Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    847
Yuuka


Bali, dimana banyak orang menganggap bahwa ini adalah salah satu surga dunia, sebuah pulau yang di kelilingi dengan banyak pantai dan menjadi salah satu tempat tujuan favorit untuk menghabiskan waktu

12 jam lebih perjalanan, akhirnya gue bisa menghirup udara di Bali, dengan melepas penat setelah duduk sekian lama di Bis

Waktu itu kami ber 4 sampai di Bali sekitar pukul 6 pagi, cukup melelahkan dan karena check in hotel sekitar jam 2 siang, akhirnya kami memutuskan untuk berjalan menjelajah, dan tujuan kami adalah salah satu pantai terkenal yaitu Pantai Kuta

Sebelumnya, gue memang belum pernah ke Bali dan ini adalah kali pertama, dan gue juga ga begitu research tentang apapun, jadi gue putuskan seminggu ini biarkan kaki yang melangkah

Dengan bermodalkan gps kami pun mulai melangkah, dan beberapa saat kemudian, gue menemukan banyak sesajen dan semacamnya diletakkan di banyak tempat

Bau dari sesajen yang menyengat dan jumlahnya yang banyak membuat gue sedikit kurang nyaman, bahkan gue sempat melihat di beberapa tempat seperti pepohonan di depan rumah warga, ada makhluk yang menyerupai anak kecil sedang memilih dan memilah isi sesajen dan memakannya

Mungkin bagi warga Bali hal ini lumrah terjadi, tapi bagi gue pendatang baru ini hal yang cukup mengejutkan dan akhirnya gue tau belakangan bahwa pulau Bali dengan "Gerbang ghaib" itu hanya dibatasi seperti kain tipis jadi tidak jarang orang Bali menyambut "mereka" seperti tamu dengan harapan tidak terjadi hal hal buruk di antara kedua belah pihak

Masih pagi tapi kegiatan "mereka" sudah mulai tampak, gue ga bisa bayangin nanti kalau hari sudah larut malam, well setiap daerah atau kota punya cara masing masing jadi tidak ada yang salah

Kami memutuskan ke Kuta karena hotel kami tidak jauh dari situ jadi sekalian jalan dan mampir ke sekitaran pantai

Pantai Kuta, karena waktu itu bertepatan dengan mau akhir tahun jadi banyak turis yang mengisi liburannya bersantai di Bali, meskipun pagi tapi masih banyak yang berlalu lalang disekitaran pantai, dan gue menjumpai banyak hal yang tidak gue temukan dipantai kota lain, yaitu sumur (susu di jemur) haha

Anak anak yang mungkin kaget dan belum terbiasa pun mau ga mau tertegun, dan beberapa Bule yang melihat kami pun cuma tersenyum seakan welcome bahkan beberapa ada yang merubah posisinya dari berbaring ke duduk dan memperlihatkan payudara yang ga bisa dibilang kecil juga, dan gue cuman balas senyum

Dengan culture yang sangat jauh berbeda jelas membuat kami sedikit terhenyak untuk jaga sikap, dan gue akui pulau Kuta punya banyak hal yang bisa memuaskan banyak turis baik lokal maupun internasional, dan mungkin pengalaman mistis gue bakalan bertambah disini...

Kami menghabiskan waktu sembari menunggu check in hotel, dan entah kenapa semakin lama gue disini, semakin energi gue ga bisa terkontrol, mungkin karena tempat yang pekat dan penuh dengan energi spiritual jadi badan gue belum bisa adaptasi dengan baik bahkan belum satu hari disini.

Waktu Check in tiba, berhubung karena terlampau "miskin" jadi kita putuskan untuk 1 kamar ber 4, meskipun 1 orang harus tidur di lantai tapi apa boleh buat demi menekan biaya

Gue putuskan untuk rebahan dan menenangkan diri karena butuh waktu adaptasi juga, anak anak yang paham pun ga banyak tanya karena mereka juga merasakan banyak kejanggalan meskipun ga seperti yang gue rasakan

Kami putuskan sore hari untuk pergi ke pantai Seminyak karena menurut si mamad ada cafe sunset, jadi kami putuskan kesana dengan menyewa 2 motor

Di Pantai penuh sesak dengan banyak orang baik lokal maupun interlokal, tapi kami berhasil menempati satu spot yang cukup bagus untuk melihat sunset

Setelah beberapa saat sembari menunggu sunset dan makanan kecil datang, sayup sayup gue dengar ad pertikaian kecil ga jauh dari gue, dan entah kenapa tiba tiba gue punya firasat bahwa gue harus ikut campur dan akhirnya gue ama si brian yang maju

Gue denger ada pertikaian antara seorang surfer dengan seorang guide, dan karena mulai di lihat banyak orang akhirnya gue jadi penengah

Permasalahannya sepele, si guide ama si surfer bertikai masalah harga, dan mungkin si surfer biasa mematok harga lebih tinggi daripada harga pasar dan karena targetnya juga bule jadi otomatis merasa gampang di
bohongi

Penyelesaiannya gampang, gue cuman cukup meyakinkan si surfer buat ngelepas di harga pasar dan entah kenapa si surfer luluh dan wajahnya seakan ketakutan mungkin karena gue waktu itu lost kontrol jadi ada sesuatu yang nampak di matanya dan akhirnya masalah selesai begitu aja

Si guide ini ternyata orang lokal juga jadi udah paham harga dan masalah seperti ini ga jarang terjadi, gue cuman manggut manggut aja denger si guide panjang lebar dan merasa masalah clear gue balik ke anak anak dengan perasaan yang janggal karena gue merasa ada sesuatu yang penting tapi ternyata hanya perasaan gue aja

Waktu di jam tangan gue menunjukkan pukul 6 petang, tapi belum ada tanda tanda matahari tenggelam jadi gue nikmatin waktu dengan berfoto foto ria sampai akhirnya pundak gue di tepuk ama guide tadi

"Maaf kak mengganggu waktunya" si guide dengan tinggi sekitar telinga gue mengucap dengan sedikit logat Balinya
"Iya, ada apa?"
"Ah ini mau ngucapin terima kasih, karena udah bantu tadi, kalau ga ada kakak bisa bisa tekor diongkos doang ini"
"Ga usah dipikirin mas, saya juga ga ngelakuin hal yang memberatkan kok"
"Tapi ini mas yang mau ngucapin terima kasih, ga baik katanya kalau ngebiarin"

Si guide membalikkan badannya dan gue liat ada rombongan bule cewek dengan banyak kewarganegaraan yang berbeda, dan saat gue melihat salah satu cewek, badan gue tiba tiba merinding ga beraturan, badan gue terpaku dan seakan gue melihat sesuatu yang belum pernah gue lihat sebelumnya, gue lihat ada aura berwarna ungu yang memancar dari badannya, auranya bercahaya berwarna ungu transparan yang menyelimuti sekujur badannya, dan entah kenapa energi gue seperti tertarik dan gue lihat si cewek juga tertegun dan mata kami berdua saling menatap

Sampai akhirnya si guide menepuk bahu gue dan menyadarkan gue dari hal itu, tapi seakan badannya masih memancarkan aura ungunya meskipun ga semewah tadi

"Ada apa kak?" si guide bertanya sambil melihat ke arah rombongannya
"Ah, maaf ga kenapa kenapa kok" jawab gue sedikit gelagapan, anak anak di belakang gue udah mulai rame sendiri karena mereka bisa melihat rombongan di belakang guide itu merupakan rombongan cewek yang cukup menarik total ada 5 orang bule dengan kecantikan yang memancar

"Mereka mau mengucap terima kasih karena jujur saja, saya juga sedikit khawatir karena si surfer tadi jelas bikin masalah karena mau kenalan juga kemungkinan besar jadi menghambat kami dengan banyak alasan"
"Hmm, ya udah mas sama sama"

Jujur gue juga ga menyangka aja, feel gue beneran terjadi dan meskipun gue juga ga mempermasalahkan masalah sepele tadi tapi berhubung feel gue semakin kuat apalagi melihat hal baru seperti aura, jelas gue tertarik untuk mendalami lebih lanjut

6 cewek itu memperkenalkan diri,
Alice dengan tinggi sekitar 178an, salah satu yang tertinggi di rombongan, payudaranya yang berukuran 34c membulat tercetak jelas di kaosnya, dengan kemeja yang tidak dikancing dengan benar seakan menjadi fashion itu sendiri berasal dari AS dan merupakan pimpinan rombongan, wajahnya cantik khas negara AS dengan rambut blondenya diikat kuncir kuda menunjukkan lehernya yang jenjang, dan dibawahnya mengunakan celana jins pendek sepaha ditutup dengan kain pantai khas Bali

Iris dengan tinggi sekitaran 165cm, badannya lumayan berisi lebih dari Alice, rambutnya berwarna kecoklatan dan dipotong pendek sedagu memakai kain seperti kaos yang cukup transparan sehingga menampakkan payudaranya yang berukuran 36b menantang, memakai kain yang sama namun berbeda warna, juga berasal dari negara yang sama

Qansha wajahnya yang khas daerah timur berasal dari Turki, rambutnya panjang melewati punggungnya, berwarna hitam dengan spot berwarna biru di beberapa bagian, tingginya hampir sama dengan tinggi gue mungkin kisaran 174cm, dadanya membusung dan tidak kalah besar dengan Irish, memakai fashion senada dengan Alice tapi karena payudaranya yang membusung cukup menyita perhatian ditambah kulitnya yang putih menambah kesan elegan,

Jill, tipikal wanita Asia yang berasal dari Singapura, wajahnya cantik khas keturunan, tingginya sekitar 170cm, memakai baju kasual dengan kain selendang warna warni khas Bali yang disampirkan ke lehernya yang jenjang, payudaranya kecil kisaran 34b tpi cukup membuat tertegun karena entah memang fashion mereka seperti itu atau sudah biasa

Dan yang terakhir, wanita yang menyita perhatian gue sejak awal, berasal dari Jepang, Yuuka, wajahnya cantik dengan kulit putih, matanya sayu seakan aura kalem dan coolnya mengundang untuk berinteraksi, tingginya sekitar 165cm, rambutnya lurus dengan poni khas yang menghiasi keningnya, rambutnya yang lurus sebahu lebih dengan warna coklat tua seakan mempertegas karakternya, memakai setelan berwarna krem dan tidak memamerkan asetnya seperti teman yang lain meskipun, payudaranya yang tidak kelihatan menonjol pun gue rasa tidak lebih dari 36, mungkin 34b seperti teman yang lainnya

Saat gue memperhatikan Yuuka, dia juga merasa dan kemudian tersenyum, mereka memperkenalkan diri, mahasiswi Internasional yang belajar di salah satu Universitas di Amerika, berencana liburan ke Bali untuk pertama kalinya dan pastinya butuh guide untuk berkeliling

Singkat cerita 5 gadis ini akhirnya join di tempat gue, meskipun anak anak cukup grogi karena bule bule ini cukup aktif untuk bertanya dan untungnya si guide cukup profesional untuk membantu komunikasi kami,

Entah kenapa Yuuka seakan ga tertarik untuk mengobrol tapi matanya sesekali melirik ke arah gue, auranya yang masih temaram seperti lampu senter yang akan mati tidak lama

Sunset pun datang dan kami bersenda gurau bersama, meskipun ranu, mamad dan brian ga bisa ngobrol lancar tapi mereka paham dan tidak mempermasalahkan, dan melihat Yuuka yang seakan memisahkan diri akhirnya gue samperin dan ajak ngobrol

"kenapa menyendiri?" gue duduk disampingnya dan memberikan segelas soda kearahnya
"Hanya menikmati alam" sembari meminum soda yang gue berikan
"Senang berkenalan dengan mu"

Yuuka tersenyum dan setelah menatap kearahku kini pandangannya terlempar jauh ke arah matahari terbenam

"Baru kali ini aku lihat pantai seperti ini"
"Di jepang banyak kan? aku pikir tidak kalah bagus dibanding disini"
"Tapi tidak se special disini" dia tersenyum

Entah kenapa saat gue ngobrol dengan Yuuka, ada perasaan yang belum pernah sama sekali gue rasakan sebelumnya, dinginnya angin laut yang menerpa seakan tidak bisa mengubah dan mempengaruhi apa yang gue rasakan saat itu, perasaan tenang, nyaman dan gue tau itu mungkin berasal dari Yuuka

"Kamu bisa melihat sesuatu yang ga bisa diliat orang biasa kan?" Yuuka kembali melihat ke arah gue, kini matanya seakan menilai setiap gerakan dan omongan yang keluar dari mulut gue
"Hmm... yap seperti itulah, kamu percaya dengan hal hal itu?" karena gue rada shock otomatis gue kehilangan moment untuk membuka pertanyaan lain
"Kakek ku seorang penjaga kuil, meskipun aku tidak mendalami tapi aku cukup banyak tau tentang hal hal spiritual dan aku lihat aura kamu terpancar indah dan seakan terpaut dengan ku, entahlah mungkin apa yang keluar dari mulut ku akan sedikit susah untuk dicerna" Yuuka membuka obrolan dengan sangat nyaman, perasaan tenang ini jika digambarkan akan seperti perasaan saat dikala banyak orang diluar sana merendahkan kita dan ga menganggap kita seperti layaknya yang lain dan saat kita pulang, ibu kita dengan senyum di wajahnya memeluk dan menyemangati kita dengan tangannya yang hangat menyentuh kepala dengan usapan lembut di rambut

Mata gue nanar secara ga langsung, menatap jauh ke arah matahari yang sudah mulai pamit berganti dengan cahaya rembulan, suara debur ombak memberikan kesan melody indah, sayup sayup ramai orang lain ga gue dengar lagi

"Keluarga ku percaya dengan takdir dan meskipun jika kita tidak berusaha semaksimal mungkin salah satu takdir itu akan datang menghampiri dan memberikan dorongan untuk bergerak maju, aku menampik itu semua karena sebagai orang yang terlahir dijaman dimana teknologi menjadi sebuah dasar dari kehidupan manusia, jaman dimana hal hal seperti ramalan tidak lebih dari suatu omong kosong belaka tapi kini aku percaya bahwa takdir akan membawakan kita ke suatu tempat yang tidak bisa kita kira hasilnya dan aku bersyukur bertemu dengan kamu hari ini" matanya menatap kearah gue, obrolan panjang lebar yang dia utarakan ga bisa gue tangkap dengan baik, auranya yang tadi seakan redup kini seperti api yang disiram dengan bensin menjadi lebih bercahaya, mungkin karena kondisi mentalnya yang tiba tiba menguat menjadi seperti itu

Gue ga bisa berkata banyak selain mendengar keluh kesahnya, seakan yang disamping gue ini bukan orang asing tapi orang yang dekat dan mengerti satu sama lain, perasaan tenang yang sulit untuk dilukiskan bahkan saat deru ombak yang menyapu pinggiran pantai tidak bisa menutupi degup jantung yang perlahan seperti menemukan ketenangan nyata

"Aku melihat sedikit masa lalu kamu ril, Tidak banyak orang seperti kamu, dimana banyak orang diluar sana berubah menjadi orang lain hanya untuk menjadi orang yang ingin dipandang baik ataupun lainnya, dan aku harap kamu tidak berubah mengikuti jaman, tidak berubah hanya demi memuaskan orang lain, jadilah diri kamu sendiri, janji?" Yuuka kini mengarahkan jari kelingkingnya seakan menunggu gue untuk memberikan jawaban

Gue yang sempat merenung pun secara ga sadar mengarahkan jari kelingking gue, jari kami saling terkait dan senyumnya yang terpancar kearah gue seakan membuat dunia berhenti sesaat, seakan gue rela melindungi senyum itu dan akan memberi pelajaran bagi siapapun yang berani merusak senyum itu

Entah waktu itu gue seakan ga bisa membantah satu kata pun pernyataan dari Yuuka, mungkin dari segi pengalaman dan level spiritual gue kalah telak jadi gue membiarkan Yuuka untuk melihat apapun yang ada di diri gue termasuk masa lalu yang gue rasa cukup kelam

Setelah obrolan panjang, kami akhirnya deal untuk melanjutkan malam bersama, mereka tinggal di sebuah homestay private yang cukup mewah karena ada fasilitas kolam renang juga, kami melewatkan malam dengan cukup seru, makan malam dan berkeliling disekitar

Sampai setibanya di tugu Bom Bali, meskipun disana ramai lalu lalang banyak orang tapi gue cuma bisa menyeringai kecil melihat ga hanya orang disana tapi juga banyak makhluk yang lalu lalang, bahkan gue sempat melihat ke arah Yuuka dan tampaknya dia juga menyadari kehadiran mereka tapi entah kenapa gue ga merasa itu hal aneh, ga ada perasaan merinding dan semacamnya

Semakin larut, daerah ini semakin ramai meskipun belum masuk weekend, dan kehidupan malam pun seakan menyelimuti setiap bagian kota, bau sesajen yang semakin menyeruak hidung dan membuat gue kurang nyaman akhirnya memutuskan berpamitan dengan mereka setelah bertukar kontak

Di hotel, tidak banyak hal terjadi tapi gue lihat mamad, ranu dan brian "membawa sesuatu" secara tidak sadar dan akhirnya gue suruh bersih bersih dahulu sebelum beranjak tidur

HP gue berdering dan gue lihat ada sms masuk dari Yuuka

"Aku harap besok kalian mau menemani kami jalan jalan lagi 🥺, terima kasih untuk hari ini ❤️, sangat menyenangkan!"

Gue cuman bisa senyum dan ada perasaan lega juga karena gue rasa gue bisa punya banyak pengalaman di pulau Bali ini...


To be continued....
 
Bimabet
Sorry suhu sekalian karena telat update, selain sibuk, bagian ini bikin baper ga ketulungan jadi butuh waktu buat ngetiknya, karena bagian ini menjadi salah satu bagian yang ga bisa ane lupain sampai saat ini dan menjadi salah satu dasar buat ane mengasah kemampuan ane ini

Untuk podcast kayaknya ane singkat jadi tulisan karena berhubung bahasa jawa jadi susah translatenya hahaha, dan bakalan ane kasih surprise juga, stay tune nanti malam
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd