tarik lidah gue dan berdiri menatap Dwi yang tengah terduduk di closet

"Masukin...." si Dwi menutup matanya rapat, pipinya memerah menahan malu

Gue gendong dia bak putri yang ada di film film, wajahnya makin memerah dan mukanya ditutup dengan kedua tangannya, gue hanya bisa senyum senyum ngeliatnya

Gue turunin dia di sebuah kasur yang lumayan besar juga, badan kami masih basah dengan air tapi seperti itu bukan hal yang perlu dipikirkan, gue cium Dwi yang disambut dengan hangat, sengaja gue tempo pelan biar dia ga keinget dengan kejadian kelamnya

Posisi gue sudah ada di atasnya, Dwi masih memejamkan matanya, gue cium bibirnya sebentar dan perlahan kedua kakinya terbuka memperlihatkan ms Vnya yang basah kuyup

Gue arahin burung gue ke ms Vnya yang perlahan mulai menyeruak masuk

"Ughhh, riiilll..." mungkin karena trauma di masa lalu, badannya menengang, gue cium lagi bibirnya sampai dia rileks, badannya sedikit mengendur dan gue dorong burung gue yang seakan menemukan sebuah lubang kecil yang sangat erat

Kami berdua diam, hanya nafas yang memburu yang terdengar, ditambah lenguhan kecil Dwi, ada air mata yang keluar dari sudut matanya, dia membuka mata dan menganggukan kepalanya, dan dengan perlahan gue gerakan pinggul gue dan gue tarik maju pundur dengan ritme yang pelan

"Rillll, ssshhh ahhh, terussssssss" pinggul Dwi bergerak liar seakan ingin mempercepat ritme slow gue, gue yang masih belum terbiasa dengan perasaan ini pun akhirnya kalut, berbeda dengan Chelsea, meskipun gue paksa mentok, masih ada hampir setengah batang burung gue yang tersisa, mungkin karena badan Dwi yang lebih mungil daripada Chelsea sehingga dalamnya pun juga berbeda

"Rilll, cepetttttinnnnn, eeennnaakkkk, asshhhh, ahhhhh, nggghhh," rambut panjangnya berantakan akibat dari liarnya gerakan Dwi, badannya menggelepar seperti ikan yang kehabisan air, gue percepat ritme dorongan gue tapi karena seakan burung gue diikat erat, basah, hangat dan seperti digenggam juga dengan daging ms Vnya, akhirnya pertahanan gue pun jebol

"wiii, aku keluarrrr ughhh"
"aku jugaaaa, di daleeemmmmmm", Dwi mengunci pinggang gue dengan kedua kakinya dan gue semprotkan sperma di dalam rahimnya...

Badan gue lemas dan menindih badan mungil Dwi, gue cium sebentar bibirnya, burung gue berkedut perlahan, dan entah kenapa atau ada energi drimana gue bangkit dan membalikkan badan Dwi, kini badannya tengkurap, Dwi hanya bisa nurut dengan apa yang gue lakuin

Ms Vnya yang masih licin memperlancar penetrasi gue, dengan posisi tengkurap dan gue push up seakan burung gue lebih tergenggam erat, entah nafsu darimana dan dengan stamina tersisa gue genjot ms Vnya meskipun dengan ritme yang tidak bisa dibilang cepat, Dwi hanya bisa mengerang dan beberapa menit kemudian badannya kembali menegang, mungkin karena rasa letih juga hanya erangan kecil yang terdengar dari Dwi, gue pun dengan semangat sisa mempercepat ritme sampai akhirnya gue semprotkan kembali sisa sperma yang mungkin hanya cairan encer yang keluar

Gue roboh disamping badan Dwi, gue lihat wajahnya memerah dengan rambut yang tidak lagi rapi, beberapa melekat di punggung dan leher karena keringat, mata sayunya menatap gue dan tersenyum

"Makasihh rill, i love you" mata sayunya tertutup karena letih sebelum dia tertidur, gue hanya bisa menatap wajah tidurnya yang seakan menemukan kedamaian, dengkuran halus mulai terdengar, gue ga balas ucapannya karena itu hanya akan menyakiti perasaan Dwi dan gue pun terlelap

Sehari full entah karena rasa nyaman atau apapun itu kami berdua melakukan seks sampai benar benar ga bisa bangkit, burung gue rasanya nyeri dan sakit bahkan gue sudah ga mengeluarkan sperma lagi

Gue pengen Dwi merasakan yang terbaik, gue juga ga bisa kasih apapun selain kehadiran gue dan karena hari pun berlanjut gue terpaksa pulang ke kontrakan meskipun seakan Dwi ga rela gue balik

Di kontrakan ternyata ada anak anak, karena hari libur juga jadi mereka nongkrong, nah ada satu temen gue namanya Ucup, dia ini anaknya unik, mungkin klo di liat dari penampilan luarnya dia fuck boy tapi kenyataannya dia hanyalah cowok yang bahkan cenderung takut untuk melukai hati seorang perempuan

Ucup ini pernah cerita klo di waktu SMAnya dia bisa ngerasain juga dan gue aminin karena pernah ad temen sekelas yang coba ngetes kemampuan dia, jadi temen gue ini disuruh mikirin temen SMAnya terus nanti si Ucup ini bakalan nebak asalnya dan cirinya, setelah beberapa saat tebakan Ucup 100% benar bahkan temen gue sampe kaget padahal cuman mikirin ternyata bisa ditebak

Sayangnya, mungkin kondisi Ucup ini sama kayak gue, hanya mendapat secuil kelebihan karena pernah gue cerita dan dia emng nebak klo gue ad yang ngikut bentukannya macan dengan tinggi 3m an, jadi klo ada apapun pasti gue ceritanya ke Ucup

"Gimana menurut lu cup, klo gue ama Dwi?"
"Cocok sih ril, cuman ya agak susah juga"
"Susah kenapa?"
"Itu pacarnya tetangga ku cok, haha"
"Anjing, beneran?"
"Iyo, itu pacarnya ganti ganti"
"ganti ganti gimana?"
"ya karena gue sering liat dia bawa cewek beda beda cok"
"wlaah, mending Dwi ama gue cok, jomblo pun gue"
"Cari lain aja lah, lu kan juga ga jelek jelek amat"
"Mata mu"

Kondisi dikontrakan sudah ga terlalu horor lagi meskipun masih ada aja yang berusaha menarik perhatian gue, banyak yang mondar mandir juga, bahkan gue pernah liat sosok nenek di tempat jemur pakaian yang diamini ama mamad karena udah lama disitu tapi ga ganggu, tapi tetep aja mungkin karena reaksi dari "khodam" gue akhirnya cukup menyusahkan


Beralih ke Tyas yang ga tau kenapa juga mulai intens, meskipun gue nganggapnya biasa, Dwi, Sarah dan Rani seakan ga memberi gue waktu luang, apalagi Rani yang makin hari makin manja tapi ya balik lagi mungkin belum saatnya


Suatu hari, gue dikenalin ama sebut saja namanya Babe, karena satu rumpun yaitu suka game dan kebetulan Dota 2 juga, sering turney segala macam sampe akhirnya deket jadi sohib, bangsatnya adalah ini


Seperti biasa kondisi kontrakan klo gue sendirian ya serem juga, akhirnya si Babe nyaranin klo gue ke kosannya aja buat nginep atau sekedar maen bareng, gue iyain dah tuh


Kontrakannya ini ya sebenernya sama kayak punya gue, ada di padat penduduk kampung gitu tapi jalanannya masih bisa dilewati 2 mobil meskipun bergantian, tapi ada satu pohon yang mungkin udah mati karena ga berdaun tapi berdiri kokoh, gue cuman liatin karena emang auranya beda


Kamar kosan si babe ini ada di lantai 2, jadi kamarnya punya balkon juga yang bisa buat nongkrong dan berhadapan langsung dengan pohon besar tadi, dan Babe ini karena penasaran gue kenapa liatin pohon itu akhirnya angkat bicara


"Ada ya?"
"Iya cok, anjing! sama aja kayak dikontrakan klo gini"
"ya gue juga takut ril sendirian di kontrakan ini (dia ber 5 hidup dikontrakan) mangkanya gue ajak lu"
"gue dibikin tumbal ini jadinya?"
"Hehe"


Malam itu entah kenapa emang gue rasa gue diperhatikan tapi auranya ga sekeras kakek tempo hari, mungkin karena ada pengaruhnya dengan khodam gue, gue juga ga ada pengetauan kesana, yang jelas pas gue liat itu pohon gue liat sosok Cewek berambut panjang ga beraturan dengan kuku panjang, gue bicara lirih "jangan ganggu"

Si Babe ini cerita klo biasanya pintu kamar yang mengarah kebalkon ada suara mirip kucing yang lagi ngasah kuku, dan entah kenapa kok kayak yang gue liat di pohon itu tapi untungnya hari itu ga ada kejadian aneh aneh tapi semenjak itu dan entah kenapa setiap gue ada peristiwa yang terbilang mistis pasti ada yang berubah dari diri gue, entah lebih sensitif atau apapun itu, bahkan saat ibadah gue maksimalin juga semakin nyata atau kencang


Pernah suatu hari, gue di basement bareng anak anak, dan seperti biasa ada rapat rapat kecil entah itu BEM atau organisasi organisasi kampus, dan entah darimana asalnya, gue kayak mendengar suara cewek mirip suara temen gue itu merasa kesal dengan keputusan rapat dan beberapa saat kemudian ada temen gue cewek keturunan sebut aja namanya Cindy duduk disamping gue, Cindy ini pendek banget asli, tingginya cuman 147an, tapi didukung faktor face yang byk bilang baby face dan proporsi badan yang terbilang cukup baik ditambah dengan kulit putih khas keturunan mempercantik fisikny


Gue ama Cindy ini cukup akrab, dalam artian sering sekelas, dan anaknya cukup pintar karena kuliah di 2 kampus berbeda, dia emang tipe yang gampang akrab ama org mungkin biar banyak relasi mungkin, dan karena sering satu kelompok juga, dan tau klo gue orangnya humoris mungkin itu yang bikin dia juga nyaman

"Ga usah cemberut gitu klo ditolak proposalnya hahaa"

Cindy diam ngeliat gue, matanya shock seakan ga percaya ama yang gue omongin

"Eh Ril! kok tau sih! nguping ya!" Cindy ini klo udah gemes atau apa pasti maennya cubit dan sakit haha
"Nguping dari mana, emng kedengeran apa dari sini?" Jaraknya emang agak jauh dan ga bakalan kedengeran juga karena banyak suara di basement


Cindy masih ga percaya karena anggapnya gue boong dan tanpa babibu lagi akhirnya gue tambahin

"Emang susah juga klo mau pilih satu, hahaha"

Si Cindy tiba tiba nyubit keras banget dan gue sampe ngejerit agak keras sampe disekitar gue ngelihat kearah kami

"Nyebelin lu ril ahh," muka si Cindy ditekuk karena BT
"Hahaha, ngambek an, udah cerita aja"


Sesaat sebelum Cindy membuka mulutnya, gue liat Sarah mendekat dan entah karena ada satu hal dia seperti terburu buru dan gue pun minta maaf ke Cindy untuk melanjutkan next time

Gue temenin Sarah ngejauh dari basement dan entah kenapa gue rasa beda aja ama Sarah yang gue kenal karena yang sekarang gue liat seakan ga jaim bahkan tangan gue ditarik ke arah parkiran

Karena waktu menjelang sore juga, jadi parkiran sedikit kosong dan tanpa babibu tangan gue ditarik ke sebuah gazebo dan bibirnya pun mencium gue dengan ganas...


To be continued
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd